Nama - web SMAN 1 GUNUNGHALU

advertisement
I.
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
Delapan keterampilan dasar mengajar adalah sebagai berikut :
1. a. Keterampilan Menjelaskan
adalah
suatu
keterampilan
menyajikan
bahan
belajar
yang
diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti,
sehingga mudah dipahami para peserta didik.
a. Prinsip-prinsip menjelaskan
-
Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik
peserta didik
-
Penjelasan harus diselingi tanya jawab
-
Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru
-
Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
-
Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta
didik
-
Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang
kongkrit dan dihubungkan dengan kehidupan
b. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan
-
Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang
dan jelas
-
Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih
dahulu
-
Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan
-
Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi
-
Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik
melalui pertanyaan-pertanyaan
2. Keterampilan Bertanya
a. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang
dilontarkan guru yang menuntun respon atau jawaban dari peserta didik
b. Keterampilan bertanya bertujuan untuk :
-
Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar
-
Melatih kemampuan mengutarakan pendapat
-
Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik
-
Melatih peserta didik berfikir divergen
-
Mencapai tujuan belajar
http://paudalkautsar.blogspot.com
c. Jenis-jenis pertanyaan
-
Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah
satu peserta didik
-
Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan
kepada seluruh kelas
-
Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki
jawaban
-
Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan
informasi
-
Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang
dikembalikan kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain
-
Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang
jawabannya tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri
d. Prinsip-prinsip bertanya
-
Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu
berfikir kepada peserta didik
-
Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata
yang sederhana
-
Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik
-
Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random
-
Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan
kesiapan peserta didik
-
Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading question
e. Teknik-teknik dalam bertanya
-
Tekhnik menunggu
-
Tekhnik menguatkan kembali
-
Tekhnik menuntun dan menggali
-
Tekhnik mekacak
3. Keterampilan Menggunakan Variasi
a. Pengertian penggunaan variasi merupakan keterampilan guru dalam
menggunakan bermacam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar
peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat,
gairah dan aktivitas belajar mengajar yang efektif.
http://paudalkautsar.blogspot.com
b. Tuujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar adalah
untuk :
-
menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar
-
mempertahankan kondisi optimal belajar
-
meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik
-
memudahkan pencapaian tujuan pengajaran
c. Jenis-jenis variasi
-
variasi dalam penggunaan media
-
variasi dalam gaya mengajar
-
variasi dalam penggunaan metode
-
variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arah
d. Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran
-
gunakan variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat
-
perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif
-
penggunaan variasi harus direncakan dan sesuai dengan bahan,
metode, dan karakteristik peserta didik
4. Keterampilan Memberi Penguatan
a. Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau
respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong
munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.
b. Tujuan
menggunakan
keterampilan
memberi
penguatan
dalam
pengajaran untuk :
-
Menimbulkan perhatian peserta didik
-
Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
-
Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi
-
Merangsang peserta didik berfikir yang baik
-
Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar
ke arah perilaku yang mendukung belajar
c. Jenis-jenis penguatan
-
Penguatan Verbal
-
Penguatan Gestural
-
Penguatan dengan cara mendekatinya
-
Penguatan dengan cara sambutan
http://paudalkautsar.blogspot.com
-
Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan
-
Penguatan berupa tanda atau benda
d. Prinsip-prinsip penguatan
-
Dilakukan dengan hangat dan semangat
-
Memberikan kesan positif kepada peserta didik
-
Berdampak terhadap perilaku positif
-
Dapat bersifat pribadi atau kelompok
-
Hindari penggunaan respon negative
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
a.
Keterampilan
membuka
pelajaran
adalah
usaha
guru
untuk
mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima
pelajaran. Dalam membuka pelajaran peserta didik harus mengetahui
tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.
Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam
mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru
dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian
peserta didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar
mengajar.
b.
Tujuan membuka dan menutup pelajaran adalah :
-
Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap
pelajaran yang akan dibicarakan
-
Menyiapkan mental para peserta didik agar siap memasuki
persoalan yang akan dibicarakan
-
Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasailan
dalam pelajaran
-
Agar peserta didik mengetahui batas-batas tugasnya yang akan
dikerjakan
c.
Prinsip-prinsip membuka dan menutup pelajaran
-
Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta
didik, yaitu dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan
tujuan dan bahan yang akan disampaikan
-
Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan
tugas-tugas yang dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan
logis
http://paudalkautsar.blogspot.com
-
Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran
dengan menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah
diketahui oleh peserta didik.
6. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
a. Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru
melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan
jumlah peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling
banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya.
Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran
individual adalah kemampuan guru dalam mennetukan tujuan, bahan
ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan
memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual
peserta didik.
b. Tujuan guru mengembangkan keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perorangan adalah :
-
Keterampilan dalam pendekatan pribadi
-
Keterampilan dalam mengorganisasi
-
Keterampilan dalam membimbing belajar
-
Keterampilan dalam merencakan dan melaksanakan KBM
7. Keterampilan Mengelola Kelas
-
Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam
mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang
optimal
-
Tujuan dari pengelolaan kelas adalah :
-
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta
didik memgembangkan kemampuannya secara optimal
-
Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang
dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar
-
Mempertahankan keadaan yang stabil dalam susana kelas, sahingga
bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan
dihindari
-
Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik
http://paudalkautsar.blogspot.com
-
Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan
peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional
dan intelektual peserta didik dalam kelas.
c. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
-
Keluwesan, digunakan apabila guru mendapatkan hambatan dalam
perilaku peserta didik, sehingga guru dapat merubah strategi
mengajarnya
-
Kehangatan dan keantusiasan
-
Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar
-
Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang
menantang
-
Tanamkan displin diri, selalu mendorong peserta didik agar
memiliki disipin diri
-
Menekankan
hal-hal
positif,
memikirkan
hal
positif
dan
menghindarkan konsentrasi pada hal negatif
d. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas
-
Keterampilan yang bersifat preventif guru dapat menggunakan
kemampuannya dengan cara :
-

Memusatkan perhatian

Menunjukkan sikap tanggap

Menegur

Membagi perhatian

Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas

Memberi penguatan
Keterampilan megelola kelas yang bersifat represif, guru dapat
menggunakan keterampilan dengan cara :

Pengelolaan kelompok

Modifikasi tingkah laku

Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan
masalah
e. Hal-hal yang harus dihindari dalam mengembangkan keterampilan
mengelola kelas :
-
Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan
-
Pengulangan penjelasan yang tidak perlu
http://paudalkautsar.blogspot.com
-
Penyimpangan
-
Kesenyapan
-
Bertele-tele
8. Keterampilan membimbing Diskusi Kelompok kecil
-
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan
dalam
kerja
sama
kelompok
bertujuan
memecahkan
suatu
permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu.
-
Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil :
-
Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan
-
Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab
permasalahan
-
Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis
-
Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi
c. Komponen keterampilan guru dalam megembangkan pembimbingan
kelompok kecil :
-
Memperjelas permasalahan
-
Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
-
Pemusatan perhatian
-
Menganalisa pandangan peserta didik
-
Meningkatkan urutan pikiran peserta didik
-
Menutup diskusi
d. Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi kelompok
kecil :
-
Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan peserta didik
-
Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik
untuk memikirkan pemecahan masalah
-
Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu
-
Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada
kaitannya dengan topik pembicaraan
-
Membiarkan peserta didik tidak aktif
-
Tidak merumuskan hasil diskusi dan tiadak membentuk tindak
lanjut
http://paudalkautsar.blogspot.com
II.
MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
1. Model Pembelajaran Kontekstual
-
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL)
menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang mendorong guru
untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia
nyata siswa.
Menurut Johnson (2002) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang
bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi
akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjeksubjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka,
yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya mereka.
-
Dasar Toeri Model Pembelajaran Kontekstual
Menurut Johnson (2004) tiga pilar dalam CTL yaitu :
-
CTL mencerminkan prinsip kesaling-bergantungan
-
CTL mencerminkan prinsip diferensiasi
-
CTL mencerminkan prinsip pengorganisasian diri
c. Komponen Model Pembelajaran CTL
Ada tujuh komponen utama dalam pembelajaran CTL yaitu :
-
Bertanya (Questioning)
-
Kontruktivisme (Contruktivism)
-
Menemukan (Inquiry)
-
Permodelan (Modeling)
-
Masyarakat Belajar (Learning Community)
-
Penilaian sebenarnya (Aithentic assesment)
d. Pola / Skenario Pembelajaran Kontekstual
Contoh pengaitan-pengaitan yang dilakukan dalam CTL :
Di kelas yang tinggi para guru mendorong siswa untuk membaca,
menulis dan berfikir secara kritis dengan meminta mereka untuk focus
pada persoalan-persoalan kontroverrsial di lingkungan atau masyarakat
mereka. Kelas dibagi dalam kelompok dan setiap kelompok memilih
sebuah persoalan kontroversial dan menelitinya.
e. Langkah-langkah Pembelajaran CTL dalam Kelas
-
Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiry untuk semua topik
http://paudalkautsar.blogspot.com
-
Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih
bermakna
dengan
cara
bekerja
sendiri
pengetahuan
dan
keterampilan bertanya
-
Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
-
Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran
-
Menciptakan masyarakat belajar
-
Melakukan refleksi di akhir penemuan
-
Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

Ciri kelas yang menggunakan pendekatan kontekstual :

Pengalaman nyata

Kerja sama, saling menunjang

Gembira, belajar dengan gairah

Pembelajaran terintegrasi

Menggunakan berbagai sumber

Siswa aktif dan kritis

Menyenangkan, tidak membosankan

Sharing dengan teman
 Guru kreatif

Contoh skenario pembelajaran kontekstual :
 Pengorganisasian : kelompok kecil 4 – 5 orang
 Pertemuan I
: menyelidiki perubahan air menjadi uap dan
kembali lagi menjadi air
☼ Tanya jawab tentang terjadinya hujan
☼ Penjelasan penggunaan alat
☼ Melakukan kegiatan percobaan
☼ Mengamati dan melaporkan hasil percobaan
☼ Menyimpulkan hasil kegiatan
☼ Memberi contoh terapan dalam kehidupan sehari-hari
 Pertemuan II
: menyelidiki wujud lilin yang dipanaskan
kemudian didinginkan
☼ Tanya jawab tentang terjadinya perubahan wujud pada lilin
☼ Penjelasan penggunaan alat
☼ Melakukan kegiatan percobaan
http://paudalkautsar.blogspot.com
☼ Mengamati dan melaporkan hasil percobaan
☼ Menyimpulkan hasil kegiatan
☼ Memberi contoh terapan dalam kehidupan sehari-hari
 Alat dan bahan :
☼ Air, lilin, korek api
☼ Kompor / pemanas, cairan
 Penilaian
☼ Penilaian tertulis (mengenal perubahan wujud, menganalisa
benda yang berubah wujud dapat ke wujud semula)
☼ Kinerja
(mengamati
kinerja
siswa
atau
melalukan
percobaan)
☼ Produk (merancang dan membuat alat penyulingan air)
2. Model Pembelajaran Koperatif
-
Dasar Konsep Belajar Kooperatif (Coopertif Learning) adalah
pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok
kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar
siswa untuk mencapai tujuan belajar.
-
Kelas Demokratis
Menurut Dewey, Thelen mengatakan bahwa kelas seharusnya
merupakan labotarorium atau miniatur demokrasi yang bertujuan
mempelajari dan meyelidki berbagai masalah dan inter personal
-
Hubungan antar kelompok
-
Experiental Learning
-
Teori Motivasi
b. Konsep Pokok Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan
sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari
ketesinggungan
dan
kesalahpahaman
yang
dapat
permusuhan,sebgai latihan hidup bermasyarakat.
c. Ciri-ciri Pembelajaran Koperatif
-
saling ketergantungan positif dapat dicapai melalui :

saling ketergantungan bahan atau sumber
http://paudalkautsar.blogspot.com
menimbulkan

saling ketergantungan menyelesaikan tugas

saling ketergantungan peran

saling ketergantungan mencapai tujuan

saling ketergantungan hadiah
-
interaksi tatap muka
-
akuntabilitas individual
-
keterampilan menjalin hubungan antar ptibadi
d. Perbedaan Pembelajaran Koopertif dengan Pembelajaran Tradisional
Kelompok Belajar Kooperatif
Kelompok Belajar Tradisional
- Adanya saling ketergantungan -
Guru
sering
positif, saling membantu dan
adanya
saling
mendominasi
memberikan
motivasi
sehingga ada interaksi promotif
membiarkan
siswa
yang
kelompok atau
menggantungkan
diri
pada
kelompok
- ada akuntabilitas individual yang mengukur
penguasa
materi
Akuntabilitas individual sering
diabaikan sehingga tugas-tugas
pelajaran tiap kelompok
sering
diborong
oleh
salah
seorang anggota kelompok
- kelompok belajar heterogen
-
kelompok
belajar
biasanya
homogen
- Pimpinan
kelompok
dipilih -
Pemimpin
kelompok
secara demokratis atau bergilir
ditentukan
oleh
untuk memberikan pengalaman
kelompok
guru
sering
atau
memimpin bagi para anggota
kelompok
- Keterampilan
sosial
yang -
diperlukan dalam kerja gotong
Ketermpilan sosial sering tidak
diajarkan secara langsung
royong
- Guru
melakukan
pemantuaan -
Pemantauan melalui observasi
melalui observasi dan melakukan
dan intervensi sering dilakukan
intervensi jika terjadi masalah
oleh guru pada saat belajar
dalam kerja sama antar anggota
kelompok
kelompok
http://paudalkautsar.blogspot.com
- Guru
memperhatikan
secara -
Guru
sering
tiedak
langsung proses kelompok yang
memperhatikan
terjadi
kelompok yang terjadi dalam
dalam
kelompok-
kelompok belajar
proses
kelompok-kelompok belajar
- Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga
Penekanan sering hanya pada
penyelesaian tugas
hubungan interpersonal
e. Keuntungan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif
-
Memungkinkan para sisawa saling belajar mengenai sikap,
keterampilan, informasi, perilaku sosial dan pandangan-pandangan
-
Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial
-
Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama
-
Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial
-
Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari
berbagai prespektif
-
Meningkatkan
kegemaran
tanpa
memandang
perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial,
agama dan orientasi tugas
f. Beberapa Metode Pembelajaran Kooperatif
-
Metode STAD (Student Achiement Division)
-
Metode Jigsaw
-
Metode GI (Group Investigation)
-
Metode Struktural
Contoh-contoh teknik pembelajaran Metode Struiktural :

Mencari pasangan

Bertukar pasangan

Bercerita berpasangan

Berkirim salam dan soal

Keliling kelompok

Dua tinggal dua tamu

Kancing gemerincing
http://paudalkautsar.blogspot.com
3. Model Pembelajaran Kuantum
a. Latar Belakang Pembelajaran Kuantum
Tokoh utama di balik pembelajaran kuantum adalah Bobbi De Porter.
Pada tahap awal perkembangannya, pebelajaran kuantum dimaksudkan
untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karier para
remaja di rumah. Tidak dimaksudkan sebagai metode dan strategi
pembelajaran untuk mencapai keberhasilan lebih tinggi di sekolah.
Bahwa sebenarnya pembelajaran kuantum merupakan falsafah dan
metodelogi pembelajaran yang bersifat umum, tidak secara khusus
diperuntukkan bagi pengajaran di sekolah.
b. Dasar Teori Pembelajaran Kuantum
Pandangan-pandangan teori sugestologi atau pembelajaran akseleratif
lazanov,
teori
kecerdasan
garda
Gardna,
teori
pemrograman
neurolinguistik (NLP), (NLP) Grinder dan Bandler dan pembelajaran
eksperensial (berdasarkan pengalaman)
c. Karakterisktik Umum
Pembelajaran kuantum memiliki karakteristik umum yang dapat
memantapkan dan menguatkan sosialnya.
Beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk sosok
pembelajaran kuantum sebagai berikut :
-
Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan pasivistisempiris, “hewan-istis” dan atau natives
-
Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan
fisik kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum
dipakai.
-
Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang
bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna
-
Pembelajaran kuantum lebih bersifat kontruktivis(tis)m bukan
positivisme empiris, behavioristis.
-
Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan
pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi
-
Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan
kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan
yang dibuat-buat
http://paudalkautsar.blogspot.com
-
Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks
dari isi pembelajaran
-
Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan
kebermutuan proses pembelajaran
-
Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai
bagian penting proses pembelajaran
-
Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan
keterampilan akademis, keterampilan (dalam) hidup dan prestasi
fisikal atau material
-
Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan,
bukan keseragaman dan ketertiban
-
Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran
dalam proses pembelajaran
d. Prinsip Utama Proses Pembelajaran Quantum
Ada tiga macam prinsip utama yang membangun sosok pembelajaran
kuantum
-
Prinsip utama pembelajaran kuantum berbunyi :
Bawalah dunia mereka (Pembelajar) ke dalam Dunia kita (Pengajar)
dan Antarkan Dunia Kita (Pengajar) ked lam Dunia Mereka
(Pembelajar)
-
Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa
pembelajaran merupakan permainan orkestra simfoni.
Prinsip-prinsip dasar ini ada lima macam berikut ini :
☼ Ketahuilah bahwa Segalanya Berbicara
☼ Ketahuilah bahwa Segalanya Bertujuan
☼ Sadarilah bahwa Pengalaman Mendahului Penamaan
☼ Akuilah Setiap Usaha yang Dilakukan dalam Pembelajaran
☼ Sadarilah bahwa sesuatu yang layak Dipelajari layak pula
Dirayakan
-
Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa
pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya keungulan
Delapan kunci keunggulan sebagai berikut :
☼ Berbicaralah dengan baik
☼ Terapkanlah hidup dalam integritas
☼ Tegaskanlah komitmen
http://paudalkautsar.blogspot.com
☼ Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan
☼ Tetaplah lentur
☼ Jadilah pemilik
☼ Pertahankanlah kesimbangan
e. TANDUR Sebagai Kerangka Perencanaan Pembelajaran Model Kuantum
TANDUR yang merupakan akronim dari : Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan
Kerangka Perancangan Pembelajaran Kuantum TANDUR adalah sebagai
berikut :
1) Tumbuhkan
:
sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan
keingintahuan mereka. Buatkanlah mereka
tertarik atau penasaran tentang materi yang
akan kita ajarkan
2) Alami
:
berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan
“kebutuhan untuk mengetahui”
3) Namai
:
berikan “data” tepat saat minat memuncak
mengenalkan konsep-konsep pokok dari materi
pelajaran
4) Demonstrasikan
:
berikan
kesempatan
bagi
mereka
untuk
mengaitkan pengalaman dengan data baru,
sehingga mereka menghayati dan membuatnya
sebagai pengalaman pribadi
5) Ulangi
:
rekatkan gambaran kesuluruhan
6) Rayakan
:
ingat, jika layak dipelajari, maka layak pula
dirayakan
f. Beberapa Contoh Teknik Model Pembelajaran Kuantum
1) Peta Konsep Sebagai Teknik Belajar Efektif
Langkah-langkah teknis penggunaan peta konsep menurut Rose dan
Nicholl (2003), De Porter dan Hernacki (2002) adalah sebagai
berikut :
-
Mulai dengan topik di tengah halaman
-
Buatlah cabang-cabangnya
-
Gunakan kata-kata kunci
-
Tambahkanlah
simbol-simbol
dari
mendapatkan ingatan yang lebih baik
http://paudalkautsar.blogspot.com
ilustrasi-iustrasi
untuk
-
Gunakanlah huruf-huruf KAPITAL
-
Tulislah gagasan-gagasan penting dengan huruf-huruf yang besar
-
Hidupkanlah peta pikiran anda dengan hal-hal yang menarik bagi
anda
-
Garis bawahi kata-kata itu dan gunakan huruf tebal / miring
-
Bersikap kreatif dan berani
-
Buatlah peta konsep secara horisontal, agar dapat memperbesar
ruang bagi gagasan anda
2) Cara Membelajarkan Peta Konsep Secara Klaasikal
-
Guru melakukan apersepsi dengna pertanyaan pada materi
Hidrosfer
-
Sajikan gambar / CD
-
Gunakan pertanyaan tentang dimensi-dimensi atau cakupan materi
dari sumber daya air
-
Sambil bertanya guru mencoba mentransfer jawaban siswa dalam
bentuk peta konsep
-
Perbaiki peta konsep yang belum terstruktur menjadi terstruktur
-
Setelah gambar peta konsep jadi di papan tulis, guru meminta
siswa untuk membuat peta konsep secara berkelompok
-
Guru membagio siswa menjadi beberapa kelompok dan seterusnya
3) Taknik Memori
Teknik memori adalah teknik memasukkan informasi ke dalam otak
yang sesuai dengan cara kerja otak
-
Melatih imajinasi
-
Teknik rantaian kata
-
Teknik pkesetan kata
4) Sistem Pasak Lokasi
5) Teknik Akrostik (Jembatan Keledai)
Teknik akrostikk adalah teknik menghafal dengan cara mengambil
huruf depan dari materi yang ingin diingat kemudian digabungkan
sehingga menjadi singkatan atau kata atau kalimat yang lucu.
Contoh : Mejikuhibiniu (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu)
http://paudalkautsar.blogspot.com
4. Model Pembelajaran Kuantum
a. Model Kurikulum
Menurut Nasution (2003 : 76 - 128) dalam pengembangan kurikulum
ada 3 model pengorganisasian kurikulum yaitu :
1) Subject Curriculum
2) Correleted Curriculum
3) Integrated Curriculum
b. Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu
Prinsip-prinsip pembelajaran terpadu dapat diklasifikasikan menajdi :
1) Prinsip Penggalian Tema merupakan prinsip utama (fokus) dalam
pembelajaran terpadu
Tema hendaknya memperhatikan beberapa persyaratan :
-
Tema hendaknya tidak terlalu luas
-
Tema harus bermakna
-
Tema
harus
disesuaikan
dengan
tingkat
perkembangan
psikologis anak
-
Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak
-
Tema yang dipilih hendaknya memperhatikan peristiwaperistiwa otentik yang terjadi di adalam rentang waktu belajar
-
Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum
yang berlaku serta harapan masyarakat
-
Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan sumber
belajar
2) Prinsip Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guna mampu
menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses
3) Prinsip Evaluasi
Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan
4) Prinsip Reaksi
c. Pentingnya Pembelajaran Terpadu
Ada beberapa alasan yangmendasari, antara lain :
1) Dunia anak adalah dunia nyata
2) Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu
peristiwa / obyek lebih terorganisasi
http://paudalkautsar.blogspot.com
3) Pembelajaran akan lebih bermakna
4) Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri
5) Memperkuat kemampuan yang diperoleh
6) Efisiensi waktu
d. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Menurut Depdikbud (1996 : 3) ada beberapa karakteristik pembelajaran
terpadu yaitu :
1) Holistik
2) Bermakna
3) Otentik
4) Aktif
e. Model Pembelajaran Terpadu
Menurut Forgaty (1991 : 15 – 17) ada 10 model yang dapat
dikembangkan dalam pendekatan pembelajaran terintegrasi yaitu :
1) Fragmental Model
2) Connected Model
3) Nested Model
4) Sequenced Model
5) Share Model
6) Webbed Model
7) Threathed Model
8) Integrated Model
9) Immersed Model
10) Networked Model
f. Teknik Penyusunan Tema dalam Pembelajaran Terpadu
1) Teknik Integrasi berdasarkan Topik
2) Teknik Integrasi berdasarkan Potensi Utama
3) Teknik Integrasi berdasarkan Permasalahan
g. Langkah-langkah (Sintak) Pembelajaran Terpadu
1) Tahap Perencanaan
-
Menentukan jenis mata pelajaran dan jurus keterampilan yang
dipadukan
-
Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar
dan indicator
http://paudalkautsar.blogspot.com
-
Menentukan sub keterampilan yang dipadukan
-
Merumuskan indikator hasil belajar (TIK)
-
Menentukan langkah-langkah pembelajaran
2) Tahap Pelaksanaan
3) Tahap Evaluasi
5. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning : PBL)
a. Dasar Teori
1) Dewey dan Kelas Berorientasi Masalah
2) Piaget, Vygetsky dan Konstruktivisme
3) Bruno dan Discovery Learning
-
Dalam Democracy dan Education (1916), Dewey mendeskripsikan
pandangan tentang pendidikan dengan sekolah sebagai cermin
masyarakat yang lebih besar dan kelas akan menjadi laboratorium
untuk penyelidikan dan pengatasan masalah kehiduan nyata
-
Prespektif Kognitiv Konstruktivis, yang menjadi landasan PBL,
banyak meminjampendapat Piaget (1954, 1963). Prespektif ini
mengatakan seperti yang juga dikatakan oleh Piaget, bahwa pelajar
dengan umur berapapun terlinat secara aktif dalam proses
mendapatkan informasi dan mengonstruksikan pengetahuannya
sendiri.
-
Bruner dan Discovery Learning, Ia mengembangkan teori
pembelajaran discovery learning yaitu sebuah modelk pembelajaran
yang menekankan pentingnya membantu siswa untuk memahami
struktur atau ide-ide kunci suatu disiplin ilmu, kebutuhan akan
keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar dan keyakinan bahwa
pembelajaran sejati terjadi melalui personal discovery (penemuan
pribadi)
b. Merencanakan dan Melaksanakan PBL
1) Merencanakan Pelajaran PBL
-
Memutuskan sasaran dan tujuan
-
Merangsang situasi bermasalah yang tepat
-
Mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan logistik
http://paudalkautsar.blogspot.com
2) Melaksanakan Pelajaran PBL
-
Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa
-
Mengorganisasikan siswa untuk meneliti
-
Perencanaan Kooperatif
-
Investigasi, pengumpulan, data dan ekperimentasi
-
Mengembangkan hipotesis, menjelaskan dan mmberi saran
c. Bentuk Evakuasi PBL
Beberapa bentuk evaluasi untuk PBL antara lain : Tes Pemahaman,
Checklist, rating skill.
d. Contoh langkah-langkah penerapan PBL
Contoh PBL Model : A Simple Approach
1) Stage One
2) Stage Two
3) Stage Three
4) Stage Four
☼
Diambil dari Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)
Judul buku
:
Model-model Pembelajaran Inovatif
Disusun oleh
:
Drs. Sugiyanto, M.Si.
Penerbit
:
Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon B
Surakarta 2008
http://paudalkautsar.blogspot.com
Download