Uploaded by subuhc229

1. Sosialisasi DLHK PP 46 2016 KLHS

advertisement
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2016
TENTANG
TATA CARA PENYELENGGARAAN
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
Oleh :
Dra. Yuningtyas Setyawati, M.Si., C.EIA
Disampaikan dalam Acara Sosialisasi SOP KLHS untuk Kabupaten/Kota di DIY
yang Diselenggarakan oleh DLHK DIY
Yogyakarta, 3,4,5, 13 dan 14 Maret 2019
LANDASAN HISTORIS
1990 -an
•
•
Mulai terasa kelemahan
AMDAL, terutama untuk
mitigasi dampak yang lintas
sektor, multistakeholder
dan berskala regional
Kebijakan pemda di era
baru otonomi daerah
menciptakan lonjakan
kerusakan dan pencemaran
lingkungan
2000 - 2008
•
•
2009 - 2016
2000, Bapedal/KLH merintis
exercise Kajian Lingkungan
Strategis (KLS)
•
2009, ditetapkan UU 32/2009
•
2011, ditetapkan Permen LH
No. 09/2011
2005, Bappenas menggagas
Strategic Environmental
Assessment yang diminta
multidonor untuk rekonstruksi
Aceh
•
2012, ditetapkan Permendagri
No. 67/2012 untuk KLHS bagi
RPJMD
•
2015, diterbitkan Surat
Edaran Menlhk No. 4/MenlhkII/2015
•
2016, ditetapkan PP No. 46
Tahun 2016 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan KLHS
•
2006, kolaborasi KLH, Bappenas,
Depdagri mengembangkan KLHS
•
2007, KLH menyusun konsep
kebijakan KLHS dan diuji coba
bersama Depdagri pada
beberapa lokasi terpilih
KONTEKS DAN URGENSI
Butuh jaminan
kebijakan
pemerintah
sesuai dengan
prinsip
Pembangunan
Berkelanjutan
Gambar 1.1 Konsepsi keterkaitan antara pemanfaatan sumberdaya alam
dan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
VISI KONSEP
Kerangka Berpikir (6) muatan
Pembangunan
Berkelanjutan
VISI
SUBSTANSI YANG
DIJAWAB
Daya DukungDaya Tampung
Efisiensi pemanfaatan
SD Alam
Dampak dan
Risiko LH
Tingkat kerentanan dan
kapasitas adaptasi
terhadap perubahan iklim
Kinerja layanan
atau Jasa
ekosistem
Tingkat ketahanan dan potensi
keanekaragaman hayati
POSISI DALAM UU NO. 32/2009
Pemanfaatan
Perencanaan
Mekanisme
dan kerangka
RPPLH
•
•
Daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup
RPPLH
Penegakan
hukum
Pemeliharaan
Pengendalian
Instrumen
pencegahan
•
KLHS, tata ruang, baku mutu LH,
baku kerusakan LH, AMDAL, UKLUPL, izin lingkungan, instrumen
ekonomi lingkungan, dll
Pengawasan
PILIHAN MODEL PENERAPAN & OUTCOMESNYA
PP 46/2016 ditetapkan untuk
melaksanakan Pasal 18
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
TUJUAN DAN SASARAN PENGATURAN
Pasal 15 (rangkuman, bukan kutipan)
UU No.
32 Tahun
2009
Pemerintah dan Pemda wajib KLHS untuk KRP tata ruang,
pembangunan, dan yang berdampak lingkungan melalui
mekanisme pengkajian, pembuatan alternatif dan rekomendasi
kebijakan
Pasal 16 (rangkuman, bukan kutipan)
KLHS memuat a.l : kapasitas daya dukung dan daya tampung LH,
dampak dan resiko LH, kinerja layanan ekosistem/jasa LH, efisiensi
pemanfaatan SDA, ketahanan kehati, dan kapasitas adaptasi
terhadap perubahan iklim
Pasal 17 (rangkuman, bukan kutipan)
KLHS menjadi dasar KRP dan bila dinyatakan daya dukung dan
daya tampung LH terlampaui harus diperbaiki dan kegiatan
penyebabnya tidak diperbolehkan lagi
PP
46/2016
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan “safeguarding” (pencegahan) dengan
KLHS pada kebijakan, rencana, dan/atau program (KRP pembangunannya
KLHS terintegrasi langsung dengan sistem perencanaan masing-masing KRP, sehingga
teknisnya akan diatur lebih lanjut oleh menteri/kepala lembaga, dan dapat pula oleh
gubernur dan bupati/walikota sesuai kewenangannya
Ditetapkan standar minimum mekanisme, prosedur, muatan penyusunan dan
pendokumentasian KLHS, serta jaminan keterbukaan informasi dan keterlibatan
masyarakat dalam prosesnya.
Pembuat kebijakan, rencana dan/atau program yang menyusun KLHS wajib menjamin
kualitas KLHSnya masing-masing
Menteri LHK memvalidasi hasil penjaminan kualitas KLHS untuk tingkat nasional dan
provinsi, serta Gubernur untuk tingkat kabupaten/kota
Menteri LHK, menteri/kepala lembaga serta pemerintah daerah wajib melaksanakan
pemantauan dan evaluasi secara seksama
Memandatkan tindakan penyesuaian kepada kebijakan, rencana dan/atau program yang
telah berjalan dalam periode transisi yang ditetapkan
POKOK-POKOK PENGATURAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Apa dan siapa yang diwajibkan
Tata cara membuat dan melaksanakan
Kendali mutu dan akuntabilitas
Integrasi KLHS dalam kebijakan, rencana, program
Keterlibatan masyarakat
Pembinaan
Pemantauan dan evaluasi
•
•
•
•
•
Ketentuan umum
Kewajiban penyusunan KLHS
Pembuatan dan pelaksanaan
KLHS
Penjaminan kualitas dan
pendokumentasian KLHS
Validasi KLHS
•
Pembinaan
BAB III
Pasal 1
s/d 31
Pasal 32
s/d 33
BAB I - II
•
•
BAB V - VI
Pasal 34
Pasal 35
s/d 39
BAB IV
•
Peralihan
Penutup
Keterlibatan masyarakat dan
pihak yang berkepentingan
Pasal 40
s/d 41
BAB VII - VIII
•
•
Pemantauan dan evaluasi
Pembiayaan
Kewajiban
• Pasal 2
– Yang terkena kewajiban adalah Pemerintah dan Pemda
– Yang diwajibkan dilengkapi KLHS adalah penyusunan dan/atau evaluasi RTRW dan
rinciannya, RPJP/M nasional dan daerah, RZWP3K dan rinciannya, serta kebijakan,
rencana, program (KRP) yang berpotensi dampak dan/atau resiko LH
• Pasal 3
– Tugas Menteri LHK menentukan kriteria umum screening KRP yang perlu KLHS
– Tugas Menteri/Kepala Lembaga sektor dan penyusun KRP lainnya untuk menentukan
dan menetapkan KRP masing-masing yang perlu KLHS
• Pasal 4
– KLHS dikecualikan untuk KRP tentang tanggap darurat bencana dan kondisi darurat
hankam
Struktur Penyelenggaraan KLHS
Dibuat dan dilaksanakan
Dijamin kualitasnya
Didokumentasikan
tertulis
Divalidasi
Diintegrasikan dalam
KRP
Cara Membuat dan Melaksanakan
• Pasal 6
– Pembuatan dan pelaksanaan KLHS mencakup :
• Pengkajian (diatur pasal 7 s/d 14)
• Perumusan alternatif KRP (diatur pasal 15)
• Rekomendasi pengambilan keputusan (diatur pasal 16)
• Pasal 8 & 32
– KLHS dilaksanakan melalui konsultasi publik dan prosesnya melibatkan masyarakat
• Pasal 17
– Pembuatan dan pelaksanaan KLHS secara umum diatur dalam Permen LHK
– Menteri/kepala Lembaga, Gubernur dan Bupati/Walikota dapat mengatur lebih lanjut
dengan mengacu Permen LHK
Pengkajian
• Pasal 7 - 12
– Standar langkah-langkah pengkajian
• Pasal 13
– Muatan kajian mencakup :
• kapasitas daya dukung dan daya tampung LH;
• dampak dan resiko LH;
• efisiensi pemanfaatan SDA;
• kinerja layanan ekosistem/jasa LH;
• ketahanan dan potensi kehati;
• kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim
• Pasal 14
– Pelaksanaan pengkajian dilakukan oleh penyusun yang memenuhi standar kompetensi
Perumusan Alternatif
dan Rekomendasi
• Pasal 15
– Bentuk-bentuk alternatif perbaikan KRP yang dapat diusulkan KLHS
– Kewajiban untuk mendasarkan alternatif yang diperoleh dalam menyusun
rekomendasi kebijakan
• Pasal 16
– Rekomendasi KLHS dapat memuat :
• materi perbaikan KRP
• Informasi kegiatan yang melampaui daya dukung dan daya tampung LH dan
tidak diperbolehkan lagi
Cara Menjamin Kualitas KLHS
• Pasal 19
– Penjaminan kualitas dilaksanakan masing-masing penyusun melalui penilaian mandiri
secara bertahap atau di akhir proses
– Pertimbangan penilaian mandiri diantaranya adalah informasi daya dukung dan daya
tampung LH
• Pasal 20
– Hasil penilaian mandiri memuat informasi tentang kelayakan KLHS dan rekomendasi
perbaikan bila perlu
• Pasal 21
– Pemenuhan kompetensi menjadi pertimbangan wajib penjaminan kualitas
• Pasal 24
– Ketentuan umum penjaminan kualitas diatur dalam Permen LHK
– Menteri/kepala Lembaga, Gub dan Bupati/Walikota dapat mengatur lebih lanjut sesuai
kewenangannya dengan mengacu Permen LHK
Cara Mendokumentasikan
• Pasal 23
– KLHS didokumentasikan tertulis dengan ketentuan pokok-pokok informasi
yang harus dimasukkan
– Laporan KLHS menjadi bagian dari KRP
– Laporan KLHS adalah dokumen yang terbuka untuk publik
• Pasal 24
– Ketentuan umum pendokumentasian diatur dalam Permen LHK
– Menteri/Kepala Lembaga, Gub dan Bupati/Walikota dapat mengatur lebih
lanjut dengan mengacu Permen LHK
Validasi
• Pasal 25
– Validasi diberikan pada KLHS yang telah melakukan penjaminan kualitas oleh Menteri
untuk KRP pusat dan provinsi, serta Gubernur untuk KRP kabupaten/kota; dapat secara
bertahap maupun di akhir proses
– Khusus RPJP/RPJM Nasional diatur tersendiri oleh Meneg PPN/Kepala Bappenas
• Pasal 26 - 29
– Ketentuan pengajuan permohonan validasi dengan tata batas waktu pelayanan pemberian
validasi maksimum 20 hari kerja; pelayanan melampaui batas waktu menyebabkan KLHS
otomatis tervalidasi
– Validasi memuat kesesuaian KLHS dengan penjaminan kualitas dan rekomendasi bila perlu
dan harus diumumkan bila telah diberikan
• Pasal 30 - 31
– Ketentuan validasi diatur dalam Permen LHK
– Menteri dan Gubernur dapat menunjuk pejabat untuk validasi
Integrasi KLHS dalam KRP
• Pasal 19
– Penjaminan kualitas memperhatikan rekomendasi KLHS telah masuk dalam KRP
• Pasal 23
– Laporan KLHS adalah bagian tak terpisahkan dari KRP
• Pasal 26
– Validasi dilakukan dengan melihat dokumen KRP, dokumen KLHS, dan bukti penjaminan
kualitas serta kesesuaian antara masing-masing
• Pasal 36
– Pemantauan dan evaluasi dilakukan antara lain untuk melihat kepatuhan dan efektivitas
pengintegrasian KLHS dalam KRP, serta kualitas rekomendasi KLHS dengan penyelesaian
masalah di lapangan
TERIMA KASIH
Download