daftar pustaka

advertisement
Laporan Studi Pustaka (KPM 403)
EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI DALAM MENDUKUNG
PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Oleh
R. IRINNE DEVITA ARIANY
I34120017
Dosen Pembimbing
Dr Ir Pudji Muljono, MSi
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Studi Pustaka yang berjudul ”Efektivitas
Media Komunikasi dalam Mendukung Program Pemberdayaan Masyarakat”
benar-benar hasil karya saya sendiri yang belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah
pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari pustaka yang diterbitkan atau tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam naskah dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
Laporan Studi Pustaka. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan
saya bersedia mempertanggung jawabkan pernyataan ini.
Bogor, 11 Januari 2016
R. Irinne Devita Ariany
NIM. I34120017
iii
ABSTRAK
R. IRINNE DEVITA ARIANY. Efektivitas Media Komunikasi dalam Mendukung
Program Pemberdayaan Masyarakat. Di bawah bimbingan PUDJI MULJONO.
Efektivitas komunikasi merupakan suatu hal yang penting dalam penyuluhan, karena
dapat menentukan keberhasilan program-program yang dijalankan. Komunikasi yang
dilakukan penyuluh tersebut tidak terlepas dari adanya berbagai macam media
pendukung ataupun kombinasi di antara kedunya. Salah satu media komunikasi yang
biasa dipakai adalah media visual dan audio visual, karena media ini mempunyai
banyak keunggulan dibanding media komunikasi lainnya. Keunggulan media
komunikasi tersebut terbukti dapat meningkatkan efektifitas komunikasi pada
penyuluhan yang dapat dilihat dari perubahan aspek kognitif, afektif, dan behavioral.
Kata kunci: Media Visual, Media Audio Visual, Sosialisasi
ABSTRAK
R. IRINNE DEVITA ARIANY. Effectiveness of Communication Media for Supporting
Community Empowerment Program. Supervise by PUDJI MULJONO.
The effectiveness of communication is an important thing in development extension,
because it can determine the success of the programs that run. Communications made
by the extension can not be separated from the wide range of supporting media or a
combination of these. One of the commonly used medium of communication is visual
media and audio- visual media, because it has many advantages over other
communication media. This communications media advantage is proven to increase the
effectiveness of communication on the development extension which can be seen from
the changes of cognitive, affective , and behavioral.
Keywords: Visual Media, Audio-Visual Media, Socialization
iv
EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI DALAM MENDUKUNG PROGRAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Oleh
R. IRINNE DEVITA ARIANY
I34120017
Laporan Studi Pustaka
sebagai syarat kelulusan mata kuliah Studi Pustaka (KPM 403)
pada
Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Departemen Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
v
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini menyatakan bahwa Studi Pustaka yang ditulis oleh:
Nama
: R. Irinne Devita Ariany
Nomor Mahasiswa : I34120017
Judul
: Efektivitas Media Komunikasi dalam Mendukung Program
Pemberdayaan Masyarakat
dapat diterima sebagai syarat kelulusan Mata Kuliah Studi Pustaka (KPM 403) pada
Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Sains
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr Ir Pudji Muljono, MSi
NIP: 19621010 198903 1 005
Mengetahui,
Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia
Dr Ir Siti Amanah, MSc
NIP: 19670903 199212 2 001
Tanggal Pengesahan : ______________________
vi
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Studi Pustaka berjudul “Efektivitas Media Komunikasi dalam Mendukung Program
Pemberdayaan Masyarakat” ini dengan baik. Laporan Studi Pustaka ini ditujukan untuk
memenuhi syarat kelulusan MK Studi Pustaka (KPM 403) pada Departemen Sains
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dr Ir Pudji Muljono, MSi sebagai
dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama proses penulisan
hingga penyelesaian laporan studi pustaka ini. Penulis juga menyampaikan hormat dan
terimakasih kepada orang tua tercinta Bapak R. Dadeng Maulana dan Ibu Een
Lusmanawati yang selalu mendoakan dan senantiasa melimpahkan kasih sayangnya
kepada penulis, serta Delvi Andrizal atas dukungan dan semangatnya. Tidak lupa juga
penulis ucapkan terimakasih kepada sahabat dan teman-teman SKPM 49, pengurus dan
pimpinan BEM FEMA Kabinet Terasa Manis terutama departemen Kominfo, Sahabat
Sekret, teman-teman satu bimbingan Fitri Zakiyah dan Siti Hoelilah serta semua pihak
yang telah memberi dukungan kepada penulis.
Semoga Laporan Studi Pustaka ini bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, 11 Januari 2016
R. Irinne Devita Ariany
NIM. I34120017
vii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
Latar Belakang ..................................................................................................... 1
Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2
Metode Penulisan ................................................................................................. 2
RINGKASAN PUSTAKA ...................................................................................... 3
Pengaruh Jenis Bahasa Narasi dan Bentuk Pesan Visual Video Terhadap
Peningkatan Pengetahuan tentang Penyakit Chikungunya pada Siswa
SMAN 1 Ciampea ............................................................................................ 3
Pengaruh Desain Pesan Video Instruksional Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Petani Tentang Pupuk Agrodyke ................................................ 4
Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif
Optimalisasi Model Pembelajaran .................................................................... 6
Perbandingan Efektivitas Media Cetak (Folder dan Poster-Kalender) dan
Penyajian Tanaman Zodia terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat ... 6
Efektifitas Penggunaan Media Poster Untuk Mengenalkan Pakaian Daerah
Bagi Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Al Hidayah Padang .......................... 8
Efektivitas Penggunaan Media Video untuk Meningkatkan Pengenalan
Alat Musik Daerah pada Pembelajaran IPS bagi Anak Tunagrahita Ringan
di SDLB 20 Kota Solok .................................................................................... 9
Media Visual Poster dan Leaflet Makanan Sehat serta Perilaku Konsumsi
Makanan Jajanan Siswa Sekolah Lanjutan Atas, di Kabupaten Mandailing
Natal ................................................................................................................. 10
Efektivitas Media Audio Visual (Video) terhadap Tingkat Pengetahuan
Petani Ternak Sapi Perah Tentang Kualitas Susu di Desa Indrokilo
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang ............................................ 11
Efektivitas Komunikasi dalam Sosialisasi Kegiatan Program Posdaya di
Desa Binaan IPB.............................................................................................. 12
Efektifitas Penyuluhan pada PT. TAKII SEED terhadap Petani Kool di
Desa Pikatan, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar .................................. 14
RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN ................................................................. 17
KESIMPULAN ........................................................................................................ 19
Hasil Analisis dan Sintesis ................................................................................... 19
Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Skripsi....................................... 19
Usulan Kerangka Analisis .................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 21
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. 23
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk
terbanyak, yaitu mencapai 245.862.034 jiwa. Negara berkembang seperti Indonesia
yang memiliki jumlah penduduk yang banyak tidak dapat menghindari timbulnya
kemiskinan. Merujuk data dari Biro Pusat Statistik (BPS), pada bulan Maret 2015,
jumlah penduduk miskin 1 di Indonesia mencapai 28,59 juta orang (11,22 persen),
bertambah sebesar 0,86 juta orang dibandingkan dengan kondisi September 2014 yang
sebesar 27,73 juta orang (10,96 persen). Dari jumlah penduduk miskin tersebut,
persentase penduduk miskin di daerah perdesaan sebesar 14,21 persen pada Maret 2015.
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang sangat serius dan diperlukan
penanganan dari akar masalahnya. Permasalahan ini sangat mempengaruhi berbagai
aspek kehidupan masyarakat, di antaranya keterbatasan kemampuan ekonomi keluarga,
integritas sosial, ketertiban, keamanan, pertumbuhan ekonomi hingga menghambat
pembangungan. Hal itu mendesak pemerintah agar melakukan berbagai macam upaya
untuk menekan jumlah kemiskinan di Indonesia, khususnya di wilyah pedesaan. Salah
satu upayanya yaitu dengan membuat program-program pemberdayaan masyarakat.
Hal tersebut didukung dengan adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gerakan
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga. Dalam Permendagri tersebut, disebutkan
bahwa pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui gerakan PKK yang sasarannya
adalah keluarga di perdesaan dan perkotaan. Selain itu, terdapat juga Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan
Petani, serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 Tentang
Pemberdayaan Nelayan Kecil dan Pembudidaya Ikan Kecil. Kedua kebijakan tersebut
menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat khususnya untuk masyarakat kecil di
perdesaan sangat penting dilakukan.
Namun proses pemberdayaan ini hanya bisa sukses jika warganya ikut
berpartisipasi dan menjadi bagian dari penggerak, bukan hanya penerima manfaat.
Maka para fasilitator dalam program pemberdayaan memerlukan upaya untuk menarik
perhatian masyarakat yang menjadi sasaran pemberdayaan agar mereka antusias untuk
berpartisipasi didalamnya. Untuk itu, diperlukan suatu komunikasi yang persuasif dalam
kegiatan pemberdayaan masyarakat agar pemberdayaan tersebut dapat berhasil.
Salah satu cara menarik perhatian masyarakat adalah dengan menggunakan media
komunikasi yang kreatif. Pada zaman yang serba digital ini, penyuluhan berupa narasi
dari penyuluh atau fasilitator saja tidak cukup. Penyuluh atau fasilitator memerlukan
alat bantu berupa media sebagai pendukung penyuluhan mereka. Salah satunya dengan
menggunakan media cetak ataupun elektronik.
Media cetak (visual) yang biasa digunakan untuk membantu penyuluhan ini
adalah booklet berisi materi penyuluhan. Materi tersebut dibuat menggunakan elemenelemen design grafis agar dapat menarik dan diingat lebih lama. Selain itu, keunggulan
menggunakan media cetak ini adalah dapat disimpan dan bisa dilihat kembali sewaktuwaktu jika dibutuhkan.
Seiring berkembangnya zaman, kini media elektronik (audio visual) juga
mengambil perhatian publik. Media yang biasa digunakan penyuluh adalah video yang
dikemas dalam kepingan CD. Perpaduan antara narasi dan visual (realistik maupun
1
penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan
2
grafis) dapat menarik perhatian masyarakat dan tentunya mampu diingat lebih lama.
Selain itu, keunggulan lainnya adalah pesan dapat disimpan dan bisa dilihat kembali
saat dibutuhkan.
Dari situasi tersebut, menarik untuk mengkaji bagaimana efektivitas media
komunikasi dalam mendukung program pemberdayaan masyarakat.
Tujuan Penulisan
Penulisan studi pustaka ini bertujuan untuk menganalisis dan mensitesis
efektivitas media komunikasi visual dan audio visual pada perubahan perilaku
masyarakat dari adanya suatu sosialisasi program.
Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan studi pustaka ini adalah meringkas,
menganalisis, dan menyimpulkan berbagai macam artikel ilmiah, baik jurnal, skripsi,
thesis, buku kompilasi penelitian dan sebagainya, yang berkaitan dengan tema studi
pustaka yaitu “Efektivitas Media Komunikasi dalam Mendukung Program
Pemberdayaan Masyarakat”. Hasil ringkasan ini akan digunakan sebagai landasan teori
dan konsep mengenai strategi komunikasi dalam pelaksanaan program pemberdayaan
masyarakat. Studi pustaka ini terdiri dari Bab I yang berisi Pendahuluan; Bab II
berisikan ikhtisar atau ringkasan dari literatur-literatur yang berkaitan dengan judul dari
studi pustaka; Bab III berisikan analisis dan sintesis mengenai literatur-literatur yang
sudah diringkas dan disesuaikan dengan judul dari studi pustaka dan permasalahan yang
akan diangkat; dan Bab IV berisikan kesimpulan beserta kerangka pemikiran dan
perumusan masalah dari analisis dan pembahasan literatur-literatur yang sudah
diringkas mengenai berbagai hal tentang efektivitas penggunaan media komunikasi baik
itu media visual maupun audio visual dalam program pembangunan (pendidikan,
penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat).
3
RINGKASAN PUSTAKA
Ringkasan 1
Judul
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Alamat URL
Tanggal Akses
: Pengaruh Jenis Bahasa Narasi dan Bentuk
Pesan Visual Video Terhadap Peningkatan
Pengetahuan tentang Penyakit Chikungunya
pada Siswa SMAN 1 Ciampea
: 2008
: Jurnal Komunikasi Pembangunan
: Elektronik
: M. Alif , S.H. Nasution , F. Rohadji
: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalkmp/article/
view/5656/4287
: 12 Oktober 2015, 12.40 WIB
Semakin banyaknya media yang tersedia pada era digital saat ini membuat para
perencana semakin rumit mempertimbangkan penetapan dan penggunaan media
komunikasi yang tepat untuk membantu mendiseminasikan informasi. Salah satu media
yang potensial adalah menggunakan video. Perpaduan unsur audio dan visual pada
medium video memungkinkan aspek bahasa dan bentuk pesan visual menjadi menarik
untuk dikaji lebih dalam, sehingga diharapkan natinya akan diperoleh suatu desain
pesan medium video yang efektif. Isu tentang penyakit Chikungunya juga sedang sangat
gencar diberitakan di berbagai media, namun masih banyak anggota masyarakat yang
terserang penyakit tersebut sehingga perlu dilakukan program komunikasi untuk
mendiseminasikan cara penularan, pencegahan dan penanggulangannya.
Jurnal ini menggunakan unit eksperimen yang melibatkan siswa kelas X SMAN 1
Ciampea, dengan jumlah responden sebanyak 80 siswa, yang dibagi menjadi kelas X1
dan X2. Penelitian tersebut dirancang denga metode “Quasi Eksperimental”
menggunakan desain faktorial 2 x 2 yang mempunyai dua peubah bebas. Penulis
melakukan 4 perlakuan kepada 4 kelompok perlakuan, yaitu visual realistik dengan
Bahasa Indonesia (RI), visual realistik dengan Bahasa Sunda (RS), visual diam dengan
Bahasa Indonesia (DI), dan visual diam dengan Bahasa Sunda (DS).
Penulis menemukan bahwa pengetahuan awal keempat kelompok siswa terhadap
penyakit Chikungunya dikategorikan rendah. Hal itu diukur saat responden belum
menonton video (pre test). Setelah diberikan perlakuan, hasil post test antara keempat
kelompok tidak berbeda jauh, hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh di antara
keempat perlakuan terhadap peningkatan pengetahuan responden. Penulis menggunakan
uji dua sampel berpasangan untuk menguji hasil pre test dan post test untuk mengetahui
apakah hasilnya berbeda nyata. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
sangat nyata dari penggunaan video dalam proses penyampaian pesan. Baik itu
penggunaan bahasa narasi Indonesia maupun Sunda, dan bentuk pesan visual realistik
maupun diam, dapat meningkatkan pengetahuan responden tentang penyakit
Chikungunya. Kemudian hasil selanjutnya adalah penggunaan Bahasa Narasi Sunda dan
Bahasa Narasi Indonesia pada medium video tidak berbeda jauh pengaruhnya terhadap
peningkatan pengetahuan siswa, dikarenakan frekuensi keterdedahan siswa akan media
4
terbilang tinggi, selain itu keengganan siswa mempergunakan Bahasa Sunda merupakan
salah satu faktor yang dominan. Begitupun dengan penggunaan jenis pesan visual
realistik dan visual diam pada medium video tidak ada perbedaan yang signifikan di
antara keduanya terhadap peningkatan pengetahuan, hal ini dikarenakan tingkat
kepemilikan media massa dan frekuensi keterdedahan siswa akan media terbilang
tinggi, selain itu proses pengambilan gambar diam dilakukan dengan capturing
langsung dari video realistik, dan adanya narator (narasi) didalamnya. Pada keempat
kombinasi pada medium video tersebut, penulis tidak menemukan adanya perbedaan
yang nyata di antara keempatnya terhadap peningkatan pengetahuan siswa tentang
Chikungunya. Tetapi kombinasi visual realistik dengan Bahasa Narasi Indonesia
menunjukan skor peningkatan pengetahuan yang lebih tinggi dibanding kombinasi
lainnya.
Analisis
Penelitian ini menggunakan empat kelompok yang semuanya diberikan perlakuan.
Namun tidak terdapat kelompok kontrol yang bisa dijadikan sebagai acuan setelah pre
test. Jika menggunakan kelompok kontrol akan menekan terjadinya sumber eror2 pada
penelitian. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa media visual realistik (video)
mempunyai pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan, karena media audio visual
memiliki kelebihan salah satunya adalah dapat diingat lebih lama.
Ringkasan 2
Judul
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Alamat URL
Tanggal Akses
: Pengaruh Desain Pesan Video Instruksional
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani
Tentang Pupuk Agrodyke
: 2007
: Jurnal Agro Ekonomi
: Elektronik
: Aida Vitalaya S. Hubeis
: pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/JAE%20251a.pdf
: 12 Oktober 2015, 14.23 WIB
Serangan hama Penggerek Buah Kakao (PBK) menyebabkan produksi kakao di
Indonesia menurun. Hasil penelitian pada tahun 2000-2003 di beberapa titik sentra
perkebunan kakao di Sulawesi Selatan telah menemukan suatu jenis pupuk sebagai
salah satu cara mengatasi hama PBK yang diberi nama pupuk Agrodyke. Dengan
adanya temuan ini, Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di Kabupaten Kolaka
mengintroduksi pemakaian Agrodyke kepada kelompok-kelompok tani melalui jaringan
komunikasi, seperti penyuluhan tatap muka, demplot, dan media massa. Penulis
menemukan temuan sebelumnya yang menyatakan bahwa masyarakat petani Indonesia
sudah terbiasa menerima informasi melalui media elektronik, selain media personal dan
media cetak. Salah satu media massa yang praktis dan mudah digunakan adalah media
video dalam bentuk piringan CD.
2
Sumber-sumber eror: 1) sejarah; 2) kematangan; 3) akibat ujian; 4) perubahan efek peralatan
5
Pada jurnal ini penulis meneliti 60 orang petani kakao yang dipilih secara acak
sederhana. Penelitian ini bersifat eksperimen dan penyampaian pesan menggunakan
pupuk Agrodyke melalui media video sebagai perlakuan. Penulis menggunakan one
group pre and post test design dengan peubah bebas adalah narasi, gambar, materi,
waktu, dan musik latar video dan peubah terikat adalah peningkatan pengetahuan
petani. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan video
dan unsur-unsur kemasan pesan dalam video terhadap peningkatan pengetahuan petani
tentang penggunaan pupuk agrodyke.
Setelah membandingkan pre test (rataan skor=1,46) dan post test (rataan
skor=6,06), ditemukan bahwa pengetahuan petani tentang penggunaan pupuk agrodyke
meningkat sebesar 4,6 setelah melihat tayangan video. Dari perhitungan paired sample
t-Test, terlihat perbedaan yang sangat nyata antara skor pre test dan post test.
Sedangkan dari unsur kemasan pesan video, unsur narasi, gambar, materi, dan
waktu penayangan video mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap
peningkatan pengetahuan petani. Unsur narasi (audio) sangat penting di dalam
pengemasan pesan, terutama untuk memperkuat penjelasan pesan visual. Salah satu
bentuk atau format penjelasan pesan visual adalah narasi. Sedangkan penyajian pesan
narasi yang dilengkapi dengan gambar realistik atau grafis ternyata sangat membantu
petani yang rata-rata berpendidikan sekolah dasar di dalam memahami tayangan pesan.
Kelemahan visual realistik dalam media video adalah pada penjelasan materi, tetapi
keunggulannya adalah dalam hal kejelasan gambar. Selain itu juga terdapat pengaruh
dari materi pupuk agrodyke yang disampaikan melalui media video dengan peningkatan
pengetahuan petani. Dari segi waktu, tayangan video yang berdurasi 10-15 menit cukup
efektif untuk meningkatkan pengetahuan petani. Unsur musik dalam tayangan video
tentang penggunaan pupuk agrodyke, secara parsial tidak menunjukkan pengaruh
signifikan terhadap peningkatan pengetahuan petani. Namun, menurut petani, unsur
musik cukup membantu kenyamanan mereka ketika melihat dan menyerap informasi
pupuk agrodyke yang ditayangkan di video.
Analisis
Penelitian ini menjelaskan tentang penggunaan media video sebagai media
pembelajaran peningkatkan pengetahuan petani tentang penggunaan pupuk agrodyke
adalah efektif yang ditunjukkan dengan skor post-test yang lebih tinggi dari skor pretest. Unsur visual, audio, materi, dan penggunaan waktu dalam penayangan penggunaan
pupuk agrodyke melalui video sangat berpengaruh secara signifikan terhadap
peningkatan pengetahuan petani yang ditunjukkan oleh skor post-test yang lebih tinggi
dari skor pre-test. Unsur visual, audio, materi, dan penggunaan waktu dalam
penayangan penggunaan pupuk agrodyke melalui video sangat berpengaruh secara
signifikan terhadap peningkatan pengetahuan petani. Menurut petani yang menjadi
responden dalam penelitian ini, tayangan video seputar penggunaan pupuk agrodyke,
melalui unsur gambar (visual)-nya mampu menjelaskan tahap demi tahap penggunaan
pupuk tersebut. Sedangkan perubahan perilaku yang terjadi disini adalah peningkatan
pengetahuan petani tentang pupuk agrodyke.
Pada bagian desain penelitian, akan lebih menarik jika terdapat dua kelompok
eksperimen, satu untuk kelompok yang diberikan perlakuan dan yang lainnya sebagai
control group. Adanya control group tersebut bisa menurunkan kemungkinan adanya
sumber eror pada eksperimen tersebut. Selain itu, menarik pula untuk diteliti perbedaan
pengaruh unsur gambar realistik dan gambar grafis, sehingga kita dapat mengetahui
mana yang lebih efektif jika dijadikan media komunikasi.
6
Ringkasan 3
Judul
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Alamat URL
Tanggal Akses
: Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual
Sebagai
Alternatif
Optimalisasi
Model
Pembelajaran
: 2009
: Jurnal Agro Ekonomi
: Elektronik
: Sapto Haryoko
: http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/article/viewFil
e/972/781
: 8 Desember 2015, 09.49 WIB
Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi banyak
menawarkan berbagai kemudahan dalam pembelajaran. Salah satu media yang
digunakan dalam pembelajaran dan diyakini dapat lebih menarik perhatian mahasiswa
dalam perkuliahan adalah media audio visual. Melalui audio visual, pembelajaran dapat
lebih interaktif dan lebih memungkinkan terjadinya two way traffic dalam proses
pembelajaran. Mata kuliah teknik jaringan komputer merupakan mata kuliah yang
membutuhkan pemahaman yang mendalam. Untuk itu, model penyampaian materi
melalui media audio visual dapat memungkinkan mahasiswa mendapatkan efisiensi
pembelajaran.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
keefektifan hasil belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika pada mata
kuliah teknik jaringan komputer dengan menggunakan model pembelajaran audio
visual. Desain penelitian yang dilakukan penulis adalah the pre test – post test control
group design. Responden dari penelitian ini berjumlah 33 orang yang dibagi ke dalam
dua kelompok yang diambil melalui simple random sampling. Kelompok A
mendapatkan perlakuan yaitu penggunaan media audio visual dan kelompok B yang
menggunakan media konvensional.
Setelah melalui perhitungan hasil pre test dan post test menggunakan statistik
deskriptif, pengujian persyaratan analisis, dan dilanjutkan dengan analisis data dengan
menggunakan uji-T, diperoleh perbedaan yang signifikan antara kelompok mahasiswa
yang diajar audio visual dengan pendekatan konvensional. Dengan adanya hasil
pengujian hipotesis yang menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan media audio
visual lebih baik dibanding dengan media konvensional, maka perlu adanya perubahan
paradigma dalam proses pengajaran. Perubahan tersebut meliputi variasi model
pengajaran, khususnya yang melibatkan audio visual.
Analisis
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keefektifan hasil belajar
mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika pada mata kuliah teknik jaringan
komputer dengan menggunakan model pembelajaran audio visual. Dalam penelitian ini
penulis sudah cukup jelas membuktikan hipotesisnya, di dalamnya juga dipaparkan cara
menghitung analisis data. Penulis juga sudah menggunakan desain penelitian yang
mempunyai control group di dalamnya. Adanya control group ini diharapkan dapat
mengurangi adanya kemungkinan sumber eror yang muncul pada hasil post test.
Ringkasan 4
Judul
: Perbandingan Efektivitas Media Cetak (Folder
7
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Alamat URL
:
:
:
:
:
Tanggal Akses
:
dan Poster-Kalender) dan Penyajian Tanaman
Zodia terhadap Peningkatan Pengetahuan
Masyarakat
2009
Jurnal Komunikasi Pembangunan
Elektronik
Marlina, A. Saleh, R.W.E. Lumintang
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalkmp/article/
viewFile/5684/4312
19 Oktober 2015, 08.19 WIB
Di Indonesia, demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit
yang harus ditanggulangi bersama. Pemberantasan DBD dengan 3M Plus terus
diupayakan ditambah dengan pencegahan alternatif lainnya yaitu dengan penggunaan
tanaman pengusir nyamuk seperti Zodia. Peran komunikasi sangat dibutuhkan untuk
menyampaikan informasi ini ke masyarakat secara luas yang bisa dilakukan melalui
media massa. Dari beragam media massa yang ada, media cetak dianggap memiliki
berbagai macam keunggulan, di antaranya: bentuknya yang praktis, pesan dapat dilihat
berulang-ulang, dan pesan bisa disimpan untuk dilihat kembali jika dibutuhkan. Salah
satu mdia cetak yang murah dan mudah dibuat adalah media folder3.
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu: untuk menganalisis efektivitas
penyampaian pesan tentang tanaman Zodia melalui media cetak (folder dan posterkalender) terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat; menganalisis efektivitas
pemberian obyek tanaman Zodia terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat;
mengetahui kombinasi perlakuan media cetak (folder dan poster kalender) berikut
tanaman Zodia yang mana yang efektif terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat;
mengidentifikasi faktor karakteristik individu yang berpengaruh terhadap peningkatan
pengetahuan masyarakat; serta mengidentifikasi faktor sifat inovasi yang berpengaruh
terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat.
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tegal Gundil, Kec. Bogor Utara, Bogor
dengan sampel berjumlah 90 orang sebagai responden yang terdiri dari ibu-ibu rumah
tangga kelompok posyandu. Penulis menggunakan desain penelitian the separatesample pretest-postest control group design yang di dalamnya terdapat satu kelompok
kontrol (K0), dan lima kelompok perlakuan (K1, K2, K3, K4, K5). Dari penelitian ini, dapat
ditemukan pengaruh perlakuan mana yang paling efektif terhadap peningkatan
pengetahuan melalui analisis ANOVA dengan Rancang Acak Lengkap dengan lima
ulangan. Perlakuan pemberian media Folder yang disertai tanaman Zodia paling efektif
dalam peningkatan pengetahuan. Sedangkan perlakuan kontrol memiliki nilai tengah
yang paling rendah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, ditemukan
bahwa: efektivitas media dapat ditingkatkan melalui penggunaan media fisik;
peningkatan pengetahuan sangat efektif melalui kombinasi media; media Posterkalender yang disertai tanaman Zodia tidak terbukti memiliki pengaruh yang paling
tinggi terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat; serta sifat inovasi sangat
berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat.
3
Folder adalah media komunikasi grafis produk atau jasa yang bentuknya memiliki beberapa lipatan.
Folder termasuk ke dalam desain grafis yaitu yang tersusun atas huruf, gambar dan unsur grafis menjadi
informasi visual pada media (cetak) yang dimengerti publik.
8
Analisis
Penelitian menggunakan desain penelitian separate-sample pretest-postest control
group design, yang dapat diterapkan jika tidak dapat ditentukan bilamana dan kepada
siapa treatment diperkenalkan dan bagaimana pengukurannya. Desain yang memiliki
kelompok perlakuan yang banyak ini juga mampu untuk mengontrol sumber-sumber
ketidakvalidan. Desain penelitian ini sangat cocok digunakan untuk membandingkan
efektivitas, karena memiliki banyak kelompok perlakuan dan adanya kelompok kontrol.
Akan lebih menarik jika penelitian ini juga melihat pengaruh pada perubahan sikap dan
tindakan/keterampilan masyarakat sehingga dapat diketahui sejauh mana efektivitas
komunikasinya, bukan hanya media komunikasinya saja.
Ringkasan 5
Judul
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Alamat URL
Tanggal Akses
: Efektifitas Penggunaan Media Poster Untuk
Mengenalkan Pakaian Daerah Bagi Anak
Tunagrahita Ringan Di SLB Al Hidayah Padang
: 2013
: Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus
: Elektronik
: Rita Kurnia Putri, Tarmansyah, Fatmawati
: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu/article/v
iewFile/2055/1734
: 19 Oktober, 08.30 WIB
Anak tunagrahita ringan adalah anak tunagrahita yang tingkat intelegensinya
berkisar 50 - 70. Berdasarkan kurikulum SDLB pada mata pelajaran IPS bagi anak
tunagrahita kelas kelas DIII/C, standar kompetensi yang ingin dicapai yaitu dapat
menyebutkan nama pakaian daerah Sumatera dan menunjukkan gambar dari masingmasing pakaian daerah tersebut, serta membedakan dari beberapa jenis pakaian tersebut.
Sesuai dengan karakteristik anak tunagrahita ringan yang sulit dalam memahami hal-hal
yang abstrak maka diperlukan media yang sesuai dengan karakteristik anak tersebut.
Begitu juga dalam mengenalkan pakaian daerah. Dalam hal ini penggunaan media
poster dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran IPS bagi mereka karena media
poster merupakan kombinasi visual dengan warna dan pesan yang dapat menangkap
perhatian orang tetapi cukup menanamkan ingatan. Dengan keunggulan yang dimiliki
oleh media poster tersebut dapat dijadikan pilihan untuk pembelajaran mengenalkan
pakaian daerah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media poster
dalam mengenalkan pakaian daerah bagi anak tunagrahita ringan di SLB Al Hidayah
Padang. Pada penelitian ini penulis menggunakan desain eksperimen pre test - post test
group design. Observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan
sesudah eksperimen yang disebut pre test dan post test. Penelitian ini hanya terdiri dari
satu kelompok dan tidak ada kelompok kontrol.
Pada pengujian hipotesis disimpulkan bahwa media poster efektif digunakan
untuk meningkatkan kemampuan mengenal pakaian daerah bagi anak tunagrahita ringan
kelas DIII/C di SLB Alhidayah Padang. Hasil ini dilakukan menggunakan Uji Mann
Whitney yang dijabarkan terlebih dahulu ke dalam bentuk tabel agar diperoleh data
yang objektif.
Analisis
9
Hasil penelitian ini belum bisa dikatakan realibel karena jumlah responden yang
sangat sedikit, yaitu 4 responden. Selain itu desain penelitian yang tidak menggunakan
control group akan menimbulkan munculnya sumber eror pada hasil post test. Tidak
adanya control group belum bisa membuktikan apakah media poster lebih efektif
dibandingkan dengan metode konvensional yang tidak menggunakan media apa pun.
Sebaiknya dalam penelitian eksperimen yang mengukur efektivitas, minimal terdapat
satu control group yang memiliki karakteristik tidak jauh berbeda dari kelompok yang
diberikan perlakuan sehingga kita bisa mengetahui sejauh mana efektivitasnya dan
mengurangi sumber eror yang ada.
Ringkasan 6
Judul
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Alamat URL
Tanggal Akses
: Efektivitas Penggunaan Media Video untuk
Meningkatkan Pengenalan Alat Musik Daerah
pada Pembelajaran IPS bagi Anak Tunagrahita
Ringan di SDLB 20 Kota Solok
: 2012
: Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus
: Elektronik
: Nadya Putri
: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu/article/v
iewFile/858/715
: 19 Oktober, 08.21 WIB
Musik merupakan kebutuhan universal yang sering digemari manusia. Musik
tradisional adalah musik yang diciptakan dan digemari oleh masyarakat masa lalu yang
sampai saat ini masih terus dikembangkan dan dilestarikan sejarah turun temurun
sebagai sarana hiburan dan identitas daerah. Di Indonesia terdapat lebih kurang 150
jenis alat musik yang berasal dari daerah daerah yang berbeda. Upaya untuk
melestarikan budaya Indonesia dapat dilakukan melalui pendidikan di sektor formal
maupun di sektor nonformal melalui masyarakat secara luas. Pendidikan ini tidak
terkecuali untuk anak-anak berkebutuhan khusus antara lain anak tunagrahita ringan.
Hal ini terlihat jelas pada kurikulum tingkat satuan pendidikan bidang studi ilmu
pengetahuan sosial yang memiliki kompetensi dasar mengenal alat musik daerah bagi
anak tunagrahita ringan. Tunagrahita ringan yaitu mereka yang termasuk ke dalam
kelompok kecerdasan dan adaptasi sosialnya terhambat namun mereka mempunyai
kemampuan untuk berkembang dalam pelajaran akademik, penyesuaian sosial dan
kemampuan bekerja. Dengan kondisi ini seharusnya guru lebih kreatif dalam mencari
dan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa tunagrahita
ringan. Penulis tertarik untuk mencarikan solusi dengan suatu alternatif yang lebih
menarik salah satunya melalui media video. Media video memiliki kelengkapan unsur
visual dan audio, hal itu dapat menarik minat, perhatian siswa, memperjelas sajian ide
dan mengilustrasikan sehingga anak tidak cepat lupa.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang efektivitas
penggunaan media video untuk meningkatkan pengenalan alat musik daerah bagi anak
tunagrahita ringan kelas DIII di SDLB 20 Kota Solok. Penulis menggunakan desain
eksperimen matching pratest-posttest control group design pada delapan siswa yang
dibagi ke dalam dua kelompok. Satu kelompok sebagai control group dan yang lainnya
sebai kelompok esperimen yang mendapatkan perlakuan. Variabel terikat dalam
penelitian ini yaitu hasil belajar pengenalan alat musik dari Sumatra Barat. Sedangkan
variabel bebasnya adalah media video.
10
Penelitian ini diawali dengan melakukan pre test untuk kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen untuk mengetahui skor sebelum adanya perlakuan. Setelah
mengetahui hasilnya, kemudian langkah selanjutnya memberikan perlakuan berupa
memberikan media video pada kelompok eksperimen dan memberikan media gambar
pada kelompok kontrol. Selanjutnya kembali diberikan post test pada kedua kelompok
dan dibandingkan hasilnya. Penulis menghitung hasil penelitian menggunakan Uji
Mann-Whitney yang dijabarkan terlebih dahulu ke dalam bentuk tabel agar diperoleh
data yang objektif. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa media video efektif
digunakan untuk meningkatkan kemampuan mengenal alat musik daerah bagi anak
tunagrahita ringan kelas DIII/C di SDLB 20 Kota Solok dibandingkan dengan media
gambar.
Analisis
Penelitian ini hampir sama seperti penelitian yang berjudul “Efektivitas
Penggunaan Media Poster Untuk Mengenalkan Pakaian Daerah Bagi Anak Tunagrahita
Ringan Di SLB Al Hidayah Padang”. Namun penulis lebih menyempurnakan lagi
desain eksperimennya dengan menggunakan matching pratest-posttest control group
design yang memiliki kelompok kontrol. Kelompok kontrol ini selain berfungsi sebagai
pembanding, juga dapat mengurangi kemingkinan adanya sumber eror pada hasil post
test. Di samping itu, responden dari penelitian ini masih tergolong sedikit, mungkin hal
ini disebabkan sulitnya mencari responden tunagrahita ringan yang memiliki
karakteristik yang sama.
Ringkasan 7
Judul
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Alamat URL
Tanggal Akses
: Media Visual Poster dan Leaflet Makanan Sehat
serta Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan
Siswa Sekolah Lanjutan Atas, di Kabupaten
Mandailing Natal
: 2008
: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional
: Elektronik
: Albiner Siagian, Jumirah, Fourgelina Tampubolon
: http://jurnalkesmas.ui.ac.id/index.php/kesmas/articl
e/download/165/166
: 19 Oktober 2015, 08.42 WIB
Peningkatan kesejahteraan bangsa sangat tergantung pada kemampuan dan
kualitas sumberdaya manusianya. Maka upaya peningkatan kesehatan anak usia sekolah
yang merupakan generasi penerus bangsa adalah investasi. Maka nutrisi yang cukup
untuk anak sangat menentukan perkembangan anak tersebut. Untuk itu diperlukan
upaya untuk meningkatkan perilaku gizi anak sekolah, salah satunya dengan
penyuluhan gizi. Dalam hal penyuluhan menggunakan media poster dan leaflet.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media visual poster
dan leaflet terhadap perilaku makanan jajanan pelajar suatu SMA di Kabupaten
Mandailing Natal, Sumatra Utara. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen
kuai dengan rancangan one pre and post test group design. Dengan menggunakan 80
responden. Peneliti melakukan pre test sebelum pemasanagn poster dan pemberian
leaflet. Poster dipasanga selama dua minggu bersamaan denga diberikannya leaflet.
Hasil pre test menunjukkan sebanyak 79 orang mempunyai pengetahuan kategori baik
sedangkan hanya 1 orang yang memiliki kategori sedang. Setelah dilakukan perlakuan,
11
hasil post test menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan, semua responden
berkategori baik. Begitu pula dilihat dari aspek sikap dan tindakan, terjadi peningkatan
nilai setelah perlakuan.
Setelah dilakukan perlakuan, diketahui hanya 5% siswa yang selalu membeli
makanan jajanan di warung pinggir jalan, sedangkan sebelum perlakuan terdapat 21,3%
yang melakukannya. Hal tersebut mengindikasikan adanya perubahan perilaku jajan
siswa yang cenderung memilih makanan bersih dan sehat. Hasil post test pada aspek
pengetahuan menunjukkan adanya peningkatan secara keseluruhan yaitu 100%. Hal ini
dapat membuktikan bahwa perubahan pengetahuan siswa tersebut berhubungan dengan
adanya poster yang dipasang dan leaflet yang diberikan. Hasil penelitian ini juga
membuktikan adanya perlakuan pemasangan poster dan leaflet mampu memperbaiki
tindakan siswa dalam mengonsumsi jajanan, tapi peningkatannya tidak sebesar
pengetahuan dan sikap. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan dan sikap
tidak selalu diikuti dengan peningkatan tindakan. Keadaan tersebut disebabkan rentang
waktu perlakuan dengan penilaian yang singkat dan frekuensi pemajangan poster hanya
sekali dalam periode dua minggu. Dengan demikian, pemajangan poster dan pemberian
leaflet hendaknya dilakukan secara berkesinambungan di sekolah, sehingga dapat
mempengaruhi tindakan semua pelajar.
Analisis
Penelitian ini masih rentan dengan adanya kemungkinan sumber eror yang
muncul, karena tidak adanya kelompok kontrol. Pemakaian desain penelitian dengan
one pre and post test group design ini sebaiknya bisa dimodifikasi dengan membagi
responden ke dalam dua atau tiga kelompok. Tujuannya agar ada kelompok
pembanding dan hasil penelitian lebih akurat. Selain itu, adanya dua media cetak yang
digunakan disini juga akan lebih menarik jika diteliti satu per satu, mana yang lebih
efektif atau kombinasi yang lebih efektif. Dari hasil yang didapatkan, penelitian ini
membuktikan kesimpulan tentang pengaruh poster sebagai promosi kesehatan di
beberapa penelitian sebelumnya. Dalam segi pembahasan, peneliti mampu menjelaskan
secara detai dari tiga aspek yang ditelitinya, yaitu sikap, tindakan dan pengetahuan.
Peneliti juga memberikan solusi dan saran yang tepat dari hasil penelitian yang
didapatnya.
Ringkasan 8
Judul
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Alamat URL
Tanggal Akses
: Efektivitas Media Audio Visual (Video)
terhadap Tingkat Pengetahuan Petani Ternak
Sapi Perah Tentang Kualitas Susu di Desa
Indrokilo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang
: 2012
: Jurnal Peternakan
: Elektronik
: S. Hamtiah., S. Dwijatmiko., S. Satmoko.
: http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/aaj/article/view/1355/1376
: 19 Oktober 2015, 08.42 WIB
Tingkat pengetahuan dan kesadaran peternak sapi perah terhadap pentingnya
kualitas susu di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan negara-negara
lainnya. Sehingga perlu adanya sosialisasi membangun kesadaran pentingnya kualitas
12
susu terutama bagi peternak sapi perah, karena hasil produksi susu dari ternakternaknya berpengaruh besar terhadap kualitas produk-produk susu. Berdasarkan
permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian pentingnya manajemen pemeliharaan
dan manajemen pasca panen dengan metode penyuluhan dengan menggunakan media
audio visual (video). Penggunaan media audio visual (video). dinilai lebih efektif jika
sasarannya adalah peternak, karena pada umumnya peternak dipengaruhi oleh faktorfaktor usia, pendidikan yang rendah dan penurunan daya ingat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat
pengetahuan tentang kualitas susu sebelum dan sesudah pemutaran media audio visual,
dan mengetahui perubahan pengetahuan tentang kualitas susu sesudah pemutaran media
audio visual di Desa Indrokilo Kec. Ungaran Kab. Semarang. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah eksperimen pre-test dan post-test Penyuluhan dilakukan satu
kali. Pemberian perlakuan yang sama sebelum dan sesudah melihat audio visual (video)
baik waktu, tempat dan peralatan yang sama dengan tujuan memperoleh kondisi
peternak responden yang sama. Perubahan pengetahuan peternak tentang kualitas susu
segar diukur dengan menggunakan test tertulis menggunakan kuesioner dengan 20
pertanyaan.
Sebelum diberikan perlakuan, pengetahuan awal responden diukur dengan cara
diberikan instrument penelitian, yaitu soal pre-test. Hasil nilai yang diperoleh dari setiap
responden berbeda-beda, hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan responden yang
berbeda-beda yang dipengaruhi kondisi peternak baik usia, pendidikan dan pengalaman
peternak. Hasil post-test menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan
responden setelah diberikan perlakuan. Penulis juga membuktikan bahwa penyuluhan
dengan media audio visual (video) berpengaruh besar terhadap tingkat pengetahuan
responden. media audio visual (video) merupakan media yang efektif, karena berperan
dalam meningkatkan pengetahuan responden. Hal ini dikarenakan media audio visual
(video) memiliki beberapa kelebihan, yaitu media gambar hidup yang dapat dilihat dan
didengar secara bersamaan.
Analisis
Pada penelitian ini, penulisnya hanya menggunakan satu kelompok yang dijadikan
responden. Pre test dan post test dilakukan hanya pada satu kelompok, tidak ada
kelompok kontrol di dalamnya. Hal ini memungkinkan adanya sumber eror yang terjadi.
Penelitian ini membuktikan pengunaan media audio visual mempunyai kelebihan yaitu
lebih menarik serta mudah dipahami. Ini membuktikan pendapat Rahmawati (2007)
yang dikutip dalam jurnal penelitian ini, bahwa audio visual merupakan alat bantu yang
paling tepat saat ini sebab pengetahuan yang ada pada seseorang diterima melalui indera
mencapai 75% sampai 87% dari pengetahuan manusia diperoleh atau disalurkan melalui
indera pandang dan 13% melalui indera dengar.
Ringkasan 9
Judul
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Alamat URL
Tanggal Akses
: Efektivitas Komunikasi dalam Sosialisasi
Kegiatan Program Posdaya di Desa Binaan IPB
: 2011
: Tesis
: Elektronik
: Erna Ernawati
: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/1234567
89/51495/2011eer.pdf?sequence=1&isAllowed=y
: 18 Desember 2015, 12.31WIB
13
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut
Pertanian Bogor (IPB) dalam rangka memberikan arah dan fokus terhadap programprogram pelaksanaan program pengabdian masyarakat, LPPM telah menyusun payung
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Salah satu program yang sedang
dijalankan oleh LPPM IPB adalah program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya).
Salah satu upaya merealisasikan Posdaya kepada masyarakat adalah terjun langsung
untuk menyosialisasikan program-program Posdaya. Efektivitas komunikasi sangat
tergantung sampai sejauhmana mendapat dukungan melalui sikap dari masyarakat. Oleh
karena itu yang menjadi tujuan penelitian ini adalah (1) Mengkaji dampak faktor-faktor
internal efektivitas komunikasi dalam sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa
binaan IPB, (2) Mengkaji dampak faktor-faktor eksternal efektivitas komunikasi dalam
sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB, (3) Mengkaji proses
sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB, (4) Mengkaji efektivitas
komunikasi dalam sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB, (5)
Mengkaji hubungan faktor-faktor internal dan eksternal terhadap proses sosialisasi
kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB, (6) Mengkaji hubungan faktor-faktor
internal dan eksternal terhadap efektifitas komunikasi kegiatan program Posdaya di desa
binaan IPB, serta (7) Mengkaji hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas
komunikasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB.
Penelitian dilaksanakan di Desa Pasirmulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor
dengan data meliputi data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan umur
responden peserta Posdaya Bina Sejahtera sebagian besar berada pada kategori tua,
berpendidikan formal rendah, yaitu sekolah dasar (SD) sampai dengan sekolah
menengah pertama (SMP). Sebagian besar responden tidak pernah mengikuti pelatihan
sebagai pendidikan non formal. Jenis usaha peserta Posdaya yang dominan adalah ibu
rumah tangga (55,9%). Jumlah pendapatan responden secara umum berada pada
kategori sedang (Rp. 650.000,00-1.500.000,00). Responden merasa cukup mudah
mengakses atau memperoleh pelayanan pada program Posdaya. Proses sosialisasi
Posdaya sudah berlangsung cukup efisien, yang ditunjukkan oleh masyarakat.
Komunikasi pada proses sosialisasi Posdaya sudah efektif dalam meningkatkan
pengetahuan atau pemahaman, serta mengarahkan sikap dan tindakan masyarakat
peserta Posdaya. Faktor internal dan eksternal pada program kesehatan berhubungan
nyata dengan proses sosialisasi pada umur, pendidikan formal dan tingkat
kekosmopolitan; sedangkan pada program pendidikan berhubungan nyata dengan aspek
pendidikan formal dan tingkat kekosmopolitan; serta pada program ekonomi aspek
umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, usaha, tingkat kekosmopolitan dan
sarana prasarana. Faktor internal dan eksternal yang berhubungan nyata dengan
efektivitas komunikasi pada program kesehatan terdapat pada aspek umur dan pada dua
program lainnya tidak mengemukakan hubungan berbeda nyata. Aspek sosialisasi yang
berhubungan nyata dengan efektivitas komunikasi adalah media komunikasi,
kredibilitas sumber daya manusia (SDM), materi dan sarana prasarana pada program
kesehatan; aspek metode komunikasi pada program pendidikan; aspek metode dan
media komunikasi pada program ekonomi.
Analisis
Penelitian ini sedikit berbeda dari beberapa jurnal yang dibahas sebelumnya.
Penelitian pada tesis ini secara keseluruhan bertujuan untuk mengevaluasi proses
sosialisasi pada kegiatan program posdaya. Namun tesis ini juga membahas tentang
pengaruh antara efektifitas komunikasi tersebut dengan penggunaan media
14
komunikasinya. Pemilihan media komunikasi yang tepat pada proses sosialisasi
Posdaya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang program. Penelitian ini
juga menunjukkan bahwa simulasi program dibantu oleh beragam media yang
digunakan, terutama media cetak seperti leaflet, brosur, poster dan buku membuat
proses komunikasi menjadi efektif.
Ringkasan 10
Judul
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Alamat URL
Tanggal Akses
: Efektifitas Penyuluhan pada PT. TAKII SEED
terhadap Petani Kool di Desa Pikatan,
Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar
: 2011
: Jurnal SEPA
: Elektronik
: Eko Murdiyanto
: agribisnis.fp.uns.ac.id/wpcontent/uploads/2013/10/06-SEPA-Efektifitaspenyuluhan-EKOMURDIYANTO-UPNykrevisi.pdf
: 18 Desember 2015, 12.31WIB
Penyuluhan merupakan aktor penting dalam kegiatan penyuluhan pertanian.
Keberhasilan proses difusi inovasi dalam bidang pertanian akan ditentukan oleh
kerjasama penyuluh dan kelompok tani. PT TAKII SEED sebagai perusahaan yang
bergerak di bidan pertanian menjalin kerjasama dengan petani di Desa Pikatan yang
sebelumnya menanam kool jenis summer autumn untuk mengembangkan tanaman kool
jenis TI 157 yang merupakan kool yang ditanam didataran rendah pada musim kemarau.
Penelitian ini bertitik tolak dari asumsi bahwa pengunaan metode penyuluhan yang
berbeda akan memberi dampak yang berbeda terhadap petani di Desa Pikatan. Oleh
karena itu perlu dilihat efektivitas penyuluhan terhadap petani di Desa Pikatan dalam
penerimaan teknologi baru berupa tanaman kool TI 157.
Metode yang digunakan adalah metode survai dan dianalisis menggunakan
analisis deskriptif, yaitu meneliti status sekelompok manusia, obyek, satu set kondisi,
suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Efektivitas
penyuluhan diukur dalam efektivitas terhadap pesan, media, dan efektifitas terhadap
penyuluh. Teknik analisis dengan menggunakan skala likert dalam skor 1-3. Efektivitas
penyuluhan dikategorikan kedalam efektivitas rendah, sedang dan tinggi.
Penyuluhan kepada petani kool di Desa Pikatan PT. TAKII SEED dan UD. TANI
MAKMUR menggunakan 3 metode, yaitu metode audio visual, metode Farmer
Meeting dan metode Farmer Field Day yang dilakukan oleh seorang field asistant.
Efektivitas penyuluhan dengan menggunakan ketiga metode termasuk tinggi, metode
audio visual dengan skor 65,8 (99,64%), metode Farmer Meeting dengan skor 65,65
(99,47%), metode Farmer Field Day dengan skor 62,2 (98,73%), hal ini berarti bahwa
penggunaan ketiga metode yang dilakukan oleh field asistant mampu memberikan
tambahan informasi yang berguna bagi petani, mampu mendidik petani menjadi lebih
paham dengan budidaya kool TI 157 dan mampu mempengaruhi petani untuk menanam
kool TI 157 dengan baik.
Analisis
15
Penelitian dalam jurnal ini sedikit berbeda dengan jurnal-jurnal yang dibahas
sebelumnya. Dalam jurnal ini tidak membahas tentang efektivitas media
komunikasinya, namun efektivitas proses penyuluhannya. Namun di dalam jurnal ini
juga dibahas metode apa yang dipakai dalam proses penyuluhan dan menggunakan
media apa. Penelitian ini juga tetap memiliki bahasan tentang metode mana yang paling
efektif, yaitu penggunaan metode audio visual yang paling efektif karena memiliki skor
paling tinggi. Hal tersebut membuktikan bahwa melalui media audio visual, pesan dapat
diingat lebih lama. Dan penelitian ini juga membuktikan bahwa penggunaan media
komunikasi dapat memberikan tambahan informasi yang berguna bagi petani, mampu
mendidik petani menjadi lebih paham serta mampu mempengaruhi petani untuk
melakukan sesuatu.
16
17
RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan berbagai literatur yang telah dibaca, penulis menemukan beberapa
persamaan dari kesepuluh karya ilmiah yang ada, yaitu desain penelitian yang
menggunakan eksperimen quisi, meskipun di dalamnya menggunakan model yang
berbeda-beda (menggunakan kelompok kontrol dan tidak). Penelitian yang
menggunakan kelompok kontrol dan memiliki kelompok perlakuan yang lebih dari satu
akan mendapatkan hasil yang lebih akurat karena mampu mengurangi resiko sumber
eror yang terjadi. Selain itu, jika menggunakan kelompok perlakuan lebih dari satu,
akan mendapatkan variasi hasil penelitian yang menarik. Di samping desain penelitian,
terdapat satu hal yang juga menarik untuk diangkat, yaitu selain melihat pengingkatan
pengetahuan, penelitian sejenis ini juga menarik jika digunakan untuk melihat
perubahan perilaku komunikan yang mendapatkan pesan (sosialisasi ataupun
penyuluhan). Berikut adalah hasil sintesis yang penulis dapatkan ditambah dengan
berbagai teori dan konsep di luar jurnal yang didapat.
Komunikasi dan Pembangunan
Komunikasi merupakan suatu proses yang tidak dapat kita hindari. Definisi
komunikasi menurut Black dan Bryant (1992) dalam Lubis et al (2010) adalah proses
orang-orang berbagi makna, dimana seseorang (komunikator) mengirimkan rangsangan
untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan) karena adanya pengalihan pesan
sehingga orang saling mempengaruhi.
Proses komunikasi dapat menghasilkan masyarakat yang mampu melihat,
menafsirkan, dan memaknai apa yang dilihatnya. Hal ini dapat dilihat sebagai efek
perubahan akibat adanya proses komunikasi. Jika komunikasi didefinidikan sebagai
usaha atau tindakan yang mengarah pada perubahan, perubahan itu sendiri didefinisikan
sebagai proses pembangunan yang terencana. Maka komunikasi tidak dapat dipisahkan
dari proses pembangunan. Dalam arti sempit, komunikasi pembangunan diartikan
sebagai segala upaya, cara dan teknik penyampaian gagasan dan keterampilan
pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan kepada
masyarakat yang menjadi sasaran, agar dapat memahami, menerima dan berpartisipasi
dalam pembangunan. Komunikasi pembangunan juga dilihat sebagai upaya persuasi
kepada masyarakat agar mereka ikut serta dalam memperoleh manfaat dari kegiatan
pembangunan.
Media komunikasi visual dan audio visual
Pesan pembangunan bisa disampaikan melalui media cetak atau media elektronik
yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim
sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak. Media cetak merupakan
media generasi kedua sebelum adanya teknologi media elektronik, media ini merupakan
susunan atas unsur-unsur visual saja. Media cetak memiliki beberapa keunggulan di
antaranya bentuknya yang praktis, pesannya dapat dilihat berulang serta dapat disimpan
jika suatu saat diperlukan. Beberapa contoh media cetak di antaranya poster, leaflet,
folder, brosur, dan lain-lain. Disamping itu, terdapat juga media elektronik yang sangat
berkembang pesat di era digital ini. Media elektronik ini meliputi gabungan antara unsur
audio dan visual, yang biasa kita sebut sebagai video. Adanya media audio visual ini
memberikan banyak keuntungan di antaranya mampu menarik perhatian komunikan,
praktis dan mudah dalam bentuk piringan CD, serta dapat menunjukkan tahapan demi
tahapan secara jelas dan rinci.
18
Efektivitas komunikasi
Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti tercapainya yang telah ditetapkan.
Merujuk pada Effendy dalam Ernawati (2011), komunikasi dapat dikatakan efektif, jika
dapat menimbulkan dampak seperti (1) kognitif, yaitu meningkatnya pengetahuan
komunikan; (2) afektif, yaitu perubahan sikap dan pandangan komunikan, karena
hatinya tergerak akibat komunikasi; dan (3) konatif, yaitu perubahan perilaku atau
tindakan yang terjadi pada komunikan.
Menurut teori tentang efektivitas pesan yang berasumsi bahwa jika komunikasi
diharapkan efektif maka pesan-pesannya perlu dikemas sedemikian rupa sehingga
sesuai
atau
merupakan
kebutuhan
komunikan.
Menarik
perhatian,
dalam arti baru tidak biasa. Simbol yang digunakan hendaknya mudah dipahami,
meliputi bahasa, istilah, kata-kata atau kalimatnya. Berdasarkan hal tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa untuk mencapai suatu komunikasi pada sosialisasi maupun
penyuluhan yang efektif, diperlukan adanya bantuan penggunaan media ataupun
melalui kombinasi media.
19
KESIMPULAN
Hasil Analisis dan Sintesis
Komunikasi merupakan alat yang digunakan dalam penyampaian programprogram pemberdayaan masyarakat. Metode komunikasi serta penggunaan media
komunikasi yang tepat akan meningkatkan efektifitas komunikasi pada penyampaian
program. Komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang dimaksud oleh pengirim pesan
menghasilkan kesamaan makna yang ditangkap oleh penerima. Komunikasi ini juga
dapat didefinidikan sebagai usaha atau tindakan yang mengarah pada perubahan,
perubahan itu sendiri didefinisikan sebagai proses pembangunan yang terencana. Maka
komunikasi tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan, dalam hal ini
pemberdyaan masyarakat.
Agar program pemberdayaan masyarakat ini berjalan dengan efektif, maka
diperlukan adanya penyebaran informasi. Penyebarluasan informasi ini dilakukan untuk
menjangkau masyarakat secara luas yang dapat dilakukan melalui media massa
berbentuk media cetak maupun media elektronik. Media cetak dan elektronik yang
umumnya digunakan dalam sebuah sosialisasi adalah leaflet dan video. Kedua media
komunikasi tersebut memiliki keunggulan sendiri dibandingkan dengan media lainnya,
seperti: 1) dapat disimpan dalam waktu lama; 2) pesan dapat diulang jika dibutuhkan
sewaktu-waktu; dan 3) mampu diingat lebih lama. Selain itu, pengemasan pesan yang
dibuat secara kreatif dengan memperhatikan komposisi estetikanya juga mampu
menarik perhatian masyarakat.
Pesan yang disampaikan melalui media komunikasi tersebut akan menimbulkan
efek bagi khalayak berupa perubahan sikap dan perilaku. Perubahan tersebut dapat
dilihat dari tiga aspek yaitu: 1) kognitif; 2) afektif; dan 3) konatif. Tercapainya
keefektifan media komunikasi pada sosialisasi juga dipengaruhi oleh faktor karakteristik
individu yang mendapatkan pesan serta ragam media komunikasi yang dipilih.
Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Skripsi
Berdasarkan hasil review jurnal yang telah dirangkum dan dianalisis, ditemukan
beberapa hal menarik untuk diteliti dalam penelitian penulis. Penulisan studi pustaka ini
akan berlanjut kepada penelitian baru yang lebih fokus mengkaji perbandingan
efektivitas media komunikasi leaflet dan video pada sosialisasi program
pemberdayaan masyarakat. Berikut adalah perumusan pertanyaan penelitian, antara
lain:
1. Bagaimana efektivitas media leaflet tentang program pemberdayaan masyarakat
terhadap perubahan sikap dan perilaku masyarakat?
2. Bagaimana efektivitas media video tentang program pemberdayaan masyarakat
terhadap perubahan sikap dan perilaku pengetahuan?
3. Bagaimana faktor karakteristik individu penerima pesan mempengaruhi
efektivitas media komunikasi pada sosialisasi program pemberdayaan
masyarakat?
4. Bagaimana efektivitas media komunikasi terhadap penerapan program
pemberdayaan masyarakat?
20
Usulan Kerangka Analisis
Program pemberdayaan masyarakat adalah salah satu upaya untuk meningkatkan
mutu masyarakat secara mandiri dalam rangka pembangunan nasional. Salah satu cara
menyampaikan program pemberdayaan masyarakat adalah dengan melalui sosialisasi.
Perubahan sikap dan perilaku masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat
merupakan akibat dari keterdedahan terhadap media komunikasi berupa leaflet dan
video. Perubahan sikap dan perilaku ini cenderung bervariasi di antara para individu
sebagai akibat dari beberapa faktor karakteristik individu itu sendiri. Karakteristik
individu dan ragam media komunikasi yang dipakai tersebut dapat menentukan
seberapa efektif media komunikasi terhadap perubahan sikap dan perilaku dari
masyarakat yang diukur melalui aspek kognitif, afektif, dan konatif.
Karakteristik Individu (X1)
X1.1 Usia
X1.2 Jenis Pekerjaan
X1.3 Tingkat Pendidikan
X1.4 Tingkat Pendapatan
Efektivitas Media
Komunikasi (Y)
Y.1 Kognitif
Data dan Informasi
Sosialisasi Program
Y.2 Afektif
Y.3 Konatif
Ragam Media
Komunikasi (X2)
X2.1 Poster
X2.2 Video
X2.3 Kombinasi Poster
dan Video
Gambar 1. Usulan Kerangka Analisis
21
DAFTAR PUSTAKA
Alif M, Nasution SH, Rohadi F. 2008. Pengaruh Jenis Bahasa Narasi dan Bentuk Pesan
Visual Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Penyakit
Chikungunya pada Siswa SMAN 1 Ciampea. [Internet]. [diunduh tanggal 12
Oktober 2015, 12.40 WIB]. Dapat diunduh dari: http://journal.ipb.ac.id/ index.
php/jurnalkmp/article/view/5656/4287
[BPS]. 2015. Badan Pusat Statistik. Dapat diakses melalui www.bps.go.id.
Dwijatmiko S, Hamtiah S, Satmoko S. 2012. Efektivitas Media Audio Visual (Video)
terhadap Tingkat Pengetahuan Petani Ternak Sapi Perah Tentang Kualitas Susu di
Desa Indrokilo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. [Internet].
[diunduh tanggal 19 Oktober 2015, 08.42 WIB]. Dapat diunduh dari:
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj/article/view/1355/1376
Effendy OU. 1992. Dinamika komunikasi. Cetakan kedua. Bandung [ID]: Remaja
Rosdakarya.
Ernawati E. 2011. Efektivitas Komunikasi Dalam Sosialisasi Kegiatan Program
Posdaya di Desa Binaan IPB. [tesis]. [internet]. [diunduh tanggal 18 Desember
2015, 12.31 WIB]. Dapat diunduh dari: http://repository.ipb.ac.id /bitstream/
handle/123456789/51495/2011eer.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Fatmawati, Putri RK, Tarmansyah. 2013. Efektifitas Penggunaan Media Poster untuk
Mengenalkan Pakaian Daerah bagi Anak Tunagrahita Ringan di SLB Al
Hidayah Padang. [internet]. [diunduh tanggal 19 Oktober 2015, 08.30 WIB].
Dapat diunduh dari: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu/article /viewFile
/2055/1734
Haryoko S. 2009. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual sebagai Alternatif
Optimalisasi Model Pembelajaran. [Internet]. [diunduh tanggal 8 Desember
2015, 09.49 WIB]. Dapat diunduh dari: http://journal.uny.ac.id/index.php /jee
/article/viewFile/972/781
Hubeis AVS. 2007. Pengaruh Desain Pesan Video Instruksional Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Petani Tentang Pupuk Agrodyke. [Internet]. [diunduh tanggal 12
Oktober 2015, 14.23 WIB]. Dapat diunduh dari: pse.litbang.pertanian.go.id/
ind/pdffiles/JAE%2025-1a.pdf
Jumirah, Siagian A, Tampubolon F. 2008. Media Visual Poster dan Leaflet Makanan
Sehat serta Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan Siswa Sekolah Lanjutan Atas,
di Kabupaten Mandailing Natal. [Internet]. [diunduh tanggal 19 Oktober 2015,
08.42WIB]. Dapat diunduh dari: http://jurnalkesmas.ui.ac.id/index.php/kesmas
/article/download/165/166
Lubis DP, Mugniesyah SS, Purnaningsih N, Riyanto S, Kusumastuti YI, Hardiyanto,
Saleh A, Sumardjo, Sarwititi, Amanah S, Fatchiya A. 2010. Dasar-dasar
komunikasi. Bogor [ID]: Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB
Press.
22
Lumintang RWE, Marlina, Saleh A. 2009. Perbandingan Efektivitas Media Cetak
(Folder dan Poster-Kalender) dan Penyajian Tanaman Zodia terhadap
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat. [Internet]. [diunduh tanggal 19 Oktober
2015, 08.19 WIB]. Dapat diunduh dari: http://journal.ipb.ac.id/index.php /jurnal
kmp/article/viewFile/5684/4312
Murdiyanto E. 2011. Efektifitas Penyuluhan pada PT. Takii Seed terhadap Petani Kool
di Desa Pikatan, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar. [Internet]. [diunduh
tanggal 18 Desember 2015, 12.31 WIB]. Dapat diunduh dari: agribisnis.
fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2013/10/06-SEPA-Efektifitas-penyuluhanEKOMURDIYANTO-UPNyk-revisi.pdf
[PP] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 Tentang
Pemberdayaan Nelayan Kecil dan Pembudidaya Ikan Kecil.
[Permen] Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013
Tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gerakan Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga.
Putri N. 2012. Efektifitas Penggunaan Media Video untuk Meningkatkan Pengenalan
Alat Musik Daerah pada Pembelajaran IPS Bagi Anak Tunagrahita Ringan di
SDLB 20 Kota Solok. [Internet]. [diunduh tanggal 19 Oktober 2015, 08.21
WIB]. Dapat diunduh dari: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu/article
/viewFile/858/715
[UU] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013 Tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
23
RIWAYAT HIDUP
R. Irinne Devita Ariany dilahirkan di Jakarta pada tanggal 5 Januari 1994.
Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak R. Dadeng
Maulana dan Ibu Een Lusmanawati. Penulis memulai pendidikan formal di TK Bunga
Mawar pada tahun 1999-2000, SDN 2 Ciputat pada tahun 2000-2006, MTsN 3 Jakarta
pada tahun 2006-2009, SMAN 29 Jakarta pada tahun 2009-2012. Pada tahun 2012
penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Seleksi Masuk Nasional Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan di Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia.
Selama menjalani perkuliahan di IPB, penulis aktif dalam berbagai kegiatan
organisasi dan kepanitiaan di dalam kampus. Penulis menjadi anggota Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Koran Kampus pada tahun 2013 hingga kini. Selain itu penulis juga
menjadi pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia (BEM
FEMA) sebagai anggota Departemen Kominfo pada tahun 2013-2014 dan menjadi
Kepala Departemen Kominfo pada tahun 2014-2015. Penulis juga aktif mengikuti
kepanitiaan dalam berbagai acara di dalam kampus yaitu menjadi panitia divisi Acara
dalam kegiatan TPB Cup 2013, panitia divisi PDD dalam kegiatan MPKMB 50, panitia
divisi dalam kegiatan PDD MPF FEMA 2014, panitia divisi DDD dalam kegiatan KPM
Garang 2014, panitia divisi DD dalam kegiatan INDEX 2014, kepala divisi PDD dalam
kegiatan FRESH 2014, panitia divisi Acara dalam kegiatan Espent 2014, panitia divisi
PDD dalam kegiatan IDEA 2014.
Download