Uploaded by Refsha Satya

MAKALAH UPAYA BANGSA DALAM MENYEMPURNAKAN KONSTITUSI INDONESIA

advertisement
MAKALAH UPAYA BANGSA DALAM MENYEMPURNAKAN
KONSTITUSI INDONESIA
MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Dosen Pembimbing: Dr. Hudaidah M.Pd.
Disusun Oleh:
M. Refsha Satya (09020581822007)
Rical Orlanda (09020581822045)
KOMPUTERISASI AKUNTANSI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Pertama dan yang utama, kami panjatkan puji syukur atas Rahmat dan Ridho Allah SWT, karena
tanpa Rahmat dan Ridho-Nya, kami tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan rampung tepat pada waktu yang ditentukan.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dr. Hudaidah M.Pd. dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu
dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini kami
menjelaskan tentang individu dan masyarakat.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Sebagai
manusia biasa, kami terbuka dari saran dan kritikan teman-teman maupun dosen. Demi
tercapainya makalah yang sempurna di masa mendatang.
Palembang, 6 September 2019
Penyusun
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Konstitusi ..................................................................................................... 2
2.2 Faktor Penyebab Terjadinya Penyempurnaan Konstitusi ......................................... 4
2.3 Urgensi Konstitusi
Bagi Keberlangsungan Hidup Bangsa .......................................................................... 4
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 11
3.2 Saran ................................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebenarnya. konstitusi (constitution) berbeda dengan Undang-Undang
Dasar (Grundgezets), dikarenakan suatu kekhilafan dalam pandangan orang mengenai
konstitusi pada negara-negara modern sehingga pengertian konstitusi itu kemudian
disamakan dengan Undang-Undang Dasar. Kekhilafan ini disebabkan oleh pengaruh faham
kodifikasi yang menghendaki agar semua peraturan hukum ditulis, demi mencapai kesatuan
hukum, kesederhanaan hukum dan kepastian hukum. Begitu besar pengaruh faham
kodifikasi, sehingga setiap peraturan hukum karena penting itu harus ditulis, dan konstitusi
yang ditulis itu adalah Undang-Undang Dasar.
Hampir semua negara di dunia memiliki konstitusi tertulis atau Undang-Undang Dasar
(UUD) yang pada umumnya mengatur mengenai pembentukan, pembagian wewenang dan
cara bekerja berbagai lembaga kenegaraan serta perlindungan hak azasi manusia.
Negara yang dikategorikan sebagai negara yang tidak memiliki konstitusi tertulis adalah
Inggris dan Kanada. Di kedua negara ini, aturan dasar terhadap semua lembaga-lembaga
kenegaraan dan semua hak asasi manusia terdapat pada adat kebiasaan dan juga tersebar di
berbagai dokumen, baik dokumen yang relatif baru maupun yang sudah sangat tua seperti
Magna Charta yang berasal dari tahun 1215 yang memuat jaminan hak-hak azasi manusia
rakyat Inggris. Karena ketentuan mengenai kenegaraan itu tersebar dalam berbagai dokumen
atau hanya hidup dalam adat kebiasaan masyarakat itulah maka Inggris masuk dalam
kategori negara yang memiliki konstitusi tidak tertulis.
Pada hampir semua konstitusi tertulis diatur mengenai pembagian kekuasaan berdasarkan
jenis-jenis kekuasaan, dan kemudian berdasarkan jenis kekuasaan itu dibentuklah lembagalembaga negara. Dengan demikian, jenis kekuasaan itu perlu ditentukan terlebih dahulu, baru
kemudian dibentuk lembaga negara yang bertanggung jawab untuk melaksanakan jenis
kekuasaan tertentu itu.
1.2 Rumusan Masalah
1. Menelusuri Konsep dan Latar Belakang Upaya Bangsa Dalam Menyempurnakan Konstitusi
Indonesia.
2. Mengetahui Urgensi Terjadinya Penyempurnaan Konstitusi Indonesia.
3. Membangun Argumen tentang Penyempurnaan Konstitusi Indonesia.
4. Mendeskripsikan Penyempurnaan Konstitusi Indonesia.
1.2 Tujuan
1. Untuk memenuhi nilai mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
2.
Memberikan gambaran kepada pembaca, khususnya Mahasiswa dan Mahasiswi tentang
Upaya Bangsa Dalam Penyempurnaan Konstitusi Sebagai Salah Satu Parameter Persatuan
dan Kesatuan Bangsa.
3. Melatih mahasiswa dan mahasiswi menulis makalah untuk beberapa mata kuliah yang
selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konstitusi dan Amandemen
2.1.1 Pengertian Konstitusi
Konstitusi (bahasa Latin: constituante) atau Undang-undang Dasar atau disingkat
UUD dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada
pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini
tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip
yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. Dalam kasus bentukan negara,
konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum. Istilah ini
merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip
dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur,
prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya.
Pengertian konstitusi menurut para ahli:
1. K. C. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraaan suatu negara
yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk mengatur /memerintah dalam
pemerintahan suatu negara.
2. Herman Heller, konstitusi mempunyai arti luas daripada UUD. Konstitusi tidak
hanya bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan politis.
3. Lasalle, konstitusi adalah hubungan antara kekuasaan yang terdapat di dalam
masyarakat seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata di dalam
masyarakat, misalnya kepala negara angkatan perang, partai politik, dsb.
4. L.J Van Apeldoorn, konstitusi memuat baik peraturan tertulis maupun peraturan
tak tertulis.
5. Koernimanto Soetopawiro, istilah konstitusi berasal dari bahasa latin cisme yang
berarti "bersama dengan" dan statute yang berarti "membuat sesuatu agar berdiri".
Jadi konstitusi berarti menetapkan secara bersama.
6. Carl schmitt membagi konstitusi dalam 4 pengertian yaitu:
Konstitusi dalam arti absolut mempunyai 4 sub pengertian yaitu;
1. Konstitusi sebagai kesatuan organisasi yang mencakup hukum dan semua organisasi yang
ada di dalam negara.
2. Konstitusi sebagai bentuk negara.
3. Konstitusi sebagai faktor integrasi.
4. Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma hukum yang tertinggi di dalam negara.
Konstitusi dalam arti relatif dibagi menjadi 2 pengertian yaitu konstitusi sebagai tuntutan
dari golongan borjuis agar haknya dapat dijamin oleh penguasa dan konstitusi sebagai sebuah
konstitusi dalam arti formil (konstitusi dapat berupa tertulis) dan konstitusi dalam arti
materiil (konstitusi yang dilihat dari segi isinya).
konstitusi dalam arti positif adalah sebagai sebuah keputusan politik yang tertinggi
sehingga mampu mengubah tatanan kehidupan kenegaraan.
Konstitusi dalam arti ideal yaitu konstitusi yang memuat adanya jaminan atas hak asasi
serta perlindungannya.
2.1.2 Pengertian Amandemen
Suatu proses penyempurnaan terhadap suatu Undang- undang tanpa melakukan
perubahan terhadap UUD atau bisa dikatakan hanya melengkapi dan juga
memperbaiki beberapa rincian dari UUD yang asli. Berdasarkan Hukum Tata Negara
pengertian amandemen ini merupakan hak yang dimiliki oleh legislatif untuk
melakukan dan memberikan suatu usulan terhadap perubahan dalam rancangan
Undang- Undang yang telah diajukan oleh pemerintah, dalam hal ini yang dikatakan
pemerintah adalah pihak eksekutif.
Amandemen berasal dari Bahasa Inggris yang terdiri dari to amend atau juga
sering dikenal dengan to make better, jika kita artikan dalam Bahasa Indonesia artinya
adalah suatu hal yang dilakukan untuk melakukan perubahan atau penambahan
terhadap suatu peraturan, dalam hal ini Undang- Undang Dasar. Dalam melakukan
amandemen, maka dilakukan beberapa hal seperti menambah beberapa ketentuan atau
juga pasal. Merevisi atau memperbaiki pasal- pasal yang belum sempurna atau belum
rinci serta mengurangi beberapa pasal yang dianggap tidak perlu dalam suatu rumusan
naskah UUD tersebut. Amandemen dilakukan dengan beberapa tahapan dan juga
prosedur. Hal- hal yang ingin ditambahkan, dikurangi atau juga direvisi terlebih
dahulu dibuatkan dalam bentuk naskah perubahan yang biasanya akan dilampirkan
pada naskah UUD yang sudah ada sebelumnya.
2.2 Faktor Penyebab Terjadinya Penyempurnaan Konstitusi Indonesia
Amandemen Undang-undang Dasar 1945 menghasilkan perubahan besar dari semula
hanya berjumlah 37 pasal menjadi terurai hingga 180 uraian. Padahal semula, amandemen
dilakukan hanya dengan satu tujuan, yaitu mengubah pasal terkait masa jabatan presiden. Dari
semula pada masa jabatan tak terbatas pada zaman Orde Baru menjadi hanya dua kali periode
kepemimpinan setelah Reformasi. Wakil Presiden Jusuf Kalla memaparkan, terdapat empat
faktor yang menyebabkan terjadi perubahan besar dalam amandemen, yakni euforia reformasi,
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR), Undang-undang yang sudah terbit, dan
proses studi banding.
1. Karena suasana kemarahan negeri yang krisis lalu menganggap disebabkan sistemnya.
Jadi inginnya dirombak semua,”katanya dalam pidato Simposium Kebangsaan: Refleksi
Nasional Praktek Konstitusi dan Ketatanegaraan Pasca Reformasi di Gedung DPR,
Senayan, Senin(7/12/2015).
2. TAP MPR menyatakan keharusan adanya otonomi daerah dan pemilihan pemimpin
secara langsung. Hal itu juga menciptakan banyak perubahan. Selain itu, amandemen
UUD justru dilakukan dengan mengadaptasi UU atau peraturan turunannya yang sudah
ada.
“Contohnya, otonomi sudah dilakukan berdasarkan UU No.22/1999, sedangkan
amandemen tentang pasal otonomi baru tahun 2000. Malah UU duluan baru amandemen
UUD,”jelasnya.
2.3 Bagan Konstitusi
2.4 Urgensi Konstitusi Bagi Keberlangsungan Kehidupan Bangsa
Konstitusi adalah seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan tentang
bagaimana pemerintah diatur dan dijalankan. Oleh karena aturan atau hukum yang terdapat
dalam konstitusi itu mengatur hal-hal yang amat mendasar dari suatu negara, maka
konstitusi dikatakan pula sebagai hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam
penyelenggaraan suatu negara.
1. Konstitusi berfungsi sebagai landasan kontitusionalisme. Landasan
konstitusionalisme adalah landasan berdasarkan konstitusi, baik konstitusi dalam arti
luas maupun konstitusi dalam arti sempit. Konstitusi dalam arti luas meliputi
undang-undang dasar, undang-undang organik, peraturan perundang-undangan lain,
dan konvensi. Konstitusi dalam arti sempit berupa Undang-Undang Dasar(Astim
Riyanto, 2009).
2. Konstitusi berfungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa,
sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan
demikian, diharapkan hak-hak warganegara akan lebih terlindungi. Gagasan ini
dinamakan konstitusionalisme, yang oleh Carl Joachim Friedrich dijelaskan sebagai
gagasan bahwa pemerintah merupakan suatu kumpulan kegiatan yang
diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, tetapi yang dikenakan beberapa
pembatasan yang diharapkan akan menjamin bahwa kekuasaan yang diperlukan untu
pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk
memerintah (Thaib dan Hamidi, 1999).
3. Konstitusi berfungsi:
a. membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam menjalankan
kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya;
b. memberi suatu rangka dasar hukum bagi perubahan masyarakat yang
dicitacitakan tahap berikutnya;
c. dijadikan landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem
ketatanegaraantertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya;
d.
menjamin hak-hak asasi warga negara
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Konstitusi adalah sistem ketatanegaraan yang berupa peraturan tertulis maupun tidak
tertulis yang ditetapkan bersama untuk mengatur pemerintahan suatu negara.
2. Hakikat dan fungsi konstitusi adalah adannya pembatasan kekuasaan pemerintah sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak sewenang-wenang. Dengan demikian, hak-hak warga
negara diharapkan terlindungi.
3. UUD 1945 disahkan oleh PPKI sebagai konstitusi negara Indonesia pada tanggal 18
Agustus 1945.
4. Dalam pelaksanaannya, UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia telah mengalami
perubahan menjadi konstitusi RIS ( 27 Desember 1945- 17 Agustus 1950), kemudian
berubah menjadi UUDS 1950 ( 17 Agustus 1950- 5 Juli 1959), hingga akhirnya menjadi
UUD 1945 lagi tetapi dengan amandemen pada tahun 1999, 2000, 2001 dan 2002.
5. Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan karena adanya tuntutan perubahan UUD 1945
yang kuat dari masyarakat. Masyarakat merasa bahwa muatan UUD 1945 waktu itu banyak
yang tidak sesuai.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Konstitusi
https://mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11776
https://secondbox.wordpress.com/tag/konsep-dasar-konstitusi/
https://kabar24.bisnis.com/read/20151207/15/499297/ini-4-faktor-pemicu-amandemen-uud1945-versi-jk
https://asefts63.wordpress.com/materi-pelajaran/pkn-kls-8/konstitusi-yang-pernahdigunakan-di-indonesia/
Download
Study collections