Usia 8 bulan

advertisement
GIZI BURUK
Benedicta Mutiara S
0906639713
IDENTITAS
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Nama
: An AZM
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 17 Juni 2012
Usia
: 21 bulan
Nomor RM
: 388-59-27
Nama orangtua: Tn. D / Ny. S
Usia orangtua : 32 thn / 29thn
Pekerjaan orangtua: Karyawan swasta / ibu RT
Alamat
: Tambun, Bekasi
Tanggal masuk : (IGD) 15 Maret 2014, (Gedung A)
17 Maret 2014
• Jaminan kesehatan: JKN
KELUHAN UTAMA
(alloanamnesis, 19 /3/2014)
• Diare yang memberat sejak 11 hari SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
BB tidak naik, cenderung menurun
Usia 6
bulan
ASI 
susu
formula
11 hari SMRS
Diare memberat
Usia 8 bulan
Mulai
mengalami
diare
1 bulan SMRS :
Diketahui
HIV(+)
8 hari SMRS
Timbul demam
Diare kadang memberat (5x dirawat karena diare),
demam berulang
Masuk IGD
• diare memberat sejak 11 hari SMRS
• Konsistensi: cair ( tidak ada ampas)
• Warna kuning, lendir (+), darah (-), berbau
asam
• Ganti popok 10-11 x, paling banyak habis 2
bungkus (@10 popok)
• Demam sejak 8 hari SMRS
• Muncul langsung tinggi, terus-menerus
sepanjang hari
• Dibawa ke bidan karena demam dan diare –>
suhu 390C
• Dianjurkan banyak minum air putih dan diberi
oralit (2 sacchet/hari)
• Demam dirasakan sedikit berkurang setelah
minum banyak (suhu tidak diukur)
• Diare tidak membaik
• Sehari minum + 60 ml (air dan susu formula)
• 1 hari SMRS  tampak lebih rewel, tidak mau
minum, air mata (-) saat menangis, BAK (+) 3
jam SMRS, jumlah BAK sedikit
• Keluhan lain (-) (batuk/pilek, keluar cairan dari
telinga, muntah, menangis/tampak kesakitan
saat BAK, ruam/ lesi pada kulit)
• Diketahui HIV (+) sejak Februari 2014 di RSUD
Bekasi, belum diberikan ARV
• Saat ini perawatan hari-5 :
• BAB setengah padat, ampas > air (seperti
odol), jumlah 40-80 gram/hari
• Jumlah BAK kembali seperti biasa
• Demam masih ada  37,5-380C
• Asupan: 8x100ml /NGT, dikeluhkan muntah
jika kecepatan NGT 1 jam  berkurang jika
kecepatan ↓↓. Per oral: maksimal 30 ml
(anak tidak mau minum)
• BB belum naik, bahkan menurun
• Sebelumnya:
• diare sudah biasa dialami sejak usia 6 bulan
• konsistensi cair, berbau asam, bercampur
lendir, awalnya bercampur darah
• dimulai +2 bulan setelah peralihan ASI ke susu
formula
• Sering demam, bisa berlangsung 2 minggu
• berobat ke berbagai RS  dianjurkan
mengganti susu formula (terakhir
menggunakan SGM LLM plus), berkali-kali
diberi antibiotik
• Pernah beberapa kali dirawat-inap  diare
pernah berhenti selama dirawat beberapa
hari – 1 minggu setelah pulang diare timbul
kembali
• BAB biasanya setengah padat, air > ampas
(seperti bubur), warna kuning, dan ganti
popok 5-6 kali/hari
• Sejak 3 bulan SMRS volume minum ↓ ↓,
tidak mau/ menangis saat diberi minum 
minum susu formula 30 ml/hari
• Jumlah diare menurut orang tua tetap tidak
berkurang walaupun pasien hanya minum
sedikit
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Pernah didiagnosis TB paru di RSUD saat usia
7-8 bulan -- berobat karena BB tidak naik sejak
usia 6 bulan
• Obat TB selama 5 bulandihentikan karena
tes Mantoux (-)
• Sebelumnya pernah dirawat di RS 5 kali (setiap
kali rawat 1-2 minggu) karena diare yang
memberat
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
• Keluhan batuk-batuk lama (>2 minggu),
penyakit TB / flek paru ada (kakek pasien BTA
+) sudah berobat tuntas saat pasien lahir
• Tetangga ada batuk lama, kadang berkunjung
dan bermain bersama pasien
• Kontak dengan penderita campak disangkal.
• Ibu pasien diketahui HIV (+) sejak Februari
2014 (RSUD Bekasi)  kotrimoksazol, belum
ARV (menunggu CD4)
• Ayah dan kakak pasien (usia 7 tahun) HIV (-)
RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
• rutin periksa hamil di bidan
• konsumsi obat-obatan : vitamin /suplemen
dari bidan
• selama kehamilan ibu merasa kondisi
tubuhnya sehat, hanya 2-3x batuk/pilek
(sembuh sendiri)
• Pasien anak kedua, lahir di bidan, usia
kehamilan 37 minggu, spontan, langsung
menangis, tidak biru.
• BBL 2800 gram, PBL 49 cm, lingkar kepala
tidak ingat
RIWAYAT NUTRISI
• ASI eksklusif usia 0-6 bulan, menyusu tiap 1-2
jam, setiap kali menyusu + 20 menit, tidak
terputus-putus, setelah menyusu bayi tampak
kenyang
• Tidak ada keluhan muntah/gumoh setelah
minum/menyusu
• Usia 6 bulan: produksi ASI dirasa berkurang 
susu formula bayi (tidak memakai formula
rendah laktosa /formula khusus)
• Biasa minum susu 5x /hari, setiap minum 90 cc
(@3 sendok takar), BB pasien saat itu 7 kg
• Makan biskuit Milna sejak usia 6 bulan (1
keping/hari)
• Makan bubur susu & nasi tim saring usia 8
bulan, 1 porsi/hari (+ 4 sdm) bubur susu
• Makan nasi tim sejak usia 12 bulan.
• Sejak 3 bulan SMRS jumlah makan/minum ↓
• 1 bulan SMRS: minum susu formula 8 x/hari,
tiap kali beberapa isapan -10 cc (30-60cc/hari)
• Sejak mulai demam juga diberi air putih 
susu formula maks. 30 cc.
• Nasi tim 3 x 5 sdm/ hari. Biskuit 2 gigitan /hari
• Pasien juga dikeluhkan sejak 1,5 bulan lalu
sering muntah (gumoh) jika diberikan minum
90 ml, dan akhir-akhir ini sudah muntah jika
diberikan minum 60 ml
Riwayat Tumbuh Kembang
• Pertumbuhan: usia 0-6 bulan BB bertambah
rata-rata 0,5 kg /bulan (usia 6 bulan BB 7 kg)
• setelahnya mulai diare BB 6 kg tetap 6 kg
s/d usia 1 tahun 4 bulan 5,5 kg  saat
masuk RS BB 5 kg.
• Perkembangan: bisa tengkurap (sejak usia 4
bulan), belum bisa duduk, merangkak, berdiri
• Bisa mengambil makanan & memasukkan ke
mulut
• Berbicara beberapa kata(“papa”, “mama”)
belum bisa merangkai 2 kata.
RIWAYAT IMUNISASI
• imunisasi dasar : BCG, Hepatitis B (3 kali), DPT
(3 kali), polio (3 kali) terakhir saat usia 6 bulan,
belum diberikan imunisasi campak
PEMERIKSAAN FISIK ( 19 /3/ 2014)
Appearance
Tonus otot baik, interactibility baik, consolability baik,
look baik, speech/cry baik
Breathing
Tidak ada penggunaan otot bantu napas, tidak ada
retraksi, tidak ada napas cuping hidung tidak ada bunyi
napas tambahan
Circulation
Tampak pucat, tidak ada sianosis, tidak ada mottling
Kesadaran/ keadaan Compos mentis, tampak pucat, tampak sangat kurus
umum
Antropometrik
Berat badan = 5 kg  BB = 4,815 kg (20 Maret); 4,794 kg (21
Maret)
Panjang badan = 69 cm
Lingkar kepala = 42,5 cm
LLA = 8 cm
Status nutrisi
Weight/age = z-score -3
Length/age = z-score -3 (height age = 8 bulan)
Weight/ length = z-score -3
Arm circumference/ age = z-score -3
Kesimpulan: gizi buruk
Frekuensi Nadi
190 kali/ menit, regular, isi cukup
Frekuensi Napas
45 kali/ menit, regular, abdominotorakal
Temperatur
38oC
Kepala
Normosefal, tidak ada deformitas, rambut warna kemerahan
(rambut jagung), tersebar merata. UUB tertutup.
Mata
Konjungtiva pucat (+/+), sklera ikterik (-/-), produksi air mata
ada, mata cekung tidak ada. Bercak Bitot (-)
pupil isokor 3 mm/3 mm, RCL +/+, RCTL +/+, kontak visual
(+/+)
Mulut
Oral thrush (+) di palatum durum, palatum molle, lidah, mukosa
dinding pipi bagian dalam. Mukosa basah
Telinga,
tenggorokan
hidung, Liang telinga lapang, sekret (-), membran timpani intak
Kavum nasi lapang, sekret (-). Faring sulit dinilai
KelenjarGetah Bening KGB leher, aksilla, dan inguinal tidak teraba membesar
Paru
Inspeksi : tidak ada retraksi, pergerakan dada simetris statis dan
dinamis
Auskultasi : Vesikular, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba di sela iga 5 linea midklavikula
kiri, tidak ada thrill, heaving, tapping
Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal, murmur atau gallop
tidak ada
Abdomen
Inspeksi : membuncit, iga gambang (+)
Auskultasi : bising usus positif meningkat
Palpasi : lemas; nyeri tekan tidak ada; hepar teraba pada 2 cm
bawah arcus costae dan 2 cm bawah prosesus xifoideus,
tepi tajam, permukaan rata, tidak nyeri tekan; lien tidak
teraba; ascites tidak ada
Turgor kulit baik
Genital
Perempuan, tidak ada sinekhia labia
Anus
Eritemanatum (+)
Ekstremitas
Baggy pants (+), akral hangat, capillary refill time <2 detik,
edema tidak ada, refleks fisiologis (patella) +2 / +2
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
•
•
•
•
(7 Februari 2014, RSUD Bekasi)
Anti HIV : reaktif
Kultur urin
: kuman E.coli >105/ml
Kultur feses : Pseudomonas
(25 Februari 2014, RSUD Bekasi)
• IgM Anti CMV : non reaktif
• IgG Anti CMV : non reaktif
•
(27 Februari 2014, RSCM)
• Limfosit (CD45+) absolut : 1903 sel/μl
• Sel T (CD3+) persen : 80%
• Sel T (CD3+) absolut: 1524 sel/μl
• Sel T (CD4+) persen : 2%
• Sel T(CD4+) absolut : 36 sel/μl
(15 Maret 2014, RSCM)
• GDS 94
• Albumin 2,76
• SGOT 92
• SGPT 37
• Ur 12,7
• Cr 0,22
• Hb 8,2
• Ht 23,2
• Leukosit 8490 (hitung jenis 0 /0 /7 /88 /3 /2)
• Trombosit 477.000
• MCV 75,5/ MCH 26,4/ MCHC 35
(16 Maret 2014, RSCM)
• Analisa Tinja
• Makroskopik
• Warna
: Kehijauan
• Konsistensi : Encer
• Lendir
: Positif
• Darah
: Negatif
• Pus
: Negatif
• Mikroskopik
• Leukosit
: BANYAK /LPB
• Eritrosit
: 8-10/ LPB
• Telur cacing : negatif
• Amoeba
: tidak ditemukan
• Pencernaan
• Lemak
: negatif
• Serat tumbuhan: positif
• Serat otot : negatif
• Darah samar tinja : positif
• Ditemukan sel ragi dan hifa
(19 Maret 2014, RSCM)
• Analisa Tinja
• Makroskopik
• Warna
: kuning
• Konsistensi : lembek
• Lendir
: negatif
• Darah
: negatif
• Berminyak
: negatif
• Berbusa
: negatif
• Mikroskopik
• Leukosit
: 2-3/LPB
• Eritrosit
: 4-5/LPB
• Bakteri
: (+)
• Parasit
: (-)
• Lemak
:• Pemeriksaan khusus
• pH : 6,0
• Gula : negatif
• Pengecatan Gram
• Mikroorganisme: ditemukan basil Gram negatif
• Jamur
: Pseudohypha
(19 Maret 2014, RSCM)
• Hb
: 8,2 g/dL (10,1-12,9)
• Ht
: 25,1% (32 – 44)
• Leukosit
: 16.600
• Hitung Jenis Leukosit : 0,13/1,3/0/36,3/8,7/13,4
• Trombosit
: 379.000
• PT
: 25,5 (9,7 – 13,1)
• APTT
: 55,4 (25,5 – 42,1)
• Na
: 119 (135 – 145)
• Cl
: 97 (97 – 107)
• K
: 3,9
• Ca
: 8,8
• Protein total
: 3,5 (6,6 – 8,7)
• Albumin
: 1,7 (3,4 – 5)
• GDS
: 101
• SGOT
: 37
• SGPT
: 57
• Ur
: 31
• Cr
: 0,5
DAFTAR MASALAH
•
•
•
•
Gizi buruk marasmik
HIV stadium klinis IV
Diare persisten (tanpa dehidrasi)
Delayed development
RENCANA MANAJEMEN
• (IGD)
• Rencana terapi: resomal 75 ml/kg selama 3 jam

Cefotaxime 3x125 mg IV

Mycostatin 4 x 1 cc po

Zink 1x20 mg po

Paracetamol 3x 50 mg po

F-75 8x50 ml po
• Rencana pemeriksaan : DPL, SGOT, SGPT,
Ureum/kreatinin,kultur darah, kultur tinja, analisa
feses lengkap, kultur urin, GDS
•
(Ruang rawat)
• Rencana terapi: Peptamen 8x70 ml, drip pelan 2
jam
 Kotrimoksazol (40 mgTMP/5ml) 2x2,5 ml po
 Mycostatin (100.000 U/ml) 4x1 ml po
 Zink 1x20 mg po
 Resomal 50 ml/diare
 Parasetamol 3x50 mg po
 Asam folat 1x1 mg po
• Rencana pemeriksaan: PCR HIV, kultur darah
(menunggu hasil)
PROGNOSIS
• Quo ad vitam
: Dubia ad bonam
• Quo ad functionam : Dubia ad malam
• Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
GIZI BURUK
• BB/TB <-3 SD atau 70% dari median
(marasmus)
• Edema kedua punggung kaki sampai seluruh
tubuh (kwarshiorkor: BB/TB >-3SD atau
marasmik-kwarshiorkor: BB/TB <-3SD)
• Penyebab gizi buruk:
Asupan kalori yang tidak mencukupi
Nafsu makan kurang
Gangguan pada proses makan
Keterbatasan makanan
Muntah
Absorpsi zat gizi yang tidak mencukupi
Malabsorpsi
Diare
Pengeluaran energi berlebihan
Metabolisme ↑↑
Gangguan penggunaan kalori
• Tatalaksana umum: (setelah triase)
Pemantauan:
• Jumlah makanan yang diberikan & dihabiskan
• Muntah
• Frekuensi & konsistensi feses
• Berat badan
• Hindari terjadinya gagal jantung
• Kenaikan Berat Badan : setiap 3 hari dalam
gram/kgBB/hari
Kurang (<5 g/kgBB/hari) penilaian ulang
lengkap
Sedang (5-10 g/kgBB/hari)  periksa jumlah
asupan, infeksi yang tidak terdeteksi
Baik (>10 g/kgBB/hari)
• Bila tercapai BB/TB >-2 SD (>80%)  dapat
dianggap anak telah sembuh.
INFEKSI HIV
• Kemungkinan infeksi HIV:
–
–
–
–
–
–
–
–
–
Infeksi berulang
Thrush
Parotitis kronik
Limfadenopati generalisata
Hepatomegali tanpa penyebab yang jelas: tanpa adanya
infeksi virus yang bersamaan seperti sitomegalovirus
Demam yang menetap dan/atau berulang: demam (>380C)
berlangsung > 7 hari, atau terjadi lebih dari sekali dalam
waktu 7 hari
Disfungsi neurologis
Herpes zoster
Dermatitis HIV: ruam eritematosa dan papular,khas: infeksi
jamur yang ekstensif pada kulit, kuku dan kulit kepala ;
moluscum contagiosum yang ekstensif
• Gejala yang umum pada anak dengan infeksi
HIV, tetapi juga lazim pada anak sakit yang
bukan HIV
– Otitis media kronik
– Diare persisten: berlangsung >14 hari
– Gizi kurang atau gizi buruk
• Gejala atau kondisi yang sangat spesifik untuk
anak dengan infeksi HIV positif:
– pneumocystis penumonia (PCP), kandidasis
esofagus, lymphoid intestitial pneumonia (LIP),
sarkoma Kaposi. Fistula rektovaginal (perempuan),
tetapi jarang.
• Tes diagnostik HIV dapat dilakukan dengan
metode:
• Tes antibodi HIV (ELISA)
• Tes virologis
• Derajat imunosupresi : klinis / level CD4
Kotrimoksazol (dosis 6-8 mg/kgBB
trimetoprim sekali sehari) diberikan pada:
• Anak yang terpapar HIV, sampai infeksi HIV
benar-benar dapat disingkirkan dan ibunya
tidak lagi menyusui
• Anak yang terinfeksi HIV (terbatas jika ARV
tidak tersedia)
• Jika diberi ARV: kotrimoksazol hanya boleh
dihentikan saat indikator klinis dan imunologis
memastikan perbaikan sistem kekebalan
selama 6 bulan atau lebih.
KANDIDASIS ORAL DAN ESOFAGUS
• Oral: nistatin (100.000 unit/ml : 4 x 1-2 ml
selama 7 hari
• Esofagus: kesulitan atau nyeri saat muntah
atau menlean, tidak mau makan, saliva yang
berlebihan atau menangis saat makan
• Flukonazol oral 1x 4-6 mg/kgBB selama 7 hari,
kecuali jika anak mempunyai penyakit hati
akut
• Dapat ditambahkan amfoterisin B IV
DIARE PERSISTEN
• Diare: pengeluaran tinja >10 g/kgBB/24 jam
(rata-rata pengeluaran tinja normal pada bayi
adalah 5-10 g/kgBB/24 jam) atau >200 g/24
jam
• Diare persisten: >2 minggu
• Jenis: osmotik, sekretorik, dismotilitas, dan
inflamatorik
DISKUSI
GIZI BURUK
• Diagnosis:
– Klinis : tampak sangat kurus; iga gambang, baggy
pants
– Antropometri :
– LLA dapat digunakan karena terdapat
organomegali
• Penyebab
Asupan kalori yang tidak mencukupi
Nafsu makan kurang (anemia, infeksi kronik)
Gangguan pada proses makan (kandidosis)
Keterbatasan makanan (teknik pemberian)
sebelum sakit:
susu formula (450 cc) + bubur susu (1 porsi) +
biskuit bayi (1 keping)= 301,5 + 200 + 90 kkal =
591,5 kkal
(kebutuhan kalori = 7 x 100-110= 700-770)
Muntah (refluks)
Absorpsi zat gizi yang tidak mencukupi
Malabsorpsi
Diare
: tipe inflamatorik
Pengeluaran energi berlebihan
Metabolisme ↑↑
: infeksi kronik
Gangguan penggunaan kalori
• Infeksi kronik  penyebab penting gizi buruk
TB :
Riwayat kontak TB
:tidak tahu (1)
BB sulit naik
:gizi buruk (2)
batuk kronik
(0)
demam ada, bukan demam lama (>3 minggu)
pembesaran KGB
(0) , sendi
(0)
foto rontgen: -Mantoux : anergi
Campak
(0)
Saluran cerna  terapi AB berulang tidak
membaik  dicurigai infeksi oportunistik,
terdapat oral thrush  imunokompromais
 gizi buruk  imunokompromais
Imunokompromais  gizi buruk
memudahkan infeksi
Perlu dicari fokus infeksi lainnya
 makin
• Tatalaksana awal (kedaruratan):
– Syok
/ dehidrasi
: anamnesis iritabel,
riwayat BAK ↓ , air mata (-), sulit minum
 dehidrasi ringan sedang (juga disebabkan diare)
: Resomal 75 ml/kg dalam 3 jam per oral (NGT)
– Hipoglikemia
: GDS > 54mg/dL  tidak perlu
dekstrose (10%) IV  pencegahan dgn F-75
– Hipotermia
: suhu tubuh >37,5 (demam)
– Gangguan elektrolit
: sedikit hipoNa (krn diare)
– Infeksi
: AB spektrum luas  cefotaxime
• Indikasi Rawat:
– Anemia berat
– Infeksi Berat
– Anoreksia
K
Kalori 400-500kkal/hari, protein 5-7,5 gr/hari,
cairan 500-650 ml/hari
• Pemantauan
Tanda gagal jantung : tidak ada
Muntah : ada (refluks)
Frekuensi & konsistensi feses : frekuensi ↓↓,
konsistensi lebih padat
Berat badan : kenaikan BB kurang (5 kg 
4,815 kg  4,794 kg)
•  evaluasi kembali terapi nutrisi
• Asupan nutrisi (makronutrien), jika cara
pemberian sudah benar:
Kebutuhan zat gizi & cairan
Tatalaksana awal : F-75 (75 kkal/100 cc) 8x50 ml
(400 cc) 4 x 75 kkal = 300 kkal (kurang)
Masalah penyerapan
Diare inflamatorik (infeksi & kerusakan mukosa/vili
usus)  penyerapan ↓, intoleransi laktosa sekunder
Pengeluaran kalori
(refluks) dapat disebabkan volume lambung terbatas
 volume asupan terlalu besar / terlalu cepat
(infeksi) eradikasi kurang adekuat, ada fokus lain
• Evaluasi nutrisi:
– Butuh jumlah kalori lebih banyak
– Dengan volume lebih sedikit (padat kalori) /
kecepatan lebih lambat namun tetap memenuhi
kebutuhan cairan (min. 500 cc)
– Formula yang lebih mudah diserap, tidak
mengandung laktosa
Bebas laktosa, protein terhidrolisasi (sumber protein
whey), cont. Peptamen (kalori 1kkal/ml, protein 12%)
 volume ↓, kecepatan ↓: 8x 70 ml dalam 2 jam
(jika perlu memakai syringe pump)
 protein 6,72 gr, kalori 560 kkal > 100kkal/kgBB
/hari, perlu pemantauan secara ketat/ dikurangi
• Mikronutrien:
Asam folat : hari ke-1 5 mg, berikutnya 1 mg/hari
Zink : bermanfaat untuk diare
Ferosulfat : setelah fase rehabilitasi
Vitamin A: diberikan secara oral pada hari ke-1
(200.000 U/ 1 kapsul merah)– saat ini tidak ada
tanda defisiensi vit A
• Tetap memberikan stimulasi sensorik pada
pasien
• Gizi buruk telah berlangsung lama -->
mempengaruhi prognosis
– Failure to thrive
– Delayed development : pertumbuhan organ SSP
HIV
• Pasien memiliki gejala yang menunjukkan
kemungkinan infeksi HIV:
– Thrush: meluas melebihi bagian lidah
– Hepatomegali tanpa penyebab yang jelas (tanpa
infeksi CMV)
– Demam yang menetap dan/atau berulang
• Lab  hitung jenis limfosit ↓↓
• Tes diagnostik HIV : usia>18 bulan, sudah
disapih  tes antibodi (ELISA)
• Level CD 4 : imunosupresi berat
• Stadium klinis HIV : 3-4
• Perlu dicari fokus infeksi lain  ISK, saluran
napas  kultur urin, kultur darah, foto toraks
• ARV dapat dimulai : 2NRTI + NNRTI (zidovudin,
lamivudin, nevirapin)  20 mg, 20 mg, 40 mg
per kali
• Tidak ada kontraindikasi ARV : Hb, Ht, SGOT
normal
• PCR HIV untuk menilai respons terapi ARV
(sebelum mulai & 3-6 bulan sesudah)
• Kotrimoksazol 6-8mg/kgBB/hari (30-40 mg) :
2x2,5 ml (2x20 mg)
DIARE PERSISTEN
• Diare masih ada: tinja dapat >50gr/hari (40-80
gr/hari)
• Saat ini tanpa dehidrasi : Resomal 50 ml/ diare 
usia >1 tahun :100-200 ml/ BAB
• Adanya gizi buruk, imunokompromais  etiologi
infeksi
• Analisa tinja (19/3):
– pH normal, glukosa (-) : intoleransi laktosa (-)  krn
penggantian formula
– Lemak (-) : tidak ada malabsorpsi (mis. Giardiasis)
– Leukosit ↑ : infeksi
– Eritrosit ↑ : invasi mukosa usus (infeksi)
– Mikroorganisme: ditemukan basil Gram negatif 
kotrimoksazol (2 x 4 TMP+20 mg SMX/kgBB) :
2x2,5 cc
– Jamur : Pseudohypha → kandidasis : flukonazol
(1x4-6 mg/kgBB), susp oral 50mg/5 ml : 1x2,5 cc
• Perlu evaluasi infeksi ekstraintestinal (mis.
pneumonia, sepsis, infeksi saluran kemih, dan
otitis media)
• Pasien telah mendapat berbagai AB
sebelumnya  kultur, uji sensitivitas feses
(dan urin)
PROGNOSIS
• Ad vitam : dubia ad bonam  tatalaksana
nutrisi, eradikasi infeksi adekuat
• Ad functionam : dubia ad malam 
pertumbuhan SSP paling cepat di usia 0-3
tahun
• Ad sanctionam : dubia ad bonam  infeksi
berulang bisa dicegah dengan meningkatkan
imunitas (terapi ARV)
TERIMA KASIH
Download