proteksi sumber daya manusia

advertisement
OLEH :
DEDY ARFIYANTO SE,MM
PROTEKSI SDM
Sistem perlindungan berupa
kompensasi yang tidak dalam
bentuk imbalan , baik langsung
maupun tidak langsung yang
diterapkan oleh perusahaan
kepada pekerja.
BENTUK PROTEKSI SDM
Memberikan rasa aman
 Kesehatan
 Keselamatan kerja

FAKTOR – FAKTOR PENENTU PROTEKSI






Responsibility ( tanggung jawab )
Skill ( Keahlian )
Mental effort ( Kerja otak / mental )
Physical effort ( Kemampuan fisik )
Working condition ( Kondisi kerja )
Goverment Rule ( Peraturan pemerintah )
JENIS SANTUNAN SEBAGAI SARANA PROTEKSI :
 Pemberian imbalan tidak langsung
 Pemberian jaminan Asuransi
 Pemberian jaminan keamanan karyawan
 Pemberian Tunjangan berupa istirahat kerja
 Pemberian tunjangan berupa pengaturan
kerja
 Pemberian santunan lainnya
PEMBERIAN IMBALAN TAK LANGSUNG
1. Imbalan yang dipersyaratkan oleh
ketentuan perundang – undangan ,
seperti jaminan keamanan ,
keselamatan dan kesehatan.
2. Santunan
1. TUJUAN PEMBERIAN IMBALAN
TIDAK LANGSUNG :
a.


b.






Pencapaian tujuan sosial / masyarakat
sarana proteksi tersebut merupakan
usaha pemerintah untuk mengatasi
masalah – masalah sosial.
Dalam kondisi perekonomian yang resesi , pemerintah mengeluarkan insentif
keringan perpajakan bagi perusahan yang memberikan program proteksi
tenaga kerja
Pencapaian tujuan perusahaan
Mengurangi kecemasan karyawan
Mengurangi terjadinya pemogokan karyawan
Memuaskan tujuan pekerja
Membantu proses perekrutan tenaga kerja
Mengurangi perputaran karyawan
Meminimalkan biaya lembur
Lanjutan
c. Pencapaian tujuan karyawan
Keuntungan yang nyata yang diperoleh karyawan
dari perusahaan sebagai pemberi kerja dengan
memberi tunjangan dapat menekan biaya hidup
yang lebih rendah karena adanya jaminan.
Contoh :
Premi asuransi yang ditanggung oleh
perusahaan akan mengurangi
tanggungan karyawan untuk membayar biaya
asuransi , dan
meningkatkan jaminan karyawan
atas
keselamatan kerja
maupun kesehatan.
2. PEMBERIAN JAMINAN ASURANSI
Resiko finansial yang dihadapi oleh
karyawan dan keluarga mereka
dapat disebar atau didervisifikasi
melalui lembaga asuransi ,apabila
resiko yang ditanggung benar –
benar terjadi.
A. Asuransi kesehatan



Asuransi kesehatan merupakan asuransi yang
memberikan perlindungan kepada karyawan
apabila karyawan mengalami masalah
kesehatan yang harus memperoleh
penanganan medis seperti dokter maupun
rumah sakit. Antara lain :
Asuransi medis
Asuransi yang diatur
Asuransi penglihatan , gigi dan kesehatan
mental
B. Asuransi jiwa
Pemberian asuransi jiwa akan dapat memberikan rasa aman
bagi pekerja dalam bentuk proteksi polis kepada keluarga
karyawan apabila terjadi kecelakaan kerja yang dapat
menghilangkan nyawa karyawan atau karyawan mengalami
cacat permanen sehingga tidak dapat bekerja secara
permanen.
C. Asuransi karena ketidakmampuan fisik / mental karyawan
Perusahaan memberlakukan kebijakan pemberian santunan
untuk jangka waktu tertentu , misalnya antara 6 – 12 bulan
, karyawan menerima gaji.
D. Jaminan asuransi lain
3. Jaminan keamanan karyawan
A. Jaminan terhadap pendapatan atas
pekerjaan ( employment income security )
kehilangan pekerjaan ( baik karena PHK atau
sebab lain ) .
B. Jaminan Pensiun
Pensiun merupakan salah satu program
perusahaan dalam rangka memberikan
jaminan keamanan bagi karyawan yang
sudah tidak produktif.
Tunjangan berupa istirahat
kerja
A. Istirahat selama jam kerja ( on
the job breaks )
B. Cuti sakit
C. Cuti dan liburan
D. Bebas dari kehadiran
E. Asuransi pengangguran
4.
5. Tunjangan berupa
pengaturan kerja
A. Waktu kerja yang lebih
pendek
B. Fleksibilitas waktu
C. Pembagian kerja
6. Pemberian santunan kepada
karyawan
A. Santunan Pendidikan
B. Santunan Keuangan
C. Santunan Sosial
1. Pengasuhan anak
2. Perawatan Lansia
3. Bantuan relokasi dan perumahan
16

Dasar dan Peraturan Pemerintah penerapan Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1.
Kecelakaan di tempat kerja sebagian besar disebabkan oleh
faktor manusia
Untuk menjamin Kesehatan dan Keselamatan tenaga kerja,
maupun orang lain yang berada di tempat kerja dalam
keadaaan aman.
Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05 tahun 1996
tentang Sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (SMK3)
2.
3.
4.
17


Menciptakan suatu sistem Kesehatan dan
Keselamatan kerja di tempat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen tenaga kerja, kondisi
lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan
instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan,
lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari
bahaya akibat kecelakaan kerja.
18


Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang
wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan
mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko
kecelakaan kerja (zero accident).
Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya
(cost) perusahaan, melainkan harus dianggap
sebagai bentuk investasi jangka panjang yang
memberi keuntungan yang berlimpah pada masa
yang akan datang.
19
TINDAKAN TIDAK AMAN
Adalah suatu pelanggaran terhadap prosedur
keselamatan yang memberikan peluang terhadap
terjadinya kecelakaan
KONDISI TIDAK AMAN
Adalah suatu kondisi fisik atau keadaan yang
berbahaya yang mungkin dapat langsung
mengakibatkan terjadinya kecelakaan
20







Kurang pengetahuan
Kurang terampil/ pengalaman
Tidak ada kemauan
Faktor kelelahan
Jenis pekerjaan yg tidak sesuai
Gangguan mental
Kesalahan dalam sifat dan tingkah laku manusia
21
• Mengambil posisi pada tempat yang
berbahaya
• Membetulkan mesin dalam keadaan jalan
• Lalai memberikan peringatan atau lupa
mengamankan tempat kerja
• Bersenda gurau tidak pada tempatnya
• Memaksakan diri untuk bekerja walaupun
sakit
• Merancang /memasang peralatan tanpa
pengaman
22





Pelindung atau
pembatas/pengaman yang
tidak memadai
Peralatan/ perkakas dan
bahan yang rusak tetap
digunakan
Penempatan barang yang
salah
Sistem peringatan yang
tidak memadai
Pengabaian terhadap
perkiraan bahaya
kebakaran/peledakan
• Kebersihan lingkungan kerja
yang jelek
• Polusi udara di ruangan kerja
(gas, uap, asap, debu, dsb.)
• Kebisingan yang berlebihan
• Pemaparan Radiasi
• Ventilasi yang tidak memadai
• Penerangan yang tidak
memadai
23
Faktor-Faktor Lingkungan Kerja
Faktor Fisika
bising, getaran, radiasi,
Penerangan kurang
baik, temperature
extremes
Faktor Kimia
Faktor Biologi
virus, bakteri, jamur,
parasites, insects, dll
debu, gas, uap,
asap, kabut, dll.
Faktor Ergonomi
Tenaga terlalu diporsir, berdiri
lama/berlebihan, salah gerakan, angkat
beban terlalu berat, job monotony, dll
Faktor Psikologi
Hub dg : orang, pekerjaan, dan lingk. kerja
Bagian dari sistem manajamen secara
keseluruhan yang dibutuhkan bagi :
pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3
dalam rangka pengendalian resiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif
25

Perusahaan dengan :
- tenaga kerja 100 orang atau lebih dan atau
- potensi bahaya peledakan,
kebakaran, pencemaran dan penyakit
akibat kerja
Pasal 3 Per. Menaker No.05/Men/1996
26
Peningkatan K3 secara terus menerus dengan pola mandiri
Bagian dari sistem pengawasan K3
Bersifat wajib
Sejalan dengan kaidah internasional
Diaudit oleh Badan Audit Independen (eksternal)
Dilakukan oleh Auditor
27
Download