pengaruh program sekolahku terhadap perkembangan psikososial

advertisement
PENGARUH PROGRAM SEKOLAHKU TERHADAP PERKEMBANGAN
PSIKOSOSIAL ANAK PENDERITA KANKER
“YAYASAN KASIH ANAK KANKER INDONESIA”
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
MEGASARI
NIM: 106054102078
KONSENTRASI KESEJAHTERAAN SOSIAL
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIEF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1431 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya nyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di UIN Syarief Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 31 Mei 2010
MEGASARI
106054102078
PENGARUH PROGRAM SEKOLAHKU TERHADAP PERKEMBANGAN
PSIKOSOSIAL ANAK PENDERITA KANKER
“YAYASAN KASIH ANAK KANKER INDONESIA”
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
MEGASARI
NIM: 106054102078
Pembimbing
Nurul Hidayati,S.Ag.,M.Pd
NIP: 196903221996032001
KONSENTRASI KESEJAHTERAAN SOSIAL
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIEF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1431 H
ABSTRAK
Megasari
Pengaruh Program Sekolah-Ku terhadap Perkembangan Psikososial
Anak Penderita Kanker di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia
(YKAKI)
Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) adalah salah satu
yayasan yang peduli dengan anak-anak penderita kanker. Kanker itu sendiri
adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak
terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan
biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung dijaringan yang
bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh
(metastasis). Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan DNA,
menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel.
Salah satu program dari YKAKI adalah Program sekolah-Ku. Tujuan
dari program ini adalah memberikan kepada anak-anak kanker untuk
mengikuti pelajaran sekolahnya, dan bila mereka sudah selesai menjalankan
pengobatan maka mereka dapat melanjutkan pelajaran disekolahnya, selain
itu bagi anak-anak pra TK dan TK diberikan aktivitas agar mereka
terhindarkan dari kebosanan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui adakah pengaruh program Sekolah-Ku terhadap
perkembangan psikososial anak penderita kanker.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
penelitian survai dan jenis penelitian kausalitas, dan hipotesis yang peneliti
ajukan adalah H0 =µ1 = µ2 =µ3 = Tidak ada perbedaan (identik) psikososial
anak penderita kanker bila dilihat dari segi usia, jenis kelamin, dan diagnosa
penyakit. Dan H1 ≠ µ1 ≠ µ2 = µ3, ada perbedaan (tidak identik) psikososial
anak penderita kanker bila dilihat dari segi usia, jenis kelamin, dan diagnosa
penyakit. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah
menggunakan kuesioner, dimana kuesioner diberikan kepada anak-anak
penderita kanker yang mengikuti program sekolah-ku di rumah singgah.
Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang peneliti lakukan untuk
mengetahui pengaruh perkembangan psikososial anak penderita kanker,
maka dapat diketahui bahwa H1, ditolak dan H0, diterima, yaitu tidak ada
perbedaan (identik) perkembangan psikososial anak penderita kanker
berdasarkan usia, jenis kelamin, dan diagnosa penyakit, dengan arti lain tidak
ada pengaruh antara program sekolah-ku terhadap perkembangan psikososial
anak penderita kanker.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat iman dan Islam-Nya serta memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat
waktunya. Tidak lupa shalawat serta salam kepada nabi besar Muhammad
SAW, keluarga, para sahabat serta para pengikutnya.
Harus peneliti akui, dengan serba keterbatasan yang ada sangatlah
berat menyelesaikan Skripsi ini namun pada akhirnya penulis dapat
bersyukur karena skripsi yang berjudul “Pengaruh Program Sekolah-Ku
terhadap Perkembangan Psikososial Anak Penderita Kanker di Yayasan
Kasih Anak Kanker Indonesia”, dapat penulis selesaikan dengan baik sesuai
arahan dan bimbingan. Untuk itu selayaknya peneliti sampaikan terimakasih
yang sedalam-dalamnya terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, M.A. selaku Rektor Universitas
Islam Negeri, UIN Syarief Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri, UIN Syarief Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak Drs. Helmi Rustandi, M.Ag sebagai Ketua Jurusan Konsentrasi
Kesejahteraan Sosial UIN Syarief Hidayatullah Jakarta.
4. Bu Nafsiyah, MSW sebagai Ketua Jurusan Konsentrasi Kesejahteraan
Sosial yang baru, selamat bertugas ya bu.
5. Bapak Ismet Firdaus, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan Kesejahteraan
Sosial UIN Jakarta yang selalu memberikan motivasi dan arahannya
kepada mahasiswa KESOS, dan kepada Pak Zaki, M.Si Sebagai
Sekretaris Jurusan Kesejahteraan Sosial yang baru, Selamat ya Pak.
ii
6. Bu Nurul Hidayati, S.Ag.,M.Pd sebagai pembimbing skripsi peneliti,
yang telah sabar memberikan bimbingannya dan arahannya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Keluarga yang selalu mensupport peneliti khususnya kepada kedua
orangtua peneliti yaitu Ayah-ku (H. Sanusi) dan Bunda-ku (Castinah)
yang selalu memberikan kasih sayang yang tulus kepada peneliti,
yang selalu mendoakan peneliti didalam sujudnya, kalian adalah
kekuatan bagi Ku. Tidak lupa juga untuk kakak-Ku (Tea Cici), adikKu (Meizi), dan kepada kedua jagoan keponakan-Ku (Raihan dan
Mirza) aku sayang kalian.
8. Pihak YKAKI yang sudah mengizinkan peneliti untuk menjalankan
penelitian (ibu Ira, ibu Pinta, dan bu Ica) dan kakak-kakak tutor, ka
Lisna, ka Dido, ka Rissi, Ka Ina, ka Laura, ka Lina, ka Nur, ka Irma,
ka nania, dll yang baik dan ramah-ramah. Bu Inggrid, bu Neni dan
Pak Jana terimakasih .Tidak lupa juga kepada adik-adik YKAKI
makasih atas semuanya
9. Pihak RS. Dharmais khususnya suster Luki dan mbak Yuni yang telah
membantu peneliti.
10. Seluruh dosen-dosen UIN yang telah memberikan ilmunya kepada
peneliti selama kuliah.
11. Teman-teman Kesos 2006 yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, peneliti harap kita tetap kompak dalam segala apapun,
khususnya teman-teman Hang out ku, Christ, Jali, dan Alwi walaupun
udah lulus kita tetap bisa hang out bareng ya. Kepada teman
seperjuangan-Ku Afrieda dan Melisa yang telah bersama-sama
dengan peneliti menjalankan skripsi ini, terimakasih ya atas
supportnya.
iii
12. Kepada teman seperjuanganku dalam melakukan Praktikum II, ka
Fira dan ka Lidya, terimakasih atas supportnya selama ini.
13. Teman-teman kesos 2007-2009 tetap semangat ya kuliahnya jangan
malas-malas dan untuk kakak-kakak Kesos 2005 terimakasih atas
informasi dan berbagi pengalamannya selama ini.
14. Sepupuku (Yuna) dan temanku (Lia), makasih ya atas dukungannya.
15. Kepada semua pihak yang telah mendukung proses penyusunan
skripsi ini. semoga saja Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin….
Jakarta, 31 Mei 2010
MEGASARI
106054102078
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………… ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. v
DAFTAR TABEL………………………………………………………. x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. xi
DAFTAR DIAGRAM…………………………………………………….xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………. 1
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah…………… 7
1. Pembatasan Masalah…………………………………. 7
2. Perumusan Masalah………………………………….. 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………. 8
1. Tujuan Penelitian ……………………………………... 8
2. Manfaat Penelitian…………………………………….. 8
D. Tinjauan Pustaka………………………………………….. 9
E. Metodologi Penelitian …………………………………….. 12
1. Jenis Penelitian………………………………………… 12
2. Pendekatan Penelitian…………………………………. 13
3. Metode Penelitian……………………………………… 14
4. Subjek dan objek Penelitian…………………………… 14
a. Subjek Penelitian………………………………… 14
b. Objek Penelitian………………………………….
v
14
5. Populasi dan Sampel …………………………………. 15
a. Populasi Penelitian………………………………… 15
b. Sampel Penelitian………………………………… 15
6. Variabel Penelitian……………………………………. 15
7. Hipotesis Penelitian…………………………………… 16
8. Kuesioner yang digunakan……………………………. 18
9. Uji coba Instrumen…………………………………… 20
a. Uji Validitas………………………………………. 20
b. Uji Reliabilitas……………………………………. 20
10. Tehnik Pengumpulan Data……………………………. 21
11. Tehnik Analisa Data………………………………….. 21
12. Sumber Data………………………………………….. 22
13. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………. 22
F. Sistematika Penulisan……………………………………. 23
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Program…………………………………………………… 25
1. Pengertian Program…………………………………… 25
2. Macam-macam Program……………………………… 25
3. Tujuan Program……………………………………….. 27
B. Sekolah…………………………………………………….. 28
1. Pengertian Sekolah …………………………………….. 28
C. Anak……………………………………………………… 30
1. Pengertian Anak……………………………………….. 30
D. Perkembangan ……………………………………………. 31
1. Pengertian Perkembangan………………………………. 31
2. Perkembangan Anak……………………………………. 32
a. Perkembangan Fisik………………………………….. 33
vi
b. Perkembangan Motorik……………………………….. 33
c. Perkembangan Kognitif………………………………. 35
d. Perkembangan Psikososial…………………………… 38
E. Pertimbangan terhadap Konsep Kematian………………… 42
F. Kanker …………………………………………………….. 48
1. Pengertian Kanker …………………………………….. 47
2. Faktor Penyebab Kanker……………………………….. 48
a.
Faktor Keturunan…………………………………... 48
b.
Faktor Lingkungan………………………………… 49
c.
Faktor Makanan…………………………………… 49
d.
Virus………………………………………………. 50
3. Jenis-jenis Kanker……………………………………. 50
a. Tumor Otak………………………………………..
50
b. Retinoblastoma (Kanker Mata)…………………….
51
c. Limfoma (Kanker Getah Bening)………………….
51
d. Neuroblastoma (Kanker Syaraf)…………………… 52
e. Tumor Wilms (Kanker Ginjal)……………………... 52
f. Rabdomisarkoma (Kanker Jaringan Lurik)……….... 52
g. Osteosarkoma (Kanker Tulang)……………………
53
h. Leukimia (Kanker Darah)…………………………... 53
G. Hubungan
antara
fisik,
psikologis,
dan
sosial
(Biopsikososial)…………………………………………55
1. Kesehatan Fisik………………………………………… 56
2. Kesehatan Mental……………………………………… 56
3. Kesehatan Sosial………………………………………. .57
H. Kerangka Pemikiran………………………………………... 58
vii
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Profil Lembaga……………………………………………...60
1. Sejarah YKAKI…………………………………………61
2. Visi dan Misi YKAKI………………………………….. 63
a. Visi YKAKI……………………………………….. 63
b. Misi YKAKI……………………………………….. 63
B. Organisasi YKAKI………………………………………… 64
C. Program YKAKI…………………………………………… 64
1. Rumah Kita…………………………………………….. 64
a. Latarbelakang……………………………………… 65
b. YKAKI Peduli…………………………………….. 65
c. Persyaratan untuk Menempati RK………………… 65
2. SekolahKu ………………………………………………67
a. Dasar Pemikiran……………………………………. 67
b. Tujuan Program……………………………………. 68
c. Mereka yang Terlibat ………………………………69
d. Lokasi……………………………………………….69
3. Transportasi……………………………………………. 70
4. Program Cancer Registry……………………………… 71
BAB IV
ANALISA DATA
A. Uji Validasi dan Reliabilitas…………………………………73
B. Distribusi Data……………………………………………… 74
C. Analisa dan Interpretasi Data……………………………… 94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………… 100
viii
B. Saran……………………………………………………….101
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 104
LAMPIRAN………………………………………………………………107
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Skala Likert……………………………………………….. 19
Tabel 2.
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……………… 75
Tabel 3.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……. 76
Tabel 4.
Karakteristik Responden Berdasarkan Diagnosa Penyakit... 77
Tabel 5.
Saya Senang Pelajaran Menempel Gambar…………………78
Tabel 6.
Saya Berani Bernyanyi didepan Teman-teman…………… 80
Tabel 7.
Saya Senang bekerjasama dengan teman saya kalau bermain
puzzle……………………………………………………… 81
Tabel 8.
Saya Marah Kalau Pensil Saya dipinjam Teman…………....83
Tabel 9.
Saya Senang Menyapa kakak tutor lebih dulu………………84
Tabel 10.
Saya Selalu Ingin Menjadi Juara Satu disegala Bidang……. 86
Tabel 11.
Jika Ada Pelajaran yang Sulit, saya akan Bertanya kepada
teman atau kakak tutor………………………………........
87
Tabel 12.
Saya Tetap Tersenyum Walaupun Teman-teman Mengejek 88
Tabel 13.
Saya selalu Mengerjakan tugas dari kakak tutor………… 90
Tabel 14.
Buku yang saya pinjam selalu kondisi baik………………
Tabel 15.
Saya iri jika ada teman yang mendapatkan nilai bagus…… 93
x
91
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Paradigma Penelitian Hubungan Variabel X dan Y………16
xi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1.
Prosentase Responden berdasarkan Usia………….. 75
Diagram 2.
Prosentase Responden berdasarkan Jenis Kelamin….76
Diagram 3.
Prosentase Responden berdasarkan Penyakit………..77
Diagram 4.
Prosentase Jawaban Responden no 1………………...79
Diagram 5.
Prosentase Jawaban Responden no 2……………… 80
Diagram 6.
Prosentase Jawaban Responden no 3…………………82
Diagram 7.
Prosentase Jawaban Responden no 4…………………83
Diagram 8.
Prosentase Jawaban Responden no 5…………………85
Diagram 9.
Prosentase Jawaban Responden no 6…………………86
Diagram 10.
Prosentase Jawaban Responden no 7…………………88
Diagram 11.
Prosentase Jawaban Responden no 8…………………89
Diagram 12.
Prosentase Jawaban Responden no 9…………………90
Diagram 13.
Prosentase Jawaban Responden no 10………………. 92
Diagram 14.
Prosentase Jawaban Responden no 11………………. 93
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak adalah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT kepada
setiap orangtua melalui rahim seorang ibu selama sembilan bulan
lamanya. Anak bagi mereka adalah titipan sang khalik yang harus di jaga
dan diperhatikan dunianya. Dunia yang layak bagi anak adalah dunia
dimana semua anak mendapatkan awal kehidupan yang sebaik mungkin,
baik secara fisik, psikologis, spiritual, sosial, emosional, kognitif, dan
budaya. Seperti dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Mukminun ayat 1214:
Artinya :” Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan)dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging dan segumpal
daging itu Kami jadikan tulang belulang dan tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian
Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Mahasuci Allah Pencipta yang paling baik.” (QS Al
Mukminun:12-14)
Anak adalah masa depan bangsa dimasa yang akan datang. Namun
sekarang tinggal harapan saja. Jika ada beberapa dari mereka menderita
kanker stadium lanjut, kanker pada anak diperkirakan mencapai 1% dari
jumlah penyakit kanker secara menyeluruh, kanker pada anak dapat
disembuhkan
bila
dideteksi
secara
dini
dan
pengobatan
serta
2
perawatannya. Namun, penanganan kanker pada anak di Indonesia masih
lambat. Itulah sebabnya lebih dari 60% anak penderita kanker yang
ditangani secara medis sudah memasuki stadium lanjut. 1 Kanker dapat
menyerang semua lapisan masyarakat tanpa mengenal status sosial, umur,
dan jenis kelamin. Anak-anak, remaja, dan orang dewasa tak luput dari
serangan kanker. Begitu pula dengan pria maupun wanita dapat terserang
penyakit yang paling banyak ditakuti ini.
Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di Negara
berkembang. Kanker itu sendiri adalah segolongan penyakit yang ditandai
dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel
tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan
pertumbuhan langsung dijaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan
migrasi sel ketempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak
stabil tersebut disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi digen
vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi mungkin
dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasimutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut
karsinogen.
Mutasi
dapat
terjadi
secara
spontan
(diperoleh)
ataupun
diwariskan (mutasi germline). Kanker dapat menyebabkan banyak gejala
yang berbeda, bergantung pada lokasi dan karakter dari keganasan dan
1
Media, Indonesia. “ Leukimia Peringkat Pertama Penyakit Kanker pada Anak”artikel
diakses Sabtu, 14 Februari 2004 dari http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newsid1076909088,48242,
3
apakah ada metastasis. Sebuah diagnosis yang menentukan biasanya
membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan
biopsi. 2 Penyakit ini sebenarnya timbul akibat kondisi fisik yang tidak
normal serta pola makan dan pola hidup yang tidak sehat, meskipun
diketahui kanker bisa diturunkan oleh orang tua kepada anaknya. Kanker
termasuk penyakit yang tidak menular. Resiko terkena kanker sangat
besar jika salah satu anggota keluarga terkena kanker. 3
Menurut pendapat dr. Maria Abdulsalam pentingnya deteksi dini
kanker pada anak. Selama ini keluarga atau masyarakat belum mengetahui
tentang
bagaimana
tanda-tanda
kanker
pada
anak.
Kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang kanker menyebabkan penanganan
penyakit keganasan itu lambat di Indonesia. “ keluarga baru membawa
anaknya ke rumah sakit umumnya sudah dalam kondisi stadium lanjut
atau parah. Di RSUPN lebih dari 60% kasus semacam ini,” jelas spesialis
anak ini. Meskipun angka kejadian kanker pada anak relatif jarang, yakni
1% sampai 3 % dari seluruh kanker manusia, tetapi masyarakat perlu
mengetahui adanya informasi yang benar dan jelas mengenai penyakit
kanker.
Hingga kini penyebab kanker sendiri belum diketahui dengan
pasti. Namun penyakit ini bisa dilihat dari factor resiko, seperti genetika
2
Wikipedia. “ Kanker”, dari http://id.wikipedia.org/wiki/kanker
Lina Mardiana, Mencegah dan Mengobati Kanker pada Wanita dengan Tanaman
Obat, hal 5
3
4
(keturunan) dan lingkungan antara lain infeksi virus, bahan kimia atau
obat, radiasi, makanan, dsb. 4 .
Bila dilihat dari faktor penyebab terjadinya kanker pada anak itu
sendiri , seharusnya mulai dari orang terdekat mereka mulai menyadari
bahwa betapa pentingnya hidup sehat mulai dari hal terkecil. Hidup sehat
itu tidak harus mahal dan mengeluarkan uang yang banyak untuk
mendapatkannya, hanya cukup hidup bersih dan peduli dengan
lingkungan sekitar.
Tidak mudah bagi keluarga untuk benar-benar dapat menerima
kabar bahwa salah satu dari anaknya menderita kanker leukemia. Mereka
mungkin sangat terpukul sekali dari segi
psikologi mereka mungkin
mengalami gangguan seperti halnya sedih atau bisa lebih dari itu yaitu
depresi. Tetapi bila dibandingkan dengan si penderita itu sendiri mungkin
mereka secara psikologis mengalami perasaan kecewa ataupun sedih dan
begitu juga secara kehidupan sosialnya, mereka tidak dapat langsung
bersosialisasi dengan masyarakat seperti biasanya. Butuh beberapa waktu
untuk mereka untuk dapat menerima jika mereka sedang mengalami
penyakit kanker.
Menurut pendapat Dra Indria L. Gamayanti proses penyembuhan
dengan cara ilmu kesehatan saja tidak cukup tanpa memperhatikan aspek
4
Media, Indonesia. “ Leukimia Peringkat Pertama Penyakit Kanker pada Anak”artikel
diakses Sabtu, 14 Februari 2004 dari http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newssid1076909088,48242,
5
psikologi dan sosial, Ungkapan Dra. Indria L. Gamayanti (seorang ahli
Ilmu kesehatan Anak) menarik untuk dikutip.
“Mengingat pengobatan penyakit kanker membutuhkan
waktu yang lama dan berulang, serta kemungkinan kambuhnya
cukup besar, bahkan terkadang meninggalkan dampak
menetap, maka pengobatan dan perawatan dengan hanya
mengandalkan ilmu kesehatan mutakhir dan alat-alat canggih
tanpa memperhatikan aspek psikologi dan sosial dianggap
kuno, terlebih bila yang mengalami penderitaan ini adalah
anak-anak,” kata Dra Indria L. Gamayanti, Msi dari agains
ilmu Kesehatan anak RSUP Dr. Sardjito/fak kedokteran
UGM.Hal ini tidak terlepas dari pengertian anak tentang
penyakit, yang dipengaruhi oleh tingkat perkembangan
kemampuan berfikir anak dan tingkah lakunya terhadap
penyakit, rasa dan program pengobatan, yang menyebabkan
timbulnya stress selama anak tersebut dirawat dirumah sakit.
Karena itu kata Indria, pendekatan psikologis sangat
diperlukan untuk menghindari anak-anak yang menderita
kanker ini dari stress yang bisa mengahambat proses
penyembuhanya. Pendekatan yang dapat dilakukan terhadap
anak diantaranya mengurangi trauma psikis, memberikan
semangat senantiasa bersikap hangat terhadap anak,
pemantauan dan stimulasi terhadap perkembangan dan
pentingnya mengajak mereka bermain bersama, sehingga
anak-anak ini tidak merasa ditinggalkan.
Bukan hanya itu, orang tua juga harus berusaha untuk
memahami emosi anak yang muncul, dan menandai emosi ini
baik yang negative maupun positif diharapkan dapat
menghambat atau menunjang tujuan pengobatan. Karena emosi
positif dapat membantu proses penyembuhan. Selain itu anakanak penderita kanker ini harus dibantu untuk berperilaku dan
berfikir positif dan dapat menyesuaikan diri dengan kondisi
dan akibat sakit yang dideritanya. 5
Anak-anak penderita kanker juga mempunyai hak untuk
mendapatkan pendidikan yang sama dengan mereka yang tidak
mengalami sakit. Walaupun mereka menderita penyakit yang dapat
5
KBI Gemari,” Penderita Kanker Anak Meningkat tajam di Indonesia.” Artikel diakses
28 January 2002 dari http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=1488
6
membuat mereka tidak lama lagi hidup didunia ini tetapi itu semua tidak
menghalangi mereka untuk mempunyai cita-cita yang tinggi dan
mempunyai impian yang tinggi tentang masa depan mereka. Itu semua
bisa didapat mereka melalui sekolah. Menurut Emile Durkeim seorang
sosiolog mengatakan
“From this facts it follows that each society sets up
a certain ideal man of what he should be, as much
from this intellectual point it become differentiated
according to the particular milleux that every society
certain in its structure”.
“ Fakta-fakta menunjukan bahwa setiap
masyarakat membentuk suatu gambaran mengenai
manusia ideal yang dicita-citakan, yaitu bagaimana
seharusnya manusia menjadi apa yang sebaiknya, baik
dari segi intelektual, maupun dari segi fisik dan moral.
Citra ini sampai pada tertentu akan sama bagi semua
warga masyarakat, tetapi diluar tingkat tertentu itu
dapat terjadi perbedaan sesuai dengan lingkungan
khusus yang terdapat Dalam struktur masyarakat
tersebut”. 6
Hal ini yang membuat penulis tertarik mengambil tema kanker
pada anak, karena anak yang seharusnya menghabiskan waktunya dengan
bermain dan belajar serta mempunyai cita-cita yang tinggi harus
berhadapan dengan penyakit yang mengancam mereka untuk lebih cepat
meninggalkan dunia ini. Bila dilihat dari segi psikologi sosial mereka,
mungkin tidak mudah bagi mereka untuk menerima kenyataan ini bahwa
mereka sekarang sedang mengalami penyakit mematikan walaupun
kanker itu sendiri dapat disembuhkan. Dalam penelitian ini juga peneliti
6
Zulkifli, Psikologi Perkembangan, Bandung : PT.Remaja Rodaskarya, 1995, hal 18
7
terfokus kepada perkembangan psikososial anak penderita kanker karena
dalam tahap penyembuhan faktor psikososial juga penting. Sosialisasi
mereka terhadap lingkungan sekitar dapat membantu mereka untuk
melupakan sejenak penyakit yang diderita mereka. karena dalam hal ini
faktor fisik, psikologis, sosial, dan religi sangat erat kaitannya. Orang
dikatakan sehat apabila faktor-faktor tersebut terpenuhi dengan baik. Oleh
karena itu peneliti memutuskan untuk memperdalam tentang hubungan
antara program sekolahku dengan psikososial anak yang menderita kanker
yaitu
tentang
“
Pengaruh
Program
Sekolahku
Terhadap
Perkembangan Psikososial Anak Penderita Kanker di Yayasan Kasih
Anak Kanker Indonesia”.
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Mengingat terbatasnya waktu, dana dan demi terfokusnya pikiran
maka peneliti membatasi masalah pada tahap perkembangan psikososial
anak penderita kanker yang sedang mengikuti program sekolah-ku di
Rumah Kita (Rumah Singgah).
8
2. Perumusan Masalah
Adapun masalah yang akan peneliti lakukan adalah:
a. Bagaimanakah keadaan psikososial anak penderita kanker ?
b. Adakah pengaruh program sekolahku dalam perkembangan
psikososial anak penderita kanker?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a.
Untuk mengetahui keadaan psikososial anak penderita kanker.
b. Untuk mengetahui adakah pengaruh program sekolahku dengan
psikososial anak penderita kanker.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Secara Akademik
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
menambah ilmu pengetahuan mahasiswa mengenai penyakit kanker
dan dapat mengetahui program yang sesuai untuk psikososial anak
penderita kanker serta diharapkan menjadi masukan untuk lembaga
yang perduli dengan kanker anak.
9
b. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat menambah ilmu
pengetahuan masyarakat khususnya bagi keluarga yang mempunyai
anak atau kerabat yang menderita penyakit kanker.
D. Tinjauan Pustaka
Sebelum mengadakan penelitian lebih lanjut , peneliti kemukakan
suatu tinjauan pustaka sebagai langkah awal dari penyusunan skripsi yang
peneliti buat agar terhindar dari kesamaan judul dan lain-lainya dari
skripsi-skripsi
sebelumnya.
Setelah
mengadakan
suatu
kajian
kepustakaan, maka peneliti menemukan beberapa skripsi yang hampir
sama dengan peneliti buat, tetapi dari beberapa segi berbeda, lebih lanjut
akan peneliti paparkan.
Skripsi pertama
Nama
: Lulu Paputungan
Universitas
: Mahasisiwi Universitas Indonesia
Judul
: Judul “Anak yang ditrafik oleh Keluarga:
Penyebab dan Dampak Psikososial (studi kasus terhadap tiga klien pada
one stop crisis center international organization for migration Jakarta, UI
depok 2007
Walaupun
sama-sama mengambil objek kajiannya yaitu
psikososial tetapi berbeda dengan skripsi yang peneliti kaji yaitu terletak
10
pada subjek kajiannya. Lulu Paputungan mengambil subjek anak korban
trafficking dan peneliti mengambil subjek anak-anak penderita Kanker.
Tidak hanya itu saja perbedaan itu juga terletak di tempat penelitian. Lulu
Paputungan melaksanakan penelitian di IOM Jakarta, sedangkan peneliti
melaksanakan penelitian di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia
Skripsi Kedua
Nama
: Aris Miarti
Universitas
: Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik, Jurusan Kesejahteraan Sosial
Judul
: Pelayanan Psikososial dalam Menangani Anak
yang Mengalami Trauma Akibat Kekerasan (child abuse) (studi kasus
terhadap 3 klien korban kekerasan di Rumah Perlindungan Sosial Anak
(RPSA Bambu Apus), Depok Juli 2009),
Sama seperti skripsi sebelumnya persamaanya terletak pada objek
yaitu dari segi psikososial. Dan perbedaanya terletak pada subjek
penelitian dan tempat penelitian. Aris Miarti terfokus pada pelayanan
Psikososial dalam menangani anak korban kekerasan dan melakukan
penelitian di RSPA Bambu Apus sedangkan peneliti terfokus dengan
pengaruh program sekolahku terhadap perkembangan psikososial anak
penderita kanker dan peneliti melakukan penelitian di Yayasan Kasih
Anak Kanker Indonesia.
11
Skripsi Ketiga
Nama
: Trijadi Risnanto
Universitas : UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah
dan
Komunikasi,
Jurusan
Pengembangan
Masyarakat Islam. Tahun 2008
Judul
: Judul skripsi Peran Sekolah Alam Kandank Jurank
Doank dalam Pengembangan Kreatifitas Anak di
Kelurahan Jurang Mangu.
Dalam skripsi ini Trijadi membahas mengenai peranan sekolah
kandank jurang doank dalam pengembangan kreatifitas anak, walaupun
sama-sama mengambil tema mengenai sekolah tetapi berbeda dengan
skripsi yang peneliti kaji dalam hal ini, perbedaannya terletak dari objek
yang diteliti Trijadi mengambil objek pengembangan kreatifitas anak.
Walaupun subjek dalam penelitiannya sama yaitu sama-sama anak tetapi
terdapat perbedaan yaitu jika Trijadi mengambil subjek hanya anak
sedangkan subjek yang peneliti ambil adalah anak-anak penderita kanker.
Perbedaanya juga terdapat dalam metode penelitian yang diambil jika
Trijadi menggunakan pendekatan kualitatif sedangkan pendekatan
penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan kuantitatif.
Skripsi Keempat
Nama
: Supriyanti
Universitas : UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah
dan
Komunikasi,
Jurusan
Pengembangan
12
Masyarakat Islam, Konsentrasi Kesejahteraan
Sosial. Tahun 2009
Judul
: Judul Peran Yayasan Sayap Ibu dalam Membantu
Perkembangan Psikososial Anak Terlantar di Taman
Balita Sejahtera
Dalam skripsi ini Supriyanti membahas Peran Yayasan Sayap Ibu
dalam Membantu Perkembangan Psikososial Anak Terlantar, dalam
skripsi ini persamaannya terletak pada perkembangan psikososial anak.
Walaupun sama-sama mengambil objek perkembangan psikososial anak
tetapi terdapat perbedaan dengan skripsi yang peneliti buat. Perbedaan itu
terletak pada judul skripsi peneliti mengambil judul pengaruh program
sekolahku terhadap perkembangan psikososial anak kanker, selain itu
perbedaanya juga terletak pada tempat penelitian, peneliti melakukan
penelitian di YKAKI, dan perbedaan itu juga terletak pada sumber data
yaitu sumber data yang Supriyanti adalah anak-anak yang terlantar
sedangkan sumber data yang peneliti peroleh adalah anak-anak penderita
kanker.
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian
kausalitas yang dilihat dari taraf pemberian informasinya. Penelitian ini
bermaksud mencari kemungkinan sebab akibat dengan cara mengamati
akibat yang sekarang ada dan mencoba mencari kemungkinan sebabnya
13
dari data yang dikumpulkan. 7 Penelitian kausal merupakan penelitian
yang dapat memberikan penjelasan secara konkrit (eksplisit) tentang
variabel yang merupakan penyebab dan variabel yang merupakan akibat
melalui pengujian hipotesa. Dalam penelitian ini peneliti ingin
mengetahui hubungan sebab akibat antara program sekolahku dengan
perkembangan psikososial anak penderita kanker di Yayasan Kasih Anak
Kanker Indonesia.
2. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif,
karena data yang peneliti dapatkan berupa angka-angka, penelitian
kuantitatif
adalah
penelitian
yang
menggunakan
asumsi-asumsi
pendekatan positivis karena berlandaskan pada filsafat positivisme.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, karena digunakan untuk
meneliti pada populasi dan sample tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif
/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.8
Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat
diklasifikasikan, relativ tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan
gejala bersifat sebab akibat. Penelitian pada umumnya dilakukan pada
populasi atau sampel tertentu yang refresentatif. Proses penelitian bersifat
7
Prof.Dr.Husaini Usman, M.Pd.,MT, Metodologi Penelitian Sosial, edisi II(Jakarta:PT
Bumi Aksara), hal 5
8
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, hal 8
14
deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep
atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis, hipotesis selanjutnya diuji
melalui pengumpulan data lapangan. 9
3. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode penelitian yang peneliti gunakan adalah
metode penelitian survai, penelitian survai adalah penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai
alat
pengumpulan
data
yang
pokok. 10
Alasan
peneliti
menggunakan metode penelitian survai karena dalam tahap pengumpulan
data peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.
4. Subjek dan Objek
a. Subjek Penelitian
Penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan populasi dan
sampel
yang sedang menetap dirumah Kita (Rumah singgah yang
didirikan YKAKI untuk anak-anak penderita yang berasal dari luar daerah
yang sedang menjalankan perawatan di RS)
b. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini objek yang digunakan peneliti adalah
Perkembangan Psikososial Anak Penderita Kanker .
9
Ibid, hal 8
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai, hal 3
10
15
5. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulan. 11 Dalam
penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh siswa-siswi
sekolahku yang menderita penyakit kanker yang berjumlah 15 orang yang
sedang menetap dirumah kita (Rumah Singgah yang didirikan YKAKI
untuk anak-anak penderita kanker yang berasal dari luar daerah yang
sedang menjalankan perawatan diRS.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. 12 Dalam hal ini sampel yang digunakan adalah
sampel jenuh
yaitu penelitian yang menggunakan semua anggota
populasi sebagai sampel penelitian. Alasan peneliti menggunakan sampel
jenuh karena jumlah populasi yang ingin diteliti relativ kecil yaitu kurang
dari 30 orang.
6. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini akan dilihat hubungan veriabel terhadap objek
yang akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu
variabel independent dan variabel dependen. Variabel independent
11
12
Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, hal 80
Ibid, hal 81
16
(variabel bebas) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya
variabel
dependen
(variabel
terikat).
Jadi
variabel
independent adalah variabel yang mempengaruhi 13 . Dalam penelitian ini
yang berperan sebagai variabel independent adalah program Sekolahku.
Sedangkan variabel dependen adalah variabel respon, output, kriteria,
konsekuen, dan sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas 14 . Dan dalam penelitian ini yang berperan sebagai variabel
dependen adalah perkembangan psikososial anak penderita kanker.
X (variabel Independent) = Program Sekolah-ku
Y (variabel Dependen) = Perkembangan Psikososial
Gambar. 1
Paradigma Penelitian
Hubungan Variabel X dan Y
X
Y
7. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, dimana masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban
13
14
DR. Sugiyono, Statistika untuk Penelitian,(Bandung: CV.Alfabeta (1999), hal 3
Ibid, hal 3
17
yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan
pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data. 15
Dan dalam penelitian ini akan dicari seberapa besarkah pengaruh
variabel independent terhadap variabel dependen yaitu Apakah terdapat
Pengaruh Program Sekolah-Ku terhadap Perkembangan Psikososial Anak
Penderita Kanker. Dan adapun hipotesis dalam penelitian ini sebagai
berikut:
Hipotesis nol (H0) : µ1 = µ2 = µ3: Tidak adanya perbedaan (identik)
perkembangan psikososial anak penderita kanker berdasarkan dari segi
usia, jenis kelamin dan diagnosa penyakit. Dengan kata lain bahwa tidak
ada pengaruh antara program sekolah-ku dengan
perkembangan
psikososial anak penderita kanker.
Hipotesis Kerja (H1) : µ1 ≠µ2 ≠ µ3: Adanya perbedaan (tidak identik)
perkembangan psikososial anak penderita kanker berdasarkan dari segi
usia, jenis kelamin dan diagnosa penyakit. Dengan kata lain bahwa ada
pengaruh antara program sekolah-ku dengan perkebangan psikososial
anak penderita kanker.
15
Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuentitatif, Kualitatif dan R&D,(Bandung: CV
Alfabeta, 2008),hal 63-64
18
8. Kuesioner yang digunakan
Kuesioner merupakan instrument pengumpulan data dalam
penelitian sosial. Dengan kuesioner tersebut peneliti menggali informasi
dari responden (orang yang menjadi subyek penelitian). Dengan demikian
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan informasi (data)
yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau menguji hipotesis
penelitian. 16 Tujuan pokok pembuatan kuesioner menurut Singarimbun
dan Handayani, selain untuk memperoleh informasi yang relevan dengan
tujuan penelitian, juga untuk memperoleh informasi dengan reliabilitas
dan validitas setinggi mungkin. 17
Dalam penelitian ini kuesioner yang peneliti gunakan adalah jenis
kuesioner tertutup yakni pertanyaan yang jawabannya sudah ditentukan,
artinya peneliti sudah menyediakan pilihan jawaban bagi responden.
Tugas responden hanyalah menjawab pertanyaan peneliti dan memilih
salah satu dari beberapa jawaban yang telah disediakan. Dalam hal ini
responden tidak diperkenankan memberikan jawaban lain diluar jawabanjawaban yang telah disediakan peneliti. Alasan peneliti menggunakan
kuesioner tertutup adalah agar lebih mudah dalam pengolahan data.
Dalam pembuatan kuesioner ini peneliti menggunakan skala
Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
16
17
Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, hal 77
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai, hal 130
19
fenomena sosial. 18 Alasan peneliti menggunakan skala Likert dalam
penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui tingkat perkembangan
psikososial anak penderita kanker.
Tabel.1
Skala Likert
No
Alternatif Jawaban
Positif
Negatif
1.
Sangat Setuju
5
1
2.
Setuju
4
2
3.
Ragu-ragu
3
3
4.
Tidak Setuju
2
4
5.
Sangat Tidak Setuju
1
5
Keuntungan penggunaan skala likert dari tingkat kepentingan dan
tingkat pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor (variability of Score)
sebagai akibat penggunaan skala 1-5, dengan dimensi mutu tercermin
dalam daftar pertanyaan, memungkinkan anak-anak penderita leukemia
mengekspresikan pendapat mereka dalam nilai yang mereka terima, lebih
mendekati kenyataan sebenarnya. Dari segi statistik, skala dengan lima
tingkatan (1-5) lebih tinggi kendalanya dibandingkan dengan dua
tingkatan “ya” atau “tidak” 19
18
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, hal 93
Annisa Mardiati,” Pengaruh Strategi Customer Value Creation terhadap Kepuasan
Pelanggan Dompet Duaf a,”( Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas
Islam Negeri, Jakarta, 2009) hal 38
19
20
9. Uji Coba Instrumen
Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.20
a. Uji Validitas
Uji validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu
mengukur apa yang diukur. Jika seorang peneliti menggunakan kuesioner
dalam pengumpulan data, maka kuesioner yang disusunnya harus dapat
mengukur apa yang diukurnya 21 , sementara itu jenis validitas pengukuran
dalam penelitian ini validitas isi yaitu suatu alat pengukur ditentukan oleh
sejauh mana isi alat pengukur tersebut mewakili semua aspek yang
dianggap sebagai aspek kerangka konsep. 22 Dalam perhitungan validitas
data ini peneliti menggunakan rumus Korelasion Product Moment untuk
mengukur korelasi antara masing-masing pernyataan. Pengujian validitas
dilakukan di RS Dharmais. Dengan menggunakan SPSS. 18 for Windows.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut
20
Ibid, hal 102
Annisa Mardiati,” Pengaruh Strategi Customer Value Creation terhadap Kepuasan
Pelanggan Dompet Duaf a,”( Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas
Islam Negeri, Jakarta, 2009) hal 36-37
22
Masri, Singarimbun, Metode Penelitian Survai, hal 128
21
21
reliabel. 23 Dalam tehnik perhitungan reliabel ini peneliti menggunakan
tehnik Internal Consistency yaitu dilakukan dengan cara mencobakan
instrument sekali saja, kemudian yang data diperoleh dianalisis dengan
teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi
reliabilitas instrumen 24 Dalam perhitungan ini peneliti menggunakan
bantuan komputerisasi SPSS. 18 For Windows dengan menggunakan
Cronbach’s Alpha.
10. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan metode
penelitian survei dengan teknik yang digunakan yaitu kuesioner atau
angket sebagai alat pengumpul data, yaitu peneliti mengajukan sejumlah
pertanyaan tertulis kepada responden. Bentuk angket yang peneliti
gunakan adalah angket tertutup dengan alternativ jawaban telah tersedia
oleh penulis.
11. Tehnik Analisa Data
Tehnik analisa data dalam penulisan skripsi ini adalah tehnik analisa
statistik inferensial. Tehnik analisa statistik inferensial adalah tehnik yang
digunakan untuk menganalisa data sampel dan hasilnya diberlakukan
untuk populasi. 25 Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah
selanjutnya ialah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
23
Ibid, hal 140
Prof.DR. Sugiyono, Metode Penelitian kantitatif, kualitatif dan R&Di, hal 131
25
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hal 148
24
22
menyajikan data tiap variabel yang diteliti,
data kemudian dianalisa
sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, setelah itu
disajikan dalam laporan ilmiah.
Dalam tehnik analisa ini peneliti menggunakan bantuan komputerisasi
yaitu dengan menggunakan SPSS. 18 for windows yaitu menggunakan uji
Anova dua faktor. (Two Way Anova).
12. Sumber Data
a. Data Primer, yaitu berupa data yang diperoleh langsung dari
responden penelitian, yaitu para anak penderita kanker yaitu berjumlah
15 orang, orangtua anak penderita kanker berjumlah 15 orang ,
penghuni rumah singgah dan tutor atau pengajar Sekolah-Ku yang
berjumlah 15 orang yang berada di Rumah Kita Yayasan Kasih Anak
Kanker Indonesia (YKAKI).
b. Data Sekunder, yaitu berupa catatan atau dokumen yang diambil
dari buku, skripsi, artikel, majalah atau internet yang berkaitan dengan
penelitian
13. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di Yayasan
Kasih Anak Kanker Indonesia, yang bertempat di Rumah Kita yang
beralamat di Jl. Percetakan Negara IX no.3 Cempaka Putih, Jakarta Pusat,
Kode Pos 10570 Telp : 021-4243128. Dan untuk melakukan penelitian uji
coba instrument validitas dan reliabilitas peneliti melakukan penelitian di
RS Dharmais.
23
Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah dimulai dari tanggal
5 April 2010 s/d 10 Mei 2010.
F. Sistematika Penulisan
Dalam hal sistematika penulisan ini penulis menggunakan
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang
diterbitkan CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta sebagai
pedoman penulisan skripsi ini.
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori, Metodologi penelitian,
Tempat dan waktu penelitian, dan Sistematika penelitian.
BAB II
Landasan Teori
Pengertian Sekolah, Pengertian Anak, Pengertian Kanker,
Pengertian Psikososial, Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya
Kanker, Hubungan antara penyakit kanker dengan
Psikososial seseorang, Faktor-faktor yang Mendukung
Proses Penyembuhan Kanker.
BAB III
Gambaran Umum Lembaga
Sejarah Singkat Lembaga, Profil Lembaga, Visi dan Misi
Lembaga, Struktur organisasi lembaga, Program –
24
programYKAKI, Sarana dan Prasarana, Hubungan dengan
Lembaga Lain, Struktur Tutor (Tenaga Pengajar), sejarah
didirikannya program sekolahku oleh YKAKI
BAB IV
Analisa Data
Memuat pelaksanaan penelitian dengan lingkungan rumah
singgah, keluarga klien dan kliennya sendiri, serta hasil
analisa data mengenai Pengaruh Program Sekolah-Ku
terhadap
Perkembangan
Kanker.
BAB V
Penutup
Kesimpulan
Saran
Psikososial Anak Penderita
25
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Program
1. Pengertian Program
Program
adalah
sederetan
rencana
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan
Negara. Jadi, seseorang, sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara
mempunyai suatu program.
Suharsimi Aritkunto mengemukakan program adalah:
”sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk mencapai suatu kegiatan.” 26
2. Macam-macam Program
Jenis-jenis program dapat bermacam-macam wujud, jika ditinjau dari
berbagai aspek.
Program ditinjau dari:
a.
Tujuan
Ada tujuan mencari keuntungan (kegiatan komersial). Jika program
tersebut mencari keuntungan, maka ukurannya adalah seberapa banyak
program tersebut telah memberikan keuntungan dan jika program tersebut
26
Putri Megawati,” Pelaksanaan Program Peningkatan Interaksi Sosial Anak
Penyandang Cacat Down Syndrome di SLB Dharma Asih,”(Skripsi S1 Fakultas Ilmu
Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, hal 12
26
bertujuan sukarela, maka ukuranya adalah seberapa banyak program
tersebut bermanfaat bagi orang lain. 27
b. Jenis
Ada
program
pendidikan,
program
koperasi,
program
kemasyarakatan dan sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari isi
program bersangkutan.
c. Jangka Waktu
Ada program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
d. Keluasan
Terbagi menjadi 2 macam:
1. Program sempit adalah hanya menyangkut program yang terbatas
2. Program luas adalah menyangkut banyak variabel.
e. Pelaksanaannya
Terbagi menjadi 2 macam:
1. Program kecil: hanya dilaksanakan beberapa orang.
2. Program besar dilaksanakan oleh banyak orang.
f. Sifatnya
Terbagi menjadi 2 macam:
1. Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak dan
menyangkut hal-hal yang vital.
2. Program kurang penting adalah hal sebaliknya.
27
Ibid, hal 13
27
3. Tujuan Program
Tujuan program adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai
dalam proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, sebagai berikut: 28
“Tujuan Program merupakan suatu pokok dan harus
dijadikan pusat perhatian oleh evaluator. Jika suatu program
tidak mempunyai tujuan atau tujuan yang tidak bermanfaat,
maka program tersebut perlu dilaksanakan karena tujuan
menentukan apa yang akan diraih.”
Tujuan program dibagi menjadi 2 bagian: yaitu umum dan tujuan
khusus (objectives). Tujuan umum biasanya menunjukan output dari
program jangka panjang, sedangkan tujuan khusus outputnya jangka
pendek.
Berbicara mengenai program atau tujuan program tidak dapat
terlepas dari kurikulum. Kurikulum adalah acuan yang berisi tentang
sejumlah pelajaran yang akan dilaksanakan dalam suatu kegiatan belajarmengajar, sebagaimana yang dikemukakan oleh S. Nasution bahwa
kurikulum adalah
“Sejumlah mata pelajaran atau sejumlah pelajaran yang
harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijaza.” 29
28
Putri Megawati,” Pelaksanaan Program Peningkatan Interaksi Sosial Anak
Penyandang Cacat Down Syndrome di SLB Dharma Asih,”(Skripsi S1 Fakultas Ilmu
Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, hal 13
29
Ibid, hal 14
28
B. Sekolah
1. Pengertian Sekolah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sekolah adalah
bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat
menerima dan memberi pelajaran. 30
Sekolah adalah lembaga formal yang diberikan keabsahannya oleh
pemerintah untuk mendidik masyarakat sehingga mereka mampu
mengenali dan mengetahui berbagai persoalan yang dihadapinya.
Didalam kelembagaan sekolah terdapat kepala sekolah, komite orang tua
sekolah, guru, wali/orangtua siswa, guru, dan siswa. Masing-masing
memiliki fungsi dan peran yang berbeda. Seorang kepala sekolah
biasanya berperan sebagai orang tua yang membawahi dan bertanggung
jawab terhadap seluruh kegiatan yang berlangsung di lembaga sekolah. 31
Komite orang tua sekolah berperan sebagai kelompok individu
yang bertugas mengawasi dan bersama-sama mengontrol pendidikan yang
berlangsung disekolah.
Wali/orang tua siswa adalah orang yang
mengajar. Sekolah merupakan salah satu tempat mencari ilmu, mencari
ilmu adalah wajib hukumnya dan Allah SWT akan meninggikan derajat
orang-orang yang mempunyai ilmu, seperti yang dijelaskan dalam AlQuran surat Al-Mujadalah: 11
30
31
KBBI, hal 1013
Trijadi, Risnanto,” Peran Sekolah Alam Kandank Jurank Doank dalam Pengembangan
Kreatifitas Anak di Kelurahan Jurang Mangu,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta
29
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan
kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka
lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Lembaga yang sama, yang juga memberikan pengajaran dan
pendidikan diantaranya seperti lembaga kursus/lembaga professional,
pesantren, dan surau. Perbedaannya dengan lembaga sekolah terletak pada
jenjang lamanya pendidikan dan sistem majerial pendidikannya. Bila
disekolah seorang anak akan lulus setelah mengikuti jenjang kelas paling
rendah hingga paling tinggi, dengan lama waktu yang telah ditentukan.
Untuk jenjang sekolah dasar misalnya, seorang akan dinyatakan lulus
setelah menempuh pendidikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Ukuran dan jenis sekolah bervariasi tergantung dari sumber daya dan
tujuan penyelenggara pendidikan. 32
Sebuah sekolah mungkin sangat sederhana dimana sebuah lokasi
tempat bertemu seorang pengajar dan beberapa peserta didik, atau
mungkin, sebuah kompleks bangunan besar dengan ratusan ruang dan
puluhan ribu tenaga kependidikan dan peserta didik. Berikut ini adalah
sarana dan prasarana yang sering ditemui pada institusi yang ada di
Indonesia, berdasarkan kegunaannya: ruang belajar seperti ruang kelas,
ruang laboratorium, ruang kantor, perpustakaan , halaman.
32
ibid
30
Menurut status sekolah terbagi dari: sekolah Negeri Public School,
yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah, mulai dari SD,
SMP, SMA, dan perguruan tinggi.
Sekolah
swasta
Private
School,
yaitu
sekolah
yang
diselenggarakan oleh non pemerintah/ swasta, penyelenggara pendidikan
masih berupa yayasan pendidikan yang sampai saat ini badan hukum
penyelenggara pendidikan masih berupa rancangan peraturan pemerintah.
Selama ini, pengembangan sekolah hanya terbatas pada lembaga
formal yang didalamnya terdapat guru, dan kurikulum , dan mata
pelajaran diajarkan diruang kelas. Namun, belakangan mulai banyak
berkembang jenis-jenis sekolah yang lebih mengembangkan variasinya.
C. Pengertian Anak
Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1974
tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan anak, Menurut undangundang anak didefinisikan sebagai seorang yang belum mencapai 21
tahun dan belum pernah menikah. Hal ini berarti bahwa yang termasuk
kategori anak adalah sejak lahir sampai akhir 21 tahun. Namun rentang
usia 0 sampai 21 tahun tersebut, apabila seseorang telah menikah maka
bukan lagi kategori anak. 33 Menurut UU RI No. 4 Tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak Bab II, pasal 2 bahwa:” Anak berhak atas
kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih
33
Undang-undang Negara (UU RI No.4 tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak)
(Jakarta : sinar grafika, 2005)
31
sayang baik dalam keluarga maupun didalam asuhan khusus untuk
tumbuh dan berkembang dengan wajar. Menurut kartono, maka kanakkanak dimulai sejak usia 2 tahun sampai 12 tahun, yang dibagi dalam dua
fase yaitu masa anak-anak awal yang berusia 2 sampai 6 tahun.
Menurut pendapat ini usia 1 sampai 2 tahun dikategorikan bayi
karena tingkat ketergantungan yang sangat tinggi terhadap orang lain
disekitarnya. Sedangkan usia 2 sampai 6 tahun diklasifikasikan sebagai
awal masa asa kanak-kanak, sedangkan usia 6 sampai 12 tahun
dikategorikan sebagai akhir masa kanak-kanak.34
Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi
anak
dan
hak-haknya
agar
dapat
hidup,
tumbuh,
berkembangan, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasaan dan
diskriminasi. 35
D. Perkembangan
1 Pengertian Perkembangan
Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan-perubahan
progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman. Seperti yang dikatakan oleh Van den Daele” perkembangan
berarti perubahan secara kualitatif “. Ini berarti bahwa perkembangan
bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan
34
Kartini,Kartono, Peran Keluarga Memandu Anak, Jakarta; Rajawali press, 1990, hal
84
35
Ikatan pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI), “ Perlindungan Anak: Bukan Basa
Basi,” majalah Perlindungan Anak, no.11 ( Maret 2007), hal. 11
32
seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan
fungsi yang komplek. 36
Pada dasarnya ada dua proses perkembangan yang saling
bertentangan yang terjadi secara serempak selama kehidupan, yaitu
pertumbuhan atau evolusi dan kemunduran atau involusi. Keduanya mulai
dari pembuahan dan berakhir dengan kematian. Dalam tahun-tahun
pertama pertumbuhan berperan, sekalipun perubahan-perubahan yang
bersifat kemunduran terjadi semenjak kehidupan janin.
Manusia tidak pernah statis. Semenjak pembuahan hingga ajal
selalu terjadi perubahan, baik dalam kemampuan fisik maupun
kemampuan psikologi. Piaget menjelaskan bahwa struktur itu” tidak
pernah statis dan sudah ada semenjak awal”.dengan kata lain, organisme
yang matang selalu mengalami pembuahan yang progresif sebagai
tanggapan terhadap kondisi yang bersifat pengalaman dan perubahanperubahan itu mengakibatkan jaringan interaksi yang majemuk. 37
2. Perkembangan Anak
Periode ini adalah kelanjutan dari masa bayi (lahir – usia 4 tahun)
yang ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik dan kognitif
(perubahan dalam sikap Ikatan pekerja Sosial Profesional Indonesia
(IPSPI), “ Perlindungan Anak: Bukan Basa Basi,” majalah Perlindungan
36
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan, Ciracas, Jakarta: Erlangga, Hal. 2
37
Ikatan pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI), “ Perlindungan Anak: Bukan Basa
Basi,” majalah Perlindungan Anak, no.11 ( Maret 2007), hal 2
33
Anak, no.11 ( Maret 2007), hal, nilai, dan perilaku), psikososial serta
diikuti oleh perubahan-perubahan yang lain.
Menurut Zastrow, anak yang berkembangnya normal memiliki
keterampilan tertentu sesuai dengan tingkat usianya. Adapun standar
keterampilan yang secara umum dimiliki oleh anak usia 6 sampai 8 tahun
yaitu : pada pola permainan anak-anak senang mencoba melakukan
ketangkasan
fisik,
mulai
berminat
pada
pertandingan,
senang
mengumpulkan barang dan menyukai permainan drama (imajinasi) 38
a. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relativ seimbang.
Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya.
Peningkatan berat badan anak terjadi terutama kerena bertambahnya
ukuran system rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.
b. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih
terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak-anak terlihat lebih
cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga
keseimbangan badannya. Untuk memperhalus keterampilan-keterampilan
motorik, anak-anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang
terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu,
anak-anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang
38
Zastrow, charles and Karen k Kirst-A Shaman, Understanding human behavior and
the sosial Environment(Chicago: Nelson-hall Publiser, 1993) hal 69
34
bersifat formal, seperti senam, berenang, dll. Beberapa perkembangan
motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara lain:
1. Anak usia 5 tahun mampu meloncat dan menari menggambarkan
orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan dapat menghitung
jari-jarinya, mendengar dan mengulang hal-hal penting dan mampu
bercerita, mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya,
bila dilarang apa yang menjadi keinginannya, mampu membedakan
besar dan kecil.
2. Anak usia 6 tahun. Ketangkasan meningkat melompat tali, bermain
sepeda, mengetahui kanan dan kiri, mungkin bertindak menentang dan
tidak sopan, mampu menguraikan objek-objek dengan gambar.
3. Anak usia 7 tahun. Mulai membaca dengan lancar, cemas terhadap
kegagalan, peningkatan minat pada bidang spiritual, kadang malu atau
sedih.
4. Anak usia 8-9 tahun. Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik
meningkat,
mampu
menggunakan
peralatan
rumah
tangga.
Keterampilan lebih individual, ingin terlibat dalam sesuatu, menyukai
kelompok dan mode, mencari teman secar aktif.
5. Anak usia 10-12 tahun. Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya
postur tubuh yang berhubungan dengan pubertas
mulai tampak,
mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci,
menjemur pakaian sendiri, dll, adanya keinginan anak untuk
35
menyenangkan dan membantu oranglain, mulai tertarik dengan lawan
jenis.
c. Perkembangan Kognitif
Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang
secara berangsur-angsur. Jika pada periode sebelumnya daya pikir anak
masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir
anak sudah berkembang kearah yang lebih konkrit, rasional dan objektif.
Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada
pada stadium belajar. Menurut teori piaget, pemikiran anak-anak usia
dasar disebut pemikiran Operasional Konkrit (Concret operasional
Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek-objek
peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya,
mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari
panca
indera,
membedakan
karena
apa
ia
yang
mulai
tampak
mempunyai
kemampuan
oleh
dengan
mata
untuk
kenyataan
sesungguhnya. Dalam masa ini, anak telah mengembangkan 3 macam
proses yang disebut dengan operasi-operasi, yaitu:
1.
Negasi (Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak
memahami hubungan-hubungan antara benda atau keadaan yang
satu dengan benda atau keadaan yang lain.
2.
Hubungan timbal balik (Resipprok), yaitu anak telah mengetahui
hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan.
36
3.
Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu dengan
benda-benda yang adalah operasi yang terjadi dalam diri anak
memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan tanpa
melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukan. Jadi, pada tahap ini
anak telah memiliki struktur kognitif yang memungkinkannya dapat
berfikir untuk melakukan suatu tindakan, tanpa ia sendiri bertindak
secara nyata.
a. Perkembangan Memori
Selama periode ini, memori jangka pendek anak telah berkembang
dengan baik. Akan tetapi, memori jangka panjang tidak terjadi banyak
peningkatan dengan disertai adanya keterbatasan-keterbatasan. Untuk
mengurangi keterbatasan tersebut, anak berusaha menggunakan strategi
memori (Memory Strategy), yaitu merupakan perilaku disengaja yang
digunakan untuk meningkatkan memori. Matlin (1994) menyebutkan 4
macam strategi memori yang penting, yaitu:
1. Rehearsal (Pengulangan) : Suatu strategi meningkatkan memori
dengan
cara
mengulang
berkali-kali
informasi
yang
telah
disampaikan.
2. Organization (Organisasi) : Pengelompokan dan pengkategorian
sesuatu yang digunakan untuk meningkatkan memori. Seperti, anak
SD sering mengingat nama-nama teman sekelasnya menurut
susunan dimana mereka duduk dalam satu kelas.
37
3. Image (Perbandingan) : Membandingkan sesuatu dengan tipe dari
karakteristik pembanyangan dari seseorang.
4. Restieval (Pemunculan kembali): Proses mengeluarkan atau
mengangkat informasi dari tempat penyimpanan. Ketika suatuu
isyarat yang mungkin dapat membantu memunculkan kembali
sebuah memori, mereka akan menggunakan secara spontan.
selain strategi-strategi diatas, terdapat hal lain yang mempengaruhi
memori anak, seperti tingkat usia, sifat anak (termasuk sikap,
kesehatan dan motivasi), serta pengetahuan yang diperoleh anak
sebelumnya.
b. Perkembangan Pemikiran
Perkembangan pemikiran kritis yaitu pemahaman atau refleksi
terhadap permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran agar
tetap terbuka, tidak mempercayai begitu saja informasi-inforamasi yang
datang dari berbagai sumber serta mampu berfikir secara reflektif dan
evaluatif.
c. Perkembangan Kreativitas
Perkembangan kreativitas dalam tahap ini, anak-anak mempunyai
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Perkembangan ini
sangat dipengaruhi oleh lingkungan, terutama lingkungan sekolah.
d. Perkembangan Bahasa
Selama masa anak-anak awal, perkembangan bahasa terus
berlanjut. Perbendaharaan kosa kata dan cara menggunakan kalimat
38
bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat dalam cara berfikir
tentang kata-kata, struktur kalimat dan secara bertahap anak akan mulai
menggunakan kalimat yang lebih dsingkat dan padat, serta dapat
menerapkan berbagai aturan tata bahasa secara tepat 39
d. Perkembangan Psikososial
Pendekatan psikososial menurut Newman (1991) pada dasarnya
memfokuskan pada pengalaman internal sebagai hasil interaksi antara
proses somatic, ego, dan sosial. Proses somatic memfokuskan pada
dampak dari atribut fisik dan perubahan fisik seseorang terhadap perasaan
dan hubungan sosialnya. Proses ego memfokuskan pada representasi kita
akan
informasi
dan
hubungan
kita
mengkategorikan
dan
menginterpretasikan pengalaman. Sedangkan proses sosial menekankan
pada cara kita terlibat dalam suatu kelompok daripada penggunaan
pemikiran, perasaan dan perilaku kita.
Pendekatan psikososial berkembang untuk mendukung well-being
seorang individu dan keluarga dan untuk merespon kebutuhan manusia
agar bisa memulihkan fungsi sosialnya kembali dan untuk memperbaiki
hubungan interpersonal mereka dan kehidupannya. Walaupun telah terjadi
perubahan setelah beberapa tahun, pendekatan psikososial tetap mengakui
pengaruh dari faktor biologi, internal psikologi dan proses emosional,
kondisi sosial dan fisik eksternal dan saling mempengaruhi didalamnya.
39
G excess .” Perkembangan anak” dari <a href=http://www.gexcess.com/content/view/446/title=”Perkembangan anak”>Perkembangan
anak(Perkembangan Fisik,Perkembangan motorik,Perkembangan
Kognitif,Perkembangan psikososial)”
39
Tahapan dasar yang digunakan dalam pendekatan ini adalah pemahaman
akan individu dan keluarga, sikap mereka terhadap lingkungan, dan peran
“person- in situation gestalt” ( perilaku seseorang dalam situasi) sehingga
penilaian yang berarti atau diagnosanya dapat disusun dengan baik
(Woods and Robinson, 1996).
Istilah psikososial kemudian digunakan untuk mencerminkan
perkembangan intervensi psikologi yang mengakui pentingnya aspekaspek sosial dalam pengalaman manusia, sekaligus menjauhi istilah
kesehatan mental (mental health) yang dapat menstigmasi (Laugghy dan
Eyber, 2003 dalam Irwanto 2007, h 27)
Tahap
psikososial
merupakan
tahap
perkembangan
yang
dipengaruhi oleh faktor sosial dan kultur. Erikson menemukan bahwa
dalam tahap-tahap kehidupan setiap individu, terdapat tugas-tugas
perkembangan
penting
yang
perlu
diiselesaikan
dengan
baik.
Keberhasilan individu dalam menyelesaikan suatu tugas perkembangan
awal akan menjadi dasar bagi tugas perkembangan selanjutnya, sehingga
kemungkinan individu untuk dapat menyelesaikan tugas berikutnya akan
lebih besar. Namun sebaliknya, kegagalan individu dalam menyelesaikan
tugas dalam suatu tahap perkembangan akan cenderung menghambat
individu
dalam
menyelesaikan
tugas
perkembangan
pada
tahap
selanjutnya. Seorang anak harus melewati tahapan perkembangan
40
psikososial ini secara urut dan masing-masing tahapan harus diselesaikan
dengan baik. 40
Menurut Erik Erickson (1963), ada 4 tahap perkembangan
psikososial anak:
1.
Usia 0-12/18 bulan Basic trust vs mistrust ( percaya vs tidak
percaya)
Pada fase ini anak mulai mengembangkan sense mengenai dunia
yang baik dan aman. Pada masa ini penting bagi bayi untuk
menyeimbangkan trust (yang memampukan mereka untuk menjalin
hubungan yang intim dengan orang lain) dan mistrust (yang
memampukan mereka untuk melindungi diri mereka sendiri, baik dari
orang asing maupun dari benda asing). Jika trust mendominasi maka anak
akan mengembangkan “the virtue of hope” kepercayaan bahwa mereka
dapat memenuhi kebutuhan dan desire yang mereka miliki (Erikson,
1982).
Jika mistrust yang mendominasi maka anak akan mempersepsi
dunia sebagai tidak bersahabat dan tidak dapat diprediksi dan dikemudian
hari anak akan mengalami kesulitan dalam hubungan sosial.
Pertanyaanya adalah bagaimana agar anak dapat mengembangkan
trust? Critical element dari trust ini adalah pengasuhan yang sensitive,
responsive dan konsisten. Misalnya dalam hal memenuhi kebutuhan
makan si bayi, dalam hal ini ibu menjadi representasi dari dunia.
40
Jossie.”Perkembangan Psikososial anak” dari http://jossie08.blog.friendster.com/
41
2.
Usia 12/18 bulan-3 tahun autonomy vs shame& doubt (otonomy vs
rasa malu atau ragu)
Tahap kedua ini ditandai dengan peralihan kemampuan bayi yang
awalnya dikontrol oleh faktor eksternal (ibu) ke self control. Toilet
traning menjadi issue yang penting pada masa ini. Toilet training yang
kurang berhasil pada tahap ini dipercaya berpengaruh terhadap
kemandirian, self control dan kebiasaan anak menjaga kebersihan.
Fase yang disebut negativistic ada pada masa ini (meningkatkan
pada usia 3 – 4 tahun dan akan menurun pada usia sekitar 6 tahun). itulah
sebabnya orangtua perlu menghindari “ teriakan-teriakan TIDAK dan
JANGAN” karena menurut penelitian hal itu akan ikut berpengaruh
terhadap self control anak dan sense of competency.
3.
Usia 3-6 tahun initiative vs guilt ( inisiatif vs rasa bersalah)
Pada masa ini anak belajar memiliki keberanian untuk melakukan
sesuatu/mencapai goal tanpa dihalangi ataupun tanpa perasaan bersalah
dan takut dihukum (Erikson,1982). Dengan kata lain penting sekali untuk
mendorong anak untuk mancapai tujuan tertentu dan memberikan pujian
ketika ia berhasil melakukannya (hal ini sangat berguna untuk
menumbuhkan motivasi internal si anak.
Jika anak tidak dapat menyelesaikan krisis pada masa ini dengan
baik (misalnya: anak selalu dipersalahkan ketika melakukan sesuatu ‘tuh
kan kamu sih jadi berantakan deh”, “ tuh kan mama bilang juga apa,
pecah deh piring mama”) anak dapat menjadi seorang dewasa yang
42
mempersepsikan kesuksesan sebagai showing off bukan sesuatu datang
dari dalam dirinya, anak juga akan menjadi pribadii dewasa yang
intoleran,
tidak
spontan,
dan
sering
mengalami
psikosomatis.
(psikosomatis ini adalah sakit yang disebabkan karena psikis bukan fisik,
misalnya: anak sakit perut karena mau ulangan matematika, sakit kepala
karena takut dimarahi, dsb)
4.
Usia 6-12 tahun Industry vs inferiority ( industri vs inferitas)
Pada fase ini penting bagi seorang anak yang beranjak untuk
memiliki pandangan bahwa diri memilki kemampuan untuk menguasai
skill tertentu dan mampu menyelesaikan tugas (disebut juga dengan self
esteem). Anak harus sudah mulai mempelajari keterampilan-keterampilan
yang baik sesuai dengan lingkungan masyarakat mereka (misalnya di kota
Jakarta, pada masa ini anak mulai belajar untuk membaca dan menulis, di
Alaska, anak pada masa ini belajar untuk berburu dan menangkap ikan). 41
E. Pertimbangan Tumbuh Kembang terhadap Konsep Kematian
Perkembangan kognitif dan usia membentuk dasar pengertian anak
terhadap konsep kematian. Pengertian muncul melalui waktu dalam pola
sekuensial, akan tetapi prosesnya bervariasi pada setiap anak. Terdapat
beberapa pemikiran dalam mengasuh anak berbagai usia pada akhir hidup
mereka.(Rando, 1984) 42
41
ibid
KBI Gemari,” Penderita Kanker Anak Meningkat Tajam”. Artikel diakses 28 January
2002” dari http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=1488
42
43
1. 0-2 Tahun Bayi
Perkembangan
normal
untuk
bayi
meliputi
pembentukan
kepercayaan pada orang tua sementara mendapatkan rasa untuk
membedakan. Perpisahan dengan orang tua adalah perasaan takut yang
utama. Bayi yang berada diakhir kehidupan tidak mempunyai konsep
tentang kematian, serta sangat dipengaruhi keadaan fisik dan emosi
keluarga. Reaksi terjadi berhubungan dengan perpisahan dari pengasuh
dan perubahan rutin atau lingkungan.
Untuk mendukung anak seusia ini, orangtua dianjurkan tinggal
bersama anak sebanyak mungkin sambil memberikan kelegaan dan
kenyamanan
fisik.
pembentukan
Perkembangan
kemandirian
diri
anak
orangtua
kecil
(toddler)
sedikit
demi
meliputi
sedikit,
menginginkan rasa kendali terhadap lingkungan, dan mempelajari
keterampilan dasar mengurus diri. Anak dibawah dua tahun dengan sakit
terminal mempunyai pengertian terbatas tentang proses kematian. Oleh
karena perbedaan dari orang lain tidak lengkap, maka anak usia dini ini
dipengaruhi oleh emosi orang lain, sering bereaksi sewaktu melihat orang
tuanya bereaksi.
Perawatan rumah sakit adalah hal yang sangat menekan (stressful).
Mengurangi perpisahan anak dari orang tua sebanyak mungkin akan
sangat mendukung, mendorong aktivitas bermain secara teratur dan
memberikan rasa lega fisik dan kenyamanan yang maksimal.
44
2. Masa Kanak-kanak (3-5 tahun)
Pada usia ini mulai terbentuk kesadaran dan anak menikmati
membuat keputusan serta ekspresi sendiri. Perasaan untuk menjelajahi
dan mengagumi mendorong maju anak, dan menjadi lebih dibedakan dari
orangtua serta menikmati pencukupan diri. Dunia dilihat dari baik dan
jahat, dan berpikir magic membuat anak percaya bahwa mereka
mempunyai dampak langsung terhadap kejadian dalam hidupnya.
Konsep kematian terbatas bagi anak kecil pra sekolah dan kematian
mungkin dipandang sementara atau reversible. Sakit atau perpisahan dari
orang tua dapat dianggap sebagai hukuman karena pikiran atau perbuatan
buruk,
perasaan
bersalah
dan
tanggung
jawab
atas
terjadinya
sakit/kematian dapat muncul. Anak dapat mundur secara perilaku dalam
upaya untuk merasa aman.
Untuk mendukung maka perlu meyakinkan anak bahwa mereka
tidak dihukum, beri penjelasan yang jujur dan jelas tentang penyakit dan
meyakinkan anak bahwa mereka tidak dihukum, beri penjelasan yang
jujur dan jelas tentang penyakit dan pengobatannya. Minimalkan
perpisahan dari orang tua dan buat perubahan seminimal mungkin.
Menyediakan pembuangan/ pelampiasan bagi impuls dan emosi normal
anak serta juga lingkungan yang mendorong rasa ingin tau. Berikan
kelegaan dan kenyamanan fisik.
45
3. Masa Kanak-kanak Menengah (6-9 tahun)
Sahabat adalah penting pada usia ini, namun demikian, anak
kembali kepada rasa aman dirumah dan keluarga untuk kenyamanan.
Anak mempunyai kemampuan belajar dan menguasai, aktivitas konstan
adalah normal. Rasa kemandirian, percaya diri dan kepribadian mulai
muncul. Setiap tindakan dianggap mempunyai penghargaan atau
hukuman. Perawatan rumah sakit atau penyakit dapat dilihat sebagai
hukuman akibat kesalahan masa lampau. Rasa diri (sense of self) yang
sedang berkembang pada anak dapat dipengaruhi penyakit tersebut dan
mengakibatkan rasa marah dan bingung. Orangtua dapat dituntut
bertanggung jawab atas penyakitnya.
Anak harus diberikan penjelasan secara rinci dan jujur dengan
komunikasi yang terbuka tentang penyakitnya. Berikan anak kesempatan
menggunakan keterampilan dan kemampuan sisa sehingga mereka dapat
merasakan suatu keberhasilan, pencapaian dan penguasaan serta kendali.
Interaksi dengan teman harus dipertahankan dan perpisahan dari orangtua
harus diminimalkan sedapat mungkin biarkan anak terlibat dalam
perencanaan atau pelaksanaan prosedur pengobatan. berikan kelegaan dan
kenyamanan fisik maksimal.
4. Masa Kanak-Kanak Lanjut (Usia 10-12 tahun)
Melalui sosialisasi dengan teman dan awitan pubertas maka anak
mulai membentuk jati diri percaya diri dan identitas diri. Teman adalah
kritis dan privacy sangat penting. Remaja mulai menggabungkan
46
informasi untuk memecahkan masalah dan ingin kemandirian dari orang
tuanya. Anak usia ini mempunyai pandangan realistik tentang kematian
sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindarkan (inevitable), tidak dapat
kembali (irreversible) dan universal. Mereka mengerti bahwa kehidupan
biologis berakhir dengan kematian.
Ketika sakit terminal, remaja muda akan berjuang antara kebutuhan
perkembangan
untuk
mulai
berpisah
dari
orang
tua
dengan
kecenderungan alami untuk mundur akibat penyakit. Kelompok peer
dapat merasakan kemandiriannya sendiri terancam dan dapat menarik diri,
meninggalkan perasaan remaja terasing dari orang tua dan ditolak oleh
teman kelompok (peer). Remaja muda perlu diikut sertakan dalam proses
membuat keputusan dan diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan
staf medik.
Mereka perlu diizinkan atau didorong untuk membagi perasaan dan
bertanya sehingga mereka merasakan cara untuk mengendalikan situasi.
Remaja diperlakukan dengan rasa hormat dan bangga, disediakan
komunikasi yang jelas, jujur dan langsung. Dorongan untuk asosiasi
dengan teman dan berikan anak sebanyak mungkin kendali dan
kemandirian. Berikan privacy dan kenyamanan serta kelegaan fisik
maksimal.
5. Remaja (Usia 13-18 tahun)
Perkembangan jati diri, percaya diri dan identitas diri berlanjut,
dan sebagai tambahan mulai dibentuk identitas seksual. Anak muda usia
47
ini mencari untuk menetapkan kemandirian emosional dan ekonomi dari
orang tua. Terjadi pandangan dewasa tentang kematian, namun demikian,
remaja sering menganggap mereka immortal (tidak bisa mati). Remaja
dengan sakit terminal cemas tidak mampu memikat lawan jenisnya dan
kelompok teman/peer akan menolak mereka. remaja akan lebih
mementingkan efek samping fisik pengobatan daripada kematian. Mereka
merasa cemas bahwa kemandiriannya dari orang tua akan dihambat.
Sewaktu penyakit memberikan efek terhadap tubuhnya mereka
merasakan kehilangan kendali. Remaja harus diperlakukan dengan rasa
hormat, menyediakan komunikasi yang jelas, jujur dan langsung. Berikan
privacy, dan carikan cara untuk mengenali dan mendukung identitas unik
remaja tersebut. Menawarkan kesempatan mengekpresikan emosi dan
dorongan asosiasi dengan teman sangat penting. Berikan kendali dan
kemandirian sebanyak mungkin dan mengenali serta membicarakan
masalah seksualitas. Berikan kelegaan fisik dan kenyamanan maksimal
F. Kanker
1. Pengertian Kanker
Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan
sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk
menyerang jaringan biologis lainya, baik dengan pertumbuhan langsung
dijaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat
yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut
disebabkan DNA, menyebabkan mutasi digen vital yang mengontrol
48
pembelahan sel. Beberapa buah mutasi mungkin dibutuhkan untuk
mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering
diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi
dapat terjadi secara spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi
germline). 43 Kanker merupakan salah satu penyakit yang
mematikan
didunia. Seperti dalam surat An-Nahl:70
Artinya:”Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan
kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur
yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi
sesuatu pun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi.” (Al-Quran surat An-Nahl:70)
2. Faktor-faktor Penyebab Kanker
Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti
kerena penyebab kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan
faktor, genetik dan lingkungan. Namun ada beberapa faktor yang
diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker sebagai berikut:
a. Faktor Keturunan
Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki
resiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila
dibandingkan dengan keluarga lainnya. Jenis kanker yang
cenderung diturunkan dalam keluarga adalah kanker payudara,
43
Wikipedia. “ Kanker”, dari http://id.wikipedia.org/wiki/kanker
49
kanker indung indung teluur, kanker kulit, dan kanker usus
besar. 44
b. Faktor Lingkungan
1. Meroko Sigaret meningkatkan resikko terjadinya kanker paruparu, mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih.
2.
Sinar Ultraviolet dari Matahari
3.
Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan
dalam sinar roentgen dihasilkan dari pembangkit listrik
tenaga nuklir dan ledakan bom atom yang bisa menjangkau
jarak yang sangat jauh.
c. Faktor Makanan yang Mengandung Bahan Makanan
Makanan juga dapat menjadi faktor reesiko penting lain
penyebab kanker terutama kanker pada saluran pencernaan.
Contoh jenis makanan yang menyebabkan kanker adalah:
1.
Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar)
meningkatkan resiko kanker lambung
2.
Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan resiko
tinggi terhadap kanker kerongkongan
3.
Zat pewarna makanan
4.
Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada
makanan laut yang tercemar
44
Berbagai sumber.” Penyebab Kanker”, artikel diakses tanggal 21 April 2010. dari
http://www.cancerhelp.com/penyebab-kanker.httm
50
5.
Berbagai
makanan
(manis,
tepung)
yang
diproses
berlebihan. 45
d. Virus
1. Virus Paphiloma menyebabkan kutil alat kelamin (genital)
agaknya merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim
pada wanita.
2. Virus Sitomegalo menyebankan sarcoma Kaposi (kanker
system pembulu darah yang ditandai oleh lesi kulit berwarna
merah)
3. Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati
4. Virus Epstein-Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkit,
sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan
tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetic.
5. Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV menyebabkan
limfoma dan kanker darah lainya. 46
3. Jenis-jenis Kanker pada Anak
a. Tumor Otak
Tumor pada otak dapat mengganggu fungsi dan merusak struktur
susunan saraf pusat, karena terletak didalam rongga yang terbatas (rongga
tengkorak). Gejala yang harus diwaspadai pada tumor otak adalah sakit
45
ibid
Berbagai sumber.” Penyebab Kanker”, artikel diakses tanggal 21 April 2010. dari
http://www.cancerhelp.com/penyebab-kanker.httm
46
51
disertai mual sampai muntah-muntah. Dapat pula disertai daya
penglihatan berkurang, penurunan kesadaran atau perubahan perilaku.
Pada bayi biasanya ubun-ubun besar menonjol. Hal lain yang perlu
dicurigai ialah bila terdapat gangguan bicara dan keseimbangan tubuh,
anggota gerak melemah atau kejang. 47
b. Retinoblastoma (kanker mata)
Retinoblastoma adalah ka 48 nker mata yang sering dijumpai pada
anak. Gejala yang perlu diawasi ialah adanya bercak putih dibagian
tengah mata kucing. Hal lain yang perlu diperhatikan ialah penglihatan
yang terganggu, mata menjadi juling, dan bila telah lanjut maka bola mata
menonjol keluar.
c. Limfoma (kanker getah bening)
Limfoma maligna adalah kanker kelenjar getah bening, kanker ini
biasanya ditandai dengan pembesaran dan pembengkakan kelenjar getah
bening yang cepat tanpa disertai rasa nyeri. Pembesaran kelenjar getah
bening di daerah leher, ketiak atau selangkangan, usus tanpa disertai
nyeri. Bila timbulnya dikelenjar getah bening dalam usus maka dapat
menyebabkan sumbatan pada usus dengan gejala sakit perut, muntah,
tidak bisa buang air besar, demam berdarah. Bila tumbuh didaerah dada
47
Titah Rahayu.”gejala kanker pada anak”, artikel diakses 11 april 2010, dari
http://rumahkanker.com/index.php?option=com_content&view=artikel&id=64:gejalakanker-pada-anak-anak&catid=27deteksi-dini&itemid=
48
ibid
52
maka dapat mendorong atau menekan saluran nafas. Menyebabkan sesak
nafas dan muka membiru. 49
d. Neuroblastoma (termasuk golongan kanker syaraf)
Neuroblastoma adalah suatu jenis kanker saraf yang dapat
menunjukan banyak gejala, tergantung pada lokasinya. Neuroblastoma
dapat terjadi didaerah leher atau rongga dada dan mata. Bila terdapat
didaerah mata dapat menyebabkan bola mata menonjol, kelopak mata
turun dan pupil melebar. Bila terdapat ditulang belakang dan
mengakibatkan kelumpuhan yang cepat. Tumor didaerah perut akan
teraba bila sudah besar. Penyebaran pada tulang dapat menyebabkan patah
tulang tanpa sebab, tanpa nyeri sehingga penderitanya pincang mendadak.
e. Tumor Wilms (kanker ginjal)
Tumor Wilms adalah kenker ginjal yang paling sering dijumpai pada
anak. Kanker ini dapat ditandai dengan kencing berdarah, rasa tidak enak
dalam perut, dan bila sudah cukup besar teraba keras, biasanya diketahui
ketika anak dimandikan.
f. Rabdomiosarkoma (kanker jaringan otot lurik)
Kanker ini dijumpai pada otot dimana saja, biasanya pada anak
didaerah kepala, leher, kandung kemih, prostate (kelenjar kelamin pria)
dan vagina. Gejala yang ditimbulkan bergantunng letak kanker. Pada
rongga mata menyebabkan mata menonjol keluar. Ditelinga menyebabkan
49
Titah Rahayu.”gejala kanker pada anak”, artikel diakses 11 april 2010, dari
http://rumahkanker.com/index.php?option=com_content&view=artikel&id=64:gejalakanker-pada-anak-anak&catid=27deteksi-dini&itemid=
53
nyeri atau keluarnya darah dan lubang telinga. Ditenggorokan
menyebabkan sumbatan jalan nafas, radang sinus (rongga sekitar hidung),
keluar darah dari hidung (mimisan) atau sulit menelan. Disaluran kandung
kemih menyebabkan gangguan buang air kecil atau air seni berdarah. Bila
mengenai otot anggota gerak akan membengkak. 50
g. Osteosarkoma (kanker tulang)
Osteosarkoma adalah kanker pada tulang. Pembengkakan yang cepat
apabila disertai rasa nyeri pada tulang perlu diwaspadai sebagai
kemungkinan adanya kanker tulang. Kanker tulang dapat menyerang
setiap bagian tulang. Tetapi yang terbanyak ditemukan pada tungkai
lengan dan pinggul. Kadang-kadang didahului oleh radapaksa (benturan
keras) seperti jatuh dan sebagainya.
h. Leukimia (kanker darah)
Leukimia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang
menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum belakang
(bone marrow). Sumsum tulang belakang atau bone marrow ini dalam
tubuh manusia memproduksi tiga type sel darah diantaranya sel darah
putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah
merah (berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet (bagian
kecil sel darah yang membawa proses pembekuan darah) 51 .
50
51
ibid
http://jundul.wordpress.com/2008/07/27/leukimia-kanker-darah/
54
Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa
kecilnya, sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah
memproduksi ulang bila tubuh memerlukanya atau ada tempat bagi sel
darah itu sendiri. tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara
teratur kapankah sel darah diharapkan be-reproduksi kembali.
1. Penyakit Leukimia Akut dan Kronis
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang
sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila hal ini tidak segera
diobati, maka dapat menyebabkan kematian dalam hitungan minggu
hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit
yang tidak begitu cepat sehingga memilliki harapan hidup yang lebih
lama, hingga lebih dari 1 tahun. 52
2. Leukimia diklasifikasikan Berdasarkan Jenis Sel
Ketika pada pemeriksaan diketahui bahwa leukemia mempengaruhi
limfosit atau sel limfoid, maka disebut Leukimia Limfofisitik. Sedangkan
leukemia yang mempengaruhi sel miloid seperti neutrofil, basofil, dan
eosinofil, disebut Leukimia Mielositik. 53
52
53
ibid
http://jundul.wordpress.com/2008/07/27/leukimia-kanker-darah/
55
Dari klasifikasi ini, maka Leukimia dibagi menjadi empat type
sebutan:
a. Leukimia Limfositik akut (LLA). Merupakan tipe leukemia paling
sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada
dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.
b. Leukimia mielositik akut. (LMA). Ini lebih sering terjadi pada
dewasa daripada anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut leukemia
nonlimfositik akut.
c. Leukemia Limfositik Kronis (LLK). Hal ini sering diderita oleh
orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. kadang-kadang
juga diderita oleh deewasa muda, dan hampir tidak ada pada anakanak.
d. Leukimia Mielositik kronis (LMK). Sering terjadi pada orang
dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit.
G. Hubungan antara fisik, psikologis, dan sosial (Biopsikososial)
Manusia
adalah
makhluk
biopsikososial
yang
unik
dan
menerapkan system terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu
berusaha
untuk
mempertahankan
keseimbangan
hidupnya.
Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan
sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam
mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai
56
makhluk sosial, untuk mencapai kepuasannya dalam kehidupan, mereka
harus membina hubungan interpersonal positif. 54
Undang-undang Kesehatan No.23 Tahun 1992 memberikan
batasan: Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Dalam meningkatkan kesehatan pada seseorang, kelompok,
atau masyarakat mencakup beberapa aspek yaitu Fisik (badan),
Psikologi (mental/jiwa), Sosial, Ekonomi. Keempat dimensi kesehatan
tersebut saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan
pada seseorang, kelompok, atau masyarakat. Itulah sebabnya, maka
kesehatan itu bersifat holistik atau menyeluruh. Wujud atau indikator
dari masing-masing.
a. Kesehatan Fisik
Kesehatan Fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan
memang secara klinis tidak sakit. Semua organ tubuh normal dan
berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh.
b. Kesehatan Mental (jiwa)
Kesehatan
Mental
mencakup
3
komponen,
yakni:
emosional, dan spiritual.
54
G excess.” Perkembangan Anak” dari http://www.g-excess.com/id/study/
perkembangan_anak.html
pikiran,
57
1. Pikiran yang sehat tercermin dari cara berfikir seseorang,
yakni mampu berfikir logis (masuk akal) atau berfikir secara
runtut.
2. Emosional yang sehat tercermin dari kemampuan seseorang
untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira,
khawatir, sedih dan sebagainya.
3. Spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang dalam
mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau penyembahan
terhadap sang pencipta alam dan seisinya (Allah Yang maha
Kuasa). Secara mudah spiritual yang sehat itu dapat dilihat
dari praktik keagamaan atau kepercayaan, serta perbuatan baik
sesuai dengan norma-norma masyarakat.
c. Kesehatan Sosial
Kesehatan Sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan
dengan orang lain secara baik, atau mampu berinteraksi dengan orang
atau kelompok lain tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, atau
kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, saling
menghargai dan toleransi. 55
Setiap aspek penting perananya dalam hidup dan mutlak
diperlukan. Selain itu, masing-masing mempunyai fungsi sendiri. tetapi
walaupun demikian setiap aspek saling mempengaruhi. Misalnya,
55
Prof.Dr.Soekidjo Notoatmodjo, S.K.M,. M. Com.H, Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku, hal 3-4
58
keadaan sosial dapat mempengaruhi keadaan mental dan fisik, atau
sebaliknya. Contoh: keadaan yang menyebabkan banyak kekhawatiran
dapat menimbulkan tekanan darah tinggi 56 .
Fisik
Psikol
ogis
sosial
E. Kerangka Pemikiran
Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) adalah
organisasi sosial yang peduli terhadap anak-anak penderita kanker di
Indonesia. Kanker itu sendiri adalah salah satu penyebab kematian utama
dinegara berkembang. Kanker dapat menyerang siapa saja tanpa kecuali
anak-anak. Seseorang dikatakan sehat apabila adanya penyelarasan antara
kebutuhan fisik, psikologi, sosial,dan religi terpenuhi. Orang dikatakan
sakit jika salah satu diantara kebutuhan diatas tidak terpenuhi. Kanker itu
sendiri
56
menyerang
bagian
fisik
dari
seseorang.
Dalam
proses
Chris Rudolph, Sumber Inspirasi Bagi para Pekerja Sosial di Indonesia, hal 61-62
59
penyembuhan tidak hanya penyembuhan secara fisik saja tetapi
penyembuhan secara psikososial juga dibutuhkan.
Sekolah-Ku adalah salah satu program dari YKAKI. Diantara
tujuan dari program ini didirikan adalah memberikan aktivitas kepada
anak-anak selama menjalankan perawatan di rumah sakit sehingga
menghilangkan kebosanan. Memberikan kesempatan anak-anak untuk
belajar bagi yang ingin mengikuti pelajaran sekolahnya, sehingga bila
mereka telah menyelesaikan pengobatan/ perawatan dapat segera
mengikuti pelajaran kembali (umumnya terjadi bagi anak-anak SD). Pada
hakikatnya sekolah merupakan tempat terjadinya aktivitas-aktivitas
pendidikan serta terjadinya proses belajar dan mengajar. Sekolah juga
merupakan proses interaksi sosial seseorang dengan lingkungannya. Jika
seorang anak dapat menjalankan proses interaksi sosial dengan baik maka
anak itu dikatakan berhasil dalam proses perkembangan psikososial.
Untuk mengetahui pengaruh dari program Sekolah-ku terhadap
perkembangan psikososial anak penderita kanker maka peneliti pun
mengajukan sebuah hipotesis yang akan dibahas dalam sub bab
Metodologi penelitian.
60
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Profil Lembaga
Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (dibaca: ye ka ki)
didirikan berdasarkan pengalaman pribadi dan niat tulus membantu anak
penderita kanker. Yayasan sosial yang dibentuk 1 November 2006 itu
diprakarsai oleh Ira Soelistyo dan rekannya, Pinta Manullang. Ketika itu,
Ira dan Pinta juga dibantu Aniza M Santosa, rekan mereka yang lain. Di
lain pihak, Prof. Iskandar Wahidiyat ,PhD selaku pakar Hematologi dan
Onkologi Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta berperan
sebagai penasihat.
Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) merupakan
organisasi sosial yang terdiri dari kelompok orangtua penderita kanker
dan para sukarelawan yang peduli masa depan anak Indonesia. Menurut
Ira Soelistyo yang menjabat Sekretaris YKAKI sekaligus Pengurus
ICCPO Asia (International Confederation of Childhood Cancer Parent
Organization), visi YKAKI adalah memberikan hak kepada setiap anak
Indonesia untuk memperoleh pengobatan dan perawatan yang sebaikbaiknya. Pasalnya, berdasarkan data YKAKI, 120 dari 1 juta anak
Indonesia divonis menderita kanker.
Meski bantuan finansial dari pemerintah dirasa cukup sulit, Ira
Soelistyo (Sekretaris YKAKI) mengaku bersyukur atas kepedulian
61
pemerintah dengan dibentuknya Direktorat Penyakit Tidak Menular
beberapa tahun yang lalu.
Sebagai bentuk totalitas dan ketulusan dalam membantu sesama,
tanpa ragu Ira merelakan rumah pribadinya di bilangan Pondok Labu,
Jakarta Selatan, digunakan sebagai kantor Sekretariat YKAKI.
Dengan mengingat 80% dari anak-anak penderita kanker di
Indonesia tinggal di daerah terpencil dengan latar belakang ekonomi yang
rendah, YKAKI berupaya menunjukkan kepeduliannya dengan tindakantindakan nyata. Mereka menyediakan sarana tempat tinggal sementara
bagi para penderita dan keluarga yang sedang rawat inap maupun rawat
jalan di rumah sakit (program “Rumah Kita”). Selain itu, mereka
memfasilitasi sarana pendidikan anak selama di rumah sakit (program
Hospital School) dan program deteksi dini kanker pada anak.
1. Sejarah Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI)
Ira Soelistyo, orangtua dari Aditya Wicaksono yang didiagnosis
menderita leukemia sejak 1984. Aditya menjalani pengobatan di Belanda
dan mengalami kekambuhan sebanyak 4 kali dan pada tahun 2005, setelah
menjalani transplantasi sel induk, Aditya “lost the battle” melawan
penyakitnya. Ira Soelistyo telah aktif dibidang kanker pada kanker pada
anak sejak tahun 1993, juga merupakan salah satu pendiri sebuah yayasan
yang bergerak dibidang kanker dan menjabat sebagai ketua selama 9
tahun pada yayasan tersebut. Pengalamnya melawan kanker bersama
62
Aditya menjadikannya lebih aktif dan mendedikasikan hidupnya untuk
membantu anak-anak penderita kanker di Indonesia.
Pinta
Manullang-Pangabean
adalah
orangtua
dari
Andrew
Manullang yang didiagnosa leukemia tahun 2000. Ia berjuang bersama
Andrew untuk melawan kanker yang diderita putra tercintanya hingga ke
Belanda. Pada tahun 2008 kanker mengalahkan Andrew dan Pinta
memutuskan untuk semakin aktif serta mendedikasikan hidupnya untuk
membantu anak-anak penderita kanker di Indonesia. Pinta juga pernah
bergabung pada yayasan serupa sebagai sekretaris.
Icha Mardi Santosa adalah seorang sahabat serta relawan yang
bergabung dengan yayasan tersebut sejak tahun 1998 dan duduk dalam
bidang pengabdian masyarakat. Posisinya sebagai pendata didalam
yayasan itu membuatnya senantiasa berinteraksi dan berkomunikasi
langsung dengan para penderita kanker di Indonesia serta keluarga
mereka. Icha bersama-sama Ira terjun langsung untuk mengetahui kondisi
para pasien yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Mereka
menjalankan survai untuk mengetahui kemampuan keluarga pasien yang
meminta bantuan dalam hal pengobatan. Icha dan Ira memang secara
langsung mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh pasien dan
keluarganya. Sebagai sahabat Icha sempat beberapa kali menemani
Aditya, putra dari Ira ketika menjalani pengobatan Aditya saat Aditya
melaksanakan transplantasi sel induk di Negeri Belanda.
63
Berdasarkan pengalaman mereka masing-masing pada yayasan yang
menangani kanker anak, dirasakan oleh mereka bahwa penanggulangan
kanker pada anak sangatlah kompleks. dan tidak hanya melibatkan
orangtua, pasien dan dokter, namun juga perawat, lingkungan pasien
tinggal serta sekolah. Ira, Pinta dan Icha mendapat dukungan penuh dari
Soelistyo, Sabar Manullang, Mardi Santosa. Suami-suami tercinta.
2. Visi dan Misi
a. Visi YKAKI
Bahwa tiap anak Indonesia bila terkena kanker berhak memperoleh
pengobatan dan perawatan yang sebaik-baiknya. 57
b Misi YKAKI
Pengobatan dan perawatan anak penderita kanker sangat menguras
tenaga dan pikiran serta membutuhkan biaya yang tinggi.
YKAKI memberikan informasi
bagi masyarakat awam dan
berbagai pengalaman dalam menangani penyakit kanker. YKAKI
menyediakan fasilitas pendidikan, akomodasi serta transportasi bagi anakanak yang sedang dalam pengobatan dan perawatan dirumah sakit. Usahausaha lain yang menyangkut kanker pada anak dalam arti seluasluasnya. 58
57
58
Brosur YKAKI
Ibid
64
B. Organisasi YKAKI
Penasehat
: Prof.(em).DR.dr.Iskandar Wahidiyat SpA (K)
Pembina
: Sabar Manullang, Soelistyo Soenarjo
Pengawas
: H. Mardi Sanntosa
Ketua
: Pinta Manullang-Panggabean
Sekretaris
: Ira Soelistyo
Bendahara
: Hj. Aniza M. Santosa
Ambassador
: Retno Palupi A. Noya
Kordinator RK
: Inggrid Lolita, Neni Fitriani
C. Program YKAKI
Terlalu banyak kasus keterlambatan deteksi terjadi kepada
penderita kanker. Padahal deteksi dini kanker pada anak adalah langkah
awal yang sangat krusial dalam menentukan perawatan yang akan
diberikan kemudian. Oleh karena itu, YKAKI mempunyai komitmen
untuk melaksanakan penyebarluasan informasi kepada masyarakat awam.
YKAKI bekerjasama dengan para ahli dan tenaga medis terkait.
a. Program Rumah Kita
Sarana tempat tinggal sementara bagi para penderita serta
keluarganya yang sedang rawat-inap maupun rawat-jalan yang diharapkan
dapat menunjang pengobatan dan perawatan secara tuntas. Alamat Rumah
Kita Jl. Percetakan Negara IX no. 3 Cempaka Putih, Jakarta Pusat,
Kodepos 10570, Tlp: 021-4243128.
65
a. Latarbelakang
Diperkirakan pada tiap 1 juta anak akan ditemui 120 anak
menderita kanker tiap tahunnya. Pengobatan kanker pasti memerlukan
biaya tinggi namun, kanker pada anak dapat disembuhkan apabila
dideteksi secara dini dan memperoleh pengobatan dan perawatan yang
sebaik-baiknya. Pengobatan serta perawatan kanker pada anak memakan
waktu 3 bulan-2,5 tahun. Kurangnya fasilitas yang tersedia bagi keluarga
serta pasien yang menjalani rawat jalan atau rawat inap dirumah sakit.
Bahwa umumnya pasien dalam keadaan rentan/imunitas menurun oleh
karena pengobatanya.
Pengobatan dan perawatan yang berkesinambungan melalui rawat
inap
maupun
rawat
jalan
sangat
menentukan
keberhasilan
kesembuhannya. Bahwa umumnya pasien bertempat tinggal di pinggiran
Jakarta (JABODETABEK) atau diluar propinsi.
b. Yayasan Kasih Anak Indonesia (YKAKI) Peduli
1.
Menggalang dana serta mengharapkan dukungan dari berbagai
pihak yang “peduli” pada anak penderita kanker.
2.
Menyediakan fasilitas tempat tinggal sementara yang dapat
dipergunakan oleh pasien serta keluarganya.
3.
Fasilitas yang dilengkapi tempat belajar maupun tempat bermain
bagi anak-anak penderita kanker
c. Persyaratan untuk Menempati Rumah Kita
1.
Dalam perawatan di rumah sakit terdekat
66
2.
Mendaftar pada Penanggung jawab Rumah Kita dan melengkapi
persyaratan yang ada.
3.
Bersedia merawat, menjaga segala perabotan yang ada serta
mencuci sendiri segala peralatan makan/minum/sprei dan menjaga
kebersihan Rumah Kita secara bersama-sama dengan penghuni
lainya.
4.
Menjaga keamanan serta ketertiban di Rumah Kita maupun
lingkungan sekitarnya baik sendiri serta bersama-sama penghuni
lainya.
5.
Dilarang keras merokok di Rumah kita
6.
Membayar sebesar Rp5000,- per keluarga/hari
Rumah Kita – 1
Bertepatan dengan didirikannya YKAKI pada tanggal 1 November
2006, kegiatan pertama yang dilakukan YKAKI adalah menyediakan
sarana
akomodasi/RUMAH
KITA-1.
Oleh
karena
keterbatasan
kemampuan maka dapat ditandatangani kontrak sewa rumah selama 2
(dua) tahun dengan kapasitas 5 pasien disertai masing-masing 1
pendamping.
Sejak bulan Oktober 2008, berkat dukungan dana dari berbagai
pihak maka YKAKI dapat menandatangani kontrak sewa rumah yang
lebih besar untuk 3 (tiga) tahun. Dalam rangka Hari Kanker Anak
Internasional 2009, RUMAH KITA-1 diresmikan pada tanggal 21
Februari 2009 oleh Menteri Kesehatan RI, dalam hal ini diwakili oleh DR.
67
Ratna Rosita Suryo Subandoro, MPHM-Staf Ahli Menteri (SAM) bidang
Teknologi Kesehatan dan Globalisasi. RUMAH KITA-1 terletak di Jalan
Percetakan Negara IX no. 3, Rawasari, Jakarta Pusat (sebelah Rutan
Salemba) dan dapat menampung 18 pasien dengan masing-masing 1
pendamping, ditujukan untuk melayani pasien-pasien dari RSUPN DR.
Cipto Mangunkusumo dan RS Carolus.
Rumah Kita-2
Pada bulan Mei 2009 telah ditandatangani kontrak sewa rumah
untuk 3 (tiga) tahun, yang terletak di Jalan Anggrek Neli Murni Blok A
no. 110, Slipi-Jakarta Barat. RUMAH KITA-2 sedang dalam tahap
renovasi yang didukung oleh PT Prima Buana Internusa (Agung
Podomoro Group). Diharapkan selesai dan siap melayani pasien dari
Rumah Sakit Kanker Darmais dan RSAB Harapan Kita pada akhir bulan
Agustus 2009. Untuk sebagian alat-alat bermain di RUMAH KITA-2
akan didukung oleh PT ELI LILLY.
b. Program Sekolah-Ku
Tiap anak yang menderita kanker berhak mendapat pendidikan.
Pengobatan kanker membutuhkan waktu yang cukup lama, dan seringkali
anak penderita harus tinggal dirumah sakit. YKAKI memfasilitasi sarana
pendidikan dengan dibantu oleh para pendidik yang professional.
a. Dasar Pemikiran didirikan Program Sekolahku
Kanker pada anak tidak memandang bulu, dapat menimpa setiap
anak. Tiap 1 juta anak terdapat 120 anak menderita kanker tiap tahun. Di
68
JABODETABEK dengan jumlah penduduk 12.000.000, bila diasumsikan
anak-anak 4.000.000 maka tiap tahun 480 anak menderita kanker. Anakanak yang menderita kanker dan atau penyakit kronis lainnya berhak
untuk memperoleh pendidikan walaupun mereka dalam keadaan sakit.
Kanker pada anak dapat disembuhkan apabila dideteksi lebih dini, dan
pengobatan serta perawatan anak penderita kenker cukup lama antara 3
bulan s/d 2 tahun secara kontinyu. Lama pengobatan umumnya
mengakibatkan anak-anak penderita kanker dan/ atau penyakit kronis
yang sedang dalam perawatan (rawat jalan maupun rawat inap)
menghentikan sekolahnya sehingga tidak ada aktivitas sama sekali. Anakanak yang sedang sakit dan dalam perawatan cukup lama akan mengalami
stress dan kebosanan
b. Tujuan Program Sekolah ku
1. Memberikan kesempatan anak-anak untuk belajar bagi yang ingin
mengikuti pelajaran sekolahnya, sehingga bila mereka telah
menyelesaikan pengobatan/ perawatan dapat segera mengikuti
pelajaran kembali (umumnya terjadi bagi anak-anak SD)
2. Bagi anak-anak pra TK dan TK dapat diberikan aktivitas selama
perawatan
dirumah
sakit
sehingga
dapat
menghilangkan
kebosanan
3. Membantu orangtua mengisi waktu/kegiatan sehingga mereka
juga dapat beristirahat sejenak dari rutinitas menunggu anaknya
dirumah Sakit.
69
4. Pendidikan diberikan secara Cuma-Cuma.
c. Mereka yang terlibat:
1. Para
dokter
dan
perawat
pada
ruang
perawatan
Hematology/Onkologi anak dirumah sakit
2. Orangtua dari anak-anak yang sedang dalam perawatan dirumah
sakit
3. HOME SCHOOLING kak Seto sebagai konsultan
4. Tenaga-tenaga pengajar/professional yang direkrut secara penuh
oleh YKAKI
5. Donator, took buku, perusahaan-perusahaan yang peduli pada
sekolah yang menyediakan perlengkapan belajar, buku-buku bacaan
dan lain sebagainya, yang berkaitan dengan pendidikan dan/atau
bimbingan tersebut
6. YKAKI sebagai fasilitator dan penyelenggara Sekolahku
d. Lokasi Sekolahku
1. Ruang perawatan anak Hematologi/onkologi di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo, Jakarta
2. Ruang perawatan anak Hematologi/Onkologi
di RS kanker
Dharmais, Jakarta Barat
3. Bagian anak ruang teratai IRNA-A, RS Fatmawati, Jakarta
Selatan.
70
c. Transportasi
Anak-anak penderita kanker yang sedang dalam perawatan dengan
kemoterapi umumnya dalam keadaan rentan/mudah tertular. Agar upaya
pengobatan dapat optimal, YKAKI akan menyediakan transportasi dari
Rumah Kita ke rumah sakit (PP) atau dari rumah sakit ke rumah.
Jarak tempuh yang sangat jauh selama menjalani pengobatan akan
banyak menyita biaya dan waktu dari keluarga penderita yang sebagian
besar dananya sangat terbatas, sehingga umumnya hal ini juga menjadi
salah satu kendala yang membuat mereka “terpaksa” menghentikan
pengobatan.
Pasien yang menggunakan kendaraan umum dapat tertular dengan
mudah sehingga sering terjadi komplikasi yang mengakibatkan kegagalan
pengobatan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, YKAKI telah mengadakan
kerjasama dengan perusahaan TAXI EXPRESS untuk tahap awal
menyediakan fasilitas antar-jemput bagi anak-anak penderita kanker dari
“Rumah Kita” menuju ke RSCM. Kerjasama telah ditandatangani untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal 17 Maret 2009.
Sebagai insentif bagi para pengemudi Taksi Express, YKAKI akan
menyerahkan 3 liter minyak goring FILMA untuk setiap 5 lembar Kupon
BONUS yang dapat ditukar di “Rumah Kita”, Jalan Percetakan Negara IX
no. 3 Jakarta Pusat. Minyak goring diperoleh sebagai sumbangan dari
SINAR MAS GRUP sebanyak 480 karton yang berisi @12 Liter /karton.
71
PT. Alfamart Tbk, sebuah perusahaan retail juga peduli dengan
transportasi kegiatan YKAKI. Bertepatan dengan masalah “Rumah
Singgah” yang diangkat oleh KICK ANDY di METRO TV, Bapak
Nurachman, Direktur Utama PT Alfamart Tbk, secara spontan
menyerahkan kendaraan minibus GRAN MAX.
Terhitung sejak Juni 2009, PT ASTRA DAIHATSU melalui
Bapak Yulian Warman telah memberikan dukungan service termasuk
spare parts bagi kendaraan operasional YKAKI DAIHATSU GRAN
MAX untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun.
d.
Program Cancer Registry
Data jumlah penderita kanker pada anak merupakan salah satu
factor penting guna menentukan arah pengobatan serta penanganan
kanker pada anak di Indonesia.
Sejak
tahun
Hematologi/Onkologi
2008,
YKAKI
RSUPN
Dr.
bekerjasama
Cipto
dengan
Mangunkusumo
Divisi
yang
diprakarsai oleh dr. Endang Windiastuti Sp.AK telah menjalankan
pendataan dari 5 (lima) rumah sakit di Indonesia yaitu: RSUD Adam
Malik – Medan, RSUD Sanglah – Bali, RSUD Prof Dr. Kandau –
Manado, RS Kanker Dharmais dan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo –
Jakarta. YKAKI telah menyerahkan kepada 5 rumah sakit tersebut
masing-masing 1set computer beserta printer.
72
Terhitung sejak 1 Agustus 2009 bergabung dengan Divisi
Hematologi/Onkologi Anak, Bag IKA, RS Karyadi – Semarang, dalam
mengumpulkan data-data penderita kanker anak.
Diharapkan dari rumah sakit besar lainnya untuk bergabung
bersama
sehingga
data
penderita
kanker
di
Indonesia
dapat
dikumpulkan/dikompilasi sehingga penanganannya dapat dilaksanakan
secara terpadu.
73
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN ANALIS DATA
A.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum peneliti memulai penelitian yang sebenarnya, terlebih
dahulu peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas instrument.
Berdasarkan perhitungan statistik uji validitas dengan menggunakan
korelasion product moment dan reliabilitas dengan menggunakan
Cronbach Alpha, yang mana dapat diketahui butir pernyataan yang
valid/invalid dan reliabilitas/ireliabilitas terhadap kuesioner yang telah
diisi oleh 12 responden bayangan maka didapat hasil sebagai berikut:
Dari hasil analisis yang didapat nilai korelasi antara skor item
dengan skor total. Didapat hasil yang valid dan invalid. Dari hasil korelasi
antara skor item dengan skortotal kemudian dibandingkan dengan nilai r
tabel, r tabel dicari pada signifikan 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data
(n) = 12, maka didapat r tabel sebesar 0,576 (lihat pada tabel r). Bila hasil
korelasi < 0,576 = tidak valid (invalid), jika hasil korelasi > 0,576 = valid.
Dari hasil analisis data tersebut terdapat 11 no item yang valid dan
telah mewakili setiap indikator, diantaranya no 6, 7, 8, 10, 11, 13, 15, 17,
21, 23, 27, 30, Dan peneliti menghilangkan 20 item yang tidak valid
(lihat lampiran).
Dari hasil analisis data diatas maka didapat nilai Alpha untuk
koefisien reliabilitas sebesar 0,670. Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi)
74
pada signifikan 0,05 dengan jumlah data (n) = 12, didapat sebesar 0,576.
karena nilainya lebih besar dari 0,576, maka dapat disimpulkan bahwa
butir-butir instrument penelitian tersebut reliabel. Setelah dilakukan uji
coba (crosschek) dengan konstruksi, dan butir yang digunakan sebanyak
11 butir yang valid, sehingga tidak perlu ada perbaikan butir-butir
pertanyaan.
B.
Distribusi Data
Seperti yang dikemukakan pada bab sebelumnya, bahwa salah satu
tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan kuesioner, untuk memperoleh data Pengaruh
Program Sekolahku terhadap Perkembangan Psikososial Anak penderita
Kanker di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia. Yang mana kuesioner
disusun berdasarkan pokok penelitian dan indikator dari variabel yang
diteliti.
1. Identitas Responden
Berdasarkan hasil penelitian dan penyebaran kuesioner yang
peneliti lakukan untuk memperoleh data Pengaruh Program Sekolahku
terhadap Perkembangan Psikososial Anak Penderita Kanker dari 15
kuesioner yang telah terkumpul, peneliti mendapatkan identitas responden
dan selanjutnya peneliti mengklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu,
identitas responden berdasarkan usia responden, jenis kelamin, dan
diagnosa penyakit responden.
75
a. Berdasarkan Usia Responden
Tabel 2.
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No
Usia
Frekuensi
%
1.
1 – 3,9 Tahun
4
26,66 %
2.
4 – 6,9 Tahun
5
33,33 %
3.
7 – 9,9 Tahun
1
6,66 %
4.
10 – 12,9 Tahun
1
6,66 %
5.
13 – 16 ,9Tahun
4
26,66 %
Diagram 1.
Prosentase Responden Berdasarkan Usia
35.00%
30.00%
25.00%
1thn - 3thn
20.00%
4thn - 6thn
15.00%
7thn - 9thn
10.00%
10thn - 12thn
5.00%
13thn -16thn
0.00%
Prosentase
Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa anak-anak penderita kanker
yang mengikuti program sekolah-ku di YKAKI terdiri dari 26,66 %
berusia antara 1 – 3 tahun dan usia antara 13-16 tahun, 6,66 % berusia
antara 7-9 tahun dan berusia antara 10-12 tahun, 33,33 % berusia antara
76
4-6 tahun. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa anak yang mengikuti
program sekolahku didominasi oleh anak yang berusia antara 4-6 tahun.
Didalam proses perkembangan psikososial, anak usia 4-6 tahun
sudah memiliki kemampuan untuk melakukan partisipasi dalam berbagai
kegiatan dengan lingkungannya. Anak cenderung aktif dan mempunyai
inisiatif yang cukup tinggi.
b. Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
Tabel 3.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
Frekuensi
%
1.
Laki-laki
6
40 %
2.
Perempuan
9
60 %
Diagram 2.
Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
10
8
6
1 Laki-Laki
4
2 Perempuan
2
0
Frekuensi
Persentase
77
Berdasarkan tabel 3. dapat diketahui bahwa responden yang
mengikuti program sekolahku terdiri dari 60 % berjenis kelamin
perempuan, dan 40 % berjenis kelamin laki-laki. Dapat disimpulkan
bahwa responden yang mengikuti program sekolahku didominasi oleh
responden yang berjenis kelamin perempuan.
c. Berdasarkan Diagnosa Penyakit Responden
Tabel 4.
Karakteristik Responden Berdasarkan Diagnosa Penyakit
No
Diagnosa penyakit
Frekuensi
%
1.
Leukimia (Kanker Darah)
9
60 %
2.
Osteosarkoma (Kanker Tulang)
1
6,66 %
3.
Retinoblastoma (Kanker Mata)
2
33,33 %
4.
Neuroblastoma (Kanker Saraf)
1
6,66 %
5.
Tumor
1
6,66 %
6
Rabdiosarkoma
1
6,66 %
Diagram 3.
Prosentase responden Berdasarkan Diagnosa Penyakit
60%
50%
Leukimia
40%
Osteosarkoma
30%
Retinoblastoma
20%
Neuroblastoma
10%
Tumor
Rabdiosarkoma
0%
Prosentase
78
Berdasarkan tabel 4. dapat diketahui bahwa responden yang
mengikuti sekolah terdiri dari 60 % yang didiagnosa menderita penyakit
Leukimia atau kanker darah, 6,66 % menderita osteosarkoma, tumor,
rabdiosarkoma, dan neuroblastoma, 33,33 % menderita retinoblastoma.
Dalam hal ini responden yang mengikuti program sekolahku yaitu
didominasi
responden yang didiagnosa menderita penyakit leukemia
(kanker darah).
2. Keadaan Psikososial Anak Penderita Kanker
Tabel 5.
Saya Senang Pelajaran Menempel Gambar
No.
Karakteristik Jawaban
Frekuensi
%
1.
Sangat Setujuh
4
26,7 %
2.
Setujuh
10
66,7 %
3.
Ragu-Ragu
-
-
4.
Tidak setujuh
1
6,7%
5.
Sangat tidak setujuh
-
-
Jumlah
15
100%
79
Diagram 4.
Prosentase Jawaban Responden
70.00%
60.00%
50.00%
Sangat setuju
40.00%
Setuju
30.00%
Ragu-ragu
20.00%
Tidak setuju
Sangat Setuju
10.00%
0.00%
Prosentase
Berdasarkan tabel 5. dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan sangat setuju menyukai pelajaran menempel gambar
sebanyak 4 orang atau sekitar 26,7 %. Responden yang menyatakan setuju
menyukai pelajaran menempel gambar sebanyak 10 orang atau 66,7%,
dan sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju menyukai
pelajaran menempel gambar adalah sebanyak 1 orang atau 6,7%. Dan
responden menyatakan ragu-ragu dan sangat tidak setuju menyukai
pelajaran menempel gambar adalah 0 atau 0 %. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar anak-anak yang mengikuti program
Sekolah-Ku menyukai pelajaran menempel gambar.
80
Tabel 6.
Saya berani bernyanyi didepan teman-teman
No
Karakteristik Jawaban
Frekuensi
%
1.
Sangat Setuju
3
20
2.
Setuju
8
53,3
3.
Ragu-ragu
3
20
4.
Tidak setuju
1
6,7
5.
Sangat tidak setuju
-
-
Jumlah
15
100%
Diagram 5.
Prosentase Jawaban Responden
60
50
Sangat setuju
40
Setuju
30
Ragu-ragu
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak setuju
0
Prosentase
Berdasarkan tabel 6. dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan sangat setuju berani bernyanyi didepan teman-teman
sebanyak 3 orang atau sekitar 20 %. Responden yang menyatakan setuju
berani bernyanyi didepan teman-teman sebanyak 8 orang atau 53,3% ,
81
dan sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju berani bernyanyi
didepan teman-teman adalah sebanyak 1 orang atau 6,7%. Dan responden
menyatakan ragu-ragu berani bernyanyi didepan teman-teman sebanyak 3
orang atau 20%, dan responden yang menyatakan sangat tidak setuju
berani bernyanyi didepan teman-teman adalah 0 atau 0 %. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak-anak yang
mengikuti program Sekolah-Ku berani bernyanyi didepan teman-teman.
Tabel 7.
Saya senang bekerjasama dengan teman saya kalau sedang bermain
puzzel
No
Karakteristik Jawaban
Frekuensi
%
1.
Sangat setuju
9
60%
2.
Setuju
4
26,7 %
3.
Ragu-ragu
1
6,7%
4.
Tidak setuju
1
6,7%
5.
Sangat tidak setuju
-
-
Jumlah
15
100%
82
Diagram 6.
Prosentase Jawaban Responden
60
50
Sangat Setuju
40
Setuju
30
Ragu-ragu
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Prosentase
Berdasarkan tabel 7. dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan sangat setuju senang bekerjasama ketika bermain puzzle
sebanyak 9 orang atau sekitar 60 %. Responden yang menyatakan setuju
senang bekerjasama ketika bermain puzzle sebanyak 4 orang atau 26,7%,
dan sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju senang
bekerjasama ketika bermain puzzle adalah sebanyak 1 orang atau 6,7%.
Dan responden menyatakan ragu-ragu
senang bekerjasama ketika
bermain puzzle sebanyak 1 orang atau 6,7%, dan responden yang
menyatakan sangat tidak setuju senang bekerjasama ketika bermain
puzzle adalah 0 atau 0 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar anak-anak yang mengikuti program Sekolah-Ku senang
bekerjasama ketika bermain puzzle.
83
Tabel 8.
Saya marah kalau pensil saya dipinjam teman
No
Karakteristik Jawaban
Frekuensi
%
1.
Sangat Setuju
-
-
2.
Setuju
3
20%
3.
Ragu-ragu
2
13,3%
4.
Tidak Setuju
8
53,3%
5.
Sangat tidak setuju
2
13,3%
Jumlah
15
100%
Diagram 7.
Prosentase Jawaban Responden
60
50
40
30
Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak setuju
0
Prosentase
Berdasarkan tabel 8. dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan sangat setuju marah jika pensilnya dipinjam temannya
sebanyak 0 orang atau sekitar 0 %. Responden yang menyatakan setuju
84
marah jika pensilnya dipinjam temannya sebanyak 3 orang atau 20% , dan
sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju marah jika pensilnya
dipinjam temannya adalah sebanyak 8 orang atau 53,3%. Dan responden
menyatakan ragu-ragu marah jika pensilnya dipinjam temannya sebanyak
2 orang atau 13,3%, dan responden yang menyatakan sangat tidak setuju
marah jika pensilnya dipinjam temannya adalah 2 atau 13,3 %. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak-anak yang
mengikuti program Sekolah-Ku tidak marah jika pensilnya dipinjam oleh
temannya saat belajar.
Tabel 9.
Saya senang menyapa kakak tutor lebih dulu
No
Karakteristik Jawaban
Frekuensi
%
1.
Sangat setuju
8
53,3
2.
Setuju
6
40
3.
Ragu-ragu
-
-
4.
Tidak Setuju
1
6,7
5.
Sangat tidak setuju
-
-
Jumlah
15
100%
85
Diagram 8.
Prosentase Jawaban Responden
60
50
Sangat Setuju
40
Setuju
30
Ragu-ragu
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Prosentase
Berdasarkan tabel 9. dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan sangat setuju senang menyapa kakak tutor lebih dulu
sebanyak 8 orang atau sekitar 53,3 %. Responden yang menyatakan setuju
senang menyapa kakak tutor lebih dulu sebanyak 6 orang atau 40% , dan
sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju senang menyapa
kakak tutor lebih dulu adalah sebanyak 1 orang atau 6,7%. Dan responden
menyatakan ragu-ragu dan sangat tidak setuju senang menyapa kakak
tutortemannya sebanyak 0 orang atau 0%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar anak-anak yang mengikuti program
Sekolah-Ku senang menyapa kakak tutor lebih dulu.
86
Tabel 10.
Saya selalu ingin menjadi juara satu disegala bidang
No
Karakteristik Jawaban
Frekuensi
%
1
Sangat Setuju
5
33,3%
2.
Setuju
6
40%
3.
Ragu-ragu
3
20%
4.
Tidak Setuju
1
6,7%
5.
Sangat tidak setuju
-
-
Jumlah
15
100
Diagram 9.
Prosentase Jawaban Responden
40
35
30
25
20
15
10
5
Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
0
Prosentase
Berdasarkan tabel 10. dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan sangat setuju selalu ingin juara satu disegala bidang sebanyak
5 orang atau sekitar 33,3 %. Responden yang menyatakan setuju selalu
ingin menjadi juara satu disegala bidang sebanyak 6 orang atau 40%, dan
87
sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju selalu ingin menjadi
juara satu disegala bidang adalah sebanyak 1 orang atau 6,7%. Dan
responden menyatakan ragu-ragu selalu ingin menjadi juara satu disegala
bidang sebanyak 3 orang atau 20%, dan responden yang menyatakan
sangat tidak setuju selalu ingin juara satu disegala bidang adalah 0 atau 0
%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak-anak
yang mengikuti program Sekolah-Ku selalu ingin juara satu disegala
bidang.
Tabel 11.
Jika ada pelajaran yang sulit, saya akan bertanya kepada teman atau
kakak tutor
No
Karakteristik Jawaban
Frekuensi
%
1.
Sangat Setuju
14
93,3
2.
Setuju
1
6,7
3.
Ragu-ragu
-
-
4.
Tidak setuju
-
-
5.
Sangat tidak setuju
-
-
Jumlah
15
100
88
Diagram 10.
Prosentase Jawaban Responden
100
80
Sangat setuju
60
Setuju
Ragu-ragu
40
Tidak Setuju
20
Sangat tidak Setuju
0
Prosentase
Berdasarkan tabel 11. dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan sangat setuju bertanya jika ada pelajaran yang sulit sebanyak
14 orang atau sekitar 93,3%. Responden yang menyatakan setuju bertanya
jika ada pelajaran yang sulit sebanyak 1 orang atau 6,7%, dan sedangkan
responden yang menyatakan tidak setuju, ragu-ragu, dan sangat tidak
setuju bertanya jika ada pelajaran yang sulit adalah sebanyak 0 orang atau
0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anakanak yang mengikuti program Sekolah-Ku akan bertanya kepada kakak
tutor atau teman jika ada pelajaran yang sulit.
Tabel 12.
Saya tetap tersenyum walaupun teman-teman mengejek
No
Karakteristik Jawaban
Frekuensi
%
1.
Sangat setuju
2
13,3
2.
Setuju
2
13,3
89
3.
Ragu-ragu
-
0
4.
Tidak setuju
10
66,7
5.
Sangat tidak setuju
1
6,7
Jumlah
15
100%
Diagram 11.
Prosentase Jawaban Responden
70
60
50
Sangat Setuju
40
Setuju
30
Ragu-ragu
20
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
10
0
Prosentase
Berdasarkan tabel 12. dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan sangat setuju tetap tersenyum jika ada temannya yang
mengejek sebanyak 2 orang atau sekitar 13,3%. Responden yang
menyatakan setuju tetap tersenyum jika ada temannya yang mengejek
sebanyak 2 orang atau 13,3%, dan sedangkan responden yang menyatakan
tidak setuju tetap tersenyum jika ada teman yang mengejek sebanyak 10
orang atau
sekitar 66,7% dan yang menyatakan ragu-ragu tetap
tersenyum jika ada teman yang mengejek sebanyak 0 atau 0 %, dan yang
menyatakan sangat tidak setuju tetap tersenyum jika ada teman yang
90
mengejek sebanyak 1 orang atau 6,7%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar anak-anak yang mengikuti program
Sekolah-Ku tidak setuju tetap tersenyum jika ada teman yang mengejek
mereka.
Tabel 13.
Saya selalu mengerjakan tugas dari kakak tutor
No
Karakteristik Jawaban
Frekuensi
%
1.
Sangat setuju
8
53,3
2.
Setuju
7
46,7
3.
Ragu-ragu
-
-
4.
Tidak setuju
-
-
5.
Sangat tidak setuju
-
-
Jumlah
15
100%
Diagram 12
Prosentase Jawaban Responden
60
50
Sangat Setuju
40
Setuju
30
Ragu-ragu
20
Tidak Setuju
10
Sangat Tidak Setuju
0
Prosentase
91
Berdasarkan tabel 13. dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan sangat setuju selalu mengerjakan tugas yang diberikan kakak
tutor sebanyak 8 orang atau sekitar 53,3 %. Responden yang menyatakan
setuju selalu mengerjakan tugas yang diberikan kakak tutor sebanyak 7
orang atau 46,7% , dan sedangkan responden yang menyatakan tidak
setuju, ragu-ragu, dan sangat tidak setuju selalu mengerjakan tugas yang
diberikan kakak tutor adalah sebanyak 0 orang atau 0%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa seluruh anak-anak yang mengikuti program
Sekolah-Ku selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh kakak tutor.
Tabel 14.
Buku yang saya pinjam selalu dalam kondisi baik
No
Karakteristik Jawaban
Frekuensi
%
1.
Sangat setuju
6
40
2.
Setuju
5
33,3
3.
Ragu-ragu
2
13,3
4.
Tidak setuju
2
13,3
5.
Sangat tidak setuju
0
0
Jumlah
15
100%
92
Diagram 13.
Prosentase Jawaban Responden
40
35
30
Sangat Setuju
25
Setuju
20
Ragu-ragu
15
Tidak setuju
10
Sangat tidak setuju
5
0
Prosentase
kondisi baik. Berdasarkan tabel 14. dapat diketahui bahwa
responden yang menyatakan sangat setuju selalu menjaga buku yang
dipinjam sebanyak 6 orang atau sekitar 40 %. Responden yang
menyatakan setuju selalu menjaga buku yang dipinjam dalam kondisi baik
sebanyak 5 orang atau 33,3%, dan sedangkan responden yang menyatakan
tidak setuju dan ragu-ragu masing-masing sebanyak 2 orang atau sekitar
13,3% dan sangat tidak setuju selalu menjaga buku yang dipinjam dalam
kondisi baik adalah sebanyak 0 orang atau 0%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian anak-anak yang mengikuti program
Sekolah-Ku akan selalu menjaga buku yang mereka pinjam dalam kondisi
baik.
93
Tabel 15.
Saya iri jika ada teman yang mendapatkan nilai bagus
No
Karakteristik Jawaban
Frekuensi
%
1.
Sangat setuju
1
6,7
2.
Setuju
4
26,7
3.
Ragu-ragu
2
13,3
4.
Tidak setuju
5
33,3
5.
Sangat tidak setuju
3
20
Jumlah
15
100
Diagram 14. Prosentase Jawaban Responden
35
30
25
Sangat Setuju
20
Setuju
15
Ragu-ragu
10
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
5
0
Prosentase
Berdasarkan tabel 15. dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan sangat setuju iri jika temannya mendapatkan nilai bagus
sebanyak 1 orang atau sekitar 6,7 %. Responden yang menyatakan setuju
94
iri jika temannya mendapatkan nilai bagus sebanyak 4 orang atau 26,7% ,
dan sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju iri jika temannya
mendapatkan nilai bagus sebanyak 5 orang atau sekitar 33,3% dan raguragu sebanyak 2 orang atau sekitar 13,3% dan sangat tidak setuju iri jika
temannya mendaptkan nilai bagus adalah sebanyak 3 orang atau 20%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian anak-anak yang
mengikuti program Sekolah-Ku tidak iri jika melihat temannya
mendapatkan nilai bagus.
C. Analisa Data dan Interpretasi Data
Salah satu program Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia
(YKAKI) adalah Program Sekolah-Ku. Program Sekolah-Ku adalah
program yang bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak
penderita kanker agar tetap bisa belajar dan mengikuti pelajaran sekolah,
sehingga bila mereka telah menyelesaikan pengobatan/perawatan dapat
segera mengikuti pelajaran kembali. Dan bagi anak-anak pra TK dan TK
dapat diberikan aktivitas selama perawatan dirumah sakit sehingga
menghilangkan kebosanan. Dalam hal ini anak-anak yang mengikuti
Program Sekolah-Ku berusia sekitar 2 tahun - 16 tahun. Pada usia ini
adalah usia dimana anak tumbuh dan berkembang secara kuantitatif
maupun kualitatif. Anak mulai berhubungan dan berinteraksi sosial
dengan lingkungan sekitarnya.
Dalam hal ini anak-anak yang mengikuti program sekolah-ku
sebagian besar adalah anak-anak penderita kanker yang sedang menjalani
95
pengobatan di rumah sakit sehingga mereka menghabiskan waktunya di
rumah sakit. Dengan begitu mereka tetap bisa menjalankan masa
perkembangan psikososialnya dirumah sakit.
Untuk mengetahui Pengaruh Program Sekolah-Ku terhadap
Perkembangan Psikososial Anak Penderita Kanker maka dilihat dari
perbedaan perkembangan psikososial mereka yang dibedakan menurut
segi usia, jenis kelamin
dan diagnosa penyakit mereka. Dan untuk
membuktikan hipotesis yang peneliti ajukan, maka peneliti menggunakan
uji Anova dua faktor sebagai tehnik analisa data yang dibantu dengan
menggunakan SPSS 18. for Windows.
Tabel 16. Hasil analisa uji Anova Dua faktor atau lebih
Between-Subjects Factors
Value Label
Usia
Jeniskelamin
Diagnosapenyakit
N
2
1
2
3
4
1
5
2
6
2
9
1
12
1
13
2
14
1
16
1
1
laki-laki
6
2
Perempuan
9
1
Leukimia
9
2
Retinoblastoma
2
3
Osteosarkoma
1
96
4
Neuroblastoma
1
5
Tumor
1
6
Rabdiosarkoma
1
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Psikososial
Source
Type III Sum of
Squares
df
F
Mean Square
Sig.
298.400a
13
19710.385
1
82.000
7
11.714
.651
.745
2.000
1
2.000
.111
.795
97.000
2
48.500
2.694
.396
Usia * Jnisklmn
.000
0
.
.
.
Usia * diagpenykit
.000
0
.
.
.
Jnisklmn * diagpenykit
.000
0
.
.
.
Usia * Jnisklmn *
.000
0
.
.
.
Error
18.000
1
18.000
Total
28310.000
15
316.400
14
Corrected Model
Intercept
Usia
Jnisklmn
diagpenykit
22.954
1.275
.608
19710.385 1095.021
.019
diagpenykit
Corrected Total
a. R Squared = .943 (Adjusted R Squared = .204)
Berdasarkan buku Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS
12 tentang cara analisis data untuk Anova 2 faktor, maka hasil analisa
data di atas dapat diketahui bahwa dalam uji Anova (Analysis of
Variance) disini dibedakan menjadi dua yaitu Anova satu faktor dan
Anova untuk interaksi dua faktor. Uji Anova satu faktor untuk
mengetahui apakah ada perbedaan yang nyata antara psikososial anak
penderita kanker menurut segi usia, jenis kelamin dan diagnosa penyakit.
97
Dan Anova interaksi dua faktor untuk mengetahui apakah ada hubungan
yang signifikan antara dua faktor. Diketahui:
•
Jika probabilitas > 0,05, Ho diterima
•
Jika probabilitas < 0,05, Ho ditolak
1. Perbedaan perkembangan psikososial berdasarkan usia
Diketahui dari tabel diatas F hitung adalah 0,651 dengan probabilitas
0,745. Kesimpulannya bahwa Probabilitas usia 0,745> 0,05 , maka H0
diterima. Maka tidak ada perbedaan (identik) antara perkembangan
psikososial anak penderita kanker dilihat dari segi usia. Dengan arti
lain tidak ada pengaruh antara program sekolahku dengan
perkembangan psikososial anak penderita kanker bila dilihat dari segi
usia.
2. Perbedaan perkembangan psikososial berdasarkan jenis kelamin
Diketahui dari tabel F hitung adalah 111, dengan probabilitas 0,795.
Kesimpulannya bahwa probabilitas jenis kelamin adalah 0,795 > 0,05
maka H0, diterima. Maka tidak ada perbedaan (identik) antara
perkembangan psikososial anak penderita kanker bila dilihat dari segi
jenis kelamin. Dengan kata lain tidak ada pengaruh antara program
sekolahku dengan perkembangan psikososial anak penderita kanker
bila dilihat dari segi jenis kelamin.
3. Perbedaan perkembangan psikososial berdasarkan diagnosa penyakit
Diketahui dari tabel diatas F hitung adalah 2,694 dengan probabilitas
0,396. kesimpulan bahwa probabilitas diagnosa penyakit adalah
98
0,396>0,05. Maka tidak ada perbedaan (identik) antara perkembangan
psikososial anak penderita kanker bila dilihat dari segi diagnosa
penyakit. Dengan arti lain tidak ada pengaruh antara program
sekolahku dengan perkembangan psikososial anak penderita kanker
bila dilihat dari segi diagnosa penyakit.
Model
Bagian ini menjelaskan tiga baris output yang berhubungan dengan
penggunaan model anova tersebut, yaitu:
•
Baris Corrected Total menyatakan jumlah sum of squares dari
variabel Psikososial (sebagai variabel dependen), yaitu 28310,00.
•
Baris Corrected Model menyatakan jumlah sum of squares yang
dihitung oleh Model Anova diatas, yaitu 298,400.
•
Baris ERROR menyatakan jumlah sum of squares yang tidak
dihitung oleh Model Anova diatas, yaitu selisih Corrected total
oleh Corrected Model : 28310,00 - 298,400 = 18,00.
Catatan:
Dalam perhitungan secara kuantitatif ternyata diketahui tidak ada
pengaruh antara Program Sekolah-Ku terhadap Perkembangan Anak
Penderita Kanker, karena penelitian kuantitatif bersifat generalisasi dan
signifikansi yang terlihat kecil tidak tampak dalam pengaruh program
sekolah-ku terhadap perkembangan psikososial anak penderita kanker.
Namun bila dilihat secara kualitatif ada sedikit pengaruh antara
Program Sekolah-Ku terhadap Perkembangan Psikososial Anak Penderita
99
Kanker seperti: Anak mau bermain dengan teman-temanya, Anak berani
bernyanyi didepan teman-temannya, dll, seperti yang dijelaskan diatas
dalam kondisi atau keadaan psikososial anak penderita kanker. Karena
didalam penelitian kualitatif bersifat mendalam dan signifikansi yang
tidak dapat terlihat dalam penelitian kuantitatif dapat terlihat didalam
kualitatif.
100
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengaruh Program Sekolah-Ku dalam Perkembangan Psikososial
Berdasarkan dari hasil penelitian dan analisa data diketahui
bahwa probabilitas hitung > 0,05, maka Ho diterima, dan H1 =
ditolak, maka tidak ada perbedaan (identik) yang signifikan antara
perkembangan psikososial anak penderita kanker yang dilihat
berdasarkan usia, jenis kelamin, dan diagnosa penyakit dan dapat
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh program sekolahku terhadap
perkembangan psikososial anak penderita kanker tidak ada
perbedaan (identik) yang signifikan dari segi usia, jenis kelamin,
dan diagnosa penyakit.
2. Keadaan Psikososial Anak Penderita Kanker
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat
disimpulkan bahwa keadaan psikososial anak penderita kanker yang
mengikuti program sekolah-ku adalah:
a. Anak-anak penderita kanker yang mengikuti program sekolahku lebih banyak yang berusia antara 4 – 6,9 tahun, yaitu sekitar
33,33%.
b. Anak yang mengikuti program sekolah-Ku lebih banyak yang
berjenis kelamin perempuan daripada yang berjenis kelamin
laki-laki, yaitu sekitar 60%.
101
c. Anak yang mengikuti program sekolah-ku lebih banyak anak
yang didiagnosa penyakit leukemia, yaitu sekitar 60%.
d. Sebagian
besar
anak-anak
penderita
kanker
menyukai
pelajaran menempel gambar, berani bernyanyi didepan temanteman, bekerjasama dengan teman jika sedang bermain
puzzle,.
e. Sebagian besar anak penderita kanker tidak marah jika
pensilnya dipinjam oleh temannya, senang menyapa kakak
tutor lebih dulu, selalu ingin juara satu disegala bidang,.
f. Sebagian besar anak penderita kanker yang mengikuti program
sekolah-ku akan bertanya jika ada pelajaran yang sulit, tetap
tersenyum walaupun teman-temannya mengejek, dan selalu
mengerjakan tugas dari kakak tutor.
g. Sebagian besar anak penderita kanker yang mengikuti program
sekolah-ku selalu menjaga buku yang dipinjamnya dan tidak
merasa iri jika ada temannya yang mendapatkan nilai bagus.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisa penelitian dan kesimpulan yang telah
dijelaskan dalam skripsi ini, maka ada beberapa saran-saran yang ingin
peneliti sampaikan dalam pengembangan program ini, yaitu:
102
1. Saran bagi pihak YKAKI selaku pihak yang mendirikan program
Sekolah-Ku.
a. Kepada para guru atau kepada para tutor yang mengajar di SekolahKu sebaiknya dapat menerapkan metode pelajaran yang tidak hanya
terfokus kepada metode pengajaran yang bersifat kognitif saja,
tetapi juga dapat menerapkan metode pengajaran yang bersifat
emosional dan sosial. Karena dalam suatu perkembangan anak tidak
hanya ditandai oleh perkembangan kognitif saja tetapi juga ditandai
dengan perkembangan psikososial. Sebagai contoh: para pengajar
dapat menerapkan metode pengajaran dengan cara permainan,
karena permainan itu sendiri mempunyai arti yang sangat penting
bagi perkembangan kehidupan anak-anak. Karena permainan
mempunyai tiga fungsi mencakup fungsi kognitif, sosial dan
emosional. Dengan permainan anak dapat berhubungan dengan
temannya sehingga proses interaksi sosial mereka dengan teman
dapat terjalin dengan baik. Sebagai contoh:
a.
Permainan yang melatih kerjasama antar anak, sehingga anak
dapat belajar berinteraksi dengan teman satu groupnya.
b.
Permainan Peran, adalah permainan yang memerankan tokoh atau
profesi. Sehingga anak dapat belajar memahami orang lain dan
peran dari sebuah profesi yang diperankan.
c.
Permainan anak dan orang tua, sehingga dapat terjalin hubungan
emosional anak dengan orangtua
103
b.
Dapat menjadi media penyalur bagi anak-anak yang berprestasi
yang mempunyai bakat dan minat dalam hal pendidikan maupun
kesenian.
2. Saran bagi orangtua yang mempunyai anak menderita kanker
a. Jangan putus asa dalam menghadapi kenyataan dan permasalahan
yang dihadapi, tetap menjadi orang tua yang baik dalam
memberikan kasih sayang kepada anak-anak kalian. Dan tetap
menjadi tempat yang nyaman bagi putra-putri kalian, karena rasa
aman dan nyaman adalah yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak
penderita kanker. Tetap berjuang untuk kesembuhan putra-putri
kalian.
b. tetap memberikan motivasi dan support kepada anak-anak kalian.
Karena
motivasi
perkembangan
yang
psikososial
diberikan
sangat
anak-anak
berguna
kalian
dan
dalam
tetap
memperhatikan perkembangan psikososial anak, karena itu sangat
penting sekali.
104
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Rianto. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit
(2004)
Annisa Mardiati,” Pengaruh Strategi Customer Value Creation terhadap
Kepuasan Pelanggan Dompet Duaf a,”(Skripsi S1 Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri, Jakarta,
2009).
Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset (2008).
Hurlock, Elizabeth B.. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Ciracas, Jakarta: Erlangga.
Kartono, Kartini. Peran Keluarga Memandu Anak. Jakarta; Rajawali
Press. (1990)
KBBI, hal 1013
Mardiana, Lina, Mencegah dan Mengobati Kanker pada Wanita dengan
Tanaman Obat
Megawati, Putri,” Pelaksanaan Program Peningkatan Interaksi Sosial
Anak Penyandang Cacat Down Syndrome di SLB Dharma
Asih,”(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi,
Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta)
Miarti, Aris.” Pelayanan Psikososial dalam Menangani Anak yang
Mengalami Trauma Akibat Kekerasan (child abuse).” Skripsi S1
Fakultas Ilmu Sosial Program Ilmu Kesejahteraan Sosial, Depok,
Juli 2009)
Notoatmodjo, Prof.Dr.Soekidjo, S.K.M,. M. Com.H, Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT Rineka Cipta (2007)
Priyatno, Dwi, Mandiri Belajar SPSS, Jakarta: PT. Buku Kita
Rudolph, Chris. Sumber Inspirasi Bagi Para Pekerja Sosial di Indonesia.
105
Santoso, Singgih, Menguasai Statisttik di Era Informasi dengan SPSS 12,
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia (2005)
Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES (1989)
Sugiyono,DR. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta (2003)
Sugiyono,DR. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: CVAlfabeta (2008)
Usman, Prof. Dr. Husaini, Purnomo Setiady Akbar. Metodologi
Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara (2009)
Undang-undang Negara (UU RI No.4 tahun 1979 Tentang Kesejahteraan
Anak) (Jakarta : Sinar Grafika, 2005)
Utomo, Yuni Prihadi, Eksplorasi Data dan Analisis Regresi Dengan
SPSS, Surakarta: Muhammadiyah University Press (2008)
Zastrow, charles and Karen k Kirst-A Shaman. Understanding human
behavior and the sosial Environment .Chicago: Nelson-hall
Publiser, (1993)
Zulkifli. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT.Remaja Rodaskarya,
(1995)
Artikel majalah:
Ikatan pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI), “ Perlindungan Anak:
Bukan Basa Basi,” majalah Perlindungan Anak, no.11 ( Maret
2007), hal 2
Internet :
http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=1488
http://jundul.wordpress.com/2008/07/27/leukimia-kanker-darah/
106
http//www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newssid1076909088,48242,
http://id.wikipedia.org/wiki/kanker
G excess .” Perkembangan anak” dari <a href=http://www.gexcess.com/content/view/446/title=”Perkembangan
anak”>Perkembangan anak(Perkembangan Fisik,Perkembangan
motorik,Perkembangan Kognitif,Perkembangan psikososial)”
Jossie.”Perkembangan
Psikososial
anak”
dari
http://jossie08.blog.friendster.com/
http://www.cancerhelp.com/penyebab-kanker.httm
http://rumahkanker.com/index.php?option=com_content&view=article&i
d=64:gejala-kanker-pada-anak-anak&catid=27deteksi-dini&Itemid=
107
Download