makalah interaksi sosiologi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Setiap
manusia pasti berhubungan dan saling berkomunikasi satu sama lain. Tanpa
berhubungan dengan orang lain, manusia akan merasa sendiri dan terancam
hidupnya. Disinilah proses interaksi sosial berlangsung, dimana setiap manusia
memiliki timbal balik dan saling mempengaruhi.
Tidak dipungkiri, kita sebagai bagian dari masyarakat di suatu wilayah pasti
pernah mengalami masa-masa kritis. Masa-masa kritis yang dimaksud di sini
adalah masa-masa dimana kita merasa tidak suka terhadap apa yang orang lain
lakukan. Misalnya si A tidak suka apabila si B selalu berhutang kepadanya
meskipun saling bertetangga dengan baik. Hal ini telah biasa terjadi di dalam
lingkungan masyarakat.
Terdapat banyak interaksi sosial yang dapat kita amati. Salah satunya adalah
interaksi sosial yang ada di Karang Lor RW 15. Kerukunan dan keharmonisan yang
ada di Karang Lor adalah suatu dampak atas interaksi sosial yang baik. Namun,
seperti yang telah penulis katakan sebelumnya bahwa ada kondisi-kondisi kritis.
Kondisi kritis tersebut ada di salah satu lingkup masyarakat yang di dalamnya
didominasi oleh satu keturunan tertentu. Dapat langsung dilihat bahwa keadaan ini
dipacu oleh adanya kaum mayoritas yang mengendalikan suatu wilayah dan
memunculkan persaingan bahkan pertentangan di antara masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian interaksi sosial?
2. Apa saja ciri-ciri interaksi sosial?
3. Apa saja bentuk interaksi sosial?
4. Bagaimana dampak dari keberhasilan interaksi sosial?
5. Bagaimana dampak dari kegagalan interaksi sosial?
6. Bagaimana syarat adanya interaksi sosial?
1
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengertian interaksi sosial
2. Mengetahui apa saja ciri-ciri interaksi sosial
3. Mengetahui apa saja bentuk interaksi sosial
4. Mengetahui bagaimana dampak dari keberhasilan interaksi sosial
5. Mengetahui bagaimana dampak dari kegagalan interaksi sosial
6. Mengetahui bagaimana syarat adanya interaksi sosial
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan timbal-balik antar manusia yang saling
mempengaruhi satu sama lain. Interaksi sosial merupakan proses dimana setiap
manusia menjalin kontak dan saling mempengaruhi baik dari segi tindakan ataupun
perbuatan. Interaksi sosial didasarkan pada norma-norma dan nilai-nilai yang
ditetapkan di dalam masyarakat. Keberhasilan interaksi sosial juga sangat
bergantung pada seberapa besar kita menerapkan norma-norma dan nilai-nilai
yang dianut. Oleh karena itu, kesadaran tiap individu sangatlah diharapkan.
Interaksi sosial menurut beberapa ahli :
1. Gilin: Pengertian interaksi sosial menurut gillin bahwa interaksi sosial adalah
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan
antarindividu dan kelompok atau antarkelompok.
2. Macionis: Menurut Macionis bahwa pengertian interaksi sosial adalah proses
bertindak dan membalas tindakan yang dilakukan seseorang dalam hubungan
dengan orang lain.
3. Soerjono Soekanto: Pengertian interaksi sosial menurut Soerjono Soekanto
bahwa interaksi sosial adalah proses sosial mengenai cara-cara berhubungan
yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu
serta menentukan sistem dan hubungan sosial.
4. Broom dan Selznic: Menurut Broom dan Selznic, bahwa pengertian interaksi
sosial adalah proses bertindak yang dilandasi oleh kesadaran adanya orang
lain dan proses menyesuaikan respon (tindak balasan) sesuai dengan
tindakan orang lain.
5. Kimball Young dan Raymond W. Mack: Pengertian interaksi sosial menurut
Kimball Young dan Raymond W. Mack adalah hubungan sosial yang dinamis
dan menyangkut hubungan antarindividu, antara individu dengan kelompok
maupun antara kelompok dengan kelompok lainnya.
3
6. Homans: Menurut Homans, pengertian interaksi sosial adalah suatu kejadian
ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individulain
diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh yang
menjadi pasangannya.
Ciri-ciri interaksi sosial adalah sebagai berikut :

Jumlah pemeran lebih dari satu orang

Terjadi komunikasi antara pelaku melaku kontak sosial

Memiliki maksud atau tujuan yang jelas

Berdasarkan pola suatu sistem sosial tertentu
Syarat-syarat nteraksi sosial menurut Soerjono Soekanto, bahwa interaksi sosial
tidak mungkin terjadi tanpa dengan dua syarat antara lain sebagai berikut

Kontak Sosial, adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain dimana
kontak sosial merupakan awal terjadinya interaksi sosial, dan saling bereaksi
satu dengan yang lain meski tidak bersentuhan fisik.

Komunikasi, adalah adanya kegiatan yang saling menafsirkan perilaku yang
meliputi pembicaraan, gerakan fisik,atau sikap dan perasaan-perasaan.
Ada dua bentuk interaksi sosial yang meliputi :
1. Asosiatif, adalah bentuk interaksi sosial berupa sebuah upaya persatuan
masyarakat yang terbagi lagi menjadi beberapa bentuk antara lain :
a. Kerja Sama (Cooperation), adalah suatu usaha bersama antar individu atau
kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
b. Akomodasi (Accomodation), adalah proses penyesuaian sosial dalam
interaksi antarindividu dan antarkelompok untuk meredakan pertentangan.
c. Asimilasi (Assimilation), adalah proses ke arah peleburan kebudayaan
sehingga setiap pihak dapat merasakan kebudayaan tunggal sebagai milik
bersama.
4
d. Akulturasi (Acculturation), adalah proses yang timbul dari suatu kebudayaan
untuk menerima unsur budaya asing tanpa menyebabkan kebribadian
budaya sendiri hilang.
2. Disosiatif, adalah bentuk interaksi sosial berupa sebuah upaya perpecahan
masyarakat yang terbagi lagi menjadi beberapa bentuk antara lain :
a. Persaingan (Competition), adalah suatu perjuangan dari berbagai pihak yang
lomba-lomba untuk mencapai suatu tujuan yang sama.
b. Kontraversi, adalah suatu bentuk proses sosial yang menunjukkan
ketidaksenangan atau ketidakpuasan terhadap pihak lain baik secara
sembunyi atau terang-terangan.
c. Pertentangan/Konflik Sosial, adalah proses sosial antarperorangan atau
kelompok masyarakat tertentu akibat adanya perbedaan paham dan
kepentingan yang sangat mendasar sehingga menimbulkan adanya
semacam jurang pemisah antara mereka.
B. Interaksi Sosial di Karang Lor RW 15
Masyarakat Karang Lor RW 15 merupakan masyarakat yang hidup damai, rukun
dan berdampingan satu sama lain. Gotong royong selalu dilakukan meski hanya
sekali dalam satu bulan. Pengajian pun dilakukan sekali di ahad terakhir dalam satu
bulan. Masih banyak kegiatan persatuan lainnya yang mempererat hubungan dan
membangun keharmonisan antar masyarakat seperti karang taruna, PKK, dsb.
Masyarakat Karang Lor RW 15 memiliki kedermawanan yang cukup tinggi.
Membagikan makanan olahan atau bahkan bahan mentah sudah menjadi hal yang
wajar bagi mereka. Hal ini memang terlihat sebagai hal yang sepele. Namun, hal itu
dapat menciptakan suatu hubungan kekeluargaan yang sangat erat. Bayangkan
apabila kita mendapatkan suatu kebaikan dari orang terjauh sekalipun. Kita akan
selalu mengingatnya dan akan berusaha untuk membalasnya. Ketika interaksi
berjalan dengan baik, maka proses ini akan terjadi secara berulang-ulang sehingga
timbullah rasa saling melengkapi satu sama lain.
5
Bentuk-bentuk interaksi sosial di Karang Lor RW 15 antara lain :
1. Kerjasama
Di setiap lingkungan masyarakat pasti selalu ada kerjasama yang terjalin.
Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat lepas
dari orang lain. Tidak mungkin kita dapat melakukan apapun yang kita mau
tanpa bantuan orang lain. Kita perlu melakukan kerjasama dengan orang lain
sehingga apa yang kita butuhkan dapat terpenuhi dengan lebih mudah.
Misalnya, kerjasama yang dilakukan oleh keluarga yang akan menggelar
hajatan pernikahan dengan masyarakat sekitar. Pihak keluarga yang akan
menggelar hajatan pernikahan akan meminta bantuan masyarakat sekitar untuk
turut berperan dalam acara tersebut sehingga dapat memeriahkan acara dan
juga melengkapi jalannya acara yang akan berlangsung.
Contoh lainnya adalah kerjasama karang taruna antar RT dalam
pelaksanaan jalan sehat. Setiap tahunnya, warga Karang Lor sepakat untuk
mengadakan jalan sehat bertepatan dengan tanggal kemerdekaan Indonesia.
Pelaksaan ini tentunya membutuhkan peran dari seluruh masyarakat. Bukan
berarti semua warga ikut menggarap acara ini. Hanya perwakilan-perwakilan
saja yang akan menggarapnya. Dalam hal ini, karang taruna dipilih untuk
mewakili pikiran dan tenaga masyarakat. Karang taruna yang notabene adalah
anak-anak muda diyakini mampu berfikir kreatif untuk mengemas acara
tahunan menjadi acara yang menarik. Anak-anak muda diharapkan memiliki
fikiran yang masih segar sehingga mampu menyegarkan masyarakat lainnya
melalui acara jalan sehat tersebut. Hal ini juga tidak mungkin hanya dilakukan
oleh satu karang taruna. Tentunya gabungan karang taruna antar RT akan
menciptakan
lebih
banyak
pemikiran
dan
memperkuat
tercapainya
keberhasilan.
2. Persaingan
Dalam bermasyarakat, kita akan menemukan masa dimana kita merasa
terancam akan kehadiran orang lain di sekitar kita. Hal ini memicu seseorang
untuk bersaing demi mendapatkan sesuatu yang diinginkan atau mendapat
pujian dari orang lain.
6
Ada dua jenis persaingan yaitu persaingan positif dan persaingan
7ember7e. Persaingan positif merupakan persaingan dalam segi yang baik dan
menghasilkan sesuatu yang baik. Biasanya hal ini mendorong seseorang untuk
membuktikan diri sehingga dipandang baik oleh masyarakat. Misalnya pada
lomba kemerdekaan, para peserta bersaing untuk meraih gelar juara. Adapun
persaingan yang 7ember7e merupakan persaingan yang mendorong seseorang
melakukan segala cara agar dapat dinilai paling unggul di antara yang lain.
Misalnya, ada satu keluarga yang dinilai memiliki ekonomi paling tinggi di dalam
masyarakat. Adapula keluarga lain yang sebenarnya juga dalam ekonomi yang
tinggi merasa tidak suka akan hal tersebut karena akan mengancam
keberadaannya dan merasa tersaingi. Hal ini menimbulkan keinginan untuk
menjatuhkan orang lain. Keluarga ini melakukan segala macam cara 7ember7e
seperti menyebarkan berita burung yang tidak baik bahwa kekayaan itu
didapatkan bukan dengan cara yang halal.
3. Pertentangan/pertikaian/konflik
Terlepas dari interaksi positif tersebut, ada sisi dimana masyarakat menjadi
sangat jauh satu sama lain. Hal ini terjadi pada dua titik yang salah satu di
dalamnya bisa dikatakan sebagai ‘kampung keluarga’ dan salah satu lagi
merupakan perkampungan umum. Mengapa dikatakan kampong keluarga?
Karena di sini didominasi oleh satu keturunan yang sama. Hanya terdapat
beberapa rumah yang tidak memiliki hubungan keturunan. Dapat dibayangkan,
betapa akan berbedanya
interaksi masyarakat
dalam
satu
keturunan
dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Ditambah lagi, ‘kampung keluarga’
ini terdapat di sebuah gang kecil yang hanya dapat dilewati satu sampai dua
motor saja.
Pertikaian sering terjadi di ‘kampung keluarga’ ini. Pasalnya, masyarakat
yang bukan merupakan anggota keluarga tersebut merasa diperlakukan tidak
adil. Selain itu, masyarakat menilai bahwa keluarga tersebut bertindak
semaunya sendiri tanpa memperhatikan orang lain. Di gang yang kecil tersebut,
keluarga tersebut dengan sembarangan menggunakan fasilitas-fasilitas orang
lain tanpa izin dari pemiliknya. Misalnya, menjemur pakaian di depan rumah
7
orang lain. Hal ini seharusnya tidak dilakukan karena sang pemilik rumah pasti
merasa tidak nyaman melihat jemuran yang bukan miliknya tergantung di
depan rumahnya dan menutupi cahaya yang masuk. Contoh lain adalah parkir
sembarangan. Dengan jalan yang hanya dapat dilewati oleh satu sampai dua
motor, tidak memungkinkan untuk memparkir sepeda motor di pinggir jalan.
Sehingga, keluarga tersebut menggunakan teras rumah orang lain untuk
memparkir sepeda motornya dikarenakan luas tanah yang mereka miliki
dihabiskan hanya untuk rumah tanpa lahan untuk teras. Setiap pagi, mereka
memenuhi teras orang lain dengan kendaraan mereka bahkan di depan pintu
orang lain. Hal ini jelas membuat sang pemilik rumah merasa geram karena
merasa tidak dihargai. Sang pemilik rumah yang juga memiliki kendaraan tidak
mendapat tempat parkir dan tidak dapat keluar masuk rumah dengan leluasa.
Hal-hal tidak menyenangkan seperti di atas mulai dirasakan seluruh warga
di sekitar. Ketidaknyamanan yang mereka yang ditimbulkan oleh keluarga
tersebut membuat masyarakat sering bergunjing kesal. Gunjingan ini hanyalah
sebatas gunjingan belaka tanpa ada orang yang berani menegur. Salah satu
warga merasa tidak enak untuk mengatakannya langsung karena mengingat
keluarga tersebut adalah tetangga yang akan selalu ditemui setiap harinya.
Beda halnya dengan pertikaian yang kedua. Pertikaian ini berada di
lingkungan yang dinilai cukup elit. Ada satu keluarga yang berhasil menjalan
sebuah usaha percetakan. Hal ini membuatnya terpandang di lingkungan
masyarakat. Namun, ada beberapa sifat yang membuat warga di sekitarnya
tidak suka adalah kurangnya interaksi mereka dengan masyarakat lain.
Keluarga ini hanya berkunjung ke salah satu rumah yang berada di sebelah
rumahnya sedangkan mereka enggan untuk berkunjung ke rumah lainnya. Hal
ini membuat masyarakat berprasangka buruk terhadap mereka.
Keluarga ini juga dinilai sangat pelit dengan masyarakat sekitar. Pasalnya,
keluarga ini tidak pernah memberi santunan apapun kepada keluarga kurang
mampu di lingkungannya. Bahkan, member THR saat Idul Fitri pun tidak
pernah. Keluarga ini hanya memberi santunan kepada hal-hal yang memang
sengaja diminta seperti sponsor kegiatan, hewan qurban, hadiah saat acara8
acara 9embe, sumbangan bencana alam yang diwakili oleh karang taruna, dsb.
Salah satu pelayan di rumahnya pernah mendengar bahwa mereka memang
hanya memberi santunan kepada orang-orang yang membawa dampak positif
bagi mereka. Salah satunya kepada anak-anak panti asuhan. Mereka mengaku
bahwa dengan member santunan kepada anak-anak panti asuhan, mereka
akan mendapatkan doa dari anak-anak tersebut. Apabila mereka memberikan
santunan kepada masyarakat kurang mampu di sekitar, masyarakat tersebut
akan selalu meminta santunan dari mereka.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang dapat saling mempengaruhi
kehidupan masyarakat. Untuk menghasilkan interaksi yang baik, kita harus mampu
memberikan
interaksi
yang
baik
juga
bagi
masyarakat.
Ketika
kita
mengesampingkan interaksi dengan orang lain, maka kita juga akan mengalami
kegagalan dalam bersosialisasi dengan orang lain. Kemampuan berkomunikasi
sangatlah diperlukan untuk menghindari dari kesalahpahaman.
Dalam bermasyarakat, kita menemui berbagai macam permasalahan. Mungkin
kita merasa keharmonisan dan kerukunan dengan sesama. Namun, apabila kita
tidak menjaga interaksi dengan baik maka perpecahaan tidak dapat dihindari.
B. Saran
Kita sebagai masyarakat sosial seharusnya sadar bahwa kita akan selalu hidup
secara berdampingan. Tidak semestinya kita menjudge orang lain tanpa
mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Setiap manusia pasti melakukan
kesalahan. Sudah selayaknya kita saling mengingatkan. Hal ini dapat mempererat
rasa kekeluargaan yang telah atau yang belum terjalin.
10
Download