Uploaded by ihzan0

MATERI

advertisement
BAB II PEMBAHASAN
(Bisnis Dan Etika Dalam Dunia Modern)
1. DefinisiEtika
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal
yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu etha. Ethos mempunyai
yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak,
perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti etha yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilahEtikayang oleh
Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata),
etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukanatau ilmu tentang adat
kebiasaan
Di bawah ini merupakan definisi etika menurut para ahli :
1. Kamus Besar Bhs. Indonesia (1995)
“Etika adalah Nilai mengenai benar dan salah yang dianut
suatu golongan atau masyarakat”
2. Maryani & Ludigdo (2001)
“Etika adalah Seperangkat aturan atau norma atau pedoman
yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan
maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok
atau segolongan masyarakat atau profesi”
3. White (1993)
“etika adalah cabang falsafah yang berkaitan dengan kebaikan
moral dan
menilai tindakan manusia.”
Dari definisi-definisi yang telah diutarakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa etika
merupakan suatu pedoman yang mengatur dan menilai perilaku manusia, baik perilaku yang
harus ditinggalkan, maupun perilaku yang harus dilakukan.
kata 'etika' banyak arti
3
Namun, etika biasanya berkaitan erat dengan moral yang berkaitan dengan cara hidup seseorang
dengan melakukan perbuatan yang baik dan menghindari tindakan yang buruk.
Etika dan moral mengandung pengertian yang sama, namun, dalam kegiatan sehari- hari terdapat
perbedaan. Moral lebih kepada penilaian yang dilakukan, sedangkan etika berarti mengkaji
system nilai-nilai yang berlaku.
2. DefinisiBisnis
Ada banyak definisi yang telah ada hingga saat ini. Berikut ini ada beberapa pengertian bisnis
menurut para ahli :
1. Musselman dan jackson (1992)
“Bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan yang diorganisir orangorang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industry yag
menyediakan barang atau jasa ontuk mempertahankan dan
memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka.”
2. Boone dan kurtz (2002;8)
“Bisnis adalah semua aktivitas aktivitas yang bertujuan memcari
laba dan perusahyaan yag meghasilkan barag serta jasa yang
dibutuhkan oleh sebuah
sistem ekonomi.”
3. Hughes dan kapoor dalam alma (1889;21)
“Bisnis adalah suatu kegiatan individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual
barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat.”
4. Brown dan Petrello (1976) Etika Bisnis:
“Business is an institution which produces goods and services
demanded by
people”. Yang berarti bahwa bisnis ialah suatu lembaga yang
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Apabila kebutuhan
4
masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat
pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil
memperoleh laba.
5. Velasquez (2005)
“Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral
yang benar dan
salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana
diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.”
Jadi, dapat disimpulkan bahwa etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana
standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk
memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan
diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi
3. DefinisiEtikaBisnis
Dari penjelasan etika dan bisnis diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa etika bisnis adalah
cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita
menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada
kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang
lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis
seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang
lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis
seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu
perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta
5
pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja,
pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan
kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika
sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen
dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan
dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Journal
(1988) yang berjudul Managerial Ethics Hard Decisions on Soft Criteria, terdapat tiga
pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika, yaitu :
1. Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya.
Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi
manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan
dengan biaya serendah-rendahnya.
2. Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya
memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus
dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
3. Justice Approach: para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun
secara kelompok. Mengapa etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting saat ini? Karena
untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu
landasan yang kokoh.
6
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang
transparan didukungoleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang
dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan
menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Tidak ada
cara yang paling baik untuk memulai penelaahan hubungan antara etika dan bisnis selain dengan
mengamati, bagaimanakah perusahaan riil telah benar-benar berusaha untuk menerapkan etika ke
dalam bisnis.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan
perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena:




 Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik
intern perusahaan maupun dengan eksternal.
 Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
 Melindungi prinsip kebebasan berniaga
 Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Perusahaan yang melakukan suatu tindakan yang tidak etis akan memancing tindakan
balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya
melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya.
Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan
perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk
perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila
perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem
remunerasi atau jenjang karier. Perlu di pahami, karyawan yang berkualitas adalah asset
yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal
mungkin mempertahankan karyawannya.
7
4. Prinsip – Prinsip Etika Bisnis
Secara umum, prinsip-prinsip yang dipakai dalam bisnis tidak akan pernah lepas dari
kehidupan keseharian kita. Namun prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis sesungguhnya
adalah implementasi dari prinsip etika pada umumnya.
4.1 Prinsip Otonomi
Orang bisnis yang otonom sadar sepenuhnya akan apa yang menjadikewajibannya dalam dunia
bisnis. la akan sadar dengan tidak begitu saja mengikuti saja norma dan nilai moral yang ada,
namun juga melakukan sesuatu karena tahu dan sadar bahwa hal
itu baik, karena semuanya sudah dipikirkan dan dipertimbangkan secara masak-masak. Dalam
kaitan ini salahsatu contohnya perusahaan memiliki kewajiban terhadap para
pelanggan,diantaranya adalah:
(1) Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang terbaik dan sesuai dengan tuntutan
mereka;
(2) Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua transaksi,
termasuk pelayanan yang tinggi dan memperbaiki ketidakpuasan mereka;
(3) Membuat setiap usaha menjamin mengenai kesehatan dan keselamatan pelanggan, demikian
juga kualitas Iingkungan mereka, akan dijaga kelangsungannyadan ditingkatkan terhadap
produk dan jasa perusahaan;
(4) Perusahaan harus menghormati martabat manusia dalam
menawarkan, memasarkan danmengiklankan produk.
Untuk bertindak otonom, diandaikan ada kebebasan untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan keputusan yang menurutnya terbaik. karena kebebasan adalah unsur
hakiki dari prinsip otonomi ini. Dalam etika, kebebasan adalah prasyarat utama untuk bertindak
secara etis, walaupunkebebasan belum menjamin bahwa seseorang bertindak secara otonom dan
etis. Unsur lainnya dari prinsip otonomi adalah
tanggungjawab, karena selainsadar akan kewajibannya dan bebas dalam mengambil keputusan
dan tindakan berdasarkan apa yang dianggap baik, otonom juga harus bisa
mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya (di sinilah dimung-kinkan
8
adanya pertimbangan moral). K esediaan bertanggungjawa bme r up a k a n c ir i khas dari
makhluk bermoral, dan tanggungjawab disini adalah tanggung jawab pada diri kita sendiri dan
juga tentunya pada stakeholder
.
4.2 Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama jika tidak ada kejujuran, karena kejujuran merupakan
modal utama untuk memperoleh kepercayaan dari mitra bisnis-nya, baik berupa
kepercayaan komersial, material, maupun moril. Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan
kebenaran. Terdapat tiga lingkup kegiatanbisnis yang berkaitan
dengan kejujuran:
1. Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Pelaku bisnis disini
secara a priori saling percaya satu sama lain, bahwa
masing-masing pihak jujur melaksanakan janjinya. Karena jika salah satu pihak melanggar,
maka tidak mungkin lagi pihak yang dicuranginya mau bekerjasama lagi, dan pihak pengusaha
lainnya akan tahu dan tentunya malas berbisnis dengan pihak yang bertindak curang tersebut.
2. Kejujuran relevan dengan penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga
yang baik. Kepercayaan konsumen adalah prinsip pokok dalam berbisnis. Karena jika ada
konsumen yang merasa tertipu, tentunya hal tersebut akan
rnenyebar yang menyebabkan konsumen tersebut beralih ke produk lain.
3. Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan yaitu antara pemberi
kerja dan pekerja, dan berkait dengan kepercayaan.
Perusahaan akan hancur jika kejujuran karyawan ataupun atasannya tidak terjaga.
4.3 Prinsip Keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan
aturan yang adil dan kriteria yang rasional objektif dan dapatdipertanggung jawabkan. Keadilan
berarti tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. Salah satu teori mengenai
keadilan yang dikemukakan oleh Aristoteles adalah:
9
1. Keadilan legal. Ini menyangkut hubungan antara individu atau kelompok masyarakat dengan
negara. Semua pihak dijamin untuk mendapat perlakuan yangsama sesuai dengan hukum
yangberlaku. Secara khusus dalam bidang
bisnis, keadilan legal menuntut agar Negara bersikap netral dalam
memperlakukan semua pelakuekonomi, negara menjamin kegiatan bisnis yang sehat dan baik
dengan mengeluarkan aturan dan hukum bisnis yang berlaku
secara sama bagi semua pelaku bisnis.
2. Keadilan komunitatif. Keadilan ini mengatur hubungan yang adil antara orang
yang satu dan yang lain. Keadilan ini menyangkut hubunganvertikal antara
negara dan warga negara, dan hubungan horizontal antar warga negara. Dalam bisnis keadilan ini
berlaku sebagai kejadian tukar, yaitu menyangkut pertukaran
yang fair antara pihak-pihak yang terlibat.
3. Keadilan distributif. Atau disebut juga keadilan ekonomi, yaitu distribusi ekonomi yang
merata atau dianggap adil bagi semua warga negara. Dalam dunia bisnis keadilan ini berkaitan
dengan prinsip perlakuan yang sama sesuai
dengan aturan dan ketentuan dalam perusahaan yang juga adil dan baik.
4.4 Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu
sama lain. Dalam dunia bisnis, prinsip ini menuntut persaingan bisnis haruslah bisa melahirkan
suatu win-win situation.
4.5 Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menyarankan dalam berbisnis selayaknya dijalankan dengan tetap menjaga
nama baiknya dan nama baik perusahaan.
Dari kelima prinsip yang tentulah dipaparkan di atas, menurut Adam Smith, prinsip keadilanlah
yang merupakan prinsip yang paling pentingdalam berbisnis. Prinsip ini
menjadi dasardan jiwa dari semua aturan bisnis, walaupun prinsip lainnya juga tidak akan
terabaikan. Karena menurut AdamSmith, dalam prinsip keadilan khususnya keadilan komutatif
berupanoharm,bahwa sampai tingkat tertentu, prinsip ini telah
10
mengandung semua prinsip etika bisnis lainnya. Karena orang yang jujur tidak akan merugikan
orang lain, orang yang mau saling menguntungkan dengan pibak Iain, dan bertanggungjawab
untuk tidak merugikan orang lain tanpa alasan yang diterima dan masuk akal.
5. Nilai- Nilai Etika Bisnis
Selain itu juga ada beberapa nilai – nilai etika bisnis yang dinilai oleh
Adiwarman Karim, Presiden Direktur Karim Business Consulting, seharusnya jangan dilanggar,
yaitu :
1. Kejujuran: Banyak orang beranggapan bisnis merupakan kegiatan tipu menipu demi
mendapat keuntungan. Ini jelas keliru. Sesungguhnya kejujuran merupakan salah satu kunci
keberhasilan berbisnis. Bahkan, termasuk unsur penting untuk bertahan di tengah persaingan
bisnis.
2. Keadilan: Perlakukan setiap orang sesuai haknya. Misalnya, berikan upah kepada
karyawan sesuai standar serta jangan pelit memberi bonus saat perusahaan mendapatkan
keuntungan lebih. Terapkan juga keadilan saat menentukan harga, misalnya dengan tidak
mengambil untung yang
merugikan konsumen.
3. Rendah Hati: Jangan lakukan bisnis dengan kesombongan. Misalnya, dalam
mempromosikan produk dengan cara berlebihan, apalagi sampai menjatuhkan produk bersaing,
entah melalui gambar maupun tulisan. Pada akhirnya, konsumen memiliki kemampuan untuk
melakukan penilaian atas kredibilitas sebuah poduk/jasa. Apalagi, tidak sedikit masyarakat yang
percaya bahwa sesuatu yang terlihat atau terdengar terlalu sempurna, pada kenyataannya justru
sering kali terbukti buruk.
4. Simpatik: Kelola emosi. Tampilkan wajah ramah dan simpatik. Bukan hanya di depan
klien atau konsumen anda, tetapi juga di hadapan orangorang yang mendukung bisnis anda,
seperti karyawan, sekretaris dan lain-lain.
11
5. Kecerdasan: Diperlukan kecerdasan atau kepandaian untuk menjalankan strategi bisnis
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga menghasilkan keuntungan yang
memadai. Dengan kecerdasan pula seorang pebisnis mampu mewaspadai dan menghindari
berbagai macam bentuk kejahatan non-etis yang mungkin dilancarkan oleh lawan-lawan
bisnisnya.
Lakukan dengan cara yang baik, lebih baik atau dipandang baik Sebagai pebisnis, anda jangan
mematok diri pada aturan-aturan yang berlaku. Perhatikan juga norma, budaya atau agama di
tempat anda membuka bisnis. Suatu cara yang dianggap baik di suatu Negara atau daerah, belum
tentu cocok dan sesuai untuk di terapkan di Negara atau daerah lain. Hal ini penting kalau ingin
usaha berjalan tanpa ada gangguan.
6. Komponen Etika Bisnis
Sebelum Anda memulai usaha bisnis baru, Anda harus merencanakan secara menyeluruh. Salah
satu cara terbaik untuk menentukan apakah suatu ide bisnis yang layak adalah dengan
mengevaluasinya. Jika ide itu mengejar bernilai, informasi yang dikumpulkan selama tahap
perencanaan dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah rencana bisnis.
6.1 Kemungkinan
Langkah pertama dalam menentukan kelayakan suatu ide bisnis adalah mencari tahu apakah itu
sesuatu yang dapat Anda lakukan. Apakah Anda memiliki pengetahuan, keterampilan dan
sumber daya untuk menariknya keluar? Misalnya, jika Anda ingin memulai sebuah perusahaan
produksi, Anda harus memiliki akses ke peralatan video dan tahu bagaimana menggunakannya
dengan baik. Demikian juga, jika Anda ingin memulai sebuah studio tari, Anda harus memiliki
pendidikan formal tarian atau dapat mempekerjakan staf yang tidak. Jika Anda tidak memiliki
keterampilan untuk memulai sebuah bisnis tertentu, cobalah untuk mencari alternatif.
12
Misalnya, jika Anda ingin memulai sebuah studio tari tapi tidak memiliki pelatihan tari, Anda
mungkin melihat ke dalam memulai tarian-pakaian took pengecer atau fasilitas dimana guru tari
dapat menyewa ruang untuk mengajar kelas.
6.2 Anggaran
Anggaran sangat penting ketika merencanakan bisnis dan sering apa yang menentukan apakah
suatu bisnis dapat bertahan. Berapa banyak uang yang akan dibutuhkan tergantung pada
beberapa faktor, seperti kawasan geografis, industri, akal, berapa banyak staf yang akan
dibutuhkan, sewa dan peralatan. Anggaran harus mencakup semua aspek kegiatan usaha,
termasuk gaji karyawan, asuransi dan pajak, dan harus ada uang yang dianggarkan untuk
keadaan darurat, seperti masa kering di mana pelanggan adalah sedikit dan jauh di antara.
6.3 Struktur
Setiap bisnis membutuhkan suatu struktur hukum. Pilihan meliputi: kepemilikan tunggal, sebuah
bisnis sama operasi yang dijalankan oleh satu orang, kemitraan, perusahaan patungan antara dua
atau lebih orang yang berbagi keuntungan dan kerugian sama, perusahaan, badan hukum
tersendiri yang harus mengajukan anggaran pendirian perusahaan; S korporasi, di mana
penghasilan dari bisnis dilewatkan melalui kepada pemegang saham, dan perusahaan tanggung
jawab hukum, atau LLC, di mana file-file artikel bisnis pendirian dan dikenakan pajak sebagai
kemitraan. Hal ini sangat membantu untuk berkonsultasi dengan seorang pengacara ketika Anda
mengajukan dokumen untuk membangun suatu struktur bisnis, jika semuanya tidak dilakukan
dengan benar, aplikasi akan ditolak dan harus diajukan kembali. Pengecualian adalah dengan
kepemilikan tunggal, dalam hal prosedur untuk mendirikan sebuah struktur bisnis sangat mudah.
13
6.4 Lokasi
Dalam kasus bisnis fisik dengan sebuah bangunan atau toko ritel, lokasi akan tergantung pada
target pasar. Sebagai contoh, sebuah toko sepatu highend harus ditempatkan di wilayah di mana
penduduk memiliki pendapatan yang cukup untuk membayar barang-barang mewah. Sebuah
perusahaan pemasaran harus ditempatkan di sekitar bisnis lain yang mungkin menggunakan
layanan tersebut. Dengan bisnis virtual atau online, lokasi adalah masalah memilih siapa yang
harus layanan, dan hal ini harus jelasdinyatakan pada website bisnis. Misalnya, pemilik toko
pakaian online akan perlu memutuskan negara mana yang ia ingin menjual dan mengetahui
implikasi hukum dan peraturan tentang pengiriman ke negara-negara.
6.5 Pemasaran
Pemasaran meliputi hubungan masyarakat, periklanan dan promosi. Ini bagian dari rencana
bisnis harus mencatat tempat terbaik untuk mengiklankan (biasanya tempat pasar target yang
membaca atau kunjungan), strategi untuk mendapatkan perhatian media untuk usaha, bagaimana
membangun hubungan dengan pelanggan dan media melalui layanan masyarakat (juga dikenal
sebagai hubungan masyarakat) dan apakah untuk menawarkan penjualan khusus, kupon,
promosi, membeli insentif atau keanggotaan pelanggan.
6.6 Kompetisi
Persaingan merupakan aspek penting dari perencanaan bisnis. Anda harus menentukan ”
pemimpin” dari industri, jika seseorang menawarkan produk atau jasa yang sama dan bagaimana
bisnis Anda dapat membedakan dirinya dari bisnis serupa. Ini bagian dari tahap perencanaan
adalah juga waktu untuk menemukan kelemahan kompetisi dan daerah di mana usaha baru dapat
memperbaiki yang sudah ada.
14
7. TigaAspekPokokDariBisnis
Bisnis medern meruakan realistis yang amat kompleks. Banyak faktor yang turut mempengaruhi
dan menentukan kegiatan bisnis, ilmiah – teknologis dan politik – sosial – kultiral .
komplekisitas berkaitan dengan komplekisitas masyarakat modern sekarang. Sebagai kegiatan
sosial,bisnis dengan banyak cara terjalin dengan komplekisitas masyarakat moder itu. Semua
faktor membentuk komplekisitas bisnis modern yang sudah sering dipelajari dan dianilisis
melalui berbagai pendekatan ilmiah, khususnya ilmu ekonomi dan teori manajemen.
Guna menjelaskan kekhususan aspek etis ini, dalam suatu pendekatan pertama kita
membandingkanya dulu dengan aspek – aspek lain, terutama aspek ekonomi dan hukum. Sebab
bisnis sebagai kegiatan sosial bisa di soroti sekurang – kurangnya dari tiga sudut pandang yang
berbeda tetapi tidak selalu mungkin dipisahkan ini : Sudut pandang Ekonomi, Sudut pandang
Hukum, Sudut pandang Etika.
7.2 Sudut Pandang Ekonomis
Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Yang terjadi dalam kegiatan ini adalah tukar- menukar, jualbeli, memproduksi memasarkan, bekerja mempekerjakan, dan interaksi manusiawi lainnya,
dengan maksud memperoleh untung. Mungkin bisnis dapat dilukiskan sebagai kegiatan
ekonomis yang kurang lebih terstruktur atau terorganisasi untuk menghasilkan untung. Dalam
bisnis modern untung itu diekspresikan dalam bentuk uang, tetapi hal itu tidak hakiki untuk
bisnis. Yang penting ialah kegiatan antar-manusia ini bertujuan mencari untung dan karena itu
menjadi kegiatan ekonomis. Tetapi perlu segera ditambahkan, pencarian keuntungan dalam
bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi diadakan dalam interaksi. Bisnis berlangsung sebagai
komunikasi sosial yang menguntungkan untuk kedua belah pihak yang melibatkan diri.
7.3 Sudut Pandang Moral
Dengan tetap mengakui peranan sentral dari sudut pandang ekonomis dalam bisnis, perlu segera
ditambahkan adanya sudut pandang lain lagi yang tidak boleh diabaikan,
15
yaitu sudut pandang moral. Yaitu bisnis yang memiliki artian bisnis yang baik (good business)
bukan saja bisnis yang menguntungkan. Bisnis yang baik adalah juga bisnis yang baik secara
moral. Malah harus ditekankan, arti moralnya merupakan salah satu arti terpenting bagi kata
“baik”. Perilaku yang baik juga dalam konteks bisnis merupakan perilaku yang sesuai dengan
norma-norma moral, sedangkan perilaku yang buruk bertentangan dengan atau menyimpang dari
norma-norma moral. Suatu perbuatan dapat dinilai baik menurut arti terdalam justru kalau
memenuhi standar etis itu.
7.4 Sudut pandang Hukum
Tidak bisa diragukan, bisnis terikat juga oleh hukum. “Hukum dagang” atau “hukum bisnis”
merupakan cabang penting dari ilmu hukum modern. Dan dalam praktek hukum banyak masalah
timbul dalam hubungan dengan bisnis, pada taraf nasional maupun internasional. Seperti etika
pula, hukum merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa yang harus dilakukan
atau tidak boleh dilakukan. Dari segi norma, hukum bahkan lebih jelas dan pasti daripada etika,
karena peraturan hukum dituliskan hitam atas putih dan ada sanksi tertentu, bila terjadi
pelanggaran.
Terdapat kaitan erat antara hukum dan etika. Dalam kekaisaran Roma sudah dikenal pepatah:
Quid leges sine nioribus?, “apa artinya undang-undang, kalau tidak disertai moralitas?” Etika
selalu harus menjiwai hukum. Baik dalam proses terbentuknya undang-undang maupun dalam
pelaksanaan peraturan hukum, etika atau moralitas memegang peranan penting. Di sini bukan
tempatnya untuk membahas hubungan antara hukum dan moralitas itu dengan lengkap. Sudah
cukup bila digarisbawahi bahwa dalam bidang bisnis, seperti dalam banyak bidang lain pula,
hukum dan etika kerap kali tidak bisa dilepaskan satu sama lain.
8. Masalah-Masalah Praktis Etika Bisnis
1. Banyak sudah terjadi kejahatan ekonomi dan kecurangan bisnis yang dilakukan oleh banyak
korporasi atau pelaku bisnis dan ekonomi yang telah merugikan warga Negara, setidaknya dalam
segi keuntungan financial (pajak) dan
16
kepercayaan public terhadap peranan Negara (pemerintah) dalam mengawasi dinamika ekonomi,
khususnya prosr produksi, eksplorasi dan eksploitasi sumber- sumber kekayaan alam dan
pelestarian lingkungan hidup. Fenomena ini terjadi karena banyak korporasi, terutama para
pemimpinnya tidak memiliki komitmen yang kuat untuk memberantas kejahatan bisnis.
Penyelewengan,
penyalahgunaan otiritas, korupsi dan kolusi juga sulit diatasi. Penipuan sistematis terhada
masyarakat yang dilakukan beberapa pebisnis juga sering terjadi.
2. Masih saja terjadi persaingan tidak sehat dan monpoli terhadap sektor-sektor ekonomi
dengan menggunakan teori konspirasi dimana-mana. Dalam skala global, hal tersebut
terjadi di beberapa Negara. Keadilan dan demokrasi ekonomi acap dipaktekan dengan
mendapat sokongan justru dari penguasa Negara. Kasus- kasus actual, misalnya
pemebebasan tanah utuk bisnis property.
3. Kejahatan perbankan, keuangan (pasar modal) dan perpajakan juga sering dilakukan oleh
banyak orang. Penggelapan pajak, penipuan dengan kartu kredit atau kejahatan maya
(cyber crime), penyalahgunaan kredit, dan penggelapa pajak sangat sulit diatasi, sebab
selain masih rendahya penegakan hokum, etika bisnis dan perilaku juga mengalami
distorsi luar biasa.
4. Mekanisme pengawasan dan penegakan hukum terhadap kegiatan bisnis bersekala besar
acap kali diabaikan oleh pemerintah, bahkan trlihat banyak oknum aparat pemerintah
melakukan konspirasi dan kolusi. Fenomena ini dapat dirasakan pada kasus-ksus
perbankan dan banyak kasus mega proyek. Sedikit LSM yang menaruh perhatian penuh
dalam mengawasi tindak kejahatan bisnis.
5. Control lembaga legislatif (parlemen) juga sangat lemah, sebab ada juga anggota
parlemen tingkat pusat dan tingkat daerah yang ikut melakukan kejahatan bisnis, atau
sengaja membiarka terjadi tanpa ada upaya melaporkannya. Sebagian aparatur
pemerintah juga melakukan hal yang sama. Para penegak hukum (beberapa hakim,
jaksa,polisi dan pengacara) juga terlibat dalam kejahatan bisnis/eko no mi.
17
6. Masih banyak pelaku bisnis yang tidak memiliki etika bisnis, dan oknum pemerintah banyak
yang tidak memiliki etika dalam pembangunan ekonomi, perdagangan dan korporasi. Prinsipprinsip good corporate govermance juga belum diterapkan secara pasti dan berkelanjutan, begitu
pula supremasi hukum melalui law enforcement. Teknolog pemantauan dan penangan kejahatan
bisnis juga beum memadai. Budaya malu dan hidup berkecukupan atau berlebihan secara jujur
dan bersih masih sedikit dimiliki oleh banyak orang.
9. Beberapa Solusi Permasalah Etika Bisnis
1. Untuk mengatasi kejahatan bisnis/ ekonomi yang terjadi seiring dengan perkembangan
ilmu dan teknologi yang telah melahirkan revolusi industri perdagangan, perbankan dan
khususnya korporasi, dalam skala global, sebaliknya semua negara memperkuat
komitmen politiknya untuk lebih memartabatkan kegiatan ekonomi dan bisnis. Dengan
begitu, kemakmuran dan kesejahteraan dapat terwujud. Selain itu perlu juga diperkuat
komitmen moralnya untuk tetap konsisten menjalankan sebuah misi penting, yaitu
mewujudkan keadilan, kebenaran, kejujuran, penegakan hukum, penegakan etika dan
peningkatan rasa berkompetisi secara fair, rasional dan berkemanusiaan.
2. Pemerintah harus merancang sebuah pemikiran strategik mengenal politik
penanggulangan kesejahteraan bisnis secara rasional. LSM (NGO) yang menaruh
perhatian pernuh terhadap upaya penccegahan dan pemberantasan korupsi harus tetap
menekan pemerintah, terutama aparat penegak hukum untuk mengukum siapapun
seberat-beratnya bila mengganggu stabilitas ekonomi. Tindaka reprsif sesungguhnya
harus ditempuh untuk mengganjar para pelaku kejahatan bisnis/ekonomi dalam skala
besar.
3. Untuk mecegah sekaligus memberantas kejahatan bisnis/ekonomi, sesuatu hal yang
signifikan, strategik dan fundamental harus diambil, yaitu dengan lebih dahulu
membenahi organisasi kekuasaan kehakiman, kejaksaan dan kepolisian sebagai
stakeholders utama dalam penegak hukum. Integritas moral, spiritual dan
18
mental para penegak hukum harus teruji. Tingkat kesejahteraan dan kelangsungan hidup
komunitas ini harus diperhatikan.
4. Integritas moral pemerintah dan parlemen juga harus lebih baik, agar tidak terlibat secara
langsung maupun tidak langsung dalam berbuat kejahatan bisnis/ekonomi. Etika
kekuasaan dan berpemerintahan harus dimiliki pemerintah dan parlemen. Etika politik
anggota-anggota DPR juga haruslah teruji untuk tidak tergoda dengan menggunakan
jabatan politik untik mem-backing pelaku kejahatan bisnis.
5. Etika bisnis harus dikampanyekan (disosialisasikan) oleh pemerintah dan LSM (NGO)
secara berkelanjutan. Etika bisnis juga harus diberikan sebagai kurikulum (mata ajaran)
wajib pada sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang mendalami ilmu ekonomi,
manajemen, perdagangan, korporasi, perbankan dan keuangan, dan hal-hal yang
berrkaitan dengan itu.
6. Pinsip-prinsip good corporate governance harus diterapkan pada semua korporasi, baik
milik asing, pemerintah, maupun swasta lokal. Para pelaku bisnis/ekonomi hendaknya
menyadari, bahwa di tangan mereka martabat dan kemajuan bangsa dipertaruhkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika Bisnis
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata 'etika' yaitu
ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu :
tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak,
perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika
yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis
(asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau
ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000). Untuk menganalisis arti-arti etika,
dibedakan menjadi dua jenis etika (Bertens, 2000):
1. Etika sebagai Praktis
a. Nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau justru tidak
dipraktekkan walaupun seharusnya dipraktekkan.
b. Apa yang dilakukan sejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan norma
moral.
2. Etika sebagai Refleksi
a. Pemikiran moral à berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang
apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
b. Berbicara tentang etika sebagai praksis atau mengambil praksis etis sebagai
objeknya.
c. Menyoroti dan menilai baik buruknya perilaku orang.
d. Dapat dijalankan pada taraf populer maupun ilmiah.
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen
atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris
“business”, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas,
ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang
mendatangkan keuntungan. Di dalam melakukan bisnis, kita wajib untuk memperhatikan
etika agar di pandang sebagai bisnis yang baik. Bisnis beretika adalah bisnis yang
mengindahkan serangkaian nilai-nilai luhur yang bersumber dari hati nurani, empati, dan
norma. Bisnis bisa disebut etis apabila dalam mengelola bisnisnya pengusaha selalu
menggunakan nuraninya. Berikut ini ada beberapa pengertian bisnis menurut para ahli :
1. Allan afuah (2004)
Bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk
menghasilkan dana menjual barang ataupun jasa agar mendapatkan keuntungan
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dan ada di dalam industry.
2. T. chwee (1990)
Bisnis merupaka suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk
memuaskan kebutuhan masyarakat.
3. Grifin dan ebert
Bisnis adalah suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita
menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung
pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis juga merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar
dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan
bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan
masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan
diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan
standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam
kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan
hukum. Berikut ini beberapa pengertian etika bisnis menurut para ahli :
1. Zimmerer (1996:20), etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha
berdasarkan nilai – nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat
keputusan dan memecahkan persoalan.
2. Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin (2000:80), etika bisnis adalah istilah yang
sering digunakan untuk menunjukkan perilaku dari etika seseorang manajer atau
karyawan suatu organisasi.
3. K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, (Yogjakarta: Penerbit Kanisius, 2000, Hal. 5),
Etika Bisnis adalah pemikiran refleksi kritis tentang moralitas dalam kegiatan
ekonomi dan bisnis
4. Velasquez, 2005, Etika Bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral
yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana
diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis
5. Hill dan Jones, 1998, Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan
antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin
perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang
terkait dengan masalah moral yang kompleks.
6. Steade et al (1984: 701) dalam bukunya ”Business, Its Natura and Environment
An Introduction”).Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan dengan tujuan
dan cara membuat keputusan bisnis.
7. Business & Society - Ethics and Stakeholder Management, Caroll&Buchholtz,
Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga
masyarakat
8. Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen
Journal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah
laku etika bisnis, yaitu :
a. Utilitarian Approach, setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya.
Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara
yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan
cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
b. Individual Rights Approach, setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya
memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah
laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi
benturan dengan hak orang lain.
c. Justice Approach, para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang
sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan
baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam kegiatan bisnis:
1. Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga
mempertaruhkan nama, harga diri, bahkan nasib manusia yang terlibat di dalamnya.
2. Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat
3. Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan pedoman
bagi pihak – pihak yang melakukannya.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
adalah:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha ke bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif
yang berupa peraturan perundang-undangan
B. TUJUAN ETIKA BISNIS
Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral dan memberikan batasanbatasan para pelaku bisnis untuk menjalankan good business dan tidak melakukan monkey
business atau dirty business yang bisa merugikan banyak pihak yang terkait dalam bisnis
tersebut.
Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis
yang baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai
adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia
bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis mempunyai
implikasi etis, dan oleh karenanya membawa serta tanggungjawab etis bagi pelakunya
Etika Bisnis adalah seni dan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika untuk
mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang kompleks.
Etika bisnis merupakan etika khusus (terapan) yang pada awalnya berkembang di
Amerika Serikat. Sebagai cabang filsafat terapan, etika bisnis menyoroti segi-segi moral
perilaku manusia dan peraturan-peraturan yang mempunyai profesi di bidang bisnis dan
manajemen. Oleh karena itu, etika bisnis dapat dilihat sebagai usaha untuk merumuskan
dan menerapkan prinsip-prinsip etika dibidang hubungan ekonomi antar manusia. Secara
terperinci, Richard T.de George menyebut bahwa etika bisnis menyangkut empat kegiatan
sebagai berikut:
1. Penerapan prinsip-prinsip umum dalam praktik bisnis. Berdasarkan prinsi-prinsip
etika bisnis itu kita dapat menyoroti dan menilai apakah suatu keputusan atau
tindakan yang diambil dalam dunia bisnis secara moral dapat dibenarkan atau tidak.
Dengan demikian etik bisnis membantu pra pelaku bisnis untuk mencari cara guna
mencegah tindakan yang dinilai tidak etis.
2. Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip-prinsip etika pada dunia
bisnis, tetapi juga metaetika. Dalam hubungan ini, etika bisnis mengkaji apakah
perilaku yang dinilai etis pada individu juga dapat berlaku pada organisais atau
perusahaan bisnis. Selanjutnya etika bisnis menyoroti apakah perusahaan
mempunyai tanggung jawab sosial atau tidak.
3. Bidang telaah etika bisnis menyangkut pandangan – pandangan mengenai bisnis.
Dalam hal ini, etika bisnis mengkaji moralitas sistem ekonomi pada umumnya dan
sistem ekonomi publik pada khususnya, misalnya masalah keadilan sosial, hak
milik, dan persaingan.
4. Etika bisnis juga menyentuh bidang yang sangat makro, seperti operasi perusahaan
multinasional, jaringan konglomerat internasional, dan lain- lain.
C. PERAN ETIKA BISNIS
Etika dalam dunia bisnis memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, dimana
diperlukan suatu landasan yang kokoh untuk mencapai itu semua. Dan biasanya dimulai
dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung
oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara
konsisten dan konsekuen.
Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal
pokok yaitu :
1. Memiliki produk yang baik
2. Memiliki managemen yang baik
3. Memiliki Etika
A. SASARAN DAN RUANG LINGKUP
Setelah melihat penting dan sangat diperlukanya etika bisnis, ada baiknya jika kita
tinjau lebih lanjut apa saja sasaran dan lingkup etika bisnis itu. Sampai saat ini ada tiga
sasaran dan ruang lingkup pokok yang harus diperhatikan supaya tujuan dari etika bisnis
bisa tercapai, yaitu:
1. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi, dan masalah
yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata lain, etika bisnis
pertama-tama bertujuan untuk menghimbau para pelaku bisnis untuk menjalankan
bisnis secara baik dan etis.
2. Menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, buruh, atau karyawan dan
masyarakatluas pemilik aset umum semacam lingkungan hidup, akan hak dan
kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapa pun juga.
Pada tingkat ini, etika bisnis berfungsi untuk menggugah masyarakat untuk
bertindak menuntut para pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik demi
terjaminnya hak dan kepentingan masyarakat tersebut. Etik bisnis mengajak
masyarakat luas, entah sebagai kartawan, konsumen, atau pemakai aset umum
lainnya yan gberkaitan dengan kegiatan bisnis, untuk sadar dan berjuang menuntut
haknya atau paling kurang agar hak dan kepentingannya tidak dirugikan oleh
kegiatan bisnis pihak mana pun.
3. Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis
tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis lebih bersifat makro, yang
karena itu barang kali lebih tepat disebut etika ekonomi. Dalam lingkup makro
semacam ini, etika bisnis berbicara mengenai monopoli, oligopoli, kolusi, dan
praktek-praktek semacamnya yang akan sangatmempengaruhi tidak saja sehat
tidaknya suatu ekonomi melainkan juga baik tidaknya praktek bisnis dalam sebuah
negara.
B. ETIKA BISNIS DALAM KEHIDUPAN BISNIS
Mempraktikkan bisnis dengan etiket berarti mempraktikkan tata cara bisnis yang
sopan dan santun sehingga kehidupan bisnis menyenangkan karena saling menghormati.
Etiket berbisnis diterapkan pada sikap kehidupan berkantor, sikap menghadapi rekan-rekan
bisnis, dan sikap di mana kita tergabung dalam organisasi. Itu berupa senyum — sebagai
apresiasi yang tulus dan terima kasih, tidak menyalah-gunakan kedudukan, kekayaan, tidak
lekas tersinggung, kontrol diri, toleran, dan tidak memotong pembicaraan orang lain.
Dengan kata lain, etika bisnis itu memelihara suasana yang menyenangkan,
menimbulkan rasa saling menghargai, meningkatkan efisiensi kerja, dan meningkatkan
citra pribadi dan perusahaan. Berbisnis dengan etika bisnis adalah menerapkan aturanaturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis. Etika bisnis menyangkut moral, kontak
sosial, hak-hak dan kewajiban, prinsip-prinsip dan aturan-aturan.
Jika aturan secara umum mengenai etika mengatakan bahwa berlaku tidak jujur
adalah tidak bermoral dan beretika, maka setiap insan bisnis yang tidak berlaku jujur
dengan pegawainya, pelanggan, kreditur, pemegang usaha maupun pesaing dan
masyarakat, maka ia dikatakan tidak etis dan tidak bermoral.
Intinya adalah bagaimana kita mengontrol diri kita sendiri untuk dapat menjalani
bisnis dengan baik dengan cara peka dan toleransi. Dengan kata lain, etika bisnis untuk
mengontrol bisnis agar tidak tamak. Bahwa itu bukan bagianku. Perlakukan orang lain
sebagaimana kita ingin diperlakukan.
Pelanggaran etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis. Untuk
meraih keuntungan, masih banyak perusahaan yang melakukan berbagai pelanggaran
moral. Praktik curang ini bukan hanya merugikan perusahaan lain, melainkan juga
masyarakat dan negara. Praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) tumbuh subur di
banyak perusahaan.
Ketika ekonomi Indonesia tumbuh pesat dalam sepuluh tahun terakhir, banyak
pendatang baru di bisnis. Ada pedagang yang menjadi bankir. Banyak juga pengusaha yang
sangat ekspansif di luar kemampuan. Mereka berlomba membangun usaha konglomerasi
yang keluar dari bisnis intinya tanpa disertai manajemen organisasi yang baik. Akibatnya,
pada saat ekonomi sulit banyak perusahaan yang bangkrut.
Pelanggaran etik bisnis di perusahaan memang banyak, tetapi upaya untuk
menegakan etik perlu digalakkan. Misalkan, perusahaan tidak perlu berbuat curang untuk
meraih kemenangan. Hubungan yang tidak transparan dapat menimbulkan hubungan
istimewa atau kolusi dan memberikan peluang untuk korupsi.
Banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan pelanggaran, terutama dalam
kinerja keuangan perusahaan karena tidak lagi membudayakan etika bisnis agar orientasi
strategik yang dipilih semakin baik. Sementara itu hampir 61.9% dari 21 perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ tidak lengkap menyampaikan laporan
keuangannya (not avaliable).
Tingkat perhatian perusahaan terhadap perilaku etis juga sangat menentukan karena
dalam jangka panjang bila perusahaan tidak concern terhadap perilaku etis maka
kelangsungan hidupnya akan terganggu dan akan berdampak pula pada kinerja
keuangannya.
Hal ini terjadi akibat manajemen dan karyawan yang cenderung mencari
keuntungan semata sehingga terjadi penyimpangan norma-norma etis. Segala kompetensi,
keterampilan, keahlian, potensi, dan modal lainnya ditujukan sepenuhnya untuk
memenangkan kompetisi.
C. PRINSIP ETIKA BISNIS
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh perusahaan oleh
perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar
baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai
standar kerja atau operasi perusahaan. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan prinsipprinsip etika bisnis sebagai berikut:
1. Prinsip otonomi
Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan
dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk
dilakukan. Atau mengandung arti bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang
sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang
dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan
visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan
karyawan dan komunitasnya.
2. Prinsip kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan
perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun
eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan,
maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan
tersebut.Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa
bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran.
Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua,
kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding.
Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
3. Prinsip tidak berniat jahat
Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran
yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.
4. Prinsip keadilanPerusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait
dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya,
pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain,menuntut agar setiap orang
diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang
rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
5. Prinsip hormat pada diri sendiri
Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran, tidak
berniat jahat dan prinsip keadilan.
D. FAKTOR-FAKTOR MELAKUKAN PELANGGARAN
ETIKA BISNIS
Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pebisnis dilatarbelakangi oleh berbagai
hal. Salah satu hal tersebut adalah untuk mencapai keuntungan yang sebanyak-banyaknya,
tanpa memikirkan dampak buruk yang terjadi selanjutnya.
Faktor lain yang membuat pebisnis melakukan pelanggaran antara lain:
1. Banyaknya kompetitor baru dengan produk mereka yang lebih menarik
2. Mengejar Keuntungan dan Kepentingan Pribadi (Personal Gain and Selfish Interest)
3. Ingin menambah mangsa pasar
4. Ingin menguasai pasar.
5. Pertentangan antara Nilai-Nilai Perusahaan dengan Perorangan (Business Goals
versus Personal Values)
Dari factor-faktor tersebut, faktor pertama adalah faktor yang memiliki pengaruh paling
kuat. Untuk mempertahankan produk perusahaan tetap menjadi yang utama, dibuatlah
iklan dengan sindiran-sindiran pada produk lain. Iklan dibuat hanya untuk
mengunggulkann produk sendiri, tanpa ada keunggulan dari produk tersebut. Iklan hanya
bertujuan untuk menjelek-jelekkan produk iklan lain
Download