Kapan evaluasi diperlukan?

advertisement
IMPLEMENTASI
PROGRAM KESEHATAN
FAUZIE RAHMAN
BAGIAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
PENDAHULUAN
• Implementasi adalah suatu tindakan atau
pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah
disusun secara matang dan terperinci
• Implementasi biasanya dilakukan setelah
perencanaaan sudah dianggap fix.
DEFINISI
• Secara sederhana implementasi bisa diartikan
pelaksanaan atau penerapan
• Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan
Usman, 2002), mengemukakan implementasi
sebagai evaluasi
• Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan
Usman, 2004:70) mengemukakan implementasi
sebagai perluasan aktivitas yang saling
menyesuaikan
• Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004)
mengemukakan implementasi sebagai aktivitas
yang saling menyesuaikan.
• Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70)
mengemukakan bahwa ”implementasi adalah
sistem rekayasa.”
• Implementasi adalah sebuah proses yang
kemudian memberikan dampak perubahan
bagi aspek yang dikenainya, sehingga akan
membentuk jaringan pengaruh yang bukan
saja merubah salah satu unsur, namun juga
mengubah keseluruhan unsur, baik secara
perlahan maupun menyeluruh.
• Implementasi merupakan sebuah sistem,
bukan hanya aktifitas tanpa kematangan
konsep.
• Kematangan konsep bahwa sebelum
diterapkan pada aspek-aspek tertentu,
implementasi dipastikan menjadi sebuah
system yang dibentuk dari himpunan
kegiatan yang telah terencana dan
disesuaikan pada nilai atau norma yang
berlaku pada aspek yang dikenainya.
• Implementasi yang diterapkan harus berbedabeda
• Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
penggagas perubahan yang dinyatakan dalam
proses implementasi yang diusung.
• Implementasi harus bersifat adaptif
• Harus sesuai dengan keinginan perubahan
yang dimiliki oleh masyarakat yang ada
didalam objek yang dikenainya.
Pendekatan yang dilakukan untuk
menerapkan proses implementasi
1.
2.
3.
Proses penyebaran rancangan kepada objek implementasi
yang dituju  proses dalam pemberian kendali berupa
pengaruh mendasar dalam hasil pemikiran pelaku perubahan
yang berusaha ditanamkan pada pemikiran para pengikutnya
Proses penyempurnaan atas rancangan yang berhasil dibuat
dan ditularkan pengaruhnya kepada sasaran perubahan 
mirip dengan proses interaksi social
Pelaku perubahan akan memastikan bahwa rancangan aksi
dan tindakan merupakan bagian dari aktualisasi ide tentang
perubahan
• Implementasi dari program kesehatan
membutuhkan sumberdaya yang tepat
sesuai dengan harapan dan tujuan dari
program.
• Implementasi bukan merupakan pekerjaan
mudah, karena dalam melaksanakan suatu
rencana terkandung berbagai aktifitas,
yang saling berhubungan, bersifat
kompleks dan majemuk.
• Keterampilan yang dibutuhkan untuk dapat
melakukan implementasi suatu rencana dengan
baik adalah:
1. Pengetahuan dan keterampilan memotivasi
2. Pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi
3. Pengetahuan dan keterampilan kepemimpinan
4. Pengetahuan dan keterampilan pengarahan
5. Pengetahuan dan keterampilan pengawasan
6. Pengetahuan dan keterampilan supervise.
KOMUNIKASI
• Komunikasi:
•
•
•
Berasal dari kata communicare: berpartisipasi atau
memberitahukan
Communis: milik bersama atau berlaku dimana-mana
Jadi:
•
•
Komunikasi merupakan pertukaran pikiran atau keterangan dalam
rangka menciptakan rasa saling mengerti serta saling percaya demi
terwujudnya hubungan yang baik antara seseorang dengan orang
lain
Komunikasi adalah hubungan yang dilakukan melalui surat, katakata, symbol atau pesan yang bertujuan agar setiap manusia yang
terlibat dalam proses saling tukar menukar arti dan pengertian
terhadap sesuatu
Kepemimpinan
• Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti
kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan
untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990,
281).
• Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk
membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati
segala keinginannya.
• Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa
kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang
baik individu maupun masyarakat, dengan sengaja mempengaruhi
dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan
dalam kelompok atau organisasi.
• John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah
mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.
Pengarahan
• Pengarahan artinya : menggerakkan orang-orang agar
mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran
secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang
dikehendai secara efektif dan efisien.
• Pengarahan merupakan usaha untuk memobilisasi
sumber daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat
bergerak dalam satu kesatuan sesuai dengan rencana
yang telah dibuat.Dalam tahapan proses pengarahan ini
terkandung usaha-usaha untuk memotivasi orang agar
mau bekerja dengan baik.Dalam proses pengarahan
termasuk juga proses kepemimpinan yang
memungkinkan pencapaian tujuan serta yang dapat
memberikan suasana kerja yang baik.
Pengawasan
• Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk
menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk
merancang sistem umpan balik informasi, untuk
membandingkan kinerja aktual terjadi suatu
penyimpangan tersebut, untuk mengambil tindakan
perbaikan yang di perlukan untuk menjamin bahwa
semua sumber daya telah di gunakan seefektif dan
seefisien mungkin guna mencapai tujuan program
Supervisi
• Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing
pengarahan (dalam fungsi manajemen yang berperan
untuk mempertahankan agar segala kegiatan yang telah
diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.
• Secara umum, supervise dilakukan dengan pengamatan
secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap
pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk
kemudian apabila ditemukan masalah segera diberikan
petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna
mengatasinya
• Merupakan salah satu bagian dari proses pengawasan
dan pengendalian
• Teori Implementasi menurut Edward III (1980)
dan Emerson, Grindle, serta Mize menjelaskan
bahwa terdapat empat variable dalam
implementasi program diantaranya:
1. Komunikasi atau kejelasan informasi, konsistensi informasi
(communications),
2.
Ketersediaan sumberdaya dalam jumlah dan mutu tertentu
(resources),
3.
4.
Sikap dan komitment dari pelaksana program
Struktur birokrasi atau standar operasi yang mengatur tata
kerja dan tata laksana (bureaucratic strucuture).
1. Komunikasi
• Komunikasi (communications): berkenaan dengan
bagaimana program dikomunikasikan pada organisasi
dan atau publik, ketersediaan sumberdaya untuk
melaksanakan program, sikap dan tanggap dari para
pelaku yang terlibat, dan bagaimana struktur organisasi
pelaksana program. Komunikasi dibutuhkan oleh setiap
pelaksana program untuk mengetahui apa yang harus
mereka lakukan.
• Bagi suatu organisasi, komunikasi merupakan suatu
proses penyampaian informasi, ide-ide diantara para
anggota organisasi secara timbal balik dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
• Keberhasilan komunikasi ditentukan oleh 3
(tiga) indikator, yaitu penyaluran
komunikasi, konsistensi komunikasi dan
kejelasan komunikasi. Faktor komunikasi
dianggap penting, karena dalam proses
kegiatan yang melibatkan unsur manusia
dan unsur sumber daya akan selalu
berurusan dengan permasalahan
“bagaimana hubungan yang dilakukan”
Motivasi
• Motivasi
• Motif (motive): rangsangan, dorongan, pembangkit
tenaga yang dimiliki seseorang sehingga orang
tersebut memperlihatkan perilaku tertentu
• Motivasi: upaya untuk menimbulkan rangsangan,
dorongan dan ataupun pembangkit tenaga pada
seseorang dan kelompok masyarakat mau berbuat
atau bekerjasama secara optimal melaksanakan
segala sesuatu yang telah direncanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
• Pekerjaan
motivasi
pada
dasarnya
melakukan:
1. Penyesuaian
kebutuhan organisasi dengan
kebutuhan karyawan
2. Penyesuaian
kegiatan yang dimiliki oleh
organisasi dengan kegiatan karyawan
3. Penyesuaian
tujuan yang dimiliki oleh
organisasi dengan dengan tujuan karyawan
2. Ketersediaan sumberdaya (resources)
a. Sumber daya manusia: merupakan aktor penting dalam
pelaksanaan suatu program dan merupakan potensi
manusiawi yang melekat keberadaannya pada
seseorang meliputi fisik maupun non fisik berupa
kemampuan seorang pegawai yang terakumulasi baik
dari latar belakang pengalaman, keahlian, keterampilan
dan hubungan personal.
b. Informasi: merupakan sumberdaya kedua yang penting
dalam implementasi program. Informasi yang
disampaikan atau diterima haruslah jelas sehingga
dapat mempermudah atau memperlancar pelaksanaan
kebijakan atau program.
3.
Kewenangan: hak untuk mengambil keputusan, hak untuk
mengarahkan pekerjaan orang lain dan hak untuk memberi
perintah.
4. Sarana dan prasarana: merupakan alat pendukung dan
pelaksana suatu kegiatan (perlengkapan yang dimiliki oleh
organisasi dalam membantu para pekerja di dalam pelaksanaan
kegiatan)
5.
Pendanaan: membiayai operasional implementasi program,
informasi yang relevan, dan yang mencukupi tentang
bagaimana cara mengimplementasikan suatu program.
3. Sikap dan komitment dari pelaksana
program (disposition)
• Sikap dan komitment dari pelaksana program
(disposition): berhubungan dengan kesediaan dari para
implementor untuk menyelesaikan program tersebut.
Kecakapan saja tidak mencukupi tanpa kesediaan dan
komitmen untuk melaksanakan program. Disposisi
menjaga konsistensi tujuan antara apa yang ditetapkan
pengambil kebijakan dan pelaksana kebijakan.
• Kunci keberhasilan program atau implementasi kebijakan
adalah sikap pekerja terhadap penerimaan dan dukungan
atas kebijakan atau dukungan yang telah ditetapkan.
4. Struktur birokrasi (bureaucratic strucuture)
• Berkenaan dengan kesesuaian organisasi
birokrasi yang menjadi penyelenggara
implementasi program. Struktur birokrasi
menjelaskan susunan tugas dan para
pelaksana kebijakan, memecahkannya
dalam rincian tugas serta menetapkan
prosedur standar operasi.
• Keberhasilan implementasi suatu program,
dapat diukur dengan melihat kesesuaian
antara pelaksanaan atau penerapan
program dengan desain, tujuan dan
sasaran program serta memberikan
dampak atau hasil yang positif bagi
pemecahan permasalahan yang dihadapi
Monitoring dan Evaluasi
Program Kesehatan
Presentation Outline
Monitoring and Evaluation
of health services
Evaluation
Monitoring
Definition and
Concept
Types
Definition and
concept
Designs
Methods
Process:
FIVE phases of
Evaluation
Monitoring
versus evaluation
Monitoring dan Evaluasi
• Memantau kemajuan dan mengevaluasi hasil adalah
fungsi kunci untuk meningkatkan kinerja dari mereka
yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program
kesehatan.
• Monev menunjukkan apakah program telah mencapai
tujuan yang ditetapkan, identifikasi dari kelemahan dan
kekuatan program, area dari program yang perlu revisi,
dan area program yang memenuhi atau melebihi
harapan.
• Untuk melakukan hal ini, analisis dari salah satu atau
semua domain sebuah program diperlukan
Dimanakah posisi monitoring dan evaluasi
Monitoring vs Evaluasi
Monitoring
Evaluasi
Proses yang direncanakan
dan sistematis melalui
observasi yang langsung
dilakukan pada saat
program kegiatan sedang
berlangsung dan
membandingkan antara
yang terjadi dengan yang
diharapkan
Sebuah proses yang menilai
pencapaian terhadap
kriteria yang sudah
ditetapkan. Memiliki
berbagai tujuan, dan
mengikuti metode yang
berbeda (proses, hasil, dan
kinerja)
Evaluasi
• Sebuah proses yang
sistematis untuk
menentukan sejauh mana
kebutuhan layanan dan
hasilnya telah atau sedang
dicapai dan menganalisis
alasan perbedaan apapun.
Upaya untuk mengukur
sejauh mana efektifitas,
efisiensi dan relevansi
program yang dilaksanakan
Monitoring
•
•
•
•
Review dan pengumpulan
informasi secara periodic
terhadap pelaksanaan program,
cakupan dan perbandingan
terhadap rencana implementasi
Keterbukaan untuk memodifikasi
rencana awal selama
pelaksanaan program
Mengidentifikasi kekurangan
program sebelum terlambat
Menyediakan unsur-unsur
analisis alasan kemajuan
program tidak sesuai dengan
harapan
Mengapa Perlu Monev
• Review perkembangan/progress
• Identifikasi masalah dalam perencanaan dan/atau
implementasi
• Membantu mengidentifikasi masalah dan
penyebabnya
• Memberikan berbagai kemungkinan solusi dalam
menyelesaikan masalah
• Mencerminkan tujuan yang akan dicapai dan
bagaimana mencapainya
• Meningkatkan kemungkinan dalam membuat
perubahan yang positif
FOKUS MONITOR DAN EVALUASI
1. Efisiensi  Pemanfaatan input sesuai
dengan output yang dihasilkan
2. Efektifitas  apakah suatu kegiatan telah
mencapai tujuan yang ditetapkan
3. Impact  apakah yang telah dilakukan
memberikan perbedaan terhadap
masalah yang ingin diselesaikan.
Perbandingan antara Monitoring and
Evaluasi
Ciri
Monitoring
Evaluasi
Fokus Utama
Pengumpulan data kemajuan
Penilaian data dari tahap kritis suatu
proses
Fokus Waktu
Program sedang berlangsung
Masa lalu dan masa yang akan
datang
Pertanyaan utama
Apa yang harus dilakukan
sekarang untuk mencapai
program
Sudahkan tujuan yang direncanakan
tercapai
Pendukung
Implementasi dari rencana
Pembuatan pola untuk siklus
perencanaan selanjutnya
Periode
Pengamatan
Dilaksanakan terus menerus
selama proses
Umumnya dilaksanakan pada
pertengahan atau akhir program
Hasil dari Proses
Indikator kemajuan perlu
dipantau ketat oleh beberapa
orang
Hasil evaluasi perlu didiskusikan,
diproses dan di interpretasikan oleh
semua pihak
Kapan evaluasi diperlukan?
• Evaluasi program sering digunakan ketika program telah
berjalan selama beberapa waktu. Biasanya disebut evaluasi
retrospektif
• Namun, evaluasi juga harus dilakukan ketika sebuah program
baru sedang diperkenalkan. Biasanya disebut evaluasi
prospektif
• Evaluasi prospektif mengidentifikasi cara untuk
meningkatkan dampak program pada klien: mengkaji dan
menggambarkan komponen program; dan mengidentifikasi
cara meningkatkan mekanisme menjadi lebih efektif.
Prospective versus Retrospective Evaluation
• Evaluasi prospektif, menentukan
apa yang seharusnya terjadi (dan mengapa)
• Evaluasi retrospektif, menentukan apa yang sebenarnya
terjadi (dan mengapa)
Pembagian Evaluasi
Klasifikasi evaluasi yang paling umum terdiri dua jenis
evaluasi:
1. Evaluasi formatif: Evaluasi komponen dan kegiatan
dari program selain hasil mereka (Struktur dan
Evaluasi Proses)
2. Evaluasi sumatif: Evaluasi sejauh mana program
telah mencapai hasil yang diinginkan, dan sejauh
mana setiap hasil lainnya (positif atau negatif)
telah dihasilkan dari program ini.
Jenis evaluasi berdasarkan
evaluatornya
1. Evaluasi internal (evaluasi diri), di mana orangorang dalam program, menjalankan dan
mengendalikan evaluasi.
2. Evaluasi eksternal, di mana seseorang dari luar
program bertindak sebagai evaluator dan
mengontrol evaluasi.
Tipe Evaluator
1.
Evaluator Internal
•
2.
Evaluator Eksternal
•
•
3.
Menyatu dengan obyek yang dievaluasi
Punya kredibilitas yang lebih tinggi dan keahlian yang lebih
spesifik
Tidak terikat dengan keputusan2 administratif dan
keuangan
Evaluator Partisipatif
•
•
Wakil dari pemerintah dan stakeholder (termasuk penerima
manfaat) bekerjasama dalam merancang dan
melaksanakan evaluasi.
Metode partisipatif memungkinkan digunakan dalam
evaluasi internal dan eksternal.
Evaluasi Internal dan Eksternal
Evaluator
Kelebihan
Kekurangan
Evaluator
internal
- Evaluator cukup mengenal
dengan lingkungan yang
dievaluasi
- Beberapa responden lebih mudah
digali informasinya oleh orang
dalam daripada orang luar
- Biaya lebih rendah dibanding
eksternal
- Objektifitas tim evaluasi thd
hasil evaluasi mungkin dapat
dipengaruhi berbagai
kepentingan
- Tim evaluasi mungkin
kurang terlatih atau memiliki
kemampuan dalam bidang
evaluasi
Evaluator
Eksternal
- Evaluasi dapat lebih objektif
- Evaluasi ekstenal dapat
- Evaluator memiliki kemampuan
memakan biaya yang besar.
dan ketrampilan lebih dalam
- Evaluator eksternal mungkin
bidang evaluasi
salah mengerti keinginan
- Beberapa responden lebih mudah
kita terhadap apa yang ingin
digali informasinya oleh orang luar
dievaluasi
- Menggunakan evaluasi eksternal
dapat memberikan kredibilitas
lebih terhadap hasil temuan
INDIKATOR DALAM MONITORING
EVALUASI
• Indikator : variabel yang mengindikasi/memberi petunjuk
tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat
digunkan untuk mengukur perubahan (Green, 1992).
• Core Indicator : Indikator yang disarankan untuk dipakai
secara national.
• Indikator dapat berupa kualitatif indikator maupun
kuantitatif indikator.
Guidelines for Evaluation (FIVE phases)
Phase A: Planning the Evaluation
•*Provide background
• Determine the purpose of the
•
•
•
•
evaluation.
Decide on type of evaluation.
Decide on who conducts evaluation
(evaluation team)
Review existing information in
programme documents including
monitoring information.
List the relevant information sources
• Describe the programme. *
• Assess your own strengths and
limitations.
information on the history
and current status of the
programme being evaluated
including:
• How it works: its objectives,
strategies and management
process)
•Policy environment
•Economic and financial
feasibility
•Institutional capacity
•Socio-cultural aspects
•Participation and
ownership
•Environment
•Technology
Phase B:Selecting Appropriate
Evaluation Methods
• Identify evaluation goals and objectives. (SMART)
• Formulate evaluation questions and sub-questions
• Decide on the appropriate evaluation design
• Identify measurement standards
• Identify measurement indicators
• Develop an evaluation schedule
• Develop a budget for the evaluation.
Phase C: Collecting and Analysing Information
• Develop data collection instruments.
• Pre-test data collection instruments.
• Undertake data collection activities.
• Analyse data.
• Interpret the data
Phase D: Reporting Findings
• Write the evaluation report.
• Decide on the method of sharing the evaluation results
and on communication strategies.
• Share the draft report with stakeholders and revise as
needed to be followed by follow up.
• Disseminate evaluation report.
Phase E:Implementing Evaluation
Recommendations
• Develop a new/revised implementation plan in
partnership with stakeholders.
• Monitor the implementation of evaluation
recommendations and report regularly on the
implementation progress.
• Plan the next evaluation
References
•
WHO: UNFPA. Programme Manager’s Planning Monitoring & Evaluation Toolkit.
Division for oversight services, August 2004,
•
Ontario Ministry of Health and Long-Term Care, Public Health Branch In: The Health
Communication Unit at the Centre for Health Promotion. Introduction to evaluation
health promotion programs. November 23, 24, 2007.
•
Donaldson SI, Gooler LE, Scriven M. (2002). Strategies for managing evaluation
anxiety: Toward a psychology of program evaluation. American Journal of Evaluation.
23(3), 261-272.
•
•
•
•
•
CIDA. “CIDA Evaluation Guide”, Performance Review Branch, 2000.
OECD. “Improving Evaluation Practices: Best Practice Guidelines for Evaluation
and Background Paper”, 1999.
UNDP. “Results-Oriented Monitoring and Evaluation: A Handbook for Programme
Managers”,
Office of Evaluation and Strategic Planning, New York, 1997.
UNICEF. “A UNICEF Guide for Monitoring and Evaluation: Making a Difference?”,
Evaluation Office, New York, 1991.
References (cont.)
•
•
•
•
•
UNICEF. “Evaluation Reports Standards”, 2004.
USAID. “Performance Monitoring and Evaluation – TIPS # 3:
Preparing an Evaluation Scope of
Work”, 1996 and “TIPS # 11: The Role of Evaluation in USAID”,
1997, Centre for Development Information and Evaluation.
Available at http://www.dec.org/usaid_eval/#004
U.S. Centres for Disease Control and Prevention (CDC). “Framework
for Program Evaluation in Public Health”, 1999. Available in
English at http://www.cdc.gov/eval/over.htm
U.S. Department of Health and Human Services. Administration on
Children, Youth, and Families (ACYF), “The Program Manager’s
Guide to Evaluation”, 1997.
Download