accessories - ITPC Osaka

advertisement
2013
ACCESSORIES
Market Brief
ITPC Osaka
Daftar Isi
Kata Pengantar
Peta Jepang
I. Pendahuluan
1. Pemilihan Negara
2. Pemilihan Produk
3. Profil Jepang
II. Potensi Pasar Jepang
1. Ekspor Impor Aksesoris Jepang - Dunia
2. Potensi Pasar Ekspor Aksesoris di Jepang
3. Kebijakan Impor Aksesoris di Jepang
4. Saluran Distribusi Aksesoris di Jepang
5. Hambatan Lainnya
III. Peluang dan Strategi
1. Peluang
2. Strategi
IV. Informasi Penting
1. TPO dan/atau Kedutaan Negara Jepang di Indonesia
2. Kamar Dagang Jepang
3. Asosiasi Aksesoris di Jepang
4. Daftar Pameran Aksesoris di Jepang
5. Perwakilan Indonesia di Jepang
6. Daftar Importir Aksesoris di Jepang
Referensi
3
4
5
5
5
6
10
11
19
22
27
29
32
32
32
34
34
34
35
36
37
38
39
1
Daftar Tabel dan Gambar
Tabel 1. Pembagian Kategori Perhiasan Berdasarkan Cakupan Produk
Tabel 2. Negara Impor Perhiasan Utama di Jepang
Tabel 3. Negara Impor Perhiasan (Emas) di Jepang
Tabel 4. Negara Impor Perhiasan (Perak) di Jepang
Tabel 5. Negara Impor Perhiasan (Platina) di Jepang
Tabel 6. Negara Impor Batu Berwarna di Jepang
Tabel 7. Negara Impor Semi-Precious Stones di Jepang
Tabel 8. Negara Impor Aksesoris di Jepang
Tabel 9. Negara Pengimpor Aksesoris berdasarkan kategori (2010,
Value basis)
Tabel 10. Tabel Perubahan Trend Impor untuk Logam Mulia dan
Aksesoris di Jepang tahun 2006-2010
Tabel 11. Kebijakan Tarif untuk Logam Mulia dan Perhiasan
Gambar 1. Peta Negara Jepang berdasarkan Pembagian Wilayah
Gambar 2. Populasi yang didasarkan pada usia dan jenis kelamin di
Jepang tahun 2010
Gambar 3. Populasi di Jepang didasarkan pada kota-kota di Jepang
Gambar 4. Negara Impor Perhiasan Utama di Jepang
Gambar 5. Negara Rekanan Impor Perhiasan (Emas) di Jepang
Gambar 6. Negara Rekanan Impor Perhiasan (Perak) di Jepang
Gambar 7. Negara Rekanan Impor Perhiasan (Platina) di Jepang
Gambar 8. Negara Impor Batu Berwarna di Jepang
Gambar 9. Negara Pengimpor Semi-Precious Stones di Jepang
Gambar 10. Negara Pengimpor Aksesoris di Jepang
Gambar 11. Grafik Perubahan Trend Impor untuk Logam Mulia dan
Aksesoris di Jepang
Gambar 12. Label Pembungkus Produk untuk Perhiasan
Gambar 13. Label Berdasarkan Kualitas Perhiasan
Gambar 14. Label Berdasarkan Kualitas oleh Asosiasi Perhiasan di
Jepang
Gambar 15. Label Peringatan Pemakaian Perhiasan di Jepang
Gambar 16. Alur Distribusi Produk Batu Mulia dan Perhiasan
10
11
12
13
13
14
15
16
17
22
30
4
7
7
11
12
13
13
14
15
16
20
25
25
26
27
29
2
KATA PENGANTAR
ITPC Osaka mengucapkan puji syukur pada hadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah
dapat menyelesaikan ”Market Brief: HS 7117 Aksesoris” untuk Edisi pada bulan Januari 2013
ini. Market brief (MB) merupakan kajian singkat yang memberikan gambaran kondisi dan
potensi pasar komoditi Aksesoris di Jepang. Adapun isi dari MB ini dibuat berdasarkan acuan
“Outline Market Intelligence dan Market Brief” yang disampaikan kepada seluruh Perwakilan
Luar Negeri Kementerian Perdagangan tanggal 8 Maret 2011 di Hotel Borobudur, Jakarta.
Selain merupakan bagian dari tugas dan fungsi perwakilan luar negeri, MB disusun untuk
memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu komoditi, peraturan impor di negara
akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi pasar dan informasi
penting lainnya. Sehingga diharapkan secara tidak langsung MB ini dapat menjadi informasi
pendukung dalam meningkatkan keunggulan komoditi Aksesoris Indonesia yang bersaing di
pasar Jepang.
Akhir kata ITPC Osaka mengharapkan kiranya informasi dalam MB ini dapat bermanfaat
bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan dan para pelaku usaha dalam menentukan strategi
eskpor ke negara Jepang.
Osaka, Januari 2013
3
PETA JEPANG
Gambar 1: Peta Negara Jepang berdasarkan pembagian wilayah
 Luas daratan Jepang 378.000 km2, yaitu 1/25 dari luas Amerika Serikat (bandingkan dengan luas
daratan Indonesia 2.027.087 km2).
 Jepang berbatasan dengan Rusia di sebelah barat, Korea Utara dan Korea Selatan di bagian
selatan dan China di bagian barat daya.
 Empat pulau utama adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu.
4
BAB I. PENDAHULUAN
1. Pemilihan negara
Jepang adalah negara mitra dagang yang strategis bagi Indonesia, dikarenakan
Jepang menduduki peringkat pertama sebagai tujuan ekspor non migas Indonesia dan
urutan kedua sebagai negara asal impor non migas setelah China. Pada periode Januari
–November 2011, menurut data yang diperoleh dari kementerian perdagangan RI,
bahwa selama periode Januari-Nopember 2011 neraca perdagangan Jepang dengan
Indonesia surplus bagi Indonesia sebesar US$ 15,02 miliar, meningkat 14,25% dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar US$ 13,15 miliar. Total perdagangan
periode Januari-Nopember 2011 tercatat sebesar US$ 46,94 miliar, atau meningkat
11,83% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar US$ 41,98 miliar.
Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Jepang ke Indonesia sebesar US$ 15,96
miliar, atau meningkat 10,72% dibanding periode yang sama tahun 2010, yaitu sebesar
US$ 14,41 miliar, dan impor Jepang dari Indonesia sebesar US$ 30,98 miliar, atau
meningkat sebesar 12,40% dibanding periode yang sama tahun 2010, sebesar
US$ 27,56 miliar.
Berdasarkan data statistic Japan Customs, menyatakan bahwa nilai ekspor non
migas Jepang ke Indonesia pada tahun 2010 adalah sebesar US $ 15,84 milyar dan
impor non –migas Jepang dari Indonesia sebesar US $ 18,32 milyar, sehingga Jepang
mengalami deficit sebesar US $2,48 milyar.
Produk ekspor non migas utama Indonesia ke Jepang adalah (1) copper ores and
concentrates; (2) coal;briquettes;avoid and similar solid fuels manufactured from coal;
(3) nickel; (4) natural rubber, (5) refined copper and copper alloys; (6) plywood; (7)
paper and paperboard, uncoated, for writing; (8) insulated wire, cable and other
insulated electrical conductors; (9) crustaceans, live, fresh, chilled, frozen dan (10)
unwrought almunium. (kemendag)
Sedangkan untuk produk dari Jepang, Indonesia mengimpor beberapa produk
yaitu (1) incompletely knocked down motor vehicles; (2) part accessories of motor
vehicles; (3) self-propelled bulldozers , angledozers; (4) parts, suitable for use solely
or principally with the engines; (5) motor vehicles for the transport of goods; (6)
transmission shafts and cranks;bearing housings; (7) flat-rolled products of iron on
non-alloy steel; (8) refined copper and copper alloys; (9) tubes, pipes and hollow
profiles, seamless of iron dan (10) parts, suitable for use solely or principally with the
machinery. (kemendag)
2.
Pemilihan Produk
Alasan penulis memilih produk accessories, khususnya berupa logam mulia dan
perhiasan dikarenakan kedua jenis produk accesoris ini sangat digemari oleh seluruh
masyarakat dunia, baik laki-laki ataupun perempuan termasuk Jepang. Selain karena
5
menarik, indah, dapat disesuikan dengan fashion, bisa digunakan kapan saja dan
memiliki nilai investasi jangka panjang bagi pemiiknya.
3.
Profil Jepang
a. Geografi
Berdasarkan kondisi geografis Jepang, Jepang terdiri dari 47 perfektur yang
dikelompokkan menjadi 9 kawasan yaitu Hokkaido, Tohoku, Kanto,Chubu, Kinki,
Chugoku,Shikoku, Kyushu dan Okinawa. Sedangkan kota utama Jepang yaitu
Tokyo, Osaka, Kobe, Kyoto, Sapporo,Sendai, Nagoya, Hiroshima dan Fukuoka.
b. Pemerintahan
Jepang merupakan negara constitutional monarchy dimana kekuasaan Kaisar
sangat terbatas. Disini Kaisar hanya sebagai simbol negara dan persatuan dabgi
rakyat Jepang. Kekuasaan tertinggi pemerintahan terletak pada Perdana
Menteri . Sedangkan untuk badan legislatif di Jepang adalah adalah National
Diet yang terdiri dari House of Representatives (480 kursi) dan House of
Councillors (242 kursi). PM diangkat oleh Kaisar setelah mendapat persetujuan
dari Diet.
c. Demografi
Populasi penduduk Jepang per 1 Oktober 2010 mencapai 128.957.352 jiwa.
Data ini relatif stabil, meningkat 0.2% dari data tahun 2005, atau mengalami
peningkatan 0.05% secara anual. Angka ini merupakan peningkatan yang
terendah sejak sensus penduduk dimulai pada tahun 1920. Berdasarkan kategori
jenis kelamin, populasi penduduk pria berjumlah 62.327.737 (48.7% dari total
populasi) dan penduduk wanita berjumlah 65,729,615 (51.3%). Populasi
penduduk asing yang tinggal di Jepang pada tahun 2010 adalah 1.646.000 jiwa,
meningkat 5.9% dari tahun 2005.
Presentase penduduk yang berusia 65 tahun keatas meningkat dari 20.2% ke
23.0%. Populasi penduduk berusia 15 tahun adalah 16.803.000 (13.2% dari total
populasi), mereka yang berusia 15-64 tahun berjumlah 63.8% dan mereka yang
berusia 65 tahun keatas berjumlah 29.246.000 jiwa (23% dari total populasi).
Populasi berusia 15 tahun berkurang sebanyak 718.000 jiwa (4.1%) dari tahun
2005, dan mereka yang berusia 15064 tahun menurun sebanyak 3.061.000 jiwa
(3.6 %). Populasi mereka yang berusia 65 tahun keatas meningkat sebanyak
3.574.000 jiwa (13.9%). Persentasi penduduk yang berusia 65 tahun keatas di
Jepang merupakan tertinggi di dunia.
6
Gambar 2: Populasi yang didasarkan pada usia dan jenis kelamin di Jepang tahun 2010
Source: Statistics Bureau of Japan (2010 Japan Census)
Populasi terbesar adalah sepanjang pesisir Pasifik di mana cuaca ringan dengan
fasilitas transportasi dan industri yang sangat berkembang. Bahkan,sekitar 70%
dari penduduk tinggal di dataran pantai antara Tokyo dan bagian utara Kyushu.
Hal ini mengakibatkan majunya industrialisasi disertai dengan pergeseran
penduduk ke arah kota-kota besar dan ditandai penurunan populasi di daerah
pertanian.
Gambar 3: populasi di Jepang didasarkan pada kota-kota di Jepang
Source: Statistics Bureau of Japan (2010 Japan Census)
7
Tokyo menduduki peringkat pertama dalam peningkatan populasi (4.6%), disusul
oleh Kanagawa-ken (2.9%) dan Chiba-ken (2.6%). Tercatat 9 prefektur
mengalami peningkatan populasi sejak tahun 2005 hingga 2010.
Jumlah rumah tangga yang beranggotakan 1 orang berjumlah 16.785.000,
merupakan kategori terbesar dalam pembagian populasi Jepang berdasarkan
jumlah keluarga dalam satu rumah tangga. Jumlah total rumah tangga di
Jepang sebanyak 51.950.504 per 1 Oktober 2010. Jumlah rumah tangga yang
beranggotakan 3 orang dan kurang dari 3 orang meningkat, sedangkan jumlah
rumah tangga yang beranggotakan 4 orang keatas menurun. Penduduk yang
berusia 65 tahun keatas 1 per 10 pria hidup sendiri sedangkan 1 per 5 wanita
hidup seorang diri. Jumlah persentasi penduduk berusia 65 tahun keatas dan
tinggal sendiri meningkat. Sebesar 11.1% untuk pria dan 20.3% untuk wanita.
Pada tahun 2006, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 81,25 tahun, dan
merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. Namun populasi
Jepang dengan cepat menua sebagai dampak dari ledakan kelahiran
pascaperang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran.
Masyarakat Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit
populasi pekerja asing. Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat
orang Korea Zainichi, Cina Zainichi, orang Filipina, orang Brazil-Jepang, dan
orang Peru-Jepang. Pada 2003, ada sekitar 136.000 orang Barat yang menjadi
ekspatriat di Jepang.
Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial,
terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan
meningkatnya biaya jaminan sosial seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk
meningkatkan generasi muda yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki
keluarga ketika dewasa.
d. Infrastruktur
Berdasarkan data tahun 2008, sebanyak 46,4 % energy di Jepang berasal dari
minyak bumi, 21,4 % batu bara,16,7 % gas alam, 9,7 % tenaga nuklir,dan 2,9%
tenaga air. Sebesar 25,1 % listrik jepang dipasok oleh tenaga nuklir.
Transportasi utama di jepang adalah kereta yang sangat tepat waktu dan aman
bagi konsumen. Jepang memiliki 173 bandara, untuk penerbangan domestik
terbesar adalah Haneda airport, dan untuk penerbangan internasional adalah
Narita International Airport, Kansai International Airport,dan Chubu Central
International Airport dan untuk pelabuhan terbesarnya adalah Nagoya Airport.
8
e. Ekonomi
Jepang adalah salah satu dari tiga negara dunia dengan ekonomi terbesar serta
termaju didunia. Berdasarkan survei banyak lembaga internasional, ekonomi
Jepang adalah ekonomi terbesar kedua di Asia (Dibawah China) dan ketiga
didunia (Selain AS dan China). Jepang selama ini dikenal sebagai negara yang
inovatif dan kreatif serta memiliki semangat berkarya yang tinggi sehingga
walaupun bangsa mereka bukan bangsa penemu mereka mampu menciptakan
berbagai penemuan-penemuan terpenting dalam sejarah dunia.
Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan dan kemajuan Jepang ialah
karena Jepang memiliki kultur dan watak penduduk yang mau bekerja keras,
pantang menyerah, berjiwa wirausahawan sejati, berani dan sangat berdisiplin.
Data dari PBB ditahun 2011, Jepang memiliki GDP perkapita $37,039 dan GNP
perkapita $30.455, dengan demikian Jepang berada diurutan ke 21 negara
dengan GDP dan GNP perkapita terbesar didunia.
Ekonomi Jepang adalah ekonomi no.3 yang tercepat sepanjang sejarah modern
umat manusia selain ekonomi Korea Selatan dan RRC. Tonggak kebangkitan dan
kemajuan ekonomi Jepang dimulai sesaat setelah Jepang dikalahkan Sekutu
dalam perang Dunia ke-2. Saat kota-kota dan ekonomi yang pernah dibangun
Jepang sebelum 1945 hancur, bangsa Jepang membangun negaranya hanya
dengan modal dengkul ditambah semangat kerja, etos kerja dan kedisiplinan.
Tak perlu waktu yang lama, mereka mampu membangun kembali ekonomi dan
negerinya menjadi salah satu yang raksasa ekonomi global.
Ekonomi Jepang yang bertumbuh dengan cepat, dalam sekejap telah mampu
menembus pasar internasional sekaligus menumpas pameo lama “produk
Jepang enak dipandang, cepat dibuang”. Sejak akhir tahun 1950-an produkproduk manufaktur Jepang telah menyaingi produk-produk manufaktur AS dan
negara-negara Eropa sehingga dibeberapa negara terjadi anti-Jepang dan
pelarangan produk-produk Jepang. Meskipun begitu, Jepang tetap percaya diri
dan membuktikan bahwa bangsa mereka adalah yang unggul.
Walaupun Jepang negara maju, negara ini tidak melupakan bidang usaha lain
seperti pertanian, perikanan dan peternakan. Pertanian di Jepang tergolong
maju dan menerapkan intensifikasi pertanian, sehingga walaupun luas wilayah
Jepang yang dijadikan lahan pertanian kurang dari 15 % Jepang dapat
berswasembada memenuhi kebutuhan domestiknya.
9
BAB II. POTENSI PASAR JEPANG
Logam Mulia dan Perhiasan
Logam mulia dan perhiasan, dibagi menjadi 3 kategori utama yaitu perhiasan,
batu berwarna dan aksesories. Perhiasan itu sendiri lebih merujuk kepada barang
kepemilikan pribadi yang biasa terbuat dari emas, perak, maupun platinum. Ornamenornamen kecil dalam bentuk perhiasan dapat berupa cincin, kalung, gelang,
anting,jepitan rambut, jepitan dasi maupun manset.
Sedangkan untuk batu berwana, dapat dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu
batu mulia dan semi batu mulia. Tidak ada definisi detail yang lebih menjelaskan
mengenai kedua kategori tersebut. Namun batu rubi, sapphire, dan zamrud
dikategorikan menjadi 3 batu mulia yang paling berharga/bernilai. Derajat ketebalan
dan daya tahan batu tersebut biasanya mencapai 7 derajat atau kurang. Termasuk ke
dalam golongan semi batu mulia adalah garnet, amethyst, pirus dan sebagainya.
Aksesoris tidak termasuk ke dalam golongan batu mulia ataupun perhiasan.
Mereka dibagi menjadi aksesoris dari logam bukan mulia yang terbuat dari titatium
atau stainless steel. Aksesoris lainnnya dibuat oleh material selain logam yaitu plastik.
Tabel 1: Pembagian kategori perhiasan berdasarkan cakupan produk
10
1.
Ekspor Impor Logam Mulia dan Perhiasan Berdasarkan Kategorinya (Jepang-Dunia)
Perhiasan
Negara Jepang mengimpor perhiasan dari 50 negara di dunia atau bahkan lebih.
Tiga negara pengimpor perhiasan ke Jepang adalah Amerika serikat karena memiliki
design yang kuat dan merek ternama ( yaitu sekitar ¥31,6 milliar dengan nilai saham
27,7%). Negara terbesar kedua adalah Perancis (¥25,2 milliar dengan saham 22,1%),
dan urutan ketiga ditempati oleh Itali yaitu sekitar (¥15,1 milliar dengan saham
13,2%) dengan total keseluruhan saham mencapai 63%. Perhiasan dari Amerika serikat
dan Eropa didominasi platinum mewah bermerek atau produk emas yang unggul dalam
desain yang moderen. Berikut 3 negara terbesar dengan mereknya yaitu Amerika
Serikat (Tiffany), Perancis (Cartier), dan Itali (Bvlgari). Banyak dari barang-barang
impor yang berasal dari Amerika serikat dan Eropa memiliki nilai tertinggi.
Gambar 4: Negara impor perhiasan utama di Jepang
Tabel 2: Negara impor perhiasan utama di Jepang
11
Gambar 5: Negara rekanan impor perhiasan (emas) di Jepang
Tabel 3: Negara impor perhiasan (emas) di Jepang
Perancis merupakan Negara pengekspor terbesar perhiasan emas ke Jepang, diikuti Italy dan
Hongkong. Sedangkan Negara dari Asia Tenggara, Thailand menempati urutan ke 5 sebgai
Negara pengekspor perhiasan emas terbesar di Jepang.
Thailand menempati peringkat kedua Negara pengekspor perhiasan perak di Jepang, setelah
Amerika Serikat, dan memiliki proporsi sebanyak 17.6% dari total impor perhiasan perak di
Jepang. Untuk lebih detail lihat gambar 6 dan table 4.
12
Gambar 6: Negara rekanan impor perhiasan (perak) di Jepang
Tabel 4: Negara impor perhiasan (perak) di Jepang
Amerika Serikat menempati peringkat pertama dalam impor perhiasan (platina) di Jepang,
diikuti Perancis dan Swiss. Thailand menempati peringkat ke 4 dalam impor perhiasan platina
di Jepang sebanyak 5.5% dari total impor perhiasan platina di Jepang.
Gambar 7: Negara rekanan impor perhiasan (platina) di Jepang
Tabel 5: Negara impor perhiasan (platina) di Jepang
13
Batu Berwarna
Negara penghasil batu berwarna kebanyakan berasal dari Asia dan Afrika.
Pengimpor batu mulia terbesar di Jepang berasal dari Thailand denga hasil mencapai
¥ 1,06 milliar dengan saham 48,0%) pada tahun 2010. Thailand adalah negara urutan
pertama untuk penghasil batu berwarna jenis rubi dan sapphire terbesar di dunia.
Negara terbesar kedua pengekspor batu mulia terbesar ke Jepang adalah Colombia
dengan hasil mencapai ¥340 juta dengan saham mencapai 15,3 % dengan produk
utamanya adalah permata. Disusul Hongkong dengan hasil mencapai ¥300 juta dengan
saham sekitar 13,3 % namun tidak berupa hasil dari produk batu berwarna itu sendiri,
namun Hongkong terkenal dengan pengolahan dan juga distribusinya. Negara
pekgekspor batu mulia ke Jepang adalah India dengan hasil mencapai ¥ 130 juta
dengan saham sekitar 5,9% dan berikutnya adalah Sri lanka dengan hasil hasil
mencapai ¥ 110 juta dengan saham sebanyak 5,1%. Dilihat dari segi nilai India
memiliki nilai saham tertinggi dengan mencapai 21.9% atau sekitar 670 kilo karat
dengan biaya batu berwarna terendah dengan harga rata-rata mencapai ¥195 per
unitnya.
Gambar 8: Negara impor batu berwarna di Jepang
Tabel 6: Negara impor batu berwarna di Jepang
Para pengekspor batu semi mulia ke Jepang adalah Hong Kong, mencapai 24,3%
(¥ 1,00 miliar) dari total impor pada tahun 2010. Para eksportir terkemuka berikutnya
adalah China (780 juta yen, 18,9%), Brasil (660 juta yen, 15,9%), India (570 juta yen,
13,7%), dan Thailand (320 juta yen, 7,7%). Semua negara-negara ini adalah produsen
batu berwarna kecuali Hong Kong, yang biasanya peringkat tinggi sebagai tempat
transit untuk polishing dan pengolahan batu permata. Dilihat dari volume, Brasil dan
China bersama-sama memegang pangsa pasar yang sangat tinggi untuk saham impor
14
batu semi mulia di tahun 2010. China mencapai 52,3% (540.048 kilo-karat) dan Brasil
sebesar 35,3% (364.135 kilo-karat).Ini adalah harga terendah dari batu semi mulia
dengan harga satuan sebesar ¥ 1 atau ¥ 2. Brasil adalah produsen teratas batu
berwarna seperti aquamarine, topaz, turmalin, garnet, amethyst, dan unam, dll dan
menghasilkan 90% dari pasokan dunia terbesar dari semi batu mulia. Cina memproduksi
aquamarine, batu giok, peridot, dan berbagai produk batu semi mulia lainnya.
Mengenai berlian, Organisasi Pusat Jual berlian yaitu
De Beers yang
berkonsolidasi dengan Mines Ltd terletak di London adalah pemasok batu berlian
alami yang bertugas untuk mendistribusikan ke seluruh bagian dunia. De Beers
memegang hak mutlak dalam memproduksi dan menjual berlian, dan dikatakan
memiliki sekitar 80% dari berlian alami yang diproduksi secara global. Batu-batu ini
dipoles dan diproses di daerah terbatas (India, Israel, Belgia) dan kemudian diekspor.
Titik distribusi untuk berlian biasanya tempat di mana mereka dipoles dan diproses.
Akibatnya, Jepang mengimpor substansial jumlah berlian dari India, Israel, dan Belgia.
Gambar 9: Negara pengimpor semi -precious stones di Jepang
Tabel 7: Negara impor semi-precious stones di Jepang
Aksesoris
Negara pengekspor terbesar untuk aksesoris ke Jepang adalah China dengan
hasil mencapai ¥9,3 milliar (saham 42,7%) dengan hasil peroduksi mencapai 1.521 ton
(saham 73,0%) yang berarti memiliki pasar saham terbesar. Hal ini disebabkan pada
umumnya China menjual barang dengan harga yang lebih murah apabila dibandingkan
15
dengan negara-negara lainnya di dunia, dengan harga hanya sekitar ¥6 per gram, dan
mencapai volume tertinggi sebagai negara impor di Jepang.
Negara Jepang banyak mengimpor aksesoris terbesar dari Asia dan Eropa.
Untuk harga rata-rata perunit terendah berasal dari Asia, dan harga rata-rata tertinggi
per unit berasal dari Eropa. Dimana Asia lebih memfokuskan kepada persaingan harga,
Eropa lebih memfokuskan kepada model dengan merek-merek ternama yang sangat
terkenal dan memiliki peminatan yang tinggi di Jepang.
Gambar 10: Negara pengimpor aksesoris di Jepang
Tabel 8: Negara impor aksesoris di Jepang
Hampir 100% dari logam mulia dan perhiasan yang digunakan untuk perhiasan di
Jepang diimpor. Merek-merek mewah memegang posisi terkemuka di pasar Jepang,
dan dikatakan bahwa merek –merek untuk barang impor mencapai 20 sampai 30%
(basis value) dari pasar perhiasan. Di antara merek-merek dunia, terutama Tiffany (AS),
Cartier (Perancis), dan Bvlgari (Italia) yang dikenal sebagai "Tiga Besar industri
perhiasan" dan memiliki nilai penjualan yang tinggi. Merek-merek kelas atas telah
membuka toko di lokasi bergengsi seperti Marunouchi dan Ginza di pusat kota Tokyo,
dan juga toko terletak di outlet Mall pinggiran kota, berusaha untuk memperluas
penjualan. Namun, karena banyak dari produk merekadejual dengan harga yang relatif
mahal, mereka sangat dipengaruhi oleh sikap konservatif dari konsumen dan pasar
terhadap perhiasan mewah , maka peminatan untuk produk-produk dari merek-merek
mewah tersebut menurun.
16
Tabel 9: Negara pengimpor accessories berdasarkan kategori (2010, valuebasis)
Karena hampir 100% dari bahan untuk logam mulia dan perhiasan bergantung
pada impor, volume impor sangat berfluktuasi tergantung pada permintaan konsumen.
Logam mulia dan perhiasan adalah barang yang tidak penting yang dibeli dengan
menggunakan pendapatan yang berlebih pada saat itu. Ketika dunia usaha mengalami
keterpurukan, konsumen cenderung memiliki minat dan keinginan yang kurang untuk
membeli logam mulia dan perhiasan. Karena tren ini, penurunan volume impor yang
menonjol terutama dalam produk-produk mahal seperti perhiasan dan batu berwarna.
Selain itu, tren baru-baru ini telah diperkirakan sebelumnya bahwa i logam mulia dan
perhiasan sebagai fashion, bukannya menempatkan penekanan pada nilai dari properti
tersebut. Harga logam mulia dan perhiasan yang terjangkau dalam dunia mode,
semakin tidak relevan bagi dunia mode, karena tidak sesuai dengan fashion yang
digunakan yang cenderung terkesan mewah dan elegan. Sehingga akan lebih mudah
jika produk tersebut dapat disesuikan dengan dunia fashion yang saat ini bayak
diminati oleh masyarakat dunia.
Perhiasan yang digunakan untuk dekorasi diri sendiri, maka ada kesan yang kuat
bahwa itu adalah produk mewah. Oleh karena itu sering terjadi bahwa konsumen
membeli perhiasan ketika mereka memiliki uang ekstra, dan permintaan sangat rentan
terhadap kondisi bisnis. Pasar perhiasan Jepang (pasar untuk logam mulia dan
17
perhiasan) mencapai semua ukuran-catatan waktu 2 triliun yen atau lebih pada tahun
1990 (secara harga eceran). Namun demikian, setelah runtuhnya ekonomi di awal
1990-an, maka minat masyarakat terhadap perhiasan mulai menurun tajam. Sekitar
tahun 2005, dengan tanda-tanda ekonomi meningkat kembali maka berarti pemulihan
juga dalam perjalanan pasar perhiasan. Namun, akibat krisis keuangan global 2008,
konsumen membeli barang perhiasan dengan motif mengambil keuntungan lebih besar,
dengan ukuran pasar pada tahun 2009 di ¥ 928.3milliar (menurut Asosiasi Perhiasan
Jepang),menurun setengah dari ukuran puncaknya.
Kecenderungan baru-baru ini adalah produk mahal tidak menjual di toko-toko
ritel, karena motivasi konsumen yang rendah. Jumlah pembelian rata-rata per
pelanggan berkurang, menyebabkan penurunan berkelanjutan dalam penjualan. Tokotoko eceran telah mencoba untuk melengkapi penurunan penjualan dengan menjual
harga yang lebih rendah untuk produk seperti kelas rendah (kemurnian rendah pada
produk, produk menggunakan batu semi mulia yang lebih kecil, dan produk
menggunakan zirkonia kubik (batu buatan). Akibatnya, lingkaran dari jumlah
pembelian rata-rata menurun ke tingkat yang lebih rendah telah terjadi. Selain itu,
permintaan untuk perhiasan pengantin seperti cincin pertunangan dan cincin kawin,
dianggap membuat 20% dari pasar perhiasan, juga menyusut karena tren terbaru
dalam penurunan pernikahan karena pasangan yang akan menikah pada tahap
berikutnya atau tidak sama semua. Selain itu, ada kasus di mana pasangan hanya
membeli cincin pernikahan dan tidak cincin pertunangan sehingga mereka dapat
mengurangi biaya pernikahan.
Meskipun demikian, dikatakan bahwa pasar perhiasan mengalami penurunan pada
posisi terendah yaitu pada tahun 2009 dan menunjukkan sedikit pemulihan di tahun
2010, dengan kondisi ekonomi yang berada pada tren parsial.
Terutama di kalangan generasi muda,dimana konsumen tidak terlalu
mementingkan pada bahan yang digunakan dalam perhiasan meningkat. Untuk
"perhiasan fashion" di mana konsumen menikmati perhiasan sebagai busana murah
dalam kisaran harga yang lebih rendah dari beberapa puluh ribu yen, mereka hanya
perlu puas dengan faktor-faktor seperti desain. Mereka tidak mencari bahan bernilai
tinggi seperti emas atau platinum, dan tidak banyak peduli tentang kemurnian dari
produk yang dihasilkan. Faktor terpenting disni adalah berapa banyak mereka dapat
menikmati dan puas dengan produk, yang biasanya berarti faktor-faktor seperti desain,
tren, dan bagaimana dengan mudah dapat dikoordinasikan dengan busana sehari-hari.
Salah satu contoh dari produk yang populer adalah perhiasan yang dibuat dengan kubik
zirkonia (Batu buatan). Cubic zirkonia adalah batu buatan yang sangat sulit untuk
dibedakan dari berlian dikarenakan penampilan. Ini adalah materi yang cukup untuk
berkoordinasi dan beradaptasi dengan pakaian dan gaya seseorang. Dengan demikian,
konsumen lebih peduli tentang kemudahan koordinasi, bukan nilai aset dari produk.
Karena ada sejumlah besar produk-produk praktis dengan harrga yang cukup murah di
pasar, dan produk tersbeut harus dibedakan dari produk lain dengan memberikan
18
makna terhadap konsep produk atau desain, atau membuat cerita dari produk untuk
menarik konsumen.
Di pasar perhiasan, wanita memainkan peran penting. Sebuah tren baru-baru
ini patut dicatat di Jepang adalah "hadiah untuk diri saya sendiri" dimana trend
pembelian seperti ini mengalami peningkatan di daerah metropolitan. Pola yang paling
menonjol adalah terdapat pada wanita bekerja yang merasa bahwa mereka ingin
menghadiahi dirinya sendiri atas hasil dari kerja keras mereka dengan membeli
perhiasan untuk diri mereka sendiri. Jenis perhiasan yang mereka akan beli berbeda
dari "fashion perhiasan" yang biasanya mereka beli. Mereka akan memilih barangbarang perhiasan sederhana namun berkualitas tinggi yang dapat dikenakan ke kantor,
dengan kisaran harga sekitar ¥ 200,000-300,000 sebagai "hadiah." Dalam banyak kasus
seperti ini, konsumen akan memilih produk yang menempatkan bahwa bahan yang
digunakan lebih penting.
Berlian adalah perhiasan terkenal dari Afrika. Ada beberapa toko yang menjual
perhiasan berlian dari Afrika dengan menggunakan dan mempromosikan konsep merek
terkenal batu lainnya dari Afrika termasuk "tanzanite," yang menjadi terkenal karena
Tiffany menggunakan perhiasan batu, dan "garnet hijau" dari Kenya.
2.
Ekspor dan Impor Logam Mulia dan Perhiasan Jepang
Batu mulia dan perhiasan memiliki nilai yang tinggi bagi setiap pemiliknya,
dikarenakan terdapat trend tersendiri bagi pemiliknya karena dapat mencegah mereka
dari keterpurukan ekonomi pada saat perekonomian sedang mengalami resesi, yang
tidak hanya terjadi di Jepang melainkan juga seluruh dunia. Pada masa ini,
masyarakat lebih memiliki minat yang sangat tinggi terhadap logam mulia dan
perhiasan untuk mengantisipasi resesi ekonomi yang terjadi pada akhir tahun 1990 an.
Pada tahun 2005, ketika ekonomi sudah mulai menunjukkan adanya perbaikan, minat
masyarakat terhadap batu mulia dan perhiasan menurun. Namun, pada tahun 2008
permintaan terhadap batu mulia semakin terpuruk karena adanya inflasi. Namun,
keadaan semakin mebaik memasuk era tahun 2010, dimana perekonomian sudah
semakin stabil, sehingga mengakibatkan minat masyarkat jepang untuk memiliki batu
mulia dan perhiasan semakin meningkat. Hal ini membuat pemerintah Jepang semakin
giat untuk mengimpor batu mulia dan perhiasan dari negara-negara penghasil kedua
jenis produk tersebut dan turunannya untuk memasuki pasar Jepang.
19
Gambar 11: Grafik perubahan trend impor untuk logam mulia dan aksesories di Jepang
Perhiasan
Perhiasan impor mengalami penurunan di Jepang pada akhir tahun 2009, namun
kembali mengalami peningkatan pada tahun 2010 hingga mencapai ¥ 114 milliar
(meningkat hingga 109% apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya), dengan basis
jumlah produk dapat mencapai hingga 26 ton (meningkat hingga 112% apabila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya). Dilihat berdasarkan golongannya, impor
perhiasan emas dapat mencapai ¥ 58,5 milliar (meningkat hingga 110% apabila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya) dengan jumlah produk mencapai 20 ton
(meningkat hingga 114% dibandingkan dengan tahun sebelumnya). Impor platinum
mencapai ¥38,2 milliar (meningkat hingga mencapai 114% dibandingkan dengan tahun
sebelumnya) dengan jumlah produk mencapai 6 ton (meningkat sekitar 109%
dibandingkan dengan tahun sebelumnya). Kedua produk turunan dari perhiasan impor
yaitu emas dan platinum, masing-masing mengalami peningkatan yang sangat
signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Sementara untuk perhiasan
perak justru mengalami penurunan dikarenakan produk dari perak tersebut kurang
diminati oleh masyarakat , sehingga produk perhiasan yang terbuat dari perak tersebut
mengalami penurunan sebanyak ¥ 17,3milliar (menurun hingga 95% dibandingkan
dengan tahun sebelumnya) dengan jumlah produk mencapai 110 ton (menurun sekitar
85% dibandingkan dengan tahun sebelumnya).
Batu Berwarna
Pada tahun 2010, impor batu berwarna dapat mencapai hingga ¥6,3 milliar
mengalami penurunan hingga 91% apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
dengan jumlah produk hanya mencapai 1.035 ton (menurun hingga 89% dibandingkan
20
dengan tahun sebelumnya). Untuk hasil turunan dari produk impor batu warna seperti
batu mulia hanya sekitar ¥2,2 milliar dengan jumlah produk sekitar 3 ton, dan semi
batu mulia hanya mampu mencapai ¥ 4,1 milliar dengan jumlah produk hanya
mencapai 1.032 ton. Rasio batu mulia terhadap batu semi mulia bervariasi antara basis
nilai dan basis volume. Meskipun batu mulia mencapai 34,9% dari batu-batu berwarna
namun dilihat dari segi nilai, angka tersebut termasuk kecil hanya 0,3% dalam hal
volume. Hal ini karena ada kesenjangan yang besar dalam kisaran harga antara batu
mulia dan batu semi mulia, dengan biaya rata-rata sebelumnya yaitu mencapai 723
yen per karat dan terakhir biaya menurun hingga hanya sekitar 4 yen untuk volume
yang sama.
Impor batu berwarna telah terus menurun dan jumlah impor untuk tahun 2010
telah menurun menjadi setengah dari tahun 2006. Kurangnya tren permintaan dalam
perhiasan dengan menggunakan batu-batu berwarna adalah sebagai berikut:
popularitas batu berwarna berkurang, tidak ada pertumbuhan yang berarti dalam
penjualan produk mahal, adanya konsumen yang memilih untuk membeli produk
murah dengan bahan produksi menjadi nomor sekian dan banyak konsumen yang lebih
memilih untuk menggunakan batu-batu berwarna yang kecil dan murah.
Aksesories
Diantara barang-barang impor seperti logam dan perhiasan, aksesoris memiliki
jumlah tertinggi hingga mencapai ¥21,8 milliar jika dilihat dari segi nilai (meningkat
sekitar 108% apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya) dengan jumlah produk
mencapai 2.085 ton (meningkat sekitar 97% apabila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya).
Dari total keseluruhan nilai aksesories yaitu ¥ 21,8 milliar, ¥ 14,5 milliar
dintaranya (sekitar 70 %) adalah perhiasan yang berasal dari logam seperti titanium
dan stainless steel ("Aksesori dari logam mulia" atau "aksesori dari logam tidak mulia
(disepuh dengan logam mulia)" dalam tabel di bawah). Selain itu, aksesoris yang dibuat
dengan plastik ("aksesoris plastik") dan aksesoris yang dibuat dengan menggabungkan
berbagai bahan seperti kayu dan kaca, kerang dan plastik ("aksesoris kombinasi") juga
telah diterima dengan baik. Alasan mengapa aksesoris tersebut diatas disukai adalah
karena konsumen cenderung memilih produk modis dengan harga yang wajar, bahan
yang digunakan menjadi nomor sekian.
21
Tabel 10: Tabel perubahan trend impor untuk logam mulia dan aksesoris di Jepang tahun
2006-2010
3.
Kebijakan impor Batu Mulia dan Perhiasan di Jepang
1) Undang-undang Impor dan Prosedur
Pada prinsipnya, tidak ada pembatasan hukum khusus pada impor perhiasan
dan aksesoris. Namun, produk yang menggunakan spesies tertentu seperti fauna
liar dan flora (seperti gading atau karang) dapat dibatasi atau dilarang
berdasarkan ketentuan dari (Convention on International Trade in Endangered
Species of Wild Fauna and Flora, CITES). Pemasukan berlian alami tunduk pada
ketentuan Undang-undang Devisa dan Perdagangan Luar Negeri di bawah
international Kimberley Process Certificate program. Selain itu, Customs Tariff
Act melarang mengimpor barang-barang palsu dengan menggunakan namamerek produk dan salinan tiruan, dan barang-barang tersebut dapat disita atau
dimusnahkan di pabean berdasarkan ketentuan Undang-Undang Kepabeanan.
Importir bahkan dapat dikenakan hukuman pidana, termasuk denda dan
hukuman penjara.
22
Dari spesies tertentu (seperti gading atau karang) dapat dibatasi atau dilarang
oleh ketentuan Undang-Undang tentang Konservasi Spesies Terancam Punah
Fauna dan Flora Liar. Selain ini, pintu-ke-pintu penjualan, penjualan mail order,
rantai penjualan, dan transaksi komersial lainnya yang ditentukan tunduk pada
ketentuan UU Transaksi Komersial Ditentukan. Wadah dan kemasan juga dapat
dikenakan pelabelan identifier ketentuan UU pada Promosi Pemanfaatan Efektif
Sumber Daya, dan daur ulang ketentuan UU pada Promosi Garbage Collection
Diurutkan dan Daur Ulang Wadah dan Kemasan (tertentu skala kecil penyedia
dikecualikan dari regulasi). Berdasarkan ketentuan dari Konvensi Washington,
Bursa Asing dan Undang-Undang Perdagangan Luar Negeri mengatur mengimpor
spesies fauna liar dan flora yang tercantum dalam Lampiran pada Konvensi. Ini
mencakup tidak hanya fauna dan flora liar sendiri, tetapi juga produk yang
dibuat seluruhnya atau sebagian dari mereka. Konvensi Washington berlaku
untuk tiga spesies, untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Trade
Licensing Division, Trade and Control Department, Trade and Economic
Cooperation Bureau, Ministry of Economy, Trade and Industry.
A: Lampiran I (Semua spesies terancam punah)
Lalu lintas komersial dalam spesies atau produk yang terbuat dari spesies
tersebut dilarang. Perdagangan diperbolehkan dalam kasus-kasus khusus seperti
untuk tujuan akademis.harus melalui izin ekspor yang dikeluarkan oleh
pemerintah pengekspor dan persetujuan impor oleh Minister of Economy, Trade
and Industry diperlukan.
Contoh: gajah Asia (gajah India), gajah Afrika (tidak termasuk mereka yang
berasal dari Botswana, Namibia, Afrika Selatan, dan Zimbabwe, yang
disebutkan dalam Lampiran II)
B: Lampiran II (Semua spesies yang membutuhkan regulasi internasional yang
ketat untuk mencegah bahaya kepunahan)
Importir dari setiap spesies atau produk yang dibuat dari anggota spesies
tersebut harus hadir untuk sertifikat ekspor pihak pabean Jepang atau reekspor sertifikat dari otoritas pengelolaan negara pengekspor. Beberapa spesies
membutuhkan konfirmasi terlebih dahulu oleh Minister of Economy, Trade and
Industry
Contoh: gajah Afrika (terbatas pada mereka yang berasal dari Botswana,
Namibia, Afrika Selatan, dan Zimbabwe),Semua jenis Antipatharia (karang
hitam), helioporidae (karang biru), Scleractinia (berbatu karang), tubiporidae
(organ-pipe karang), milleporidae (api karang), dan stylasteridae (karang
renda)
23
C: Lampiran III (Semua spesies yang diidentifikasi sebagai species yang
terancam punah yang berasal dari pihak manapun harus tunduk pada peraturan
dan membutuhkan kerja sama dari pihak lain dalam pengendalian perdagangan)
Importir dari setiap spesies atau produk yang dibuat dari anggota spesies
tersebut untuk tujuan komersial harus hadir untuk memperoleh sertifikat
ekspor dari negara Jepang dan sertifikat asal barang tersebut yang dikeluarkan
oleh otoritas manajemen negara pengekspor, atau sertifikat yang diberikan
oleh otoritas manajemen negara re-ekspor spesimen tersebut yang diolah di
negara itu. Beberapa spesies membutuhkan konfirmasi terlebih dahulu oleh
Minister of Economy, Trade and Industry
Contoh: Corallium elatius (karang merah muda), Corallium japonicum (karang
merah), Corallium konojoi (karang putih), dan secundum Corallium (karang
mentah) dari China
Bahan dapat dibesarkan di penangkaran untuk tujuan komersial, atau yang
diperoleh sebelum memperoleh ketenuan dari Konvensi asalkan memperoleh
jaminan sertifikat dari otoritas manajemen negara pengekspor. Hal ini lebih
baik ketika mengimpor logam mulia dan Perhiasan mengandung gading, karang
dan spesies tertentu lainnya yang tercantum di dalam faktur.
2) Undang-undang dan Prosedur Waktu Penjualan
Import Trade Control Order of the Foreign Exchange and Foreign Trade Act (Under
the Kimberley Process Certificate System)
Penjualan logam mulia dan Perhiasan harus tunduk pada provisions of the Act
Against Unjustifiable Premiums and Misleading Representations. Berbagai Undangundang properti intelektual (UU Merek, Desain Act, Undang-Undang Pencegahan
Persaingan Tidak Sehat, dll) mengatur produk yang melanggar merek dagang, hak
desain dan hak kekayaan intelektual. Ini termasuk salinan tiruan, nama dagang
menyesatkan, dan penggunaan yang tidak sah dari karakter dalam iklan. Calon
importir harus menyadari pertimbangan, sebagai pemegang hak dapat memulai
tindakan hukum.
Produk dari spesies tertentu (seperti gading atau karang) dapat dibatasi atau
dilarang oleh ketentuan (Convention on International Trade in Endangered Species of
Wild Fauna and Flora, CITES). Selain ini, penjualan dari pintu ke pintu, penjualan
melalui email, rantai penjualan, dan transaksi komersial lainnya yang ditentukan harus
tunduk pada ketentuan yang terdapat di dalam provisions of the Act on Specified
Commercial Transactions. Wadah dan kemasan juga dapat dikenakan pelabelan yang
didasrakan pada ketentuan yang berlaku di dalam UU Promosi Pemanfaatan Efektif
24
Sumber Daya, dan daur ulang dan UU untuk daur ulang, namun untuk
dikecualikan dari regulasi).
skala kecil
3) Pelabelan
(1) Pelabelan bawah Peraturan Hukum
Berdasarkan UU Pemanfaatan Sumber daya Promosi , wadah khusus dan
kemasan tunduk pada identifier ketentuan pelabelan, dalam rangka untuk
mempromosikan koleksi terpilih. Ketika kertas atau plastik digunakan sebagai bahan
kemasan pembungkus produk, atau untuk label, kemasan eksternal atau tempat lain,
tanda pengenal materi harus ditampilkan setidaknya berada di satu tempat di sisi
wadah dengan informasi di mana bahan tersebut digunakan.
Contoh:
Gambar 12: Label pembungkus produk untuk perhiasan
(2) Labeling under Industry-level Voluntary Restraint
Hallmark oleh Jepang Mint
The Japan Mint melakukan tes kualitas produk logam mulia di bawah
gradasi sistem verifikasi atas permintaan dari produsen produk logam
dan distributor. Sebuah kode sertifikasi, disebut sebagai "Hallmark," dicap
pada produk lulus tes untuk menunjukkan tingkat kemurnian logam yang digunakan.
Sistem ini bersifat sukarela, tetapi menandai perhiasan di Jepang dengan cara ini
memiliki
lebih atau kurang menjadi praktek standar. Perhiasan yang terbuat di negara lain juga
dikenakan semacam tanda logam konten, tetapi tidak konsisten untuk standar yang
diakui secara internasional mengenai logam mulia atau sesuai dengan standar kualitas
dari
pelabelan.
25
Contact: Operations Management Dept., Tokyo
Branch, Japan Mint TEL: +81-3-3987-3136
http://www.mint.go.jp
Gambar 13: Label berdasarkan kualitas perhiasan
(3) Tanda Kualitas oleh Asosiasi Perhiasan Jepang
Asosiasi Perhiasan Jepang telah menerapkan sistem tanda untuk produk berkualitas.
Hal ini menjamin kualitas (isi logam mulia) dari logam mulia. Di bawah sistem ini, tanggung
jawab Labeler (anggota Asosiasi) didefinisikan secara jelas oleh stamping merek dagang
terdaftar dan tanda Labeler identifikasi. Tanda kualitas ditampilkan secara sukarela oleh
labelers yang terdaftar di bawah komite menandai kualitas dari Asosiasi Perhiasan Jepang.
Contact: Japan Jewellery Association TEL: +81-3-3835-8567 http://www.jja.ne.jp
Contoh:
Gambar 14: Label berdasarkan kualitas oleh asosiasi perhiasan di Jepang
(4) Standar Penilaian Sukarela
Asosiasi Gemological Laboratories Jepang (AGL) dan Perhiasan Asosiasi Jepang
(JJA) telah mendirikan "Aturan untuk definisi dan metode penamaan batu permata dan
bahan yang digunakan untuk aksesori fashion," dan memberikan item nama mineral,
nama materi, dan nama batu permata yang akan dijelaskan dalam penilaian mereka
(pernyataan tertulis pendapat gemologist). Dalam hal itu, mereka membuat
keterbukaan
informasi
sesuai
dengan
"komentar
pengungkapan"
untuk
menginformasikan konsumen mengenai fakta perbaikan dan perubahan pada warna
dan penampilan selain memotong dan polishing. Anggota Asosiasi Perhiasan Jepang
perlu untuk menggambarkan informasi bahwa dalam surat jaminan. pegawai Penjualan
26
juga diwajibkan untuk menginformasikan kepada pelanggan tentang fakta-fakta saat
menjelaskan produk untuk tujuan penjualan. Selain itu, Asosiasi Perhiasan Jepang
telah menetapkan pedoman etika tentang transaksi dalam industri.
Contact: Japan Jewellery Association TEL: +81-3-3835-8567 http://www.jja.ne.jp
The Association of Gemological Laboratories Japan TEL: +81-3-3835-8267
http://www.agl.jp
(5) Petunjuk Peringatan yang Dikeluarkan Oleh Japan Jewelery Association
Di Jepang, UU Kewajiban Produk (PL) telah disahkan dalam rangka menetapkan
kewajiban untuk kompensasi dari produsen lain dalam kasus kerusakan bagi kehidupan
manusia, tubuh atau properti yang diakibatkan adanya cacat pada barang-barang
manufaktur. Importir bertanggung jawab atas kerusakan yang disebabkan oleh produk
impor. Dalam industri perhiasan, potensi risiko mungkin termasuk alergi kulit yang
disebabkan oleh aksesoris logam. Importir perlu mengambil tindakan hati-hati dalam
mempersiapkan manual instruksi dan indikasi peringatan. Asosiasi Perhiasan Jepang
mempersiapkan "kartu peringatan" untuk konsumen yang alergi terhadap produk
tersebut sebagai tindak lanjut dari UU PL.
Gambar 15: Label peringatan pemakaian perhiasan di Jepang
4.
Alur Distribusi Batu Mulia dan Perhiasan di Jepang
Di masa lalu, kontrak konsinyasi disebut dengan "metode penjualan pembelian"
yang umum bagi sebagian besar kalangan pengecer lokal. Ini adalah sistem di mana
pengecer melakukan pembayaran kepada pemasok sesuai dengan apa yang dijual
sebenarnya. Dengan metode ini, toko-toko ritel mampu mengurangi risiko membeli
produk yang tidak terjual. Namun dalam beberapa tahun terakhir dengan persaingan
harga yang semakit sengit, tren ini condong ke arah "metode pembelian," di mana toko
pengecer sangat besar rantai distribusinya dan mampu untuk mendapatkan produk
dengan biaya yang relatif rendah. Pembayaran biasanya dilakukan secara tunai atau
dengan surat perjanjan dengan tanggal jatuh tempo berkisar dari 90 sampai 150 hari.
Karena bahan-bahan alami seperti logam mulia dan perhiasan yang digunakan
untuk membuat perhiasan, produksi massal dan standardisasi sulit, Oleh karena itu,
27
tidak ada pemain kunci yang mendominasi pasar, dan seluruh rantai pasokan termasuk
produsen, grosir, dan pengecer didasari oleh usaha kecil dan menengah. Ini adalah
salah satu karakteristik dari industri perhiasan. Akibatnya, struktur distribusi tumbuh
lebih kompleks karena tidak adanya perusahaan terkemuka di pasar. Aliran dasar
distribusi dari importir melalui produsen (materi), produsen (produk), grosir primer /
manufaktur grosir, grosir sekunder, ke pengecer. Pada kenyataannya, ada volume
perdagangan yang adil antara grosir dan antara pengecer, sehingga membuat struktur
pemasaran menjadi berlapis-lapis.
Pengecer memiliki berbagai jenis usaha. Angka untuk toko ritel hampir
mendekati angka 20.000 termasuk toko yang tidak hanya menjual perhiasan tercatat
tetapi juga kacamata, dan aksesoris mode lainnya. Saluran eceran termasuk
department store, butik, pengecer massal, penjualan mail order, dan penjualan dari
pintu-ke-pintu. perusahaan pembuat Pakaian dan tirai juga membuat langkah untuk
memasuki pasar. Kecenderungan baru-baru ini untuk departemen store dan pengecer
utama untuk beralih ke bentuk bisnis seperti SPA (Specialty store retailer of Private
label Apparel) di mana perencanaan, manufaktur dan penjualan fungsi yang
terintegrasi. Mereka juga membeli perhiasan langsung dari pemasok luar negeri tanpa
melalui grosir, dan berusaha untuk menyediakan produk dengan biaya lebih rendah
dengan memotong saluran distribusi pendek dan mengurangi margin. Akhir-akhir ini
juga telah melihat pertumbuhan penjualan mail order, terutama melalui internet. Hal
ini disebabkan oleh fakta bahwa konsumen, terutama generasi muda, umumnya
menjadi lebih terbuka untuk belanja online. Produk yang dibeli secara online berada di
kisaran harga beberapa ribu yen hingga sekitar sepuluh ribu yen, dan umumnya lebih
murah daripada produk yang dibeli di toko-toko.
Importir dalam negeri biasanya membeli logam mulia dan perhiasan langsung
dari negara produsen atau di pusat-pusat perdagangan perhiasan. Menurut statistik
perdagangan telah disebutkan, volume logam mulia dan perhiasan langsung yang
diimpor ke Jepang dari Afrika kecil jumlahnya, bahkan tidak membuat sebuah
peningkatan yang berarti di dalam persentase beberapa saham. Sebagian besar logam
mulia dan perhiasan diproduksi di Afrika dikirim ke Jepang melalui polishing dan
pengolahan
pusat
di
Hong
Kong
atau
Thailand.
negara-negara lainnya (terutama Barat) terutama untuk perusahaan dengan namamerek ternama tidak pergi melalui rute distribusi yang disebutkan di atas. Produsen
atau importir resmi biasanya menjual langsung kepada konsumen melalui outlet
langsung.
28
Gambar 16: Alur Distribusi Produk Batu Mulia dan Perhiasan
5.
Hambatan lainnya
1)
Kebijakan Tarif
Dalam rangka mengajukan permohonan untuk tingkat tarif istimewa untuk
barang yang diimpor dari negara-negara perlakuan istimewa, importir harus
menyerahkan sertifikat negara asal barang preferensial dikeluarkan oleh pabean atau
lembaga penerbit lainnya di negara pengekspor (tidak diperlukan jika nilai kena pajak
total artikel tidak lebih dari ¥ 200.000). Untuk lebih jelasnya, Anda dapat
menghubungi Biro Tarif dan pabean Departemen Keuangan. Untuk mengkonfirmasikan
klasifikasi tarif atau tingkat tarif yang berlaku, akan lebih mudah untuk menggunakan
penyelidikan secara lisan kepada bagian kepabeanan, atau melalui dokumen atau email,
Untuk perhiasan impor sebagai konsinyasi atau karena impor diantisipasi,
diperbolehkan untuk meminta mengembalikan tugas tarif dibayar pada saat impor
setelah re-ekspor (pada prinsipnya, dalam waktu satu tahun setelah izin impor) dengan
menggunakan sistem yang disebut "Refund pada ekspor barang yang sifat dan
bentuknya tidak berubah pada saat mereka impor "(Pasal 19-3 UU Kepabeanan).
29
Tabel 11: Kebijakan tarif untuk logam mulia dan perhiasan
Consumption tax adalah: (CIF + Tariff duties) 5%
2)
Reputasi Pesaing
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa Jepang banyak mengimpor
produk-produk yang berasal dari Amerika Serikat, Perancis dan Italia untuk jenis
produk perhiasan, batu berasal berasal dari asia dan Afrika, sednagkan untuk aksesori
didominasi oleh China. China menjadi negara impor untuk produk aksesoris dikarena
mereka berani mennjual harga yang lebih murah dibandingkan dengan negara-negra
pesaing lainnya, walaupun untuk mutu masih kurang diperhatikan oleh mereka. Hal ini
tentunya menguntungkan bagi konsumen Jepang yang memiliki penghasilan kecil
30
namun mereka juga ingin memiliki penampilan yang terbaik, tidak kalah dengan
mereka yang berpenghasilan tinggi.
3)
Promosi dan Pemasaran
Peningkatan promosi dan pemasaran. Promosi dan pemasaran menjadi bagian
paing penting di dalam perkebangan industry batu mulia dan perhiasan di dunia. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana negara pengimpor paham akan minat dari
masyarakat dari negara yang akan dituju sebagai produsen utama.Di Jepang untuk
mengetahui produk berupa perhiasan dan aksesoris, pada umumnya, masyarakat
mengenal produk tersebut melalui majalah ,media online, media elektronik ,
exhibition dan lainnya.
31
BAB III. PELUANG DAN STRATEGI
Poin-poin berikut perlu dipertimbangkan dalam melakukan perdagangan logam
mulia dan perhiasan untuk memasuki pasar Jepang.
1) Adanya praktik bisnis internasional yang dilakukan secara informal
Perdagangan komersial di logam mulia dan perhiasan secara historis telah dicatat
untuk mengandalkan pengaturan usaha informal berdasarkan saling percaya, di mana
pihak beroperasi di bawah kontrak pembebasan bersyarat tanpa dokumen kontrak
tertulis. Meskipun mungkin tidak ada perjanjian tertulis, orang-orang di industri ini
masih mengharapkan kepatuhan yang ketat untuk pengembalian produk dan perjanjian
pembayaran.
2) Bonding Procedure
Perhiasan transaksi impor yang unik dalam arti bahwa pembeli dapat memeriksa
produk yang sebenarnya sebelum membeli. Ada kasus di mana pembeli Jepang
bepergian ke luar negeri untuk membeli produk, dan juga kasus di mana pemasok luar
negeri membawa produk mereka ke Jepang. Dalam kedua kasus, pembeli Jepang dapat
memeriksa produk sebelum membeli. Produk impor biasanya pergi melalui prosedur
"aplikasi untuk impor dan pemeriksaan pabean," "kliring kebiasaan," dan "menerima
izin impor" Karena perhiasan yang dibeli hanya setelah memeriksa produk yang
sebenarnya., Ada kemungkinan bahwa produk akan kembali -diekspor dalam negosiasi
bisnis kasus belum disepakati pada prosedur izin impor. Ini akan menyebabkan
prosedur rumit termasuk prosedur impor dan re-ekspor prosedur. Dalam rangka untuk
menyingkirkan prosedur rumit, importir perhiasan diperbolehkan untuk menggunakan
prosedur ikatan yang memungkinkan mereka untuk melakukan inspeksi produk di
kawasan berikat. Transaksi saat ini berlangsung di Trade Jewelry Center, Inc, di bawah
pengawasan Kantor Bea Tokyo. Manfaat dari Bonding Procedure adalah sebagai
berikut:
 Menyederhanakan pembayaran pajak oleh orang asing
Pemasok dari negara lain dibebaskan dari proses merepotkan karena harus
membayar bea tarif dan pajak konsumsi pada barang dagangan yang dibawa ke
Jepang untuk pemeriksaan, kemudian harus mendapatkan pengembalian pajak
pada barang dagangan yang tidak terjual. Setelah negosiasi selesai, pembeli
Jepang dapat membayar pajak terutang pada barang yang dibeli saja.

Inspeksi awal
Pembeli Jepang memiliki kesempatan untuk memeriksa barang dagangan
memerintahkan setelah tiba di Jepang, tetapi sebelum mereka harus
menyerahkan pemberitahuan impor. Ini menyederhanakan proses jika barang
32
apapun harus dikembalikan karena tidak sesuai dengan pesanan atau karena
cacat.

Transaksi berdasarkan pemeriksaan
Proses bonding memberikan pembeli kesempatan untuk mengimpor hanya
barang-barang yang mereka sukai dan mengirim kembali sisanya. Hal ini
menghemat waktu dan uang yang dihabiskan bepergian ke luar negeri untuk
memeriksa dan membeli perhiasan.
3)
Contoh Produk Negara Berkembang di Jepang
Batu murni dll dari negara-negara berkembang biasanya diimpor melalui pusat
distribusi. Thailand adalah salah satu pusat distribusi, dan juga salah satu eksportir
terkemuka logam mulia dan perhiasan untuk pasar Jepang. Negara ini memproduksi
batu dipotong, dan juga pusat sebagai polishing dan lokasi pengolahan di seluruh dunia.
Pemerintah Thailand dan asosiasi industri swasta bekerja sama untuk mencapai fokus
nasional pada industri perhiasan. Sebagai contoh, Thailand memegang Gems Bangkok
& Pameran Perhiasan, yang pada skala terbesar di Asia, dua kali setahun, disponsori
oleh Departemen Promosi Ekspor, Kementerian Perdagangan, Pemerintah Kerajaan
Thailand (DEP), dan Thai Gem and Jewelry Traders Association (TGJTA). Negara ini
juga aktif di Jepang dan telah mengadakan seminar yang disebut " “Thailand and
Japan Color Stone Education Program" selama dua tahun berturut-turut pada tahun
2009 dan 2010. Seminar ini, yang ditargetkan karyawan toko ritel, dikoordinasi oleh
asosiasi industri perhiasan Jepang, DEP (Departemen Promosi Ekspor, Thailand) dan
TGJTA (dan Thai Gem and Jewelry Traders Association). Tujuan dari seminar ini adalah
untuk memperdalam pengetahuan pengecer batu tentang berwarna, dalam rangka
memperluas penjualan.
4) Promosi Kegiatan Produk Impor
The Japan Jewellery Association mengadakan International Jewellery Tokyo and Japan
Jewellery Fair. Peristiwa ini terdiri dari pameran yang mengarah ke pertemuan bisnis.
Mereka juga bertujuan untuk mempromosikan perhiasan untuk konsumen umum
dengan memilih selebriti sebagai pemenang Awards Dresser Terbaik, dan memegang
upacara penghargaan dan fashion show. Perusahaan dari negara / wilayah seperti
Italia, Sri Lanka, Thailand, Taiwan, Jerman, dan Hong Kong juga mengikuti pameran
didalam acara pameran tersebut.
Logam mulia dan permata lainnya yang berhubungan dengan kegiatan juga diadakan.
Jepang telah menetapkan 11 November hari peringatan di mana unit "karat" resmi
didirikan di Jepang, sebagai "Hari Perhiasan." Asosiasi Perhiasan Jepang melakukan
kampanye untuk mempromosikan kebiasaan memakai perhiasan dan memberikan
hadiah perhiasan. Salah satu contoh adalah kegiatan penggalangan dana yang disebut "
Jewelry Day Charity Campaign.”
33
BAB IV. INFORMASI PENTING
1.
TPO/Kedutaan Negara Jepang di Indonesia
Kedutaan Besar Jepang Jakarta
Duta Besar : Yoshinori KATORI
Jl.M. H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat
10350, Indonesia
Phone : (62-21) 3192-4308
Fax : (62-21) 3192-5460
Website : www.id.emb-Jepang.go.jp
Konsulat Jenderal Jepang - Jakarta
Konsul Jenderal : Yoshihiro TAKESHITA
Jl. M.H. Thamrin Kav. 3,
Jakarta Pusat 10350, Indonesia
Phone : (62-21) 3192-4308
Fax : (62-21) 3192-5460
Konsulat Jenderal Jepang - Surabaya
Konsul Jenderal : Masaaki TAKANO Jl.
Sumatera 93,
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Phone : (62-31) 503-0008
Fax : (62-31) 503-0007
2.
Konsulat Jenderal Jepang - Medan
Konsul Jenderal : Mr. Hiroshi HASHI
Wisma BII, 5th Floor, Jl. Diponegoro No.
18,
Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Phone : (62-61) 457-5193
Fax : (62-061) 457-4560
Konsulat Jenderal Jepang - Makasar
Konsul Jenderal : Mr. Noboru NOMURA
Address : Jl. Jenderal Sudirman No. 31,
Makasar, Indonesia
Phone : (62-411) 871-030, 872-323,
851-882
Fax : (63-61) 853-946
Konsulat Jenderal Jepang Cabang
Denpasar
Konsul : Mr. Minoru SHIROTA Address :
Jl. Raya Puputan No. 170,
Renon, Denpasar, Indonesia
Phone : (62-361) 227-628
Fax : (62-21) 231-308, 265-066
Kamar Dagang Jepang
Tokyo Chamber of Commerce & Industry
(HQ) 3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo
100-0005 Japan T : (813) 3283 7523
F : (813) 3216 6497
W : www.tokyo-cci.or.jp/
E: [email protected]
Tokyo Chamber of Commerce & Industry
(HQ) 3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo
100-0005 Japan T : (813) 3283 7523
F : (813) 3216 6497
W : www.tokyo-cci.or.jp/
E: [email protected]
Fukuyama Chamber of Commerce and Industry
2-10-1 Nishi-machi Fukuyama-City HiroshimaPrefecture 720-0067 Japan
T : (818) 4921 2345
F : (818) 4922 0100
W : www.fukuyama.or.jp/e
E: [email protected]
Fukuyama Chamber of Commerce and Industry
2-10-1 Nishi-machi Fukuyama-City HiroshimaPrefecture 720-0067 Japan
T : (818) 4921 2345
F : (818) 4922 0100
W : www.fukuyama.or.jp/e
E: [email protected]
34
3.
Hiroshima Chamber of Commerce
44 Matomachi 5-chome, Naka-ku
Hiroshima 730 Japan
T : (818) 2222 6610
F : (818) 2211 0108
W : ww.hiroshimacci.or.jp/
Kawasaki Chamber of Commerce and Industry
11-2, Ekimae Honcho, Kawasaki-ku Kawasaki 210
Japan
T : (814) 4211 4111
F : (814) 4211 4118
W : www.kawasaki-cci.or.jp
Kyoto Chamber of Commerce &
Industry
240 Shoshoicho Ebisugawa-agaru
Karasumadori Nakakyo-ku 604,
Japan T : (817) 5212 6450
F : (817) 5255 0428
W : www.kyo.or.jp/kyoto/e/
E: [email protected]
Okinawa Chamber of Commerce and Industry
15-20 Chuo 4-chome Okinawa-shi 904 Japan T : (819)
8938 8022
F : (819) 8938 2755
W : www.okinawacci.or.jp
E: [email protected]
Asosiasi Terkait Dengan Produk Batu Mulia dan Perhiasan
35
4.
5.
Daftar Pameran Batu Mulia dan Perhiasan di Jepang
Informasi Terkait Dengan Pihak Berwenang Untuk Produk Batu Mulia dan
Perhiasan
36
6.
Perwakilan Indonesia di Jepang
KBRI Tokyo
Duta Besar : Muhammad Lutfi
Atase Perdagangan : Julia Silalahi
2-9 Highashi Gotanda, 5-chome,
Shinagawa-ku,
Tokyo-to, 141-0022, Japan
Phone : (+81-3) 3441-4201
Fax : (+81-3) 3447-1697
Email : [email protected]
Website : www.indonesianembassy.jp
ITPC Osaka
Kepala : Rosiana C. Frederick
Wakil : Eko Priyantoro
ITM4 J-8 Asia and Pacific Trade Center
2-1-10 Nanko Kita, Suminoe-ku,
Osaka 559-0034, Japan
Tel : 06-66155350
Fax : 06-6615-5351
Email : [email protected]
Website : www.itpc.or.jp
KJRI Osaka
Konsul Jenderal : Ibnu Hadi
Resona Semba Building 6th Floor, 4-4-21,
Minami Semba, Chuo-ku,
Osaka 542-0081, Japan
Phone : (+81-6) 6252-9826
Fax : (+81-6) 6252-9872
Email : [email protected]
Website : www.indonesia-osaka.org
37
7. Daftar Importir Aksesoris di Jepang
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Nama
Perusahaan
Accessory
Marutaka
Co.,Ltd
Accessory
Takahashi
Co.,Ltd
Asahi Pearl
Co.,Ltd
Alamat
Telepon/Fax
E-mail/Situs
1-8-10 Honjo Sumida-Ku,
130-0004 Tokyo
T: 03-36251587
F: 03-36237926
1-1-1 Yanagibashi, TaitoKu 111-0052 Tokyo
T: 03-38637441
F: 03-38637444
www.acmarutaka.co.j
p
www.atltd.co.jp
4-8-7 Taito,Taito-Ku 1100016 Tokyo
T: 03-58125531
F: 03-58125550
www.asahipearl.co.jp
Hayakawa
Silver
Corporation
Ishifuku
Jewelry
Parts
Co.,Ltd
Matsumura
Gold &
Silver
Co.,Ltd
Mikimoto
Jewelry Mfg
Co.,Ltd
Murao
Co.,Ltd
2-6-43 Suido-Cho,
Tsubame 959-1262
Niigata
5-22-6 Ueno, Taito-Ku
110-0005, Tokyo
T: 0256-634741
F: 0256-642674
www.hayakaw
asilver.co.jp
T: 03-38325241
F: 03-38362063
www.ishifukuj
p.co.jp
3-8-4 Higashitateishi,
Katsushika-ku 124-0013
Tokyo
T: 03-36940173
F: 03-36914601
www.kingin.co
.jp
3-20-8 Aobadai, Meguroku 153-0042 Tokyo
T: 03-34639221
F: 03-34960829
www.mikomot
o-jf.co.jp
4-13-13 Tatekawa,
Sumida-ku 130-0023
Tokyo
1-15-3 Ueno, Taito-ku
110-8546 Tokyo
4-24-26 Chuo Warabi
335-0004 Saitama
T: 03-56008260
F: 03-56008261
www.murao.c
om
T: 03-38328266
F: 03-38328270
T: 04-84315111
F: 04-84461666
www.nagahori
.co.jp
www.tsutsumi
.co.jp
Nagahori
Corporation
Tsutsumi
Jewelry
38
REFERENSI
1. Guidebook for Export to Japan 2011 Precious Metal and Jewelry, Report March
2011 by JETRO, http://www.jetro.go.jp/
2. Customs and Tariff Bureau, Ministry of Finance;
http://www.mof.go.jp/english/
3. Labelling http://www.mint.go.jp
4. Japan Jewelery Association http://www.jja.ne.jp
5. The Association of Gemological Laboratories Japan, http://www.agl.jp
6. Statistics Bureau of Japan http://www.stat.go.jp
7. http://ekonomi..kompasiana.com
8. http://www.wikipedia.com
39
Download