network diagram - HMM UIKA BOGOR

advertisement
BAHAN AJAR - 5
MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK
NETWORK DIAGRAM
oleh
Dr. Ir. Yogi Sirodz Gaos, M.T
A. TUJUAN
Agar Mahasiswa mampu memahami tentang bagaimana membuat diagram
network dalam suatu pengelolaan proyek yang meliputi pembahasan antara lain :
simbol (anak panah, lingkaran dan anak panah terputus-putus), hubungan antar
simbol (anak panah dengan lingkarandan anak panah terputus-putus dengan
lingkaran), hubungan antar kegiatan (hubungan seri, hubungan paralel dan hubungan
kegiatan yang paling menentukan), hubungan elementer antar kegiatan
(permasalahan, definisi permasalahan dan elemen network diagram).
Dalam Bahan Ajar ini disampaikan materi kuliah antara lain; pendahuluan,
simbol, anak panah, lingkaran, anak panah terputus-putus, hubangan antar simbol,
hubungan antar kegiatan, diagram network dan latihan.
B. MATERI KULIAH
1.
Pendahuluan
NETWORK diagram adalah visualisasi proyek berdasarkan network planning.
Network diagram berupa jaringan kerja yang berisi lintasan-lintasan kegiatan dan
urutan-urutan peristiwa yang ada selama penyelenggaraan proyek. Dengan network
diagram dapat segera dilihat kaitan suatu kegiatan dengan kegiatan-kegiatan lainnya,
sehingga bila sebuah kegiatan terlambat maka dengan segera dapat dilihat kegiatan apa
saja yang dipengaruhi oleh keterlambatan tersebut dan berapa besar pengaruhnya. Juga
dengan network diagram dapat diketahui kegiatan-kegiatan mana saja atau lintasan
mana saja yang kritis, sehingga dengan mengetahui tingkat kekritisannya dapat
ditetapkan skala perioritas dalam menangani masalahmasalah yang timbul selama
penyelenggaraan proyek. Juga dapat diketahui peristiwa-peristiwa mana saja yang
kritis sehingga usaha-usaha segera dpat diarahkan dan dimulai sedini mungkin untuk
membuat peristiwa kritis tersebut terjadi pada saatnya.
Disamping itu, berbagai tingkat manajemen tertentu dapat dikonsentrasikan pada
peristiwa-peristiwa yang dianggap sangat penting menurut pertimbangan manajemen
tersebut. Peristiwa ini sering dinamai mile stone. Oleh karena itu dapat dimengerti
bahwa sebuah network diagram yang tepat dan dipakai secara konsekuen merupakan
alat yang sangat menolong dalam penyelenggaraan proyek. Jadi ada dua syarat utama
yang harus dipenuhi dalam penggunaan network planning pada penyelenggaraan suatu
proyek yaitu adanya network diagram yang tepat, dan network diagram yang tepat tadi
digunakan secara konsekuen dalam penyelenggaraan proyek.
1 of 21
BA Manajemen Proyek
2.
Simbol
Jumlah simbol yang digunkan dalam sebuah network diagram, minimum dua
macam dan maximum tiga macam. Ketiga macam simbol tersebut adalah: anak panah
yang melambangkan kegiatan, lingkaran melambangkan peristiwa, dan anak panah
terputus-putus melambangkan dua peristiwa.
a. Anak Panah
Anak panah melambangkan kegiatan. Sebuah anak panah hanya melambangkan
sebuah kegiatan demikian pula sebuah kegiatan hanya dilambangkan anak panah. Pada
umumnya nama kegiatan dicantumkan di atas anak anak panah dan lama kegiatan
ditulis di bawah anak panah.
Anak panah selalu digambarkan dengan ekor anak panah disebelah kiri dan kepala
anak panah disebelah kanan. Ekor anak panah ditafsirkan sebagai kegiatan dimulai dan
kepala anak panah ditafsirkan sebagai kegiatan selesai. Lama kegiatan adalah waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah kegiatan, yaitu jarak waktu antara
kegiatan dimulai dengan kegiatan sekesai. Satuan waktu dari lama kegiatan tergantung
dari kebutuhan, bisa detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan sebagainya.
Untuk kebutuhan penyelenggaraan proyek biasanya hari digunakan satuan waktu.
Ada enam alternatif cara menggambarkan anak panah (Gambar 2.01) yaitu :
X4
L4
X2
L2
X1
L1
X3
L3
X5
L5
X6
L6
Gambar 2.01.
X1
X2
X3
X4
X5
X6
L
= horisontal
= miring ke atas
= miring ke bawah
= garis patah ke atas
= garis patah ke bawah
= garis lengkung
= lama kegiatan
2 of 21
BA Manajemen Proyek
Panjang anak panah tidak melambangkan lama kegiatan yang bersangkutan. Jadi
mungkin saja sebuah anak panah yang melambangkan kegiatan yang lama kegiatannya
lima belas hari digambar lebih panjang dari pada anak panah yang melambangkan
sebuah kegiatan yang lama kegiatannya dua puluh hari. Pada timescale network
diagram proyeksi horizontal anak panah proporsional dengan lama kegiatan dari
kegiatan yang dilambangkannya.
b. Lingkaran
Lingkaran yang melambangkan peristiwa selalu digambar berupa lingkaran yang
terbagi atas tiga ruangan yaitu : ruangan sebelah kiri, ruangan sebelah kanan atas, dan
ruangan sebelah kanan bawah. Ruangan sebelah kiri merupakan tempat bilangan huruf
yang menyatakan nomor peristiwa. Nomor peristiwa ini bisa pula dinyatakan berupa
simbol (variabel) dengan huruf n, i, atau j.
Ruangan sebelah kanan atas merupakan tempat bilangan yang menyatakan nomor
hari (untuk satuan hari) yang merupakan saat paling awal peristiwa yang bersangkutan
mungkin terjadi. Nomor hari tersebut dapat diterjemahkan kedalam bentuk tanggal
hari yang bersangkutan.
Ruangan sebelah kanan bawah merupakan tempat bilangan yang menyatakan
nomor hari (untuk satuan hari) yang merupakan saat yang paling lambat peritiwa yang
bersangkutan boleh terjadi.
SPAn
n
105
5
SPLn
a
8/12/80
5
120
23/12/80
b
c
Gambar 2.02
a. N
SPAn
SPLn
Sn
b. n
SPAn
SPLn
Sn
c. n
SPAn
= nomor peristiwa
= saat paling awal peristiwa n mungkin terjadi
= saat paling lambat peristiwa n boleh terjadi
= SPLn - SPAn = tenggang waktu (slack) peristiwa
= 5 = nomor peristiwa
= SPA5 = 105 = hari ke-105 (satuan dalam hari), saat paling awal
peristiwa nomor 5 mungkin terjadi
= SPL5 = 120 = hari ke-120 (satuan dalam hari), saat paling lambat
peristiwa nomor 5 boleh terjadi
= S5 = SPL5 – SPA5 = 120-105 = 15 = tenggang waktu (slack)
peristiwa nomor 5
= 5 = nomor peristiwa
= SPA5 = 08/12/80 = tanggal 8 Desember 1980 adalah saat paling
awal peristiwa nomor 5 mungkin terjadi.
3 of 21
BA Manajemen Proyek
SPLn = SPL5 = 23/12/80 = tanggal 23 Desember 1980 adalah saat paling
lambat peristiwa nomor 5 boleh terjadi.
Sn
= S5 = SPL5 – SPA5 = 23/12/04-8/12/04 = 15 = tenggang waktu
(slack) peristiwa nomor 5.
Seperti halnya saat paling awal, nomor hari saat paling lambat bisa diterjemahkan
dan dinyatakan dalam bentuk tanggal hari yang bersangkutan.
Normalnya saat paling lambat  lebih kemudian  dari saat paling awal, dan
dalam keadaan ini selisih waktu dari kedua saat tersebut adalah tenggang waktu
peristiwa (slack) berharga positif. Ada kemungkinan tenggang waktu tersebut berharga
nol atau negatif. Jika tenggang waktu berharga nol, maka peristiwa yang bersangkutan
merupakan peristiwa kritis. Jika berharga negatif, peristiwa tersebut adalah peristiwa
super kritis dan ini merupakan pertanda bahwa proyek ini tidak akan selesai pada
waktu yang telah ditetapkan. Peristiwa kritis dilambangkan dengan lingkaran yang
mempunyai dua garis lingkaran.
95
10
100
11
90
12
99
100
a
b
80
c
Gambar 2.03
a. n
SPAn
SPLn
Sn
b. n
SPAn
SPLn
Sn
c. n
SPAn
= 10 = nomor peristiwa
= SPA10 = 95 = hari ke-95 (satuan dalam hari) saat paling awal
peristiwa nomor 10 mungkin terjadi
= SPL10 = 99 = hari ke-99 (satuan dalam hari) saat paling lambat
peristiwa nomor 10 boleh terjadi.
= S10 = SPL10 – SPA10 = 99 – 95 = 4 = tenggang waktu (slack)
peristiwa nomor 10
= 11 = nomor peristiwa
= SPA11 = 100 = hari ke-100 (satuan dalam hari) saat paling awal
peristiwa nomor 11 mungkin terjadi.
= SPL11 = 100 = hari ke-100 (satuan dalam hari) saat paling
lambat peristiwa nomor 11 boleh terjadi.
= S11 = SPL11 – SPA11 = 100 – 100 = 0 = tenggang waktu (slack)
peristiwa nomor 11. Tenggang waktu berharga nol artinya
peristiwa yang bersangkutan adalah peristiwa yang kritis.
Biasanya terdapat 20% sampai dengan 30% peristiwa dari
sebuah network diagram merupakan peristiwa kritis. Mungkin
saja semua peristiwa yang ada dalam sebuah network diagram
kritis semua.
= 12 = nomor peristiwa
= SPA12 = 90 = hari ke-90 (satuan dalam hari) saat paling awal
peristiwa nomor 12 mungkin terjadi.
4 of 21
BA Manajemen Proyek
SPLn
Sn = S12
= SPL12 = 80 = hari ke-80 (satuan dalam hari) saat paling lambat
peristiwa nomor 12 boleh terjadi.
SPL12 = 80-90 = -10 = tenggang waktu (slack) peristiwa nomor
12. Tenggang waktu ini berharga negatif, ini berarti bahwa
proyek yang bersangkutan tidak akan selesai pada waktunya.
c. Anak panah terputus-putus
Anak panah terputus-putus melambangkan hubungan antar peristiwa. Sama halnya
dengaqn anak panah yang melambangkan kegiatan, anak panah terputus-putus
(dummy) digambarkan dengan ekor di sebelah kiri dan kepala disebelah kanan.
Demikian pula cara menggambarkan anak panah terputus-putus sama dengan cara
menggambarkan anak panah biasa.
Berbeda dengan kegiatan yang membutuhkan waktu, sumberdaya berupa: manusia,
alat, bahan, overhead, dan biaya, serta ruangan tempat kegiatan berlangsung, hubungan
antar kegiatan (dummy) tidak membutuhkan waktu, sumberdaya, dan ruangan. Oleh
karena itu, hubungan anterperistiwa tidak perlu diperhitungkan dan karena tidak
memiliki nama dalam perhitungan waktu, lama dihitung sama dengan nol. Meskipun
tidak perlu diperhitungkan, hubungan antarkegiatan harus ada (bila diperlukan) untuk
menyatakan logika ketergantungan kegiatan yang patut diperhatikan.
2. Hubungan antar simbol
Untuk dapat membaca network diagram proyek, pelu dijelaskan pengertian dasar
hubungan antarsimbol yang ada dalam setiap network diagram. Hubungan antarsimbol
hanya ada dua buah yaitu anak panah dengsn lingkaran yang melambangkan hubungan
kegiatan dan peristiwa.
Notasi yang dipakai dalam penjelasan mengenai hubungan antar simbol ini adalah sbb
:
X
= nama kegiatan
PAW
= peristiwa awal, petristiwa yang terletak pada ekor anak panah.
I
= nomor peristiwa awal
J
= nomor peristiwa akhir
SPA
= saat paling awal suatu peristiwa mungkin terjadi
SPL
= saat paling lambat suatu peristiwa boleh terjadi
SPAi
= saat paling awal peristiwa mungkin terjadi
SPAj
= saat paling peristiwa akhir mungkin terjadi
SPLj
= saat paling lambat peristuwa akhir mungkin terjadi
MPA
= saat mulai paling awal sebuah kegiatan, selalu sama dengan SPA
MPL
= saat mulai paling lambat sebuah kegiatan, mungkin sama dengan SPLi
FPA
= saat selesai paling awal sebuah kegiatan, mungkin sam,a dengan SPAj
FPL
= saat selesai paling lambat sebuah kegiatan, selalu sama dengan SPLj
a. Anak panah dengan Lingkaran
Kasus 1. pada kasus ini terdapat: sebuah peristiwa awal dengan sebuah kegiatan
yang keluar darinya, sebuah peristiwa akhir dengan sebuah kegiatan yang menuju
kepadanya, ada sebuah kegiatan yang terletak antara peristiwa awal dan peristiwa akhir
tersebut (Gambar 2.05).
5 of 21
BA Manajemen Proyek
PAW
PAK
SPAi
SPAj
X
i
j
L
SPLi
SPLj
Gambar 2.04
Tafsiran yang didapat dari kasus ini adalah ;
1. Bila i terjadi, maka X bisa mulai ;
2. Bila X mulai, maka i pasti terjadi ;
3. Bila X selesai, maka j pasti terjadi ;
4. Bila j terjadi, maka X pasti selesai.
Kasus 2. Pada kasus ini terdapat : sebuah peristiwa awal dengan beberapa kegiatan
keluar darinya, sebuah peristiwa akhir dengan beberapa kegiatan yang menuju
kepadanya, terdapat sebuah kegiatan terletak di antara kedua peristiwa tersebut
(Gambar 2.06).
Tafsiran yang didapat dari kasus ini adalah ;
1. Bila i terjadi, maka X mungkin mulai ; 2. Bila X mulai, maka i pasti terjadi ; 3.Bila
X selesai, maka j mungkin terjadi ; 4. Bila j terjadi, maka X pasti selesai.
PAW
PAK
SPAi
SPAj
X
i
SPLi
j
L
SPLj
Gambar 2.05
b. Anak Panah Terputus-putus dengan Lingkaran
Kasus 3. Pada kasus ini terdapat : sebuah peristiwa awal dengan dummy yang keluar
darinya, sebuah peristiwa akhir dengan dummy yang menuju kepadanya, dan terdapat
sebuah dummy terletak antara kedua peristiwa tersebut (Gambar 2.07).
PAW
PAK
SPAi
SPAj
i
j
SPLi
SPLj
Gambar 2.06
6 of 21
BA Manajemen Proyek
Tafsiran yang didapat dari kasus ini adalah ;
1. Bila i terjadi, maka j pasti terjadi ;
2. Bila j terjadi, maka i pasti terjadi.
Kasus 4. Pada kasus ini terdapat : sebuah peristiwa awal dengan kegiatan dan dummy
yang keluar darinya, sebab peristiwa akhir dengan beberapa kegiatan dan dummy yang
menuju kepadanya, dan terdapat sebuah dummy terletak antara kedua peristiwa tersebut
(Gambar 2.08).
PAW
PAK
SPAi
SPAj
i
j
SPLi
SPLj
Gambar 2.07
Tafsiran yang didapat dari kasus ini adalah :
1. Bila i terjadi, maka j mungkin terjadi ;
2. Bila j terjadi, maka i pasti terjadi.
3.
Hubungan Antar Kegiatan
Untuk dapat menggambar sebuah network diagram yang dapat menyatakan logika
ketergantungan antar kegiatan, perlu diketahui hubungan antar kegiatan yang mungkin
ada dalam sebuah proyek. Hubungan antar kegiatan tersebut bisa dikategorikan
menjadi dua macam yaitu hubungan seri langsung dan hubungan seri tidak langsung.
Sedang hubungan paralel hanya ada satu macam pengertian saja tetapi mempunyai
empat alternatif.
a. Hubungan Seri
Antara dua kegiatan terdapat hubungan seri bila sebuah kegiatan tidak dapat mulai
dikerjakan kalau kegiatan lainnya belum selesai dikerjakan.
Kasus 1. A adalah kegiatan memakai kaos kaki, B adalah kegiatan memakai sepatu, dan
C kegiatan mengikat tali sepatu. Tiga kegiatan tersebut digambarkan sebagai berikut :
peristiwa 1 terjadi, maka kegiatan A bisa dimulai; kegiatan A selesai maka peristiwa 2
terjadi; peristiwa 2 terjad, maka kegiatan B bisa dimulai; kegiatan B selesai, maka
peristiwa 3 terjadi; peristiwa 3 terjadi, maka kegiatan C bisa dimulai; kegiatan C
selesai, maka peristiwa 4 terjadi (Gambar 2.09)
A
1
B
2
LA
C
3
LB
4
LC
Gambar 2.08
7 of 21
BA Manajemen Proyek
Penjelasan Kasus 1.
1) Kegiatan C tidak bisa dimulai, bila peristiwa 3 belum terjadi dan kegiatan B belum
selesai. Kalau kegiatan B selesai, maka peristiwa 3 terjadi, maka kegiatan C bisa
dimulai. Hubungan kegiatan B dengan kegiatan C adalah hubungan seri langsung.
2) Kegiatan B tidak bisa dimulai, bila peristiwa 2 belum terjadi dan kegiatan A belum
selesai. Kalau kegiatan A selesai, maka peristiwa 2 terjadi, maka kegiatan B bisa
dimulai. Hubungan kegiatan A dengan kegiatan B adalah hubungan seri langsung.
3) Kegiatan C tidak bisa kegiatan A belum selesai. Sedang bila kegiatan A sudah
selesai, belum tentu kegiatan C bisa dimulai. Hubungan kegiatan A dengan kegiatan
C adalah hubungan seri tidak langsung.
b. Hubungan Paralel
Antara dua kegiatan terdapat hubungan paralel, bila untuk memulai dan atau
menyelesaikan sebuah kegiatan tidak perlu menunggu kegiatan lainnya mulai dan atau
kegiatan lainnya selesai. Hubungan paralel mempunyai empat alternatif bentuk dalam
network diagram yaitu : memiliki satu peristiwa akhir bersama, memiliki satu peristiwa
awal bersama, memiliki satu peristiwa akhir dan satu peristiwa awal bersama, dan
terakhir memiliki peristiwa awal yang berlainan dan peristiwa akhir yang berlainan.
Kasus 2. Syarat peristiwa pesawat terbang siap take off (peristiwa 7) adalah kegiatan
pemeriksaan dan perbaikan mesin (kegiatan D) selesai dan pilot menuju cockpit
(kegiatan E) selesai (Gambar 2.10).
5
D
LD
7
E
LE
6
Gambar 2.09
Kegiatan D memiliki peristiwa awal peristiwa nomor 5 dan memiliki peristiwa akhir
peristiwa 7. kegiatan E memiliki peristiwa awal peristiwa nomor 6 dan memiliki
peristiwa akhir peristiwa nomor 7. Jadi peristiwa nomor 7 merupakan peristiwa akhir
bagi kegiatan D dan bagi kegiatan E. Sehingga syarat terjadinya peristiwa 7 adalah
kegiatan D selesai dan kegiatan E selesai.
Syarat terjadinya peristiwa 7 tidak menyinggung masalah saat selesainya kedua
kegiatan tersebut, maksudnya boleh saja dua kegiatan tersebut selesai bersamaan atau
tidak bersamaan, yang satu lebih dulu selesai dari kegiatan lainnya. Begitu kegiatan D
dan E selesai maka pada saat itu peristiwa 7 terjadi.
Jadi untuk memulai dan atau menyelesaikan kegiatan D tidak perlu menunggu kegiatan
E mulai dan atau kegiatan E selesai. Demikian pula sebaliknya, untuk memulai dan
8 of 21
BA Manajemen Proyek
atau menyelesaikan kegiatan E tidak perlu menunggu kegiatan. D mulai dan atau
kegiatan D selesai. Maka kegiatan D adan kegiatan E mempunyai hubungan paralel
satu sama lain, dan memiliki satu peristiwa akhir bersama.
Kasus 3. Peristiwa pesawat terbang dalam keadaan berhenti setelah landing (peristiwa
8) merupakan syarat agar awak pesawat bisa turun dari pesawat (kegiatan F) dan agar
barang bisa diturunkan dari pesawat (kegiatan G) (Gambar 2.11).
Kegiatan F memiliki peristiwa awal peristiwa nomor 8 dan memiliki peristiwa akhir
nomor 9. Kegiatan G memiliki peristiwa awal peristiwa nomor 8 dan memiliki
peristiwa akhir peristiwa nomor 10. jadi peristiwa nomor 8 merupakan peristiwa awal
bagi kegiatan F maupun bagi kegiatan G. Oleh karena itu, agar kegiatan F bisa dimulai
dan kegiatan G bisa dimulai syaratnya adalah peristiwa 8 sudah terjadi, dan kalau
peristiwa 8 terjadi mungkin saja kegiatan F dan kegiatan G mulai pada saat yang
bersamaan atau mulai pada saat yang berbeda yang satu lebih dahulu daripada yang
lain.
Jadi untuk memulai dan atau menyelesaikan kegiatan F tidak perlu menunggu kegiatan
G selesai dan atau kegiatan G tidak perlu menunggu kegiatan F selesai dan atau
kegiatan F mulai. Maka kegiatan F dan kegiatan G merupakan dua kegiatan yang
mempunyai hubungan paralel yang memiliki sebuah peristiwa awal bersama.
9
F
LF
8
G
LG
10
Gambar 2.10
Kasus 4. Dalam suatu penerbangan, dilakukan stop over di bandar udara, dalam hal ini
antara pesawat dalam keadaan berhenti setelah mendarat (peristiwa 11) dengan
keadaan siap take off (peristiwa 14), dilakukan kegiatan pemeriksaan dan perbaikan
mesin pesawat (kegiatan H), serta awak kapal dan penumpang transit di bandar udara
(kegiatan I). Kegiatan H memiliki peristiwa awal peristiwa awal peristiwa nomor 11
dan memiliki peristiwa akhir peristiwa nomor 14. Demikian pula kegiatan I memiliki
peristiwa awal peristiwa nomor 11 dan memiliki peristiwa akhir peristiwa peristiwa
nomor 14. Syarat agar kegiatan H dan kegiatan I dapat dimulai adalah peristiwa nomor
11 terjadi. Mulainya kegiatan H dan mulainya kegiatan I bisa pada satu saat yang
bersamaan dan bisa pula pada saat yang berlainan.
9 of 21
BA Manajemen Proyek
Jadi dapat disimpulkan bahwa, untuk memulai dan atau menyelesaikan kegiatan H
tidak perlu menunggu kegiatan I selesai dan atau kegiatan I mulai. Demikian pula
sebaliknya, untuk menyelessaakan dan atau memulai kegiatan I tidak perlu menunggu
kegiatan H selesai dan atau kegiatan H mulai.
Perlu diperhatikan pula, meskipun secara logika diagram pada kasus ini benar, tetapi
tidak memenuhi syarat aturan penggambaran yang menyatakan bahwa antara dua bah
peristiwa hanya boleh ada satu kegiatan saja atau satu dummy saja. Dalam kasus ini,
antara peristiwa nomor 11 dengan peristiwa nomor 14 terdapat dua kegiatan yaitu
kegiatan H dan kegiatan I.
H
LH
11
14
I
LI
Gambar 2.11
Kasus 5. Ada dua kejadian yang tidak ada hubungannya satu sama lain, baik dari segi
peristiwa awal, peristiwa akhir, dan atau kedua kegiatan yang bersangkutan. Sebagai
contoh : john pergi dari new York ke Washington, dan yono pergi dari jakarta ke
Bandung.
15
J
LJ
17
18
K
LK
16
Gambar 2.12
10 of 21
BA Manajemen Proyek
John Pergi dari New York ke Washington adalah kegiatan J yang memiliki peristiwa
akhirnya. Yono pergi dari Jakarta ke Bandung adalah kegiatan K yang memiliki
peristiwa nomor 16 sebagai peristiwa nomor 18 sebagai peristiwa akhirnya.
Untuk memulai danatau menyelesaikan kegiatan J tidak perlu memperhatikan
mulainya kegiatan K dan atau memperhatikan selesainya kegiatan K. Demikian juga
sebaliknya, untuk memulai dan atau menyelesaikan kegiatan K tidak perlu
memperhatikan mulainya kegiatan J dan atau memperhatikan selesainya kegiatan J.
Jadi kegiatan K dan j berhubungan paralel satu sama lain.
c. Hubungan Kegiatan yang Paling Menentukan
Hubunga kegiatan yang universal dan karenanya paling menentukan adalah hubungan
kegiatan seri langsung, karena dengan mengetahui pasangan-pasangan kegiatan yang
mempunyai hubungan seri langsung dari kegiatan-kegiatan yang ada dalam sebuah
proyek, maka :
1) Jenis-jenis hubungan lainnya dengan sendirinya dapat diketahui;
2) Dapat disusun struktur logika ketergantungan antarkegiatan-kegiatan yang ada
dalam proyek, berupa diagram yang disebut network diagram. Network diagram ini
merupakan inti dari network planning atau network analisis.
4.
Hubungan Elementer antar kegiatan
Ternyata tidak mudah untuk menterjemahkan permasalahan yang dihadapi yaitu
berupa penyelenggaraan proyek, menjadi diagram berupa jaringan kerja yang disebut
network diagram. Ada beberapa bottle neck dalam proses penyusunan diagram
penyelenggaraan proyek tersebut :
1) Mendifinisikan permasalahan, terdiri dari :
a. Menginventarisasikan kegiatan yang ada dalam penyelenggaraan proyek.
b. Menentukan hubungan seri langsung masing-masing kegiatan dengan kegiatankegiatan lainnya.
2. Menyusun logika ketergantungan antar kegiatan, berdasarakan definisi tersebut di
atas dalam bentuk gambar jaringan kerja yang disebut network diagam.
Untuk dapat lebih memahami, berikut ini akan dikemukakan permasalahan elementer,
yang kemudian didefinisikan, dan berdasarkan definisi ini disusun elemen network
diagram.
b. Permasalahan
Untuk memudahkan menangkap persoalan yang dihadapi, dikemukakan susunan
balok sebagai suatu permasalahan.
Susunan balok ini bukan saja sebagai analogi permasalahan proyek fisik tetapi juga
merupakan analogi proyek nonfisik.
Sebagai contoh, umpamanya balok B diletakkan di atas balok A. Permasalahan
tersebut bisa merupakan benar-benar pemasangan balok-balok, bisa juga merupakan
analogi dari pekerjaan-pekerjaan lain. Umpamanya untuk bisa menandatangani sebuah
surat (kegiatan B), terlebih dahulu pembuatan net suarat tersebut harus sudah selesai
(kegiatan A). juga umpamanya untuk dapat melakukan pengetesan dan pengolahan
data (kegiatan B), kegiatan pengumpulan data (kegiatan A) harus sudah selesai, atau
untuk dapat membangun superstructure sebuah bangunan (kegiatan B), pekerjaan
membuat fondasi (kegiatan A) harus sudah selesai.
11 of 21
BA Manajemen Proyek
c. Definisi Permasalahan
Ada dua hal yang termasuk definisi permasalahan, pertama menginventarisasikan
kegiatan atau mengurangi proyek menjadi kegiatan-kegiatan dan kedua menentukan
pasangan-pasangan kegiatan yang mempunyai hubungan seri langsung.
Untuk proyek-proyek yang umum, bisa dan telah pernah dikerjakan,
menginventarisasikan kegiatan lebih tepat daripada menguarangi proyek menjadi
kegiatan, sebab kegiatan-kegiatan telah tersedia atau telah biasa dibuat. Tetapi untuk
proyek-proyek yang jenisnya baru, perlu diadakan analsia untuk dapat menguraikan
proyek menjadi kegiatan-kegiatan.
Cara menguraikan proyek, berdasarkan pemikiran bahwa proyek terdri dari kegiatankegiatan yang pada hakikatnya adalah proses-proses. Seperti diketahui, secara
sistematik proses membutuhkan masukan (input) dan menghasilkan keluaran (output).
Pemisahan antara kegiatan satu dengan lainnya berdasarkan perbedaan : input, cara
proses, dan output yang dihasilkan. Bahkan jika ketiga elemen sistem kegiatan tadi
sama, kadang-kadang diperlukan juga pemisahan berdasarkan modul operasi yaitu
suatu unit pekerjaan yang dibatasi oleh kemapuan sumberdaya dan kecepatan proses.
d. Elemen Network Diagram
Perbedaan elemen network diagram dengan network diagram, terletak pada titik
adanya keharusan bagi sebuah elemen network diagram dimulai pada suatu peristiwa
awal dan selesai pada satu peristiwa akhir. Cara menyusun elemen network diagram
adalah dengan merangkaikan pasangan-pasangan kegiatan yang mempunyai hubungan
seri langsung. Setiap kegiatan hanya digambar satu kali, tidak boleh lagi. Jumlah
dummy dan jumlah peristiwa tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih dari yang
diperlukan.
5.
Network Diagram
Network diagram adalah seperti telah diterangkan adalah visualisasi proyek
berdasarkan network planning berupa jaringan kerja terdiri dari simbol kegiatan,
simbol peristiwa, dan (bila diperlukan) simbol hubungan antar peristiwa (dummy).
Network diagram menyatakan logika ketergantungan antar kegiatan yang ada dalam
proyek yang bersangkutan dan menyatakan urut-urutan peristiwa yang terjadi selama
penyelenggaraan proyek.
a. Prasyarat yang Harus Dipenuhi
Prasyarat yg harus dipenuhi agar network diagram suatu proyek bisa dibuat, yaitu :
1) Menginventarisasikan kegiatan-kegiatan yang ada dalam proyek yang bersangkutan
atau menguraikan proyek yang bersangkutan menjadi kegiatan-kegiatan. Kegiatankegiatan yang didapat dengan cara tersebut harus betul-betul mewakili proyek,
sehingga bila kegiatan-kegiatan tersebut selesai dikerjakan dengan cara dan waktu
yang tepat, tujuan proyek bisa tercapai.
2) Menentukan atau mengidentifikasikan pasangan-pasangan kegiatan yang
mempunyai hubungan seri langsung diantara kegiatan-kegiatan yang telah
diinventarisasikan tersebut. Dalam taraf permulaan untuk perencanaan, ketentuan
yang dipakai ialah dua buah kegiatan mempunyai hubungan seri langsung
berdasarkan ketergantungan logika saja.
12 of 21
BA Manajemen Proyek
6.
Nomor Peristiwa
Nomor peristiwa adalah angka atau huruf atau kumpulan huruf yang tertulis pada ruang
kiri sebuah lingkaran yang merupakan simbol peristiwa yang ada dalam network
diagram. Ruang yang ada di lingkaran tersebut berjumlah tiga buah : ruang kiri, ruang
kanan atas, dan ruang kanan bawah.
a. Tujuan
Tujuan pemberian angka, huruf, atau kumpulan huruf pada ruang kiri sebuah simbol
peristiwa adalah :
1) Sebagai penegenal atau identitas peristiwa yang bersangkutan untuk membedakan
suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya yang ada dalam sebuah network diagram
yang sama. Dengan dikenalnya peristiwa tersebut maka dengan mudah dapat dinilai
arah kemajuan proses pelaksanaan proyek.
2) Sebagai pengenal kegiatan atau dummy atau penghubung peristiwa. Dalam hal ini,
kegiatan atau dummy tersebut dinyatakan atau diidentifikasikan menurut nomor
peristiwa yang mengapitnya atau yang membatasinya pada awal dan pada akhir
kegiatan atau dummy yang bersangkutan.
3) Dipakai sebagai urut-urutan proses penghitungan saat paling awal (SPA) dan
penghitungan saat paling lambat (SPL) semua peristiwa yang ada dalam sebuah
network diagram. SPA dan SPL tersebut masing-masing mengisi ruang kanan atas
dan kanan bawah yang ada dalam lingkaran yang menyatakan peristiwa-peristiwa
yang ada dalam network diagram tersebut.
4) Untuk mengetahui saat awal dan saat akhir semua kegiatan yang ada dalam sebuah
proyek dan untuk mengetahui saat awal dan saat akhir proyek.
b. Prosedur Pemberian Nomor Peristiwa
Untuk bisa memenuhi syarat di atas, perlu diikuti suatu prosedur pemberian nomor
peristiwa network diagram sebagai berikut :
1) Peristiwa awal network diagram diberi nomor 1. Peristiwa awal tersebut selalu
terletak paling kiri dalam network diagram.
2) Selanjutnya bila sebuah peristiwa dianggap sebagai peristiwa akhir dari sebuah atau
beberapa kegiatan dan dummy;
a. dan peristiwa-peristiwa awalnya sudah diberi nomor semua, maka peristiwa tersebut
di atas diberi nomor berikutnya.
b. Dan peristiwa-peristiwa awalnya sudah diberi nomor semua, maka peristiwa
tersebut di atas tidak boleh diberi nomor. Beri nomor peristiwa awalnya lebih
dahulu.
3) Akibat ketentuan 2 tersebut di atas, maka untuk sebuah network diagram yang sama
terdapat cara penomoran peristiwa yang berbeda satu sama lain. Dalam hal ini
semua alternatif cara tersebut sama benarnya, dan dalam pemakaiannya perlu
ditetapkan satu cara saja.
Definisi permasalah tersebut pada umumnya berisi : kegiatan-kegiatan yang ada
dalam proyek bersangkutan, kegiatan-kegiatan awal, kegiatan-kegiatan akhir, dan
pasangan-pasangan kegiatan yang mempunyai hubungan seri langsung. Jika diperlukan
analisa waktu, harus disediakan disediakan data lama kegiatan.
13 of 21
BA Manajemen Proyek
Kegiatan
A
B
C
D
E
F
* Alternatif lain berupa kegatan pendahuluan.
Kegiatan Pengikut*
D
E
F
E
-
Definisi permasalahan yang memenuhi prasyarat tersebut di atas adalah sebagai berikut
:
1. Sebuah proyek terdiri dari kegiatan-kegiatan : A, B, C, D, E, dan F.
2. Kegiatan-kegiatan awalnya adalah : A, B, dan C.
3. Kegiatan-kegiatan akhirnya adalah : E dan F.
4. Pasangan-pasangan kegiatan yang memenuhi hubungan seri langsung.
c. Syarat yang Harus Dipenuhi
Syarat yang harus dipenuhi selama pembuatan network diagram sebuah proyek,
sesudah prasyarat di atas dipenuhi adalah :
1) Sebuah network diagram hanya terdiri dari tiga macam simbol yaitu : anak panah
untuk melambangkan kegiatan, lingkaran utnuk melambangkan peristiwa, dan (bila
diperlukan) anak panah terputus-putus untuk melambangkan hubungan
antarperistiwa.
Gambar 2.13 Anak panah, simbol kegiatan.
SPAi
i
SPLi
Gambar 2.14 Lingkaran, simbol peristiwa
Gambar 2.39. Anak panah terputus-putus, simbol hubungan antar peristiwa.
2) Dalam sebuah network diagram, suatu anak panah hanya melambangkan satu
kegiatan, dan satu kegiatan hanya dilambangkan oleh hanya satu anak panah.
3) Banyak anak panah dan kaitannya satu dengan lainnya (dan in berarti hubungan
antarkegiatan) harus mengikuti dan atau sesuai dengan prasyarat atau definisi
permasalahan tersebut di atas.
4) Setiap network diagram sebuah proyek harus dimulai pada satu peristiwa awal dan
harus selesai pada satu peristiwa akhir.
14 of 21
BA Manajemen Proyek
5) Di dalam sebuah network diagram tidak boleh ada satu lintasan pun yang berputar.
Sebagai contoh ; Kegiatan P diikuti kegiatan Q; Kegiatan Q diikuti kegiatan R;
kegiatan R diikuti kegiatan S; dan kegiatan S diikuti kegiatan P. Contoh ini tidak
benar.
6) Jumlah peristiwa dan jumlah dummy harus cukup, tidak boleh lebih dan tidak
bolehkurang. Jika jumlah peristiwa kurang atau lebih, maka otomatis jumlah dummy
kurang atau lebih.
Jika syarat 6 di atas tidak dipenuhi, maka :
a) Jika logical dummy kurang jumlahnya, maka logika ketergantungan antar kegiatan
tidak sesuai dengan realita, dan ini merupakan kesalahan fatal.
b) Jika identity dummy kurang jumlahnya, maka logika ketergantungan antar kegiatan
atau dummy berdasarkan nomor-nomor peristiwa yang dibatasinya tiak mungkin
digunakan.
c) Bila kelebihan dummy, maka ada kemungkinan akan kehilangan tenggang waktu
kegiatan, dan ini artinya kehilangan satu atau beberapa kebebasan pelaksanaan
kegiatan.
P
Q
S
R
Gambar 2.15 Lintasan yang tidak memenuhi syarat 5.
7.
Nomor Peristiwa
Nomor peristiwa adalah angka atau huruf atau kumpulan huruf yang tertulis pada ruang
kiri sebuah lingkaran yang merupakan simbol peristiwa yang ada dalam network
diagram. Ruang yang ada di lingkaran tersebut berjumlah tiga buah : ruang kiri, ruang
kanan atas, dan ruang kanan bawah.
a. Tujuan
Tujuan pemberian angka, huruf, atau kumpulan huruf pada ruang kiri sebuah simbol
peristiwa adalah :
1) Sebagai penegenal atau identitas peristiwa yang bersangkutan untuk membedakan
suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya yang ada dalam sebuah network diagram
yang sama. Dengan dikenalnya peristiwa-peristiwa tersebut maka dengan mudah
dapat dinilai arah kemajuan proses pelaksanaan proyek.
2) Sebagai pengenal kegiatan atau dummy atau penghubung peristiwa. Dalam hal ini,
kegiatan atau dummy tersebut dinyatakan atau diidentifikasikan menurut nomor
15 of 21
BA Manajemen Proyek
peristiwa yang mengapitnya atau yang membatasinya pada awal dan pada akhir
kegiatan atau dummy yang bersangkutan.
3) Dipakai sebagai urut-urutan proses penghitungan saat paling awal (SPA) dan
penghitungan saat paling lambat (SPL) semua peristiwa yang ada dalam sebuah
network diagram. SPA dan SPL tersebut masing-masing mengisi ruang kanan atas
dan kanan bawah yang ada dalam lingkaran yang menyatakan peristiwa-peristiwa
yang ada dalam network diagram tersebut.
4) Untuk mengetahui saat awal dan saat akhir semua kegiatan yang ada dalam sebuah
proyek dan untuk mengetahui saat awal dan saat akhir proyek.
b. Prosedur Pemberian Nomor Peristiwa
Untuk bisa memenuhi syarat di atas, perlu diikuti suatu prosedur pemberian nomor
peristiwa network diagram sebagai berikut :
1) Peristiwa awal network diagram diberi nomor 1. Peristiwa awal tersebut selalu
terletak paling kiri dalam network diagram.
2) Selanjutnya bila sebuah peristiwa dianggap sebagai peristiwa akhir dari sebuah atau
beberapa kegiatan dan dummy.
8.
Nomor Peristiwa
Nomor peristiwa adalah angka atau huruf atau kumpulan huruf yang tertulis pada
ruang kiri sebuah lingkaran yang merupakan simbol peristiwa yang ada dalam network
diagram. Ruang yang ada di lingkaran tersebut berjumlah tiga buah : ruang kiri, ruang
kanan atas, dan ruang kanan bawah.
a. Tujuan
Tujuan pemberian angka, huruf, atau kumpulan huruf pada ruang kiri sebuah simbol
peristiwa adalah :
1) Sebagai pengenal atau identitas peristiwa yang bersangkutan untuk membedakan
suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya yang ada dalam sebuah network diagram
yang sama. Dengan dikenalnya peristiwa-peristiwa tersebut maka dengan mudah
dapat dinilai arah kemajuan proses pelaksanaan proyek.
2) Sebagai pengenal kegiatan atau dummy atau penghubung peristiwa. Dalam hal ini,
kegiatan atau dummy tersebut dinyatakan atau diidentifikasikan menurut nomor
peristiwa yang mengapitnya atau yang membatasinya pada awal dan pada akhir
kegiatan atau dummy yang bersangkutan.
b. Prosedur Pemberian Nomor Peristiwa
Untuk bisa memenuhi syarat di atas, perlu diikuti suatu prosedur pemberian nomor
peristiwa network diagram sebagai berikut :
1) Peristiwa awal network diagram diberi nomor 1. Peristiwa awal tersebut selalu
terletak paling kiri dalam network diagram.
2) Selanjutnya bila sebuah peristiwa dianggap sebagai peristiwa akhir dari sebuah atau
beberapa kegiatan dan dummy.
C. STUDI KASUS
Untuk memperjelas uraian di atas, berikut ini dikemukakan beberapa contoh kasus.
Contoh (Gambar 2.14):
BA Manajemen Proyek
16 of 21
1. Kegiatan Y merupakan kegiatan pengikut dari kegiatan X.
2. Kegiatan X merupakan kegiatan pendahulu dari kegiatan Y.
X
Y
Gambar 2.16
Kasus 1
a. Persoalan
Sebuah balok B diletakkan di atas balok A
b. Sketsa Persoalan (Gambar 2.15)
B
A
Gambar 2.17
c. Definisi Persoalan (Tabel 2.01)
c.1. Alternatif I :
Kegiatan
A
B
c.2. Alternatif II:
Kegiatan
Kegiatan Pengikut
B
-
A
B
Kegiatan
Pendahulu
A
(a)
(b)
d. Penyelesaian :
Elemen network diagram untuk kedua alternatif tersebut di atas adalah sebagai berikut
(Gbr 2.16) :
10
A
11
B
12
Gambar 2.18
Kasus 2
a. Persoalan
Dua buah balok, balok B dan balok C, diletakkan di atas sebuah balok, balok A.
Dan sebuah balok, balok D, diletakkan di atas dua buah balok, balok B dan balok C.
b. Sketsa Persoalan (Gambar 2.21)
17 of 21
BA Manajemen Proyek
D
B
C
A
Gambar 2.21
c. Definisi Persoalan (Tabel 2.04)
c.1. Alternatif I
Kegiatan
c.2. Alternatif II :
Kegiatan
Pengikut
B,C
D
D
-
A
B
C
D
Kegiatan
Kegiatan
Pendahulu
A
A
B,C
A
B
C
D
(a)
(b)
d. Penyelesaian
Elemen network diagram untuk kedua alternatif tsb di atas adalah sebagai berikut
(Gambar 2.22) :
B
A
10
D
11
13
14
C
Gambar 2.22.
Catatan :
Mengingat antara dua peristiwa hanya boleh ada satu kegiatan atau satu dummy saja,
maka elemen network diagram di atas tidak dapat dibenarkan. Di bawah ini adalah
beberapa alternatif elemen network diagram pada Kasus 3.
18 of 21
BA Manajemen Proyek
B
12
dB
= dummy pengenal
10
A
11
dB  d C
13
D
14
13
D
14
C
dC
Gambar 2.23
B
12
dB
10
A
11
dB  d C
= dummy pengenal
C
dC
Gambar 2.24
Network diagram seperti pada Gambar 2.26 di bawah ini juga tidak dapat dibenarkan.
X4
d4
X3
d3
2o
W
21
25
Y
26
X2
d2
X1
d1
Gambar 2.25
19 of 21
BA Manajemen Proyek
D. LATIHAN
Dalam rangka membantu usaha memenuhi syarat 6 ini, berikut ini dikemukakan
beberapa persoalan/kasus dasar beserta jawabannya.
Kasus 1.
Elemen network diagram Gambar 2.27 (a) tidak memenuhi ketentuan pokok 6.1.
Elemen network diagram tersebut diperbaiki menjadi elemen network diagram 2.27
(b) yang memenuhi ketentuan pokok 6.1, 6.2, dan 6.3.
A1
A1
P1
P1
B1
B1
(a)
(b)
Gambar 2.27
Elemen network diagram 2.27 (a) dan Gambar 2.27 (b) kedua-duanya mempunyai
logika ketergantungan antar kegiatan yang sama, terbukti bahwa tabel 2.13 (a) tabel
2.13 (b) memenuhi dan sesuai dengan kedua elemen network diagram tersebut di atas.
Tabel 2.13 (a) Kegiatan-kegiatan dengan kegiatan pengikutnya.
Kegiatan
A1
B1
Kegiatan Pengikut
P1
P1
Tabel 2.13 (b) Kegiatan-kegiatan dengan kegiatan pendahuluan.
Kegiatan
P1
Kegiatan Pengikut
A1, B1
Kasus 2. Elemen network diagram Gambar 2.28 (a) tidak memenuhi ketentuan pokok
6.1 dan 6.2.
Elemen network diagram tersebut diperbaiki menjadi elemen network diagram
Gambar 2.28 (b) yang memenuhi ketentuan pokok 6.1, 6.2, dan 6.3.
A2
A2
P2
P2
B2
B2
(a)
(b)
Gambar 2.28
20 of 21
BA Manajemen Proyek
Elemen network diagram Gambar 2.28 (a) dan Gambar 2.28 (b) kedua-duanya
mempunyai logika ketergantungan antar kegiatan yang sama, terbukti bahwa Tabel
2.14 (a) dan Tabel 2.14 (b) memenuhi dan sesuai dengan kedua elemen network
diagram tersebut di atas.
Tabel (a) Kegiatan-kegiatan dengan kegiatan pengikutnya.
Kegiatan
A2
B2
Kegiatan Pengikut
P2
P2
Tabel (b) Kegiatan-kegiatan dengan kegiatan pendahulunya
Kegiatan
P2
Kegiatan Pengikut
A2, B2
E. DAFTAR PUSTAKA
Ali, Tubagus Haedar. 1989. Prinsip Prinsip Network Planning. Cetakan Keua. Jakarta.
Penerbit PT. Gramedia
Fahrenkrog, Steve, PMP. 2004. A guide to the Project Management Body of Knowledge.
Third Edition. Global Standard, ANSI. Project Mangement Institute. Newtown
Square Pennsylvania USA.
O’Brien, James A. 2002. Management Information Systems : Mannagement Information
Technology in the E-Bussiness Enterprice. Fifth Edition. New York. McGraw-Hill
USA.
21 of 21
BA Manajemen Proyek
Download