Bab II Teori Evolusi

advertisement
Teori Evolusi dan Pematahannya
Teori Evolusi Darwin
Bab II Teori Evolusi Darwin
II.1
Munculnya Darwinisme
Charles Darwin adalah seorang ilmuwan muda. Dia mendapatkan inspirasi tentang
evolusi pada saat di atas kapal H.M.S Beagle yang berlayar pada akhir 1831 dalam
perjalanan resmi lima tahun keliling dunia. Darwin muda sangat terpengaruh oleh
keanekaragaman jenis (binatang) yang dia amati, terutama berbagai burung finch di
Kepulauan Galapagos. Perbedaan pada paruh burung-burung ini, menurut Darwin adalah
sebagai hasil dari penyusuaian diri terhadap lingkungan mereka yang berbeda.
Charles
Darwin
mengembangkan
teorinya
di
masa
ketika
ilmu
pengetahuan masih terbelakang. Di
bawah mikroskop yang masih sederhana
seperti ini, makhluk hidup terlihat
memiliki bentuk dan rancang bangun
yang sangat sederhana. Pemahaman
keliru inilah yang menjadi dasar pijakan
Darwinisme.
Setelah pelayaran ini, Darwin mulai mengunjungi pasar-pasar hewan di Inggris.
Dia mengamati bahwa pemulia sapi menghasilkan suatu keturunan sapi baru dengan
mengawinkan sapi-sapi yang berbeda sifat. Pengalaman ini, bersama dengan
keanekaragaman jenis burung finch yang diamatinya di Kepulauan Galapagos, memberi
andil dalam perumusan teorinya. Pada tahun 1859, ia menerbitkan pandangannya dalam
buku The Origin of Species (Asal Mula Spesies). Dalam buku ini, dia merumuskan bahwa
semua spesies berasal dari satu nenek moyang, kemudian berevolusi dari satu jenis ke
jenis lain sejalan dengan waktu melalui perubahan-perubahan kecil.
Berawal dari pengamatannya tersebut, pemikiran Darwin mengenai adanya variasi
mulai berkembang. Darwin kemudian memperoleh ide tentang evolusi yang didasarkan
atas pokok-pokok pikirannya, yaitu :
Makhluk hidup bervariasi dan beberapa variasi sifatnya dapat diturunkan. Tidak ada
dua individu yang sama persis dalam satu spesies (kecuali kembar identik).
3
Teori Evolusi dan Pematahannya
Teori Evolusi Darwin
Setiap populasi cenderung bertambah banyak, karena setiap makhluk hidup mampu
berkembang biak. Untuk berkembang biak perlu adanya makanan yang cukup. Dan
jumlah individu yang dilahirkan lebih banyak daripada yang dapat bertahan hidup.
Kenyataan menunjukkan bahwa pertambahan populasi tidak berjalan terus menerus.
Individu-individu berkompetisi untuk memperoleh sumber daya agar mampu bertahan
hidup.
Sifat-sifat yang diwariskan milik beberapa individu mmebuat mereka dapat bertahan
hidup dan bereproduksi pada keadaan lingkungan tertentu.
Akibat dari seleksi lingkungan tersebut, hanya individu yang adaptif terhadap
lingkungan yang dapat menurunkan sifat adaptif tersebut. Seleksi alam akhirnya akan
mengubah sifat dalam populasi, bahkan menghasilkan spesies baru.
Populasi burung finch di Kepulauan Galapagos
Teori Darwin ini menekankan pada Seleksi Alam. Dia menjelaskan bahwa terjadi
persaingan untuk kelangsungan hidup di alam dan bahwa seleksi alam adalah bertahannya
spesies terkuat, yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
II.2
Seleksi Alam Darwin
Konsepsi seleksi alam adalah landasan utama Darwinisme. Pernyataan ini
ditegaskan juga pada buku tempat Darwin mengajukan teorinya : The Origin of Species,
by Means of Natural Selection (Asal Usul Spesies, Melalui Seleksi Alam).
4
Teori Evolusi dan Pematahannya
Teori Evolusi Darwin
Seleksi alam didasarkan pada anggapan bahwa di alam selalu terdapat persaingan
untuk kelangsungan hidup. Ia memilih makhluk-makhluk dengan sifat-sifat yang paling
membuat mereka mampu mengatasi tekanan yang diberikan lingkungan. Pada akhir
persaingan ini, yang terkuat, yang paling sesuai dengan keadaan alam, akan bertahan.
Sebagai contoh, pada sekawanan rusa yang berada di bawah ancaman pemangsa, mereka
yang mampu berlari lebih cepat secara alami akan bertahan hidup. Hasilnya, kawanan
rusa tersebut pada akhirnya hanya akan terdiri atas rusa-rusa yang mampu berlari cepat.
Meskipun demikian, seberapa pun lamanya hal ini berlangsung, tetap tidak akan
mengubah rusa tersebut menjadi jenis lain. Rusa lemah akan tersingkirkan, yang kuat
bertahan, tetapi, kerena tidak ada perubahan yang terjadi dalam data genetik mereka,
perubahan spesies pun tidak akan terjadi. Meskipun proses seleksi ini terjadi terusmenerus, rusa tetap akan menjadi rusa.
Contoh tentang rusa tersebut berlaku untuk semua spesies. Dalam populasi mana
pun, seleksi alam hanya menyingkirkan yang lemah atau individu yang tidak cocok yang
tidak bisa menyesuaikan diri dengan kondisi alam dalam habitat mereka. Mekanisme
seperti ini tidak akan menghasilkan spesies baru, informasi genetik yang baru, atau organ
baru. Artinya, seleksi alam tidak bisa menyebabkan apa pun untuk berevolusi. Darwin
pun menerima fakta ini, yaitu sesuai dengan pernyataannya “Seleksi alam tidak bisa
berbuat apa pun hingga perbedaan individu atau keragaman yang menuntungkan terjadi.”
Itulah sebabnya mengapa neo-Darwinisme harus menambahkan mekanisme mutasi
sebagai faktor pengubah informasi genetik dalam konsep seleksi alam.
II.3
Mengapa Seleksi Alam Tidak Bisa Menjelaskan Kompleksitas ?
Seleksi alam sama sekali tidak memberikan kontribusi kepada teori evolusi, sebab
mekanisme ini tidak pernah mampu menambah atau memperbaiki informasi genetis suatu
spesies. Seleksi alam juga tidak dapat mengubah satu spesies menjadi spesies lain:
bintang laut menjadi ikan, ikan menjadi katak, katak menjadi buaya, atau buaya menjadi
burung. Seorang pendukung fanatik teori punctuated equilibrium, Gould, menyinggung
kebuntuan seleksi alam ini sebagai berikut:
Intisari Darwinisme terdapat dalam sebuah kalimat: seleksi alam merupakan
kekuatan yang menciptakan perubahan evolusi. Tak ada yang menyangkal bahwa
seleksi alam akan berperan negatif dengan menghilangkan individu-individu yang
5
Teori Evolusi dan Pematahannya
Teori Evolusi Darwin
lemah. Menurut teori Darwin, itu berarti pula seleksi alam memunculkan individuindividu kuat.
Evolusionis juga menggunakan metode menyesatkan lainnya dalam masalah
seleksi alam: mereka berusaha menampilkan mekanisme ini sebagai "perancang yang
memiliki kesadaran". Akan tetapi, seleksi alam tidak memiliki kesadaran. Seleksi alam
tidak memiliki kehendak yang dapat menentukan apa yang baik dan yang buruk bagi
makhluk hidup. Karenanya, seleksi alam tidak dapat menjelaskan sistem-sistem biologis
dan organ-organ yang memiliki "kompleksitas tak tersederhanakan" (irreducible
complexity). Sistem-sistem dan organ-organ ini tersusun atas kerja sama sejumlah besar
bagian, dan tidak berfungsi jika ada satu saja bagian yang hilang atau rusak. (Contohnya,
mata manusia tidak berfungsi kecuali jika semua detailnya ada). Jadi, kehendak yang
menyatukan bagian-bagian tersebut seharusnya mampu memperkirakan masa depan dan
langsung mengarah pada keuntungan yang perlu dicapai pada tahapan terakhir. Karena
seleksi alam tidak memiliki kesadaran atau kehendak, seleksi alam tidak dapat melakukan
hal seperti itu. Fakta ini, yang juga menghancurkan pondasi teori evolusi, telah membuat
Darwin khawatir: "Jika dapat ditunjukkan suatu organ kompleks, yang tidak mungkin
terbentuk melalui banyak modifikasi kecil bertahap, maka teori saya akan sepenuhnya
runtuh."
Seleksi alam hanya mengeliminir individu-individu suatu spesies yang cacat,
lemah atau tidak mampu beradaptasi dengan habitatnya. Mekanisme ini tidak dapat
menghasilkan spesies baru, informasi genetis baru, atau organ-organ baru. Dengan
demikian, seleksi alam tidak mampu menyebabkan apa pun berevolusi. Darwin menerima
kenyataan ini dengan mengatakan: "Seleksi alam tidak dapat melakukan apa pun sampai
variasi-variasi menguntungkan berkebetulan terjadi". Karena itulah neo-Darwinisme
harus mengangkat mutasi sejajar dengan seleksi alam sebagai "penyebab perubahanperubahan menguntungkan". Akan tetapi, seperti yang akan kita lihat, mutasi hanya dapat
menjadi "penyebab perubahan-perubahan merugikan".
Seleksi alam berperan sebagai mekanisme pengeliminasi individu-individu lemah dalam suatu
spesies. Ini adalah kekuatan konservasi yang menjaga spesies yang ada dari kepunahan. Namun
mekanisme ini tidak memiliki kemampuan mengubah satu spesies ke spesies lain.
6
Download