Uploaded by Chusnul Khotimah

Bab I..orln

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bunga cengkeh mengandung minyak atsiri yang disebut minyak cengkeh
sekitar 17% berat. Komponen terbesar (70 – 90%) minyak cengkeh ialah eugenol atau
3-(4-hidroksi-3-metoksifenil) propena. Bunga dan daun cengkeh dimanfaatkan untuk
meningkatkan nilai jual yang tinggi pada minyak cengkeh yaitu dengan melakukan
penjernihan minyak cengkeh.
Minyak daun cengkeh merupakan salah satu komoditi ekspor Indonesia dan
memegang peranan penting dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat produsen
minyak daun cengkeh. Minyak cengkeh mengadung beberapa komponen, tetapi yang
paling penting adalah eugenol. Eugenol inilah yang memberikan aroma khas yang
banyak dibutuhkan oleh berbagai industry antara lain industri kosmetika, farmasi dan
pestisida nabati (Kardinan,2005).
Kualitas eugenol dapat menentukan harga dari minyak cengkeh. Semakin
bagus euggenol semakin mahal harga miinyak cengkeh untuk
itu
dilakukan
pemurnian (melalui proses adsorpsi) sehingga diperoleh eugenol yang jernih. Dari
beberapa hasil pemurnian menunjukkan bahwa minyak dapat dimurnikan dengan
metode adsorpsi. Menurut Sastrohamidjojo (2002), dalam Perwitasari, dkk (2013),
Pemurnian eugenol minyak daun cengkeh dengan proses adsorpsi menggunakan
Silika gel yang bertujuan agar peningkatan konsentrasi Silika gel pada proses
adsorpsi minyak daun cengkeh dapat mencapai kejernihan dan kecerahan minyak
yang tinggi sehingga warna pada minyak tersebut yang awalnya hitam menjadi
kekuningan karena adanya aktivasi dari Silika gel.
Eugenol memiliki banyak manfaat diantaranya Aktivitas eugenol sebagai
antimikroba dan antiseptik banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku obat kumur
(mouthwash), pasta gigi, toilet water, cairan antiseptik, tisue antiseptik dan spray
antiseptik, bahan baku obat gosok balsam, bahan baku obat sakit gigi, cologne, dan
produk aroma terapi (Towah, 2012).
Isolasi Eugenol dilakukan dengan proses ekstraksi menggunakan NaOH dan
menghasilkan kadar eugenol sebesar 82,6% (Sri Suhenry, 2001). Selain itu, telah
dilakukan pengambilan dengan cara ekstraksi minyak daun cengkeh menggunakan
NaOH berlebih dan dilanjutkan proses pengasaman dengan larutan HCl pekat dan
mencapai kadar eugenol sekitar 86% ( Sediawan, 2003 ). Berdasarkan penelitian
Haryati (2013), pemurnian dilakukan dengan cara ekstraksi menggunakan larutan
basa kuat (NaOH) yang akan mengubah fenol menjadi garamnya, sedangkan larutan
asam kuat mengubah Na-eugenol menjadi eugenol kembali. Perlakuan terbaik didapat
pada jenis asam HNO3 1,8 N dengan hasil rendemen 81,30% dengan kadar
kemurnian meningkat dari 79,10% menjadi 95,10%.
Berdasarkan Penelitian yang disebutkan, maka perlu dilakukan isolasi eugenol
dari minyak cengkeh karena penggunaannya yang luas dan memiliki sifat
farmakologi seperti anti mikroba,anti jamur,insektisida.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaiman cara isolasi eugenol dari minyak cengkeh?
2. Bagaimana hasil uji sifat fisika dan sifat kimia dari eugenol?
3. Bagaimana hasil analisis eugenol menggunakkan Spektrometer UV-VIS?
1.3
Tujuan Penelitian
1
Untuk mengetahui cara isolasi eugenol dari minyak cengkeh.
2. Untuk mengetahui hasil uji sifat fisika dan sifat kimia dari eugenol.
3. Untuk mengtahui hasil analisis eugenol menggunakkan Spektrometer UVVIS.
1.4
Batasan Masalah
1.
Metode isolasi eugenol menggunakkan ekstraksi cair-cair dengan cara
asam-basa.
2.
Larutan asam dan basa yang digunakkan adalah NaOH dan HCl 25%
3.
Identifikasi eugenol menggunakkan Spektrofotometer UV-Vis
1.5
Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pemisahan
atau isolasi senyawa eugenol yang terkandung dalam minyak cengkeh dengan
menggunakkan metode ekstraksi cair-cair (asam-basa), sehingga dapat diperoleh
metode pemisahan yang efisien.
Download