Uploaded by raturizkyy

LEARNING ISSUE

advertisement
LEARNING ISSUE
1. Presbikusis
a. Definisi
Menurut Katz menyebutkan pengertian presbikusis adalah proses normal penuaan yang
menimbulkan gambaran gangguan pendengaran sensorineural.Hal ini dapat diakibatkan
karena terjadinya proses degenerasi pada koklea yaitu di akson, sel ganglion atau
berkurangya sel-sel rambut. Pada audiogram pasienpresbikusis tercatat penurunan kurva
yang bilateral simetris sehingga menghasilkan gambarannya seperti kurva melandai
(gradually sloping).
b. Etiologi
Presbikusis merupakan kelainan degenerative yang terkait dengan beberapa factor internal
maupun eksternal.
-
Herediter
-
Jenis kelamin (laki-laki lebih sering daripada perempuan, dapat disebabkan karena
paparan bising pad laki-laki lebih sering daripada perempuan)
-
Pola diet dan gaya hidup
-
Metabolism tubuh
-
Arteriosclerosis
-
Diabetes dan hipertensi
-
Infeksi
-
Bising
-
Obat-obatan ototoksik
c. Epidemiologi
Presbikusis rata-rata terjadi pada usia 60-65 tahun ke atas. Berdasarkan data ISO 7029:2000
(International Organization for Standardization), pada usia lebih dari 60 tahun pendengaran
berkurang rata-rata 1 dB per tahun. Rata-rata 30% penduduk usia tua, atau sekitar 9 juta
penduduk usia tua, menderita kehilangan pendengaran.
Laki-laki lebih banyak mengalami penurunan pendengaran pada frekuensi tinggi dan hanya
sedikit penurunan pada frekuensi rendah bila dibandingkan dengan perempuan. Perbedaan
jenis kelamin pada ambang dengar frekuensi tinggi ini disebabkan laki-laki umumnya lebih
sering terpapar bising (di tempat kerja atau di jalan).
Jenis
Patologi
1. Sensorik
Lesi terbatas pada koklea. Atrofi atau
degenerasi organ corti, jumlah sel rambut dan
sel
penunjang
berkurangn
menyebabkan
kehilangan pendengaran frekuensi tinggi.
2. Neural
Sel-sel neuron pada koklea dan jaras auditorik
berkurang. Menunjukkan penurunan ambang
(threshold) nada murni terhadap nada tinggi
dan terjadi diskriminasi wicara.
3. Metabolik (strial presbikusis)
Atrofi stria vaskularis. Potensial mikrofonik
menurun.
Menunjukkan
kehilangan
pendengaran pada seluruh frekuensi nada
pada audiogram.
4. Mekanik (cochlear presbikusis)
Terjadi perubahan gerakan mekanik ductus
koklearis.
Atrofi
ligamentum
spiralis.
Membrane basilaris lebih kaku.
d. Klasifikasi
e. Faktor risiko
-
Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan salah satu faktor penyakit metabolik yang dapat
mempengaruhi proses pendengaran. Padaproses glikosilasi, glukosa akan terikat dengan
protein membentuk advanced glicosilation and product (AGEP) yang dapat menumpuk
di dalam jaringan serta mengurangi elastisitas pembuluh darah sehingga terjadi
mikroangiopati. Mikroangiopati jika terjadi pada koklea akan menyebabkan proses
atrofi dari vaskularisasi stria yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan kimia dan
bioelektrikal serta metabolisme dari koklea.
-
Hipertensi
Hipertensi
juga
dapat
menjadi
salah
satu
faktor
terjadinya
penurunan
pendengaran.Semua sel dapat hidup dengan adanya suplai oksigen dan nutrisi yang
adekuat dari jantung dan pembuluh darah.Hipertensi dapat merusak struktur dari
pembuluh darah perifer. Kerusakan tersebut dapat menyebabkan penyumbatan, jika
terjadi sumbatan aliran darah arteri akan terganggu sehingga jaringan dapat mengalami
mikroinfark. Oleh karena itu pada hipertensi dapat mempengaruhi sistem sirkulasi pada
telinga dalam, viskositas darah menjadi meningkat yang disebabkan oleh aliran darah
kapiler yang berkurang sehingga transportasi oksigenmenurun. Hal tersebut dapat
mengganggu sel-sel auditori sehingga transmisi sinyal terganggu dan menimbulkan
gangguan komunikasi.
-
Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemiaadalah terjadinya gangguan jumlah lemak dalam darah dan kadar
kolesterol ≥240mg/dl.Proses aterosklerosis tidak luput dari peran kolesterol dan
triglierida. Ateroskelosis dapat menyebabkan gangguan aliran darah dan transpor
oksigen.Dalam penelitiannya, Evans mengatakan bahwa dislipidemia kronik dapat
mengakibatkan berkurangnya fungsi pendengaran yaitu trigliserida yang tinggi
berhubungan dengan meningkatnya ambang nada murni. Villares juga mengatakan
bahwa terdapat hubungan antara kadar koesterol yang tinggi dengan gangguan
pendengaran.
-
Merokok
Rokok mengandung berbagai macam zat kimia yang berbahaya bagi tubuh. Komponen
utama dalam rokok yang sangat berbahaya adalah nikotin dan karbonmonoksida.Kedua
zat tersebut dapat mengganggu sistem peredaran darah. Karbonmonoksida dapat
membuat suatu ikatan bersama hemoglobin menjadi karboksi- hemoglobin yang
mengakibatkan hemoglobin tidak efisien berikatan dengan oksigen melainkan jauh lebih
kuat berikatan dengan karbonmonoksida (CO), sehingga suplai darah ke jaringan akan
berkurang salah satunya ke organ korti yang menimbulkan efek iskemia. Jika sudah
terjadi iskemia pembuluh darah yang ada pada organ korti di koklea maka akan terjadi
gangguan pendengaran pada frekuensi tinggi. Selain itu karbonmonoksida juga dapat
menyebabkan atheroskelosis, spasme pembuluh darah, dan meningkatkan kekentalan
darah.
-
Obat salisilat
Obat salisilat secara cepat memasuki perilimfe setelah administrasi sistemik.
Konsentrasi dalam perilimfe mencapai nilai maksimal dalam 2 jam setelah injeksi
intraperitoneal pada percobaan binatang. Salisilat yang diberi kontras tritium dideteksi
secara cepat dalam pembuluh darah dari stria vaskularis dan ligamentum spiralis Dalam
satu jam, kontras tersebut ditemukan pada lorong luar organ korti, di sekitar sel rambut
luar, dan kanal rosenthal di sekitar sel ganglion spiral.
Pada percobaan terhadap binatang juga didapatkan sodium salisilat mengurangi
potensial aksi nervus kranial VIII secara selektif. Uji terhadap lesi pada sistem auditori
pada pasien yang mengalami hearing-loss yang diinduksi salisilat menunjukkan pola
koklear. Namun, studi histopatologik yang telah ditelusuri hingga saat ini tidak
menunjukkan sel mana yang terlibat secara spesifik.
f. Patogenesis dan patofisiologi
-
Prebiskusis sensori
Terjadi atrofi dan degenerasi organ corti disertai hilangnya sel-sel rambut dan sel
penyokong organ corti. Proses berasal dari basal koklea. Perubahan yang terjadi adalah
penurunan ambang frekuensi tinggi, yang dimulai setelah usia pertengahan. Berikut
adalah gambaran audiogram pada presbikusis tipe sensori
Gambar:
Audiogram
pada
presbikusis
tipe
sensoris.
Sumber
gambar:
https://www.ihsinfo.org/IhsV2/Hearing_Professional/2003/060_NovemberDecember/080_Presbycusis_A_Look_into_the_Aging_Inner_Ear.cfm
-
Presbikusis Neural
Sel-sel neuron pada koklea dan jaras auditorik berkurang. Perubahan pada N.VIII
berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel-sel ganglion, sel-sel saraf, dan myelin
akson. Letak dan jumlah kehilangan sel neuronal akan menentukan apakah gangguan
pendengaran yang timbul berupa gangguan atas frekuensi pembicaraan atau pengertian
kata-kata. Pada audiometri, presbikusis neural bermanifestasi sebagai hilangnya
kemampuan memahami pembicaraan.
Sumber gambar:
https://www.ihsinfo.org/IhsV2/Hearing_Professional/2003/060_NovemberDecember/080_Presbycusis_A_Look_into_the_Aging_Inner_Ear.cfm
-
Presbiskus strial atau metabolic
Pada presbikusis strial atau metabolic, kehilangan pendengaran disebabkan arofi stria
vaskularis. Hilangnya jaringan stria menyebabkan kelainan daur ulang ion K+ , hal ini
mengakibatkan penurunan potensial endolimfa (yang berfungsi sebagai amplifikasi
koklea). Presbikusis metabolic sering terjadi pada pasien dengan riwayat diabetes atau
hipertensi.
Sumber gambar:
https://www.ihsinfo.org/IhsV2/Hearing_Professional/2003/060_NovemberDecember/080_Presbycusis_A_Look_into_the_Aging_Inner_Ear.cfm
-
Presbikusis mekanis atau koklear
Presbiksusis koklear merupakan perubahan degenarif akibat membrane basilaris koklea
yang kaku. Presbikusis tipe koklear mengalami kehilangan pendegaran frekuensi rendah
tanpa kerusakan rekognisi wicara. Gambaran khas audiogram yang menurun dan
simetris (ski-sloop).
Sumber gambar:
https://www.ihsinfo.org/IhsV2/Hearing_Professional/2003/060_NovemberDecember/080_Presbycusis_A_Look_into_the_Aging_Inner_Ear.cfm
g. Manifestasi Klinik
-
Berkurangnya pendengaran secara perlahan dan progresif dan simetris pada kedua
telinga (biasanya merupakan keluhan utama)
-
Telinga berdenging (tinnitus nada tinggi)
-
Suara dengan nada tinggi seperti “s” dan “th” sulit didengar dan dibedakan
-
Lebih mudah mendengar dan memahami suara laki-laki dibandingkan suara perempuan
-
Pasien dapat mendengar suara percakapan tetapi sulit untuk memahami terutama bila
diucapkan secara cepat atau di tempat yang bising (Cocktail party deafness)
-
Kesulitan membedakan pembicaraan; bunyi bicara lain yang parau atau bergumam
-
Kesulitan membedakan pembicaraan; bunyi bicara lain yang parau atau bergumam
h. Diagnosis
-
Anamnesis
Diperlukan anamnesis yang terarah untuk menggali lebih dalam dan luas keluhan utama
pasien. Keluhan utama telinga antara lain:
 Pekak (tuli),
 Suara berdenging (tinnitus),
 Rasa pusing berputar (vertigo),
 Rasa nyeri di dalam telinga (otalgia),
 Keluar cairan dari telinga (otore).
 Riwayat
bekerja di tempat bising, tempat rekreasi yang bising, dan penembak
(tentara) akan mengalami kehilangan pendengaran pada frekuensi tinggi.
 Penggunaan obat-obatan ototoksik seperti antibiotik golongan aminoglikosid.
 Apakah terdapat riwayat penyakt sistemik seperti hipertensi atau diabetes pada
pasien.hipertensi
Perlu ditanyakan apakah keluhan tersebut pada satu atau kedua telinga, timbul tiba-tiba
atau bertambah berat, sudah berapa lama diderita, riwayat trauma kepala, telinga
tertampar, trauma akustik, terpajan bising, pemakaian obat ototoksik, pernah menderita
penyakit infeksi virus, apakah gangguan pendengaran ini sudah diderita sejak bayi
sehingga terdapat gangguan bicara dan komunikasi, dan apakah gangguan lebih terasa di
tempat yang bising atau lebih tenang.
-
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan otoskopi ditemukan membrane timpani suram dan mobilitas
membrane timpani berkurang.
-
Pemeriksaan penunjang
 Pada pemeriksaan menggunakan garpu tala (tes penala) didapatkan tuli
sensorineural
 Pada pemeriksaan audiometri tutur menunjukkan adanya diskriminasi wicara
(terlihat jelas pada presbikusis neural dan koklear)
Pada pemeriksaan audiometri nada murni terlihat berupa penurunan pendengaran jenis
sensorineural yang bilateral pada kedua telinga dan simetris.
i. Tatalaksana
Presbikusis adalah penyakit
yang tidak dapat disembuhkan, tetapi kita dapat
memaksimalkan fungsi yang masih ada dan meningkatkan kualitas hidupnya sertakita juga
dapat mengurangi efek dari penyakitnya. Ada berbagai pilihan dalam penatalaksanaan
presibikusis, diantaranya yaitu:
-
Keterampilan dalam membaca gerak bibir
Membaca gerak bibir dapat membantu pasien dengan diskriminasi bicara dan sebagai
alat bantu pendengaran pada pasien yang mengalami kesulitan mendengar pada keadaan
bising.
-
Assestive device
Alat bantu ini bekerja dengan cara amplifikasi sinyal telepon, televisi dan mendengar
suara bel. Perangkat elektronik ini berguna untuk meningkatkan kenyamanan dalam
mendengar pada kondisi lingkungan tertentu. Pasien dapat memperkuat suara tanpa
harus menggangu orang lain yang berada disekitarnya.
-
Alat Bantu Dengar (ABD)
Alat bantu dengar dapat meningkatkan kemampuan sebagian besar pasien usia lanjut
untuk dapat berkomunikasi. Namun pada pasien dengan diskriminasi bicara pada
keadaan bising, mengalami kesulitan dalam menggunakan alat bantu dengar karena
ganguan yang terjadi adalah gangguan pada tingkat persepsi bukan pada proses
penerimaan stimulus.
-
Implan koklea
Merupakan alat yan dapat mengganti fungsi dari koklea untuk dapat meningkatkan
kemampuan mendengardan berkomnukasi pada pasie dengan tuli saraf berat dan total
bilateral. Namun pemasangan alat ini kontraindikasi pada pasien dengan tuli saraf pusat
(tuli sentral), proses penulangan koklea, dan tidak berkembangnya koklea.
-
Adapun bila masalahnya di sensori neural, maka dapat diresepkan obat yang
mengandung vitamin B kompleks.
j. Komplikasi
Kehilangan pendengaran akan berpengaruh terhadap masalah sosial. Masalah sosial yang
akan terjadi antara lain depresi, kehilangan kepercayaan diri cemas, paranoid dan frustasi.
k. Diagnosis banding
l. Kompetensi dokter umum
3A: Dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada
keadaan yang bukan gawat darurat. Dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat
bagi penanganan pasien selanjutnya. Dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali
dari rujukan.
2. Anatomi dan Fisiologi Pendengaran
Download