Editing Process

advertisement
Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom
 Menyunting
 Merencanakan mengarahkan penerbitan
 Menyusun (film, pita rekaman) dengan memotong
dan memadukan kembali
Redaksional
Substansial
 editor memeriksa setiap kata dan kalimat agar logis,
mudah dipahami, dan tidak rancu (memiliki ejaan yang
benar, mempunyai arti dan enak dibaca).
 (tanda baca, tata bahasa, angka, nama, alamat dsb)
 Editor memperhatikan data dan fakta agar tetap akurat dan benar
 Kegiatan-kegiatan yang dicakup dalam proses pengedit jenis ini adalah :
 Memperbaiki kesalahan-kesalahan faktual
 Menghindari kontradiksi dan mengedit berita untuk diperbaiki
 Menghindari unsur-unsur seperti penghinaan, ambiguitas dan tulisan yang memuakkan (bad




taste)
Melengkapi tulisan dengan bahan-bahan tipografi, misal anak judul/subjudul
Menulis judul yang menarik
Memberikan penjelasan tambahan untuk gambar/tabel, dan
Menelaah kembali hasil tulisan yang telah dicetak karena tidak menutup kemungkinan masih
terdapat kesalahan redaksional dn substansial.
 News Value (nilai berita).
 Relevansi
 Angle
 Kelengkapan fakta
 Naskah yang bisa dimuat harus dipilih,
maka harus memilih mana yang memiliki
news value paling tinggi.
 Isi naskah bermanfaat dan relevan untuk disampaikan kepada para pembaca.
Maksudnya apakah penting dan menarik bagi mereka.
 Bisa dikatakan penting jika informasinya memiliki dampak langsung maupun tidak
langsung bagi kehidupan pembaca. Sedang menarik jika mampu mengusik dan
memikat perhatian pembaca.
 Sudut pandang yang baik adalah yang
bukan pengulangan pemberitaan yang
sudah disiarkan sebelumnya, baik oleh
media sendiri maupun media lain. Kalau
pengulangan maka fakta yang disajikan
harus lebih lengkap atau memiliki hal-hal
yang lebih baru.
 Pada tahap ini, penyuntingan awal sebaiknya difokskan pada isi naskah.
Koherensi
• hubungan antarkalimat dan antarparagraf
Menyusun Kalimat
• menyusun kalimat yang efektif dan mudah
dipahami
 Menurut KBBI 2009, kalimat adalah:
 (1) kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan;
 (2) perkataan;
 (3) ling satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi
final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.
 Semua definisi tersebut mengarah kepada pengertian bahwa kalimat adalah
kumpulan kata yang disusun menurut kaidah tertentu. Dikatakan menurut kaidah
tertentu karena tiap kata yang menyusun suatu kalimat memiliki jabatan atau fungtor
kalimat. Terdapat 5 fungtor, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan
(K), dan pelengkap (Pel).
 Kerangka tulisan terdiri atas 4 bagian:
 (1) judul/wajah yang mencerminkan tema,
 (2) lead sapaan/pendahuluan yang memancing minat dan gairah,
 (3) tubuh yang ramping dan dinamis,
 (4) penutup yang bergaya pamit.
 Gaya penulisan yang formal dibutuhkan dalam menulis
artikel opini, tajuk rencana dan resensi buku, namun
boleh digunakan bahasa personal (saya, kita, anda, dll)
untuk penulisan kolom
PERSONAL
IMPERSONAL
Saya
Penulis
Saya menemukan bahwa
Ditemukan bahwa
Saya terkejut mengamati
Observasi tersebut mengejutkan
Saya kira hasilnya menarik karena
Hasilnya menarik karena...
 Huruf Kapital, Miring dan Tebal
 Kapital:
 awal Kalimat,
 awal kata dalam judul buku atau terbitan berkala, kecuali kata-kata depan seperti dan, yang,
untuk, di, ke dan dari yang tidak terletak pada awal kalimat
 nama bangsa, bahasa, agama, orang, hari, bulan, tarikh, peristiwa, sejarah, lembaga,
jabatan, gelar dan pangkat yang diikuti nama orang atau tempat;
 setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada judul buku dan nama bangsa
seperti Undang- Undang Dasar 1945, Garis-Garis Besar Haluan Negara, Perserikatan
Bangsa-Bangsa
 nama-nama geografi seperti sungai, kota, provinsi, negara atau pulau.
 Italic (miring)
 (1) kata dan ungkapan asing;
 (2) tetapan dan unsur yang tidak diketahui dalam rumus matematis;
 (3) nama kapal, satelit, dll;
 (4) kata atau istilah yang baru diperkenalkan untuk diskusi khusus;
 (5) kata atau frasa yang diberi penekanan;
 (6) judul buku atau terbitan berkala yang disebutkan dalam teks dan dalam daftar pustaka;
 (7) tiruan bunyi seperti kalimat “ Dari sarang burung iu terdengar kicau burung tujupulu,
tujupulu”;
 (8) nama ilmiah, marga, jenis, anak jenis, varietas dan forma makhluk seperti tectona
grandis, salaca zalazza var ambooinense dan lainnya.
 Bold (tebal)
 Judul karya
 Judul bab
 Judul pada anak bab (sub bab)
 Kata yang dianggap penting
Aturan Pemenggalan
Contoh
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai
berikut.
a. Jika
ditengah
kata
ada
vokal
yang
berurutan,
pemenggalan kata itu dilakukan di antara kedua huruf
Ma-in, sa-at, bu-ah
Au-la
bukan
a-u-la
vokal tersebut.
Huruf diftong ai, au dan oi tidak pernah diceraikan
Sau-da-ra
sehingga pemenggalan kata tidak dilakukan di antara
Am-boi
bukan
bukan
sa-u-da-ra
am-bo-i
kedua huruf itu.
a. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk
gabungan huruf konsonan, di antara dua buah huruf Ba-pak, ba-rang, su-lit, la-wan, de-ngan, ke-nyang, mu-ta-khir
vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.
2. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan
yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang
biasanya biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya,
dapat dipenggal pada pergantian baris.
Makan-an, me-rasa-kan, mem-bantu, pergi-lah
Singkatan
Akronim
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, a. akronim nama diri yang berupa gabungan huruf
jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik. awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf
Misalnya:
kapital. Misalnya: SIM (surat izin mengemudi)
A.S Kramawijaya
Muh. Yamin
Sukanto S.A.
Bpk: bapak
S.E. sarjana ekonomi
a. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
nama dokumentasi resmi yang terdiri atas huruf ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak Misalnya:
diikuti dengan tanda titik. Misalnya: GBHN (Garis- Akabri ( Akademi Angkatan Bersenjata Republik
Garis Besar Haluan Negara
Indonesia )
Aturan Penggunaan
Contoh
1. Tanda titik di pakai pada akhir kalimat yang bukan Dia menanyakan siapa yang akan datang. Hari ini
pertanyaan atau seruan.
tanggal 6 April 1973.
1. Tanda titik di pakai dibelakang angka atau huruf 1. Patokan umum
dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
1. Isi karangan
2. Ilustrasi
1. Gambar tangan
2. Tabel grafik
1. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, Pukul 1.35.20 ( pukul 1 lewat 35 menit 20 detik )
menit dan detik yang menunjukkan waktu.
1. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, 1.35.20 jam ( 1 jam, 35 menit, 20 detik )
menit dan detik yang menunjukkan jangka waktu
Download