Perdagangan RI-Rusia Makin Kondusif

advertisement
SIARAN PERS
Biro Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Mendag: Perdagangan RI-Rusia Makin Kondusif
Sochi, 20 Mei 2016 – Lawatan Presiden Joko “Jokowi” Widodo ke Rusia membawa kabar
menggembirakan. Presiden Jokowi bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Sochi, Rusia, Kamis,
(19/5). Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong yang turut mendampingi Presiden
mengungkapkan, kerja sama perdagangan dan investasi dengan Rusia makin kondusif dan diharapkan
terus meningkat.
"Presiden Jokowi dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk mendukung intensitas kerja sama
perdagangan dan investasi kedua negara," ungkap Tom Lembong.
Menurut Mendag, dalam pertemuan tersebut Presiden Jokowi menyampaikan permintaan kepada
Presiden Putin untuk mempertimbangkan kembali pengenaan bea masuk atas produk palm oil
Indonesia. Ekspor produk palm oil Indonesia ke Rusia sangat besar, hingga mencapai USD 480
juta/tahun. Angka ini dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi petani kelapa sawit
Indonesia.
"Jika pengenaan bea masuk produk palm oil Indonesia segera diberlakukan oleh Rusia, maka dapat
dipastikan harapan untuk meningkatkan perdagangan tidak dapat dicapai. Indonesia berharap agar
Rusia dapat mempertimbangkan kembali keputusan tersebut," ujar Mendag menyampaikan kembali
pesan Presiden.
Mendag menjelaskan, Presiden Jokowi juga mengundang investor Rusia untuk berinvestasi
membangun jalur kereta api di Kalimantan Timur, dan membangun alumunimum smelter, energi dan
infrastruktur di Kalimantan Barat. Untuk kerja sama di bidang pertahanan, selain pengadaan alutsista,
diharapkan dapat mencakup alih teknologi, produksi bersama, pendidikan, pelatihan dan pertukaran
perwira siswa, serta pembentukan pusat layanan perbaikan alutsista di Indonesia.
Mendag juga menjelaskan bahwa Presiden Putin menyambut hangat kunjungan Presiden Jokowi.
Presiden Putin menyebutkan bahwa hubungan kerja sama Indonesia-Rusia selama 60 tahun ini telah
berlangsung dengan baik. Presiden Soekarno, menurut Presiden Putin, adalah mitra yang sangat baik
bagi Rusia.
Presiden Putin sempat menyatakan bahwa situasi ekonomi global sempat mempengaruhi hubungan
kerja sama Indonesia-Rusia. Persitiwa itu sempat menyebabkan sedikit penurunan perdagangan pada
tahun 2015. "Namun Presiden Putin meyakinkan bahwa tahun ini akan terjadi peningkatanpeningkatan dalam perdagangan dan investasi," ujar Mendag Tom.
Dikatakan Mendag, Presiden Putin, dalam kunjungan terakhirnya ke Indonesia, merasakan atmosfir
yang sangat baik. "Putin berharap Rusia dapat melakukan hal yang sama dalam menyambut
kunjungan Indonesia ke Rusia," katanya.
Beberapa isu lain yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut, yaitu prospek untuk meningkatkan
kerja sama ekonomi kedua negara dan situasi di Asia Pasifik. Dalam kesempatan penting itu, dilakukan
juga penandatanganan beberapa dokumen kerja sama antara pemerintah Republik Indonesia dan
pemerintah Federasi Rusia. Penandatanganan meliputi Agreement on Cooperation in the Field of
Defense, Joint Communiqué on Voluntary International Cooperation to Combat IUU Fishing and to
Promote Sustainable Fisheries Governance, MoU on Mutual Understanding in Archival Cooperation,
MoU in the Field of Archives Matters, dan a cultural Programme for 2016-2018 between Russian
Ministry of Culture and the Indonesian Ministry of Culture.
Indonesia Surplus USD 1,1 M
Hubungan perdagangan kedua negara sempat mengalami guncangan. Pada tahun 2014, Pemerintah
Rusia melarang ekspor produk ikan Indonesia di Rusia, karena dianggap mengandung virus salmonela.
Namun pada pertengahan tahun 2015, Atdag Moscow berhasil melakukan negosiasi dengan
pemerintah Rusia untuk membuka kembali ekspor produk ikan Indonesia. Keberhasilan ini diharapkan
meningkatkan perdagangan Indonesia.
Berdasarkan data statistik, nilai perdagangan bilateral kedua negara pada tahun 2015 mencapai USD
1,99 miliar. Neraca perdagangan yang surplus bagi Indonesia sebesar USD 1,1 miliar.
Komoditas ekspor andalan Indonesia ke Rusia seperti produk kelapa sawit, peralatan mesin, kopra,
margarin, kopi, dan suku cadang/peralatan reaktor nuklir. Sedangkan komoditas impor Indonesia dari
Rusia adalah pupuk kimia, petroleum oil, besi dan besi nonalumunium, serta gandum dan meslin.
Dari sisi investasi, investasi Rusia periode 2011-2015 di Indonesia telah mencapai USD 8 juta,
peningkatan signifikan investasi Rusia terjadi pada tahun 2015 yang nilainya mencapai USD 1 miliar.
Untuk ASEAN, Rusia sudah menawarkan 57 proyek. Di antaranya, peningkatan kerja sama bidang
investasi di kawasan ASEAN.
--selesai—
Informasi lebih lanjut hubungi:
Supardjo
Plt. Kepala Biro Humas
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Djatmiko Bris Witjaksono
Direktur Perundingan Bilateral
Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3442576/021-3858206
Email: [email protected]
Download