Uploaded by User38057

BAB 5 ed4 sistim pengendalian internal

advertisement
BAB
5
PENGENDALIAN
INTERN
(INTERNAL CONTROL)
Pembahasan :
• Pengertian Pengendalian
intern
• Hubungan Pengendalian
Intern Dengan Ruang
Lingkup (Scope)
Pemeriksaan
• Bagaimana Melakukan
Pemahaman dan Evaluasi
atas Pengendalian intern
• Keterbatasan
Pengendalian Intern
Entitas
PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN
• Standar Pekerjaan Lapangan Yang Kedua
menyebutkan (IAPI, 2011: 150.1): “Pemahaman
memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat,
dan lingkup pengujian yang akan dilakukan”
• IAPI (2011: 319.2) mendefinisikan pengendalian
intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh
dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitasyang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a)
keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan
efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum
dan peraturan yang berlaku
Pengendalian intern terdiri dari lima komponen
yang saling terkait berikut ini :
- Lingkungan Pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,
mempengaruhi
kesadaran
pengendalian
orang-orangnya.
Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua
komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin
dan
struktur.
- Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis
terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya,
membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko
harus dikelola.
- Aktivitas Pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang
membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
-
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian,
penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan
waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab
mereka.
- Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja
pengendalian intern sepanjang waktu.
Konrath (2002: 205), mengutip AICPA Professional
Standards, mendefinisikan internal control sebagai
berikut:
The process effected by an entity’s board of directors,
management, and other personnel designed to provide
reasonable assurance regarding the achievement of objectives in
the following categories :
• Operations Controls – relating to the effective and efficient use
of the entity’s resources ;
• Financial reporting controls – relating to the preparation of
reliable published financial statements ; and
• Compliance Controls – relating to the entity’s compliance with
applicable laws and regulations
AICPA Professional Standards, seperti yang
dikutip oleh Konrath (2002 ; 205, 206)
mengidentifikasikan lima komponen internal
control yaitu : control environment, risk
assessment, information and communication,
control activities and monitoring.
Komponen pertama, control environment,
merupakan pondasi dari keempat komponen
lainnya seperti yang digambarkan berikut ini:
6
FIGURE 5.1.
Komponen Internal Control
Monitoring
(ongoing)
RISK ASSESSMENT
CONTROL
ACTIVITIES
INFORMATION AND
COMMUNICATION
CONTROL ENVIRONMENT
(foundation)
Sumber : Konrath (2002: 207)
Infrastructure
HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN
RUANG LINGKUP (SCOPE) PEMERIKSAAN
Jika pengendalian intern suatu satuan usaha lemah,
maka
kemungkinan
terjadinya
kesalahan,
ketidakakuratan
ataupun
kecurangan
dalam
perusahaan sangat besar. Bagi akuntan publik, hal
tersebut menimbulkan risiko yang besar, dalam arti
risiko untuk memberikan opini tidak sesuai dengan
kenyataan, jika auditor kurang hati-hati dalam
melakukan pemeriksaan dan tidak cukup banyak
mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung pendapat
yang diberikannya.
BAGAIMANA MELAKUKAN PEMAHAMAN DAN
EVALUASI ATAS PENGENDALIAN INTERN
Pemahaman dan evaluasi atas pengendalian intern
merupakan bagian yang sangat penting dalam
proses pemeriksaan oleh akuntan publik. Karena baik
buruknya pengendalian intern akan memberikan
pengaruh yang besar terhadap :
1. keamanan harta perusahaan
2. dapat dipercayai atau tidaknya laporan keuangan perusahaan
3. lama atau cepatnya proses pemeriksaan akuntan
4. tinggi rendahnya audit fee
5. Jenis opini yang akan diberikan akuntan publik
Gambaran mengenai cara melakukan
pemahaman dan evaluasi pengendalian
intern bisa dilihat di exhibit 5-1.
Ada tiga cara yang bisa digunakan akuntan publik, yaitu:
1. Internal Control Questionnaires
2. Flow Chart
3. Narrative
Internal Control Questionnaires
Cara ini banyak digunakan oleh Kantor Akuntan Publik
(KAP), karena dianggap lebih sederhana dan praktis.
Biasanya KAP sudah memiliki satu set ICQ yang standar,
yang bisa digunakan untuk memahami dan mengevaluasi
pengendalian intern diberbagai jenis perusahaan.
Pertanyaan-pertanyaan dalam ICQ diminta untuk dijawab
Ya (Y), Tidak (T), atau Tidak Relevan (TR). Jika
pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah disusun dengan
baik, maka jawaban “Ya” akan menunjukkan ciri internal
control yang baik, “Tidak” akan menunjukkan ciri internal
control yang lemah, “Tidak Relevan” berarti pertanyaan
tersebut tidak relevan untuk perusahaan tersebut.
Flow Chart (bagan Arus)
Flow Chart menggambarkan arus dokumen dalam
sistim dan prosedur di suatu unit usaha,
misalnya dalam flow chart untuk sistim dan
prosedur pembelian, utang dan pengeluaran
kas, digambarkan arus dokumen mulai dari
permintaan pembelian (puchase requisition),
order pembelian (purchase order) sampai
dengan pelunasan utang yang berasal dari
pembelian tersebut.
12
• Untuk auditor yang terlatih baik, penggunaan
flow chart lebih disukai, karena auditor bisa
lebih cepat melihat apa saja kelemahankelemahan dan kebaikan-kebaikan dari
suatu sistim dan prosedur.
• Untuk penugasan tahun-tahun berikutnya,
auditor
harus
selalu
memutakhirkan
(mengupdate) flow chart tersebut untuk
mengetahui apakah terdapat perubahanperubahan dalam sistim dan prosedur
perusahaan.
13
Narrative
• Dalam hal ini auditor menceritakan dalam
bentuk memo, sistim dan prosedur akuntansi
yang berlaku di perusahaan, misalnya
prosedur pengeluaran kas. Cara ini biasa
digunakan
untuk
klien
kecil
yang
pembukuannya sederhana.
14
KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN
ENTITAS
Terlepas dari bagaimana bagusnya desain dan operasinya,
pengendalian intern hanya dapat memberikan keyakinan
memadai bagi manajemen dan dewan komisaris berkaitan
dengan pencapaian tujuan pengendalian intern entitas.
Disamping itu pengendalian dapat tidak efektif karena adanya
kolusi di antara dua orang atau lebih atau manajemen
mengesampingkan pengendalian intern.
Faktor lain yang membatasi pengendalian intern adalah biaya
pengendalian intern entitas tidak boleh melebihi manfaat yang
diharapkan dari pengendalian tersebut.
15
EXHIBIT 4-1
CARA MELAKUKAN PEMAHAMAN DAN EVALUASI ATAS PENGENDALIAN INTERN
DAPATKAN GAMBARAN MENGENAI IC YANG ADA DI
PERUSAHAAN (SECARA TEORITIS)
LAKUKAN COMPLIANCE TEST (TEST OF RECORDED
TRANSACTIONS)
1. Pelajari Accounting & Operation Manual
2. Pelajari Bagan Organisasi & Job Description
3. Lakukan Tanya Jawab dengan petugas klien
Untuk membuktikan:
1.Apakah Internal Control yang ada betul seperti
yang digambarkan dalam A, B dan C
2.Sistim & Prosedur yang digambarkan dalam A, B
atau C betul-betul diterapkan perusahaan.
DOKUMENTASIKAN DALAM BENTUK :
A. INTERNAL CONTROLQUESTIONNAIRES
B. FLOW CHART
C. NARRATIVE (MEMO)
LAKUKAN WALK THROUGH:
Ambil 2 atau 3 dokumen, periksa apakah
pemrosesannya sesuai dengan yang dijelaskan
dalam A, B dan C. jika diperlukan sesuaikan A, B
dan C
Buat Kesimpulan Sementara (Preliminary Evaluation)
terhadap Internal Control klien:
- Baik (Excellent, Good)
- Sedang (Fair)
- Lemah (Weak, Bad)
Jika kesimpulan sementara menyatakan Internal
Control lemah, langsung lakukan Substantive Test
yang diperluas. Jika I/C baik atau sedang,
buktikan dengan melakukan Compliance Test.
TEST DILAKUKAN TERHADAP:
1.Transaksi Penjualan, Piutang dan Penerimaan Kas
2.Transaksi Pembelian, Utang dan Pengeluaran Kas
3.Pembayaran Gaji (Payroll Test)
4.Journal Voucher
Sebelumnya perlu ditentukan Cara Pemilihan
Sample:
a. Judgement / Random Sampling
b. Block Sampling
c. Statistical Sampling
16
BUAT KESIMPULAN AKHIR (FINAL
EVALUATION) TERHADAP INTERNAL
CONTROL KLIEN
Jika Internal Control Baik, Scope
Pemeriksaan (Substantive Test) bisa
dipersempit
Jika Internal Control Lemah, Scope
Pemeriksaan (Substantive Test) harus
diperluas
LAKUKAN SUBSTATIVE TEST (PEMERIKSAAN
ATAS KEWAJARAN SALDO POS-POS LAPORAN
POSISI KEUANGAN DAN LABA RUGI
KOMPARATIF)
Tarik kesimpulan mengenai Kewajaran PosPos Laporan Posisi Keuangan dan Laba Rugi
Komparatif
Buat :
1.Daftar Audit Adjustment
2.(Draft) Audit Report
3.Management Letter
Minta :
Client Representation Letter
17
Menurut PSA No.26:
“Sampling audit adalah
penerapan prosedur audit
terhadap unsur-unsur suatu saldo
akun atau kelompok transaksi
yang kurang dari seratus persen
dengan tujuan untuk menilai
beberapa karakteristik saldo akun
atau kelompok transaksi
tersebut.”
“Ada dua pendekatan umum dalam sampling
audit : nonstatistik dan statistik. Kedua
pendekatan tersebut mengharuskan auditor
menggunakan pertimbangan profesionalnya
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
sample, serta dalam menghubungkan bukti audit
yang dihasilkan dari sample dengan bukti audit
lain dalam penarikan kesimpulan atas saldo
akun kelompok transaksi yang berkaitan”.
“Kedua pendekatan sampling audit diatas, jika
diterapkan dengan semestinya, dapat
menghasilkan bukti audit yang cukup”.
Metode sampling apapun yang digunakan, auditor
dianjurkan untuk terlebih dahulu menyusun “sampling
plan”. Beberapa cara pemilihan sampling yang sering
digunakan adalah:
a. Random/Judgement Sampling
Pemilihan sample dilakukan secara random dengan
menggunakan judgement si akuntan publik.
Salah satu cara, misalnya: dalam melakukan test transaksi atas
pengeluaran kas auditor menentukan bahwa semua
pengeluaran kas yang lebih besar atau sama dengan
Rp.5.000.000,- harus di vouching, ditambah dua setiap bulan
yang berjumlah dibawah Rp. 5.000.000,-.
Cara lainnya auditor bisa menggunakan random sampling table
dalam memilih sample. Pemilihan sample bisa juga dilakukan
dengan menggunakan computer.
b.Block Sampling
Dalam hal ini auditor memilih transaksi dibulan-bulan
tertentu sebagai sample, misalnya bulan Januari, Juni
dan Desember.
Keberhasilan kedua cara di atas walaupun paling
mudah, tetapi sangat tergantung pada judgement si
auditor, semakin banyak pengalaman auditor,
semakin baik hasilnya, dalam arti sample yang dipilih
betul-betul representative. Tetapi jika auditor kurang
pengalaman, sample yang dipilih akan kurang
representative.
Dalam hal ini auditor memilih transaksi dibulan-bulan
tertentu sebagai sample, misalnya bulan Januari, Juni
dan Desember.
Keberhasilan kedua cara di atas walaupun paling
mudah, tetapi sangat tergantung pada judgement si
auditor, semakin banyak pengalaman auditor,
semakin baik hasilnya, dalam arti sample yang dipilih
betul-betul representative. Tetapi jika auditor kurang
pengalaman, sample yang dipilih akan kurang
representative.
c. Statistical Sampling
Pemilihan sample dilakukan secara ilmiah,
sehingga walaupun lebih sulit namun sample
yang terpilih betul-betul representative. Karena
memakan waktu yang lebih banyak, statistical
sampling lebih banyak digunakan dalam audit di
perusahaan yang sangat besar dan mempunyai
internal control yang cukup baik.
Reliabilitas dari Bukti Audit
RELIABILITAS TERTINGGI
RELIABILITAS TERENDAH
Physical Evidence
Confirmation
Evidence
Mathematical
Evidence
Analytical
Evidence
Internal Documents
Under Conditions of
Strong Internal Control
Internal Documents
Under Conditions of
Weak Internal Control
Hearsay
Sumber: Konrath, (2002: 126)
Evidence
Download