Microsoft Word (NASKAHPUBLIKASI)

advertisement
PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK BAWANG
PUTIH (Allium sativum L.) PADA ANTIBIOTIK TERHADAP PENINGKATAN
HAMBATAN PERTUMBUHAN BAKTERI Fusobacterium nucleatum
DOMINAN PERIODONTITIS
in vitro
ASETAT
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada
Jurusan Kedoktern Gigi Fakultas Kedokteran Gigi
OLEH:
AYUDYA RIZKYANI
J520120003
PROGAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
i
ii
iii
PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK BAWANG PUTIH
(Allium sativum L.) PADA ANTIBIOTIK TERHADAP PENINGKATAN HAMBATAN
PERTUMBUHAN BAKTERI Fusobacterium nucleatum
DOMINAN PERIODONTITIS in vitro
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Abstrak
Periodontitis merupakan penyakit oleh infeksi bakteri yang mempengaruhi semua bagian
jaringan periodontal. Perawatan untuk periodontitis biasanya dengan terapi mekanis dan penggunaan
antibiotik. Penggunaan antibiotik masih terdapat bakteri yang bertahan hidup sehingga perlu adanya
peningkatan daya hambat antibiotik tersebut. Peningkatan dosis antibiotik dikhawatirkan dapat
menyebabkan toksisitas sehingga perlu alternatif lain dengan bahan alam yang lebih aman. Salah satu
bahan alam tersebut yaitu bawang putih, yang memiliki kandungan sebagai antibakteri seperti allicin,
alkaloid dan tannin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak bawang putih pada
ciprofloxacin terhadap peningkatan hambatan pertumbuhan Fusobacterium nucleatum.
Metode yang digunakan yaitu dengan cara mengukur diameter zona bening yang terbentuk
disekitar sumuran cawan petri setelah biakan bakteri Fusobacterium nucleatum diberi perlakuan
dengan antibiotik yang telah diberi tambahan dengan berbagai konsentrasi ekstrak bawang putih
dengan konsentrasi 2%, 4% dan 8%.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata zona hambat antibiotik tanpa penambahan ekstrak
bawang putih sebesar 9,53 mm, rata- rata diameter zona hambat antibiotik dengan penambahanekstrak
konsentrasi 2% sebesar 10,77 mm, konsentrasi 4% sebesar 12,34 mm dan konsentrasi 8% sebesar
13,79 mm.
Hasil uji statistik Anava diperoleh hasil p=0,00 (p<0,05).Hasil ini menunjukkan penambahan
konsentrasi ekstrak bawang putih berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hambatan pertumbuhan
Fusobacterium nucleatum. Uji post hoc LSD menunjukkan nilai p= 0,00 (p<0,05) yang berarti setiap
peningkatan penambahan konsentrasi ekstrak bawang putih padaantibiotik diikuti oleh peningkatan
hambatan pertumbuhan Fusobacterium nucleatum secara signifikan.
Kata Kunci :antibiotik, bakteri Fusobacterium nucleatum, ekstrak bawang putih,
pertumbuhan.
hambatan
Abstract
Periodontitis is a disease by a bacterial infection that affects all parts of the periodontal
tissues. Treatment for periodontitis usually with a mechanical therapy, and antibiotic use. The use of
antibiotics there are bacteria that survive thus a need to increase the inhibitory antibiotics. Increasing
doses of antibiotics feared could cause toxicity that need another alternative to natural materials that
are safer. One such natural ingredient is garlic, which contains an antibacterial such as allicin,
alkaloids and tannins.
This study aimed to determine the effect of garlic extract on ciprofloxacin against
Fusobacterium nucleatum increase in growth inhibition.
1
The method used is by measuring the diameter of the transparent zone around the wells were
formed after the petri dish of bacteria Fusobacterium nucleatum was treated with antibiotics which
have been given an extra with varying concentrations of garlic extract with a concentration of 2%, 4%
and 8%.
The results showed the average inhibition zone of antibiotic without the addition of garlic
extract of 9.53 mm, the average diameter of inhibition zone of antibiotic with the addition of 2%
extract concentration of 10.77 mm, a concentration of 4% 12.34 mm and the concentration of 8 % of
13.79 mm.
Anova statistical test results obtained by the result of p = 0.00 (p <0.05) The results showed
increasing concentration of garlic extract significant effect on the increase in growth inhibition of
Fusobacterium nucleatum. LSD post hoc test showed p = 0.00 (p <0.05), which means that any
additional increase in the concentration of garlic extract on antibiotics followed by an increase in
growth inhibition of Fusobacterium nucleatum significantly.
Keywords: antibiotics, Fusobacterium nucleatum, garlic extract, growth inhibition.
1. PENDAHULUAN
Penyakit periodontal banyak diderita manusia hampir di seluruh dunia dan
mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa. Di Indonesia penyakit periodontal
menduduki peringkat kedua setelah karies.1 Penyakit periodontal terdiri atas 2
golongan yaitu gingivitis dan periodontitis.2 Gingivitis jika tidak mendapat perawatan
akan menjadi periodontitis sehingga dapat menyebabkan kehilangan gigi.1Bakteri
penyebab periodontitis umumnya adalah spesies bakteri gram negatif yang
berkolonisasi pada plak sub gingival.2 Salah satu bakteri yang paling dominan dalam
penyakit periodontal adalah Fusobacterium nucleatum, dibandingkan dengan bakteri
gram negatif lain Fusobacterium nucleatum memiliki presentase 55% sedangkan
pada
Peptostreptococcus Micros 3%, Tannerella forsythia 4% dan pada Prophyrominas
gingivalis 1%. 3
Fusobacterium nucleatum merupakan bakteri anaerob gram negatif yang
memiliki peran dalam menjembatani koloni awal dan akhir selama pembentukan
plak.4
2
Peningkatan jumlahFusobacterium nucleatum dapat menyebabkan inflamasi gingiva,
pendalaman poket dan kerusakan jaringan periodontal.5Bakteri ini sering ditemukan
pada gingivitis kronis dan periodontitis kronis.6
Perawatan penyakitperiodontal biasanya dilakukan dengan terapi mekanis dan
penggunaan antibotik. Antibiotik yang sering digunakan dalam pengobatan
periodontitis yaitu ciprofloxacin karena antibiotik ini lebih sensitif terhadap bakteri
gram negatif dibandingkan bakteri gram positif.7Pada penggunaan antibiotik masih
terdapat bakteri yang bertahan hidup sehingga perlu adanya
peningkatkan daya
hambat antibiotik tersebut. Peningkatan dosis antibiotik dikhawatirkan dapat
menyebabkan toksisitas sehingga perlu alternatif lain dengan menambahkanbahan
alam yang lebih aman.8Salah satu bahan alam tersebut yaitu bawang putih.
Bawang putih mengandung allicin yang berperan penting sebagai
antimikroba., selain itu bawang putih memiiki spektrum luas dibanding antimikoba
yang sudah kita kenal yaitu anti bakteri, anti jamur, anti parasit, anti protozoa dan anti
virus.9 Menurut penelitian sebelumnya bawang putih dapat berfungsi sebagai anti
virus, anti anti parasite dan antibakteri. Kandungan allicin yang terdapat pada bawang
putih dapat menghambat produksi RNA pada bakteri sehingga sintesis DNA akan
terhalangi dan menyebabkan fosfolipid pada dinding sel bakteri tidak dapat terbentuk
dan membelah diri sehinga pertumbuhan bakteri terhambat.10Pemanfaatan dan
penambahan bahan tanaman pada antibiotik diharapkan ekstrak bawang putih dan
ciprofloxacin
dapat
bekerja secara sinergis atau saling memperkuat kerja dua
senyawa tersebut sehingga dapat meningkatkan daya hambat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak
bawang putih pada antibiotik terhadap peningkatan hambatan pertumbuhan
Fusobacterium nucleatum dominan periodontitis in vitro.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni laboratoris dengan
post test only control group design.11 Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
3
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan UGM pada bulan Februari- Maret 2014.
Penelitian ini menggunakan 4 kelompok perlakuan, 1 kelompok perlakuan
ciprofloxacin tanpa penambahan ekstrak bawang putih dan kelompok perlakuan
ciprofloxacin dengan penambahan ekstrak bawang putih konsentrasi 2%, 4% dan
8%.
Tablet ciprofloxacin 500mg dihaluskan lalu ditimbang denga neraca sebesar
2mg dimasukkan kedalam effendorf, dilarutkan dengan akuades kemudian divortex.
Larutan ekstrak bawang putih diencerkan dengan menggunakan akuades steril yaitu
pada konsentrasi 2%, 4% dan 8% kemudian dilanjutkan dengan uji pengaruh
penambahan ekstrak bawang putih pada ciprofloxacin terhadap peningkatan
hambatan pertumbuhan bakteri Fusobacterium nucleatum dengan metode difusi
sumuran, bakteri Fusobacterium nucleatum diusapkan pada masing- masing media
Muller Hinton Agar dengan menggunakan kapas lidi steril. Setiap media muller
hinton agar dibuat 1 lubang sumuran dengan diameter 6mm, kemudian masingmasing sumuran diberi larutan ciprofloxacin 2mg/ml lalu ditambahkan konsentrasi
ekstrak bawang putih 2%, 4%, 8% dengan menggunakan mikropipet dan 1 sumuran
tanpa penambahan ekstrak bawang putih. Media Muller Hinton Agar yang sudah
ditetesi dengan larutan uji dimasukkan ke dalam anaerobic jar, kemudian
diinkubasikan dalam incubator selama 24jam pda suhu 37º C agar terjadi
pertumbuhan koloni setelah itu dilakukan pengukuran zona bening dengan
menggunakan jangka sorong dalam satuan millimeter.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian pengaruh penambahan berbagai konsentrasi ekstrak bawang
putih pada antibiotik terhadap peningkatan hambatan pertumbuhan Fusobacterium
nucleatum menunjukkan bahwa terdapat zona bening disekitar sumuran yang telah
diberikan larutan ciprofloxacin dengan penambahan ekstrak bawang putih konsentrasi
2%, 4% dan 8%. Data yang sudah diperoleh dari perhitungan dilakukan uji normalitas
dan homogenitas sebagai syarat untuk melakukan uji Anava satu jalur. Hasil uji
normalitas Shapiro-wilk (p> 0,005) menunjukkan bahwa semua kelompok data
terdistribusi normal, kemudian dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan
4
Levene test diperoleh nilai p= 0,108 (p> 0,005) yang berarti kelompok data tersebut
homogen. Hasil uji anava satu jalur menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000
(p<0,05) sehingga dapat diartikan terdapat perbedaan rerata pengaruh penambahan
konsentrasi ekstrak bawang putih konsentrasi 2%,4% dan 8% terhadap peningkatan
hambatan pertumbuhan bakteri Fusobacterium nucleatum. Selanjutnya untuk
mengetahui signifikansi perbedaan rerata diameter zona hambat pertumbuhan bakteri
pada tiap kelompok perlakuan dilakukan uji Post Hoc menggunakan Least
Significance Difference (LSD). Hasil uji Post Hoc LSD menunjukkan nilai (p<0,05)
hal ini berarti terdapat perbedaan yang bermakna dan terdapat perbedaan rerata zona
hambat yang signifikan antara semua kelompok.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan berbagai
konsentrasi ekstrak bawang putih pada antibiotik terhadap peningkatan hambatan
pertumbuhan Fusobacterium nucleatum.
Kelompok perlakuan ciprofloxacin tanpa penambahan ekstrak bawang putih
menghasilkan rata-rata zona hambat sebesar 9,53mm. setelah dilakukan penambahan
ekstrak bawang putih dengan konsentrasi 2%, 4% dan 8% pada ciprofloxacin, terjadi
peningkatan rata-rata zona hambat. Terjadinya peningkatan rata- rata zona hambat
setelah penambahan ekstrak bawang putih disebabkan karena kedua senyawa tersebut
berinteraksi ecara sinergis. Interaksi senyawa bisa dinyatakan sinergis apabila dua
agen atau beberapa antimikroba bekerja secara bersamaan pada populasi yang
homogen dan menghasilkan efek terapi yang lebih besar atau lebih baik.12
Ekstrak bawang putih mengandug komponen fitokimia seperti allicin,
alkaloid, tannin dan saponin. Komponen fitokimia dlam ekstrak bawang putih ini
bersifat polar, sifat ini sama dengan sifat kandungan pada ciprofloxacin. Sifat polar
yang terdapat dalam ekstrak bawang putih dan ciprofloxacin menghasilkan efek yang
sinergis. Efek sinergis dapat terjadi karena sifat kepolaran yang sama, dapat bekerja
sama dan pada tempat atau reseptor yag sama.13
Fusobacterium nucleatum merupakan bakteri gram negatif dengan lapisan
dinding sel petiglodikan yang tipis. Peptiglodikan merupakan lapisan dinding sel
bakteri yang bersifat polar, selain itu membran luar bakteri gram negatif memiliki
permeabilitas yang tinggi dalam penyerapan larutan karena adanya porin yang
sensitif terhadap molekul yang bersifat polar.14 Kepolaran yang terdapat pada ekstrak
bawang putih dan ciprofloxacin dapat menghasilkan sifat yang sinergis karena adanya
kesamaan sifat yaitu sama- sama polar sehingga dapat lebih mudah menembus
dinding sel bakteri Fusobacterium nucleatum.
5
Setiap peningkatan penambahan konsentrasi ekstrak bawang putih pada
ciprofloxacin menghasilkan peningkatan hambatan pertumbuhan Fusobacterium
nucleatum. Efektifitas suatu antimikroba dipengaruhi oleh konsentrasi zat yang
diberikan, meningkatnya konsentrasi ekstrak yang diberikan maka akan menyebabkan
tingginya kandungan zat aktif antimikroba yang terdapat dalam ekstrak tersebut
sehingga kemampuan dalam menghambat mikroba akan semakin besar.15
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakuka maka dapat disimpulkan
bahwa penambahan ekstrak bawang putih (Allium sativum L.) pada antibiotik
konsentrasi 2%, 4% dan 8% pada ciprofloxacin dapat meningkatkan hambatan
pertumbuhan Fusobacterium nucleatum dominan periodontitis in vitro secara
signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wahyukundari, M. A., 2009, Perbedaan Kadar Matrix Metalloproteinase-8
Setelah Scalling Pemberian Tetrasiklin Pada Penderita Periodontitis Kronis,
Jurnal PDGI, 58 (1): 1-6.
2. Carranza, 2012, Clinical Periodontology 11th Edition, Singapore: ELSEIVIER
3. Merglova, V., Ivancakova- Koberova, R., Broukal, Z., Dort, J., 2014, The
Presence of Cariogenic and Periodontal Pathogens in The Oral Cavity of One
Year Old Infants Delivered Pre-term With Very Low Birth Weights: A Case
Control Study, Biomed Central Research Article, 14 : 109
4. Bolstad, A. I., Jensen, H.B., Bakken, V., Taxonomy, Biology ,and Periodontal
Aspects of Fusobacterium nucleatum, Clinical Microbiology Reviews, 1996, 9
(1) : 55-71
5. Junior, E. G. J., Luvizotto, R. C. M., Campos-Avila, J. M., 2000, Virulence of
Oral Fusobacterium nucleatum from Non- Humans Primates In Mice,
Brazilian Journal of Microbiology, 31 : 146-150.
6. Manson, J. D., Eley, B. M., 2013, Buku Ajar Periodonti, Jakarta : EGC
7. Kumala, S., Ameilia., 2009, Efek Pasca Antibiotik Ciprofloxacin terhadap
Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922,
Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 7 (2) : 99-103.
6
8. Pillai, R., A. Niyati, Trivedi, Bhatt, D, Jagat., 2013, Studies on in vitro
Interaction of Ampicillin and Fresh Garlic Extract Against Staphylococcus
aureus by Checkerboard Method, Ancient Science of Life, 33(2):114-8.
9. Sulistyoningsih, D., Santosa, B., Sumanto, D., 2009, Efektivitas Larutan
Bawang Putih dalam Membunuh Larva Aedes aegypti, Jurnal Kesehatan, 2
(2).
10. Andualem, B., 2013. Sinergistic Antimicrobial Effect of Tenegn Honey
(Trigona iridepennis) and Garlic Againts Standard and Clinical Pathogenic
Bacterial Isolates, International Journal of Microbiological Research, 4 (4) :
16-22.
11. Notoatmodjo,2012. Metodologi penelitian kesehatan, Jakarta : PT Rineka.
12. Jawetz, E., Melnik, J., Adelberg E., 2001. Mikrobiologi Kedokteran, Edisi
20, Judul Asli Medical Microbiology Alih bahasa Edi Nugroho, Maulany R.
F., Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
13. Kanazawa, A. Ikeda., 1998, Laboratory Handbook for the Fractination of
Natural Extract. London: Chapan&Hall.
14. Radji, M., 2010. Buku Ajar Microbiology, Jakarta : EGC.
15. Brooks, G.F., J.S. Butel, S.A. Morse. 2007. MikrobiologiKedokteran Jawetz.
Alih bahasa: Huriawati H. Edisi ke-23.EGC. Jakarta.
7
Download