model pembelajaran kuantum-2011

advertisement
LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
DISUSUN OLEH
NAMA
NIP
:
:
0
LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
DISUSUN OLEH
NAMA
NIP
:
:
i
KOP SEKOLAH
PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SD/SMP/SMA............ menerangkan
bahwa:
Nama
: .......................................
NIP
: ........................................
Jabatan
: ........................................
Memang benar yang tersebut di atas telah melakukan penelitian tentang
..............................................................................................................................
Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan Kab/Kota. ..........
...................................................
NIP.
......................, ......................
Kepala SD/SMP/SMA..............
.........................................
NIP.
ii
KOP SEKOLAH
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini Pengelola Perpustakaan SD/SMP/SMA............
menyatakan bahwa:
Nama
: ................................
NIP
: ................................
Jabatan
: .................................
Memang benar yang tersebut di atas telah mempublikasikan Penelitian Tindakan
Kelas dengan judul.............................................. di sekolah kami dan menaruh 1
(satu) buah karyanya di perpustakaan SD/SMP/SMA......................... Singaraja.
Demikian pernyataan ini dibuat agar dapat dipergunakan dimana mestinya.
Mengetahui
Kepala SD/SMP/SMA..........
......................, ......................
Pengelola Perpustakaan
SD/SMP/SMA..................
...................................................
NIP.
.........................................
NIP.
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini asli dan tidak berisi materialmaterial yang telah dipublikasikan di tempat lain, terkecuali yang dikutip sebagai
sumber referensi dan digunakan dalam teks tulisan ini, yang sumbernya sudah
dinyatakan. Karya Tulis Ilmiah ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh
derajat kesarjanaan atau diploma pada institusi tertentu, begitu juga tidak ada
kolaborasi yang telah dibuat dengan orang lain.
Penulis
......................................
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena berkat rahmatNya penulis mendapat kekuatan, semangat, pikiran yang kuat
sehingga karya tulis yang berjudul “.......................................................................”,
dapat terselesaikan sesuai jadwal waktu yang telah direncanakan.
Karya ini penulis kerjakan dengan sekuat tenaga, dengan pengorbanan
material dan pemikiran untuk dapat memperoleh angka kredit pengembangan
profesi sebagai syarat bagi seorang guru untuk bisa naik ke jenjang kepangkatan
setingkat lebih tinggi dengan kewajiban mengumpulkan angka kredit minimal
…….. poin.
Rasa terimakasih perlu penulis sampaikan kepada Bapak-bapak, Ibu-ibu
yang telah membantu sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Untuk itu
terimakasih yang sebanyak-banyaknya penulis lanjut sampaikan kepada:
1. Bapak Kepala Sekolah SMA Ne SD/SMP/SMA ................................
2. Para siswa dan siswi, yang telah menunjukkan objektivitas yang tinggi
sehingga
data-data
hasil
penelitian
ini
benar-benar
dapat
dipertanggungjawabkan.
Demikian secara singkat pengantar yang dapat penulis sampaikan, semoga
karya ini bermanfaat dalam meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar di
SD/SMP/SMA...........................
......................, ......................
Penyusun
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................
i
PENGESAHAN KEPALA SEKOLAH ......................................................
ii
PERNYATAAN PERPUSTAKAAN .........................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................
iv
KATA PENGANTAR ................................................................................
v
DAFTAR ISI ...............................................................................................
vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xi
ABSTRAK ..................................................................................................
xii
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................
1
A. Latar Belakang...................................................................
1
B. Rumusan Masalah .............................................................
4
C. Tujuan Penelitian ...............................................................
5
D. Manfaat Penelitian .............................................................
5
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Nama-nama Siswa Kelas .......................................................
Tabel 2.
Kisi-kisi Instrumen Wawancara .............................................
Tabel 3.
Kisi-kisi Instrumen Observasi Proses Pembelajaran..............
Tabel 4.
Instrumen Wawancara ............................................................
Tabel 5.
Instrumen Observasi Proses Pembelajaran ............................
vii
12
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
Rancangan Penelitian .............................................................
Gambar 2.
viii
5
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Pedoman Wawancara ..........................................................
Lampiran 2.
Jawaban-jawaban yang Penting dari Pertanyaan Tentang
Wawancara ..........................................................................
ix
ABSTRAK
BPMRC (acuan Abstrak). Backgroud/latar, Purpose/Tujuan, Metodology,
Result/Hasil, Conslusion/Simpulan.
Penelitian ini dilaksanakan di SD/SMP/SMA......................... di Kelas
........ yang kemampuan siswanya untuk materi .................. cukup rendah.
Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui
apakah model pembelajaran Kuantumdapat meningkatkan aktivitas dan prestasi
belajar siswa.
Metode pengumpulan datanya adalah observasi dan tes prestasi belajar.
Metode analisis datanya adalah deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk
data kuantitatif.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah model pembelajaran
Kuantum dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Ini terbukti dari
hasil yang diperoleh pada Siklus I meningkat ........% untuk keaktifan belajar
siswa dan .....% untuk prestasi belajar. Dari Siklus I ke Siklus II naik .......%
untuk aktivitas belajar dan ....... untuk prestasi belajar.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah model pembelajaran
Kuantumdapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar.
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran di kelas akan sangat efektif apabila guru
melaksanakannya dengan memahami peran, fungsi dan kegunaan mata
pelajaran yang diajarnya. Selain pemahaman hal-hal tersebut keefektipan itu
juga ditentukan oleh kemampuan guru untuk merubah model pengajaran
menjadi model pembelajaran yang lebih sesuai pada masa sekarang.
Peran mata pelajaran .................. adalah untuk pengembangan intelektual,
sosial dan emosional siswa serta berperan sebagai kunci penentu menuju
keberhasilan dalam mempelajari suatu bidang tertentu. Fungsi mata pelajaran
.................. adalah sebagai suatu bidang kajian untuk mempersiapkan siswa
mampu merefleksikan pengalamannya sendiri dan pengalaman orang lain,
mengungkapkan gagasan-gagasan dan perasaan serta memahami beragam
nuansa makna, sedang kegunaannya adalah untuk membantu siswa mengenal
dirinya, budayanya, budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat, membuat keputusan yang bertanggung jawab
pada tingkat pribadi, sosial, menemukan serta menggunakan kemampuan
analitic dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Disamping mengetahui peran,
fungsi dan kegunaan mata pelajaran, sebagai seorang guru juga diperlukan
untuk mampu menerapkan beberapa metode ajar sehingga paradigma
pengajaran dapat dirubah menjadi paradigma pembelajaran sebagai tuntutan
peraturan yang disampaikan pemerintah (Permen No. 41 tahun 2007 tentang
Standar Proses, Permen No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Guru).
Kelemahan-kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran yang
dilakukan selama ini yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa
tentu tidak sepenuhnya disebabkan oleh faktor luar seperti kesibukan guru,
keadaan rumah tangga, lingkungan dan lain-lain. Kelemahan-kelemahan yang
ada tentu banyak pula dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri guru itu sendiri
seperti kemauan menyiapkan bahan yang lebih baik, termasuk kemauan guru
itu sendiri untuk menerapkan metode-metode ajar yang telah didapat di
1
bangku kuliah. Selain itu guru juga kurang mampu untuk dapat
mengembangkan keterampilan mengajar yang dapat menarik perhatian siswa
dan merangsang siswa untuk belajar. Keterampilan yang mesti dikuasai guru
dalam melaksanakan pembelajaran ada 7, yaitu: 1) keterampilan bertanya, 2)
keterampilan memberi penguatan, 3) keterampilan mengadakan variasi, 4)
keterampilan menjelaskan, 5) keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
6) keterampilan membimbing diskusi, 7) keterampilan mengelola kelas.
Keterampilan-keterampilan ini berhubung dengan kemampuan guru untuk
menguasai dasar-dasar pengetahuan yang berhubungan dengan persiapan dan
pelaksanaan proses pembelajaran yang akan memberikan dukungan terhadap
cara berpikir siswa yang kreatif dan imajinatif. Hal inilah yang menunjukkan
profesionalisme guru (I G. A. K. Wardani dan Siti Julaeha, Modul IDIK 4307:
1-30).
Penggunaan model-model pembelajaran termasuk salah satunya adalah
model pembelajaran Kuantum juga merupakan hal yang sangat penting dalam
upaya memajukan suatu bidang tertentu. Model sangat berkaitan dengan teori.
Model
merupakan suatu
analog konseptual
yang digunakan untuk
menyarankan bagaimana meneruskan penelitian empiris sebaiknya tentang
suatu masalah. Jadi model merupakan suatu struktur konseptual yang telah
berhasil dikembangkan dalam suatu bidang dan sekarang diterapkan, terutama
untuk membimbing penelitian dan berpikir dalam bidang lain, biasanya dalam
bidang yang belum begitu berkembang (Mark 1976 dalam Ratna Wilis Dahar,
1989: 5).
Cuplikan di atas menunjukkan betapa pentingnya model untuk diterapkan
dalam mencapai suatu keberhasilan, begitu pula terhadap kegunaan modelmodel pembelajaran. Sebelum ada model, dikembangkan terlebih dahulu teori
yang mendasari model tersebut, sehingga boleh dikatakan bahwa teori lebih
luas daripada model. Model-model, baik model fisika, model-model
komputer, model-model matematika, semua mempunyai sifat “jika – maka”,
dan model-model ini terkait sekali pada teori (Shelbeeker, 1974 dalam Ratna
Wilis Dahar, 1989: 5).
2
Dari semua uraian di atas dapat diketahui hal-hal yang perlu dalam upaya
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa seperti penguasaan metodemetode ajar; penguasaan model-model pembelajaran; penguasaan teori-teori
belajar; penguasaan teknik-teknik tertentu; penguasaan peran, fungsi serta
kegunaan mata pelajaran. Apabila betul-betul guru menguasai dan mengerti
tentang hal-hal tersebut dapat diyakini bahwa prestasi belajar peserta didik
pada mata pelajaran ........................ tidak akan rendah. Namun kenyataannya
keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa kelas....................... di semester
........... tahun ajaran ................... baru mencapai nilai D dan untuk keaktifan
belajar dan untuk prestasi belajar baru mencapai rata-rata......
Melihat kesenjangan antara harapan-harapan yang telah disampaikan
dengan kenyataan lapangan sangat jauh berbeda, dalam upaya memperbaiki
mutu pendidikan utamanya pada mata pelajaran.........................., sangat perlu
kiranya dilakukan perbaikan cara pembelajaran. Salah satunya adalah
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kuantum.
Oleh karenanya penelitian ini sangat penting untuk dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah dan Cara Pemecahannya
1. Rumusan Masalah
Melihat adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang
ada di lapangan seperti yang sudah dipaparkan pada latar belakang
masalah, maka rumusan penelitian ini dapat disampaikan sebagai berikut:
1) Apakah model pembelajaran Kuantum dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa kelas ..... SD/SMP/SMA .................
2) Apakah model pembelajaran Kuantumdapat meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas ..... SD/SMP/SMA ..................
2. Cara Pemecahan Masalah
Model pembelajaran Kuantum merupakan salah satu dari banyak
cara yang bisa dilakukan guru dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran. Model ini mempunyai langkah-langkah yang mendorong
keaktifan siswa dalam belajar dengan cara memberikan kesempatan bagi
3
siswa untuk siap tampil dihadapan teman-temannya seperti berbicara,
usaha-usaha guru untuk pencapaian tujuan yang direncanakan, usaha guru
untuk mengetahui setiap usaha siswa, usaha guru untuk merayakan
keberhasilan siswa, usaha guru untuk mewujudkan percepatan belajar,
mempermudah belajar siswa. Untuk mampu mewujudkan hal yang
semacam ini bukanlah hal yang gampang. Hal itu memerlukan persiapan
guru yang matang. Untuk persiapan yang matang ini, guru memberi
kesempatan yang sebanyak-banyaknya pada siswa untuk bisa berbuat apa
model pembelajaran Kuantum mampu merangsang siswa untuk dapat
berbicara banyak, melihat hadiah-hadiah yang diberikan oleh guru,
menutut semangat yang tinggi untuk mengikuti pelajaran agar lebih
bersemangat. Siswa akan menjadi aktif akibat diberikan semangat,
diberikan penguatan-penguatan, diberikan perayaan bagi mereka yang
berhasil.
Dari uraian singkat di atas jelas bahwa model pembelajaran
Kuantum menuntut kemampuan siswa untuk giat berbicara, berupaya
untuk dapat menyelesaikan tuntutan tersebut, inovasi yang dilakukan guru
akan sangat menentukan. Inovasi tersebut berupa tuntunan-tuntunan,
motivasi-motivasi, interpretasi serta kemampuan implementasi yang
tinggi. Cara inilah yang dapat digunakan sebagai dasar pemecahan
masalah yang ada, mengingat pembelajaran Kuantum sebagai salah satu
model, strategi dan pendekatan pembelajaran yang mengkonsentrasikan
pada keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran (Bobby DePorter,
1999 dalam Udin Saifudin, 2008: 138).
4
C. Tujuan Penelitian
Berdasar rumusan masalah yang telah disampaikan, rumusan masalah
yang dapat disampaikan adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan aktivitas belajar yang akan
dicapai siswa setelah diterapkan model pembelajaran Kuantum dalam
pembelajaran.
2. Untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan prestasi belajar siswa akan
terjadi
setelah
diterapkan
model
pembelajaran
Kuantumdalam
pembelajaran.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai
acuan dalam memperkaya teori dalam rangka peningkatan kompetensi guru.
Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah,
khususnya SD/SMP/SMA ........ dalam rangka meningkatkan prestasi belajar
siswa. Di samping itu, penelitian ini juga diharapkan bermanfaat sebagai
informasi yang berharga bagi teman-teman guru, kepala sekolah di sekolahnya
masing-masing.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Kuantum
Bobby DePorter, 1992 (dalam Udin Saifudin Sa’ud, 2008: 125)
beranggapan bahwa metode belajar Kuantum sesuai dengan cara kerja otak
manusia dan cara belajar manusia pada umumnya dengan model SuperCamp
yang dikembangkan bersama kawan-kawannya pada awal tahun 1980an,
prinsip-prinsip dan model pembelajaran Kuantum menentukan bentuknya.
Pembelajaran
Kuantum
berdasarkan
pada
landasan
konteks
yang
menyenangkan dan situasi penuh kegembiraan. Model ini dicetuskan oleh
seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bernama Georgi Lozanov
yang melakukan uji coba tentang sugesti dan pengaruhnya terhadap hasil
belajar, teorinya yang terkenal tersebut Suggostology. Menurut Lazanov, pada
prinsipnya sugesti itu mempengaruhi hasil belajar.
Kaifa, 1999 (dalam Udin Saifudin, 2008: 125) mengatakan bahwa
pembelajaran Kuantum sebagai salah satu model, strategi dan pendekatan
pembelajaran khususnya menyangkut keterampilan guru dalam merancang,
mengembangkan dan mengelola sistim pembelajaran sehingga guru mampu
menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, menggairahkan dan memiliki
keterampilan hidup. Selanjutnya Udin (2008: 126) mengatakan bahwa
pembelajaran
Kuantum
sebagai
salah
satu
alternatif
pembaharuan
pembelajaran, menyajikan petunjuk praktis dari spesifik untuk menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dan bagaimana menyederhanakan proses
belajar sehingga memudahkan belajar siswa.
Selanjutnya Bobby DePorter, 1992 (dalam Udin Saifusin Sa’ud, 2008:
128-129) memberi penjelasan terhadap 2 hal yaitu: 1) prinsip dan strategi
pembelajaran Kuantum dan 2) pengembangan strategi pembelajaran Kuantum.
1. Untuk prinsip dan strategi terdiri dari:
a. Segalanya berbicara, maksudnya bahwa seluruh lingkungan kelas
hendaknya dirancang untuk dapat membawa pesan belajar yang dapat
diterima oleh siswa, ini berarti rancangan kurikulum dan rancangan
6
pembelajaran guru, informasi, bahasa tubuh, kata-kata, tindakan,
gerakan dan seluruh kondisi lingkungan haruslah dapat berbicara
membawa pesan-pesan belajar bagi siswa.
b. Segalanya bertujuan, maksudnya semua penggubahan pembelajaran
tanpa terkecuali harus mempunyai tujuan-tujuan yang jelas dan
terkontrol.
Sumber
dan
fasilitas
yang
terlihat
dalam
setiap
pembelajaran pada prinsipnya untuk membantu perubahan perilaku
kognitif, afektif dan psikomotor.
c. Pengalaman sebelum pemberian nama, maksudnya sebelum siswa
belajar
memberi
membedakan,
nama
(mendefinisikan,
mengkatagorikan)
mengkonseptualisasi,
hendaknya
telah
memiliki
pengalaman informasi yang terkait dengan upaya pemberian nama
tersebut.
d. Mengakui setiap usaha, maksudnya semua usaha belajar yang telah
dilakukan siswa harus memperoleh pengakuan guru dan siswa lainnya.
Pengakuan ini penting agar siswa selalu berani melangkah ke bagian
berikutnya dalam pembelajaran.
e. Merayakan keberhasilan, maksudnya setiap usaha dan hasil yang
diperoleh dalam pembelajaran pantas dirayakan. Perayaan ini
diharapkan memberi umpan balik dan motivasi untuk kemajuan dan
peningkatan hasil belajar berikutnya.
Selanjutnya Bobby DePorter (1992), mengembangkan strategi
pembelajaran Kuantum melalui istilah TANDUR, yaitu:
a. Tumbuhan, yaitu dengan memberikan apersepsi yang cukup sehingga
sejak awal kegiatan siswa telah termotivasi untuk belajar dan
memahami Apa Manfaatnya Bagiku (AMBAK).
b. Alami, berikan pengalaman nyata kepada setiap siswa untuk mencoba.
c. Namai, sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi dan
metode lainnya.
d. Demonstrasikan,
sediakan
kesempatan
menunjukkan kemampuannya.
7
kepada
siswa
untuk
e. Ulangi,
beri
kesempatan
untuk
mengulangi
apa
yang telah
dipelajarinya, sehingga setiap siswa merasa langsung dimana kesulitan
akhirnya datang kesuksesan, kami bisa bahwa kami memang bisa.
f. Rayakan, dimaksudkan sebagai respon pengakuan yang proporsional.
Dari semua paparan di atas ada banyak hal yang mesti diperhatikan dalam
model pembelajaran Kuantum seperti membuat suasana belajar yang
menggairahkan,
mengupayakan
agar
lingkungan
belajar
mendukung,
rancangan belajar yang dinamis, mengkomunikasikan tujuan, kukuh atas
prinsip-prinsip keunggulan, meyakini kemampuan diri dan kemampuan siswa,
menjaga komunitas belajar terus tumbuh, rasa simpati dan saling pengertian,
suasana
belajar
yang
riang
dan
menyenangkan,
kemampuan
guru
menunjukkan ketauladan, guru selalu berpandangan positif pada siswa bahwa
mereka mempunyai kemampuan lebih untuk berprestasi, seorang guru harus
mampu mengetahui karakteristik siswa, guru harus mampu memotivasi,
kemampuan guru memberikan penguatan baik verbal maupun non verbal,
seorang guru mesti mempunyai kesenangan yang tinggi apabila siswanya
mampu menguasai pembelajaran, bersama-sama siswa gemar merayakan
keberhasilan, selalu mengupayakan interaksi-interaksi antara siswa dengan
materi, siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru, mengaitkan
pembelajaran dengan masa depan siswa, guru mampu menata lingkungan
belajar bisa dengan menata tempat duduk, mengatur group-group tertentu,
menggunakan media pendukung pembelajaran, musik yang menyenangkan,
kemampuan guru untuk merubah perintah menjadi ajakan, menciptakan
strategi agar siswa banyak menggunakan pikiran, melakukan tanya jawab,
menumbuhkan minta dan perilaku yang baik, serta guru mesti selalu
mengupayakan keterampilan hidup dan keterampilan sosial siswa.
Bobby (dalam H. Yatim Riyanto, 2009: 180) menggunakan teknik dan
teknik lainnya karena semua itu selaras dengan kerja otak anda, dengan caracara terbaik anda, teknik tersebut telah teruji semua berhasil, berarti quantum
leraning juga berhasil. Selanjutnya Udin Saifudin Sa’ud (2009: 127-128),
istilah quantum dipinjam dari dunia ilmu Fisika yang berarti interaksi yang
mengubah energi menjadi cahaya. Maksudnya dalam pembelajaran quantum,
8
pengubahan bermacam-macam interaksi yang terjadi dalam kegiatan belajar.
Interaksi-interaksi itu mengubah kemampuan dan bakat alamiah guru dan
siswa menjadi cahaya yang bermanfaat bagi kemajuan mereka dalam belajar
secara efektif dan efisien. Selain itu, adanya proses pengubahan belajar yang
masih dengan segala nuansanya, penyertaan segala yang berkaitan, interaksi
dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar, fokus pada hubungan di
dalam lingkungan kelas, seluruhnya adalah hal-hal yang melandasi
pembelajaran Kuantum. Aad dua konsep utama yang digunakan dalam
pembelajaran Kuantum dalam rangka mewujudkan energi guru dan siswa
menjadi cahaya belajar yaitu: percepatan belajar melalui usaha sengaja untuk
mengikis hambatan-hambatan belajar tradisional dan fasilitas belajar yang
berarti mempermudah belajar.
Dengan cara pembelajaran yang dilakukan di atas, maka pembelajaran
akan menjadi bermakna. Belajar yang bermakna menurut Trianto (2010: 28)
merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep
relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan
belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya
hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi guru
dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa.
Proses belajar tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka,
tetapi
merupakan
kegiatan
menghubungkan
konsep-konsep
untuk
menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan
dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian agar
terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan
menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu
memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan
baru yang akan diajarkan.
9
B. Prestasi Belajar
Sebelum sampai pada pengertian prestasi belajar, mengingat prestasi itu
didahului dengan aktivitas, maka pengertian aktivitas perlu disampaikan
terlebih dahulu.
1. Aktivitas
Kata “Aktivitas” berasal dari Bahasa Inggris ‘activity’ yang artinya
‘state of action, lireliness or ingorous mation’ (Webster’ New American
Dictionary: 12). Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia kata ini berarti
kebenaran dari perlakuan, kegiatan yang aktif, kegiatan yang aktual atau
giat dalam melakukan gerak-gerik, usul. Dalam bahasa Indonesia aktif
berarti giat belajar, giat berusaha, dinamis, mampu berkreasi dan beraksi
(Kamus Besar Bahasa Indonesia: 32).
Aktivitas merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa, baik
dalam aktivitas jasmani maupun dalam aktivitas rohani. Aktivitas ini jelas
merupakan ciri bahwa siswa berkeinginan untuk mengikuti proses. Siswa
dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemui ciri-ciri seperti berikut (Tim
Instruktur PKG, 1992: 2):
1. Antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran
2. Terjadi interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa
3. Siswa terlibat dan bekerjasama dalam diskusi kelompok
4. Terjadi aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
5. Siswa berpartisipasi dalam menyimpulkan materi.
Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari
(Nana Sudjana, 2000: http://www.scribd.com/doc/90372008):
1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
2. Terlibat dalam pemecahan masalah
3. Bertanya pada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya
4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
memecahkan masalah
5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya
10
7. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis
8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperolehnya
dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
2. Belajar
Belajar dalam Bahasa Inggris adalah “Study” yang artinya ‘The act
of using the mind to require knowledge’ (Webster’ New American
Dictionary: 1993). Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia, belajar
adalah perbuatan menggunakan ingatan/pikiran untuk mendapatkan/
memperoleh pengetahuan. Belajar artinya berusaha untuk memperoleh
ilmu atau menguasai suatu keterampilan; juga berarti berlatih (Kamus
Besar Bahasa Indonesia: 27). Selanjutnya belajar juga berarti perubahan
yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat
pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dari praktek yang
dilakukannya (Glosarium Standar Proses, Permen Diknas No. 41 tahun
2007). Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah penggunaan pikiran untuk memperoleh ilmu. Ini berarti bahwa
belajar adalah perbuatan yang dilakukan dari tahap belum tahu ke tahap
mengetahui sesuatu yang baru.
Prinsip belajar yang dapat menunjang tumbuhnya cara belajar
siswa aktif adalah: stimulus, perhatian dan motivasi, respon, penguatan
dan umpan balik (Sriyono, 1992: http://www.scribd.com/doc/90372081).
Juga dikatakan bahwa ativitas belajar berupa keaktifan jasmani dan rohani
yang meliputi keaktifan panca indra, keaktifan akal, keaktifan ingatan dan
keaktifan emosi. Pendapat lain menyatakan bahwa aktivitas belajar
dilakukan dalam bentuk interaksi antara guru dengan siswa dan antara
siswa
siswa
dengan
siswa
lain
(Abdul,
2002
dalam
http://www.scribd.com/doc/90372081/).
Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa belajar
sebenarnya merupakan cara yang membuat siswa aktif, baik dengan
penggunaan cara simulasi, respon, motivasi, penguatan, umpan balik yang
dapat membangkitkan keaktifan jasmani dan rohani siswa sehingga
11
muncul interaksi antar siswa dengan guru begitu juga interaksi antara
siswa yang satu dengan siswa lainnya.
Dengan menggabungkan semua pendapat yang telah disampaikan
serta pengertian-pengertian tentang belajar dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah penggunaan ingatan atau pikiran untuk memperoleh
pengetahuan baru yang belum diketahui sebelumnya dengan penggunaan
cara-cara tertentu seperti simulasi, respon, motivasi, penguatan, umpan
balik yang dapat membangkitkan keaktifan siswa baik jasmani maupun
rohani yang dapat membangkitkan interaksi antara siswa dengan guru serta
siswa dengan siswa lainnya.
3. Aktivitas Belajar
Dari semua pengertian dan pendapat-pendapat tentang aktivitas dan
pengertian-pengertian serta pendapat-pendapat tentang belajar dapat
disimpulkan bahwa aktivitas belajar mempunyai batasan-batasan seperti:
1) kebenaran perlakuan, 2) ada partisipasi, 3) kegiatan aktual atau
keikutsertaan baik jasmani maupun rohani, 4) antusiasme, 5) interaksi
siswa dengan guru, siswa dengan siswa lainnya, 6) penerapan secara
aktual apa yang telah diporoleh.
Prestasi belajar ................ sama dengan prestasi belajar bidang studi yang
lain merupakan hasil dari proses belajar siswa dan sebagaimana biasa
dilaporkan pada wali kelas, murid dan orang tua siswa setiap akhir semester
atau akhir tahun ajaran.
Prestasi belajar mempunyai arti dan manfaat yang sangat penting bagi
anak didik, pendidik, orang tua/wali murid dan sekolah, karena nilai atau
angka yang diberikan merupakan manifestasi dari prestasi belajar siswa dan
berguna dalam pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap siswa yang
bersangkutan maupun sekolah. Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa
yang dapat diukur, berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dicapai
siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
12
Djamarah (2002: 23) mendefinisikan prestasi belajar sebagai hasil yang
diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Kalau perubahan tingkah
laku adalah tujuan yang mau dicapai dari aktivitas belajar, maka perubahan
tingkah laku itulah salah satu indikator yang dijadikan pedoman untuk
mengetahui kemajuan individu dalam segala hal yang diperolehnya di sekolah.
Dengan kata lain prestasi belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang
dimiliki
oleh siswa sebagai akibat perbuatan belajar atau setelah menerima
pengalaman belajar, yang dapat dikatagorikan menjadi tiga ranah, yakni ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dengan mengkaji hal tersebut di atas, maka faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar menurut Purwanto (2000: 102) antara lain: (1)
faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang dapat disebut faktor
individual, seperti kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi,
dan faktor pribadi, (2) faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor
sosial., seperti faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara
mengajamya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan
dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. Dalam penelitian ini factor
ke 2 yaitu factor yang dari luar seperti guru dan cara mengajarnya yang akan
menentukan prestasi belajar siswa. Guru dalam hal ini adalah kemampuan atau
kompetensi guru, pendidikan dan lain-lain. Cara mengajarnya itu merupakan
factor kebiasaan guru itu atau pembawaan guru itu dalam memberikan
pelajaran. Juga dikatakan oleh Slamet (2004: 54-70) bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua
golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstem. Faktor intern diklasifikasi
menjadi tiga faktor yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor
kelelahan. Faktor jasmaniah antara lain: kesehatan, cacat tubuh. Faktor
psikologis antara lain: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
kesiapan. Faktor kelelahan antara lain: kelelahan jasmani dan rohani.
Sedangkan faktor ekstern digolongkan menjadi tiga faktor yaitu: faktor
keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat. Faktor keluarga antara lain: cara
orang tua mendidik, relasi antara keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan
13
ekonomi keluarga. Faktor sekolah antara lain: metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode
belajar dan tugas rumah. Faktor masyarakat antara lain: kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
Peningkatan prestasi belajar yang penulis teliti dalam hal ini dipengaruhi oleh
factor ekstern yaitu metode mengajar guru.
Sardiman (1988: 25) menyatakan prestasi belajar sangat vital dalam dunia
pendidikan, mengingat prestasi belajar itu dapat berperan sebagai hasil
penilaian dan sebagai alat motivasi. Adapun peran sebagai hasil penilaian dan
sebagai alat motivasi diuraikan seperti berikut.
Dalam pembahasan sebelumnya telah dibicarakan bahwa prestasi belajar
adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan prestasi siswa setelah
melakukan aktivitas belajar. Ini berarti prestasi belajar tidak akan bisa
diketahui tanpa dilakukan penilaian atas hasil aktivitas belajar siswa. Fungsi
prestasi belajar bukan saja untuk mengetahui sejauhmana kemajuan siswa
setelah menyelesaikan suatu aktivitas, tetapi yang lebih penting adalah sebagai
alat untuk memotivasi setiap siswa agar lebih giat belajar,
baik secara
individu maupun kelompok. Dalam pembahasan ini akan dibicarakan
mengenai prestasi belajar sebagai hasil penilaian dan pada pembahasan
berikutnya akan dibicarakan pula prestasi belajar sebagai alat motivasi.
Prestasi belajar sebagai hasil penilaian sudah dipahami. Namun demikian
untuk mendapatkan pemahaman, perlu juga diketahui, bahwa penilaian adalah
sebagai aktivitas dalam menentukan rendahnya prestasi belajar itu sendiri.
Abdullah (dalam Mamik Suratmi, 1994: 22), mengatakan bahwa fungsi
prestasi belajar adalah: (a) sebagai indikator dan kuantitas pengetahuan yang
telah dimiliki oleh pelajar, (b) sebagai lambang pemenuhan keingintahuan, (c)
informasi tentang prestasi belajar dapat menjadi perangsang untuk
peningkatan ilmu pengetahuan dan (d) sebagai indikator daya serap dan
kecerdasan murid.
Mohammad Surya (1979), mengatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang,
14
antara lain dari sudut si pebelajar, proses belajar dan dapat pula dari sudut
situasi belajar.
Bila kita coba lihat lebih dalam dari pendapat di atas, maka prestasi belajar
dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor dari si pebelajar sendiri atau faktor
dalam diri siswa dan faktor luar. Faktor dalam diri siswa seperti IQ, motivasi,
etos belajar, bakat, keuletan, dan lain-lain sangat berpengaruh pada prestasi
belajar siswa.
Penjelasan Surya selanjutnya adalah: dari sudut si pembelajar (siswa),
prestasi belajar seseorang dipengaruhi antara lain oleh kondisi kesehatan
jasmani siswa, kecerdasan, bakat, minat, motivasi, penyesuaian diri dan
kemampuan berinteraksi siswa. Sedangkan yang bersumber dari proses
belajar, maka kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran sangat
menentukan prestasi belajar siswa. Guru yang menguasai materi pelajaran
dengan baik, menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat,
mampu mengelola kelas dengan baik dan memiliki kemampuan untuk
menumbuhkembangkan motivasi belajar siswa untuk belajar, akan memberi
pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan situasi
belajar siswa, meliputi situasi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
sekitar.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil
yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang berbentuk angka
sebagai simbol dari ketuntasan belajar bidang studi sejarah. Prestasi belajar ini
sangat dipengaruhi oleh factor luar yaitu guru dan metode. Hal inilah yang
menjadi titik perhatian peneliti di lapangan.
Terkait dengan penelitian ini, untuk mengukur prestasi belajar ...................
digunakan tes hasil belajar, dengan mengacu pada materi pelajaran ..................
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku di sekolah
ini.
15
C. Kerangka Berpikir
Untuk bisa memenuhi tuntutan belajar, Kuantum bukanlah merupakan
sesuatu yang gampang untuk dikerjakan. Untuk ini guru harus betul-betul
aktif, betul-betul membuat persiapan yang matang dan memerlukan pelatihan
yang sangat baik.
Kemampuan yang akan ditelorkan oleh siswa dituntun dengan baik oleh
guru, diberi bimbingan, diberi penekanan-penekanan, diberi hadiah-hadiah
dan siswa dibiasakan untuk melakukannya. Dasar berpikir seperti inilah yang
diharapkan akan dapat memecahkan masalah yang ada.
D. Hipotesis Tindakan
Melihat langkah-langkah model pembelajaran Kuantum yang ampuh
dalam memecahkan masalah yang ada dan lebih diyakini lagi dengan
kebenaran teori yang disampaikan, maka hipotesis tindakan ini dapat
dirumuskan seperti berikut:
Langkah-langkah
Model
Pembelajaran
Kuantum
dapat
Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas......
SD/SMP/SMA ..........
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian tindakan. Oleh karenanya,
rancangan yang khusus untuk sebuah penelitian tindakan sangat diperlukan.
Penelitian tindakan didasarkan pada filosofi bahwa setiap manusia tidak suka
atas hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik.
Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan terus menerus sampai
tujuan tercapai (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 6-7).
Dalam melaksanakan penelitian, rancangan merupakan hal yang sangat
penting untuk disampaikan. Tanpa rancangan, bisa saja alur penelitian akan
ngawur dalam pelaksanaannya.
Untuk penelitian ini penulis memilih rancangan penelitian tindakan yang
disampaikan oleh ........................ seperti terlihat pada gambar berikut.
17
Model No. 1 (Model Ebbut) (Desain 1)
Model Ebbut merupakan salah satu model PTK yang dikembangkan oleh
Dave Ebbut.
Gambar 1
Penelitian Tindakan Model Ebbut (1985)
IDE AWAL
Temuan dan Analisa
D
A
U
R
1
Rencana Umum
Langkah Tind. 1
Langkah Tind. 2
Implementasi
Langkah Tindk. 1
Langkah Tind. 3
Minitor Implementasi
dan Efeknya
Penjelasan kegagalan
untuk implementasi
Revisi rencana umum
Rencana diperbaiki
Langkah Tind. 1
Langkah Tind. 2
Langkah Tind. 3
D
A
Monitor implementasi
dan efek
Implementasi
langkah berikut
U
R
Jelaskan setiap
implementasi dan efek
Revisi ide umum
Rencana diperbaiki
2
Langkah Tind. 1
D
Langkah Tind. 2
A
Langkah Tind. 3
U
R
3
Monitor implementasi
dan efek
18
Implementasi
langkah berikut
Model No. 2 (Kemmis dan Mc. Taggart) (Desain 2)
Gambar 2
Penelitian Tindakan Model Spiral (Kemmis & Mc Taggart, 1988)
Plan
R
4
1
E
Plan
F
L
2
E
3
C
T
Plan
T
8
Plan
R
5
A
E
F
6
L
7
E
C
T
T
Sebagai alur PTK, Kemmis dan Mc. Taggart memberi contoh sebagai
A
berikut:
1. Siswa mengira bahwa sain sekedar mengingat fakta dan bukan proses
inkuiri. Bagaimana saya dapat merangsang inkuiri pada siswa? Apakah
dengan mengubah teknik bertanya? Teknik bertanya yang sama?
Menukar strategi bertanya agar siswa dapat menggali jawaban atas
pertanyaan sendiri.
19
Model No. 3 (Elliot) (Desain 3)
Gambar 3
Penelitian Tindakan Model Elliot (1991)
Ide Umum
Memperbaiki/
Mengubah
Reconnaissance
Pengintaian/
Peninjauan
Rencana
Menyeluruh
Rencana
Menyeluruh
Rencana
Menyeluruh
Tindakan 2 dst
Tindakan 1
Tindakan 3 dst
atau
Monitor dan
reconnaissance
atau
atau
Tindakan 2 dst
Ada hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam memahami langkahlangkah yang ada di dalam model PTK yang dikembangkan oleh Ebbut, Elliot,
dan Kemmis. Bila guru akan menerapkan atau mengadopsi untuk penelitian
tindakan kelas.
20
Model No. 4 (Mc. Kernan) (Design 4)
Gambar 4
Penelitian Tindakan Model Mc. Kernan ((1991)
TINDAKAN DAUR I
Tindakan perlu perbaikan
DAUR 2
dst
Penerapan
Definisi
masalah
Penerapan
Redefine
problem
Evaluasi
tindakan
Need
assessement
Evaluate
action
Need
assessement
Implementasi
tindakan
Hipotesis ide
Impl. Revise
plan
New
hypothesis
Develop action plan T 1
Revise action plan T 2
Diadopsi dari (Sukidin, Basrowi, Suranto, 2002: 46 – 54)
Perlu diketahui bahwa sebenarnya model-model ini lebih memberikan
gambaran garis besar proses daripada suatu teknologi. Urutan langkah-langkah
memang diperlihatkan, tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal
‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara langkah-langkah ini. Tidak mengherankan
kalau model-model ini dapat membingungkan para praktisi. Bahkan Ebbut
sendiri mengakui bahwa gambar Elliot cenderung sulit untuk dimengerti.
21
Model No. 5
Gambar 5. Rancangan Penelitian
Permasalahan
Perencanaan
Pelaksanaan
Tindakan I
Tindakan I
Refleksi
Pengamatan/
Pengumpulan Data
I
Siklus I
I
Permasalahan baru
hasil refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Tindakan II
Tindakan II
Refleksi
Pengamatan/
Pengumpulan Data
II
Siklus II
II
Apabila
Dilanjutkan ke siklus
permasalahan belum
berikutnya
terselesaikan
Diadopsi dari Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi (2006: 74)
22
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek
penelitian
ini
adalah
semua
siswa
kelas.........
SD/SMP/SMA.......................... Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 01. Nama-nama siswa Kelas ..... SD/SMP/SMA ..........................
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Nama Siswa
Abdurrahman
Saleh
23
2. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian ini adalah peningkatan aktivitas dan
prestasi belajar siswa kelas ....... SD/SMP/SMA......................... setelah
diterapkan model Kuantum dalam proses pembelajaran.
C. Waktu Penelitian
Penelitian
ini
dilakukan
dari
bulan
....................
sampai
bulan
...................... Sebagai gambaran dari pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat
pada tabel berikut:
24
Tabel 02. Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
1. Penyusunan
proposal
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
dan
perencanaan tindakan I
2. Pelaksanaan tindakan I
3. Pengamatan/pengumpulan data I
4. Refleksi I
5. Perencanaan tindakan II
6. Pelaksanaan tindakan II
7. Pengamatan/ pengumpulan data II
8. Refleksi II
9. Penulisan laporan/ penjilidan
25
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data penelitian ini digunakan observasi dan tes
prestasi belajar.
E. Metode Analisis Data
Metode yang
digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian ini
adalah metode deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data
kuantitatif. Untuk data kualitatif dianalisis dengan memberi pertimbanganpertimbangan,
memberi
komentar-komentar,
mengklasifikasikan
data,
mencocokan dengan validitas internal dan validitas eksternal, mencari
hubungan-hubungan, mencari perbandingan-perbandingan, mengkategorikan
data dan selanjutnya membuat kesimpulan refleksi dengan mencari makna dari
kesimpulan hubungan antarkategori. Sebelum melakukan analisis kualitatif
sebaiknya kita mencoba melihat pendapat para ahli analisis. Menurut Matthew
B. Miles dan A. Michael Hubberman (1992: 390), dalam penelitian kualitatif
cendrung diabaikan. Ini terjadi karena inti penelitian kualitatif adalah
menjangkau sesuatu yang lebih dari sekedar, yang dapat dikatakan kepada kita
akan pentingnya kualitas tersebut. Selanjutnya dikatakan, akan tetapi
sebagaimana yang kita perhatikan sebelumnya, terjadi banyak perhitungan
pada saat penentuan kualitas dibuat. Jadi dalam penelitian kualitatif perlu
diketahui, yang pertama-tama adalah bahwa kita juga menghitung. Untuk data
kuantitatif dianalisis dengan mencari mean, median, modus, standar deviasi,
membuat interval kelas dan melakukan penyajian dalam bentuk tabel dan
grafik.
26
F. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian
1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
A. Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar
Tabel 3. Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Bidang Studi…………………
No
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Indikator
Bentuk Tes
B. Kisi-kisi Observasi Belajar
Kisi-kisi observasi belajar mata pelajaran ……………….. pada materi
……………….. berpenekanan pada bagian-bagian materi penting
yaitu kemampuan berpartisipasi, kemampuan berinteraksi, kemampuan
tanya jawab, minat mengikuti pembelajaran.
2. Instrumen Penelitian
A. Instrumen Tes Prestasi Belajar Bidang Studi………………………
Instrumen yang digunakan untuk menilai prestasi belajar siswa
kelas......... adalah tes. Tes ini terdiri dari...... soal dengan bentuk tes
adalah......., seperti terlihat di bawah ini.
27
Tes Prestasi Belajar .....................
Hari/Tanggal :
Petunjuk
: Jawablah ..................................................................
28
B. Instrumen Observasi Penilaian Proses
Yang digunakan untuk mengobservasi siswa pada saat sedang belajar
adalah daftar nilai seperti terlihat di bawah ini.
No Nama Siswa
Kemampuan Kemampuan
Berpartisipasi Berinteraksi
Kemampuan
Minat
Jumlah
Tanya
Mengikuti
Nilai
Jawab
Pelajaran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
G. Indikator Keberhasilan Penelitian
Dalam penelitian ini diusulkan tingkat keberhasilan per siklus yaitu untuk
prestasi belajar siswa diharapkan pada siklus I mencapai nilai rata-rata 6 dan
pada siklus II mencapai nilai rata-rata....... sesuai kriteria ketuntasan pada mata
pelajaran ini.
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini, akan dipaparkan data yang diperoleh dari penelitian
tindakan ini secara rinci berdasarkan penelitian yang dilakukan di
SD/SMP/SMA.......................... Sebelum menyampaikan hasil-hasil penelitian
ada baiknya dilihat dahulu pendapat para ahli pendidikan berikut: dalam
menyampaikan hasil penelitian dan pembahasan, perlu menyajikan uraian
masing-masing siklus dengan data lengkap mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek
keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Perlu ditambahkan hal yang
mendasar, yaitu hasil pembahasan (kemajuan) pada diri siswa, lingkungan,
guru, motivasi dan aktivits belajar, situasi kelas dan hasil belajar, kemukakan
grafik dan tabel hasil analisis data yang menunjukkan perubahan yang terjadi
disertai pembahasan secara sistimatis dan jelas (Suharsimi Arikunto,
Suhardjono, Supardi, 2006: 83). Melihat paparan ini jelaslah apa yang harus
diperhatikan dalam Bab ini yaitu menulis lengkap mulai dari apa yang dibuat
sesuai perencanaan, hasilnya apa, bagaimana pelaksanaanya, apa hasil yang
dicapai, sampai pada refleksi berikutnya semua hasilnya. Oleh karenanya
pembicaraan pada bagian ini dimulai dengan apa yang dilakukan dari bagian
perencanaan.
1. Siklus I
1. Rencana Tindakan I
Hasil yang didapat dari kegiatan perencanaan meliputi:
a. Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
akan dilaksanakan dengan metode Kuantum sepeti terlihat pada
lampiran ....... RPP ini mengikuti aturan Permen No. 41 tahun 2007
yang merupakan standar yang mesti diikuti guru dalam
melaksanakan
proses
pembelajaran.
Dalam
pelaksanaan
pembelajaran inti, teori-teori Kuantum dimasukkan mengikuti
skenario pembelajaran seperti: penyediaan ruangan yang nyaman,
30
upaya
kegiatan-kegiatan
yang
menggembirakan,
membuat
pembelajaran lebih sederhana, mengupayakan siswa lebih pada
berbicara gerak tubuh, perintah-perintah yang berhubungan dengan
hal-hal tersebut, mengikuti tujuan pembelajaran yang sudah
direncanakan,
informasi
yang
banyak,
materi
pengakuan-
pengakuan atas keberhasilan siswa, perayaan atas keberhasilan
siswa untuk umpan balik dan motivasi peningkatan hasil belajar,
apersepsi yang banyak, memberikan siswa pengalaman nyata,
sesuai biar dialami sendiri oleh siswa, mengupayakan kata kunci,
model, metode, strategi yang bisa membantu siswa, demonstrasi
yang lebih mendominir agar siswa dapat mengekspresikan
kemampuan
mereka,
pengulangan-pengulangan,
penguatan-
penguatan sangat diperlukan, memberdayakan seluruh kemampuan
dan potensi
yang ada, rancangan belajar
terus
dinamis,
penghargaan bagi kemampuan siswa mengupayakan pembelajaran
selaras dengan kerta otak manusia, mengupayakan bermacammacam interaksi, mengupayakan agar pembelajaran menjadi
bermakna,
tujuan
yang
sangat
efektif.
Dengan
kegiatan
pembelajaran seperti itu dapat diketahui beberapa kemajuan.
Berdasar hasil awal kemampuan siswa kelas..... yang tertera pada
latar belakang, peneliti merencanakan kegiatan yang lebih intensif
seperti berkonsultasi dengan teman-teman guru dan kepala sekolah
tentang persiapan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode
Kuantum.
b. Menentukan waktu pelaksanaan, yang menyangkut hari, tanggal,
sesuai dengan jadwal penelitian yaitu pada minggu ke..... bulan....
c. Meminta kepada teman-teman guru bidang studi sejenis dan kepala
sekolah sebagai mitra kesejawatan dalam pelaksanaan RPP ikut
serta mengawasi jalannya proses pembelajaran yang sudah
direncanakan. Hasilnya adalah kesiapan teman-teman guru untuk
ikut melaksanakan supervisi kunjungan kelas.
31
d. Menentukan yang menjadi prinsip supervisi teknik kunjungan
kelas.
Hasilnya
adalah
format-format
perencanaan
teknik
kunjungan kelas untuk penilaian guru (terlampir di lampiran 7).
e. Sebelum masuk kelas, peneliti meminta teman sejawat yang ikut
mengawasi proses pembelajaran untuk membawa lembar penilaian
yang berisikan tentang penilaian proses pembelajaran. Berdasar
format yang sudah dibawa guru, peneliti melakukan pembelajaran
sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Halhal yang perlu diperhatikan dalam melakukan supervisi kelas
adalah:
a) Supervisor harus sudah mantap dan mengetahui metode
pembelajaran yang menggunakan Kuantum dan kehadirannya
di kelas bukan mencari kesalahan, tetapi untuk kepentingan
bersama yaitu memperbaiki pembelajaran.
b) Supervisor telah diberitahu untuk lebih memahami tentang
prinsip-prinsip supervisi sehingga tidak lagi cenderung
instruktif dan lebih bersahabat dengan prinsip kesejawatan.
c) Dalam
pelaksanaan
supervisi,
supervisor
diharapkan
menunjukkan rasa kesejawatan yang akrab.
d) Guru yang disupervisi diharap tidak selalu memperhatikan
supervisor, tetapi tetap berkonsentrasi pada pelaksanaan
pembelajaran.
f. Peneliti memberikan penjelasan pada siswa bahwa kehadiran
supervisor ke kelas bukan untuk mencari kesalahan atau kelemahan
guru dalam pembelajaran, tapi untuk membantu siswa dalam
meningkatkan kemampuan menguasai ilmu.
g. Memperbanyak jumlah/frekuensi kunjungan kelas dalam siklus
berikutnya sehingga kedekatan supervisor dengan guru dan siswa
akan terjalin dengan baik.
h. Merencanakan
bahan
pelajaran
dan
merumuskan
tujuan.
Menentukan bahan pelajaran, dengan cara menyesuaikan dengan
silabus yang berlaku dan penjabarannya dengan cukup baik.
32
i. Memilih dan mengorganisaasikan materi, media, dan sumber
belajar.
Pada siklus pertama ini, peneliti mengorganisasikan materi
pembelajaran dengan baik. Urutan penyampaiannya dari yang
mudah ke yang sulit, cakupan materi cukup bermakna bagi siswa,
menentukan alat bantu mengajar. Sedangkan dalam penentuan
sumber
belajar
sudah
disesuaikan
dengan
tujuan,
materi
pembelajaran dan tingkat perkembangan peserta didik.
j. Merancang skenario pembelajaran.
Skenario pembelajaran disesuikan dengan tujuan, materi dan
tingkat
perkembangan
siswa,
diupayakan
variasi
dalam
penyampaian. Susunan dan langkah-langkah pembelajaran sudah
disesuaikan dengan tujuan, materi, tingkat perkembangan siswa,
waktu yang tersedia, sistematiknya adalah menaruh siswa dalam
posisi sentral, mengikuti perubahan strategi pendidikan dari
pengajaran ke pembelajaran sesuai Permen Diknas No. 41 Tahun
2007.
2. Pelaksanaan Tindakan I
Sebagai upaya Trianggulasi, pada pelaksanaan pembelajaran
Kuantum ini peneliti mengajak seorang guru ke kelas untuk memantau
kebenaran pelaksanaan pembelajaran Kuantum. Guru sudah diberitahu
sebelumnya tentang kebenaran model pembelajaran Kuantum sehingga
memiliki kemampuan untuk mengamati proses. Selama pelaksanaan
tindakan I ini ada beberapa hal yang bisa dicatat yaitu:
a. Pengelolaan Kelas
Mengelola kelas dengan persiapan yang matang menggunakan
model pembelajaran Kuantum, mengajar materi dengan benar
sesuai perencanaan di RPP adan alur pembelajaran Kuantum.
33
b. Alat Penilaian
Alat penilaian digunakan observasi yang dilaksanakan pada saat
proses sedang berlangsung dan tes yang digunakan setelah
pembelajaran selesai. Instrumen yang digunakan hanya digunakan
instrumen observasi mengingat siswa yang diajar adalah muridmurid................
c. Penampilan
Penampilan secara umum, peneliti berpakaian rapi, menggunakan
bahasa yang santun, menuntun siswa semaksimal mungkin dengan
penggunaan metode Kuantum sesuai alur pembelajaran ini yang
sudah disampaikan pada hasil perencanaan.
d. Dari diskusi dengan guru, terungkap bahwa:
1. Pembelajaran yang dilakukan belum maksimal, karena peneliti
baru pertamakali mencoba metode ini.
2. Siswa-siswa memang belum aktif menerima pelajaran dan
memberi tanggapan, ini sesuai dengan tujuan metode Kuantum.
3. Peneliti mengusulkan agar guru yang mengamati mau kembali
dan bersedia mengamati kembali pada kesempatan di siklus II.
4. Untuk sementara, peneliti belum yakin bahwa pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas akan meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar siswa, tetapi menurut pengamat, cara yang
dilakukan peneliti cukup mampu mendorong meningkatkan
kreativitas dan kemampuan guru mengajar.
5. Penyampaian pengamat pada peneliti dapat disampaikan
sebagai berikut:
Pengelolaan ruangan, waktu, dan fasilitas belajar
Dalam mengelola ruang kelas, waktu serta fasilitas belajar,
dapat dipaparkan sebagai berikut:
1)
Peneliti menyediakan alat bantu/media pembelajaran yang
sebenarnya, untuk pembelajaran Kuantum, inilah yang
paling banyak harus disediakan, misalnya kaset yang
berisi lagu-lagu, permainan-permainan, dll.
34
2)
Peneliti kurang memperhatikan kebersihan ruangan, siswa
tidak diupayakan dalam pembelajaran untuk mengetahui
perlunya kebersihan.
3)
Peneliti sudah cukup baik dalam waktu. Memulai
pelajaran tepat waktu.
6. Penggunaan strategi pembelajaran
1)
Jenis kegiatan sesuai dengan tujuan serta lingkungan
siswa. Namun, guru kurang memperhatikan kebutuhan
siswa, guru masih menerapkan gaya pembelajaran
tradisional.
2)
Guru sama sekali tidak menggunakan alat bantu pelajaran,
yang ada dan disediakan oleh sekolah.
3)
Dalam
menjelaskan
pelajaran,
guru
kurang
memperhatikan keterkaitan materi yang satu dengan
materi yang lain. Guru tidak memberikan kesimpulan dari
pembelajaran.
4)
Kelebihannya, guru telah menggunakan langkah-langkah
pembelajaran yang baru yaitu Kuantum.
7. Pengelolaan interaksi kelas
1)
Penjelasan guru cukup dimengerti oleh siswa. Hal ini bisa
dilihat dari respon siswa. Jika ada siswa yang belum
mengerti, guru berusaha menjelaskan ulang, siswa terlihat
senang dan riang.
2)
Dalam bertanya, guru menggunakan kata atau tindakan
yang mengurangi keberanian siswa untuk bertanya atau
menjawab pertanyaan guru. Guru mengabaikan partisipasi
aktif siswa.
3)
Dalam
menyajikan
pelajaran,
guru
menggunakan
komunikasi lisan, tulisan, isyarat, token atau gerakan
badan. Pembicaraan guru cukup lancar dan dimengerti
siswa, namun gerakan badan atau tangan guru kurang
35
menunjukkan keantusiasan dalam mendorong siswa untuk
berpartisipasi aktif.
4)
Guru tidak membantu siswa dalam mengingat kembali
pengalaman atau pengetahuan yang telah diperoleh siswa
dan kurang memberikan peluang kepada siswa yang pasif
untuk berpartisipasi. Guru tidak memberi pertanyaan yang
menggali reaksi siswa. Cara guru merespon siswa yang
berpartisipasi aktif masik kurang baik.
5)
Dalam mengakhiri pelajaran, guru kurang mengupayakan
kesimpulan yang lengkap. Guru juga kurang melibatkan
siswa dalam membuat kesimpulan. Dengan demikian,
pembelajaran kurang bermakna bagi siswa.
8. Sikap guru
1)
Dalam kegiatan pembelajaran, kadang-kadang guru
kurang bersikap ramah. Guru kurang menunjukkan sikap
bersahabat dengan siswa. Dalam menegur siswa yang
berbuat salah, guru menggunakan kata yang kurang
sopan. Jika ada pendapat siswa yang kurang sesuai
dengan pendapat guru, guru langsung menepis begitu saja.
2)
Guru sangat bergairah dalam mengajar. Hal itu terlihat
dari ekspresi wajah dan pandangan matanya. Tetapi, suara
monotun, isyarat tangan dan gerakan tubuh kurang
beraturan.
3)
Dalam membantu siswa yang menghadapi kesulitan,
bantuan guru kurang maksimal. Guru juga tidak
mendorong siswa untuk memecahkan masalah sendiri.
4)
Guru tidak memperhatikan perbedaan individual siswa.
Guru tidak memberi perhatian khusus kepada siswa yang
memiliki kelainan, misalnya yang suka usil, pembohong
yang pura-pura ikut bekerjasama, tapi dia ngomong lainlain dari pelajaran. Guru juga tidak memberikan
36
penghargaan kepada siswa yang memiliki kelebihan. Guru
tidak membina kerjasama diantara siswa.
9. Pelaksanaan penilaian
Guru mengadakan apersepsi penilaian awal sehingga guru
mengetahui kesiapan siswa terhadap materi pelajaran yang
akan diajarkan. Penilaian juga dilakukan pada saat proses
pembelajaran sedang berlangsung dan juga setelah proses.
10. Kesan umum dalam proses
1)
Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar
cukup jelas, tetapi kurang baku karena bercampur dengan
bahasa daerah. Demikian juga Tata Bahasa Indonesianya
kurang baik.
2)
Penampilan guru dilihat dari perkataan, rambut dan
perlengkapan yang lain cukup rapi. Suara cukup jelas
tetapi kurang bervariasi. Posisi guru juga kurang ada
variasi.
3. Refleksi Siklus I
Sebelum memulai refleksi, ada baiknya melihat pendapat para
pakar pendidikan tentang apa yang dimaksud dengan refleksi.
Pendapat ini akan merupakan panduan terhadap cara atau hal-hal yang
perlu dalam menulis refleksi. Refleksi merupakan kajian secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah
terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan
tindakan. Refleksi menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian
terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan (Hopkin,
1993 dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 80).
1) Analisis kuantitatif prestasi belajar siswa siklus I
Sesuai data pada lampiran 10.
1. Rata-rata (mean) yang diperoleh adalah.................................
2. Median (titik tengahnya) adalah ............................................
3. Modus (angka yang paling banyak muncul)..............................
37
4. Standar deviasi dihitung dengan rumus:
∑(𝑋−𝑥̅ )2
SD
= √
SD
= √
SD
= 1,549
No
𝑁−1
…..(……..𝑥…….)2
𝑁−1
Nama Siswa
Nilai
(X)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
X
38
(X-x)
(X-x)2
5. Untuk persiapan penyajian dalam bentuk grafik maka hal-hal
berikut dihitung terlebih dahulu.
1. Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 x Log (N) = ........
2. Rentang kelas (r) = skor maksimum – skor minimum
𝑟
3. Panjang kelas interval (i) = 𝐾 = ⋯ … …
4. Tabel data kelas interval
No
Urut
Nilai
Tengah
Interval
4.0 – 4.95
5.0 – 5.95
6.0 – 6.9
7.0 – 8.0
Total
1
2
3
4
Frekuensi Relatif =
𝐹 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif
3
1
3
3
...........
30
10
30
30
100
𝑥 100
5. Penyajian dalam bentuk grafik/histogram
Contoh Histrogram
10
9
8
7
6
5
4
3
2
10
0
4
5
6
7
8
Grafik 01. .......................................................
Untuk penyajian tabel rekapitulasi hasil penelitian ini
sekaligus disampaikan pada akhir analisis refleksi siklus II.
39
2. Siklus II
1. Perencanaan
Dengan melihat semua hasil yang didapat pada siklus I, baik
refleksi data kualitatif maupun refleksi data kuantitatif, maka untuk
perencanaan pelaksanaan penelitian di siklus II ini ada beberapa hal
yang perlu dilakukan yaitu:
a. Peneliti
merencanakan
kembali
jadwal
untuk
melakukan
pembelajaran di kelas dengan melihat jadwal penelitian pada Bab
III dan waktu dalam kalender pendidikan. Hasil dari refleksi siklus
i merupakan dasar dari pembuatan perencanaan di siklus ini.
b. Menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik yang
mengacu ke pembelajaran Kuantum namun model RPP-nya tetap
mengikuti Permen No. 41 tahun 2007 serta membuat instrumen
pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data yang dibuat
seperti instrumen-instrumen sebelumnya yang meliputi instrumen
observasi keaktifan belajar dan format observasi dan tes prestasi
belajar.
c. Merencanakan kunjungan kelas bersama-sama guru dan kepala
sekolah sebagai upaya trianggulasi data. Untuk ini peneliti
berkonsultasi dengan kepala sekolah, minta kesediaannya untuk
ikut proses pembelajaran yang dilakukan. Inovasi ini dilakukan
agar peneliti dapat berupaya lebih maksimal untuk melaksanakan
pembelajaran yang lebih baik dan lebih berkualitas. Hasil
konsultasi dengan kepala sekolah adalah adanya kesiapan kepala
sekolah untuk ikut melakukan supervisi kunjungan kelas. Guru
yang akan mengobservasi diberitahu bahwa kepala sekolah akan
ikut berpartisipasi, masuk ke ruangan untuk bersama-sama
melakukan supervisi. Hal ini diberitahukan pada guru dengan
harapan agar guru yang akan mengobservasi bisa lebih siap lagi
untuk melakukan supervisi yang lebih berkualitas.
d. Bersama guru merancang skenario penerapan pembelajaran dengan
melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dengan
40
mengidentifikasi hal-hal yang bisa dilakukan untuk peningkatan
pembelajaran. Untuk hal ini, semua catatan tentang kekurangan
yang ada di siklus I yang merupakan hasil refleksi disampaikan
pada guru untuk dipelajari. Memberitahu guru apa-apa yang perlu
dilaksanakan, apa saja yang siswa mesti kerjakan, cara penerapan
metode Kuantum yang benar sesuai dengan yang diharapkan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Uraian tentang pelaksanaan tindakan pada siklus II ini disampaikan
sebagai berikut:
a. Pada hari yang sudah ditentukan sesuai jadwal, peneliti memulai
tahap pelaksanaan tindakan dengan membawa semua persiapan
yang sudah dibuat. Terkait model pembelajaran Kuantum mulai
diupayakan dalam pembelajaran, pada kali yang kedua ini peneliti
mengajak kepala sekolah untuk ke kelas dan ikut melakukan
pengamatan. Hal ini dilakukan dengan harapan peneliti akan lebih
bersemangat untuk dapat melaksanakan pembelajaran lebih serius.
Dengan kepala sekolah ikut mengamati berarti ada orang lain yang
mesti dilihat oleh siswa yang akan menimbulkan keseriusan
mereka yang lebih dari biasanya. Peneliti membawa instrumen
pengamatan observasi keaktifan belajar dan instrumen observasi
dan tes prestasi belajar. Setelah masuk kelas bersama guru yang
akan
mengamati
proses
pembelajaran
memulai
aktivitas
pembelajaran sambil mempersilahkan kepala sekolah dan guru
yang mengamati duduk di bangku paling belakang yang sudah
disediakan. Setelah pelaksanaan pembelajaran berjalan, tiba-tiba
kepala sekolah dicari oleh pegawainya karena ada urusan kantor,
sehingga
pengamatan
melaksanakan
pembelajaran
hanya
dilanjutkan oleh guru yang penulis minta untuk mengobservasi
proses selanjutnya.
Di belakang, guru yang mengamati proses
pembelajaran sangat aktif menulis hal-hal yang terjadi di kelas
untuk
memberi
penilaian
41
terhadap
kemampuan
dan
profesionalisme guru, sedangkan di depan kelas peneliti sibuk
dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas.
Pada pembelajaran inti peneliti melaksanakan explorasi, elaborasi
dan konfirmasi dengan banyak bertanya, banyak memotivasi,
banyak merayakan keberhasilan siswa, banyak mengajak siswa
untuk bisa senang dan gembira dengan mau memperdengarkan
musik-musik agar siswa siap menerima pembelajaran, dan terakhir
peneliti
melaksanakan
penutupan
pembelajaran.
Untuk
pelaksanaan explorasi, elaborasi dan konfirmasi bagian-bagiannya
cukup banyak dan penulis tidak paparkan panjang lebar karena
kegiatan yang mesti dilakukan seperti diskusi, presentasi dan lainlain sudah bisa dibaca pada instrumen rencana pelaksanaan
pembelajaran yang dilampirkan di lampiran ........
3. Observasi/Penilaian
Penilaian terhadap kemampuan belajar siswa dilakukan dengan
mencatat hal-hal penting seperti aktivitas belajar yang dilakukan pada
saat peneliti melakukan tindakan. Dari catatan-catatan yang cepat
tersebut penulis mengetahui dibagian mana diperbaiki, dibagian mana
diperlukan penekanan-penekanan, dibagian
mananya perlu diberi
saran-saran serta penguatan-penguatan. Disamping itu pada catatan
cepat yang dilakukan peneliti, dicatat juga kreativitas siswa,
kemampuan siswa menjawab pertanyaan yang langsung penulis isikan
nilainya pada daftar nilai, kemauan siswa untuk ikut berpartisipasi
dalam pembelajaran, kontribusi diantara para siswa. Dengan semua
ini terlaksana dengan baik sudah pasti guru dalam melaksanakan tugas
pembelajaran akan cukup profesional. Pelaksanaan penilaian akhirnya
dilanjutkan minggu depannya karena setelah guru melakukan proses
pembelajaran, waktu untuk memberikan tes tidak mencukupi sehingga
dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya.
42
4. Refleksi Siklus II
Analisis Kuantitatif untuk Perolehan Nilai Tes Prestasi Belajar Siklus
II
Sesuai data pada lampiran ……….
1. Rata-rata (mean) hasil tes prestasi belajar siswa adalah ............
2. Median (titik tengahnya) adalah ............................................
3. Modus (atau angka yang paling sering muncul) adalah.......
4. Standar deviasinya adalah: ............................
5. Untuk menyajikan data tersebut dalam bentuk grafik maka
dilakukan perhitungan-perhitungan sebagai berikut:
1) Banyak kelas dihitung dengan rumus STURGES:
K
= 1 + 3,3 x log N
= .......................
= .......................
= .......................
2) Rentangan dihitung dengan:
= skor maksimum – skor minimum
r
= ................ - ................
= .............
3) Panjang kelas interval dihitung dengan:
𝑟
=
i
=
i
= ...................
𝐾
4) Tabel data kelas interval disajikan sebagai berikut:
No
Urut
1
2
3
4
5
Interval
Nilai
Tengah
Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif
...........
100
16 – 17,20
Total
43
6. Penyajian dalam bentuk grafik/histogram
Contoh Histrogram
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
100
200
300
400
500
600
Grafik 02. .......................................................
44
700
Tabel....... Rekapitulasi Hasil Penelitian dari Siklus I sampai Siklus II
Variabel
Rata-rata
Awal
Ratarata
Siklus I
Kenaikan Prosentase
Nilai
Kenaikan
Siklus II
Rata- Kenaikan Prosentase
rata
Nilai
Kenaikan
B. Pembahasan
1. Pembahasan Hasil yang Diperoleh dari Siklus I
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembahasan data kualitatif
adalah: kelemahan-kelemahan yang ada, kelebihan-kelebihan, perubahanperubahan, kemajuan-kemajuan, efketivitas waktu, keaktifan yang
dilakukan, konstruksi, kontribusi, diskripsi fakta, pengecekan validitas
internal dan validitas eksternal, identifikasi masalah, faktor-faktor yang
berpengaruh, cara-cara untuk memecahkan masalah, pertimbanganpertimbangan,
perbandingan-perbandingan,
tanggapan-tanggapan,
tambahan pengalaman,
45
komentar-komentar,
summary,
pendapat-
pendapat, gambaran-gambaran, interpretasi/penafsiran-penafsiran, makna
di belakang perbuatan, trianggulasi, hubungan antaraspek, klasifikasi,
standar-standar penetapan nilai, alasan-alasan penggunan teknik tertentu,
alasan
penggunaan
penggolongan,
langkah-langkah
tertentu,
penggabungan-penggabungan,
penggolongan-
tabulasi,
pemakaian,
kriteria-kriteria, katagorisasi, pengertian-pengertian, hubungan antar
kategori. Walaupun peneliti mencatat aktivitas siswa, berapa siswa yang
aktif belajar, namun analisis dari data kualitatif ini tidak penulis lakukan,
mengingat TK/SD yang diajar adalah siswa yang baru berumur........ yang
sulit diberi kuesioner untuk dijawab. Penulis hanya mencatat berapa siswa
yang aktif dan berapa yang tidak aktif.
Pembahasan hasil yang diperoleh dari tes prestasi belajar siklus I
Hasil tes prestasi belajar yang merupakan tes .............. mengupayakan
siswa untuk betul-betul dapat memahami apa yang sudah dipelajari. Nilai
rata-rata siswa di siklus I sebesar...... menunjukkan bahwa siswa setelah
menguasai materi yang diajarkan walaupun belum begitu sempurna. Hasil
ini menunjukkan peningkatan kemampuan siswa dari data awal ke siklus I.
Hasil tes prestasi belajar di siklus I telah menemukan efek utama
bahwa penggunaan metode tertentu akan berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa yang dalam hal ini adalah model pembelajaran Kuantum. Hal
ini sesuai dengan hasil meta analisis metode pembelajaran yang dilakukan
oleh Soedomo (dalam Puger, 2004) yang menyatakan bahwa metode
pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru berpengaruh terhadap
prestasi belajarnya.
Seperti telah diketahui bersama bahwasannya model pembelajaran
Kuantum menitikberatkan pembelajaran pada aspek kognitif, ..............,
dan ....... sebagai pedoman prilaku kehidupan sehari-hari siswa. Untuk
penyelesaian kesulitan yang ada maka penggunaan model
ini dapat
membantu siswa untuk berkreasi, bertindak aktif, bertukar pikiran,
mengeluarkan pendapat, bertanya, berdiskusi, berargumentasi, bertukar
informasi dan memecahkan masalah yang ada. Hal inilah yang menuntun
46
siswa berpikir lebih tajam, lebih kreatif dan kritis sehingga mampu untuk
memecahkan masalah-masalah kehidupan yang nanti efek selanjutnya
adalah para siswa akan dapat memahami dan meresapi mata pelajaran
lebih jauh.
Kendala yang masih tersisa yang perlu dibahas adalah prestasi
belajar yang dicapai pada siklus I ini belum memenuhi harapan sesuai
dengan kriteria keberhasilan penelitian yang diusulkan di sekolah ini
yaitu......
Oleh karenanya upaya perbaikan lebih lanjut masih perlu
diupayakan sehingga perlu dilakukan perencanaan yang lebih matang
untuk siklus selanjutnya.
2. Pembahasan Hasil yang Diperoleh dari Siklus II
Pembahasan yang diperoleh dari tes prestasi belajar siklus II
Hasil yang diperoleh dari tes prestasi belajar di siklus II menunjukkan
bahwa kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran sudah cukup baik. Ini
terbukti dari rata-rata nilai siswa mencapai.......... Hasil ini menunjukkan
bahwa model pembelajaran Kuantum telah berhasil meningkatkan
kemampuan siswa menempa ilmu sesuai harapan. Model pembelajaran
Kuantum merupakan model yang cocok bagi siswa apabila guru
menginginkan mereka memiliki kemampuan berkreasi, berbicara banyak,
mengeluarkan pendapat secara lugas, bertukar pikiran, berbicara banyak,
mengingat penggunaan metode ini adalah untuk memupuk kemampuan
berbicara siswa, rasa ingin tahu siswa, kemampuan lebih untuk berprestasi,
memupuk kesenangan yang tinggi dalam belajar, mengupayakan
kemampuan yang tinggi untuk siswa dapat berinteraksi dengan materi,
berinteraksi dengan sesama siswa dan juga dengan guru.
Hasil penelitian ini ternyata telah memberi efek utama bahwa
model yang diterapkan dalam proses pembelajaran berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Temuan ini membuktikan
bahwa guru sudah tepat memilih metode dalam melaksanakan proses
pembelajaran karena pemilihan metode merupakan hal yang tidak boleh
dikesampingkan. Hal ini sejalan pula dengan temuan-temuan peneliti lain
47
seperti yang dilakukan oleh Inten (2004) dan Puger (2004) yang pada
dasarnya menyatakan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Beberapa mata pelajaran yang digabungkan mengupayakan
pembelajaran yang menitikberatkan kajiannya pada aspek kognitif,
............. sebagai pedoman atas kemampuan siswa baik pikiran, prilaku
maupun keterampilan yang dimiliki. Untuk semua bantuan terhadap hal
ini, model pembelajaran Kuantum menempati tempat yang penting karena
dapat mengaktifkan siswa secara maksimal. Dari nilai yang diperoleh
siswa, lebih setengah siswa mendapat nilai ........, ........ siswa memperoleh
nilai menengah dan ...... siswa memperoleh nilai rendah. Dari
perbandingan nilai ini sudah dapat diyakini bahwa prestasi belajar siswa
dapat ditingkatkan dengan penggunaan model pembelajaran Kuantum.
Walaupun penelitian ini sudah bisa dikatakan berhasil, namun pada saatsaat peneliti mengajar di kelas selanjutnya, cara ini akan terus dicobakan
termasuk di kelas-kelas lain yang peneliti ajar.
Setelah dibandingkan nilai awal, nilai siklus I dan nilai siklus II,
terjadi kenaikan yang signifikan, yaitu dari rata-rata nilai awal adalah .....
naik di siklus I menjadi........ dan di siklus II naik menjadi ....... Kenaikan
ini tidak bisa dipandang sebelah mata karena kenaikan nilai ini adalah dari
upaya-upaya yang maksimal yang dilaksanakan peneliti demi peningkatan
mutu
pendidikan
dan
kemajuan
TK/SD................................
48
pendidikan
khususnya
di
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Melihat pemicu rendahnya aktivitas belajar dan prestasi belajar ada pada
faktor-faktor seperti model yang digunakan guru, sehingga penggunaan atau
penggantian model konvensional menjadi model-model yang sifatnya
konstruktivis sangat diperlukan, akibatnya peneliti mencoba model Kuantum
dalam upaya untuk dapat memecahkan permasalahan yang ada.
Berdasar pada rendahnya aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa yang
disampaikan pada latar belakang masalah, penggunaan model pembelajaran
Kuantum diupayakan untuk dapat menyelesaikan dua tujuan penelitian ini
yang 1) untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dan 2) untuk
mengetahui peningkatan prestasi belajar. Seberapa besar peningkatan yang
dicapai sudah dipaparkan dengan jelas pada akhir analisis dari hasil penelitian
di Bab IV. Berdasar pada semua data yang telah disampaikan tersebut, 2
tujuan penelitian yang disampaikan di atas dapat dicapai dengan bukti sebagai
berikut:
a. Dari data awal ada ....... siswa mendapat nilai dibawah 25 dan pada siklus I
menurun menjadi ...... siswa dan siklus II hanya ....... siswa mendapat nilai
5.
b. Nilai rata-rata awal ....... naik menjadi ...... pada siklus I dan pada siklus II
naik menjadi.....
c. Dari data awal siswa yang tuntas hanya ...... orang sedangkan pada siklus I
menjadi lebih banyak yaitu ...... siswa dan pada siklus II menjadi cukup
banyak yaitu ...... siswa.
Dari
semua
data
pendukung
pembuktian
pencapaian
tujuan
pembelajaran dapat disampaikan bahwa model pembelajaran Kuantum dapat
memberi jawaban yang diharapkan sesuai tujuan penelitian ini. Semua ini
dapat dicapai adalah akibat kesiapan dan kerja keras peneliti dari sejak
pembuatan proposal, review hal-hal yang belum bagus bersama teman-teman
49
guru, penyusunan kisi-kisi dan instrumen penelitian, penggunaan sarana
trianggulasi data sampai pada pelaksanaan penelitian yang maksimal.
B. Saran
Berdasarkan temuan yang sudah disimpulan dari hasil penelitian, dalam
upaya
mencapai
tujuan
pembelajaran
dalam
bidang-bidang
studi..............................., dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Dalam melaksanakan proses pembelajaran pada mata pelajaran...............,
penggunaan model pembelajaran Kuantum semestinya menjadi pilihan
dari beberapa metode yang ada mengingat model ini telah terbukti dapat
meningkatkan kerjasama, berkreasi, bertindak aktif, bertukar informasi,
mengeluarkan pendapat, bertanya, berdiskusi, berargumentasi dan lainlain.
2. Walaupun penelitian ini sudah dapat membuktikan efek utama dari model
pembelajaran Kuantum dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar,
sudah pasti dalam penelitian ini masih ada hal-hal yang belum sempurna
dilakukan, oleh karenanya kepada peneliti lain yang berminat meneliti
topik yang sama untuk meneliti bagian-bagian yang tidak sempat diteliti.
3. Selanjutnya untuk adanya penguatan-penguatan, diharapkan bagi peneliti
lain untuk melakukan penelitian lanjutan guna verifikasi data hasil
penelitian.
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdul. 2002. http://www.scribd.com/doc/9037208/
Anastasi, Anne. 1976. Psychological Testing. Fifth Edition. New York:
Macmillan Publishing Co., Inc.
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Aryana, Wayan. 2003. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA
pada Siswa SMP Negeri 1 Denpasar. Ringkasan Hasil Penelitian yang
Disampaikan dalam Seminar Hasil Penelitian Dosen Kopwil VIII, Tanggal
22-24 September 2003.
Azwar, Saifuddin. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Depdikbud. 1984/1985. Program Akta Mengajar V-B Komponen Dasar
Kependidikan: Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Depdikbud. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar-Mengajar. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Depdikbud. 1996. Petunjuk Teknis Mata Pelajaran IPS-Sejarah. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Dimyati dan Mudjiono. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti.
Djamarah, Syaful Bahri. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
Fernandes, H.J.X. 1984. Testing and Measurement. Jakarta. National Education
Planning, Evaluation and Curriculum Development.
Fraenkel, Jack R. and Norman E. Wallen. 1993. How to Design and Evaluate
Research in Education. Second Edition. New York: McGraw-Hill, Inc.
Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of Learning. Third Edition. New York:
Holt, Reinhart and Winston.
Gay, L. R. 1987. Educational Research: Competencies for Analysis and
Application. Seventh Edition. Columbus, Ohio: Merrill Publishing
Company.
51
Good, Thomas L. & Jere E. Brophy. 1990. Educational Psychology, A Realistic
Approach. New York: Longman.
Gregory, Robert J. 2000. Psychological Testing: History, Principles, and
Applications. Boston: Allyn and Bacon.
Gronlund, Norman E. 1982. Constructing Achievement Tests. Third Edition.
London: Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Herrhyanto, Nar dan Hamid, Akib. 2006. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Hilke, Eileen Veronica. 1998. Fastback Cooperative Learning. New York:
McGraw-Hill, Inc.
Inten, I Gede. 2004. Pengaruh Model Pembelajaran dan Pengetahuan Awal Siswa
Terhadap Prestasi Belajar PKn dan Sejarah pada Siswa Kelas II di SMU
Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Tesis. Program Pascasarjana IKIP
Negeri Singaraja.
Lickona, Thomas. 1992. Educating For Character. How Our Schools Can Teach
Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Miles, Matthew, B. Dan A. Michael Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.
Terjemahan Tjetjep Roheadi Rohidi. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.
Modern Educators and Lexicographers. 1939. Webster’s New American
Detionary. New York: 140 Broadway, Books, Inc.
Montgomery, Douglas C. 1991. Design and Analysis of Experiments. Third
Edition. Canada: John Willy & Sons, Inc.
Murwansyah dan Mukaram. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:
Pusat Penerbit Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung, Indonesia.
Nana Sudjana. 2000. http//www.scribd.com/doc/9037208/
Nasution, S. 1972. Didaktik Sekolah Pendidikan Guru: Asas-Asas Didaktik
Metodologi Pengajaran dan Evaluasi. Depdikbud: Jakarta.
Nur, Mohamad et al. 2001. Teori Belajar. Surabaya: University Press.
52
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 Tanggal 23
November 2007. Jakarta: Depdiknas.
Popham, W. James dan Eva L. Baker. 1984. Bagaimana Mengajar Secara
Sistematis. Diterjemahkan Oleh R.H. Dj. Sinurat et al. Yogyakarta:
Kanisius.
Puger, I Gusti Ngurah. 2004. Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan
Berpikir Silogisme Terhadap Prestasi Belajar Biologi Pada Siswa Kelas
III SMP Negeri Seririt (Experimen Pada Pokok Bahasan Reproduksi
Generatif Tumbuhan Angiospermae). Tesis. Singaraja: IKIP Negeri
Singaraja.
Riyanto, H. Yatim. 2009. Paradigma Biru Pendidikan. Jakarta: Fajar Interpratama
Offset.
Saifudin Sau’d, Udin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sardiman, A.M. 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar Pedoman bagi
Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sax, Gilbert. 1979. Foundations of Educational Research. New Jersey: PrenticeHall, Inc., Englewood Cliffs.
Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpanbalik. Jakarta: PT
Grasindo.
Slamet, PH. 2004. MBS, Life Skill, KBK, CTL dan Saling Keterkaitannya.
Makalah yang Disampaikan pada Semiloka DBEP di NTB dan Bali.
Slameto. 2000. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice.
Boston: Allyn and Bacon.
Soedomo, M. 2001. Landasan Pendidikan. Malang: Penyelenggaraan Pendidikan
Pascasarjana Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi.
Soemanto, Wasty. 2001. Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar-Mengajar. Surabaya: Usaha
Nasional.
Sriyono. 1992. http://www.scribd.com/doc/9037208/
Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
53
Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sukidin, Basrowi, Suranto. 2002. Menajemen Penelitian Tindakan Kelas.
Penerbti: Insan Cendekia ISBN: 979 9048 33 4.
Supardi, 2005. Pengembangan Profesi dan Ruang Lingkup Karya Ilmiah. Jakarta:
Depdiknas.
Suryabrata, Sumadi. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Press.
Tim Redaksi Focus Media. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional. Bandung: Focus
Media.
Tim Redaksi Fokus Media. 2006. Himpunan Perundang-Undangan dan UndangUndang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005. Bandung: Focus Media.
Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Tuckman, Bruce W. 1972. Conducting Educational Research. New York:
Harcourt Brace Javonovich, Inc.
Universitas Negeri Jakarta. 2000. Aplikasi Komputer: Kalibrasi Instrumen,
Pengolahan Data, dan Pemanfaatan Internet. Jakarta: Laboratorium
Komputer UNJ.
Uno, B. Hamzah, et. al. 2001. Pengembangan Instrumen Untuk Penelitian.
Jakarta: Delima Press.
Wardani, I. G. A. K Siti Julaeha. Modul IDIK 4307. Pemantapan Kemampuan
Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wojowasito. 1982. Kamus Umum Lengkap Inggris Indonesia – Indonesia Inggris.
Malang: Delta Citra Grafindo.
Woolfolk, Anita E. 1993. Educational Psychology. Fifth Edition. Boston: Allyn
and Bacon.
54
Lampiran 1.
Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) yang Digunakan dalam
Pembelajaran untuk Memperoleh Data Awal
55
Lampiran 2.
Tes Prestasi Belajar ...................................... (tes yang digunakan
untuk mencari data awal penelitian)
56
Lampiran 3.
NO
Data Awal Siswa yang Diambil dari Semester lalu
NILAI ............... SEMESTER .......
TAHUN AJARAN ........./........
NAMA SISWA
57
Lampiran 4. Penilaian Guru oleh Teman Sejawat
FORMAT B
OBSERVASI BELAJAR MENGAJAR
Instrumen Penilaian Profesionalisme Guru sesuai Standar Proses
NO
INDIKATOR
1 Persiapan
SUB INDIKATOR
Program Tahunan
Program Semesteran
Silabus
RPP
Daftar Nilai
Format Analisis Hasil Penilaian
Program Remedial
Program Pengayaan
Agenda/Jurnal
2 SK
Ada Standar Kompetensi
3 KD
Ada Kompetensi Dasar
4 Indikator
Pencapaian Ada minimal 3 buah indikator
Kompetensi
Ada indikator mengukur kognitif
Ada indikator mengukur afektif/ psikomotorik
5 Tujuan Pembelajaran
Ada tujuan yang mengukur kognitif
Ada tujuan yang mengukur afektif/ psikomotorik
Tujuan teratur, berurut-urut sesuai tingkat kognitif,
afektif, dan psikomotor
6 Materi Ajar
Materi dibuat dengan melihat indikator
Materi bisa kognitif, bisa afektif, bisa psikomotor
Materi sistimatis (teratur, bersistim, berurut-urut) dan
sistemik (saling terkait, holistik atau satu kesatuan
lebih penting daripada bagian-bagian; tidak terpisah,
explorasi, elaborasi dan konfirmasi)
Materi bermanfaat sehingga dapat memberi
inspirasi/cita-cita kelak dan menyenangkan
Berhubungan dengan kehidupan siswa sehari-hari,
sesuai karakteristik siswa dan lingkungan
7 Alokasi Waktu
Alokasi waktu pertemuan keseluruhan di RPP
Ketepatan penggunaan waktu di pembukaan
Ketepatan penggunaan waktu di inti
Ketepatan penggunaan waktu di penutup
8 Metode Pembelajaran
Ada strategi/model pembelajaran yang digunakan
Ada minimal 3 metode ajar Discovery Inquiry
58
SKOR
9
Kegiatan Pembelajaran Ada salam pendahuluan
Pendahuluan
Ada motivasi/apresiasi
Ada apersepsi yang dilakukan
Ada penyampaian tujuan, ada uraian cakupan materi
Kegiatan Pembelajaran Ada pelibatan siswa mencari informasi
Inti/Explorasi (kegiatan Ada ragam pendekatan pembelajaran
pembelajaran
yang Ada guru memberi penjelasan bahwa materi yang
memberi
kesempatan sedang diexplorasi sangat bermanfaat untuk
kepada siswa untuk memecahkan kehidupan sehari-hari siswa
mencaritemukan
berbagai
informasi, Ada upaya guru memfasilitasi terjadinya interaksi
pemecahan masalah dan antar siswa, antar siswa dan guru, siswa dengan
inovasi)
lingkunga dan sumber belajar
Ada upaya guru melibatkan seluruh siswa secara aktif
Kompetensi
Evaluasi
Pendidikan (Depdiknas, Upaya guru memfasilitasi siswa membuat percobaanpercobaan, melakukan tindakan-tindakan
2009)
Kegiatan Pembelajaran Ada kegiatan yang membuat siswa terbiasa membaca
Inti/Elaborasi
(yang dan menulis
memungkinkan
siswa Adatugas yang diberikan yang membuat gagasanmengekspresikan
dan gagasan siswa muncul
mengaktualisasikan diri Ada kegiatan-kegiatan seperti diskusi, tanya jawab,
melalui
berbagai presentasi, dll
kegiatan dan karya yang Ada pemberian kesempatan berpikir, menganalisis,
bermakna)
menyelesaikan masalah
Ada cara pembelajaran kooperatif (kerjasama) dan
kolaboratif (bekerja bersama)
Ada cara membuat kompetisi yang sehat
Ada pembahasan laporan explorasi
Ada perintah-perintah yang jelas diucapkan guru
dalam menuntun keberhasilan pencapaian KD
Kompetensi
Evaluasi Ada aktivitas oleh siswa baik individual maupun
Pendidikan (Depdiknas, kelompok
2009)
Ada penyampaian produk oleh siswa pada guru
Ada kegiatan yang menimbulkan kebanggaan dan rasa
percaya diri
Ada kegiatan guru yang menuntut kreativitas, prakarsa,
perkembangan minat, bakat, serta perkembangan fisik
peserta didik
Ada kegiatan guru yang mengarah pada penempatan
siswa sebagai posisi sentral
Dalam penggunaan metode tanya jawab ada terlihat
yang dilakukan adalah tanya jawab lebih dari dua arah
yang membuat siswa interaktif dan tertantang
59
Kegiatan Pembelajaran
Inti/Konfirmasi
(yang
memungkinkan
ada
kesepakatan penilaian,
penguatan, umpan balik)
Ada umpan balik, penguatan yang (baik lisan, tulisan,
isyarat, token atau hadiah bagi siswa yang berhasil)
Ada konfirmasi terhadap hasil explorasi dan elaborasi
(menggunakan berbagai sumber)
Ada refleksi yang digunakan
Ada memfasilitasi siswa dalam menjawab pertanyaan
Ada upaya guru membantu penyelesaian masalah
Ada pemberian acuan untuk mencek hasil explorasi
Ada pemberian motivasi bagi siswa yang
kurang/belum berpartisipasi
Kegiatan Pembelajaran Ada pembuatan rangkuman/simpulan
Penutup
Ada refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan
Ada pemberian tindak lanjut seperti remidi dan
pengayaan, tugas-tugas individual maupun kelompok
Ada penyampaian rencana pembelajaran pada
pertemuan selanjutnya
Ada kegiatan guru menyuruh siswa mengatakan dan
melakukan, untuk 90% pencapaian penguasaan
Ada tugas tidak terstruktur
Ada salam penutup
Guru melakukan penilaian proses atau penilaian akhir
10 Penilaian Hasil Belajar Penilaian yang dilakukan hierarchinya benar (bertahap,
misalnya: C1, terus C2, dst.)
Penilaian yang dilakukan sistimatiknya benar
(penggolongan, misalya: beberapa soal mudah,
beberapa sedang, beberapa sulit)
Penggunaan index sensitivitas bagi yang menggunakan
pre test post test
Ada penilaian yang digunakan bisa test, bisa non test
Penilaian mengacu pada tujuan
Test tepat mengukur kognitif, afektif, psikomotor yang
dituju
Terbukti bahwa test yang dilakukan berdasar acuan
kriteria pada sistim penilaian yang berkelanjutan
Ada minimal 2 penilaian seperti penugasan, fortofolio,
proyek dan/atau produk, penilaian diri, kinerja,
pengukuran sikap, tugas, observasi, laporan praktikum,
unjuk kerja, performansi, responsi (ujian praktek), dll.
Tambahan
Penilaian Ada pengajaran interaktif yaitu memfasilitasi
Guru oleh Pengawas
terjadinya interaksi yang bermakna antara siswa
dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan
lingkungan dan sumber belajar
Ada cara pengajaran inspiratif yaitu mendorong dan
memicu siswa agar aktif mencaritemukan hal-hal yang
baru dan inovatif, misalnya penggunaan pendekatan,
metode dan teknik-teknik tertentu
60
Ada pembelajaran yang memotivasi yaitu mendorong
dan memberi semangat untuk mencapai prestasi,
berkompetisi,
berani
mengekspresikan
dan
mengaktualisasikan diri dengan materi pelajaran
Mengupayakan pembelajaran yang menyenangkan
yaitu memungkinkan siswa belajar dalam suasana
tanpa tekanan, bebas, terlibat secara psikis dan fisik
Ada
pembelajaran
yang
menantang
yaitu
menghadapkan siswa pada masalah, persoalanpersoalan delematis, yang jawabannya membutuhkan
kreativitas dan kemungkinan-kemungkinan baru sesuai
tingkat kognitif siswa
Ada sumber belajar berupa buku-buku
Ada sumber belajar berupa alat
Ada sumber belajar berupa bahan
Ada sumber lain seperti lingkungan, orang (nara
sumber), peristiwa, media non buku
11 Sumber Belajar
Jumlah Skor
Nilai Kuantitatif
Nilai Kualitatif
Keterangan:
Skor adalah 1 – 4
Skor maksimal adalah: 80 x 4 = 320
1 = tidak sempurna/D
2 = kurang sempurna/C
3 = sempurna/B
4 = sangat sempurna/A
Jumlah skor
x 100  .........?
Nilai Kuantitatif =
Jumlah skor maksimal
Nilai Kualitatif = A
B
C
D
:
:
:
:
85 – 100
70 – 84
55 – 69
di bawah 55
Kata kunci:
Kegiatan inti adalah kegiatan dengan menggunakan strategi, metode dan teknik tertentu sesuai
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi
dan konfirmasi (Evaluasi Pendidikan, Depdiknas, 2009: 24).
Kepala Sekolah
(
Guru Yang Mengamati
)
(
61
)
FORMAT C
DAFTAR PERTANYAAN POST OBSERVASI
PENGAWAS MASUK KE RUANG TERTENTU DAN BERDISKUSI DENGAN GURU
NO
PERTANYAAN
1 Apakah KBM sesuai dengan yang Anda rencanakan?
2 Dapatkah saudara menjelaskan hal-hal yang dirasakan kurang memuaskan dalam proses
pembelajaran tadi?
3 Bagaimana perkiraan saudara mengenai ketercapaian tujuan pembelajaran?, Metode?,
Strategi?, Tehnik, dll.
4 Apa yang menjadi kesulitan siswa?
5 Apa yang menjadi kesulitan saudara?
6 Marilah kita bersama-sama mengidentifikasi hal-hal yang perlu ditingkatkan berdasarkan
pengalaman saudara dan pengamatan saudara, Pengawas berdiskusi dengan guru bidang studi.
Dengan demikian apa yang akan saudara lakukan untuk pertemuan berikutnya?
7 Diadakan pembicaraan tentang penggunaan lab, perpustakaan dan media-media lain seperti
internet, komputer, surat kabar, majalah, dll.
Apa Anda membuat program analisis hasil belajar? Boleh dilihat?
8 Kesulitannya apa? dll.
9
JAWABAN
Program Remidial (Depdiknas, 2008: 8, diberikan minimal setelah beberapa KD selesai atau setelah selesai 1 standar kompetensi yang harus
dihargai sebagai nilai tambah karena yang baik menentukan nilai adalah guru sendiri)
a. Keterlaksanaan Hasil Belajar Remidial
Mata Pelajaran
Terlaksana
Ya
b. Pertanyaan terhadap keberhasilan program remedial
Pertanyaan
1. Apakah Anda puas degan hasil pelaksanaan program remidial yang Anda lakukan?
2. Apakah bentuk remidial yang Anda lakukan:
a. Mengulang bagian-bagian materi yang belum tuntas?
b. Memberikan tugas pada siswa yang belum tuntas?
c. Mengulang seluruh materi?
d. Memberi bimbingan secara khusus bagi siswa yang belum tuntas?
e. Memberi tugas latihan secara khusus?
f. Pemanfaatan tutor sebaya?
g. Tes ulang bagi mereka yang belum tuntas?
3. Apakah pelaksanaan remidial dilakukan berdasarkan permintaan:
a. Siswa?
b. Guru?
c. Ketentuan Sekolah?
4. Apabila remidial tidak dilakukan, disebabkan karena:
a. Tidak ada waktu?
b. Siswa yang bersangkutan tidak menginginkan mengikuti remidial?
c. ...................................................................
Tidak
Ya
Pencapaian
(%)
Jawaban
Tidak
10 Program Pengayaan (Depdiknas, 2008: 8; diberikan minimal setelah beberapa KD selesai atau setelah selesai 1 standar kompetensi yang
harus dihargai sebagai nilai tambah karena yang boleh menentukan nilai adalah guru sendiri)
a. Keberhasilan Program Pengayaan
Pencapaian
Mata Pelajaran
Terlaksana
(%)
Ya
Tidak
1.
Apa Anda melaksasnakan pengajaran terhadap materi-materi baru?
2.
Apa Anda memberi tugas yang lebih menantang?
3.
Apa Anda menyuruh siswa menjawab 10 soal baru dalam 15 menit?
4.
Apa Anda memperkaya siswa yang tuntas?
5.
Apa memberi pengembangan keterampilan berpikir?
6.
Apa membuat pengembangan kreativitas?
7.
Apa memberi keterampilan memecahkan hal-hal baru?
62
Lampiran 4. RPP Siklus I
63
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
64
Lampiran 7.
Hasil Tes Prestasi Belajar Kelas....... Semester....... Tahun
Ajaran....../........ Siklus II
65
Lampiran 8. Masukan-masukan/Saran guru yang Mengobservasi Pembelajaran
1. Saran pada siklus I
a. Agar guru lebih terfokus pada perubahan pengajaran ke pembelajaran
b. Agar lebih memberi rangsangan-rangsangan agar siswa lebih giat untuk
belajar
c. Agar guru lebih memperhatikan keinginan-keinginan siswa
d. Agar Guru mampu mendorong motivasi intrinsik siswa
2. Saran/masukan pada siklus II
a. Giliran siswa tampil sangat mempengaruhi kesiapan mental mereka.
b. ..........................
c. ..............................
d. ......................................
e.
66
67
Download