PENGELOLAAN SIK Sistem Informasi Kesehatan

advertisement
LEGAL ASPEK DAN KEBIJAKAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
TERKAIT ELECTRONIC HEALTH
RECORD (EHR)
Biro Hukum dan Organisasi Kemenkes RI
Yogyakarta, 24 Agustus 2016
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
UU No. 36 Th 2009 ttg
Kesehatan
UU No. 44 Th 2009 ttg
Rumah Sakit
PP No. 46
Th 2014 ttg
Sistem
Informasi
Kesehatan
PMK No. 92 Th 2014
PMK No.
1171/Menkes/Per/VI/2011
PMK No. 75 Th 2014
UU NOMOR 36 TAHUN 2009 TTG KESEHATAN
Pasal 168
(1) Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang
efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan.
(2) Informasi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan melalui sistem informasi dan melalui
lintas sektor.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
UU NOMOR 44 TAHUN 2009 TTG RUMAH SAKIT
Pasal 52
(1)Setiap Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan
pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan
Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit.
PP NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM
INFORMASI KESEHATAN
Sistem
Informasi
Kesehatan
adalah
seperangkat tatanan yang meliputi data,
informasi, indikator, prosedur, perangkat,
teknologi, dan sumber daya manusia yang
saling berkaitan dan dikelola secara terpadu
untuk
mengarahkan
tindakan
atau
keputusan yang berguna dalam mendukung
pembangunan kesehatan.
FILOSOFI DAN TUJUAN
PENGATURAN SIK
Filosofi Urgensi
•
Kebutuhan yang semakin
meningkat terhadap Data
dan Informasi Kesehatan
yang akurat dan lengkap
dengan akses yang cepat
dan mudah;
•
Data
dan
Informasi
Kesehatan
sangat
berguna sebagai masukan
dalam
proses
pengambilan
keputusan
dan
meningkatkan
manajemen
program
pembangunan kesehatan;
dan
•
Diperlukan
keterpaduan
Sistem Informasi Kesehatan
secara nasional dalam
rangka menunjang upaya
kesehatan menjadi lebih
efektif dan efisien.
Tujuan
• menjamin ketersediaan, kualitas, dan
akses terhadap Informasi Kesehatan yang
bernilai
pengetahuan
serta
dapat
dipertanggungjawabkan;
• memberdayakan peran serta masyarakat,
termasuk
organisasi
profesi
dalam
penyelenggaraan
Sistem
Informasi
Kesehatan; dan
• mewujudkan penyelenggaraan Sistem
Informasi Kesehatan dalam ruang lingkup
sistem kesehatan nasional yang berdaya
guna dan berhasil guna terutama melalui
kerja sama, koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi
dalam
mendukung
penyelenggaraan
pembangunan
kesehatan yang berkesinambungan.
ASAS DAN POKOK
PENGATURAN SIK
Asas
• kepastian hukum;
• itikad baik;
• kemanfaatan;
• tata kelola yang
baik;
• ketersediaan data;
• ketepatan waktu;
• standardisasi;
• integrasi;
• keamanan dan
kerahasiaan
informasi; dan
• netralitas teknologi.
Pokok-pokok
• pelaksanaan Sistem
Informasi Kesehatan;
• pengelolaan Sistem
Informasi Kesehatan;
• sumber daya Sistem
Informasi Kesehatan;
• pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan; dan
• peningkatan produk,
diseminasi dan
penggunaan informasi.
DATA, INFORMASI, DAN
INDIKATOR KESEHATAN
 Data, Informasi, dan Indikator Kesehatan
yang dikelola dalam penyelenggaraan Sistem
Informasi Kesehatan meliputi seluruh data,
informasi, dan indikator yang diperlukan
dalam
mendukung
penyelenggaraan
pembangunan kesehatan
 Data, informasi, dan indikator harus terinci
dan terklasifikasi berdasarkan sifat,
sumber, dan sistem yang berlaku umum.
DATA KESEHATAN

Data rutin merupakan Data Kesehatan yang dikumpulkan secara
teratur melalui pencatatan dan pelaporan atau cara lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, instansi Pemerintah Daerah, dan instansi
Pemerintah serta data tersebut harus dapat diakses oleh unit kerja
instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang mengelola Sistem
Informasi Kesehatan sesuai kewenangan masing-masing.

Data nonrutin merupakan Data Kesehatan yang dikumpulkan sewaktuwaktu sesuai kebutuhan dan prioritas pembangunan kesehatan dari
masyarakat, fasilitas kesehatan termasuk Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, instansi Pemerintah Daerah, dan instansi Pemerintah sesuai
kebutuhan dan prioritas pembangunan kesehatan yang ditetapkan
Pemerintah.

Data luar biasa merupakan data yang dikumpulkan dalam kejadian
luar biasa,
wabah,
bencana, dan kedaruratan kesehatan
masyarakat.
INFORMASI KESEHATAN
Informasi Kesehatan terdiri atas:
 informasi upaya kesehatan;
 informasi penelitian dan pengembangan
kesehatan;
 informasi pembiayaan kesehatan;
 informasi sumber daya manusia kesehatan;
 informasi sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan makanan;
 informasi manajemen dan regulasi kesehatan;
dan
 informasi pemberdayaan masyarakat.
INDIKATOR KESEHATAN
Indikator Kesehatan terdiri atas:
 indikator kesehatan nasional;
 indikator kesehatan provinsi; dan
 indikator kabupaten/kota
SUMBER DATA DAN
INFORMASI
Data dan Informasi Kesehatan dalam
penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan
bersumber dari:
 fasilitas
kesehatan, termasuk Fasilitas
Pelayanan Kesehatan milik Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan swasta;
 instansi
Pemerintah dan Pemerintah
Daerah terkait; dan
 masyarakat, baik perorangan maupun
kelompok
SUMBER DATA DAN
INFORMASI
 Data dan Informasi Kesehatan yang bersumber
dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
diperoleh dari rekam medik elektronik dan
nonelektronik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
 Data dan Informasi Kesehatan yang bersumber
dari masyarakat yang diperoleh melalui kegiatan
sensus dan survei, penelitian, pelaporan,
dan/atau cara lain dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
PENGUMPULAN DATA DAN
INFORMASI
Pengumpulan Data dan Informasi
dilaksanakan melalui kegiatan:







Kesehatan
pelayanan kesehatan rutin atau berkala oleh tenaga kesehatan
yang berwenang;
penyelenggaraan rekam medik, meliputi rekam medik elektronik
dan nonelektronik;
surveilans kesehatan;
sensus dan survei dengan menggunakan metode dan
instrumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah;
penelitian dan pengembangan kesehatan;
pemanfaatan teknologi dan sumber lain yang sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat
dipertanggungjawabkan; dan
cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
PENGELOLAAN DATA DAN
INFORMASI
 Pengolahan Data dan Informasi Kesehatan dilakukan dengan
menggunakan Sistem Elektronik Kesehatan yang memiliki
kemampuan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, dan Sistem Elektronik Kesehatan
tersebut harus mampu terhubung dengan Sistem Elektronik
Kesehatan yang dikelola oleh Menteri.
 Dalam hal pengelola Sistem Informasi Kesehatan belum mampu
memiliki infrastuktur Sistem Elektronik Kesehatan, pengolahan Data
dan Informasi Kesehatan dapat dilakukan secara sistem
nonelektronik.
 Pengolahan Data dan Informasi Kesehatan harus dilakukan di
dalam negeri ,dan dalam keadaan tertentu dapat dilakukan di
luar negeri atas izin Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PENYAJIAN DATA DAN INFORMASI
 Penyajian dilakukan dalam bentuk:
a. tekstual;
b. numerik; dan
c. model lain sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
 Penyajian dapat dilakukan melalui
media elektronik dan/atau media non
elektronik.
PENYIMPANAN DATA DAN INFORMASI

Penyimpanan Data dan Informasi Kesehatan dilakukan dalam
pangkalan data pada tempat yang aman dan tidak rusak atau
mudah hilang dengan menggunakan media penyimpanan
elektronik dan/atau nonelektronik.

Pangkalan data harus dikelola oleh pengelola Sistem Informasi
Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan harus mampu terhubung dengan pangkalan
data yang dikelola oleh Menteri.

Penyimpanan hanya dapat dilakukan di dalam negeri.

Penyimpanan Data dan Informasi Kesehatan dilakukan paling
singkat 10 (sepuluh) tahun untuk Data dan Informasi
Kesehatan nonelektronik dan paling singkat 25 (dua puluh
lima) tahun untuk Data dan Informasi Kesehatan elektronik sesuai
jadwal retensi arsip.
PENGELOLAAN SIK

Sistem Informasi Kesehatan wajib dikelola oleh:
a. Pemerintah, untuk pengelolaan satu Sistem Informasi
Kesehatan skala nasional dalam ruang lingkup Sistem
Kesehatan Nasional;
b. Pemerintah Daerah provinsi, untuk pengelolaan satu Sistem
Informasi Kesehatan skala provinsi;
c. Pemerintah Daerah kabupaten/kota, untuk pengelolaan satu
Sistem Informasi Kesehatan skala kabupaten/kota; dan
d. Fasilitas Pelayanan Kesehatan, untuk pengelolaan Sistem
Informasi Kesehatan skala Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Sistem Informasi Kesehatan dikelola secara berjenjang,
terkoneksi, dan terintegrasi serta didukung dengan kegiatan
pemantauan, pengendalian, dan evaluasi.
PENGELOLAAN SIK (1)
 Pengelolaan dan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan harus terintegrasi.
 Setiap pengelola Sistem Informasi Kesehatan wajib:
a. memberikan Data dan Informasi Kesehatan yang diminta oleh
pengelola Sistem Informasi Kesehatan nasional, provinsi,
dan/atau kabupaten/kota;
b. menyediakan akses pengiriman Data dan Informasi Kesehatan
kepada pengelola Sistem Informasi Kesehatan nasional, provinsi,
dan/atau kabupaten/kota;
c. menyediakan akses pengambilan Data dan Informasi
Kesehatan bagi pengelola Sistem Informasi Kesehatan nasional,
provinsi, dan/atau kabupaten/kota; dan/atau
d. menyediakan akses keterbukaan Informasi Kesehatan bagi
masyarakat untuk Informasi Kesehatan yang bersifat terbuka;
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
SUMBER DAYA SIK
 Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan
nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
menggunakan
perangkat keras dan perangkat lunak.
 Penggunaan perangkat keras dan perangkat
lunak
harus
menyesuaikan
dengan
kebutuhan dan perkembangan teknologi
informasi serta menghormati hak atas
kekayaan intelektual sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
SUMBER DAYA SIK (1)
Dalam hal keterbatasan sarana dan prasarana untuk
perangkat keras elektronik dan perangkat lunak, Fasilitas
Pelayanan Kesehatan di daerah terpencil, perbatasan,
dan/atau kepulauan dapat mengelola Sistem Informasi
Kesehatan dengan menggunakan perangkat keras
nonelektronik.
SUMBER DAYA SIK (2)
 Unit pengelola Sistem Informasi Kesehatan
nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan harus memiliki sumber
daya manusia yang mengelola Sistem
Informasi Kesehatan.
 Sumber daya manusia yang mengelola Sistem
Informasi Kesehatan harus memiliki kompetensi
paling sedikit di bidang statistik, komputer dan
epidemiologi.
PENGEMBANGAN SIK
 Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
dilakukan melalui kegiatan perencanaan
sistem, analisis sistem, perancangan sistem,
pengembangan perangkat lunak, penyediaan
perangkat
keras,
uji
coba
sistem,
implementasi sistem, serta pemeliharaan dan
evaluasi sistem.
 Pengembangan dilakukan berdasarkan hasil
pengkajian dan penelitian.
PENYEBARLUASAN PENGGUNAAN DATA
DAN INFORMASI
 Data dan Informasi Kesehatan dapat bersifat terbuka dan
tertutup sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
 Penyebarluasan Data dan Informasi Kesehatan yang bersifat
terbuka dilakukan dengan meningkatkan produk dari
pengelolaan dan pelaksanaan Sistem Informasi
Kesehatan dan dengan memberikan kemudahan kepada
masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi
tersebut.
 Penyebarluasan Data dan Informasi Kesehatan yang bersifat
tertutup hanya dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
PENYEBARLUASAN PENGGUNAAN DATA
DAN INFORMASI (2)
Setiap orang dilarang menyebarluaskan Data dan
Informasi Kesehatan kepada publik berupa:
a. salinan kartu pengguna Fasilitas Pelayanan Kesehatan
atau bukti identitas lain;
b. riwayat kesehatan;
c. tagihan dan bukti pembayaran biaya
Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
penggunaan
d. hasil pemeriksaan diagnostik;
e. data dan informasi terkait kegiatan penelitian
f. data dan informasi hasil penelitian yang masih dalam
proses pengajuan hak kekayaan intelektual.
PENYEBARLUASAN PENGGUNAAN DATA DAN
INFORMASI (3)
Data dan informasi Kesehatan terkait kegiatan penelitian yang
dilarang penyebarluasannya, meliputi:
a. data identitas subyek
individu/masyarakat;
penelitian,
baik
individu,
kelompok
b. data dan informasi hasil penelitian dan/atau kajian yang pabila
dibuka untuk umum akan merugikan subyek, meresahkan
masyarakat dan/atau mengancam keamanan negara;
c. data dan informasi hasil penelitian yang secara etika atau hasil
kesepakatan dengan subyek penelitian bersifat rahasia atau
dirahasiakan; dan
d. data dan informasi yang masih dalam proses penelitian, pengolahan
dan/atau penyelesaian.
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN
 Menteri, pimpinan kementerian/lembaga pemerintah
terkait, gubernur, bupati/walikota, dan pimpinan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan melakukan pemantauan Data
dan Informasi Kesehatan, evaluasi, dan pelaporan
sesuai bidang tugas masing-masing secara teratur,
terpadu, dan menyeluruh melalui instrumen dan metode
yang tepat.
 Pemantauan dilakukan dengan membandingkan antara
Data dan Informasi Kesehatan saat ini dengan
keadaan sebelumnya secara berkala.
 Evaluasi dilakukan secara berkala terhadap hasil
pemantauan dan penyelenggaraan Sistem Informasi
Kesehatan secara keseluruhan.
PENDANAAN
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
 Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan bertanggung jawab terhadap pendanaan
penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan.
 Setiap tahun, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan mengalokasikan dana
untuk penyelenggaraan Sistem lnformasi Kesehatan masingmasing sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
keuangannya.
 Pendanaan penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan
yang dikelola oleh Pemerintah, termasuk
Fasilitas
Pelayanan Kesehatan milik Pemerintah bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
PENDANAAN
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
 Pendanaan
penyelenggaraan
Sistem
Informasi
Kesehatan yang dikelola oleh Pemerintah Daerah,
termasuk
Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik
Pemerintah Daerah bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
 Pendanaan
penyelenggaraan
Sistem
Informasi
Kesehatan yang dikelola oleh Fasilitas Pelayanan
Kesehatan milik swasta/masyarakat bersumber dari
anggaran pendapatan dan belanja Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dan/atau sumber lain yang sah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PERAN SERTA MASYARAKAT
 Pemerintah dan pemerintah daerah dalam pengelolaan
sistem informasi kesehatan dapat melibatkan peran
serta masyarakat.
 Peran serta masyarakat dilakukan dalam bidang
pengumpulan,
pengolahan,
penyimpanan,
penyebarluasan, dan penggunaan Data dan
Informasi
Kesehatan
serta
pengembangan,
pemantauan, evaluasi, dan pendanaan Sistem
Informasi Kesehatan.
 Pelaksanaan peran aktif masyarakat dilakukan secara
bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
 Menteri,
pimpinan
lembaga
terkait,
gubernur,
bupati/walikota, dan pimpinan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan
sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masingmasing.
 Pembinaan dan pengawasan ditujukan untuk:
a. meningkatkan mutu penyelenggaraan Sistem
Informasi Kesehatan;
b. mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan yang
efisien dan efektif; dan
c. mempercepat proses pengelolaan Data dan
Informasi Kesehatan.
SANKSI
 Setiap orang yang melanggar ketentuan Peraturan
Pemerintah ini dikenai sanksi administratif, berupa:
a. peringatan tertulis;
b. pemberhentian sementara sebagian atau seluruh
kegiatan; dan/atau
c. publikasi menggunakan media elektronik atau media
nonelektronik.
 Pengenaan
sanksi
administratif
dilakukan
oleh
Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangan
masing-masing.
KETENTUAN PERALIHAN
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,
pengelola Sistem Informasi Kesehatan nasional,
provinsi, kabupaten/kota, dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan wajib menyesuaikan dengan ketentuan
Peraturan Pemerintah ini paling lama 2 (dua)
tahun.
PMK NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG
PENYELENGGARAN KOMUNIKASI DATA DALAM
SISTEM INFORMASI KESEHATAN TERINTEGRASI
Tujuan
Pengaturan
a. Menjamin ketersediaan, kualitas, dan
akases Data Kesehatan Prioritas dan
Muatan Data lainnya;
b. Mengoptimalkan aliran Data Kesehatan
dari kabupaten/kota dan/atau provinsi
ke Kementerian Kesehatan atau
sebaliknya; dan
c. Mewujudkan penyelenggaraan Sistem
Informasi Kesehatan yang terintegrasi.
Lingkup
Pengaturan
Penyelenggaraan
Komunikasi Data
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Muatan Data;
penyelenggaraan Komunikasi Data;
pengorganisasian;
perangkat Kounikasi Data;
Pengembangan Komunikasi Data;
pendanaan
penyelenggaraan
Komunikasi Data; dan
g. pembinaan dan pengawasan.
a. Pengumpulan,
pengisian
dan
pelaporan muatan data;
b. Pengelolaan database; dan
c. Penggunaan data dan informasi.
Penyelenggaraan Komunikasi Data
Dinkes
Kab/Kota
Pengimpulan
, pengisian,
dan
pengajuan
data
kesehatan
Dinkes
Provinsi
Validasi dan
verifikasi
Tdk
setuju
Kemenkes
setuju
Verifikasi
Tdk
setuju
Pemeriksaan kembali oleh Dinkes
Kab/Kota
setuju
Da
ta
ba
se
Ke
m
ke
s
PMK 1177/MENKES/PER/2011 TENTANG SISTEM
INFORMASI RUMAH SAKIT
 Setiap rumah sakit wajib melaksanakan Sistem Informasi Rumah
Sakit (SIRS)
 SIRS merupakan suatu pengumpulan, pengolahan dan penyajian data
rumah sakit.
SIRS merupakan
aplikasi sistem
pelaporan rumah
sakit kepada
Kementerian
Kesehatan
meliputi
a. Data identitas rumah sakit;
b. Data ketenagaan yang bekerja di
rumah sakit;
c. Data
rekapitulasi
kegiatan
pelayanan;
d. Data kompilasi penyakit/morbiditas
pasien rawat inap; dan
e. Data kompilasi penyakit/morbiditas
pasien rawat jalan.
Tujuan
Penyelenggaraan SIRS
Pelaporan
SIRS
a. Merumuskan
kebijakan
di
bidang
perumahsakitan;
b. Menyajikan informasi rumah sakit secara
nasional; dan
c. Melakukan pemantauan, pengendalian dan
evaluasi penyelenggaraan rumah sakit
secara
nasional
Pelaporan
yang
bersifat terbarukan
setiap saat (update)
Ditetapkan
sesuai
kebutuhan informasi utk
pengembangan
program
dan
kebijakan
perumahsakitan
Pelaporan
yang
bersifat periodik
Dilakukan dalam 2
(dua) kali dalam 1
(satu) tahun
PMK 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT
SISTEM INFORMASI PUSKESMAS
Pasal 43
(1) Setiap Puskesmas wajib melakukan kegiatan sistem informasi
Puskesmas.
(2) Sistem Informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat diselenggarakan secara eletronik atau non elektronik.
(3) Sistem informasi Puskesmas paling sedikit mencakup:
a. pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan
jaringannya;
b. survei lapangan;
c. laporan lintas sektor terkait; dan
d. laporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya.
Pasal 44
(1) Sistem Informasi Puskesmas merupakan bagian dari sistem
informasi kesehatan kabupaten/kota.
(2) Dalam menyelenggarakan sistem informasi Puskesmas,
Puskesmas wajib menyampaikan laporan kegiatan Puskesmas
secara berkala kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
(3) Laporan kegiatan Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) merupakan sumber data dari pelaporan data kesehatan
prioritas yang
diselenggarakan melalui komunikasi data.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Sistem Informasi Puskesmas
dilaksanakan
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundangundangan.
41
Download