Modul Komunikasi Organisasi [TM14]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Komunikasi
Organisasi
Iklim Komunikasi Organisasi
Fakultas
Program Studi
Fakultas Ilmu
Komunikasi
Public Relations
Tatap Muka
13
Kode MK
Disusun Oleh
42008
Drs. Marwan Mahmudi, M.Si
Abstract
Kompetensi
Membahas iklim komunikasi dalam
organisasi berkaitan dengan arti
pentingnya bagi organisasi,
perbedaan iklim komunikasi dalam
organisasi dan iklim organisasi, dan
perkembangan iklim komunikasi
dalam organisasi
Mahasiswa memiliki pengetahuan
dan pemahaman tentang iklim
komunikasi dalam organisasi dan
implikasi metodologis yang
mengikutinya
140
Arti Pentingnya Iklim Komunikasi Organisasi
Keadaan lingkungan atau iklim organisasi suatu perusahaan dapat berpengaruh
terhadap sikap maupun pandangan karyawan. Iklim yang kondusif serta perasaan nyaman
yang dirasakan para karyawan akan dapat menimbulkan kepercayaan terhadap organisasi
sehingga karyawan ingin memberikan yang terbaik bagi perusahaan.
Organisasi sebagai suatu bentuk dan hubungan yang mempunyai sifat dinamis,
dalam arti organisasi selalu dapat menyesuaikan dirinya dengan perubahan-perubahan
yang terjadi. Organisasi mengalami perubahan karena organisasi selalu menghadapi
berbagai macam tantangan. Tantangan itu timbul sebagai akibat pengaruh lingkungan (iklim
organisasi). Yang dimaksud dengan lingkungan organisasi adalah keseluruhan faktor yang
mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
organisasi tersebut adalah luas dan jumlahnya cukup banyak.
Dalam arti luas, Iingkungan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu lingkungan
internal dan Iingkungan eksternal.
Lingkungan Internal. Lingkungan internal adalah keseluruhan faktor yang ada dalam
organisasi yang mempengaruhi organisasi. Faktor internal yang mempengaruhi organisasi
dan kegiatan organisasi antara lain :
1) Perubahan kebijaksanaan pimpinan.
2) Perubahan tujuan.
3) Pemekaran/perluasan wilayah operasi organisasi.
4) Volume kegiatan yang bertambah banyak.
5) Tingkat pengetahuan dan keterampilan dari para anggota organisasi
6) Sikap dan perilaku dari para anggota organisasi.
7) Berbagai macam ketentuan atau peraturan yang berlaku dalam organisasi.
Lingkungan Eksternal. Lingkungan eksternal adalah keseluruhan faktor yang ada di
luar organisasi (faktor-faktor eksternal) yang mempengaruhi organisasi dan kegiatan
organisasi. Lingkungan eksternal tidak hanya mempengaruhi organisasi tertentu, tetapi juga
terhadap semua organisasi yang ada di masyarakat. Faktor-faktor yang termasuk dalam
lingkungan eksternal cukup banyak, di antaranya ialah:
1) Politik, meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan pemerintahan,
organisasi-organisasi poJitik (kepartaian). Pengertian politik dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu politik praktis yaitu cara menjalankan dan mewujudkan politik
dalam suatu negara atau pemerintahan; politik teori (teoretische politiek), yaitu
politik untuk pengajaran yang bersendi atas pengetahuan dalam struktur sosial;
2016
11
Komunikasi Organisasi
Drs. Gufroni Sakaril,M.M
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dan kekuasaan politik (politiek-match), yaitu politik untuk mendapatkan pengaruh
atau kekuasaan. Barang siapa dapat menguasai politik di dalam suatu
masyarakat atau negara, dialah yang mempunyai kekuasaan untuk membuat
hitam-putihnya masyarakat. Yang mempunyai pengaruh langsung terhadap
organisasi adalah politik praktis atau kekuasaan politik.
2) Hukum, meliputi semua ketentuan yang berlaku yang harus ditaati oleh setiap
orang baik secara individu maupun secara kelompok, mulai dari ketentuan
hukum yang tertinggi sampai dengan ketentuan hukum yang terendah.
3) Kebudayaan, meliputi kebudayaan material dan kebudayaan non-material.
Kemajuan dalam bidang teknologi modern melahirkan industri-industri raksasa.
Kebudayaan material mengenai berbagai macam alat dan barang-barang yang
cara kerjanya secara mekanis, elektris atau secara elektronik, merupakan yang
berpengaruh cukup besar terhadap kehidupan organisasi. Dalam hal ini
organisasi harus mampu menyesuaikan diri dengan hasil kebudayaan tersebut.
Dalam kebudayaan non-material dijumpai berbagai macam unsur yang sangat
mempengaruhi tingkah laku manusia baik sebagai anggota kelompok maupun
sebagai anggota masyarakat. Unsur-unsur tersebut antara lain meliputi nilai-nilai
atau norma-norma masyarakat, latar belakang sejarah suatu masyarakat,
kebiasaan, adat istiadat, ideologi, keyakinan, keagamaan, dan sebagainya.
4) Teknologi, ialah segenap hasil kemajuan dan teknik perkembangan industri
peralatan modern. Ada pula yang memberikan definisi bahwa teknologi
merupakan tindakan yang dilakukan oleh orang terhadap suatu obyek dengan
mempergunakan alat-alat yang bekerja secara mekanis, elektris, maupun secara
elektronis, untuk mengadakan perubahan tertentu terhadap obyek tersebut.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa teknologi adalah penerapan pengetahuan
untuk melaksanakan pekerjaan. Dengan demikian teknologi meliputi tingkat
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang manufaktur dan
fasilitas-fasilitas
lain
serta
mencakup
kemampuan
masyarakat
untuk
mengembangkan dan menerapkannya.
5) Sumber alam, meliputi segenap potensi sumber alam baik di darat, laut maupun
udara, berupa tanah, air, energi, flora, fauna dan lain-lain termasuk pula geografi
dan iklim.
6) Demografi, meliputi sumber tenaga kerja yang tersedia dalam masyarakat, yang
dapat diperinci menurut jenis kelamin, tingkat umur, jumlah dan bagaimana
sistem penyebarannya.
7) Sosiologi, berkaitan dengan kehidupan manusia dalam lingkungan kelompok,
atau ilmu tentang masyarakat. Sosiologi sebagai salah satu famktor lingkungan
2016
11
Komunikasi Organisasi
Drs. Gufroni Sakaril,M.M
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
eksternal meliputi struktur sosial, struktur golongan, lembaga-lembaga sosial
(termasuk di dalamnya bagaimana sifat dan pengembangan lembaga-llembaga
tersebut).
James dan Jones dalam Toulson dan Smith (1994:455) membagi iklim organisasi
dalam tiga pendekatan, yaitu:
a. Multiple
measurement
–
organizational
approach.
Pendekatan
ini
memandang bahwa iklim organisasi adalah serangkaian karakteristik deskriptif
dari organisasi yang mempunyai tiga sifat, yaitu: relatif tetap selama periode
tertentu, berbeda antara organisasi satu dengan organisasi lainnya, serta
mempengaruhi perilaku orang yang berada dalam organisasi tersebut. Faktorfaktor utama yang mempengaruhi adalah ukuran, struktur, kompleksitas sistem,
gaya kepemimpinan, dan arah tujuan organisasi.
b. Perseptual measurement – organizational attribute approach. Pendekatan ini
juga memandang iklim organisasi sebagai atribut organisasi, tetapi pendekatan
ini lebih menekankan penggunaan pengukuran persepsi daripada pengukuran
secara obyektif seperti ukuran dan struktur organisasi.
c. Perseptual measurement – individual approach. Pendekatan ini memandang
iklim organisasi sebagai serangkaian ringkasan atau persepsi global yang
mencerminkan sebuah interaksi antara kejadian yang nyata dalam organisasi
dan persepsi terhadap kejadian tersebut. Pendekatan ini menekankan pada
atribut organisasi yang nyata ke sebuah ringkasan dari persepsi individu. Dengan
pendekatan ini, variabel intervensi yang disebabkan oleh kejadian-kejadian baik
yang dialami oleh individu maupun organisasi dapat mempengaruhi perilaku
individu-individu tersebut. Oleh karena itu, iklim organisasi dapat berlaku sebagai
variabel bebas maupun terikat.
Menurut Higgins (1994:477-478) ada empat prinsip faktor-faktor yang mempengaruhi
iklim komunikasi dalam organisasi, yaitu :
a. Manajer/pimpinan. Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh
pimpinan atau manajer mempengaruhi iklim dalam beberapa hal, seperti
aturan-aturan,
kebijakan-kebijakan,
dan
prosedur-prosedur
organisasi
terutama masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah personalia,
distribusi imbalan, gaya komunikasi, cara-cara yang digunakan untuk
memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan, interaksi antara
manajemen dan kelompok, interaksi antar kelompok, perhatian pada
permasalahan yang dimiliki karyawan dari waktu ke waktu, serta kebutuhan
akan kepuasan dan kesejahteraan karyawan.
2016
11
Komunikasi Organisasi
Drs. Gufroni Sakaril,M.M
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Tingkah laku karyawan. Tingkah laku karyawan mempengaruhi iklim
organisasi melalui kepribadian mereka, terutama kebutuhan mereka dan
tindakan-tindakan yang mereka lakukan untuk memuaskan kebutuhan
tersebut.
Komunikasi
karyawan
memainkan
peranan
penting
dalam
membentuk iklim organisasi. Cara seseorang berkomunikasi menentukan
tingkat sukses atau gagalnya hubungan antarmanusia. Berdasarkan gaya
normal seseorang dalam hidup atau mengatur sesuatu, dapat menambahnya
menjadi iklim yang positif atau dapat juga menguranginya menjadi negatif.
c. Tingkah
laku
kelompok
kerja. Terdapat kebutuhan tertentu pada
kebanyakan orang dalam hal hubungan persahabatan, suatu kebutuhan yang
seringkali dipuaskan oleh kelompok dalam organisasi. Kelompok-kelompok
berkembang dalam organisasi dengan dua cara, yaitu secara formal,
utamanya
pada
kelompok
kerja;
dan
informal,
sebagai
kelompok
eksternal
organisasi
persahabatan atau kesamaan minat.
d. Faktor
eksternal
organisasi.
Sejumlah
faktor
mempengaruhi iklim pada organisasi tersebut. Keadaan ekonomi adalah
faktor utama yang mempengaruhi iklim. Contohnya dalam perekonomian
dengan inflasi yang tinggi, maka organisasi berada dalam tekanan untuk
memberikan peningkatan keuntungan sekurang-kurangnya sama dengan
tingkat inflasi. Seandainya pemerintah telah menetapkan aturan tentang
pemberian upah dan harga yang dapat membatasi peningkatan keuntungan,
karyawan mungkin menjadi tidak senang dan bisa keluar untuk mendapatkan
pekerjaan pada perusahaan lain. Di lain pihak, ledakan ekonomi dapat
mendorong penjualan dan memungkinkan setiap orang mendapatkan
pekerjaan dan peningkatan keuntungan yang besar, sehingga hasilnya iklim
dalam organiasasi menjadi lebih positif.
Iklim Komunikasi dalam Organisasi
Iklim organisasi adalah keadaan tak terpisahkan dari sebuah organisasi. Pada
hakekatnya dapat dianalogikan dengan suasana atau kondisi udara (cerah atau buruk, dan
sebagainya). Orang akan merasa nyaman bila berada diluar dengan suasana atau kondisi
gelap, atau karena arus udara yang terhambat. Demikian juga dengan iklim organisasi yang
bersifat abstrak namun dapat dirasakan nyaman atau tidak nyaman di dalam melaksanakan
aktivitas pekerjaannya (As'ad, 1991).
Scneider dan Snyder (dalam Jewel & Siegall, 1998) mendefinisikan iklim organisasi
sebagai konsep deskriptif yang berdasarkan pada persepsi mereka terhadap lingkungan
2016
11
Komunikasi Organisasi
Drs. Gufroni Sakaril,M.M
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sosial organisasi. Litwin dan R. A Stringer; 1968 (dalam Wirawan, 2007) mendefinisikan
iklim organisasi sebagai "a concept describing the subjective nature or quality of the
organizational environment. Its propoerties can be perceived or experienced by members of
the organization and reported by them in an appropriate questionnaire". Menurut kedua
tokoh tersebut, iklim organisasi merupakan suatu konsep yang melukiskan sifat subjektif
atau kualitas lingkungan organisasi. Unsur-unsumya dapat dipersepsikan dan dialami oleh
anggota organisasi dan dilaporkan melalui kuesioner yang tepat.
Menurut Wirawan (2007) iklim organisasi adalah persepsi anggota organisasi
(secara individual dan kelompok) dan mereka yang secara tetap berhubungan dengan
organisasi (misalnya pemasok, konsumen, konsultan, dan kontraktor) mengenai apa yang
ada atau yang terjadi di lingkungan internal organisasi secara rutin, yang mempengaruhi
sikap dan perilaku organisasi. Iklim organisasi secara objektif eksis, terjadi di setiap
organisasi, dan mempengaruhi perilaku anggota organisasi, tetapi hanya dapat diukur
secara tidak langsung melalui persepsi anggota organisasi.
Dimensi iklim organisasi adalah unsur, faktor, sifat atau karakteristik variabel iklim
organisasi. Studi yang dilakukan oleh para pakar iklim organisasi menunjukkan paling tidak
460 jenis lingkungan kerja dengan iklim organisasinya sendiri-sendiri (Rob Altman dalam
Wirawan, 2007), antara lain yaitu :
1. Keadaan lingkungan fisik. Lingkungan fisik adalah lingkungan yang berhubungan
dengan tempat, peralatan, proses kerja. Persepsi karyawan mengenai tempat
kerjanya menciptakan persepsi karyawan mengenai iklim organisasi.
2. Keadaan lingkungan sosial. Lingkungan sosial adalah interaksi antara anggota
organisasi. Hubungan tersebut dapat bersifat hubungan formal, informal,
kekeluargaan, atau profesional.
3. Pelaksanaan sistem manajemen. Sistem manajemen adalah pola proses
pelaksanaan
manajemen
organisasi.
Indikator
faktor
manajemen
yang
mempengaruhi iklim organisasi jumlahnya sangat banyak, misalnya karakteristik
organisasi (lembaga pendidikan, rumah sakit, militer, dan sebagainya) yang
berbeda menimbulkan iklim organisasi yang berbeda.
4. Produk. Produk adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Produk
suatu organisasi sangat menentukan iklim organisasi. Misalnya, iklim organisasi
dinas kebersihan yang produknya berupa layanan pembersihan sampah,
berbeda dengan iklim organisasi perusahaan perbankan yang produknya adalah
layanan keuangan.
2016
11
Komunikasi Organisasi
Drs. Gufroni Sakaril,M.M
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Konsumen yang dilayani. Konsumen yang dilayani dan untuk siapa produk
ditujukan, mempengaruhi iklim organisasi. Misalnya, iklim organisasi klinik bagian
anak-anak di suatu rumah sakit berbeda dengan klinik bagian rematik yang
umumnnya melayani orang dewasa di rumah sakit yang sama.
6. Kondisi fisik dan kejiwaan anggota organisasi. Persepsi mengenai kondisi fisik
dan kejiwaan anggota organisasi sangat mempengaruhi iklim organisasi.
Termasuk dalam kondisi fisik adalah kesehatan, kebugaran, keenergikan, dan
ketangkasan. Kondisi fisik sangat mempengaruhi iklim organisasi lembaga militer
dan kepolisian. Kondisi kejiwaan merupakan faktor yang menentukan terjadinya
iklim
organisasi.
Kondisi
kejiwaan
misalnya
adalah
komitmen,
moral,
kebersamaan, dan keseriusam anggota organisasi.
7. Budaya
organisasi.
Baik
budaya
organisasi
maupun
iklim
organisasi
mempengaruhi perilaku organisasi dan anggota organisasi yang kemudian
mempengaruhi kinerja mereka. Misalnya jika kode etik dilaksanakan dengan
sistematis, maka akan mempengaruhi persepsi karyawan mengenai lingkungan
sosialnya lalu terjadilah iklim etis dalam lingkungan organisasi. Demikian juga
dalam budaya organisasi terdapat norma tertulis. Tetapi bila dilanggar oleh
anggota organisasi dan tanpa sanksi, maka menimbulkan iklim organisasi
negatif.
Koys dan Decotiis; l99l (dalam wirawan, 2007,l3l) menggunakan istilah psychological
climate (iklim psikologis), bukan organizational climate (iklim organisasi). Ia mendefinisikan
iklim psikologis sebagai fenomena persepsi multidimensional bersama anggota unit
organisasi yang didasarkan atas eksperimen. Menurut merek iklim psikologis merupakan
deskripsi, bukan evaluasi pengalaman seperti kepuasan kerja. Mereka mengidentifikasi lebih
dari 80 dimensi iklim psikologis yang kemudian diseleksi dan ditetapkan menjadi 8 dimensi
iklim psikologis yang bersifat universal, yaitu :
1. Otonomi (autonomy). Persepsi mengenai penentuan sendiri prosedur kerja,
tujuan dan prioritas.
2. Kebersamaan (cohesion). Perasaan kebersamaan di antara altar organisasi,
termasuk kemauan anggota organisasi untuk menyediakan bahan-bahan
bantuan.
3. Kepercayaan (trust). Persepsi kebebasan untuk berkomunikasi secara terbuka
dengan anggota organisasi level atas mengenai isu sensitif dan personal dengan
harapan bahwa integritas komunikasi seperti itu tidak dilanggar.
4. Tekanan (pressure). Persepsi mengenai tuntutan waktu untuk menyelesaikan
tugas dan standar kinerja
2016
11
Komunikasi Organisasi
Drs. Gufroni Sakaril,M.M
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Dukungan (support). Persepsi toleransi perilaku anggota organisasi oleh
atasannya, termasuk membiarkan anggota belajar dari kesalahannya tanpa
ketakutan dan hukuman.
6. Pengakuan (recognition). Persepsi bahwa kontribusi anggota organisasi kepada
organisasi diakui dan dihargai
7. Kewajaran (fairness). Persepsi bahwa praktik organisasi adil, wajar, dan tidak
sewenang-wenang atau berubah-ubah.
8. Inovasi (innovation). Persepsi bahwa perubahan dan kreativitas didukung,
termasuk pengambilan resiko mengenai bidang-bidang baru di mana anggota
organisasi tidak atau sedikit mempunyai pengalaman sebelumnya.
Robert Stringer (20O2) (dalam wirawan, 2007:131) berpendapat bahwa karakteristik
atau dimensi iklim organisasi mempengaruhi motivasi anggota organisasi untuk berperilaku
tertentu. Oleh karena itu, iklim organisasi dapat dilukiskan dan diukur dalam pengertian
tersebut. Ia mengatakan bahwa untuk mengukur iklim organisasi terdapat enam dimensi
yang diperlukan, yaitu :
1. Struktur.
Struktur
(structure)
organisasi
merefleksikan
peran
struktur
yang
diorganisasikan secara baik dan mempunyai peran dan tanggung jawab yang jelas
dalam lingkungan organisasi. Stuktur tinggi jika anggota organisasi mengenai
pekerjaan mereka didefinisikan secara baik. Struktur rendah jika mereka merasa
tidak ada kejelasan mengenai siapa yang melakukan tugas dan mempunyai
kewenangan mengambil keputusan.
2. Standar-standar. Standar-standar (standards) dalarn suatu organisasi mengukur
tekanan untuk meningkatkan kinerja dan derajat kebanggan yang dimiliki oleh
anggota organisasi dalam melakukan pekerjaan dengan baik. Standar-standar tinggi
artinya anggota organisasi selalu berupaya mencari jalan untuk meningkatkan
kinerja. Standar-standar rendah merefleksikan harapan yang lebih rendah untuk
kinerja.
3. Tanggung jawab. Tanggung jawab (responbility) merefleksikan perasaan karyawan
bahwa mereka menjadi "bos diri sendiri" dan tidak memerlukan keputusannya
dilegitimasi oleh anggota organisasi lainnya. Persepsi tanggung jawab tinggi
menunjukkan bahwa anggota organisasi merasa didorong untuk memecahkan
problemnya sendiri. Tanggung jawab rendah menunjukan bahwa pengambilan risiko
dan percobaan terhadap pendekatan baru tidak diharapkan.
4. Penghargaan.
Penghargaan
(recognition)
mengindikasikan
bahwa
anggota
organisasi merasa dihargai jika mereka dapat menyelesaikan tugas secara baik.
Penghargaan merupakan ukuran penghargaan dihadapkan dengan kritik dan
2016
11
Komunikasi Organisasi
Drs. Gufroni Sakaril,M.M
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
hukuman atas penyelesaian pekerjaan. Iklim organisasi yang menghargai kinerja
berkarakteristik keseimbangan antara imbalan dan kritik. Penghargaan rendah
artinya penyelesaian pekerjaan dengan baik diberi imbalan secara tidak konsisten.
5. Dukungan. Dukungan (support) merefleksikan peranaan percaya dan saling
mendukung yang terus berlangsung diantara anggota kelompok kerja. Dukungan
tinggi jika anggota organisasi merasa bahwa mereka bagian tim yang berfungsi
dengan baik dan merasa memperoleh bantuan dari atasannya, jika mengalami
kesulitan dalam menjalankan tugas. Jika dukungan rendah, anggota organisasi
merasa terisolasi atau tersisih sendiri.
6. Komitnen. Komitmen (commitment) merefleksikan perasaan bangga anggota
terhadap organisasinya dan derajat keloyalan terhadap pencapaian tujuan
organisasi. Perasaan komitmen kuat berasosiasi dengan loyalitas personal. Level
rendah komitmen artinya karyawan merasa apatis terhadap organisasi dan
tujuannya.
Pines (dalam Kusnan, 2004), iklim sebuah organisasi dapat diukur melalui empat
dimensi sebagai berikut :
a.
D
imensi Psikologikal, yaitu variabel seperti beban kerja, kurang otonomi, kurang
pemenuhan sendiri (self'fulfilment) dan kurang inovasi.
b. Dimensi struktural, yaitu variabel seperti fisik, bunyi dan tingkat keserasian antara
keperluan kerja dan struktur fisik.
c. Dimensi Sosial, yaitu meliputi aspek interaksi dengan klien (dari segi kuantitas
dan ciri-ciri permasalahannya), rekan sejawat (tingkat dukungan dan kerjasama),
dan penyelia-penyelia (dukungan dan imbalan).
d. Dimensi birokratik, yaitu meliputi undang-undang dan peraturan-peraturan, konflik
peran dan kekaburan peran.
Litwin dan Stringer (dalam Amstrong, 2000) mengemukakan delapan dimensi dalam
iklim organisasi, yaitu :
a. Structure
(struktur).
Berkaitan
dengan
perilaku mengenai
tekanan
dan
kebebasan dalam berperilaku serta derajat formalitas dan informalitas yang ada
dalam lingkungan kerja.
b. Responsibility (tanggung jawab). Berkaitan dengan perasaan tentang adanya
kepercayaan ketika terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan penting.
2016
11
Komunikasi Organisasi
Drs. Gufroni Sakaril,M.M
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c. Risk (resiko). Berkaitan dengan perasaan mengenai resiko dan tantangan dalam
bekerja dan dalam organisasi. Dimana karyawan diberi ruang untuk melakukan
atau mengambil resiko dalam tugas sebagai sebuah tantangan.
d. Warmth (kehangatan). Adanya kehangatan atau keramahan dalam kelompok
sosial informal.
e. Support (dukungan). Perasaan yang berkaitan dengan pemberian dukungan baik
dari atasan maupun rekan kerja.
f.
Standard (standar). Berkaitan dengan perasaan karyawan tentang kondisi
organisasi dimana manajemen memberikan perhatian terhadap pelaksanaan
tugas dengan baik, tujuan yang telah ditentukan serta toleransi terhadap
kesalahan atau hal-hal yang kurang sesuai atau kurang baik.
g. Conflict (konflik). Berkaitan dengan perasaan mengenai keterbukaan dari atasan
maupun rekan kerja terhadap perbedaan pendapat dan dalam mengatasi
masalah. Di mana permasalahan-permasalahan yang muncul akan diselesaikan
secara terbuka daripada dibiarkan menguap begitu saja tanpa ada penyelesaian
yang jelas.
h. Identity
(identitas).
Berkaitan
dengan
perasaan
karyawan
mengenai
keberadaannya dalam perusahaan. Dimana karyawan merasa bahwa mereka
adalah bagian dari perusahaan dan mereka bangga dengan keberadaannya.
Pada sumber lain Litwin dan Stinger (dalam Miner,l988) mengemukakan delapan
dimensi iklim organisasi yang berbeda dari sebelumnya. Dimensi tersebut antara lain :
a. Structure & Constrain (struktur dan tekanan). Derajat/tinggi rendahnya tekanan
yang diberikan organisasi terhadap perilaku anggotanya.
b. Emphasis on individual Responsibility (penekanan pada tanggung jawab individu)
Derajat tentang bagaimana anggota bertanggung jawab atas pekerjaannya.
c. Warmth & Support (kehangatan dan dukungan). Tingkat keharmonisan pada
hubungan interpersonal dalam organisasi serta bagaimana anggota memberikan
semangat atau dukungan satu sama lain.
d. Reward & Punishment, Approval & disapproval (Imbalan dan hukuman). Derajat
tentang bagaimana organisasi memberikan reward yang sesuai atas kinerja
anggotanya.
e. Conflict & Tolerance for conflict (konflik dan toleransi terhadap konflik). Derajat
tentang bagaimana suatu konflik dinyatakan dan diselesaikan dengan baik.
f.
Performance Standard & Expectation (standar dan harapan atas kinerja).
Berkaitan dengan derajat tentang bagaimana organisasi menetapkan standar
yang tinggi atas kinerja.
2016
11
Komunikasi Organisasi
Drs. Gufroni Sakaril,M.M
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
g. Organizational Identity & Gorup Loyalty (identitas organisasional dan kesetiaan
dalam kelompok). Berkaitan dengan kesetiaan anggota serta semangat dalam
kelompok yang termanifestasi dalam organisasi.
h. Risk & Risk Taking (resiko dan penerimaan terhadap resiko). Derajat tentang
bagaimana organisasi bersikap terbuka terhadap resiko.
Iklim Organisasi
Menurut Ingarianti (tt), iklim organisasi adalah persepsi anggota organisasi (secara
individual dan kelompok) dan mereka yang secara tetap berhubungan dengan organisasi
(misalnya pemasok, konsumen, konsultan, dan kontaktor) mengenai apa yang ada atau
yang terjadi di lingkungan internal organisasi secara rutin, yang mempengaruhi sikap dan
perilaku organisasi. Iklim organisasi ini cenderung bersifat relative, sementara dan dapat
berubah dengan cepat. Sehingga dibutuhkan kemampuan karyawan dalam melakukan
penyesuaian dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada organisasinya. Ketika individu
tersebut mampu menyesuaikan diri dengan iklim organisasi di mana dia bekerja maka
mampu menjadi faktor pembentuk perilaku OCB (Organizational Citizenship Behavior). Bagi
peneliti, harus ada fakta yang jelas tentang bagaimana seorang inidvidu menyesuiakan diri
dengan iklim organisasi yang ada di perusahaan
tempatnya bekerja. Kalau karyawan
tersebut mampu menyesuaikan diri dengan iklim organisasi yang ada, diprediksikan akan
mudah terbentuk OCB.
Penentuan organisasi ditentukan oleh bermacam-macam faktor. Diantaranya tingkah
laku pimpinan, tingkah laku teman sekerja dang tingkah laku dari organisasi. Tetapi pada
umumnya iklim organisasi ditentukan oleh tingkah laku komunikasi dari pimpinan kepada
kelompoknya. Misalnya pimpinan yang tidak mau bicara dengan bawahannya dan tidak pula
mengacuhkan dengan apa yang dilakukan mereka mungkin akan menjadikan bawahannya
malas bekerja dan tidak produktif.
2016
11
Komunikasi Organisasi
Drs. Gufroni Sakaril,M.M
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Davis, Keith and Newstrom, John W. 1996. Perilaku Dalam Organisasi. Edisi ke-7, Editor :
Agus Dharma, P.hD, PT Erlangga, Jakarta
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu,. Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Remadja
Rosdakarya
Gerald,Wilson L. Dkk, 1986. Organisational Communication, Harper & Row, Publisher New
York.
Hersey, Paul. Ken Blanchard. 1982. Manajemen Perilaku Organisasi : Pendayagunaan
Sumber Daya Manusia, Edisi-4 Terjemahan Agus Dharma,P.hD. PT Erlangga,
Jakarta.
Ingarianti, Tri Muji. tt. Hubungan Iklim Organisasi dan Penyesuaian Diri terhadap
Organizational Citizenship Behavior (OCB). Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang. Diakses 21 Desember 2012.
Kohler, Jerry W dkk. 1981. Organisational Communciation : Behavior Perspectives, New
York:Holt Rinehart and Winston.
Muhammad, Arni. 2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Pace, R. Wayne & Don F. Faules, 2006, Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, cetakan keenam, penerjemah: Deddy Mulyana. Bandung: PT.
Remadja Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaluddin. 1985. Psikologi Komunikasi, PT RosdaKarya, Bandung
Robin, Stephen P 1996. Perilaku Organisasi : Konsep : Kontroversi, Aplikasi. Edisi Bahasa
Indonesia. PT Prenhallindo, Jakarta.
2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi, Edisi-5, Jakarta : PT Erlangga,
2016
11
Komunikasi Organisasi
Drs. Gufroni Sakaril,M.M
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download