Tindakan Sosial. - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
SOSIOLOGI
KOMUNIKASI
Komunikasi Sebagai Proses
Interaksi
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Hubungan
Masyarakat
Tatap Muka
03
Kode MK
Disusun Oleh
85005
Yuliawati, S.Sos., M.Ikom
Abstract
Kompetensi
Realitas komunikasi berlangsung
melalui interaksi sosial. Aktifitas
interaksi antar manusia menghadirkan
interaksi simbolik sebagai dasar
berlangsungnya hubungan sosial yang
dinamis. Interaksi simbolik merupakan
fakta komunikasi yang bersifat
kompleks, ketika individu-individu
saling menginterpretasi pesan merujuk
pada sistem simbol yang dimiliki
Mampu memahami dan menjelaskan
komunikasi sebagai proses interaksi
Pembahasan
Teori interaksi simbolik menjelaskan tindakan manusia dalam menjalin interaksinya dengan
sesama anggota masyarakat. Kehidupan bermasyarakat itu terbentuk melalui proses interaksi
dan komunikasi antar individu dan antar kelompok dengan menggunakan simbol-simbol yang
dipahami maknanya melalui proses belajar. Interaksi sosial prasyarat berlangsungnya
komunikasi. Tanpa interaksi sosial maka komunikasi tidak terjadi.
Interaksi sosial diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis, menyangkut
hubungan antara seseorang dengan orang lain, hubungan satu orang dengan kelompok, dan
hubungan antara kelompok dengan kelompok. Suatu hubungan antar manusia atau interaksi
sosial terjadi diawali melalui adanya kontak sosial baru kemudian diikuti komunikasi verbal
dan non verbal (Gillin & Gillin dalam Soekanto, 2007:55).
Melalui interaksi sosial atau kontak sosial, perjumpaan antara manusia satu dengan manusia
lain dimungkinkan dan komunikasi dipergunakan sebagai medium bagi manusia
menyampaikan maksud pikirannya kepada manusia lain. Di sinilah kita dapat memahami jika
interaksi sosial memuat arti sebagai suatu proses sosial. Oleh sebab komunikasi melibatkan
hubungan antar manusia selaku pengirim dan penerima yang mana keduanya mempunyai
niat, motivasi, dan kemampuan interaksi sosial. Proses sosial bersifat berkesinambungan dan
tidak memiliki akhir. Artinya ketika kita berjumpa dengan seseorang maka kita akan
menyelenggarakan komunikasi sekalipun kita sudah berpisah dengan orang tersebut.
Komunikasi yang kita lakukan dengan orang lain pada hari ini menjadi pengalaman
komunikasi bagi kita manakala kita berjumpa lagi dengan orang tersebut di masa mendatang,
pengalaman di masa lalu akan tersimpan dalam pikiran kita dan dapat menjadi dasar yang
mempengaruhi percakapan kita dengan orang tersebut nantinya.
Dalam proses interaksi sosial peserta komunikasi saling mengirimkan dan menerima ide-ide,
gagasan, pengetahuan, nilai-nilai, norma sosial sebagai isi pesan. Muatan pesan ini
merupakan kompleks simbol yang perlu diterjemahkan ke dalam makna simbolik dalam
rangka mencapai kesamaan makna dengan tujuan akhirnya terbangun komunikasi efektif.
Kegiatan komunikasi dapat berlangsung efektif bahkan sebaliknya. Hal ini tidak lepas dari
adanya simbol dan makna yang disampaikan dalam aktifitas berkomunikasi. Simbol berikut
makna simboliknya menjadi isi pesan yang disampaikan dan diterima oleh peserta
2015
2
Sosiologi Komunikasi
Yuliawati, S.Sos., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
komunikasi. Komunikasi berlangsung ideal ketika pesan yang disampaikan dapat dipahami
oleh interpreter selaku komunikan.
Berpangkal pada pengalaman komunikasi di atas, kita acap kali membedakan cara
berkomunikasi terhadap satu orang dengan orang lainnya. Ada baiknya kita pisahkan situasi
komunikasi dalam bentuk formal dan non formal. Kita dapat mudah akrab ketika rekan
interaksi kita handal memahami kita namun, kita memelihara jarak manakala lawan
komunikasi dianggap tidak mampu memahami maksud pembicaraan kita. Mengapa hal
demikian kerap kita lakukan?
Sebabnya, kegiatan komunikasi melibatkan komunikasi verbal dan non verbal. Ketika kita
berinteraksi dengan seseorang, maka kita akan menginterpretasi makna simbolik dari pesan
verbal dan non verbal lawan komunikasi kita. Bentuk pesan verbal ditafsirkan sebagai
perilaku lahiriah dan komunikasi non verbal diterjemahkan sebagai perilaku tersembunyi
(Ritzer & Goodman, 2007:293). Kita menafsirkan pesan orang lain merujuk pada makna
simbolik yang kita miliki, hal inilah yang melatari komunikasi berlangsung tidak efektif,
karena pesan yang disampaikan memiliki rujukan normatif yang tidak sama dengan makna
yang kita miliki. Hal ini diperkuat melalui argumen Blummer, bahwa manusia bertindak (act)
terhadap sesuatu (thing) atas dasar makna (meaning) (dalam Soenarto, 1993:44). Komunikasi
dalam bentuk perilaku tersembunyilah yang digunakan sebagai pedoman seseorang dalam
mendefinisikan tindakan orang lain, pasalnya dalam berinteraksi kita cenderung mengamati
perilaku bukan kata-kata (Hall dalam Soekanto, 1993:47). Perilaku tersembunyi sebagai
bentuk komunikasi non verbal menjadi pokok pengamatan dalam tradisi Interaksionisme
Simbolik. Adapun perilaku lahiriah adalah objek perhatian Teori Pertukaran atau aliran
Behaviorisme.
Pada Modul Ketiga, kita akan mempelajari Teori Interaksi Simbolik yang dapat kita gunakan
untuk memahami realitas interaksi antar manusia. Merujuk dalam pokok bahasan Sosiologi
Komunikasi, maka kita diarahkan untuk dapat mengenali adanya hubungan interaktif antara
masyarakat dan media massa dalam kaitannya media massa memiliki peran dalam
mempengaruhi proses komunikasi masyarakat dan sebaliknya masyarakat turut menentukan
proses produksi media massa. Interaksi sosial yang terjadi antara masyarakat dengan media
massa berlangsung melalui interaksi simbolik, yang pada muaranya jalinan interaksi
keduanya turut menciptakan nilai-nilai kultural sebagai pedoman berinteraksi dan
berkomunikasi warganegaranya.
2015
3
Sosiologi Komunikasi
Yuliawati, S.Sos., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
SIMBOL, KONTEKS DAN MAKNA
Kegiatan komunikasi mengikutsertakan simbol, makna dan lingkungan (konteks). Ketiga
konsep tersebut merupakan satu kesatuan istilah yang dapat dipergunakan untuk memahami
“Komunikasi sebagai Proses Interaksi Sosial”.
Untuk keperluan tersebut ada baiknya kita gunakan definisi komunikasi, Richard West dan
Lynn H. Turner (2008:5), komunikasi diartikan :
“Proses sosial di mana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk
menciptakan dan menginterpretasi makna dalam lingkungan mereka“
Proses Sosial. Telah dijelaskan di atas, bahwa interaksi antar manusia diartikan sebagai
proses sosial. Terdapat komunikator dan komunikan yang melakukan aktifitas komunikasi
berkesinambungan dan tidak mengenal akhir. Konsep komunikasi yang menekankan sebagai
“proses” memuat asumsi jika realitas komunikasi perlu dipahami sebagai fenomena dinamis,
kompleks, tidak linear. Manusia selaku komunikator memiliki pertimbangan dalam
merumuskan isi pesan kepada pihak lain berkait dengan dimilikinya pengetahuan yang
bersumber pada tradisi budaya tertentu selainnya itu penerima pesan pun memiliki kumpulan
gagasan bersumber pada pola kebudayaan khasnya. Di sinilah penting bagi kita memahami
komunikasi sebagai proses sosial, bahwa komunikasi berlangsung antar manusia dengan
beragam pengalaman majemuknya hingga menciptakan realitas komunikasi.
Simbol.
Simbol adalah Fenomena berupa konsep maupun benda yang direpresentasikan ke dalam
label arbitrer melalui perwujudan kata-kata. Simbol dapat bersifat abstrak (abstract symbols)
perwujudan dari pemikiran dan bersifat kongkret (concrete symbols) mewakili benda.
Makna.
Makna adalah Penafsiran terhadap suatu pesan. Dalam setiap kegiatan komunikasi
memunculkan pesan yang memiliki berbagai makna dan makna dapat diterjemahkan ke
dalam berlapis-lapis pesan sebagai konsekuensi dimilikinya penafsiran beragam yang
bersumber pada budaya.
2015
4
Sosiologi Komunikasi
Yuliawati, S.Sos., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Lingkungan (Konteks).
Lingkungan adalah Situasi atau konteks berlangsungnya komunikasi. Konteks ini mencakup
waktu, tempat, periode sejarah, relasi, dan latar belakang budaya komunikator dan
komunikan.
Hubungan antar manusia tidak berlangsung dalam ruang hampa sosial sebabnya manusia
selalu mempertimbangkan dampak tindakannya terhadap orang lain. Ketika kita tersenyum
saat berpapasan dengan orang lain itu artinya tindakan kita ditujukan kepada orang yang
bersitatap dengan kita namun berbeda pengertiannya ketika kita tersenyum tanpa ada orang
lain di dekat kita, artinya tindakan kita tidak diorientasikan pada manusia lain. Mogok makan
karena gangguan jiwa bukan tindakan sosial, mogok makan dalam aksi demostrasi dikatakan
sebagai tindakan sosial, maksud tindakan ini menarik dukungan masyarakat untuk perubahan
sistem politik.
Setiap perilaku manusia dapat diamati atau memiliki maksud simbolik dan punya arti, apakah
perilaku itu berupa perilaku tersembunyi manifestasi proses berpikir yang melibatkan simbol
beserta artinya dan perilaku lahiriah, perilaku yang muncul tanpa proses berpikir terhadap
rangsangan eksternal. Secara keseluruhan setiap perilaku manusia melibatkan tindakan
tersembunyi dan lahiriah. Gagasan perilaku tersebunyi mencari ciri-ciri dalam konsep
interaksionisme simbolik. Konsep ini menerangkan bahwa perilaku manusia berpedoman
pada proses mental yang diperoleh melalui interaksinya dengan manusia lain. Proses mental
atau berpikir ini dibentuk melalui sosialisasi yang menekankan pentingnya aktifitas
penanaman nilai-nilai yang dapat digunakan manusia untuk dapat berhubungan dengan
manusia lain. Melalui sosialisasi manusia memperoleh pengetahuan menyangkut simbol yang
dapat digunakan untuk berkomunikasi. Perlu kita pahami fungsi simbol diartikan sebagai
medium bagi manusia memproduksi dan mereproduksi dunia tempat manusia menampilkan
posisi dan peranannya. Bahasa selaku perantara simbol menjadi rangkaian kata-kata simbolik
yang dapat menggantikan objek fisik (pulpen, matahari, air minum), objek sosial (perempuan,
petani, dosen), dan objek abstrak (cinta, kebahagiaan, cerdik). Objek ini digunakan manusia
untuk mendefinisikan dunianya manakala ia berinteraksi dengan orang lain, dan sosialisasi
menjadikan manusia memiliki keterampilan mengumpulkan informasi bermacam-macam
objek untuk digunakan dalam mengembangkan kehidupannya bersama dengan manusia lain.
2015
5
Sosiologi Komunikasi
Yuliawati, S.Sos., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Simbol dan makna menjadi penggerak dalam interaksi sosial. Pendefinisian realitas melalui
objek fisik, sosial, dan abstrak memungkinkan bagi manusia bertindak menurut cara-cara
yang umum dilakukan manusia lain. Cara-cara khas manusia dalam berperilaku digerakkan
melalui kapasitas otak multikompleks yang dibiasakan melalui inkulturasi bukan mengacu
pada instingtif sebagaimana binatang bertindak. Untuk itu simbol dan artinya menjadi ciri-ciri
manusia selaku homo symbolicum, yang mana perilaku simbolik ini diperlihatkan melalui
interaksinya dengan manusia lain. Pada proses interaksi, manusia secara simbolik
mengkomunikasikan arti simbol terhadap pihak lain dan orang lain menafsirkan simbol
komunikasi dan mengorientasi tindakan balasan mengacu penafsiran mereka. Dengan istilah
lain aktor-aktor yang terlibat dalam komunikasi saling berupaya mempengaruhi kegiatan
interaksi. Kemampuan kreatif manusia ini oleh W.I. Thomas dan Darothy Thomas diartikan
sebagai definisi situasi, seseorang memberikan respon terhadap stimulus melalui tahapan
penilaian dan pertimbangan. Rangsangan dari luar diseleksi melalui definisi situasi atau
penafsiran situasi (Ritzer & Goodman, 2007: 294). Keterampilan mendefinisikan situasi
diperoleh melalui proses sosialisasi, melaluinya aktifitas penanaman cara hidup ideal
memungkinkan bagi manusia merangkai perilakunya dalam tindakan yang terstruktur.
Tindakan sosial (social action)
Social action dimaknai sebagai perilaku manusia yang memiliki makna subyektif bagi
pelakunya (Weber dalam Sunarto 1993:15). Memberikan senyum dan mogok makan
mempunyai makna yang tidak sama bagi pelakunya. Hubungan antara dosen dengan
mahasiswa, perilaku pejalan kaki saat berpapasan, hubungan antara penumpang bus dengan
kondektur bus, relasi antara baby sitter dengan anak asuhnya, hubungan antara presiden
dengan menteri-menterinya, merupakan realitas interaksi sosial yang bersifat familiar
(dikenal). Setiap pelaku memiliki rasionalisasi dalam tindakannya, untuk itu diperlukan
upaya memahami (verstehen) untuk dapat mengenali jika tindakan sosial mempunyai akibat
tertentu dan tindakan sosial memiliki makna subyektif bagi pelakunya. Upaya verstehen
dimaksudkan dengan membayangkan diri kita ke dalam diri pelaku untuk dapat menghayati
pengalamannya hingga kita dapat memahami rasionalisasi tindakannya.
Simbol dan makna.
Hadirnya kontak sosial antar manusia berawal dari adanya kemampuan mental manusia
menciptakan simbol dan arti simbol. Simbol yang diwakili kata-kata secara khusus dan
simbol yang diapropriasi melalui bahasa secara umum jelasnya mempunyai fungsi mendasar
2015
6
Sosiologi Komunikasi
Yuliawati, S.Sos., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bagi manusia. Fungsionalisasi simbol ini disepakati Charon memiliki arti strategis dalam
keberlangsungan hidup manusia (Ritzer & Goodman, 2007:292):
(1). Simbol memungkinkan manusia menghadapi dunia material dan dunia sosial.
Bahasa menyediakan kemungkinan tersebut, sebab dengan bahasa memungkinkan
manusia mengkolektifkan berbagai jenis simbol.
(2). Simbol meningkatkan kemampuan manusia memahami lingkungan.
Beragam stimulus diseleksi dan tidak semua stimulus diprogram masuk ke otak, hanya
simbol yang dianggap bermakna yang disimpan manusia.
(3). Simbol meningkatkan kemampuan berpikir.
Komunikasi intrapersonal memungkinkan manusia berinteraksi simbolik dengan diri
sendiri dalam kaitannya meningkatkan kemampuan terbatasnya dalam mengkolektifkan
makna simbol.
(4). Simbol meningkatkan kemampuan menyelesaikan berbagai masalah.
Perilaku manusia bukan berdasar insting atau proses trial and error, namun manusia
dapat menyimbolkan alternatif tindakan sebelum berespon terhadap berbagai stimulus.
(5). Simbol memungkinkan manusia mendahului waktu, ruang, dan pribadi mereka sendiri.
Artinya, seseorang berkemampuan mengambil peran orang lain atau membayangkan
posisi dirinya selaku orang lain. Kapasitas ini menyebabkan manusia terampil
berinteraksi.
(6). Simbol berkemampuan menghantarkan pada pengetahuan metafisik.
Fenomena supranatural dapat diiapropriasi melalui simbol seperti kematian, hantu,
santet, surga-neraka.
(7). Simbol memfasilitasi manusia pada rangkaian alternatif cara bertindak, memilih apa
yang dianggap bernilai dan menghindari stimulus yang tidak berakibat positip.
Menjadi terang bagi kita jika komunikasi manusia terjalin melalui interaksi sosial dan melalui
kontak sosial manusia menciptakan simbol beserta artinya. Penciptaan simbol tidak bersifat
mandiri, melainkan adanya perjumpaan antar manusia yang menghantarkan pada kegiatan
saling membentuk sistem simbol. Menanggapi tanda-tanda (signs) lantas mengubahnya
2015
7
Sosiologi Komunikasi
Yuliawati, S.Sos., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menjadi rangkaian simbol (symbols) memerlukan proses mental dan hal ini dibentuk melalui
sosialisasi yang menyediakan material mentah produksi simbol dan maknanya. Pada bagian
berikut ini, kita akan mempelajari teori-teori pilihan dalam tradisi Interaksi Simbolik yang
akan memaparkan pemikiran George Herbert Mead yang mempopulerkan gagasan interaksi
sosial melalui Pendekatan Interaksi Simbolik. Selain itu kita akan menurunkan pemikiran
Erving Goffman yang menawarkan Teori Dramaturgi untuk menyelami perilaku spontanitas
manusia dan apa yang orang lain harapkan dari perilaku kita.
INTERAKSIONISME SIMBOLIK
Tindakan.
Mind, Self, Society; From The Stand Point of The Social Behaviorist (1972, dalam Ritzer &
Goodman, 2007:273). Berakar pada Psikologi Sosial, teori ini memperoleh landasan konsep.
Pengelompokkan manusia menghasilkan perkembangan keadaan mental kesadaran diri, ada
kumpulan individu yang mengorganisir perilaku baru kemudian memunculkan kesadaran diri
atau proses mental. Pemikiran ini sejalan dengan pandangan behavioris yang meletakkan
perhatian pada rangsangan (stimulus) dan tanggapan (response). Dalam interaksi sosial,
stimulus diberlakukan sebagai rangsangan yang melalui proses mental diolah untuk
dihasilkan perilaku yang dipikirkan terlebih dahulu. Tindakan didahului dengan stimulus
menghasilkan respon sebagai tanggapan, dengan demikian terdapat empat tahapan tindakan
yang membingkai kesatuan organis perilaku manusia, yaitu :
(1). Impuls (impulse)
Atau dorongan hati yang mencakup stimulasi sebagai akibat kerja panca indera dan
kebutuhan aktor memenuhi rangsangan. Perbedaan impuls hewani dengan manusia
dalam menanggapi rasa lapar akan berbeda. Manusia berupaya memikirkan fakta
lingkungan sebagai penyedia sumber makanan kemudian memikirkan bagaimana
memenuhi dorongan untuk makan dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber.
(2). Persepsi (perception)
Kapasitas merasa dan memahami stimuli melalui inderawi adalah bagian dari persepsi.
Manusia berlaku tidak tunduk pada rangsangan tetapi memikirkan melalui bayangan
mental. Ada banyak rangsangan dan ada alternatif respon, tindakan manusia selalu
terikat dengan objek rangsangan, tindakan dan objek satu kesatuan dialektis.
2015
8
Sosiologi Komunikasi
Yuliawati, S.Sos., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(3). Manipulasi (manipulation)
Setelah impuls mengenali objek langkah berikut adalah memanipulasi objek
(mengambil tindakan berkenaan dengan objek). Perbedaan hewan dengan manusia
berada pada kemampuan memanipulasi panca indera untuk memenuhi harapan terhadap
objek. Manusia menggunakan inderawinya untuk mengobservasi melalui tangannya,
mencium dengan hidungnya, dan meneliti lebih lanjut sebelum memakan sesuatu yang
dipersepsinya sebagai makanan beracun, adapun hewan tidak memiliki kapasitas ini.
Pengalaman masa lalu merupakan pengalaman mental yang digunakan manusia
mengenali berbagai stimulus.
(4). Konsumsi (consummation)
Tindakan akan dilakukan ketika aktor menilai bahwa makanan tersebut tidak beracun
dan dapat dimakan. Pilihan mengkonsumsi merupakan tahap keempat tindakan yang
memuaskan dorongan hati yang sebenarnya atau impuls.
Tindakan Sosial.
Konsep impuls, persepsi, manipulasi, dan konsumsi sebagai konsep tindakan yang
melibatkan satu aktor. Adapun tindakan sosial mengikutsertakan lebih dari satu orang. Dalam
tindakan sosial, maka konsep rujukannya berupa gerak atau sikap isyarat (gesture) yang
diartikan sebagai gerakan organisme pertama yang bertindak sebagai rangsangan khusus yang
menimbulkan tanggapan secara sosial yang tepat pada organisme kedua. Hewan dapat
membuat gesture, manusia pun demikian. Namun manusia mempunyai keterampilan lebih
dibanding binatang dalam mengelola isyarat. Terdapat dua pola isyarat, isyarat fisik dan
isyarat suara. Manusia berkecendrungan tidak memiliki kontrol memadai dalam soal gesture
fisik dibanding suara. Tarikan wajah penanda ketidaksukaan akan sulit disadari pemilik
wajah dibandingkan ketika yang bersangkutan berbicara dengan isyarat suara yang semula
datar menjadi ketus. Kita dapat merubah nada suara kembali ke isyarat datar tanpa
memerlukan waktu lama dibandingkan menyadari bahwa wajah kita mencerminkan nada
marah sebab raut wajah yang ketus. Sekali lagi perlu diingat, jika perilaku tersembunyi atau
non-verbal menjadi rujukan observasi utama dalam interaksi simbolik. Isyarat fisik dan suara
menjadi mekanisme manusia mengembangkan organisasi sosial, dan tindakan sosial
menjelaskan kompleks pengaturan yang dibuat manusia untuk membedakan dirinya dengan
tindakan hewani.
2015
9
Sosiologi Komunikasi
Yuliawati, S.Sos., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Simbol Signifikan.
Berjenis-jenis gerak isyarat dapat diciptakan manusia. isyarat menjadi simbol signifikan
ketika seseorang mengkomunikasikan pada pihak lain lantas memperoleh tanggapan dari
pihak lain selaku sasaran isyarat. Isyarat suara menjadi simbol signifikan acuannya pada
bahasa. Isyarat suara yang mendapat tanggapan dapat kita sebut bahasa ketika komunikan
menginterpretasi makna simbolik isyarat yang kita sampaikan. Fungsi dari simbol signifikan
ini adalah bagian dari proses mental, dengan kata lain berpikir adalah sama artinya dengan
berbicara pada orang lain. Analoginya, percakapan meliputi perilaku (berbicara) dan perilaku
mencakup aktifitas berpikir dan bertindak. Simbol signifikan memungkinkan bagi terjadinya
interaksi simbolik, manusia dapat saling terhubung melalui isyarat dan juga simbol
signifikan.
Pikiran (mind). Pikiran diartikan sebagai proses percakapan seseorang dengan dirinya sendiri,
dan kemampuan ini bagian dari fenomena sosial. sebab, kegiatan komunikasi intrapersonal
muncul dan berkembang melalui proses sosial.
Diri (self). Diri adalah kemampuan menerima diri sendiri sebagai objek. Diri merupakan
kemampuan khusus menjadi subjek maupun objek. Diri adalah prasyarat proses sosial.
manusia yang baru lahir jelasnya belum memiliki diri, konsep diri muncul dan berkembang
melalui interaksi sosial. asal-usul diri diciptakan, dibentuk oleh agen sosialiasi. Melalui
tahapan pembentukkan konsep diri sejak lahir hingga meninggal, yaitu :
(a).
Tahap Bermain.
Dapat kita sebut play stage, suatu aktifitas sosialisasi ketika anak mengumpulkan
informasi menyangkut peranan orang lain. Kemampuan ini diajarkan agen sosialisasi
utama yaitu keluarga inti. Orang tua dan saudara kandung berkapasitas menciptakan
individu muda menjadi manusia yang dapat diterima lingkungannya.
(b). Tahap Permainan.
Pada tahap game stage anak menggunakan pengetahuan status dan peran orang lain
dalam dunia permainan. Bermain menjadi anggota pemadam kebakaran, polisi, dokter,
berperan sebagai orang tua, pengamen, dan sebagainya.
2015
10
Sosiologi Komunikasi
Yuliawati, S.Sos., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(c).
Tahap Menggeneralisir Orang Lain.
The generalized other sebagai tahapan akhir ketika anak merealisasikan dalam dunia
sosial status dan perannya. Keterlibatannya dalam aktifitas sosial kooperatif dan
terorganisir mengharuskan anak mengembangkan diri secara utuh. Tahapan ini akan
terus berlanjut hingga seseorang meninggal dunia.
Interaksi
sosial
serupa
medan
magnit
di
mana
manusia
merencanakan
dan
mengaktualisasikan pikirannya ke dalam tindakan sosial. Hanya tindakan sosial yang
melibatkan proses mental dapat diterima dalam kegiatan komunikasi. Karena aktifitas
berpikir ini yang membedakan manusia dengan mahluk bukan manusia. Adapun sosialisasi
menyediakan ragam alternatif yang dapat digunakan manusia untuk merespon objek fisik,
sosial, dan abstrak yang disediakan lingkungannya.
2015
11
Sosiologi Komunikasi
Yuliawati, S.Sos., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
RITZER, Goerge, dan Douglas J. Goodman.(2007).Teori Sosiologi Modern. Edisi Keenam,
Jakarta: Penerbit Prenada Media Group.
SOEKANTO, Soerjono.(2012).Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
SUNARTO, Kamanto.(1993). Pengantar Sosiologi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi.
SUTARYO. (2005). Sosiologi Komunikasi. Yogyakarta : Arti Bumi Intaran
WEST, Richard, dan Lynn H. Turner. (2008) . Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan
Aplikas. Edisi Ketiga, Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.
2015
12
Sosiologi Komunikasi
Yuliawati, S.Sos., M.Ikom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download