modul 13 Hak Atas Kekayaan Intelektual arial 11

advertisement
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
MODUL
13
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
SISTIM HUKUM INDONESIA
POKOK BAHASAN
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
OLEH : M. BATTLESON SH. MH.
DESKRIPSI :
HAKI mengatur mengeni perlindungan atas hasil karya intelektual yang merupakan suatu
karya yang harus dilingdungi
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mengerti akan pengertian HAKI
2. Mengerti tentang hak paten, cipta, merek dll.
3. Mengerti aturan main HAKI di Indonesia
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Muchammad Bettle Son SH, MH
SISTEM HUKUM INDONESIA
Hak Atas Kekayaan Intelektual
OLEH : M. BATTLESON SH MH
I. Pengertian
Beberapa bahasan dibawah ini disadur dari beberapa sumber di internet
Ada beberapa macam kekayaan yang dapat dimiliki oleh seseorang atau suatu
badan hukum. Akan tetapi pada dasarnya terdapat tiga jenis benda yang dapat dijadikan
kekayaan atau hak milik, yaitu :
a. Benda berwujud yang terdiri dari ;
1. Benda bergerak, seperti emas, perak, kopi, teh, alat-alat elektronik,
peralatan telekominukasi dan informasi, dan sebagainya;
2. Benda tidak bergerak, seperti tanah, rumah, toko, dan pabrik;
b. Benda tidak berwujud, seperti paten, merek, dan hak cipta.
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) termasuk dalam bagian hak atas benda tak
berwujud. Berbeda dengan hak-hak kelompok pertama dan kedua yang sifatnya
berwujud, Hak Atas Kekayaan Intelektual sifatnya berwujud, berupa informasi, ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, sastra, keterampilan dan sebaginya yang tidak
mempunyai bentuk tertentu.
Ruang Lingkup Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) yang memerlukan
perlindungan hukum secara internasional yaitu :
1. hak cipta dan hak-hak berkaitan dengan hak cipta;
2. merek;
3. indikasi geografis;
4. rancangan industri;
5. paten;
6. desain layout dari lingkaran elektronik terpadu;
7. perlindungan terhadap rahasia dagang (undisclosed information);
8. pengendalian praktek-praktek persaingan tidak sehat dalam perjanjian
lisensi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Muchammad Bettle Son SH, MH
SISTEM HUKUM INDONESIA
Pembagian
lainnya
yang
dilakukan
oleh
para
ahli
adalah
dengan
mengelompokkan Hak Atas Kekayaan Intelektual sebagai induknya yang memiliki dua
cabang besar yaitu :
1. hak milik perindustrian/hak atas kekayaan perindustrian (industrial
property right);
2. hak cipta (copyright) beserta hak-hak berkaitan dengan hak cipta
(neighboring rights).
1. HAK CIPTA
Diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan,
kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara eksklusif kepada
pencipta, yaitu "seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas
inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan
atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi".
Perbedaan antara hak cipta (copyright) dengan hak-hak yang berkaitan dengan hak
cipta (neighboring rights) terletak pada subyek haknya.
Pada hak cipta subyek haknya adalah pencipta sedangkan pada hak-hak yang
berkaitan dengan hak cipta subyek haknya adalah artis pertunjukan terhadap
penampilannya, produser rekaman terhadap rekaman yang dihasilkannya, dan
organisasi penyiaran terhadap program radio dan televisinya. Baik hak cipta maupun
hak-hak yang berkaitan dengan hak cipta di Indonesia diatur dalam satu undangundang, yaitu Undang-Undang Hak Cipta (UUHC) UU .
Hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal
2
ayat
1
UUHC).
Dikatakan hak khusus atau sering juga disebut hak eksklusif yang berarti hak tersebut
hanya diberikan kepada pencipta dan tentunya tidak untuk orang lain selain pencipta.
Hak khusus meliputi :
a. hak untuk mengumumkan;
b. hak untuk memperbanyak.
Pengaturan hak cipta diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun
1982 tentang Hak Cipta telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Muchammad Bettle Son SH, MH
SISTEM HUKUM INDONESIA
Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1997 tentang Perubahan Atas UndangUndang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta. Untuk
mempermudah penyebutannya dapat disingkat menjadi Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1982 jo Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 jo Undang-Undang Nomor 12
Tahun 1997.
Pendaftaran hak cipta
Pendaftaran hak cipta bukanlah merupakan persyaratan untuk memperoleh
perlindungan hak cipta (pasal 5 dan pasal 38 UUHC). Artinya, seorang pencipta yang
tidak mendaftarkan hak cipta juga mendapatkan perlindungan, asalkan ia benar-benar
sebagai pencipta suatu ciptaan tertentu. Pendaftaran bukanlah jaminan mutlak bahwa
pendaftar sebagai pencipta yang dilindungi hukum. Dengan kata lain Undang-Undang
Hak Cipta melindungi pencipta, terlepas apakah ia mendaftarkan ciptaannya atau tidak.
2. PATEN
Invensi yang Dapat Diberi Paten menurut UU no 14 th 2001
Pasal 2
(1) Paten diberikan untuk Invensi yang baru dan mengandung langkah inventif serta
dapat diterapkan alam industri.
(2) Suatu Invensi mengandung langkah inventif jika Invensi tersebut bagi seseorang
yang mempunyai keahlian tertentu di bidang teknik merupakan hal yang tidak dapat
diduga sebelumnya.
(3) Penilaian bahwa suatu Invensi merupakan hal yang tidak dapat diduga sebelumnya
harus dilakukan dengan memperhatikan keahlian yang ada pada saat Permohonan
diajukan atau yang telah ada pada saat diajukan permohonan pertama dalam hal
Permohonan itu diajukan dengan Hak Prioritas.
Pasal 3
(1) Suatu Invensi dianggap baru jika pada Tanggal Penerimaan, Invensi tersebut tidak
sama dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Muchammad Bettle Son SH, MH
SISTEM HUKUM INDONESIA
(2) Teknologi yang diungkapkan sebelumnya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah teknologi yang telah diumumkan di Indonesia atau di luar Indonesia dalam
suatu tulisan, uraian lisan atau melalui peragaan, atau dengan cara lain yang
memungkinkan seorang ahli untuk melaksanakan Invensi tersebut sebelum:
a. Tanggal Penerimaan; atau
b. tanggal prioritas.
(3) Teknologi yang diungkapkan sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup dokumen Permohonan yang diajukan di Indonesia yang dipublikasikan
pada atau setelah Tanggal Penerimaan yang pemeriksaan substantifnya sedang
dilakukan, tetapi Tanggal Penerimaan tersebut lebih awal daripada Tanggal
Penerimaan atau tanggal prioritas Permohonan.
Pasal 4
(1) Suatu Invensi tidak dianggap telah diumumkan jika dalam jangka waktu paling lama
6 (enam) bulan sebelum Tanggal Penerimaan:
a. Invensi tersebut telah dipertunjukkan dalam suatu pameran internasional di
Indonesia atau di luar negeri yang resmi atau diakui sebagai resmi atau dalam
suatu pameran nasional di Indonesia yang resmi atau diakui sebagai resmi;
b. Invensi tersebut telah digunakan di Indonesia oleh Inventornya dalam rangka
percobaan dengan tujuan penelitian dan pengembangan.
(2) Invensi juga tidak dianggap telah diumumkan apabila dalam jangka waktu 12 (dua
belas) bulan sebelum
tanggal Penerimaan, ternyata ada pihak lain yang
mengumumkan dengan cara melanggar kewajiban untuk menjaga kerahasiaan
Invensi tersebut.
Pasal 5
Suatu Invensi dapat diterapkan dalam industri jika Invensi tersebut dapat dilaksanakan
dalam industri sebagaimana yang diuraikan dalam Permohonan.
Pasal 6
Setiap Invensi berupa produk atau alat yang baru dan mempunyai nilai kegunaan praktis
disebabkan oleh bentuk, konfigurasi, konstruksi, atau komponennya dapat memperoleh
perlindungan hukum dalam bentuk Paten Sederhana.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Muchammad Bettle Son SH, MH
SISTEM HUKUM INDONESIA
Download