Uploaded by User8188

leni anggraini 1804339

advertisement
Studi Literatur
Pijat Perineum
Leni Anggraini
Mahasiswa sarjana terapan kebidanan STIKES Karya Husada Semarang
ABSTRAK
Pendahuluan : Salah satu ketakutan yang sering dirasakan oleh ibu hamil trimester ketiga yaitu adanya
laserasi perineum saat persalinan. Jaringan lunak dan struktur di sekitar perineum akan mengalami
kerusakan lebih sering terjadi pada primipara. Diperkirakan 85% ibu bersalin mengalami robekan jalan
lahir, dan insiden 70% wanita melahirkan per vagina sedikit banyak mengalami trauma perineal. Metode:
Artikel ilmiah ini merupakan studi literatur (literature review), menggunakan jurnal penelitian yang
berkaitan dengan Pijat Perineum. Diskusi: mengetahui pijat perineum untuk mengurangi laserasi jalan
lahir.
Kata kunci : Pijat Perineum
PENDAHULUAN
Laserasi perineum selama persalinan adalah penyebab perdarahan masa nifas terbanyak nomor
dua. Pada beberapa kasus laserasi perineum ini menjadi lebih berat, vagina mengalami laserasi
dan perineum sering robek terutama pada primigravida, laserasi dapat terjadi secara spontan
selama persalinan pervaginam. Salah satu ketakutan yang sering dirasakan oleh ibu hamil pada
saat usia kehamilan mencapai trimester ketiga adalah adanya robekan atau laserasi perineum
pada saat persalinan, terutama pada ibu yang pernah mengalami penjahitan laserasi perineum, hal
ini bisa menjadikan trauma tersendiri baginya saat menghadapi proses persalinan berikutnya.
Perineum adalah salah satu jalur yang dilalui pada saat proses persalinan dapat robek ketika
melahirkan atau secara sengaja digunting guna melebarkan jalan keluarnya bayi (episiotomi)1.
Beberapa faktor penyebab terjadinya ruptur perineum terdiri atas faktor maternal, faktor janin,
dan faktor penolong. Faktor janin meliputi janin besar, posisi abnormal seperti oksipito posterior,
presentasi muka, presentasi dahi, presentasi bokong, distosia bahu dan anomali kongenital
seperti hidrosefalus. Faktor penolong meliputi cara memimpin mengejan, cara berkomunikasi
dengan ibu, keterampilan menahan perineum pada saat ekspulsi kepala, episiotomi dan posisi
meneran. Faktor maternal meliputi primigravida, kelenturan perineum, odema perineum,
kesempitan pintu bawah panggul, kelenturan jalan lahir, mengejan terlalu kuat, partus
presipitatus, persalinan dengan tindakan seperti ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, versi ekstraksi
dan embriotomi, varikosa pada pelvis maupun jaringan parut pada perineum dan vagina. Salah
satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah robekan pada perineum saat bersalin adalah
dengan atau pijat perineum. Pijat perineum adalah salah satu cara yang paling kuno dan paling
pasti untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot dasar
panggul.Jika sampai terjadi ruptur perineum, pemijatan perineum dapat mempercepat proses
penyembuhan perineum2.
Leni anggraini, Mahasiswa sarjana terapan kebidanan, STIKES Karya Husada Semarang, 2019
Page 1
METODE
Studi in merupakan suatu tinjauan literatur (Literature Review) yang mencoba menggali
Pijat Perineum, Laserasi perineum. Sumber untuk melakukan tinjauan literatur ini meliputi studi
pencarian sistematis database terkomputerisasi (PubMed, BMC, Hindawi Publishing
Corporation, Google cendekia) bentuk jurnal penelitian dan artikel review sebanyak 13 jurnal.
Penulisan artikel ilmiah ini menggunakan penulisan daftar pustaka vacouver.
DISKUSI
perineal massage (pijat perineum) bisa menjadi salah satu teknik yang akan mengurangi
kebutuhan akan episiotomi, Pijat perineum adalah teknik memijat perineum di kala hamil atau
beberapa minggu sebelum melahirkan guna meningkatkan aliran darah ke daerah ini dan
meningkatkan elastisitas perineum. Peningkatan elastisitas perineum akan mencegah kejadian
robekan perineum maupun episiotomi. Massage perineum merupakan pengobatan, pemijatan,
pengurutan dan penepukan yang dilakukan secara sistematik pada perineum. Tujuannya adalah
mempersiapkan jaringan perineum dengan baik untuk proses peregangan selama proses
persalinan akan mengurangi robekan perineum dan mempercepat proses penyembuhannya.
Tindakan pijat perineum bisa diberikan atau dilakukan pada saat ibu hamil mengikuti kelas ibu.
Tujuan dari antenatal kelas yaitu meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik (perilaku) ibu
hamil tentang pemeriksaan kehamilan, perawatan payudara, senam hamil, pijat perineum,
perawatan persalinan yang meliputi tanda-tanda persalinan dan proses persalinan. Jadi dengan
mengikuti kelas ibu, diharapkan ibu hamil dapat mempraktekkan kembali apa yang sudah
diajarkan dan mulai mempersiapkan persalinan sedini mungkin2. Wanita yang melakukan pijat
perineum mulai usia kehamilan 35 minggu mempunyai risiko lebih kecil terjadi trauma jalan
lahir pada persalinan normal. pijat perineum dapat membuat perineum lebih elastis, mudah
teregang serta mengurangi kejadian trauma dan nyeri pada saat melahirkan. Kompres hangat
jaringan pada pijat perineum selama kurang-lebih 10 menit akan meningkatkan sirkulasi darah
sehingga otot-otot di daerah perineum kendur (tidak berkontraksi atau tegang)1.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 78% ibu dengan usia reproduksi (20-35 tahun),
sebagian besar 86% ibu sebagai ibu rumah tangga dan dengan latar belakang sekolah menengah
atas/SMU sebesar 69%. Umur dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal ini menguatkan
pendapat Prawirohardjo (2005) yang menyebutkan bahwa pada primigravida yang umurnya lebih
dari 35 tahun (primitua) sering ditemui kondisi perineum yang kaku, yang mana kondisi
perineum berkontribusi terhadap kejadian ruptura perineum, dimana perineum yang kaku
menghambat persalinan Kala II yang meningkatkan resiko kematian bayi dan menyebabkan
kerusakankerusakan jalan lahir yang luas. Umur lebih muda mempunyai daya ingat lebih kuat
dibandingkan dengan orang yang lebih tua. Kemampuan untuk menyerap pengetahuan baru lebih
mudah dilakukan pada umur yang lebih muda karena otak berfungsi maksimal pada umur muda.
Pengetahuan juga sangat berhubungan dengan latar belakang pendidikan, semakin tinggi
pendidikan seseorang, maka pengetahuannya semakin baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan
teori yang dikemukakan oleh Chapman (2006) bahwa masase perineum dalam periode antenatal
dapat membantu mengurangi kebutuhan untuk episiotomi dan risiko laserasi kedua dan ketiga2.
Leni anggraini, Mahasiswa sarjana terapan kebidanan, STIKES Karya Husada Semarang, 2019
Page 2
Menurut hasil penelitian yang diterbitkan di American Journal Obstretician and Gynecology
menyimpulkan bahwa pijat perineum selama masa kehamilan dapat melindungi fungsi perineum
paling tidak dalam 3 bulan pasca melahirkan. The Cochrane Review merekomendasikan bahwa
pijat perineum ini harus selalu dijelaskan pada ibu hamil agar mereka mengetahui keuntungan
dari pijat perineum ini. Pijat perineum ini sangat aman dan tidak berbahaya1. Pemijatan perineum
apabila dilakukan selama 6 minggu dan teratur 1 hari sebanyak 1 kali dengan lama 5-10 menit,
maka kejadian ruptur perineum dapat dihindari2. Dengan tingkat tekanan ke bawah ditentukan
sesuai dengan respons ibu, dan jika ibu mengungkapkan perasaan sakit, tekanan berkurang3.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pijat perineum dapat mencegah
terjadinya laserasi perineum pada persalinan normal primigravida mulai usia kehamilan minimal
34-35 minggu sampai persalinan dapat mengurangi angka kejadian laserasi perineum secara
spontan maupun episiotomi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Umi Ma’rifah, Siti Aisyah. Efektifitas Pijat Perineum Dalam Mencegah Terjadinya Laserasi
Perineum dan Episiotomi Pada Persalinan Normal Di BPM Sri Wahyuni Surabaya. Jurnal Kesehatan,
tahun 2015
2. Yetti Anggraini,Martini. HUBUNGAN PIJAT PERINEUM DENGAN ROBEKAN JALAN LAHIR
PADA IBU BERSALIN PRIMIPARA DI BPM KECAMATAN METRO SELATANKOTA
METRO. Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 155-159
3. Roonak Shahoei, Farzaneh Zaheri, Lila HashemiNasab, Fariba Ranaei. The effect of perineal massage
during the second stage of birth on nulliparous women perineal: A randomization clinical trial.
Electronic Physician, 2017, Volume:9, Issue:10, Pages:5588-559
Leni anggraini, Mahasiswa sarjana terapan kebidanan, STIKES Karya Husada Semarang, 2019
Page 3
Download