KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MAHASISWA ETNIS

advertisement
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MAHASISWA ETNIS TIONGHOA DENGAN
MAHASISWA PRIBUMI DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS RIAU
Ekasiv Prajnagaja
0901131735
E-mail: [email protected]
Pembimbing : Nova Yohana, S.Sos, M.I.Kom
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
ABSTRAK
Budaya dan komunikasi memiliki kaitan yang sangat erat, hal ini dapat dilihat dari
proses komunikasi mahasiswa etnis Tionghoa dengan mahasiswa etnis pribumi, dimana
mahasiswa etnis Tionghoa tergolong minoritas, dan mereka menganggap diri mereka
berbeda. Sehingga mahasiswa etnis tionghoa lebih cenderung tertutup terhadap mahasiswa
etnis pribumi, mahasiswa etnis tionghoa dianggap lebih senang membantu sesama kelompok
etnisnya saja dari pada etnis lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana perilaku komunikasi antar budaya mahasiwa etnis Tionghoa dengan mahasiswa
pribumi dan untuk mengetahui apakah terdapat hambatan dalam komunikasi antar budaya
mahasiswa etnis Tionghoa dan mahasiswa etnis pribumi.
Metode penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan interaksi simbolik.
Informan dalam penelitian ini berjumlah 11 orang yang terdiri dari 9 mahasiswa etnis
Tionghoa dan 2 mahasiswa etnis pribumi. Pemilihan informan dilakukan dengan
menggunakan teknik snowball sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi. Proses dalam teknis analisis data yaitu dimulai dari
reduksi data, penyajian data, baru di lakukan penarikan data / verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk komunikasi verbal yang dilakukan
kedua pihak yaitu mahasiswa etnis Tionghoa berusaha sebisa mungkin untuk mempelajari
bahasa dan juga mahasiswa pribumi berusaha untuk memperkenalkan bahasa lokal kepada
mahasiswa etnis tionghoa. Bentuk komunikasi non verbal nya yaitu berupa menggelengkan
kepala, mengerutkan dahi dan mengancungkan jempol. Hambatan yang terjadi selama proses
komunikasi kedua pihak ini adalah bahasa, stereotip, dan prasangka.
Kata Kunci : Komunikasi Antar Budaya, Etnis Tionghoa, Etnis Pribumi
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016
page 1
THE INTERCULTURAL COMMUNICATION OF CHINESE ETHNIC STUDENT
WITH NATIVE STUDENT IN FACULTY OF ECONOMICS RIAU UNIVERSITY
Ekasiv Prajnagaja
0901131735
E-mail: [email protected]
Counselor : Nova Yohana, S.Sos, M.I.Kom
Major of Communication Science Faculty of Social Political Science
University of Riau
ABSTRACT
Culture and communication have a strong connection, its seen from the communication
process of Chinese ethnic student with native student. Which Chinese ethnic student
belonging to minorities, and they consider themselves to be different. So Chinese ethnic
student tend to be closed to native student, Chinese ethnic student considered to be more
excited to help the fellow ethnic, than to help help other native ethnic. This study aimed to
analyze how the intercultural communication behavior of Chinese ethnic student with native
student and to determine whether there are obstacles in the intercultural communication of
Chinese ethnic student with native student
The method in this research is qualitative method with symbolic interaction approach.
A total f informants in this research are 11 people, 9 of them are Chinese ethnic student, and
the 2 are from native student. The selection of informants is done by using snowball sampling
technique. The process in analytical data technique are begin with data reduction, data
presentation and then make a verification.
The result of this research indicate that the process of verbal communication by the two
sides is the Chinese ethnic students are trying hard to learn native language, and native
student also trying to introduce local language to Chinese ethnic student. The form of nonverbal communication are shake head to show disagree, frowning to show confusion, and
give a thumb up to show agreement. The obstacles that happens during communication
process are language, stereotype and prejudice.
Keywords : Intercultural Communication, Chinese Ethnic Student, Native Student
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016
page 2
mahasiswa
PENDAHULUAN
Proses interaksi dalam komunikasi
adanya
Universitas
fenomena
karena
terlihat
bahwa
antarbudaya sebagian besar dipengaruhi
mahasiswa
oleh
tetapi
tertutup terhadap mahasiswa etnis pribumi,
perbedaan kultur jangan dijadikan sebagai
mahasiswa etnis tionghoa dianggap lebih
penghambat proses interaksi dalam budaya
senang
yang berbeda.
etnisnya saja dari pada etnis lain, sehingga
perbedaan
kultur,
akan
etnis
Riau,
tionghoa
membantu
dianggap
sesama
kelompok
Untuk mewujudkan komunikasi
hubungan yang terjalin keduanya kurang
yang baik atau efektif dengan latar
harmonis dan rukun. Namun kenyataan
belakang budaya yang berbeda, tidak
yang peneliti rasakan dilapangan yang juga
sesulit yang kita bayangkan dan tidak
sebagai mahasiswa etnis tionghua di
semudah anggapan banyak orang. Dalam
kampus Universitas Riau pada saat ini
berkomunikasi dan berinteraksi dalam
bahwa mahasiswa etnis tionghoa sudah
budaya yang berbeda, banyak hal yang
bisa terbuka kepada mahasiswa pribumi.
harus
diperhatikan
dan
banyak
juga
Walaupun begitu untuk berbaur
kemungkinan terjadinya kesalahpahaman
dengan
di dalamnya.
mudah, terdapat juga hambatan-hambatan
Peranan komunikasi antarbudaya
yang
mahasiswa
dialami
pribumi
oleh
tidaklah
mahasiswa
etnis
diharapkan dapat membentuk intergritas
tionghoa. Hambatan yang sering mereka
bangsa. Disini diperlukan adanya sebuah
temui yaitu sering terjadi kesalah fahaman
pemahaman dan pengertian mengenai
dalam mengartikan apa yang sedang
perbedaan
diperbincangkan sehingga hal itu sering
persepsi
sehingga
tercipta
hubungan yang baik dengan orang-orang
yang
berbeda
budaya.
Tak
terjadi.
jarang
Hal yang perlu diketahui saat
kesalahan persepsi dalam interaksi dengan
berkomunikasi
budaya yang berbeda dapat menimbulkan
antarbudaya, adalah menyadari apakah diri
kesalahpahaman yang pada akhirnya dapat
kita sebagai bagian dari satu kelompok
memacu timbulnya konflik-konflik antar
etnis tertentu dan lawan bicara kita sebagai
budaya.
anggota kelompok etnis lain
Ketertarikan
untuk
meneliti
Penelitian
komunikasi antarbudaya etnis tionghoa
melihat
dengaan
mahasiswa
etnis
pribumi
dikalangan
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016
khususnya
ini
bagaimanakah
etnis
komunikasi
nantinya
akan
identitas
etnis
tionghoa
dapat
page 3
bersosialisasi dengan mahasiswa pribumi.
tersebut. Premis kedua Blumer adalah
Apakah identitas etnis tersebut dapat
pemaknaan muncul dari interaksi sosial
menghambat mahasiswa etnis tionghoa di
yang dipertukarkan di antara mereka.
Fakultas Ekonomi Universitas Riau dalam
Makna bukan muncul atau melekat pada
menjalin komunikasi yang efektif atau
sesuatu atau suatu objek secara alamiah.
sebaliknya mungkin membantu dalam
Makna tidak bisa muncul “dari sananya”.
berkomunikasi, dan pada akhirnya akan
Makna berasal dari hasil proses negosiasi
ditemukan perilaku komunikasi seperti apa
melalui penggunaan bahasa (language)
yang mereka miliki.
dalam perspektif interaksionisme simbolik.
Premis
ketiga
Blumer
adalah
TINJAUAN PUSTAKA
interaksionisme simbolik menggambarkan
Kerangka Teoritis
proses
Teori Interaksi Simbolik
dengan diri sendiri.
Teori
salah
interaksionisme
satunya
dipopulerkan
berpikir
sebagai
perbincangan
simbolik
Blumer
Pengertian Komunikasi
pertama kali pada tahun 1937 dan menulis
Menurut Riswandi (2009:1) Kata
esai penting dalam perkembangannya.
atau istilah “komunikasi” berasal dari
Interaksionisme simbolik Blumer merujuk
Bahasa
pada suatu karakter interaksi khusus yang
communicatio atau communicare yang
berlangsung antar-manusia. Aktor tidak
berarti “berbagi” atau “ menjadi milik
semata-mata bereaksi terhadap tindakan
bersama”.
yang lain tetapi dia menafsirkan dan
komunikasi
mendefinisikan setiap tindakan orang lain.
mengacu pada suatu upaya yang bertujuan
Respon
untuk mencapai kebersamaan.
aktor
selalu
didasarkan
atas
penilaian makna tersebut. Oleh karenanya
latin
“communicatus”
Dengan
menurut
Berkomunikasi
demikian,
kamus
adalah
atau
kata
bahasa
proses
interaksi pada manusia dijembatani oleh
dimana seseorang menyampaikan sesuatu
penggunaan simbol-simbol penafsiran atau
yang mempunyai arti lalu ditangkap oleh
menemukan makna tindakan orang lain.
lawan bicaranya dan dimengerti. Pesan-
Blumer
mengajukan
premis
pesan itu tercermin melalui perilaku
pertama, bahwa manusia bertindak atau
manusia seperti berbicara secara verbal
bersikap terhadap manusia yang lainnya
atau nonverbal, gesture (gerakan isyarat)
pada dasarnya dilandasi atas pemaknaan
seperti melambaikan tangan ke orang lain,
yang mereka kenakan kepada pihak lain
menggelengkan kepala, menarik rambut.
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016
page 4
Semua itu menunjukkan bahwa kita
Komunikasi antarbudaya sendiri
sedang berkomunikasi.
juga merupakan proses komunikasi yang
Pengertian Budaya
biasa saja, hanya saja mereka yang terlibat
Menurut
Budaya
Sihabuddin
adalah
suatu
membangkitkan minat.
budaya
didefinisikan
(2011:18)
konsep
didalamnya mempunyai latar belakang
yang
budaya yang berbeda, dalam komunikasi
Secara formal
yang terjadi antara dua budaya yang
sebagai
tatanan
berbeda itu, maka aspek budaya, seperti
pengetahuan, pengalaman, kepercayaan,
bahasa,
nilai, sikap, makna, dan diwariskan dari
kepercayaan, watak, nilai, dan orientasi
generasi
pikiran akan lebih banyak ditemukan
ke
generasi,
melalui
usaha
individu dan kelompok.
isyarat,
noverbal,
sikap,
sebagai perbedaan yang besar seringkali
Kebudayaan adalah keseluruhan
mengakibatkan terjadinya distorsi dalam
dari kelakuan dan hasil perilaku manusia
komunikasi, namun dalam masyarakat
yang teratur oleh kelakuan manusia, harus
yang bagaimanpun berbeda kebudayaanya,
didapatnya dengan belajar, dan yang
tetap saja akan terdapat kepentingan-
semuanya
kepentingan bersama untuk melakukan
tersusun
dalam
kehidupan
masyarakat. Fokus kajian komunikasi
komunikasi.
antarbudaya yang harus selalu diingat
adalah
karena
kebudayaannya
yang
Proses Komunikasi Antar Budaya
berbeda-berbeda, sehingga mempengaruhi
pola-pola
komunikasi
yang
beraneka
ragam.
Dalam
proses
antarbudaya,
bahasa,
komunikasi
lambang-lambang
mendapat
perhatian
selain
untuk
diketahui. Penekanan pesan non-verbal
Pengertian Komunikasi Antar Budaya
Menurut
(2003:112)
mewarnai pesan-pesan sehingga mudah
kebudayaan
diinterpretasikan oleh pembawa pesan
merupakan jumlah dari seluruh sikap, adat
kepada penerima pesan melalui pesan yang
istiadat,
yang
dilambangkan seperti bahasa, gambar,
lain,
warna,
mengemukakan
Liliweri
pada pesan verbal dapat melengkapi dan
bahwa
dan
kepercayaan
membedakan
dengan
kelompok
kebudayaan
ditransmisikan
melalui
gerak
tubuh
Kesalahpahaman
bahasa, objek material, ritual, intitusi, dan
menginterpretasikan
kesenian, dari suatu generasi kepada
diakibatkan
generasi berikutnya.
(komunikator)
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016
dan
artifak.
dalam
pesan
karena
sering
pembawa
tidak
pesan
memahami
page 5
latarbelakang budaya
penerima
pesan
(komunikan) atau salah dalam memakai
Potensi Komunikasi Antar Budaya
saluran/tempat berlalunya pesan.
Menjadi
merupakan
Unsur-unsur
hal
menciptakan
Perilaku Komunikasi
antarbudaya
dapat
manusia
antarbudaya
yang
sebuah
tepat
untuk
interakasi
yang
harmonis, meskipun menjadi manusia
mempengaruhi komunikasi dalam bentuk
antarbudaya
stereotipe.
merupakan
melainkan suatu proses menjadi, dan ini
generalisasi tentang sekelompok orang
bukanlah suatu keadaan melainkan suatu
dengan mengabaikan realitas yang ada.
pencarian,
Stereotipe dapat positif maupun negatif.
antarbudaya mampu mengubah pandangan
Stereotipe
Dalam sebuah proses komunikasi
antar manusia, stereotipe pada umumnya
akan
menghambat
melakukan
keefektifan
komunikasi,
namun
suatu
menjadi
status
manusia
kita tentang hakikat perbedaan sebagai
suatu nuansa keindahan.
dalam
bahkan
bukanlah
Dengan
demikian
perbedaan
pada
budaya menyebabkan adanya penggunaan
gilirannya akan menghambat integrasi
symbol berbeda dan persepsi berbeda atas
manusia, dengan demikian keberadaan
pesan
stereotipe antar suku bangsa di negara kita
komunikasi
pun dapat menghambat integrasi suku-
tujuannya.
yang
disampaikan,
tidak
dapat
Antar
Budaya
sehingga
mencapai
suku bangsa di Indonesia, serta keutuhan
bangsa secara menyeluruh.
Komunikasi
Meskipun
demikian
Perubahan Sosial
kesalahpahaman antarbudaya sebenarnya
Perubahan
sosial
Dalam
adalah
fakta
dapat diatasi bila kita mengetahui bahasa
sosial yang pasti terjadi dalam kehidupan
serta perilaku budaya lain, mengetahui
manusia. Salah satu faktor penyebab
prinsip-prinsip komunikasi antarbudaya
perubahan sosial adalah adanya kontak
serta menjadi manusia antarbudaya yang
antar dua budaya yang berbeda. Kontak
mampu melakukan komunikasi dengan
antar dua budaya yang berbeda akan
orang-orang yang memiliki latarbelakang
menyebabkan
budaya
bersifat semakin heterogen dan kompleks.
yang
mengalami
berbeda
tanpa
kesalahpahaman
harus
dalam
persepsi yang akan disampaikan.
budaya
akan
menjadi
Untuk merespon perubahan sosial
yang disebabkan oleh pertemuan dua
budaya yang berbeda adalah dengan
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016
page 6
mengembangkan
bentuk
Komunikasi
antarbudaya melalui komunikasi tersebut
layak bagi pendengar dan lingkungan yang
lain).
yang mempunyai latar belakang budaya
yang
berbeda
akan
mengembangkan
Howell, salah seorang penasihat
Gundykunst, menyebutkan ada empat
proses persepti tidak saja berdasarkan
tataran kompetensi komunikasi, yaitu :
budayanya masing-masing tetapi juga
1) unconscious incompetence
memperhitungkan bagaimana budaya yang
2) conscious incompetence
lain itu melakukan persepsi.
3) conscious competence
4) unconscious competence
Identitas Etnis
Identitas etnis merupakan sense
Etnis Tionghoa
tentang self individu sebagai anggota atau
Leluhur orang Tionghoa-Indonesia
bagian dari suatu kelompok etnis tertentu
berimigrasi secara bergelombang sejak
dan
juga
ribuan tahun yang lalu melalui kegiatan
berhubungan dengan sense tersebut. Dari
perniagaan. Peran mereka beberapa kali
definisi tersebut di atas menunjukkan
muncul dalam sejarah Indonesia, bahkan
bahwa dalam diri individu terdapat sense
sebelum
tentang diri dalam kaitannya sebagai
dideklarasikan dan terbentuk. Catatan-
bagian dari kelompok etnis tertentu dan
catatan dari Cina menyatakan bahwa
proses inilah yang menyebabkan identitas
kerajaan-kerajaan kuno di Nusantara telah
etnis terbentuk.
berhubungan erat dengan dinasti-dinasti
sikap
maupun
perilakunya
Republik
Indonesia
yang berkuasa di Cina. Faktor inilah yang
kemudian menyuburkan perdagangan dan
Kompetensi Komunikasi
Komponen komunikasi mengacu
lalu lintas barang maupun manusia dari
pada kemampuan untuk berkomunikasi
Cina ke Nusantara dan sebaliknya. Setelah
secara efektif. Kompetensi ini mengacu
negara
pada hal-hal seperti pengetahuan tentang
Tionghoa
peran
dalam
Indonesia digolongkan sebagai salah satu
mempengaruhi kandungan (content) dan
suku dalam lingkup nasional Indonesia,
bentuk
sesuai Pasal 2 UU Nomor 12 Tahun 2006
lingkungan
pesan
(konteks)
komunikasi
(misalnya,
pengetahuan bahwa suatu topik mungkin
tentang
layak
Indonesia.
untuk
dikomunikasikan
kepada
Indonesia
yang
merdeka,
orang
berkewarganegaraan
Kewarganegaraan
Republik
pendengar tertentu, tetapi mungkin tidak
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016
page 7
KERANGKA PEMIKIRAN
sumber
-
dokumentasi dan penelitia terdahulu.
Perilaku komunikasi mahasiswa etnis
Tionghoa dengan mahasiswa pribumi
lain
Karena
seperti
dokumentasi-
penelitian
ini
bersifat
dalam berinteraksi dan berkomunikasi
kualitatif, maka maka pengujian nya
dengan menggunakan teori interaksi
dilakukan dengan uji non statistik, yaitu
simbolik.
pengujian nya di mulai dari pengumpulan
data, kemudian reduksi data, kemudian
-
Hambatan perilaku komunikasi antara
penyajian data, setelah itu baru diakukan
mahasiswa etnis Tionghoa dengan
penarikan kesimpulan / verifikasi.
mahasiswa pribumi dalam berinteraksi
dan
berkomunikasi
dengan
menggunakan teori interaksi simbolik.
HASIL PENELITIAN
Komunikasi
mahasiswa
penelitian
Tionghoa
dengan
mahasiswa etnis Pribumi di Fakultas
METODE PENELITIAN
Dalam
etnis
antarbudaya
ini,
penulis
Ekonomi
Universitas
Riau
dengan
melakukan pemilihan informan dengan
menggunakan teori interaksi simbolik
menggunakan teknik snowball sampling,
yang dipopulerkan oleh Herbert Blumer
yang mengumpulkan informan dimulai
kali pada tahun 1937.
dari satu orang kemudian semakin lama
Komunikasi antar budaya dari
jumlah informan semakin banyak seiring
anggota budaya yang berbeda berperan
waktu pengamatan berjalan.
Dalam
terjadinya tingkah laku manusia, misalnya
penelitian ini akan menggunakan sampel
tingkah laku mahasiswa etnis Tionghoa
sebanyak
yang menyamahi budaya mahasiswa etnis
11
orang
mahasiwa
etnis
Tionghoa atau etnis pribumi yang ada di
pribumi,
sehingga
mahasiswa
etnis
Fakultas Ekonomi Unversitas Riau. Data
Tionghoa berperilaku berdasarkan budaya
penelitian ini menggunakan data primer
budaya mahasiswa etnis pribumi.
dan sekunder. Dimana data primer di
himpun langsung dari sumber nya yaitu
Perilaku Komunikasi Antar Budaya
dengan wawancara dan observasi di
Mahasiswa Etnis Tionghoa Dengan
lapangan,
Mahasiswa
sedangkan
data
sekunder
diambil dari buku-buku referensi yang
berhubungan
dengan
penelitian
serta
Di
Fakultas
Ekonomi Universitas Riau
Perilaku komunikasi antar budaya
mahasiswa
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016
Pribumi
etnis
Tionghoa
dengan
page 8
mahasiswa pribumi dalam berinteraksi
waktu pertama kali saya kenal dengan
dengan lingkungannya dapat dilihat dari
mereka, saya tidak terlalu banyak bicara,
interaksi
proses
seperti mereka bicara sama saya tetapi
komunikasi masing-masing pihak tersebut.
saya tidak terlalu mengerti apa yang
Seperti yang dialami oleh mahasiswa etnis
mereka bicarakan. Karena kami sering
Tionghoa yaitu Marvin Prasudi (22 thn),
berkomunikasi, jadi kami suka sharing-
Ketua
(Persaudaraan
sharing dan berbagi pengalaman, saya juga
Buddhist),
suka bawa makanan ke kelasnya mereka,
awal
saya sering sekali makan sama-sama
yang
terjadi
dalam
Permuridhis
Mahasiswa Univeritas Riau
mengatakan
bahwa
“pada
nya
mahasiswa pribumi yang menghampiri nya
mereka di kantin kampus.”
dulan dan merka menanyakan kabar atau
mengajak untuk makan siang bersama.”
Willy mahasiswa etnis Tionghoa
mengatakan
bahwa
“biasa
nya
etnis
Dari
hasil
wawancara
yang
dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa
komunikasi antar budaya mahasiswa etnis
Tionghoa
dengan
mahasiswa
pribumi
pribumi la yang mendekati ia duluan dan
pertama pada saat pertama kali masa
juga mahasiswa pribumi bertemu dengan
kuliah yaitu saat ospek atau masa orientasi
saya karena rekomendasi dari teman
kampus dan pada saat adanya tugas-tugas
mahasiswa pribumi saya dan karena ada
kuliah
kesempatan. Saya belajar bahasa daerah
sebelumnya mereka tidak saling kenal
terutama bahas minang dan melayu dari
sehingga mengalami culture shock dan
teman mahasiswa pribumi saya, lewat
cara mengatasinya dengan meminta saran
komunikasi terus dengan dia.”
kepada teman sesama mahasiswa etnis
Sedangkan Christina (mahasiswa
yaitu
tugas
kelompok,
Tionghoa
terutama
pribumi) mengatakan bahwa “pertama
bagaimana
cara
saya yang duluan berkenalan dengan
budaya dan kebiasaan mereka.
yang
kakak
tingkat
beradaptasi
dengan
mahasiswa etnis Tionghoa karena saya
Pada penelitian ini, peneliti juga
tertarik dengan keberadaan mahasiswa
terfokus dengan dua bentuk komunikasi
etnis
terbuka
yakni komunikasi Verbal dan Komunikasi
dengan budayanya dan apa yang mereka
Non Verbal. Seperti yang telah di ketahui
bawa dari daerahnya, saya juga suka
Komunikasi
belajar bahasa Mandarin.”
communication) adalah bentuk komunikasi
Tionghoa, saya
Indri
yang
sangat
juga
merupakan
verbal
(verbal
yang disampaikan komunikator kepada
mahasiswa pribumi mengatakan “awalnya
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016
page 9
komunikan dengan cara tertulis (written)
Dalam
berkomunikasi
pasti
terdapat hambatan –hambatan, diantara
atau lisan (oral).
Marvin mengatakan bahwa orang
dapat mengetahui kalau kita itu dari etnis
nya yaitu:
1. Bahasa
Tionghoa biasanya keliatan secara fisik.
Hal ini diungkapkan oleh Yongki
Selain itu, orang Tionghoa itu kalo bicara
Cahyadi
logatnya jelas sekali. Jadi dari logatnya itu
Manajemen : “Gaya bicaranya orang
bisa tahu kalo itu orang Tionghoa.
Pribumi di Pekanbaru ini ada yang
Indri yang seorang mahasiswa
pribumi
mengatakan
bahwa
Mahasiswa
jurusan
agak kasar, kadang mereka berbicara
Orang
seperti orang yang marah, padahal
Tionghoa itu dikenal juga dari cara mereka
tidak. Kalau kita orang Tionghoa yang
bicara (logatnya) tapi kadang kita susah
sudah lama ada disini ya sudah biasa
bergaul karena kita kebanyakan bergaul
saja, tapi mungkin kalau kita orang
sesama etnis kita saja. Untuk masalah
Tionghoa yang baru menginjakkan
kerjaan, tugas kuliah, masalah pribadi kita
kaki ke Pekanbaru ini ya mungkin
lebih banyak sharing dengan sesama etnis
agak kaget. Walaupun yang kita
kita saja.
ketahui lebih kasar berbicara orang
Dari beberapa hasil wawancara
batak daripada orang Pribumi di kota
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
Pekanbaru
ini.
Kalau
kita
orang
sebagian besar dari mahasiswa etnis
Tionghoa berbicara bahasa Indonesia
Tionghoa lebih banyak bergaul dengan
itu memang agak belibet atau ribet gitu
sesama etnis mereka. Karena mereka
bahasanya. Soalnya kita terbiasa pakai
merasa bahwa berbicara atau bertukar
bahasa Cina dilingkungan keluarga”.
fikiran dengan sesama etnis mereka itu
Dari hasil wawancara diatas etnis
lebih nyaman. Tapi seiring berjalannya
Tionghoa memang mengakui kalau
waktu mereka sudah mulai beradaptasi
dari
dengan mahasiswa etnis Pribumi dan
kesulitan untuk lebih dekat dengan
mulai terbuka dengan etnis Pribumi.
etnis Pribumi. Kebiasaan mereka yang
bahasa
mereka
mengalami
dari kecil sudah diajari menggunakan
Hambatan Komunikasi Antarbudaya
bahasa
Mahasiswa Etnis Tionghoa Dengan
dengan sesama keluarga dan sesama
Mahasiswa
etnis mereka merupakan faktor yang
Pribumi
Di
Fakultas
Ekonomi Universitas Riau
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016
Hokkien
kalau
berbicara
mendasari hal tersebut.
page 10
Tionghoa. Kalau tidak kepepet ya saya
2. Stereotip
Berikut ini juga merupakan hasil
juga jarang banget bicara dengan etnis
wawancara dengan etnis Tionghoa
Tionghoa. Karena saya pernah dicueki
yang merupakan mahasiswa Fakultas
dan tidak diperhatiakan saat saya
Ekonomi jurusan akutansi bernama
berbicara dengan etnis Tionghoa, jadi
Silvy : “Mahasiswa etnis Pribumi rata-
ya dari situ saya males bicara sama
rata baik. Buktinya saja sya banyak
mereka”.
berteman dengan mahasiswa etnis
Dari hasil wawancara diatas juga
Pribumi. Mereka tidak memandang
merupakan
perbedaan kebudayaan. Kita saling
antarbudaya yang terjadi dikalangan
menghargai
masing-
mahasiswa Etnis Tionghoa dan Etnis
masing. Memang kalau etnis Tionghoa
Pribumi. Prasangka yang ada diantara
itu
informan mengakibatkan terhambatnya
kebudayaan
lebih
cekatan
dibandingkan
atau
dengan
gigih
mahasiswa
hambatan
komunikasi
komunikasi antarbudaya tersebut.
Pribumi. Kita orang Tionghoa memang
susdah diajarkan untuk mandiri sejak
Faktor-Faktor
kecil, apa yang kita targetkan harus
Terhadap
bisa dicapai. Berbeda memang dengan
Antarbudaya Mahasiswa Etnis Tonghoa
etnis Pribumi yang kadang-kadang
dan
suka berubah pemikiran. Namun itu
Fakultas Ekonomi Universitas Riau
tidak mengurangi rasa toleransi kita
karena berbeda etnis”.
Yang
Proses
Mahasiswa
Sejauh
Etnis
ini,
Berpengaruh
Komunikasi
Pribumi
mahasiswa
Di
etnis
Tionghoa mampu melakukan percakapan
dengan mahasiswa etnis Pribumi dan
3. Prasangka
Contoh dari wujud prasangka yaitu
menggunakan
menghindarkan diri dari kelompok
bahasa Indonesia. Apalagi sebagian besar
etnis
disukai.
mahasiswa etnis Tionghoa ini lahir dan
Pengakuan dari Mita salah seorang
besar di Pekanbaru, jadi tidaklah sulit
mahasiswa Fakultas Ekonomi etnis
baginya
pribumi yaitu : “Saya lebih baik diam
menggunakan bahasa Indonesia.
yang
daripada
tidak
mengajak
begitu
nasional
berkomunikasi
yaitu
dengan
etnis
Faktor-faktor yang mendukung dan
Tionghoa, saya tidak tahu kenapa saya
menghambat proses komunikasi antara
tidak begitu suka bergabung dan
mahasiswa etnis Tionghoa dan mahasiswa
ngobrol
etnis Pribumi ini semakin disadari oleh
panjang
bicara
untuk
bahasa
dengan
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016
etnis
page 11
keduanya.
Hambatan
saat
proses
dilakukan
komunikasi
antar
keduanya
semakin
hambatan.
sering
mendapat
berbagai
menipis seiring berjalannya waktu. Budaya
Perbedaan budaya menyebabkan
saling menghargai yang selalu menjadi
mahasiswa etnis Tionghoa saat pertama
pegangan
bagi
mahasiswa
khususnya
kali datang ke kampus Universitas Riau
di
Fakultas
Ekonomi
dan mulai beradaptasi dengan lingkungan
Universitas Riau agar dapat menciptakan
barunya cenderung dapat terjadi cultural
hubungan yang harmonis dan jauh dari
shock
konflik atau perselisihan. Hasil akhirnya
terhindarkan. Hal ini disebabkan oleh
adalah bahwa sejauh ini proses komunikasi
perbedaan bahasa, dialek/logat, perbedaan
antara mahasiswa etnis Tionghoa dan
persepsi
mahasiswa etnis Pribumi yang sudah
keterkejutan
tahunan lamanya bisa mencapai suatu
menyesuaikan diri.
mahasiswa
pembauran.
mendukung
Faktor-faktor
dan
yang
menghambat
dalam
(gegar
yang
sebagai
berinteraksi
mencapai
suatu
tidak
menyebabkan
ketika
menemukan
adanya
anxiety dan uncertainty ketika mahasiswa
etnis
untuk
dapat
yang
seseorang
Peneliti
proses komunikasi pun dapat dijadikan
alat
budaya)
Tionghoa
berkomunikasi
dengan
mahasiswa
dan
etnis
hubungan yang baik sehingga mencapai
Pribumi dikarenakan adanya perbedaan
tahap pembauran.
latar belakang budaya. Ketika seseorang
berpindah ke budaya baru, seseorang
membawa bahasa, sikap, kebiasaan, dan
Pembahasan
Mahasiswa etnis Tionghoa yang
perilaku dari budaya lama mereka yang
ada di Universitas Riau, harus beradaptasi
dapat bertabrakan dengan budaya baru.
dengan lingkungan serta budaya dimana
Hal ini dapat menyebabkan disorientasi,
mereka berada, yang secara jelas berbeda
kesalahpahaman,
dengan
kecemasan (anxiety).
budaya
maupun
lingkungan
mereka sehari-hari.
Dalam
hal
konflik,
stres,
dan
Hambatan saat proses komunikasi
tentunya
antara keduanya pun semakin menipis
bagaimana mahasiswa etnis Tionghoa
seiring berjalannya waktu. Hasil akhirnya
dalam
adalah bahwa sejauh ini pola komunikasi
berinteraksi
komunikasi
pribadi
ini
pula
atau
melakukan
dengan
teman-
lintas budaya antara mahasiswa etnis
temannya mahasiswa etnis Pribumi, dosen,
Tionghoa dengan mahasiswa etnis Pribumi
dan lingkungannya. Saat proses interaksi
di Universitas Riau sudah bisa mencapai
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016
page 12
kesepahaman budaya. Faktor-faktor yang
antara keduanya. Faktor kebutuhan
mendukung
dalam
adalah salah satu alasan mahasiswa
berkomunikasi di kampus pun sudah dapat
etnis Tionghoa untuk berusaha dalam
dijadikan alat untuk mencapai suatu
memahami cara berkomunikasi dengan
kesepahaman budaya, yang berujung pada
mahasiswa etnis Pribumi.
dan
menghambat
sikap toleransi antara keduanya.
2. Faktor
Jadi, dari hasil penelitian ini,
yang
menghambat
dalam
komunikasi antar budaya dikalangan
peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa
mahasiswa
etnis Tionghoa dengan mahasiswa etnis
mahasiswa etnis Pribumi adalah dari
Pribumi ini sudah berada dalam tahap
segi bahasa : mahasiswa dari etnis
kesepahaman
Tionghoa
budaya
(understanding
etnis
Tionghoa
lebih
culture) terhadap culture shock (perbedaan
berinteraksi
budaya) yang dialami.
disekitarnya.
dan
sopan
dengan
dalam
orang-orang
Berbeda
dengan
mahasiswa etnis Pribumi yang jika
berinterkasi
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hubungan
antara
etnis
intonasi
yang cukup keras dan agak kasar.
Sejauh
mahasiswa
menggunakan
ini,
para
mahasiswa
etnis
Tionghoa juga sudah bisa beradaptasi
Tionghoa dan pribumi semakin baik
dengan
mahasiswa
etnis
Pribumi.
dengan adanya kesadaran di antara
Mereka sudah mulai terbuka dalam
keduanya untuk saling menghargai dan
berbagai hal dengan mahasiswa etnis
menghormati satu sama lain. Seiring
Pribumi.
berjalannya waktu, interaksi keduanya
sangat baik karena dengan pemahaman
bahwa mahasiswa etnis Pribumi sebisa
mungkin
harus
Berdasarkan penelitian yang telah
memahami
dilakukan penulis tentang Komunikasi
komunikasi yang digunakan mahasiswa
Antar Budaya Mahasiswa etnis Tionghoa
etnis Tionghoa. Begitu pula mahasiswa
dan mahasiswa etnis Pribumi di Fakultas
etnis Tionghoa yang seharusnya lebih
Ekonomi Universitas Riau, maka penulis
ekstra
menyarankan :
dalam
bisa
Saran
mempelajari
dan
memahami mahasiswa etnis Pribumi.
1. Penulis berharap hubungan antara
Karena dengan pemahaman itulah,
mahasiswa
hubungan yang baik akan tercipta di
mahasiswa etnis Pribumi semakin
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016
etnis
Tionghoa
dan
page 13
langgeng
ke
depannya.
Penulis
2. Hubungan sosial akan menjadi baik
menyadari bahwa penelitian ini masih
jika dibarengi dengan interaksi yang
sangat sederhana dan jauh dari kata
baik pula antara mahasiswa etnis
kesempurnaan,
Tionghoa
namun
penulis
dan
mahasiswa
etnis
berharap tulisan ini bisa menjadi
Pribumi. Seiring berjalannya waktu,
referensi awal bagi siapa pun yang
faktor penghambat itu sudah dapat
mempunyai
untuk
diminimalisir oleh mahasiswa etnis
melakukan penelitian berkaitan dengan
Tionghoa sehingga mereka sekarang
proses komunikasi antar etnik, antar
sudah
ras ataupun antar budaya.
mahasiswa
keinginan
mulai
terbuka
etnis
dengan
Pribumi.
,2003. Makna Budaya dalam
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, 2002. Pokoknya Kualitatif.
Bandung : Pustaka Jaya.
Komunikasi
Antar
Budaya.
Yogyakarta: Lkis Yogyakarta.
Ardianto, Elvinaro, 2007. Komunikasi
MassaSuatu Pengantar. Bandung :
Simbosa Rekatama Media.
Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja
Creswell, John W, 2007. Research Design
Pendekatan
Kualitatif,
Kuantitatif,
Moleong , 2005. Metodologi Kualitatif
dan
Mixed.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi :
Suatu
Pengantar.
Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Effendy, Uchajana Onong, 2005. Ilmu
& Jalaluddin Rakhmat., ed.
Komunikasi Teori dan Praktek.
2006. Komunikasi Antarbudaya:
Bandung:
Panduan Berkomunikasi dengan
PT
Remaja
Rosdakarya.
Orang-orang
Kriyantono. 2006. Teknik Praktis Riset
Komunikasi.
Jakarta
:
PT.
Kencana.
Liliweri,
Alo,
Berbeda
Budaya.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurhadiantomo.
“Keragaman
Etnis,
Kesenjangan Sosial dan Patologi
2001.
Komunikasi
Antar
Gatra-gatra
Budaya.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sosial: Telaah Kasus Masyarakat
Surakarta”.
Seminar
Nasional
Etnisitas, Multikulturalisme dan
Media Massa. Diselenggarakan di
Surakarta, 28 November oleh
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016
page 14
Program
Magister
Ilmu
Rakhmad,
Jalaluddin,
Komunikasi Universitas Sebelas
Deddy,
Maret dengan BAPEDA Prov.
Antarbudaya
Jawa
Berkomunikasi
Tengah.
Surakarta:
Universitas Sebelas Maret, 2006
Purwasito, Andrik, 2003. Komunikasi
Multikultura. Surakarta : UMS
Press.
dan
2009.
Mulyana,
Komunikasi
Panduan
dengan
Orang-
Orang Berbeda Budaya. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya.
Ritzer, George dan Douglas J Goodman,
2009. Teori Sosiologi. Yogyakarta
Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Jakarta
: Graha Ilmu.
: Kreasi Wacana.
West Richard dan Lynn H. Turner, 2008.
Samovar, L. A., Porter, R. E., &
McDaniel,
E.
R,
Pengantar
Teori
Komunikasi:
2010.
Analisis Dan Aplikasi. Buku 1 edis
Communication Between Cultures
ke-3 Terjemahan Maria Natalia
(7th Edition ed.). Boston, USA:
Damayanti Maer. Jakarta: Salemba
Wadsworth Cengage Learning.
Humanika.
Sihabudin, Ahmad, 2011. Komunikasi
Antarbudaya:
Satu
Prespektif
Multidimensi. Jakarta: PT Bumi
2004.
Komunikasi.
Pengantar
Jakarta
Ilmu
:
PT.
Grasindo.
Tionghoa-Indonesia.
Aksara.
Penelitian
http://id.wikipedia.org/wiki/Tiongh
Kuantitatif Kualitatif & RND.
oa-Indonesia. Di akses tanggal 10
Bandung : Alfabeta.
Januari 2015.
Sugiyono,
Sutopo,
Wiryanto.
2010.
2002.
Metode
Metodologi
Penelitian
Kualitatif. Surakarta : UNS Press.
Hessel
Nogi
.S
T.
2005.
Manajemen Publik. Jakarta : PT.
Grasindo.
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016
page 15
Download