sejarah bea keluar - E

advertisement
SEJARAH BEA KELUAR
Kelompok 1
Bea Keluar adalah pungutan
negara berdasarkan undangundang mengenai kepabeanan
yang dikenakan terhadap barang
ekspor.
Bea Keluar????
Sejarah
• Pungutan atas barang ekspor pertama kali diberlakukan di Indonesia
berdasarkan ketentuan Undang-undang Tarif Indonesia, STBL 1873
No.35.
Sejarah - Lanjutan
• Pungutan ekspor dibekukan berdasarkan Surat Keputusan Dewan
Moneter nomor 30 tahun 1957
• Karena dibutuhkannya tarif barrier, diperkenalkan konsep pajak
ekspor dalam PMK 1223/KMK.013/1990, dengan komoditi : kulit,
rotan dan kayu. Tetapi pada prinsipnya, dasar pemungutan pajak ini
belum memenuhi kaedah berdasarkan pasal 23 UUD 1945.
• Untuk mengantisipasi hal tersebut, pajak ekspor selanjutnya diadopsi
dalam UU No 20 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan
Pajak,dan diterbitkan PP no 35 tahun 2005 tentang pungutan ekspor
atas barang ekspor.
Sejarah - Lanjutan
• Perubahan filosofis dari instrumen fiskal perpajakan menjadi
instrumen fiskal yang bersifat regulerend.
• Pengelolaan administrasi pungutan ekspor sepenuhnya dilaksanakan
oleh Direktorat jenderal Anggaran.
• Pungutan ekspor kemudian beralih namanya menjadi bea keluar
sesuai dengan pasal 2A Undang-undang nomor 17 tahun 2006, dan
administrasi pengelolaan bea keluar diserahkan kepada DJBC.
Undang – Undang 10 tahun 1995 jo.
Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2006 Kepabeanan
Undang – Undang 10 tahun 1995 jo.
Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2006 Kepabeanan
Pasal 2A ayat (1)
Terhdap barang ekspor dapat dikenakan Bea Keluar
Pasal 2A ayat (2)
Bea Keluar dikenakan terhadap barang ekspor dengan tujuan untuk :
- Menjamin terpenuhinya kebutuhan dalam negeri
- Melindungi kelestarian sumber daya alam
- Mengantisipasi kenaikan harga yang cukup drastis dari komoditi ekspor tertentu
di pasaran internasional; atau
- Menjaga stabilitas harga komoditi tertentu di dalam negeri
PP Nomor 15 2008
Ketentuan Umum di Bidang Kepabeanan
• Komponen perhitungan bea keluar : tarif BK dan harga ekspor
• Pembahasan penetapan komoditi yang dikenakan BK dan besaran
tarifnya dilakukan oleh : tim tarif yang dikordinasikan oleh BKF
• harga ekspor ditetapkan oleh Menkeu sesuai Harga Patokan Ekspor
dari Mendag
PMK 67/PMK.011/2010
Dalam PMK ini, disebutkan daftar barang yang dikenakan BK, meliputi :
- Rotan
- Kayu
- Kulit
- Kelapa Sawit, CPO dan turunannya
- Biji Kakao
PMK 67/PMK.011/2010
Dalam PMK ini, disebutkan daftar barang yang dikenakan BK, meliputi :
- Rotan
- Kayu
- Kulit
- Kelapa Sawit, CPO dan turunannya
- Biji Kakao
- Tarif BK untuk komoditi kulit, kayu, dan rotan ditetapkan secara flat,
sedangkan untuk kakao dan kelapa sawit, CPO dan turunannya
dutetapkan secara progresif berdasarkan harga referensi
- Harga referensi ditetapkan oleh Menteri di bidang perdagangan yang
mengacu pada harga internasional komoditi tersebut
PMK 128 / PMK.011 / 2011
• Merupakan perubahan dari PMK 67/PMK.011/2010 yang hanya
mengatur mengenai kelapa sawit, CPO dan turunannya
• PMK ini ditetapkan dalam rangka mendukung program hilirisasi
kelapa sawit
• Perubahannya meliputi :
- Kenaikan threshold
- Pembagian kelompok komoditi ( jenis proses hulu/hilir )
- Perubahan kolom tarif dan besaran tarif
- Penambahan produk campuran dan olahan sebagai komoditi yang
kena BK
PMK 75 / PMK.011 / 2012
Latar Belakang
- Terbitnya PMK 213 / PMK.011 / 2011 tentang BTKI
- Adanya peraturan Mendag tentang pelarangan ekspor rotan
- Melanjutkan hilirisasi untuk kelapa sawit
Substansinya :
- menghilangkan rotan sebagai barang kena BK
- Untuk kelapa sawit, CPO dan turunannya :perubahan struktur tarif,
perubahan uraian barang, pembetulan pos tarif dan penyesuaian BTKI
mengeluarkan beberapa produk hilir dari pengenaan BK
- Menambah komoditi baru yang kena BK : bijih (raw material atau ore)
mineral
Barang kena BK
• kulit dan kayu;
• biji kakao;
• kelapa sawit, Crude Palm Oil (CPO), dan produk tururiannya;dan
• bijih (raw material atau ore) mineral.
PMK 06/PMK.11/2014
• Bijih mineral tidak lagi dikenakan BK, tetapi menjadi barang lartas.
• produk mineral hasil pengolahan ditetapkan sebagai barang kena BK
pengganti biji mineral .
Potensi Barang Kena BK Lain (Berdasarkan
perkembangan BK)
Karet
Alasan 1
Ekspor karet
yang tinggi
(Sumber :
Kemendag)
Alasan 2
Mendorong
industri hilir
karet
Indonesia
(Sumber :
Kemenperin)
Alasan 3
Mencegah
eksploitasi
Sumber Daya
Alam
Pertanyaan
• Sondang, 2 : BTKI ada pada tahun 2012, bagaimana dasar pengenaan
Bea keluarnya?
• Suryo :
• Alan : alasan kalian?
Download