Sistem Pencernaan

advertisement
I.
Sistem Pencernaan
II.
Tujuan Praktikum
Tujuan dari pengamatan sistem pencernaan pada tikus putih
(Rattus norvegicus) ialah;
1. Melalui pengamatan ini, peserta didik dapat mengetahui system
pencernaan pada tikus putih (Rattus norvegicus).
2. Melalui pengamatan ini, peserta didik dapat mengetahui fungsi dari
masing-masing organ system pencernaan pada tikus putih
(Rattus norvegicus).
III.
Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada pengamatan kali ini yaitu;
a. Cutter
b. Gunting
c. Sterofoam
d. Jarum pentul
e. Pinset
f. Toples plastik besar
g. Kamera digital
h. Sarung tangan lateks
i. Masker
2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pengamatan kali
ini yaitu;
1.
Tikus putih (Rattus norvegicus)
2.
Klorform
3.
Alkohol 70%
4.
Tissue
5.
Kapas
IV.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam pengamatan yaitu;
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Membius tikus putih (Rattus norvegicus) dengan cara memasukkan
kedalam toples yang berisi kapas yang telah dibasahi dengan
kloroform lalu ditutup.
3. Meletakkan tikus putih (Rattus norvegicus) diatas sterofoam
dengan cara merentangkan keempat kakinya dan menusuknya
menggunakan jarum pentul.
4. Membedah tikus putih dengan menggunakan alat bedah yang
sudah
disiapkan
hingga
terlihat
organ
system
saluran
pencernaannya.
5. Mengamati sistem saluran pencernaannya.
6. Memotret dan menggambar.
7. Membandingkan dengan sistem pencernaan pada manusia yang ada
pada literatur.
VI.
Pembahasan
Pengamatan kali ini akan membahas tentang sistem pencernaan
pada tikus putih atau Rattus novergicus yang klasifikasinya;
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Rattus
Spesies : Rattus norvegicus
Karena tikus putih ini merupakan hewan yang berasal dari kelas
mamalia yang mana manusia juga diklasifikasikan dalam kelas
mamalia, organ dan sistem pencernaan pada tikus putih tidak jauh
berbeda dengan organ dan sistem pencernaan pada manusia baik pada
kelengkapan organnya, nutrisi, metabolism bio-kimia dan organ
lainnya.
Organ saluran pencernaan tikus putih atau Rattus novergicus
meliputi mulut (Cavum oris), kerongkongan, lambung, usus halus,
usus besar, rectum, anus serta hati dan pankreas.
Saluran pencernaan pada tikus putih diawali dengan organ
paling luar yaitu mulut atau Cavum oris. Mulut terdiri dai dua bagian
yaitu bagian luar yang sempit atau vestibula dan bagian dalam.
Vestibula merupakan ruang diantara gusi, gigi, bibir, dan pipi.
Sedangkan bagian dalam merupakan rongga mulut yang sisinya
dibatasi oleh tulang maksilaris, palatum, dan mandibularis serta
bagian belakangnya tersambung dengan faring. Mulut mempunyai
selaput yang ditutupi epithelium berlapis-lapis yang mana dibahwanya
terdapat kelenjar yang berfungsi menghasilkan lendir.
Selanjutnya yaitu kerongkongan atau Esophagus. Dinding
esophagus dilapisi oleh epithelium berlapis pipih. Pada esophagus
terjai gerak peristaltik yang mendorong makanan menuju lambung.
Makanan yang memasuki esophagus berbentuk bolus.
Lambung atau Ventrikulus terletak di bawah diafragma dan di
depan pankreas. Didalam lambung, terdapat tiga enzim yang berperan
dalam proses pencernaan yaitu enzim pespsin, lipase, dan renin. Selain
itu, pada lambung juga terdapat cairan yang disebut cairan asam
lambung. Lambung berfungsi menerima, menghancurkan, dan
menghaluskan makanan oleh gerak peristaltic lambung dan getah
lambung.
Lambung terhubung dengan usus halus atau Intestinum tenue).
Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Pada duodenum
makanan masuk melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang sesuai
dengan kapasitas pencernaan usus halus. Apabila kapasitas tampungan
duodenum sudah penuh oleh makanan, maka duodenum akan
mengirim sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan
makanan. Duodenum menerima enzim enzim pankreatik dan empedu
dari hati. Kedua cairan ini memiliki peran yang sangat penting dari
proses pencernaan dan penyerapan. Pada duodenum pula terjadi gerak
peristaltik yang membantu mengaduk makanan dan mencampurnya
dengan zat yang dihasilkan oleh usus halus (sakrase, lactase, maltase,
dan enterokinase) sehingga membantu dalam proses pencernaan.
Setelah melewati duodenum, makanan kemudian akan disalurkan ke
jejunum dan selanjutnya ileum. Makanan yang tidak dapat diserap
oleh usus halus akan diteruskan ke usus besar. Fungsi dari usus halus
adalah menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap,
menyerap protein dalam bentuk asam amino, dan menyerap
karbohidrat dalam bentuk monosakarida.
Hati atau Hepar merupakan organ homeostatis yang memiliki
peran penting pada sistem pencernaan baik pada hewan maupun pada
manusia. Hati menerima makanan yang terlarut dalam darah. Fungsi
hati adalah mengubah zat makanan yang diabsorbsi di usus halus dan
disimpan di dalam tubuh, mengubah zat buangan dan zat yang
beracun untuk di ekskresi di empedu dan urin. Pada hati, terdapat
kantong empedu yang menyimpan empedu yang digunakan pada
proses pencernaan. Fungsi kantong empedu tersebut adalah untuk
tempat penyimpanan getah empedu serta membuat getah empedu
tersebut menjadi kental. Hati pada tikus putih terdiri dari lima hingga
tujuh lobus, lebih banyak jika dibandingkan dengan manusia yang
hanya terdiri dari dua lobus. Hal tersebut disebabkan karena tikus
putih tidak memiliki kantung empedu.
Pankreas memiliki kelenjar endokrin yang terdiri atas pulau
langerhans dan kelenjar eksokrin yang terdiri atas sel-sel asiner.
Sekretin dan kolesistokinin merangsang bagian eksokrin pankreas
agar mengekskresi air, ion, enzim dan proenzim. Ion hasil ekskresi
pankreas mengandung bikarbonat yang berfungsi menetralkan
makanan yang masih bersifat asam. Enzim pada pankreas adalah
lipase yang berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol serta tripsin yang berfungsi mengubah pepton menjadi asam
amino.
Usus besar atau Kolon terdiri dari kolon asendens, kolon
transendens, dan kolon desendens serta kolon sigmoid yang
berhubungan dengan rectum. Didalam kolon terdapat bakteri E. koli
yang berfungsi menyerap beberapa zat, membantu penyerapan zat-zat
gizi dan menghasilkan vitamin K.
Rectum ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan
berakhir di anus. Rectum berfungsi sebagai tempat penyimpanan feses
sementara. Apabila rectum telah penuh, makan feses akan dialirkan ke
anus. Anus merupakan saluran paling akhir dari saluran sistem
pencernaan, fungsi utama anus adalah pada proses defekasi. Sebagian
anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagiannya lagi
terbentuk dari usus.
Pada dasarnya, organ sistem pencernaan pada tikus putih
hamper sama dengan organ sistem pencernaan pada manusia.
Perbedaannya terletak pada ukuran, pembatas antara duodenum,
jejunum, dan ileum pada tikus putih tidak jelas, berbeda dengan
manusia yang pembatasnya jelas. Selain itu, tikus putih tidak memiliki
kantung empedu.
VII. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan
dari
pengamatan
terhadap
sistem
pencernaan pada tikus putih yang telah dilakukan yaitu;
a. Organ sistem pencernaan tikus putih menyerupai manusia, dan
sistem pencernaannya dimulai dari mulut (Cavum oris),
kerongkongan (Esophagus), lambung (Ventrikulus), usus halus
(Intestinum tenue), usus besar (Kolon), rectum dan anus.
b.
Hati pada tikus putih atau Rattus novergicus mempunyai lima
sampai tujuh lobus. Hal ini dikarenakan organ kantung empedu
tidak didapatkan pada tikus putih.
2. Saran
Adapun saran yang direkomendasikan pengamat adalah
kelengkapan alat untuk membedah yang disediakan oleh sekolah
agar proses pengamatan bisa berjalan dengan lancar dan lebih
mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2013.
Tikus
Putih
(Rattus
novergicus).
rattusnovergicus.blogspot.co.id. diakses pada kamis, 5 mei 2016.
Anonim.
2012.
Manusia
vs
Tikus.
asyharstf08.wordpress.com/2012/01/15/manusia-vs-tikus-ronggadan-daerah-tubuh/. Diakses pada 13 mei 2016.
Tenri, Andi. 2015. Laporan Lengkap Anatomi Fisiologi Sistem
Pencernaan.
Anditenrid15.blogspot.co.id/2015/01/laporanlengkap-anatomi-fisiologi.html. diakses pada sabtu, 7 mei 2016.
Ulilalbab,
arya.
2012.
Anatomi
dan
Fisiologi
Tikus.
Nutritionandhalalfood.blogspot.co.id/2012/01/anatomi-danfisiologi-tikus.html. diakses pada jum’at, 6 mei 2016.
Download