Uploaded by User29459

makalah kwu kel 7

advertisement
MAKALAH KEWIRAUSAHAAN
“SISTEM BISNIS PLAN DAN PRAKTIK BISNIS”
Oleh :
Kelompok 7
17 BKT 13
Ratifa Rizana Putri
Rini Astuti
Yafi Dwi Septiani
Yulidia Mona
Dosen Pengampu : Drs. Yunisrul, M.Pd
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lai berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi teratasi
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari dosen pembimbing demi
perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Universitas Negeri Padang.
Bukittinggi, 24 Februari 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................
A.
.
Latar Belakang .................................................................................................
B. Rumusan Masalah ............................................................................................
C. Tujuan Penulisan ..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................
A. Sistem Bisnis Plan ............................................................................................
B. Praktik Bisnis ...................................................................................................
BAB III PENUTUP ...............................................................................................
A. Kesiimpulan .....................................................................................................
B.
Saran ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membuka usaha baru tidak mungkin tanpa ada rencana sebelumnya. Rencana harus
ada betapapun sederhananya secara tertulis. Namun, wirausaha baru di negara kita banyak
yang tidak mau ataupun mungkin tidak mampu atau segan menulis rencana tertulis
tersebut karena berbagai alasan. Perencanaan yang tidak tertulis pasti sudah ada rekayasa
dalam pikiran, yaitu suatu rekayasa secara sederhana tentang jawaban dari berbagai
pertanyaan antara lain, usaha apa yang akan dibuka, mengapa memilih usaha tersebut,
dimana lokasinya, siapa konsumennya, darimana sumber modalnya, dan sebagainya.
Suatu rencana kerja yang dibuat tertulis dan resmi guna menjalankan perusahaan
(business plan) merupakan perangkat tepat untuk memagang kendali perusahaan dan
menjaga agar fokus usaha perusahaan tidak menyimpang. Business plan perlu disusun
karena merupakan legitimasi dari sebuah usaha yang akan didirikan. Orang perlu
mengetahui segala sesuatu tentang perusahaaan anda sehingga tertarik untuk bekerja sama.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang maslah tersebut dapat diambil rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana sistem perencanaan bisnis(bussiness plan) ?
2. Apa saja hal yang perlu diperhatikan dalam praktik bisnis?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui sistem bisnis plan
2. Memahami praktik dalam bisnis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Bisnis Plan
1. Pentingnya Perencanaan Usaha (Business Plan)
a. Arti Perencanaan Menurut Para Ahli
1.
Garth
N.Jone,
Perencanaan
adalah
suatu
proses
pemilihan
dan
pengembanngan dari pada tindakan yang paling baik untuk pencapaian tugas.
2. M.Farland, Perencanan adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan
mengunakan sebagian pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya
3. Abdulrachman (1973), Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan
fakta-fakta dan atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan
untuk melaksanakan tindakan-tindakan kemudian.
4. Siagian (1994), Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan
penetuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang
akan datang dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan.
b. Pengertian bisnis
o Hughes dan Kapoor. Bisnis ialah suatu kegiatan usaha individu yang
terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna
mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan ada
dalam industri. Orang yang mengusahakan uang dan waktunya dengan
menanggung resiko dalam menjalankan kegiatan bisnis disebut Entrepreneur.
o Irawanqq. Sekumpulan uang kecil yang dikelolah oleh sekumpulan kelompok
orang banyak sehingga berubah menjadi Barang nyata dan diedarkan secara
Konvensional atau sistem bagi hasil yang akan menghasilkan sekumpulan uang
banyak.
o Mahmud Machfoedz. Bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh
sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan
memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
konsumen.
2. Pengertian Business Plan
Agar perusahaan berjalan pada jalan yang benar maka seorang wirausaha
harus menyusun Business Plan. Business Plan adalah suatu dokumen yang
menyatakan keyakinan akan kemampuan sebuah bisnis untuk menjual barang atau
jasa dengan menghasilkan keuntungan yang memuaskan dan menarik bagi
penyandang dana. Definisi yang lebih baik menyatakan bahwa Business Plan
adalah sebuah selling document yang mengungkapkan daya tarik dan harapan
sebuah bisnis kepada penyandang dana potensial.
Businesess plan yang disediakan oleh entrepreneur sesuai pula dengan
penasihat yang memuat rincian tentang masa lalu, keadaan sekarang dan
kecenderungan masa depan dari sebuah perusahaan. Business Plan dibuat dalam
bentuk jangka pendek ataupun jangka panjang yang pertama kali diikuti untuk 3
tahun berjalan. Businness Plan merupakan perjalanan atau road map yang akan
diikuti oleh wirausaha. Business Plan seakan akan menjawab pertanyaan : where
am I now? Where am I going? How will i get there?
Tujuan menyusun Business Plan adalah:
-
Menyatakan bahwa anda sebagai pemilik dan pemegang inisiatif membuka usaha
baru
-
Mengatur dan membentuk kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain yang
sudah aa dan saling menguntungkan misaalnya dari para produsen yang dapat
diharapkan memasok barang buat perusahaan anda ataupun perusahaan-perusahaan
yang lebih besar memberi pekerjaan atau kontrak yang dapat dikerjakan oleh
perusahaan anda.
-
Business plan juga juga dapat mengundang orang-orang tertentu yang potensial
atau mempunyai keahlian untuk bergabung bekerjasama dengan anda
-
Business plan juga berguna untuk melakukan merger dan akuisi misalnya anda
menjual perusahaan besar maka perusahaan besar tersebut harus membaca business
plan anda atau mungkin juga anda ingin membeli perusahaan lain maka business
plan yang anda dapat susun dapat memberi keyakinan kepada perusahaan lain yang
mau diakuisisi.
-
Business plan bertujuan untuk menjamin adanya fokus tujuan dari berbagai
personil yang ada dalam perusahaan.
3. Kerangka Rencana Usaha
Pokok-pokok pikiran perencanaan usaha mencakup:
a. Nama perusahaan
Nama yang diberikan sebaiknya jangan hanya mementingkan factor yangs
edang hangat pada saat ini melainkan lebih berorientasi ke masa depan. Canon
dan Wichert menyatakan ciri-ciri merek yang baik adalah:
-
Short-pendek
-
Simple-sederhana
-
Easy to spell-mudah dieja
-
Easy to remember-mudah diingat
-
Pleasing when read-enak dibaca
-
No disagreeble sound-tak ada nada sumbang
-
Does not go out of date-tak ketinggalan zaman
-
Ada hubungan dengan barang dagangan
-
Bila diekspor gampang dibaca oleh orang luar negeri
-
Tidak menyinggung perasaan kelompok/orang lain atau tidak negative
-
Membayangkan apa produk itu atau memberi sugesti penggunaan produk
tersebut.
b. Lokasi
1) Lokasi perusahaan. Ada dua hal penting menyangkut lokasi yang akan dipilih,
yaitu:
- Lokasi perkantoran, disebut tempat kedudukan berarti tempat (kantor) badan
usaha, biasanya mengelola perusahaan yang berada ditempat lain.
- Lokasi perusahaan, disebut tempat kediaman berarti tempat perusahaan
beroperasi.
2) Lokasi pertokoan
Umumnya lokasi pertokoan harus diingat bahwa konsumen untuk belanja
ke toko atau ke lokasi yang mempunyai banyak jenis dan persediaan barang
dagangan dan memiliki reputasi sebagai lokasi yang memilikibarang bermutu dan
barang bersaing.
3) Lokasi pabrik/industri
Ada dua hal utama yang harus diperhatikan dalam memilih lokasi
pabrik/industri yang baik, yakni:
-
Backward linkage, berarti pertalian belakang, yaitu bagaimana sumber daya
(resources) yang akan digunakan. Ini termasuk bahan baku, tenaga kerja,
suasana dan kondisi masyarakat setempat.
-
Forward linkage, berarti pertalian ke depan, yaitu daerah pemasaran hasil
produksi. Apakah tersedia konsumen yang cukup untuk menyerap hasil
produksi.
-
Komoditi yang akan diusahakan
Kesempatan memilih komoditi yang diusahakan dapat mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
a.
Membanjirnya permintaan masyarakat terhadap jenis-jenis hasil usaha
tertentu, baik berupa barang-barang ataupun jasa.
b. Teridentifikasinya kebutuhan tersembunyi masyarakat akan barang-barang
atau jasa tertentu.
c.
Kurangnya saingan dalam bidang usaha yang ingin kita kerjakan.
d. Adanya kemampuan yang meyakinkan untuk bersaing usaha dengan orang
lain dalam mengembangkan suatu bidang usaha yang sama. (Drs. Wasty
Soemanto, 1992:224)
4) Konsumen yang dituju
Prospek konsumen didasarkan atas bentuk usaha dan jenis usahanya. Jika
jenis usaha berbentuk industry tentu jangkauan konsumen yang akan dituju lebih
jauh dibandingkan dengan usaha bentuk pertokoan.
5) Pasar yang akan dimasuki
Sebuah perusahaan yang akan memasuki pasar akan menempatkan
perusahaannya sebagai pemimpin pasar (market leader), penantang pasar (market
challenger), pengikut pasar (market follower), atau perelung pasar (market nicher).
6) Partneryang akan diajak kerjasama
Partnership merupakan suatu asosiasi atau persekutuan dua orang atau lebih
untuk menjalankan suatu usaha mencari keuntungan. Ada dua macam partnership
yakni:
-
General partnership, dimana semua anggota ikut secara aktif mengoperasikan
bisnis sama-sama bertanggungjawab, termasuk tanggung jawab yangb tidak
terbatas terhadap utang-utang bisnis.
-
Limited partnership, dimana memiliki anggota sekurang-kurangnya satu
orang yang bertanggungjawab tidak terbatas dan anggota lainnya
bertanggung jawab terbatas.
-
Dan masih banyak bentuk partnership lainnya seperti secret partner, silent
partner, nominal partner, general partner, senior partner, yunior partner, dan
lain-lain.
7) Personil yang dipercaya untuk menjalankan perusahaan
Memilih personil yang dipercaya menyangkut masalah karakter,
kejujuran, dan kemampuan seseorang.
8) Jumlah modal yang diharapkan dan yang tersedia
Jika modal sangat kecil dapat dilakukan kerjasama dengan partner, yang
masing-masing menyetorkan modalnya. Semua sumber dan kemampuan
pengumpulan modal ini harus ditulis. Modal juga bisa didapat dari tabungan,
menjual harta, atau pinjaman dari orangtua dan family maupun pinjaman dari
bank atau lembaga keuangan lainnya.
B. Praktek Bisnis dengan Mematuhi Etika dalam Berbisnis
Praktek bisnis merupakan pengimplementasian dari perencanaan bisnis
atau business plan yang telah di bahas di awal. Praktik bisnis ini merupakan tahap
pebisnis terjun langsung ke lapangan untuk memprektekkan apa yang telah
direncanakan sebelumnya dalam perencanaan bisnis. Banyak hal dan aturan atau
yang biasa disebut dengan etika dalam praktik bisnis yang harus diketahui
seorang pebisnis sebelum ia turun langsung ke lapangan.
Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi
kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan
bisnis itu sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang
baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain
bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral.
Banyak hal yang berhubungan dengan pelanggaran etika bisnis yang
sering dilakukan oleh para pebisnis yang tidak bertanggung jawab di Indonesia.
Praktek bisnis yang terjadi selama ini dinilai masih cenderung mengabaikan etika,
rasa keadilan dan kerapkali diwarnai praktek-praktek tidak terpuji atau moral
hazard.
Contoh Kasus Pelanggaran Etika Dalam Praktek Bisnis
1. Sebuah perusahaan yang merupakan suplier resmi dari Petronas melakukan
kecurangan bisnis dengan mengoplos solar menjadi minyak tanah dan menjualnya
kepada masyaraka. Hal ini tentu menjelekkan nama baik Petronas. Selain itu hal
ini juga menyebabkan konsumen Petronas tidak percaya lagi dengan produkproduk Petronas
2. Saat membeli buah-buahan. Buah yang sudah dipilih, saat membungkus buah
pilihan tersebut pedagang menukarnya dengan buah-buahan yang tidak baik
kualitasnya tanpa sepengetahuan pembeli. Atau kasus mengurangi timbangan.
Alat timbangan dipasangi benda yang dapat memberatkan timbangan. Hal ini
menyebabkan hasil timbangan akan berkurang.
3. Tindakan pengoplosan bahan baku dalam pembuatan makanan kecil atau
makanan ringan. Juga tindakan pemberian zat-zat berbahaya pada makanan kecil
yang dijual. Banyak tindakan menyimpang yang dilakukan oleh pebisnis, baik
kecil maupun besar, untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda tanpa
memikirkan efek negatif yang akan terjadi. Hal ini pada akhirnya hanya akan
memyebabkan kerugian pada konsumen, juga pada perusahaan itu sendiri.
Kepercayaan yang diberikan konsumen kepada perusahaan tersebut akan hilang,
dan hanya akan membuat perusahaan tersebut kehilangan konsumennya
Kejujuran
adalah
asset
penting
bagi
suatu
perusahaan
untuk
melangsungkan kegiatan berbisnis.Walaupun berbagai kasus tersebut banyak
terjadi di Indonesia, namun tidak semua perusahaan atau pebisnis di Indonesia
melakukan pelanggaran etika dalam kegiatan berbisnis yang dijalankannnya.
Masih banyak pebisnis yang menerapkan etika bisnis dalam kegiatan berbisnis
yang dijalankannya. Dalam hal ini, perusahaan tidak berpikir pada keuntungan
jangka pendek. Tidak perlu melakukan kecurangan pada praktek berbisnis akan
memberikan keuntungan jangka panjang. Hal ini sebenarnya lebih penting bagi
para pebisnis daripada keuntungan yang banyak dalam sekali waktu, dan pada
waktu selanjutnya kegiatan berbisnis harus dihentikan karena berbagai pihak yang
terlibat dalam kegiatan bisnisnya tidak mempercayai lagi.
Bentuk Pelanggaran Etika Bisnis Dalam Kegiatan Berbisnis Di Indonesia
Mempraktekkan bisnis dengan etiket berarti mempraktekkan tata cara bisnis
yang sopan dan santun sehingga kehidupan bisnis menyenangkan karena saling
menghormati. Etiket berbisnis diterapkan pada sikap kehidupan berkantor, sikap
menghadapi rekan-rekan bisnis, dan sikap di mana kita tergabung dalam organisasi.
Itu berupa senyum — sebagai apresiasi yang tulus dan terima kasih, tidak
menyalahgunakan kedudukan dan kekayaan, tidak lekas tersinggung, kontrol diri,
toleran, dan tidak memotong pembicaraan orang lain.
Dengan kata lain, etiket bisnis itu memelihara suasana yang menyenangkan,
menimbulkan rasa saling menghargai, meningkatkan efisiensi kerja, dan
meningkatkan citra pribadi dan perusahaan. Berbisnis dengan etika bisnis adalah
menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis. Etika bisnis
menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban, prinsip-prinsip dan
aturan-aturan.
Jika aturan secara umum mengenai etika mengatakan bahwa berlaku tidak
jujur adalah tidak bermoral dan beretika, maka setiap insan bisnis yang tidak
berlaku jujur dengan pegawainya, pelanggan, kreditur, pemegang usaha maupun
pesaing dan masyarakat, maka ia dikatakan tidak etis dan tidak bermoral
Berikut adalah bentuk-bentuk pelanggaran etika bisnis dan contoh pelanggaran
etika dalam kegiatan bisnis di Indonesia :
a) Pelanggaran etika bisnis terhadap hukum. Contoh pelanggaran tersebut seperti
sebuah perusahaan X karena kondisi perusahaan yang pailit akhirnya memutuskan
untuk melakukan PHK kepada karyawannya. Namun dalam melakukan PHK itu,
perusahaan sama sekali tidak memberikan pesangon sebagaimana yang diatur
dalam UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam kasus ini perusahaan X
dapat dikatakan melanggar prinsip kepatuhan terhadap hukum
b) Pelanggaran
etika
bisnis
terhadap
transparansi.
Sebuah
Yayasan
X menyelenggarakan pendidikan setingkat SMA. Pada tahun ajaran baru sekolah
mengenakan biaya sebesar Rp 500.000,- kepada setiap siswa baru. Pungutan
sekolah ini sama sekali tidak diinformasikan kepada mereka saat akan mendaftar,
sehingga setelah diterima mau tidak mau mereka harus membayar. Disamping itu
tidak ada informasi maupun penjelasan resmi tentang penggunaan uang itu kepada
wali murid. Setelah didesak oleh banyak pihak, yayasan baru memberikan
informasi bahwa uang itu dipergunakan untuk pembelian seragam guru. Dalam
kasus ini, pihak yayasan dan sekolah dapat dikategorikan melanggar prinsip
transparansi.
c) Pelanggaran etika bisnis terhadap akuntabilitas. Sebuah RS Swasta melalui pihak
Pengurus mengumumkan kepada seluruh karyawan yang akan mendaftar PNS
secara otomotis dinyatakan mengundurkan diri. A sebagai salah seorang karyawan
di RS Swasta itu mengabaikan pengumuman dari pihak pengurus karena menurut
pendapatnya ia diangkat oleh Pengelola, dalam hal ini direktur, sehingga segala hak
dan kewajiban dia berhubungan dengan Pengelola bukan Pengurus. Pihak
Pengelola sendiri tidak memberikan surat edaran resmi mengenai kebijakan
tersebut. Karena sikapnya itu, A akhirnya dinyatakan mengundurkan diri. Dari
kasus ini RS Swasta itu dapat dikatakan melanggar prinsip akuntabilitas karena
tidak ada kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban antara Pengelola
dan Pengurus Rumah Sakit
d) Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip pertanggungjawaban. Sebuah perusahaan
PJTKI di Yogyakarta melakukan rekrutmen untuk tenaga baby sitter. Dalam
pengumuman dan perjanjian dinyatakan bahwa perusahaan berjanji akan
mengirimkan calon TKI setelah 2 bulan mengikuti training dijanjikan akan dikirim
ke negara-negara tujuan. Bahkan perusahaan tersebut menjanjikan bahwa segala
biaya yang dikeluarkan pelamar akan dikembalikan jika mereka tidak jadi
berangkat ke negara tujuan. B yang tertarik dengan tawaran tersebut langsung
mendaftar dan mengeluarkan biaya sebanyak Rp 7 juta untuk ongkos administrasi
dan pengurusan visa dan paspor. Namun setelah 2 bulan training, B tak kunjung
diberangkatkan, bahkan hingga satu tahun tidak ada kejelasan. Ketika dikonfirmasi,
perusahaan PJTKI itu selalu berkilah ada penundaan, begitu seterusnya. Dari kasus
ini dapat disimpulkan bahwa Perusahaan PJTKI tersebut telah melanggar prinsip
pertanggungjawaban dengan mengabaikan hak-hak B sebagai calon TKI yang
seharusnya diberangkatkan ke negara lain tujuan untuk bekerja
e) Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kewajaran. Sebuah perusahaan properti
ternama di Yogjakarta tidak memberikan surat ijin membangun rumah
dari developer kepada dua orang konsumennya di kawasan kavling perumahan
milik perusahaan tersebut. Konsumen pertama sudah memenuhi kewajibannya
membayar harga tanah sesuai kesepakatan dan biaya administrasi lainnya.
Sementara konsumen kedua masih mempunyai kewajiban membayar kelebihan
tanah, karena setiap kali akan membayar pihak developer selalu menolak dengan
alasan belum ada ijin dari pusat perusahaan (pusatnya di Jakarta). Yang aneh
adalah di kawasan kavling itu hanya dua orang ini yang belum mengantongi izin
pembangunan rumah, sementara 30 konsumen lainnya sudah diberi izin dan rumah
mereka sudah dibangun semuannya. Alasan yang dikemukakan perusahaan itu
adalah ingin memberikan pelajaran kepada dua konsumen tadi karena dua orang ini
telah memprovokasi konsumen lainnya untuk melakukan penuntutan segera
pemberian izin pembangunan rumah. Dari kasus ini perusahaan properti tersebut
telah melanggar prinsip kewajaran (fairness) karena tidak memenuhi hakhak stakeholder (konsumen) dengan alasan yang tidak masuk akal
f) Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kejujuran. Sebuah perusahaan
pengembang di Sleman membuat kesepakatan dengan sebuah perusahaan
kontraktor untuk membangun sebuah perumahan. Sesuai dengan kesepakatan pihak
pengembang memberikan spesifikasi bangunan kepada kontraktor. Namun dalam
pelaksanaannya, perusahaan kontraktor melakukan penurunan kualitas spesifikasi
bangunan tanpa sepengetahuan perusahaan pengembang. Selang beberapa bulan
kondisi bangunan sudah mengalami kerusakan serius. Dalam kasus ini pihak
perusahaan kontraktor dapat dikatakan telah melanggar prinsip kejujuran karena
tidak memenuhi spesifikasi bangunan yang telah disepakati bersama dengan
perusahaan pengembang
g) Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip empati. Seorang nasabah X dari
perusahaan pembiayaan terlambat membayar angsuran mobil sesuai tanggal jatuh
tempo karena anaknya sakit parah. X sudah memberitahukan kepada pihak
perusahaan
tentang
keterlambatannya
membayar
angsuran,
namun
tidak
mendapatkan respon dari perusahaan. Beberapa minggu setelah jatuh tempo pihak
perusahaan langsung mendatangi X untuk menagih angsuran dan mengancam akan
mengambil mobil yang masih diangsur itu. Pihak perusahaan menagih dengan cara
yang tidak sopan dan melakukan tekanan psikologis kepada nasabah. Dalam kasus
ini kita dapat mengkategorikan pihak perusahaan telah melakukan pelanggaran
prinsip empati pada nasabah karena sebenarnya pihak perusahaan dapat
memberikan peringatan kepada nasabah itu dengan cara yang bijak dan tepat
Faktor-faktor pebisnis melakukan pelanggaran etika bisnis
Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pebisnis dilatarbelakangi oleh
berbagai hal. Salah satu hal tersebut adalah untuk mencapai keuntungan yang
sebanyak-banyaknya, tanpa memikirkan dampak buruk yang terjadi selanjutnya.
Faktor lain yang membuat pebisnis melakukan pelanggaran antara lain :
1.
Banyaknya kompetitor baru dengan produk mereka yang lebih menarik
2.
Ingin menambah pangsa pasar
3.
Ingin menguasai pasar.
Dari ketiga faktor tersebut, faktor pertama adalah faktor yang memiliki
pengaruh paling kuat. Untuk mempertahankan produk perusahaan tetap menjadi
yang utama, dibuatlah iklan dengan sindiran-sindiran pada produk lain. Iklan
dibuat hanya untuk mengunggulkann produk sendiri, tanpa ada keunggulan dari
produk tersebut. Iklan hanya bertujuan untuk menjelek-jelekkan produk iklan lain.
Selain ketiga faktor tersebut, masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi.
Gwynn Nettler dalam bukunya Lying, Cheating and Stealing memberikan
kesimpulan tentang sebab-sebab seseorang berbuat curang, yaitu :

Orang yang sering mengalami kegagalan cenderung sering melakukan
kecurangan.

Orang yang tidak disukai atau tidak menyukai dirinya sendiri cenderung
menjadi pendusta.

Orang yang hanya menuruti kata hatinya, bingung dan tidak dapat
menangguhkan keinginan memuaskan hatinya, cenderung berbuat curang.

Orang yang memiliki hati nurani (mempunyai rasa takut, prihatin dan rasa
tersiksa) akan lebih mempunyai rasa melawan terhadap godaan untuk berbuat
curang.

Orang yang cerdas (intelligent) cenderung menjadi lebih jujur dari pada orang
yang dungu (ignorant).

Orang yang berkedudukan menengah atau tinggi cenderung menjadi lebih
jujur.

Kesempatan yang mudah untuk berbuat curang atau mencuri, akan mendorong
orang melakukannya.

Masing-masing individu mempunyai kebutuhan yang berbeda dan karena itu
menempati tingkat yang berbeda, sehingga mudah tergerak untuk berbohong,
berlaku curang atau menjadi pencuri.

Kehendak berbohong, main curang dan mencuri akan meningkat apabila orang
mendapat tekanan yang besar untuk mencapai tujuan yang dirasakannya sangat
penting.

Perjuangan untuk menyelamatkan nyawa mendorong untuk berlaku tidak jujur
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Business Plan perlu disusun karena merupakan legitimasi dari sebuah usaha yang
didirikan. Business Plan yang dibuat bertindak sebagai perangkat pemegang kendali
perusahaan dan menjaga agar fokus usaha perusahaan tidak menyimpang. Jadi dalam
memulai suatu bisnis, kita harus merencanakan dengan matang hal apa saja yang akan
dilaksanakan dalam bisnis tersebut. Karena itulah bisnis plan sangat penting untuk
dilakukan. Praktik bisnis juga harus mematuhi etika yang ada dalam dunia bisnis. Karena
praktek bisnis adalah tahap dimana kita akan terjun langsung kelapangan untuk melakukan
praktek terhadap apa yang sudah kita rencanakan dalam bisnis plan.
B. Saran
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca. Bagi
pihak yang berencana memulai sebuah usaha sebaiknya mempersiapkan rancangan
perencanaan usaha baik tertulis maupun tidak tertulis. Karena rancangan usaha sangat
penting untuk dilakukan sebelum melakukan praktek bisnis ke lapangan secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2011. Kewirausahaan. Bandung : Penerbit Alfabet.
Hendro.2011. Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.
Sri Sulastri, Atty. 2008. Kewirausahaan:Karakteristik Wirausaha. Bandung:Grafindo
Media Pratama.
Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis,Kiat, dan Proses Menuju Sukses( Edisi
Revisi). Jakarta: Selemba 4.
Download