Ringkasan Business Law

advertisement
Ringkasan Business Law
Prog Eksekutif B – Kelas 26 B
I.
Pengantar Hukum Bisnis

Ius Constitutum disebut juga hukum positif alias hukum yang berlaku saat
ini (bahasa gampangnya: kenyataan yang ada depan mata);

Ius Constituendum disbeut juga hukum yang ideal atau dicita2kan (alias
hukum yang ngarep)

Pengertian Hukum: Kumpulan kaidah tentang yang idealnya/harusnya
boleh atau tidak boleh dibuat oleh penguasa (negara/masyarakat) yang
berlaku disuatu tempat tertentu dan berisi perintah-larangan-perkenan
sebagai panduan hidup yang sifatnya memaksa  karenanya mengandung
sanksi jika tidak dilakukan.

Klasifikasi Hukum:
i.
Saat Berlaku: -
Ius Constitutum (berlaku saat ini)
Ius Constituendum (Diharapkan
berlaku dimasa
yang akan datang)
ii.
Fungsi:
iii.
Daya Kerja:
iv.
Bentuk:
v.
Wilayah Berlaku : - Nasional
- Internasional
vi.
Isi :
- Lex Specialis (spesifik)
- Lex Generalis (umum)
vii.
Secara Umum
: - Publik (mengatur hubungan negara – warga
negara)
- Private (mengatur hubungan antar sesama warga
negara)
- Materiil (hukum yang isinya peraturan)
- Formil (hukum untuk menegakkan peraturan – hukum
acara  gampangnya ini aturan tata cara di pengadilan)
-
Memaksa
Melengkapi
- Tertulis
- Tidak Tertulis

Fungsi Hukum Bisnis:
a. Fasilitator: memfasilitasi kegiatan bisnis dengan aturan-aturan untuk
melaksanakan kegiatan bisnis tersebut (kalo org mau bikin pt  yang
dipakai hukum perusahaan atau lebih spesifik UU Tentang PT No.
40/2007);
b. Regulator: untuk menciptakan iklim bisnis yang ideal
c. Adjudikator: menyelesaikan jika terjadi sengketa

II.
Kedudukan Hukum Bisnis:
Hukum Perjanjian

Perjanjian ≠ Perikatan

Perikatan  Pasal 1313 KUH Perdata : Suatu perbuatan hukum dengan
mana salah satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang
lain atau lebih.

Perikatan itu bisa terjadi karena: a. Sengaja dibuat melalui perjanjian
b. Perintah undang-undang

Konsekuensi hukum yang mungkin muncul:
tidak dipenuhinya prestasi dalam perjanjian menimbulkan ingkar
janji (wanprestasi);
-

Tidak dipenuhinya suatu prestasi dalam perikatan menimbulkan
konsekuensi hukum sebagai perbuatan melawan hukum (PMH).
Subjek Hukum

Pemilik hak an kewajiban

Terbagi 2: - Natural person (alias manusia)
- Badan Hukum

Baru bisa bertindak kalo:
Natural person: dianggap dewasa
(pengaturan dewasa berbeda2 di
beberapa undang-undang)
-
Badan hukum : diizinkan oleh
hukum (kalo PT udh dpt SK
Pengesahan pendirian dari
Menhukham)

Objek Perjanjian  Yang dapat dikuasai oleh Subjek (benda/hak)

Asas:

i.
Konsesualisme : Perjanjian itu sepanjang para pihak sepakat, bisa
berlaku, tidak perlu syarat formil lain (misal harus
tertulis, harus pake materai, dll)
ii.
Pacta Sunt Servanda:
iii.
Kebebasan Berkontrak: Boleh membuat perjanjian apa saja asal
memenuhi syarat sah (Ps 1337 KUHPerdata)
iv.
Itikad Baik : Perjanjian yang dibuat tidak dengan itikad baik, tidak
memenuhi syarat sah  bisa dibatalkan, bisa juga batal
demi hukum
v.
Forjemajeure : Pihak dalam perjanjian tidak bs dipaksa memenuhi
kewajibannya jika disebabkan oleh keadaan Forje
Majeure
Perjanjian mengikat sebagai UU bagi para
pihak pembuatnya (Ps. 1338 KUHPerdata)
Syarat Sah Perjanjian
Suatu Perjanjian disebut sah mengikat para pihak pembuatnya jika
memenuhi 4 syarat yang tercantum dalam pasal 1320 KUHPerdata:
i. Sepakat (Namanya juga perjanjian, ya yang bikin harus saling
sepakat, setuju untuk melakukan sesuatu)
ii. Cakap (dengan kata lain mampu dan layak melakukan sesuatu; anak
kecil atau orang gila, kan pikirannya berubah-ubah, hari ini mau a
besok belom tentu.. ngga mau kan bikin perjanjian sama orang yang
ngga pasti begini?!)
iii. Hal tertentu (harus jelas apa yang diperjanjikan. Kangen,,rindu ngga
mungkin diperjanjikan…abstrak soalnya)
iv. Sebab yang halal (Perjanjian ya buat yang baek2 aja…. ya kali bikin
perjanjian buat ngeracun Idham…kan ngga mungkin seterang2an itu
kan kitaaa… ngga enak sama Hira lah…)
Download