Pendidikan Bahasa Indonesia SD (BISD)

advertisement
Kumpulan Abstrak Tesis
Semester Genap 2008/2009
Pendidikan Bhs. Indonesia SD (BISD)
316 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2008/2009
Penerapan Strategi Pair Check dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi
pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah Kabupaten Bantaeng
Abdan Syakur
Abstrak
Penerapan strategi pair check untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi bertolak
dari tujuan agar siswa memiliki kemampuan dalam menuangkan ide, pikiran, pengalaman, dan pendapatnya
dengan benar dalam menulis. Menulis sebagai salah satu aspek keterampilan bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar, merupakan keterampilan yang cukup kompleks. Selain itu, pembelajaran menulis belum
memfokuskan pada proses menulis, tetapi berorientasi pada hasil menulis siswa sehingga proses menulis
kurang mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan pembelajaran menulis.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi melalui
strategi pair check pada siswa kelas V SD Muhammadiyah Kabupaten Bantaeng. Penelitian tersebut dirinci
lagi menjadi: (1) mendeskripsikan proses penerapan strategi pair check dalam meningkatkan kemampuan
menulis karangan narasi pada siswa kelas V SD Muhammadiyah Kabupaten Bantaeng pada (a) tahap pra
menulis, (b) tahap saat menulis, dan (c) tahap pasca menulis?, (2) mendeskripsikan hasil penerapan strategi
pair check dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas V SD
Muhammadiyah Kabupaten Bantaeng pada (a) tahap pra menulis, (b) tahap saat menulis, dan (c) tahap pasca
menulis?.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian tindakan kelas dengan
teknik analisis kualitatif deskriptif. Rancangan penelitian ini mengacu pada rancangan penelitian tindakan
kelas yang berupa siklus-siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap kegiatan yaitu: perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Data penelitian ini berupa data proses dan data hasil penerapan strategi pair check dalam
meningkatkan keterampilan menulis narasi. Data proses dalam penelitian ini adalah berupa proses menulis
karangan siswa pada setiap siklus pembelajaran menulis karangan narasi melalui proses menulis. Data hasil
dalam penelitian ini adalah berupa hasil karangan siswa pada setiap siklus pembelajaran menulis karangan
narasi melalui proses menulis.
Proses penerapan strategi pair check pada tahap pra menulis diwujudkan dalam bentuk kegiatan: (1)
membangkitkan skemata siswa, (2) menentukan kelompok belajar siswa secara berpasangan, (3) menyampaikan tujuan pembelajaran, (4) mengajak siswa untuk memilih gambar, (5) menyampaikan langkah-langkah
menulis narasi, dan (6) mengajak siswa untuk memulai menulis menentukan tema, topik, menulis kerangka
karangan, serta menentukan judul.
Pada tahap saat menulis, kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah (1) memberikan contoh cara
mengembangkan kerangka karangan, (2) menugasi siswa mengembangkan kerangka karangannya dengan
memperhatikan pilihan kata yang tepat, kalimat yang benar, paragraf yang padu, penggunaan ejaan dan tanda
baca serta menyajikan unsur-unsur narasi secara mendetil dan, (3) membimbing siswa menyelesaikan tugas
menulis karangan narasi.
Pada tahap pasca menulis kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah siswa merevisi dan
membacakan hasil karangan, (1) kegiatan merevisi dimulai dengan guru memberikan contoh pengeditan dan
perevisian karangan, (2) siswa merevisi unsur-unsur kebahasaan serta ejaan dan tanda baca. Kegiatan
publikasi karangan dilakukan dengan siswa membacakan karangannya, sementara siswa lain menyimak dan
mencatat kekurangan atau kesalahan dalam karangan maupun pembacaannya; dan (3) bertanya jawab siswa
tentang isi dari karangan yang bacakan.
Pembelajaran menulis karangan narasi melalui penerapan strategi pair check menunjukkan
efektivitasnya dalam meningkatkan keterampilan siswa menulis karangan. Hasil tindakan pembelajaran tahap
pra menulis ditandai dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam hal (1) pemilihan tema, (2) penulisan
kerangka karangan, dan (3) penentuan judul. Secara kuantitatif hasil tindakan pada tahap pra menulis siklus I
adalah 72,5 dan pada siklus II 86,6.
Hasil tindakan pembelajaran tahap saat menulis, yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan
siswa dalam hal (1) pengembangan kerangka karangan menjadi sebuah karangan yang utuh dan padu, (2)
organisasi gagasan, (3) penggunaan unsur-unsur kebahasaan, (4) penggunaan ejaan dan tanda baca, serta (5)
informasi faktual. Secara kuantitatif, hasil tindakan siklus I adalah 60 dan pada siklus II 71,5.
Hasil tindakan pembelajaran tahap pasca menulis ditandai dengan meningkatnya kemampuan siswa
dalam hal perbaikan dan perevisian unsur-unsur kebahasaan dan ejaan dan tanda baca, serta. Secara
kuantitatif, hasil tindakan pada siklus I adalah 63 dan pada siklus II 75. Secara keseluruhan rerata hasil siklus
I adalah 64.5 yakni berkualifikasi cukup, dan pada siklus II meningkat menjadi 76.5, yakni berkualifikasi
315
Program Studi S2 BI SD 317
baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pair check dapat meningkatkan
kemampuan menulis karangan narasi.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan: (1) kepada guru kelas diharapkan membimbing siswa yang
masih mengalami kesulitan dalam belajar sehingga siswa mampu menulis dengan baik secara mandiri
penerapan strategi pair check dalam pembelajaran menulis di kelas tinggi, maka guru tidak hanya diharapkan
menggunakan model-model dalam buku paket, tetapi berupaya membuat model lain untuk setiap kegiatan
pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan menulisnya, (2) kepada peneliti
lanjutan lain yang berminat pada bidang pembelajaran menulis untuk melanjutkan penelitian ini dengan
menggunakan pendekatan-pendekatan lain yang mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis
karangan.
Kata kunci: strategi pair check, pembelajaran, menulis, karangan narasi
Penerapan Teknik Skimming dan Scanning untuk Meningkatkan Pembelajaran Membaca
Pemahaman Siswa Kelas V SD Negeri Salero 1 Ternate
Samsu Somadayo
Abstrak
Bertolak dari kenyataan di lapangan menunjukan bahwa upaya peningkatkan kemampuan siswa
dalam membaca pemahaman dengan penerapan teknik skimming dan scanning yang dilaksanakan di kelas V
Sekolah Dasar terteliti belum optimal. Hal itu disebabkan (1) pelaksanaan pembelajaran masih berorentasi
pada produk, bukan pada proses, dan (2) teknik yang digunakan dalam pembelajaran kurang tepat sehingga
pembelajaran membaca pemahaman di kelas V perlu ditingkatkan. Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan penerapan teknik skimming dan scanning untuk meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas V Sekolah Dasar yang meliputi tahap prabaca, saatbaca, dan pascabaca.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan
menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bersifat partisipatorikolaboratif. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus dengan desain mengacu pada model Kemmis dan
Taggart (dalam Depdiknas, 1999) yang meliputi: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap
observasi, evaluasi, dan refleksi.
Data penelitian ini meliputi data proses dan data hasil. Data proses berupa aktivitas guru dan siswa
selama tindakan pembelajaran berlangsung. Data hasil adalah hasil kegiatan membaca siswa dalam membaca
pemahaman dengan menggunakan teknik skimming dan scanning yang diperoleh pada setiap akhir
pembelajaran yang meliputi (1) kemampuan menemukan topik bacaan, (2) kemampuan memahami pendapat
orang, (3) kemampuan menemukan ide pokok paragraf, (4) kemampuan menemukan informasi tertentu, (5)
kemampuan menemukan fakta khusus, dan (6) kemampuan menyimpulkan.
Sumber data adalah penerapan teknik skimming dan scanning untuk meningkatkan pembelajaran
membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri Salero 1 Ternate yang berjumlah 7 orang. Data proses
diperoleh melalui kegiatan pengamatan, pedoman wawancara, dan catatan lapangan. Untuk memperoleh
data, peneliti berperan sebagai instrumen utama dan didukung instrumen penunjang. Instrumen penunjang
berupa pedoman pengamatan, pedoman wawancara, dan catatan lapangan. Analisis data dilakukan dengan
prosedur yang dimulai dari tahap reduksi data, penyajian data, verifikasi serta penyimpulan data.
Penerapan teknik skimming dan scanning dalam pembelajaran membaca pemahaman dilaksanakan
dalam 3 tahap, yaitu tahap prabaca, saatbaca, dan pascabaca. Pada tahap prabaca, kegiatannya adalah (1)
menentukan bahan pembelajaran yang akan disampaikan, (2) menyesuaikan skemata siswa dengan materi
yang ditampilkan, (3) melaksanakan langkah-langkah pembelajaran membaca pemahaman dengan teknik
skimming dan scanning, (4) menyampaikan tugas atau kegiatan siswa yang harus dilakukan, dan (5)
mengadakan tanya jawab seputar bahan yang sajikan. Adapun langkah-langkah pembelajaran membaca
pemahaman mencakup (a) tahap prabaca secara khusus dengan menggunakan teknik skimming adalah (1)
terlebih dahulu guru membuat pertanyaan, apakah yang dicari atau yang diperlukan dalam bahan bacaan
tersebut, (2) guru memberikan petunjuk tentang cara mencari informasi yang dibutuhkan dalam bahan
tersebut, (3) menelusuri bahan bacaan dengan kecepatan yang tinggi setiap paragraf atau subbab yang
dihadapi, (4) berhenti ketika merasa menemukan apa yang dicari, (5) memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memahami dengan baik tentang informasi apa yang dicari, sedangkan (b) dengan teknik scanning
melalui kegiatan kegiatan bab yang penting (1) melihat daftar isi dan kata pengantar secara sekilas, (2) telah
secara singkat latar belakang penulis, (3) baca bagian pendauluan secara singkat, (4) mencari bab yang
318 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2008/2009
penting dalam daftar isi, (5) mencari bab yang penting dalam halaman-halaman buku tersebut, kemudian
membaca beberapa kalimat yang penting, (6) membaca bagian kesimpulan, (7) melihat secara sekilas daftar
pustaka, daftar indeks, atau apendiks. Pada tahap saatbaca, kegiatannya adalah (1) membaca dan memahami
topik bacaan, (2) memahami pendapat orang atau opini, (3) memahami urutan ide pokok, (4) memahami
informasi tertentu, (5) memahami fakta khusus, dan (6) menyimpulkan. Kegiatan tahap pascabaca mencakup
(1) meminta siswa untuk menghitung (a) tingkat kemampuan membaca, (b) melaporkan hasil kerja, (c)
menanggapi hasil kerja siswa lain, (d) menghitung tingkat kecepatan membaca, (e) menilai hasil kerja siswa,
dan (f) menyimpulkan hasil kerja siswa.
Hasil analisis menunjukan bahwa penerapan teknik skimming dan scanning pada penelitian ini
secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman. Peningkatan tersebut
dapat dilihat pada siklus I dengan rata-rata nilai adalah 74,4% (baik), siklus II mencapai 79,5% (baik), dan
siklus III adalah 85,5% (sangat baik ). Untuk penerapan teknik scanning pada siklus I nilai rata-ratanya
adalah 75,25% (baik), siklus II 79,55% (baik), dan siklus III mencapai 88,25% (sangat baik).Tingkat
kecepatan membaca siswa kelas V SD Negeri Salero 1 Ternate termasuk kategori memadai. Hal ini dapat
ditunjukkan dari 35 sampel pada siklus I, delapan belas siswa (52,75%) termasuk kategori baik, empat siswa
(4,25%) termasuk kategori sangat baik; siklus II: dua siswa (2,22%) termasuk kategori baik dan dua puluh
lima siswa(76,25%) termasuk kategori sangat baik; sedangkan untuk siklus III: satu siswa (1,25%) termasuk
kategori kurang, tiga siswa (4,75%) termasuk kategori cukup, tiga siswa (3,55%) termasuk kategori baik dan
dua puluh delapan siswa (88,25%) termasuk kategori sangat baik.
Dari temuan tersebut maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: (1) kepala sekolah
diharapkan senantiasa mendorong dan membina guru untuk meningkatkan pembelajaran membaca
pemahaman dengan menggunakan teknik skimming dan scanning, (2) guru Bahasa Indonesia disarankan agar
(a) memberikan latihan pada siswa untuk menggunakan berbagai teknik dalam pembelajaran membaca
pemahaman agar mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar, (b) pembelajaran membaca memperhatikan
tahapan-tahapan dalam membaca, yakni tahap prabaca, tahap saatbaca, dan pascabaca, dan (c) evaluasi yang
digunakan hendaknya menggunakan evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Kata kunci: membaca pemahaman, teknik skimming dan scanning, sekolah dasar
Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi melalui Penggunaan Strategi Simulasi Kreatif
Siswa Kelas V SD Negeri Minasa Upa Makassar
Syekh Adiwijaya Latief
Abstrak
Kegiatan pembelajaran membaca puisi berlangsung sebagai rutinitas tanpa suatu pengembangan.
Kegiatan pembelajaran membaca puisi masih dimonopoli oleh guru, sementara aktivitas siswa kurang
ditonjolkan, variasi guru dalam mengajar membaca puisi sangat terbatas sehingga pembelajaran kurang
menarik, pemberian penguatan baik secara verbal maupun non verbal terhadap siswa belum sepenuhnya
dilakukan guru, dan materi yang dipergunakan masih terbatas pada buku paket. Dengan demikian, diperlukan
suatu strategi yang dapat mengembangkan atau meningkatkan kegiatan pembelajaran membaca puisi,
sehingga puisi hadir dan dapat diterima siswa sebagai suatu yang dinikmati dan menyenangkan. Dengan
strategi simulasi ini diharapkan pada diri siswa muncul rasa senang dan tertarik pada puisi serta kemudian
timbul kelancaran dan kemudahan dalam mendeklamasikan puisi.
Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan proses penggunaan strategi simulasi kreatif untuk
meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa kelas V SDN Minasa Upa Makassar dan (2) hasil
penggunaan strategi simulasi kreatif untuk meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa kelas V SDN
Minasa Upa Makassar. Rancangan yang digunakan dalam penilitian ini adalah rancangan penelitian tindakan.
Rancangan tindakan dalam penelitian ini berupa rancangan tindakan pembelajaran yang meliputi tujuan,
bahan, prosedur, dan evaluasi pembelajaran membaca puisi dengan strategi simulasi kreatif. Data penelitian
ini adalah (1) data proses penggunaan strategi simulasi kreatif untuk meningkatkan kemampuan membaca
puisi dengan subjek terteliti dan guru kelas V SD; dan (2) data hasil penggunaan strategi simulasi kreatif
untuk meningkatkan kemampuan membaca puisi berupa aktivitas membaca puisi siswa kelas V.
Pengumpulan data proses dilakukan dengan observasi partisipatoris yang diwujudkan dengan mengamati dan
merekam perilaku verbal dan non verbal siswa-guru dalam pembelajaran di kelas dengan instrumen
pengumpul data. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis dengan model analisis: pengumpulan data,
analisis data, dan refleksi analisis data.
Program Studi S2 BI SD 319
Berdasarkan analisis data proses tindakan, dapat disimpulkan bahwa secara umum penggunaan
strategi simulasi kreatif untuk meningkatkan kemampuan membaca puisi meliputi kegiatan awal, kegiatan
inti dan kegiatan akhir. Kegiatan awal pembelajaran membaca puisi dengan strategi simulasi kreatif dimulai
guru dengan melakukan apersepsi-menghubungkan kegiatan sehari-hari siswa dengan tema ajar, membangkitkan semangat belajar siswa dengan mengajak bernyanyi, dan memberikan penjelasan mengenai proses
pembelajaran membaca puisi yang akan dilaksanakan. Kegiatan inti dimulai dengan guru memperagakan
pembacaan puisi dengan memperhatikan tekanan aspek lafal dan intonasi yang tepat dengan diikuti dengan
gerakan penuh penghayatan dan ekspresi. Siswa diarahkan membaca puisi dalam hati, serempak, dan
berkelompok, dan memberikan petunjuk cara membaca puisi yang baik dengan memperhatikan aspek lafal
dan intonasi (suara, tempo, nada, dan jeda) dalam teks puisi. Guru mensimulasikan gerak tanpa kata dan
gerak dengan bersuara diiringi musik dengan memperhatikan aspek penampilan, gerak, ekspresi, dan
penghayatan, siswa diarahkan membaca puisi diikuti dengan gerakan-gerakan tubuh, guru membimbing
siswa untuk melakukan latihan simulasi gerak tanpa kata dan gerak dengan bersuara dengan diiringi musik
dan latihan membaca puisi, siswa menampilkan atau mendeklamasikan puisi di depan kelas, serta
mendiskusikan kesan-kesan mereka terhadap puisi. Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru bersama siswa
menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan penguatan dari penampilan
siswa dengan pujian dan pemberian hadiah, dan memotivasi siswa untuk terus berlatih meningkatkan
kemampuan mendeklamasikan puisi dan menarik kesimpulan tentang cara atau teknik mendeklamasikan
puisi yang baik. Secara umum, kemampuan membacakan puisi meningkat pada sebagian besar siswa
menunjukkan penampilan/kesiapan fisik dan mental siswa sudah baik (dimunculkan) saat mendeklamasikan
puisi, pelafalan dan intonasi (suara, tempo, nada dan jeda) pada saat siswa membacakan puisi sudah baik.
Kesungguhan, kesesuaian, keterlibatan, dan cara bergerak sesuai dengan teks isi puisi meningkat dengan baik
dalam melakukan simulasi gerak tanpa kata dan gerak dengan bersuara yang diiringi musik, siswa mampu
memunculkan ekspresi dan penghayatan saat mendeklamasikan puisi. Sebagian besar siswa memberikan
komentar atau masukan serta berbagi pengalaman tentang cara mendeklamasikan puisi pada siswa yang
kesulitan mendeklamasikan puisi.
Hasil peningkatan kemampuan membaca puisi dengan strategi simulasi kreatif berdasarkan analisis
data kuantitatif per aspek kemampuan membaca puisi menunjukkan bahwa untuk siswa kelompok atas
berkualifikasi sangat baik (86%) pada siklus pertama, sedangkan pada siklus kedua meningkat menjadi 100%
dengan indikator: keseluruhan aspek kemampuan membaca puisi sangat baik. Siswa kelompok tengah
berkualifikasi baik (76%) pada siklus pertama, sedangkan pada siklus kedua meningkat menjadi 85% dengan
kualifikasi sangat baik dengan indikator: aspek penampilan/kesiapan fisik dan mental serta pelafalan dan
intonasi sangat baik, sementara gerak tubuh, dan ekspresi/penghayatan baik. Siswa kelompok bawah
berkualifikasi sangat kurang (41%) pada siklus pertama, meningkat menjadi 69% dengan kualifikasi cukup
pada siklus kedua dengan indikator: aspek penampilan/kesiapan fisik dan mental baik, gerak tubuh, dan
ekspresi/penghayatan cukup, sedangkan aspek yang masih kurang adalah pelafalan dan intonasi.
Berdasarkan simpulan penelitian, disarankan kepada: (1) guru kelas V SD untuk menggunakan
temuan pembelajaran membaca puisi dengan strategi simulasi kreatif sebagai rujukan operasional dalam
merancang pembelajaran membaca puisi dan pembelajaran kemampuan berbahasa Indonesia; serta
memanfaatkan prosedur penelitian ini untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas sebagai upaya
pengembangan dan peningkatan pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia khususnya kemampuan
membaca puisi, (2) dosen atau tim pengajar bahasa Indonesia di PGSD untuk menyelenggarakan perkuliahan
pembelajaran membaca puisi agar mahasiswa calon guru SD terampil dan kreatif dalam membaca puisi di
SD, dan (3) peneliti lain untuk merancang penelitian sejenis dengan skala lebih luas baik dalam hal aspek
kemampuan bersastra, jenjang sekolah, maupun jenjang kelas di SD.
Kata kunci: kemampuan membaca puisi, strategi simulasi kreatif
Download