GAMBARAN LEVEL SUBMIKROSKOPIK UNTUK

advertisement
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 42-59
e-ISSN 2477-2038
Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA
GAMBARAN LEVEL SUBMIKROSKOPIK UNTUK MENUNJUKKAN
PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI PERSAMAAN KIMIA
DAN STOIKIOMETRI
(Diterima 30 September 2015; direvisi 10 Oktober 2015; disetujui 12 November 2015)
Robby Zidny1, Wahyu Sopandi2, Ali Kusrijadi3
1
Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang
Email: [email protected]
2,3
Pendidikan Kimia, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Abstract
Submicro diagrams can be used as an assessment to determine the understanding of
chemical concepts. Students can visualize a concept and develop a mental model for the
concept through the submicro diagrams. The purpose of this study was to get
submicroscopic level description that shows students understanding to chemical
equations and stoichiometry. This research used descriptive method. The subjects were
10 grade high school students in Bandung. The research instrument is a diagnostic test of
concepts understanding that involve the use of submicro diagrams. The results of
diagnostic tests shows that only a small percentage of students are categorized in the
level of understanding of concepts. While the rest are scattered into the level understand
the concepts partially, understand the concepts with specific misconceptions,
misconceptions and do not understand the concept. Students did not have full
understanding of the concepts and misconceptions is due to weakness ability of students
to interpreting the explanation of symbolic form into the submicro diagram model and
vice versa.
Keywords: Submicro Diagram, Concepts Understanding, Chemical Equation,
Stoikiometry.
Abstrak
Diagram submikroskopik dapat digunakan sebagai alat uji untuk mengetahui pemahaman
konsep kimia. Siswa dapat memvisualisasikan konsep dan mengembangkan model
mental untuk konsep tersebut melalui diagram submikroskopis. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mendapatkan gambaran level submikroskopik yang menunjukan
pemahaman konsep siswa pada materi persamaan kimia dan stoikiometri. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa SMA kelas 10 di Kota
Bandung. Instrumen penelitian berupa tes diagnostik pemahaman konsep yang
melibatkan penggunaan diagram submikroskopik. Hasil tes diagnostik pemahaman
konsep dengan menggunakan diagram submikroskopik menunjukkan bahwa
hanya sebagian kecil siswa yang termasuk dalam tingkat paham konsep.
Sedangkan sisanya tersebar kedalam tingkat paham sebagian konsep, paham
sebagian dengan spesifik miskonsepsi, miskonsepsi dan tidak paham konsep.
Tidak dimilikinya pemahaman konsep secara utuh dan miskonsepsi pada siswa
salah satunya disebabkan oleh lemahnya kemampuan siswa dalam menafsirkan
penjelasan dari bentuk simbolik ke dalam bentuk model diagram submikroskopik
dan sebaliknya.
Kata Kunci: Diagram Submikroskopik, Pemahaman Konsep, Persamaan Kimia,
Stoikiometri.
42
dapat
PENDAHULUAN
Ilmu kimia merupakan bagian dari
larut
dalam
memerlukan
air.
suatu
Level
ini
representasi
ilmu pengetahuan alam (IPA) yang
mikroskopik untuk menjelaskan suatu
secara
gejala (Treagust, et al., 2003).
khusus
mempelajari
tentang
struktur, susunan, sifat, dan perubahan
Level submikroskopik, yaitu suatu
materi, serta energi yang menyertai
fenomena kimia yang tidak dapat mudah
perubahan materi. Johnstone (dalam
dilihat secara langsung, dan ketika
Treagust et al., 2003) mendeskripsikan
prinsip
bahwa fenomena kimia dapat dijelaskan
sebagai sesuatu yang benar dan nyata,
dengan tiga level representasi yang
itu tergantung pada teori atom materi.
berbeda,
Level
yaitu
makroskopik,
sub-
dan
komponennya
submikroskopik
diterima
digambarkan
mikroskopik dan simbolik. Masing-
oleh teori atom materi, dalam istilah
masing level representasi kimia tersebut
partikel seperti elektron, atom dan
diperlihatkan pada gambar 1.
molekul yang secara umum berkenaan
dengan level molekuler (Davidowitz, et
Makro
al., 2010). Representasi ini seringkali
menimbulkan miskonsepsi pada siswa.
Hal
ini
diakibatkan
keterbatasan
pandangan mereka untuk menjadikan
suatu tiruan dari sesuatu yang nyata
Sub-mikro (partikulat)
menjadi alat kuat pada pengembangan
Simbolik
model
Gambar 1. Level Representasi Kimia
Level
makroskopik,
mental
dari
gejala
kimia
(Treagust, et al., 2003).
yaitu
Sedangkan level simbolik, yaitu
fenomena kimia yang benar-benar dapat
suatu representasi dari fenomena kimia
diamati secara langsung termasuk di
yang bervariasi termasuk di dalamnya
dalamnya pengalaman siswa setiap hari
model-model, gambar-gambar, aljabar,
(Treagust, et al., 2003). Johnstone
dan bentuk komputasi (Johnstone dalam
(dalam Treagust, et al., 2003) juga
Treagust, et al., 2003). Selain itu level
mengemukakan kembali bahwa level
simbolik
makroskopik
yang
merepresentasikan bentuk materi kimia
berhubungan dengan suatu gejala kimia
dalam bentuk formula atau persamaan
adalah
level
yang dapat dilihat atau dapat dirasakan
merupakan
level
yang
reaksi (Dori and Hercovitz, 2003).
dengan panca indera. Gejala yang
Sebuah
termasuk ke dalam level mikroskopik
menggambarkan
alat
sesuatu
untuk
seperti
adalah seperti bagaimana garam padat
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 42-59
e-ISSN 2477-2038
43
Robby Zidny, dkk
dapat
keterampilan proses menunjukan sebuah
memberikan pelajar sebuah cara
ketidakselarasan pemahaman konseptual
untuk memvisualisasikan konsep dan
telah dilaporkan oleh beberapa literatur
mengembangkan
(Niaz and Robinson, 1992; Nakhleh, et
diagram
atau
gambar
model
mental
al., 1996; BouJaoude and Barakat, 2000;
untuk konsep tersebut (Gabel dalam
Sanger, 2005; Papaphotis dan Tsaparlis
Davidowitz, et al., 2010).
(2008) dalam Davidowitz, et al., 2010).
Diagram kimia digunakan untuk
merepresentasikan
untuk
informasi
menggambarkan
memberikan
sebuah
sebuah
Stoikiometri dan persamaan kimia
kimia,
merupakan materi kimia yang bersifat
ide,
abstrak
penjelasan,
selama
untuk membuat hipotesis (Davidowitz,
Suyono
tiga dimensi, atau partikel tunggal
dalam
and Treagust, 2008). Nilai sebuah
dapat
digunakan
sebagai
untuk
alternatif
gambaran
pemahaman
kimia dan stoikiometri.
dan
METODE PENELITIAN
Penelitian
menyelesaikan soal algoritmik kimia,
metode
mereka mendapatkan kesulitan dalam
ini
deskriptif,.
menggunakan
Subjek
penelitian ini adalah
menjawab soal konsep kimia pada topik
pada
siswa kelas X
semester dua pada salah satu SMA
yang sama. Kemampuan siswa untuk
Negeri
menyelesaikan soal kimia menggunakan
penjelasan
submikroskopik
konsep siswa pada materi persamaan
level
menunjukan bahwa ketika siswa dapat
tanpa
permasalahan
diagram
mengetahui
Gilbert (2003) menggunakan diagram
algoritmik
menyelesaikan
terhadap pelajaran kimia. Penggunaan
dalam
Nurrenbern dan Pickering dalam
kimia,
pada
kimia dan kurangnya minat siswa
level
Davidowitz, et al., 2010).
submikroskopoik
menunjukkan
rendahnya pemahaman konsep-konsep
tergantung pada konsistensinya dengan
menggambarkan
(2009)
hitungan kimia (stoikiometri), akibat
dengan sebuah konsep yang abstrak
untuk
pada
yang menyangkut reaksi kimia dan
hubungan
(Giordan
terfokus
umumnya siswa mengalami kesulitan
versus partikel banyak (Chittleborough
pemahamannya
hanya
tujuan pembelajaranya. Hasil penelitian
statis atau dinamis, dua dimensi atau
dan
ini
penggunaan algoritmik dalam mencapai
et al., 2010). Diagram dapat bersifat
pelajar
pemahaman
Pembelajaran yang sering dilakukan
membuat prediksi dan kesimpulan serta
kebutuhan
memuat
konsep dan pemahaman algoritmik.
menghadirkan gambar visual, untuk
diagram dalam membuat
yang
di
penelitian
Kota
Bandung.
meliputi
Tahap
perencanaan,
dan
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 42-59
e-ISSN 2477-2038
44
Robby Zidny, dkk
pengumpulan data, analisis data dan
atau molekul zat-zat yang bereaksi dan
pengambilan
zat-zat hasil reaksi”.
kesimpulan.
Instumen
yang digunakan dalam penelitian adalah
Untuk mengetahui pemahaman
tes diagnosis pemahaman konsep yang
siswa terhadap konsep ini digali dengan
telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
pertanyaan yang menuntut siswa untuk
Tes ini berbentuk essay berstruktur yang
menuliskan persamaan reaksi kimia
disajikan
diagram
setara dengan perbandingan koefisien
submikroskopik yang harus dipecahkan
yang sederhana berdasarkan diagram
oleh siswa untuk menjawab pertanyaan-
submikroskopik yang merepresentasikan
pertanyaan yang didasarkan berdasarkan
reaksi antara zat A dan zat B2 seperti
diagram submikroskopik tersebut. Untuk
yang ditunjukan pada Gambar 2.
dalam
menjawab pemecahan masalah tersebut
siswa dituntut menggabungkan konsepkonsep dan aturan-aturan yang telah
diperoleh sebelumnya.
Interpretasi hasil tes diagnostik
dideskripsikan
dengan
menampung
semua jawaban siswa yang beraneka
ragam
kemudian
Gambar 2. Diagram Submikroskopik
diklasifikasikan
Reaksi antara A dan B2
berdasarkan kriteria tingkap pemahaman
Hasil
konsepnya. Kriteria tingkat pemahaman
sebagian
dengan
dapat
Sebaran jawaban siswa pada konsep
dimodifikasi yaitu
perbandingan
paham konsep, paham sebagian konsep,
aham
siswa
dikelompokan menjadi 3 tipe jawaban.
konsep menurut Morgil dan Yoruk
(2006) yang telah
jawaban
koefisien
dalam
persamaan reaksi kimia dapat disajikan
spesifik
dalam Gambar 3 di bawah ini :
miskonsepsi, miskonsepsi dan tidak
paham konsep.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pemahaman Konsep Siswa pada
Materi Persamaan Kimia
Pemahaman
“perbandingan
tentang
koefisien
persamaan reaksi
kimia
konsep:
dalam
merupakan
Gambar 3. Grafik Sebaran Jawaban
perbandingan sederhana jumlah mol
Siswa pada Perbandingan Koefisien
dalam Persamaan Reaksi Kimia
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 42-59
e-ISSN 2477-2038
45
Robby Zidny, dkk
Hasil tes diagnostik pemahaman
konsep
siswa
ini,
yang tidak utuh tentang perbandingan
menunjukan bahwa hampir separuhnya
koefisien dalam persamaan reaksi kimia.
menjelaskan pada tipe 1, yaitu siswa
Hal
menuliskan persamaan reaksi setara
jawaban
secara
perbandingan
perbandingan koefisien pada pereaksi
koefisien yang sederhana (2A + B2 
dan hasil reaksi yang sama dengan
2AB). Ini menunjukan bahwa siswa
jumlah molekul pereaksi dan hasil reaksi
memahami konsep bahwa perbandingan
seperti pada diagram submikroskopik.
koefisien
reaksi
Siswa menenjemahkan diagram secara
menunjukan perbandingan jumlah mol
langsung ke dalam persamaan reaksi
atau molekul zat-zat yang bereaksi dan
simbolik
zat-zat hasil reaksi. Hal ini ditunjukkan
perbandingan koefisien ke bentuk yang
dengan jawaban siswa yang menuliskan
sederhana.
perbandingan koefisien dengan bilangan
jawaban tersebut, tipe jawaban siswa ini
bulat yang sederhana sesuai dengan
dikategorikan kedalam tingkat paham
perbandingan pereaksi dan hasil reaksi
sebagian konsep. Sisanya, sebanyak
pada diagram submikroskopik. Siswa
20,00% siswa menunjukan persamaan
dapat mengidentifikasi produk sebagai
reaksi
AB dan menyadari bahwa persamaan
mendeskripsikan bahwa siswa tidak
reaksi setara selalu ditulis dengan
menyadari
menggunakan perbandingan koefisien
representasi fenomena submikroskopik
yang paling sederhana untuk pereaksi
suatu reaksi kimia yang di tampilkan
dan hasil reaksi (Davidowitz, et al.,
melalui diagram, hal tersebut bisa
2010). Berdasarkan deskripsi jawaban
disebabkan karena siswa mendapatkan
tersebut,
ini
kebingungan tentang struktur atom dan
dikategorikan kedalam tingkat paham
molekul yang ditampilkan sehingga
konsep.
mendapatkan
tepat
untuk
dengan
dalam
tipe
konsep
bahwa siswa menunjukkan pemahaman
persamaan
jawaban
siswa
tersebut
ditunjukkan
siswa
yang
tanpa
menuliskan
mengkonversi
Berdasarkan
pada
tipe
dan
dengan
3.
deskripsi
Hasil
tidak
kesulitan
mengerti
dalam
Selanjutnya, berdasarkan sebaran
mempertautkan
hasil jawaban hampir separuhnya juga
submikroskopik
siswa menunjukan persamaan reaksi
kimia simbolik. Pada jawaban pertama
pada tipe 2, yaitu siswa menuliskan
tipe 3 (2A + B2  2AB2), siswa
persamaan reaksi secara benar dengan
mengidentifikasi hasil reaksi sebagai
koefisien yang belum disederhanakan
agregat (AB2), dengan menggabungkan
(6A + 3B2  6AB). Ini menunjukkan
A dan B2. Dan pada jawaban kedua
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 42-59
e-ISSN 2477-2038
46
representasi
ini
dengan
diagram
persamaan
Robby Zidny, dkk
tipe 3 (6A + 3B2  3A2B2), siswa juga
mengidentifikasi hasil reaksi sebagai
agregat
(3A2B2).
Siswa
melihat
penyetaraan reaksi sederhana sebagai
aplikasi dari serangkaian aturan-aturan,
dan
kemungkinan
tidak
membuat
Gambar 4. Diagram Submikroskopik
hubungan antara representasi simbolik
Reaksi antara H2 dan O2
reaksi kimia dan perubahan kimia nyata
Hasil
jawaban
siswa
dapat
yang terjadi (Laugier and Dumon, 2004
dikelompokan menjadi 4 tipe jawaban.
dalam Chittleborough, et al., 2010).
Sebaran jawaban siswa pada konsep
Berdasarkan deskripsi jawaban tersebut,
interpretasi
tipe jawaban siswa ini dikategorikan
terhadap
kedalam tingkat tidak paham konsep.
simbolik dapat disajikan dalam Gambar
Pemahaman
“Dalam
tentang
konsep:
reaksi
kimia,
suatu
atau
penafsiran
persamaan
reaksi
siswa
kimia
5 di bawah ini :
perbandingan jumlah zat-zat pereaksi
yang dicampurkan atau direaksikan
tidak selalu sama dengan perbandingan
koefisien reaksinya, sehingga ada zat
pereaksi yang akan bersisa pada saat
keadaan akhir reaksi”.
Pemahaman siswa pada konsep ini
digali dengan pertanyaan yang menuntut
Gambar 5. Grafik sebaran jawaban
siswa untuk menggambarkan diagram
siswa pada konsep interpretasi atau
submikroskopik partikel-partikel yang
penafsiran siswa terhadap persamaan
ada pada keadaan akhir reaksi yang
reaksi kimia simbolik
ditunjukan dalam Gambar 4 berdasarkan
persamaan
reaksi
simbolik
Hasil tes diagnostik pemahaman
yang
konsep
diketahui: 2H2(g) + O2(g)  2H2O(g).
siswa
menunjukan
untuk
bahwa
konsep
sebagian
ini,
besar
menjelaskan pada tipe 1, yaitu siswa
menggambarkan dengan benar jumlah
dan jenis tiap molekul H2O yang
terbentuk serta pereaksi berlebih yang
tersisa (H2) seperti yang ditunjukan pada
Gambar 6.
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 42-59
e-ISSN 2477-2038
47
Robby Zidny, dkk
dikategorikan kedalam tingkat paham
konsep.
Selanjutnya, berdasarkan sebaran
hasil jawaban sebagian kecil siswa
Gambar 6. Deskripsi Jawaban Diagram
(23,33%) menjelaskan pada tipe 2, yaitu
Submikroskopik Reaksi O2 dan H2
menggambarkan dengan benar jumlah
Siswa pada Tipe 1
dan jenis tiap molekul H2O yang
Ini menunjukkan bahwa siswa
terbentuk namun tidak menggambarkan
memahami bahwa di dalam suatu reaksi
pereaksi berlebih yang tersisa (H2)
kimia, perbandingan jumlah zat-zat
seperti
pereaksi
Gambar 7.
yang
dicampurkan
atau
yang
ditunjukkan
pada
direaksikan tidak selalu sama dengan
perbandingan
koefisien
reaksinya,
sehingga ada zat pereaksi yang akan
bersisa pada saat keadaan akhir reaksi.
Gambar 7. Deskripsi Jawaban Diagram
Hal ini ditunjukkan dengan jawaban
Submikroskopik Reaksi O2 dan H2
siswa yang menggambarkan dengan
Siswa pada Tipe 2
benar 4 molekul H2O yang terbentuk
Ini menunjukkan bahwa siswa
serta adanya pereaksi H2 yang tersisa
(4H2O
+
H2).
Siswa
memiliki pemahaman yang tidak utuh
dapat
tentang penafsiran terhadap persamaan
menggambarkan dengan benar bentuk
reaksi kimia simbolik. Hal tersebut
molekul H2O dan menyadari koefisien
ditunjukkan dengan jawaban siswa yang
dalam persamaan persamaan reaksi
setara
menunjukan
menggambarkan
perbandingan
terbentuk
sehingga
yang bersisa (4H2O). Siswa dapat
memahami perbandingan H2 dan O2
di akhir reaksi. Siswa juga memahami
yang bereaksi berdasarkan perbandingan
berlakunya hukum konservasi massa
koefisian
dalam suatu reaksi kimia biasa, dengan
terbentuk,
reaksi. Berdasarkan deskripsi jawaban
siswa
persamaan
reaksi
dengan benar jumlah molekul H2O yang
sama pada keadaan awal dan akhir
jawaban
dalam
simbolik, sehingga dapat meramalkan
menggambarkan jumlah partikel yang
tipe
4
tidak menyertakan H2 sebagai pereaksi
dapat
mengidentifikasi adanya zat yang tersisa
tersebut,
benar
molekul H2O yang terbentuk namun
pereaksi yang bereaksi dan hasil reaksi
yang
dengan
namun
tidak
menyadari
bahwa perbandingan jumlah zat-zat
ini
pereaksi
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 42-59
e-ISSN 2477-2038
48
yang
dicampurkan
atau
Robby Zidny, dkk
direaksikan tidak selalu sama dengan
dan arti dari koefisien dalam persamaan
perbandingan
reaksi
koefisien
reaksinya,
dengan
menganggap
bahwa
sehingga tidak dapat mengidentifikasi
koefisien tersebut menyatakan jumlah
pereaksi bersisa pada saat keadaan akhir
hasil reaksi dan bukan menganggap
reaksi. Siswa juga tidak menyadari
koefisien sebagai perbandingan jumlah
berlakunya hukum konservasi massa
zat-zat yang bereaksi dan hasil reaksi.
dalam suatu reaksi kimia biasa, dengan
Sedangkan pada jawaban tipe 4 siswa
menunjukan adanya partikel yang hilang
mengalami
(partikel
menggambarkan terbentunya molekul
H2)
pada
akhir
berdasarkan
reaksi
penggambaran
submikroskopiknya.
agregat
miskonsepsi
(H4O2).
dengan
Mereka
memiliki
Berdasarkan
pemahaman yang berbeda akan maksud
deskripsi jawaban tersebut, tipe jawaban
dan arti dari koefisien dalam persamaan
siswa ini dikategorikan kedalam tingkat
reaksi dan menganggap 2 molekul H2O
paham sebagian konsep.
dalam persamaan reaksi kimia simbolik
Sisanya, sebanyak 16,67% dan
sebagai molekul agregasi (1H4O2) yang
3,33% siswa menunjukan jawaban pada
menunjukan
miskonsepsi
tipe 3 dan 4 seperti yang ditunjukan
tentang gambaran bentuk molekul pada
pada Gambar 8.
level
submikroskopik.
mereka
Berdasarkan
deskripsi jawaban tersebut, tipe jawaban
siswa ini dikategorikan kedalam siswa
yang mengalami miskonsepsi.
Tipe 3
Tidak
Tipe 4
dimilikinya
pemahaman
konsep secara utuh dan miskonsepsi
Gambar 8. Deskripsi Jawaban Diagram
pada siswa salah satunya disebabkan
Submikroskopik Reaksi O2 dan H2
oleh lemahnya kemampuan siswa dalam
Siswa pada Tipe 3 dan 4
menafsirkan penjelasan dari bentuk
Hasil
3
simbolik kedalam bentuk model diagram
menunjukan bahwa siswa mengalami
submikroskopik dan sebaliknya Tanpa
miskonsepsi dengan menggambarkan
pemahaman yang tepat dari konsep yang
jumlah molekul H2O yang terbentuk
mendasarinya, siswa tidak mampu untuk
sama dengan jumlah koefisien H2O pada
menerjemahkan
persamaan reaksi simbolik. Siswa belum
representasi
memahami
lainnya (Wu, et al., 2001)
dengan
jawaban
konsep
baik.
pada
tipe
koefisien
Mereka
reaksi
suatu
kedalam
bentuk
bentuk
yang
memiliki
pemahaman yang berbeda akan maksud
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 42-59
e-ISSN 2477-2038
49
Robby Zidny, dkk
B. Pemahaman Konsep Siswa pada
Hasil tes diagnostik pemahaman
Materi Stoikiometri
Pemahaman
konsep
tentang
konsep:
siswa
menunjukan
untuk
bahwa
konsep
sebagian
ini,
besar
“Dalam suatu reaksi kimia biasa,
menjelaskan pada tipe 1, yaitu siswa
massa atau jumlah zat-zat sebelum
menggambarkan dengan benar jumlah
dan sesudah reaksi adalah sama”.
dan jenis tiap molekul NH3 yang
dengan
terbentuk serta pereaksi berlebih yang
pertanyaan yang menuntut siswa untuk
tersisa (N2) seperti yang ditunjukan pada
menggambarkan
Gambar 11.
Konsep
ini
digali
diagram
submikroskopik partikel-partikel yang
ada pada keadaan akhir reaksi yang
ditunjukan dalam Gambar 9.
Gambar 11. Deskripsi Jawaban Diagram
Submikroskopik Reaksi N2 dan H2
Siswa pada Tipe 1
Ini menunjukkan bahwa siswa
memiliki pemahaman bahwa dalam
suatu reaksi kimia biasa, massa atau
Gambar 9. Diagram Submikroskopik
jumlah zat-zat sebelum dan sesudah
Reaksi antara N2 dan H2
reaksi adalah sama. Hal ini ditunjukkan
Hasil
jawaban
siswa
dapat
dengan
jawaban
siswa
yang
dikelompokan menjadi 5 tipe jawaban.
menggambarkan
Sebaran jawaban siswa dapat disajikan
molekul NH3 yang terbentuk serta
dalam Gambar 10.
adanya pereaksi N2 yang tersisa (6NH3
dengan
benar
6
+ N2). Siswa memahami bahwa jumlah
zat yang bereaksi dan jumlah zat hasil
reaksi adalah sama sehingga mereka
dapat menggambarkan dengan benar
jenis dan jumlah molekul yang terbentuk
pada keadaan akhir reaksi.
Gambar 10. Grafik Sebaran Jawaban
Selanjutnya, sebagian kecil siswa
Siswa pada Konsep Penentuan Jumlah
(13,33%) menjelaskan pada tipe 2, yaitu
dan Jenis Tiap Molekul Setelah Keadaan
menggambarkan dengan benar jumlah
Akhir Reaksi
dan jenis tiap molekul NH3 yang
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 42-59
e-ISSN 2477-2038
50
Robby Zidny, dkk
terbentuk namun tidak menggambarkan
pereaksi berlebih yang tersisa (N2)
seperti yang ditunjukkan pada Gambar
12.
Gambar 13. Deskripsi Jawaban Diagram
Submikroskopik Reaksi N2 dan H2
Siswa pada Tipe 3
Sebanyak
Gambar 12. Deskripsi Jawaban Diagram
menjelaskan
Submikroskopik Reaksi N2 dan H2
pada
tipe
siswa
4
dengan
menggambarkan jumlah molekul NH3
Siswa pada Tipe 2
Berdasarkan
16,67%
gambar
yang terbentuk sebanyak 8 molekul
diagram
submikroskopisnya menunjukkan ada
(Gambar
zat yang hilang setelah keadaan akhir
miskonsepsi
reaksi yaitu 1 molekul N2. Siswa belum
nitrogen sebagai pereaksi pembatasnya,
memahami
sehingga
dengan
baik
hukum
14).
Siswa
dengan
mengalami
menganggap
berdasarkan
konservasi materi dalam suatu reaksi
submikroskopik
kimia
submikroskopik.
gambarkan, semua molekul nitrogen
Mereka hanya mampu memprediksi
(6 molekul) habis bereaksi menjadi 8
jumlah molekul hasil reaksi namun
molekul amonia. Miskonsepsi siswa ini
mengabaikan hukum konservasi massa
disebabkan karena siswa menganggap
dalam suatu reaksi kimia.
jumlah molekul yang terkecil dalam
pada
level
pereaksi
Ada miskonsepsi yang ditemukan
gambar
submikroskopisnya
N2)
mereka
merupakan
pereaksi pembatas.
pada jawaban siswa pada tipe 3.
Berdasarkan
(molekul
yang
diagram
diagram
(Gambar
13),
menunjukkan terbentuknya 2 molekul
ammonia
(NH3),
miskonsepsi
siswa
dengan
mengalami
menganggap
Gambar 14. Deskripsi Jawaban Diagram
jumlah molekul NH3 yang terbentuk
Submikroskopik Reaksi N2 dan H2
sama dengan jumlah koefisien dalam
Siswa pada Tipe 4
persamaan reaksi simboliknya (2NH3).
Sisanya, sebanyak 3,33% siswa
menjawab pada tipe 5 dan 6,67% tidak
dapat menjawab. Pada jawaban tipe 5,
secara
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 42-59
e-ISSN 2477-2038
51
konsisten
siswa
mengalami
Robby Zidny, dkk
miskonsepsi dengan menggambarkan
terbentunya
molekul
agregat
(NH6)
(Gambar 15) seperti yang ditemukan
pada tipe jawaban konsep persamaan
kimia.
Gambar 16. Grafik sebaran jawaban
siswa pada konsep penentuan persamaan
Gambar 15. Deskripsi Jawaban Diagram
reaksi kimia setara berdasarkan
Submikroskopik Reaksi N2 dan H2
penggambaran diagram submikroskopik
Siswa pada Tipe 5
Pemahaman
tentang
“Persamaan
reaksi
kimia
menunjukan
perbandingan
Selanjutnya tipe jawaban siswa ini
konsep:
di
setara
cocokkan
submikroskopik
koefisien
gambarkan.
dengan
yang
diagram
telah
mereka
1
berikut
Tabel
jumlah atom atau molekul pereaksi dan
menunjukkan
hasil reaksi, dengan demikian pereaksi
persamaan reaksi berdasarkan diagram
yang bersisa pada akhir reaksi tidak
submikroskopik yang digambarkan.
dilibatkan dalam persamaan reaksi”
Tabel 1. Sebaran Jawaban Persamaan
Pemahaman siswa pada konsep
Reaksi
ini digali dengan pertanyaan yang
menuntut
siswa
untuk
sebaran
jawaban
Berdasarkan
Biagram
Submikroskopik yang Digambarkan
menuliskan
persamaan reaksi kimia setara dengan
Diagram Sub
mikroskopik
Siswa
perbandingan koefisien yang sederhana
berdasarkan diagram submikroskopik
yang
telah
mereka
digambarkan
% Jawaban
pada
Persamaan
Reaksi Tipe 1
(2N2(g) + 3
H2(g)  2
NH3)
% Jawaban
pada
Persamaan
Reaksi Tipe 2
(4N2(g) + 9
H2(g)  6
NH3 + N2)
% Jawaban
pada
Persamaan
Reaksi Tipe 3
(Persamaan
Reaksi Tidak
Setara)
berdasarkan diagram submikroskopik
(Gambar 9). Hasil jawaban siswa dapat
dikelompokan menjadi 4 tipe jawaban.
Sebaran jawaban siswa pada konsep
penentuan persamaan reaksi kimia setara
berdasarkan
penggambaran
diagram
submikroskopik dapat disajikan dalam
Tipe
1
Tipe
2
Tipe
3
Tipe
4
Tipe
5
20%
10%
3,33
%
10%
3,33
%
30%
-
-
-
-
-
-
-
3,33
%
-
Grafik 16 berikut ini.
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 42-59
e-ISSN 2477-2038
52
Robby Zidny, dkk
Hasil tes diagnostik pemahaman
konsep
siswa
untuk
konsep
yang bersisa pada akhir reaksi tidak
ini,
dilibatkan dalam persamaan reaksi. Jadi
menunjukan bahwa hampir separuhnya
20% siswa tersebut dapat dikategorikan
menjelaskan pada tipe 1, yaitu siswa
kedalam siswa yang paham konsep.
menuliskan persamaan reaksi setara
secara
tepat
dengan
10% dari 46,67% yang menjawab
perbandingan
persamaan
reaksi
pada
tipe
1
koefisien yang sederhana (2N2(g) +
menggambarkan
3H2(g)  2NH3). Namun ada temuan
submikroskopik tipe 2, Gambar 18
yang menarik disini bahwa dari 46,67%
berikut
yang menjawab pada tipe 1 hanya ada
jawabannya.
20%
siswa
yang
diagram
menunjukkan
deskripsi
mampu
menggambarkan
diagram
submikroskopik dengan benar (diagram
Gambar 18. Deskripsi jawaban
tipe
persamaan reaksi siswa tipe 1
1).
Gambar
17
menunjukan
menggambarkan diagram
deskripsi jawaban persamaan reaksi
siswa
yang
dapat
submikroskopik tipe 2
menggambarkan
Berdasarkan
diagram submikroskopik dengan benar.
siswa
jawaban
berhasil
tersebut
menginterpretasi
gambaran submikroskopiknya kedalam
bentuk persamaan reaksi setara dengan
Gambar 17. Deskripsi jawaban
perbandingan koefisien yang sederhana,
persamaan reaksi tipe 1 yang dapat
namun pemahaman mereka belum utuh
menggambarkan diagram
karena belum memahami berlakunya
submikroskopik dengan benar
Berdasarkan
siswa
berhasil
jawaban
hukum konservasi massa. Jadi 10%
tersebut
siswa
menginterpretasi
Sedangkan sisanya 16,67% dari
perbandingan koefisien yang sederhana
46,67
dengan tanpa menyertakan pereaksi
bersisa di akhir jawabannya. Artinya
menunjukan
perbandingan
%
siswa
persamaan
reaksi
yang
pada
menggambarkan
siswa benar-benar memahami bahwa
kimia
dikategorikan
konsep.
bentuk persamaan reaksi setara dengan
reaksi
dapat
kedalam siswa yang paham sebagian
gambaran submikroskopiknya kedalam
persamaan
tersebut
menjawab
tipe
1,
diagram
submikroskopik pada tipe 3, tipe 4, dan
setara
5 mengalami miskonsepsi pada level
koefisien
submikroskopik,
jumlah atom atau molekul pereaksi dan
namun
berhasil
menuliskan persamaan reaksi setara
hasil reaksi, dengan demikian pereaksi
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 42-59
e-ISSN 2477-2038
53
Robby Zidny, dkk
dengan
tepat.
Setelah
dilakukan
Pada jawaban tipe 2 ini menunjukan
wawancara terhadap beberapa siswa
bahwa siswa menenjemahkan diagram
yang menjawab tipe ini, ternyata mereka
secara langsung dengan menuliskan
berhasil
semua komponen yang ada di diagram
menyelesaikan
menuliskan
persamaan reaksi setara dengan cara
submikroskopik
coba-coba
reaksi simbolik . Siswa menggunakan
(trial
and
error)
kedalam
persamaan
menyamakan jumlah atom yang ada di
“surface
pereaksi
diagram untuk menjawab pertanyaan
dan
hasil
reaksi.
Dapat
yang
features”
pada
disimpulkan siswa yang menjawab pada
daripada
tipe ini termasuk dalam kategori paham
konsep yang mendasarinya. Hal ini
sebagian
memperkuat dugaan bahwa kemampuan
konsep
dengan
spesifik
miskonsepsi.
siswa
Berdasarkan penjelasan tersebut,
menggunakan
ada
untuk
pemahaman
memahami
level
submikroskopik tidak bergantung pada
ada indikasi yang menunjukan bahwa
kemampuannya
kemampuan siswa untuk memahami
persamaan
level submikroskopik tidak bergantung
disimpulkan siswa yang menjawab pada
pada kemampuannya dalam menuliskan
tipe ini termasuk dalam kategori paham
persamaan reaksi setara.
sebagian
Selanjutnya, berdasarkan sebaran
dalam
reaksi
konsep
menuliskan
setara.
Dapat
dengan
spesifik
miskonsepsi.
hasil jawaban hampir separuhnya siswa
Sebanyak
6,67%
siswa
(30,00%) menunjukan persamaan reaksi
menunjukan persamaan reaksi pada tipe
pada tipe 2, yaitu siswa menuliskan
3 (N2(g) + 9H2(g)  8NH3), 3,33%
persamaan reaksi dengan perbandingan
diantaranya secara konsisten menuliskan
koefisien yang sama dengan
persamaan
diagram
reaksi
sesuai
yang digambarkan dan menyertakan
digambarkan
pereaksi berlebih pada hasil reaksi
submikroskopik pada tipe 4, yaitu siswa
(4N2(g) + 9H2(g)  6NH3 + N2). Dari
tersebut mengalami miskonsepsi dengan
30,00%
menuliskan persamaan
siswa
yang
menjawab
pada
yang
diagram
reaksi dengan
persamaan reaksi tipe 2 ini, semuanya
menganggap
menggambarkan
diagram
Sedangkan 3,33% tidak memberikan
submikroskopik dengan benar (diagram
respon jawaban persamaan reaksi. Dapat
tipe 1). Terdapat miskonsepsi pada
disimpulkan siswa yang menjawab pada
jawaban
tipe
siswa
dengan
menuliskan
pereaksi berlebih (N2) sebagai hasil
ini
nitogen habis bereaksi.
termasuk
dalam
kategori
miskonsepsi.
reaksi pada persamaan reaksi tipe 2.
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 42-59
e-ISSN 2477-2038
54
Robby Zidny, dkk
Sisanya sebanyak 16,67 % siswa
menunjukan respon jawaban salah yang
tidak dapat dikategorikan. Berdasarkan
hasil
jawaban
pada
submikroskopiknya,
dapat
penggambaran
semuanya
menggambarkan
tidak
diagram
submikroskopik dengan tepat. Dapat
disimpulkan siswa yang menjawab pada
Gambar 19. Grafik sebaran jawaban
tipe ini termasuk dalam kategori tidak
siswa pada penentuan jumlah molekul
paham konsep.
Pemahaman
zat hasil reaksi yang dihasilkan pada
tentang
konsep:
akhir reaksi berdasarkan perbandingan
“Jumlah molekul zat hasil reaksi yang
pereaksi yang tersedia
dihasilkan pada akhir reaksi tergantung
Selanjutnya tipe jawaban siswa
pada jumlah dan perbandingan pereaksi
ini
yang tersedia”.
gambarkan.
penentuan jumlah molekul zat hasil
yang
diagram
telah
mereka
2
berikut
Tabel
berdasarkan diagram submikroskopik
berdasarkan perbandingan pereaksi yang
yang digambarkan.
tersedia digali dengan pertanyaan yang
untuk
dengan
menunjukkan sebaran jawaban siswa
reaksi yang dihasilkan pada akhir reaksi
siswa
cocokkan
submikroskopik
Pemahaman konsep siswa pada
menuntut
di
Tabel 2. Sebaran Jawaban Penentuan
menentukan
Jumlah Molekul Zat Hasil Reaksi
jumlah maksimum molekul ammonia
Berdasarkan Diagram Submikroskopik
yang terbentuk berdasarkan diagram
yang Digambarkan
submikroskopik (Gambar 9) yang telah
digambarkan.
Hasil
jawaban
siswa
Diagram
Submikroskopik Siswa
dapat
dikelompokan menjadi 3 tipe jawaban.
Sebaran jawaban siswa pada konsep
(%) Jawaban
Jumlah
Molekul tipe
1
(6 molekul)
(%) Jawaban
Jumlah
Molekul tipe
2
(8 molekul)
(%) Jawaban
Jumlah
Molekul Tipe
3
penentuan jumlah molekul zat hasil
reaksi yang dihasilkan pada akhir reaksi
berdasarkan perbandingan pereaksi yang
tersedia dapat disajikan dalam gambar
19 di bawah ini :
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 42-59
e-ISSN 2477-2038
55
Tipe
1
Tipe
2
Tipe
3
Tipe
4
Tipe
5
53,3
3%
13,3
3%
-
-
-
-
-
-
16,6
7%
-
-
-
6,67
%
-
3,33
%
Robby Zidny, dkk
Hasil tes diagnostik pemahaman
konsep
siswa
menunjukan
untuk
menggambarkan
diagram
submikroskopik pada tipe 4. Jawaban
(66,67 %) menjawab pada tipe 1, yaitu
siswa tersebut konsisten dengan apa
siswa menjawab dengan tepat jumlah
yang telah mereka gambarkan. Siswa
maksimal molekul NH3 yang terbentuk
mengalami
sebanyak 6 molekul. Berdasarkan table
menganggap nitrogen sebagai pereaksi
4.10, dari 66,67% siswa yang menjawab
pembatasnya,
pada
diantaranya
diagram submikroskopik yang mereka
diagram
gambarkan, semua molekul nitrogen (6
submikroskopik pada tipe 1 dan 13,33%
molekul) habis bereaksi menjadi 8
diantaranya
diagram
molekul ammonia. Misonsepsi siswa ini
submikroskopik pada tipe 2. Jawaban
disebabkan karena siswa menganggap
siswa tersebut konsisten dengan apa
jumlah molekul yang terkecil dalam
yang
pereaksi
1,
sebagian
ini,
besar
tipe
bahwa
konsep
menjawab pada tipe 2 ini, semuanya
53,33%
menggambarkan
mengambarkan
telah
Berdasarkan
mereka
berdasarkan
merupakan
pereaksi
pembatas. Dapat disimpulkan siswa
menentukan jumlah molekul zat hasil
yang menjawab pada tipe ini termasuk
reaksi yang dihasilkan pada akhir reaksi
dalam kategori miskonsepsi.
harus
meramalkan
tersebut,
(N2)
sehingga
dengan
untuk
siswa
data
gambarkan.
miskonsepsi
memahami
dan
perbandingan
bisa
Sebanyak
pereaksi-
10,00%
menjawab pada tipe 3,
yaitu siswa
pereaksi yang akan bereaksi membentuk
siswa
hasil reaksi. Jadi, meskipun siswa tidak
molekul NH3 yang terbentuk sebanyak 2
memahami konsep konservasi materi,
molekul. Dari 10,00% siswa yang
siswa masih dapat memprediksi jumlah
menjawab pada tipe 2 ini, 6,67%
molekul zat hasil reaksi yang dihasilkan
diantaranya konsisten dengan gambaran
pada akhir reaksi. Berdasarkan deskripsi
diagram submikroskopiknya pada tipe 3
tersebut
bahwa
dan 3,33% menjawab pada tipe 5.
53,33% siswa termasuk kategori paham
Berdasarkan jawaban tersebut siswa
konsep dan 13,33% siswa termasuk
mengalami miskonsepsi karena siswa
kategori paham sebagian konsep.
menganggap bahwa koefisien yang ada
dapat
disimpulkan
Selanjutnya, sebagian kecil siswa
pada
menjawab
siswa
persamaan
jumlah
reaksi
maksimal
setara
(16,67%) menjawab pada tipe 2, yaitu
menyatakan jumlah hasil reaksi yang
siswa siswa menjawab jumlah maksimal
terbentuk. Dapat disimpulkan siswa
molekul NH3 yang terbentuk sebanyak 8
yang menjawab pada tipe ini termasuk
molekul. Dari 16,67% siswa yang
dalam kategori miskonsepsi.
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 42-59
e-ISSN 2477-2038
56
Robby Zidny, dkk
Sisanya sebanyak 6,67 % siswa tidak
menunjukkan sebaran jawaban siswa
dapat
berdasarkan diagram submikroskopik
menjawab
pertanyaan.
Siswa
tersebut tidak memahami fenomena
yang digambarkan.
reaksi kimia pada level submikroskopik.
Tabel 3. sebaran tipe jawaban siswa
Dapat
pada
disimpulkan
siswa
yang
penentuan
pereaksi
pembatas
menjawab pada tipe ini termasuk dalam
berdasarkan diagram submikroskopik
kategori tidak paham konsep.
yang digambarkan
Pemahaman
tentang
konsep:
“Pereaksi pembatas merupakan pereaksi
Diagram
Submikros-
yang habis bereaksi dalam suatu reaksi
kopik Siswa
kimia”.
Pemahaman siswa pada konsep ini
untuk
pembatas
menentukan
berdasarkan
Tipe
Tipe
Tipe
Tipe
1
2
3
4
5
40%
6,67
-
-
-
(%) Jawaban
Pereaksi
digali dengan pertanyaan yang menuntut
siswa
Tipe
Pembatas
%
Tipe 1
pereaksi
(%) Jawaban
Pereaksi
diagram
Pembatas
submikroskopik ( Gambar 9) yang telah
Tipe 2
13,33
6,67
6,67
16,67
3,33
%
%
%
%
%
digambarkan. Hasil jawaban siswa dapat
Hasil tes diagnostik pemahaman
dikelompokan menjadi 2 tipe jawaban.
konsep
Sebaran jawaban siswa pada konsep
penentuan
pereaksi
pembatas
siswa
untuk
konsep
ini,
menunjukan hampir separuhnya (46,67
dapat
%) menjawab pada tipe 1, yaitu siswa
disajikan dalam gambar 20 di bawah ini:
menjawab hidrogen sebagai pereaksi
pembatas. Berdasarkan tabel 4.22, dari
46,67 % siswa yang menjawab pada tipe
1, 40,00% diantaranya menggambarkan
diagram submikroskopik pada tipe 1 dan
6,67%
diantaranya
mengambarkan
diagram submikroskopik pada tipe 2.
Dari hasil jawaban tersebut menunjukan
Gambar 20. Grafik Sebaran Jawaban
bahwa untuk dapat menentukan pereaksi
Siswa pada Penentuan Pereaksi
pembatas, siswa harus bisa memahami
Pembatas
reaksi pada level submikroskopik secara
Selanjutnya tipe jawaban siswa ini
dicocokkan
dengan
submikroskopik
yang
gambarkan.
Tabel
benar,
atau
paling
tidak
bisa
diagram
memprediksi pereaksi mana yang habis
telah
mereka
bereaksi berdasarkan jumlah molekul
3
berikut
pereaksi yang tersedia. Berdasarkan
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 42-59
e-ISSN 2477-2038
57
Robby Zidny, dkk
deskripsi tersebut dapat disimpulkan
siswa pada materi persamaan kimia dan
bahwa 40,00% siswa termasuk kategori
stoikiometri. Tes diagnostik pemahaman
paham
konsep dengan menggunakan diagram
konsep
termasuk
dan
kategori
6,67%
paham
siswa
sebagian
submikroskopik
konsep.
menunjukkan
menunjukkan bahwa hanya sebagian
Selanjutnya,
sebanyak
46,67%
kecil siswa yang termasuk dalam tingkat
siswa menjawab pada tipe 2, yaitu siswa
paham
menjawab nitrogen sebagai pereaksi
tersebar
kedalam
pembatas. Berdasarkan tabel 4.11, dari
sebagian
konsep,
46,67 % siswa yang menjawab pada tipe
dengan
2, 20% (13,33% + 6,67%) berhasil
miskonsepsi dan tidak paham konsep.
memprediksi jumlah maksimal molekul
Tidak dimilikinya pemahaman konsep
ammonia yang terbentuk, namun mereka
secara utuh dan miskonsepsi pada siswa
mengalami
miskonsepsi
dengan
salah satunya disebabkan oleh lemahnya
menganggap
bahwa
yang
kemampuan siswa dalam menafsirkan
pereaksi
konsep.
Sedangkan
sisanya
tingkat
paham
spesifik
paham
sebagian
miskonsepsi,
memiliki
koefisien
terkecil
adalah
penjelasan dari bentuk simbolik kedalam
pereaksi
pembatas.
20,00%
siswa
bentuk model diagram submikroskopik
tersebut
termasuk
paham
dan sebaliknya tanpa pemahaman yang
sebagian
konsep
spesifik
tepat dari konsep yang mendasarinya,
sisanya,
siswa
miskonsepsi.
kategori
dengan
Sedangkan
tidak
26,67% (6,67% + 16,67% + 3,33%)
menerjemahkan
tidak
representasi
mampu
maksimal
memprediksi
molekul
ammonia
jumlah
yang
mampu
untuk
suatu
bentuk
kedalam
bentuk
yang
lainnya (Wu, et al., 2001).
terbentuk dan mengalami miskonsepsi
DAFTAR PUSTAKA
dengan menganggap bahwa pereaksi
Chittleborough, G., and D. Treagust.
2008. Correct Interpretation Of
Chemical
Diagrams
Requires
Transforming From One Level Of
Representation
To
Another.
Research in Science Education.
38(4) : 463–482.
yang memiliki koefisien terkecil adalah
pereaksi
pembatas.
26,67%
siswa
tersebut termasuk kategori miskonsepsi.
Sisanya sebanyak 6,67 % siswa
tidak dapat menjawab pertanyaan. Siswa
Davidowitz, B., G. Chittleborough, and
E. Murray. 2010. Student-generated
submicro diagrams: a useful tool for
teaching and learning chemical
equations
and
stoichiometry.
Chemistry Education: Research and
Practice. 11 :154–164.
tersebut tidak memahami fenomena
reaksi kimia pada level submikroskopik.
KESIMPULAN
Gambaran level submikroskopik
menunjukan
pemamahaman
konsep
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 42-59
e-ISSN 2477-2038
58
Robby Zidny, dkk
Dori
and
Hercovitz.
2003.
Multidimensional Analysis for
System for Qualitative Problem:
Symbol, Macro, Micro and Process
Aspect. Journal of Research in
science teaching. 40(3): 278-302.
Gilbert, J.K. 2003. Chemical Education:
Towards Research-Based Practice.
Kluwer Academic Publisher.USA
Morgil and Yoruk. 2006. Cross-Age
Study Of The Understanding Of
Some Concepts In Chemistry
Subjects In Science Curriculum.
Journal
of
Turkish
Science
Education. 3(1) :15-27.
Suyono. 2009. Model Pembelajaran
Kimia
Berbasis
Multipel
Representasi Dalam Meningkatkan
Penguasaan Konsep Kinetika Kimia
Dan Keterampilan Berfikir Kritis
Siswa. Tesis. UNS, Surakarta.
Treagust, D., G. Chittleborough, and T.
Mamiala. 2003. The Role of
submicroscopic
and
symbolic
representation
in
chemical
Explanation. International Journal
of Science Education. 25 (11) :13531368.
Wu, H.-K., J. S. Krajcik, and E.
Soloway.
2001.
Promoting
understanding
of
chemical
representations: Students’ use of a
visualization tool in the classroom.
Journal of Research in Science
Teaching. 38(7): 821-842
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 42-59
e-ISSN 2477-2038
59
Robby Zidny, dkk
Download