51 analisis hubungan kepatuhan penggunaan

advertisement
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 10 No. 2 Tahun 2013
ANALISIS HUBUNGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIASMA DENGAN
KUALITAS HIDUP PASIEN ASMA DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU
RESPIRA UPKPM YOGYAKARTA PERIODE FEBRUARI-APRIL 2013
1*
2
Ika Alfinnisa Majida , Tri Murti Andayani , Okti Ratna Mafruhah
1,3
3
Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia
2
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
*email: [email protected]
ABSTRAK
ABSTRACT
Prevalensi asma yang terus meningkat
menjadi perhatian bagi tenaga kesehatan.
Kepatuhan pasien asma dalam penggunaan
obat dan terwujudnya kualitas hidup pasien
yang baik menjadi tujuan utama dalam
penatalaksanaan asma. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara kepatuhan penggunaan antiasma
dengan kualitas hidup pasien asma.
Populasi target dalam penelitian ini adalah
semua
pasien
rawat
jalan
yang
menggunakan terapi anti asma pada tahun
2012. Sampel penelitian ini adalah pasien
asma dewasa dengan kategori asma
menetap. Sebanyak 72 pasien diambil
secara purposive dari populasi target.
Penelitian
ini
menggunakan
metode
penelitian
non-eksperimental
dengan
rancangan cross sectional. Pengambilan
data dilakukan secara concurrent dan
retrospektif. Tingkat kepatuhan pasien
diukur menggunakan kuesioner MMAS
(Morisky Medication Adherence Scale) dan
kualitas hidup pasien diukur menggunakan
AQLQ
(Asthma
Quality
of
Life
Questionnaire).
Hasil
penelitian
menunjukkan 52,78% pasien memiliki
kepatuhan rendah dan sebesar 47,22%
pasien memiliki kepatuhan sedang. Faktor
yang berhubungan secara signifikan dengan
kepatuhan adalah pola kunjungan pasien.
Jumlah pasien asma dengan kualitas hidup
kurang baik sebesar 30,56% dan pasien
dengan kualitas hidup sedang sebesar
69,44%. Penelitian menyimpulkan bahwa
tidak terdapat hubungan antara kepatuhan
penggunaan antiasma dengan kualitas
hidup pasien asma (p = 0,842).
The prevalence of asthma is increasing
concern for health workers. Compliance of
patients with asthma in the use of drugs and
the quality of life of patients become a major
goal in the management of asthma. This
study aims to determine the relationship
between the use antiasma compliance with
the quality of life of patients with asthma. The
target population in this study were all
outpatients who use anti-asthma therapy in
2012 sample were adult asthma patients with
persistent asthma category. A total of 72
patients were taken by purposive of the
target population. This study used a nonexperimental study with cross-sectional
design. Data were collected concurrently and
retrospectively. The level of patient
compliance was measured using a
questionnaire MMAS (Morisky Medication
Adherence Scale) and patient quality of life
was measured using the AQLQ (Asthma
Quality of Life Questionnaire). The results
showed 52.78% of patients have low
adherence and amounted to 47.22% of
patients had moderate adherence. The
number of asthma patients with poor quality
of life by 30.56% and the quality of life of
patients is at 69.44%. The study concludes
that there is no relationship between the use
antiasma compliance with the quality of life of
patients with asthma (p = 0.842).
Keywords: adherence, asthma patients,
quality of life, AQLQ
Kata kunci : kepatuhan, pasien asma,
kualitas hidup, AQLQ
51
52 | Ika Alfinnisa Majida
penggunaan obat telah sesuai (Anonim,
PENDAHULUAN
2007).
Asma merupakan penyakit kronis
Peneliti
merasa
penting
saluran pernapasan yang ditandai oleh
melakukan penelitian tentang hubungan
inflamasi, peningkatan reaktivitas terhadap
kepatuhan
berbagai stimulus, dan sumbatan saluran
kualitas hidup pasien asma, mengingat
napas yang bisa kembali spontan atau
pengobatan asma pada kategori merupakan
dengan pengobatan yang sesuai. Asma
long term medication, sehingga kepatuhan
merupakan penyakit yang masih menjadi
pasien dalam menggunakan obat sangat
masalah kesehatan masyarakat yang serius
diharapkan (Anonim, 2007).
penggunaan
obat
dengan
di berbagai negara seluruh dunia dengan
Pada tahun 2012 jumlah pasien
kekerapan yang bervariasi di setiap negara
penyakit asma di Rumah Sakit Khusus Paru
dan
negara
Respira UPKPM Yogyakarta cukup banyak
berkembang (Anonim, 2002). Prevalensi
dan merupakan peringkat kedua setelah
asma adalah 1%-8% dari seluruh populasi
bronkhitis, serta di rumah sakit ini belum
di
cenderung
berbagai
meningkat
di
a
negara
(Anonim ,
2009).
pernah
dilakukan
penelitian
Sepuluh persen (10%) penduduk Indonesia
hubungan
diperkirakan
dengan kualitas hidup pasien asma.
mengidap
asma
dalam
berbagai bentuk (Gershwin, 2005).
kepatuhan
tentang
penggunaan
obat
Tujuan penelitian ini adalah untuk
Asma memiliki dampak buruk
mengetahui hubungan antara kepatuhan
yaitu penurunan kualitas hidup, penurunan
penggunaan
produktivitas, penyebab ketidakhadiran di
hidup pasien asma di Rumah Sakit Khusus
sekolah,
Paru Respira UPKPM Yogyakarta. Hasil
peningkatan
biaya
kesehatan,
antiasma
dengan
risiko perawatan di rumah sakit bahkan
penelitian
diharapkan
kematian. Asma juga dapat menyebabkan
referensi
untuk
gangguan
dan
penggunaan antiasma pada pasien asma
gangguan emosi (cemas, depresi) (Anonim,
untuk mewujudkan kualitas hidup pasien
2002),
yang lebih baik.
aktivitas
sehari-hari
sehingga
tujuan
penatalaksanaan
asma
meningkatkan
dan
utama
dapat
kualitas
menjadi
melakukan
evaluasi
adalah
mempertahankan
METODE PENELITIAN
kualitas hidup agar pasien asma dapat
hidup
normal
tanpa
hambatan
penelitian
melakukan aktivitas sehari–hari.
Seiring
dengan
Penelitian
dalam
perlunya
ini
merupakan
non-eksperimental
dengan
rancangan cross sectional (potong lintang)
mengetahui hubungan antara terapi yang
analitik.
baik dan efektivitas terapetik, baik peneliti
concurrent,
maupun
harus
dilaksanakan selama bulan Februari hingga
memahami faktor–faktor yang berhubungan
April 2013, dan tempat penelitian yaitu di
dengan kepatuhan pasien (Anonim, 2007).
Rumah Sakit Khusus Paru Respira UPKPM
Meskipun
Yogyakarta.
tenaga
kesehatan
pengobatan
efektif
telah
dan
pasien
dalam
data
retrospektif.
Pengukuran
dilakukan untuk menurunkan morbiditas
karena asma, efektivitas hanya tercapai jika
Pengambilan
secara
Penelitian
tingkat
kepatuhan
penggunaan
antiasma
menggunakan kuesioner MMAS (Morisky
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 10 No. 2 Tahun 2013
53 | Ika Alfinnisa Majida
Medication
Adherence
pengukuran
kualitas
dan
merokok dan alamat pasien) dan data hasil
pasien
wawancara dan pengisian kuesioner MMAS
menggunakan AQLQ (Asthma Quality of Life
(Morisky Medication Adherence Scale) dan
Questionnaire).
Asthma
Populasi
Scale)
hidup
of
Questionnaire
(AQLQ). Data sekunder adalah data yang
adalah semua pasien asma rawat jalan yang
diperoleh berdasarkan data rekam medik
menggunakan terapi antiasma di Rumah
pasien yaitu data penyakit asma pasien dan
Sakit
UPKPM
terapi obat yang diterima dan digunakan
Populasi
pasien. Proses pengambilan data dilakukan
semua
peneliti dengan cara mewawancarai dan
pasien asma rawat jalan yang menggunakan
memberikan kuesioner AQLQ kepada pasien
terapi antiasma di Rumah Sakit Khusus Paru
asma yang bersedia menjadi responden
Respira UPKPM Yogyakarta selama bulan
dengan menandatangani informed consent.
Februari - April 2013.
Peneliti juga mengambil data melalui kartu
1.
Kriteria inklusi
rekam medik pasien untuk pengumpulan
a. Pasien asma menetap rawat jalan
data sekunder.
Paru
penelitian
Life
ini
Khusus
target
Quality
Respira
Yogyakarta pada tahun 2012.
terjangkau
penelitian
telah
ini
adalah
menjalani
pengobatan
minimal 3 bulan
analisis
b. Usia pasien antara 18 sampai 65
tahun
data
deskriptif
menggunakan
untuk
mengetahui
gambaran karakteristik pasien, pengobatan
pasien, skor kepatuhan dan skor kualitas
c. Pasien
bersedia
menjadi
responden
2.
Analisis
hidup
pasien
asma.
Selain
itu,
untuk
mengetahui hubungan antara faktor usia,
Kriteria eksklusi
jenis kelamin, tingkat pendidikan, durasi
Pasien memiliki penyakit pernafasan
asma, jumlah item obat, bentuk sediaan
yang
terapi yang diterima dan pola kunjungan
lain
(TBC,
Bronchitis)
dan
berobat menggunakan analisis chi-square.
penyakit kronik lainnya.
Metode
pengambilan
sampel
HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan Purposive Sampling. Data
primer adalah data yang diperoleh langsung
Gambaran karakteristik pasien asma
Gambaran
dari jawaban pasien yaitu data demografi
pasien
(usia,
pendidikan,
jenis
status
kelamin,
pernikahan,
karakteristik
pasien
tingkat
asma dalam penelitian ini tercantum dalam
status
Tabel 1.
54 | Ika Alfinnisa Majida
Tabel 1. Gambaran karakteristik pasien asma rawat jalan di Rumah Sakit Khusus Paru Respira
UPKPM Yogyakarta
Variabel
Kategori
≤45 tahun
>45 tahun
Perempuan
Laki-laki
≤ SMA
>SMA
<5 tahun
≥5 tahun
>3 item
> 3 item
Oral
Inhalasi + Oral
Rutin
Jika Ada Keluhan
Umur
Jenis Kelamin
Tingkat Pendidikan
Durasi Asma
Jumlah Item Obat yang
Diterima
Bentuk sediaan Terapi
Pola Kunjungan Berobat
Gambaran pengobatan pasien asma
Jumlah (orang)
40
32
25
47
58
14
26
46
45
45
54
18
34
38
Persentase (%)
(n = 72)
55,6
44,4
34,72
65,28
80,56
19,44
36,11
63,89
62,5
62,5
75
25
47,22
52,78
Khusus Paru Respira UPKPM Yogyakarta
Golongan dan jenis obat antiasma
tercantum dalam Tabel 2.
pasien asma rawat jalan di Rumah Sakit
Tabel 2. Golongan dan jenis obat antiasma pasien asma rawat jalan di Rumah Sakit Khusus Paru
Respira UPKPM Yogyakarta
Golongan Obat
Obat Pelega/
Reliever Asma
(Bronkodi-lator)
Obat Pengontrol
Asma
(Antiinfla- masi)
Prinsip
tercantum
dalam
Macam Obat
Jumlah
pasien
(orang)
Persentase (%)
(n=72)
10
39
13,89
54,16
8
48
11,11
66,67
63
11
87,5
15,28
1
1,39
10
11,11
Agonis β-2 kerja cepat
Salbuta-mol sulfat (inhalasi)
Salbuta- mol (oral)
Metilsantin
Teofilin (oral)
Aminofilin (oral)
Kortikoste-roid sistemik
Metil Predniso-lon
Deksame-tason
Agonis β-2 kerja lama
Prokaterol (inhalasi)
Kombinasi steroid dan agonis β-2 kerja lama
Flutica- son+Sal- meterol (inhalasi)
penatalaksanaan
Keputusan
asma
Gambaran kepatuhan pasien asma
Menteri
Menurut Horne (2005), istilah yang
Kesehatan Republik Indonesia (KeMenKes
tepat untuk kepatuhan dalam mengkonsumsi
RI) tahun 2008 yaitu diklasifikasikan menjadi
obat adalah adherence yaitu suatu perilaku
penatalaksanaan asma akut/saat serangan
pasien untuk mentaati saran-saran atau
dan penatalaksanaan asma jangka panjang
prosedur dari dokter tentang penggunaan
b
(Anonim , 2009). Terapi untuk mengatasi
obat, yang sebelumnya didahului oleh proses
serangan akut pasien yaitu dengan diberikan
konsultasi antara pasien (dan atau keluarga
obat pelega dan untuk mengontrol asma
pasien sebagai orang kunci dalam kehidupan
serta mencegah terjadinya serangan pasien
pasien) dengan dokter sebagai penyedia
diberikan obat pengontrol.
jasa medis (Horne, 2005).
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 10 No. 2 Tahun 2013
55 | Ika Alfinnisa Majida
Tabel 3. Gambaran tingkat kepatuhan pasien asma rawat jalan di RSKP Respira
UPKPM Yogyakarta
Variabel
Kategori
Jumlah
Kepatuhan
Rendah
Sedang
Tinggi
38
34
0
72
Total
Hasil
penelitian
lain
asma dipengaruhi oleh jenis kelamin, dan
menunjukkan bahwa ketidakpatuhan pasien
pasien perempuan memiliki risiko emosi
asma
lebih
dalam
yang
Persentase (%)
(n = 72)
52,78
47,22
0
100
menjalani
pengobatan
besar
daripada
Sehingga
faktor yang lebih banyak mempengaruhi
mempengaruhi kualitas hidup pasien.
ketidakpatuhan
3.
pemahaman
yang
pengobatan,
pasien
asma
buruk
kurang
adalah
kelamin
laki-laki.
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-
pasien
jenis
pasien
pasien
lebih
Korelasi tingkat pendidikan dengan
kepatuhan terapi
tentang
memahami
Data hasil penelitian menunjukkan
dalam teknik menggunakan inhaler dan
tingkat pendidikan tidak berhubungan secara
pasien lupa menggunakan obat (Hinchageri
signifikan dengan kepatuhan terapi pasien
et al, 2012).
asma dengan nilai signifikansi p 0,715.
Tingkat
pendidikan
seorang
pasien
Faktor-faktor yang berhubungan dengan
berhubungan dengan pengetahuan pasien.
kepatuhan
Semakin tinggi tingkat pendidikan maka pola
1.
Korelasi umur dengan kepatuhan
berfikir
terapi
satunya
Dalam penelitian ini hubungan
seseorang
semakin
terhadap
mengkonsumsi
obat
salah
kepatuhan
dalam
sebagai
bentuk
antara umur dengan kepatuhan terapi pasien
kesadaraan
memiliki nilai signifikansi p>0,05, yaitu 0,065,
Namun, tingkat pendidikan yang tinggi belum
sehingga dapat dikatakan umur pasien tidak
tentu memiliki pemahaman tentang penyakit
berhubungan
asma dan pengobatannya juga tinggi.
secara
signifikan
dengan
kelamin
dengan
4.
kapatuhan pasien.
2.
Korelasi
jenis
untuk
baik
Korelasi
mengontrol
durasi
asmanya.
asma
dengan
kepatuhan terapi
kepatuhan terapi
Data penelitian menunjukkan nilai
Data hasil penelitian menunjukkan
signifikansi sebesar 0,263 (p>0,05) sehingga
jenis kelamin tidak berhubungan secara
dapat
signifikan dengan kepatuhan terapi pasien
hubungan yang signifikan antara durasi
asma dengan nilai signifikansi p 0,690.
asma dengan kepatuhan terapi pasien asma.
Artinya jenis kelamin pasien asma dalam
Hasil tersebut sesuai dengan penelitian
penelitian ini tidak mempengaruhi secara
5.
signifikan terhadap kepatuhan penggunaan
obat.
Jenis
kelamin
pasien
lebih
dikatakan
bahwa
tidak
terdapat
Korelasi jumlah item obat
yang
diterima dengan kepatuhan terapi
Hasil
analisis
chi-square
menggambarkan keadaan fisik dan emosi
menunjukkan bahwa jumlah item obat yang
pasien.
diterima pasien tidak berhubungan signifikan
Menurut
menyebutkan
Juniper
kondisi
et
al
(2004),
emosional
pasien
56 | Ika Alfinnisa Majida
dengan
kepatuhan
terapi
pasien
asma
karena nilai signifikansi p >0,05, yaitu 0,067.
Berdasarkan
hasil
wawancara
yang dilakukan terhadap pasien bahwa
sebagian
besar
pasien
tidak
dikatakan pola kunjungan berobat memiliki
hubungan positif, yang signifikan dengan
kepatuhan
pasien
dalam
mengkonsumsi
obat.
merasa
Pola
kunjungan
berobat
keberatan dengan jumlah item obat yang
merupakan
diterima yaitu sebesar 45 pasien (62,5%).
fasilitas kesehatan yang disediakan. Jarak
Kewajiban pasien untuk menjalani terapi
tempat tinggal pasien dengan rumah sakit
dengan rutin, didukung adanya kesadaran
diasumsikan mempengaruhi mudah tidaknya
dalam hal minum obat, membuat pasien
akses
tidak mempermasalahkan seberapa banyak
wawancara kepada pasien menunjukkan
jumlah item obat yang harus diminum. Hal
sebagian besar pasien tidak merasa kurang
tersebut juga dapat disebabkan dukungan
akses dalam menjangkau fasilitas rumah
keluarga yang menimbulkan motivasi bagi
sakit yaitu sebesar (72,22%). Sebagian
pasien untuk meminum obat.
besar
6.
pasien
pelayanan
diterima dengan kepatuhan terapi
Respira
terapi yang diterima
ke
pasien
Korelasi bentuk sediaan terapi yang
Hubungan antara bentuk sediaan
pemanfaatan
rumah
menilai
Rumah
UPKPM
penggunaan
sakit.
positif
Sakit
terhadap
Khusus
Yogyakarta
Hasil
Paru
dibuktikan
dengan hasil wawancara kepada pasien,
dengan kepatuhan
bahwa sebesar 95,83% menyatakan tenaga
terapi memiliki nilai signifikansi p>0,05, yaitu
kesehatan baik dokter, apoteker maupun
0,413, sehingga dapat dikatakan bentuk
perawat
sediaan terapi yang diterima pasien tidak
pengobatan
berhubungan
dukungan yang positif dari tenaga kesehatan
secara
signifikan
dengan
kepatuhan terapi pasien asma.
Bentuk
memberikan
serta
informasi
pasien
terkait
mendapat
terkait penyakit asma dan pengobatannya.
sediaan
yang
Hasil penelitian ini sesuai dengan
diterima pasien tidak menjamin kepatuhan
penelitian Febrianti (2010) yang menyatakan
pasien dalam menggunakan obat. Sediaan
bahwa pola kunjungan berobat memiliki
inhalasi yang diasumsikan sulit digunakan
hubungan yang signifikan dengan kepatuhan
bagi pasien, hal tersebut tidak berlaku ketika
pasien dalam penggunaan obat.
pasien
mengetahui
cara
sediaan
inhalasi.
Sediaan
obat
menggunakan
oral
yang
diasumsikan mudah digunakan, hal tersebut
tidak berlaku ketika pasien kesulitan dalam
menelan obat. Sehingga bentuk sediaan
terapi
tidak
signifikan
memiliki
dengan
hubungan
kepatuhan
secara
Gambaran kualitas hidup pasien asma
Gambaran kualitas hidup pasien di
dalam penelitian dibagi menjadi 3 kategori,
yaitu kurang baik, sedang, dan baik, yang
ditunjukkan dalam Tabel 4.
dalam
mengkonsumsi obat.
7.
Korelasi pola kunjungan berobat
dengan kepatuhan terapi
Berdasarkan hasil analisis chi-
square
menunjukkan
karakteristik
pola
kunjungan berobat memiliki nilai signifikansi
p<0,05,
yaitu
0,019,
sehingga
dapat
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 10 No. 2 Tahun 2013
57 | Ika Alfinnisa Majida
Tabel 4. Gambaran skor kualitas hidup pasien asma rawat jalan
di RSKP Respira UPKPM Yogyakarta
Variabel
Kategori
Kualitas
hidup
Hubungan
Kurang baik
Sedang
Baik
Total
kepatuhan
penggunaan
antiasma dengan kualitas hidup
Penggunaan
kualitas
hidup
22
50
0
72
menggunakan analisis statistic chi-square.
Hasil analisis ditampilkan sebagai berikut.
antiasma
pasien
Persentase (%)
(n = 72)
30,56
69,44
0
100
Jumlah
dengan
diolah
dengan
Tabel 5. Hasil analisis chi-square tentang hubungan antara tingkat kepatuhan dengan
kualitas hidup
Tingkat Kepatuhan
Kualitas Hidup
Rendah
(n=38)
12
26
Kurang (n=22)
Sedang (n=50)
Ketidaksesuaian
hipotesis
penelitian
Sedang
(n=34)
10
24
hasil dengan
tersebut
dapat
p
Keterangan
0,842
Tidak terdapat hubungan
mendapat dukungan positif dari keluarga,
sehingga meskipun dalam penelitian ini
disebabkan karena kualitas hidup pasien
tingkat
asma merupakan hal yang kompleks yang
mengkonsumsi obat lebih banyak kategori
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
rendah, namun pasien mendapat dukungan
Sehingga
obat
dari keluarga serta lingkungan sekitarnya
dalam
kepatuhan
penelitian
penggunaan
dalam
signifikan
yang tidak mengganggu, maka kualitas hidup
pasien dalam penelitian ini lebih sedikit
lebih dipengaruhi oleh faktor lain. Dalam
kategori kurang daripada kategori kualitas
konsep penelitian ini peneliti mencantumkan
sedang.
yang
tidak
pasien
mempengaruhi kualitas hidup pasien, tetapi
faktor-faktor
ini
kepatuhan
diasumsikan
dapat
Faktor kepribadian juga dapat
mempengaruhi kualitas hidup pasien asma.
mempengaruhi kualitas hidup. Berdasarkan
Faktor-faktor tersebut tidak dianalisis, namun
penelitian yang dilakukan oleh Axelsson et
hanya berdasarkan kajian literatur saja.
al. (2009) menunjukkan bahwa kepribadian
Faktor tersebut adalah kondisi keluarga dan
dapat mempengaruhi
lingkungan.
asma patuh terhadap pengobatan asma dan
Berdasarkan
pasien
wawancara
melaporkan bagaimana kondisi asmanya
jumlah pasien dengan paparan debu sering
serta kualitas hidupnya (Axxelson, 2012).
dan jarang sama besarnya yaitu 50%.
Kepribadian dalam hal ini berhubungan
Paparan debu tersebut dapat di lingkungan
dengan fungsi emosi pasien. Data pada tabel
rumah
IV
ataupun
hasil
bagaimana
tempat
kerja.
Dalam
menunjukkan
bahwa
rata-rata
skor
pembahasan sebelumnya dijelaskan bahwa
kualitas hidup pasien pada domain emosi
pasien dalam penelitian ini sebagian besar
adalah 4,67 (kategori sedang).
58 | Ika Alfinnisa Majida
Penelitian
analisis
hubungan
b.
Perlu dilakukan evaluasi kepatuhan dan
kepatuhan penggunaan obat dengan kualitas
kualitas hidup pasien asma dengan
hidup pasien asma yang dilakukan di RSKP
menggunakan instrumen yang lain atau
Respira
mengkombinasikan
UPKPM
Yogyakarta
memiliki
instrumen.
beberapa keterbatasan, diantaranya adalah
Misalnya untuk mengukur kepatuhan
periode penelitian yang terbatas serta jumlah
dapat menggunakan kuesioner dan
responden yang sedikit, sehingga kurang
patients estimates adherence.
maksimal dalam menggambarkan populasi
c.
Perlu dilakukan evaluasi faktor-faktor
pasien. Adapun kelemahan dari penelitian ini
yang dapat mempengaruhi kualitas
adalah :
hidup pasien asma.
1.
Pemeriksaan
dilakukan,
fungsi
paru
tidak
sehingga
tidak
dapat
a.
Pada pasien asma diperlukan diagnosis
diketahui nilai VEP1 (Volume Ekspirasi
yang lebih spesifik mengenai derajat
Paksa
asma yang dialaminya. Sehingga dapat
Pertama)
atau
PEF
(Peak
Expiratory Flow). Pemeriksaan fungsi
memudahkan
paru
perkembangan asmanya.
sangat
penting,
karena
merupakan salah satu pemeriksaan
2.
Saran bagi rumah sakit adalah :
b.
Diperlukan
dalam
adanya
mengontrol
pengukuran
untuk mengetahui dan menentukan
pengetahuan pasien asma mengenai
derajat penyakit asma.
penyakit asma dan pengobatannya
Diagnosis asma yang ditentukan oleh
serta
dokter hanya secara umum. Penentuan
ataupun tertulis secara berkala untuk
pasien persisten agar dapat masuk
pasien mengenai penyakit asma dan
kriteria
pengobatannya.
inklusi
dilakukan
dengan
menanyakan langsung kepada pasien
mengenai
muncul,
frekuensi
sehingga
gejala
hasilnya
c.
yang
bersifat
chi-square
bentuk
lisan
apoteker
meningkatkan
dan
pasien
pemahaman
guna
pasien
dalam hal penggunaan obat antiasma.
KESIMPULAN
Berdasarkan
dalam
Diperlukan konseling yang lebih efektif
antara
subyektif.
statistik
edukasi
UCAPAN TERIMA KASIH
hasil
analisis
dengan
uji
Peneliti
menyampaikan
rasa
taraf
terimakasih kepada tenaga kesehatan di
kepercayaan 95% dan taraf signifikansi
Rumah Sakit Khusus Paru Respira UPKPM
p<0,05 diperoleh hasil yaitu tidak terdapat
Yogkayakarta, Jurusan Farmasi, Fakultas
hubungan antara kepatuhan penggunaan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
antiasma dengan kualitas hidup pasien
Universitas Islam Indonesia, serta dosen
asma.
pembimbing
Saran bagi peneliti selanjutnya adalah :
Ph.D., Apt dan Okti Ratna Mafruhah, M.Sc.,
a.
Apt.
Perlu dilakukan evaluasi kepatuhan dan
Trimurti
kualitas hidup pasien asma dengan
sampel yang lebih besar baik di Rumah
Sakit Khusus Paru Respira UPKPM
Yogyakarta atau di rumah sakit lain.
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 10 No. 2 Tahun 2013
Andayani,
Sp.FRS,
59 | Ika Alfinnisa Majida
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2002, Guidelines for diagnosis and
management of asthma, 2nd edition,
National Heart, Lung and Blood
Institute, New York, 1-5
Anonim, 2007, Pharmaceutical care untuk
penyakit asma, Direktorat Bina
Farmasi Komunitas dan Klinik, Ditjen
Bina
Kefarmasian
dan
Alat
Kesehatan, Departemen Kesehatan
RI, Jakarta
a
Anonim , 2009, Global Initiative for Asthma,
Global
strategy
for
asthma
management
and
prevention,
NHLBI/WHO workshop report, US
National Institutes of Health, USA
b
Anonim , 2009, Pedoman Pengendalian
Penyakit
Asma,
Departemen
Kesehatan R.I Direktorat Jendral
Pengendalian
Penyakit
dan
Penyehatan Lingkungan Direktorat
Pengendalian
Penyakit
Tidak
Menular, Jakarta, 5-7
Axelsson, M., Emilsson, M., Brink, E.,
Lundqren J., Toren, K., Lotvall, J.,
2009,
Personality,
Adherence,
Asthma Control and Health-related
Quality of Life in Young Adult
Asthmatics, Repir Med, 103(7):103340, Department of Internal Medicine,
Sahlgrenska Academy, University of
Gothenburg
Febrianti, Y., 2010, Analisis Hubungan
Kepatuhan
Penggunaan
obat
dengan Kualitas Hidup Pasien
Hipertensi di Puskesmas Ngemplak I
Yogyakarta Periode Maret-Juni 2010,
skripsi, Jurusan Farmasi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Yogyakarta
Gershwin, L., 2005, Asthma, Gender, and
ETS : Pathogenic Synergy, available
from
:http://www.trdrp.org/research/PageG
rant.asp/grant_id=4046 (diakses 25
Desember 2012)
Hinchageri, S.S., Patil, N., Karan, K.,
Shalini, B., Swarnakamala, K., 2012,
Assessment
of
Medications
Adherence and Factors Affecting to
Medication Adherence in Asthma
Patients by Clinical Pharmacist,
IRJP, 3 (3) : 211-215
Horne, R., Kellar, I., 2005, Interventions to
Facilitate Adherence. Report for The
national Co-ordinating Centre for
NHS Service Delivery & Organisation
R & D (NCCSDO). Centre for Health
Care
Research,
University
of
Brighton, Falmer, Brighton
Juniper, E., 2012, Asthma Quality of Life
Questionnaires:
Background,
Administration
and
Analysis,
Bosham, West Sussex
Juniper, E.F., Wisniewski, M.E., Cox, F.M.,
Emmett, A.H., Nielsen, K.E., O’Byrne,
P.M., 2004, Relationship between
quality of life and clinical status in
asthma: a factor analysis, Eur Respir
J, 23(287): 91
Download