Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat Angka Kematian Ibu (AKI) tertinggi di ASEAN dan di Indonesia risiko kematian ibu karena melahirkan adalah 1 dari 65, angka tersebut tergolong tinggi apabila dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Hal inilah yang menjadikan kesehatan ibu dan janin sebagai prioritas di bidang kesehatan yang harus dicegah (Kementrian Kesehatan RI, 2014). Kementrian Kesehatan RI. Infodatin Data and Information Center Ministry of Health Republic of Indonesia (Mother’s day). (2014). Faktor langsung dan tidak langsung merupakan dua faktor yang menyebabkan kematian ibu (Aprilisa, 2017). Aprilisa, S. Yulifa, R. S. Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir di Bidan Praktek Swasta Kertosuko Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo. 2, 403–413 (2017). Pendarahan merupakan faktor langsung yang sering menjadi penyebab kematian pada ibu hamil. Faktor kematian obsetrik juga dapat meningkatkan prevalensi angka kematian ibu. Salah satu faktor tidak langsung yang dapat memperparah terjadinya peningkatan angka kematian ibu adalah anemia pada kehamilan (WHO, 2014). WHO. Global Nutrition Targets 2025 Policy Brief Series. WHO Int (2014). doi:10.2165/00024677-200302060-00002 Anemia adalah keadaan massa eritrosit dan/atau massa hemoglobin yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh atau dapat juga disimpulkan sebagai penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, atau hitung eritrosit di bawah normal. (WHO, 2008). World Health Organization. Worldwide prevalence of anaemia 1993 – 2005: Geneva: WHO Global Database on Anaemia; 2008. Anemia pada Kehamilan adalah anemia yang ditandai dengan kadar hemoglobin < 11,0 g/dl atau < 10,5 g/dl pada trimester kedua. Anemia pada kehamilan dibagi menjadi 3 oleh WHO yaitu anemia ringan (hemoglobin 10,0-10,9 g/dl), anemia sedang (hemoglobin 7,0 – 9,9 g/dl), dan anemia berat (hemoglobin < 7,0 g/dl). Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kejadian anemia adalah primigravida (hamil pertama kali), multigravida (kehamilan lebih dari sekali), umur ibu di bawah 20 dan diatas 35 tahun (Gwarzo, 2013). Gwarzo MY, Ugwa EA. The pattern of anaemia in northern Nigerian pregnant women.Journal of Medicine and Medical Science. 2013, 4(8); 319-323. Anemia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Penyebab utama anemia pada kehamilan adalah defisiensi besi, kemudian diikuti oleh defisiensi folat. Diperkirakan sebanyak 50% anemia merupakan anemia defisiensi besi (Kalaivani K, 2009). Kalaivani K. Prevalence and consequences of anemia in pregnancy. Indian J Med Res. 2009; Nov;130: 627-33. Anemia pada kehamilan memberikan dampak buruk terhadap ibu dan janin. Perempuan hamil dengan anemia akan mengalami peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas, terutama meningkatnya angka kematian jika terjadi hemoragia postpartum, sedangkan dampaknya pada janin akan meningkatkan risiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan nilai Apgar yang rendah (Sarwono, 2009). Sarwono P. Ilmu kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: PT Bina Pustaka; 2009.hlm.183-4. World Health Organization (WHO) memerkirakan sebanyak 1,62 milyar penduduk dunia mengalami anemia dan 56,4 juta dari penderita anemia tersebut merupakan perempuan hamil. Menurut WHO (2008), secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41, 8 %. Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia sebesar 48,2 %, Afrika 57,1 %, Amerika 24,1 %, dan Eropa 25,1 % (WHO, 2008). World Health Organization. Worldwide prevalence of anaemia 1993 – 2005: Geneva: WHO Global Database on Anaemia; 2008. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37, 1 %. Pemberian tablet Fe di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85 %. Presentase ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang sebesar 83,3 %. Meskipun pemerintah sudah melakukan program penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian anemia masih tinggi (Kementerian Kesehatan RI, 2013). (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI Ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet Fe akan berisiko menimbulkan anemia saat kehamilan. Selain kepatuhan dalam mengonsumsi tablet Fe, anemia pada kehamilan juga dipengaruhi oleh keteraturan kunjungan pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC). Pemeriksaan ANC yang teratur juga menjadi salah satu faktor turunnya AKI. Pada dasarnya pelayanan ANC dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil dan untuk memantau status kesehatan ibu selama kehamilan. Pemberian tablet Fe merupakan salah satu jenis pelayanan dari serangkaian ANC terpadu. Tablet Fe didapatkan ibu hamil saat kegiatan ANC (Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar, 2007). Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar. in Pedoman Pelayanan Antenatal 1 of 98 (2007). Cakupan kunjungan ibu hamil yang melakukan minimal satu kali ANC pada trisemester I (K1 murni). Pada tahun 2015, cakupan ANC K1 di Indonesia sebesar 95,75%, namun Propinsi Papua merupakan 3 (tiga) propinsi terendah cakupan ANC K1 yaitu: Maluku sebesar 55,93%, Papua sebesar 56,02% dan Papua Barat sebesar 58,70% (Kemenkes RI 2016). Kementrian Kesehatan RI. Situasi Gizi Di Indonesia. INFODATIN, Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI 2016;(bab 1): 3 Berdasarkan laporan rutin kesehatan ibu dan anak puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Jayapura pada tahun 2015 angka cakupan Antenatal Care (K1 murni) sebesar 51,49% pada trimester 1 dan angka cakupan Antenatal Care yang terlambat pada trimester 1 (K1 kontak) sebesar 36,49%. Rendahnya cakupan ANC K1 murni menyebabkan target SPM antenatal meningkat (Dinkes Kota Jayapura, 2016). Dinas Kesehatan Kota Jayapura. 2016. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Kota Jayapura Tahun 2016. Berdasarkan data peningkatan kejadian anemia, dampak yang dapat timbul dari kejadian anemia serta beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Gambaran Peserta Antenatal Care dengan Anemia di Puskesmas Koya Barat Muara Tami pada Periode 5 Agustus – 7 Oktober 2019.