EPIDEMIOLOGI.Tuberkulosis

advertisement
Tuberkulosis
Ada yang menganggap remeh, ada juga yang takut. Tuberkulosisi dahulu hanya
dianggap sebagai penyakit yang hanya dapat menyerang kalangan bawah,
padahal anak-anak atau dewasa dengan gizi baik pun dapat terkena. Menurut D.
Erlina Burhan, SpP (K), ahli Paru RS. Persahabatan , Jakarta. Tuberkulosis
merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycrobacterium tuberculosis
ini, menyebabkan kerusakan terutama pada paru, menimbulkan ganggun
berupa batuk, sesak napas, bahkan dapat menyebar ke tulang, otak, dan organ
lainnya. Bila dibiarkan, kuman ini dapat menggerogoti tubuh dan menyebabkan
kematian. Saat ini tuberkulosis merupakan penyakit menular penyebab
kematian utama di Indonesia.
Tuberkulosis
Berdasarkan hasil survei pada tahun 2010, jumlah penderita tuberkulosis di
Indonesia mencapai 289 per 100.000 penduduk. Bandingkan saja dengan jumlah
penduduk di Indonesia yang sebesar 239 juta pada saat itu. Saat ini, Indonesia
menduduki peringkat ke-5 negara dengan penderita tuberkulosisi terbesar di
dunia.
Tuberkulosis bukan penyakit baru buat Indonesia. Sudah ada sederet upaya
memberantas penyakit ini dari pemerintah, tapi tidak juga berhasil membuat
tuberkulosis dan penyebabnya lengkap. Indonesia hingga kini masih saja
dirundung ancaman kematian akibat tuberkulosis.
Penyakit Tuberkulosis
Menurut Dr. Erlina, kematian akibat tuberkulosis umumnya karena kegagalan
pengobatan. Ini terutama dipengaruhi oleh kurangnya pengertian mengenai
tuberkulosis, faktor ekonomi, pengobatan yang tidak teratur, adanya penyakit
penyerta, serta kebiasaan merokok dan gizi penderitannya.Hal ini sebenarnya
tidak mengherankan, karena dahulu, penderita tuberkulosis jarus meminum4
jenis obat setiap hari selama 6 bulan. Biaya pengobatan tuberkulosis yang cukup
besar, menyebabkan penderita nekat berhenti minum obat setelah 2-3 bulan.
Biasanya selama masa ini, gejala tuberkulosis memang berkurang, badan tidak
lagi kurus, meski sebenarnya kuman tuberkulosis hanya tertidur sementara waktu
Tuberkulosis Paru
Penyakit tuberkulosis paru adalah penyakit radang parenkim paru karena ineksi
kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paur termasuk suatu
pneumonia, yaitu pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Tuberkulosis paru mencakup 80% dari keseluruhan kejadian penyakit
tuberkulosis, sedangkan 20% selebihnya merupakan tuberkulosis ekstrapulmonar.
Diperkirakan bahwa sepertiga penduduk dunia pernah terinfeksi kuman
Mycobacterium tuberculosis.
Sumber: http://tuberkulosis.org/
Tuberkulosis Paru
Epidemiologi Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang sejarahnya dapat dilacak sampai
ribuah tahun sebelum masehi. Sejak zaman purba penyakit ini dikenal sebagai
penyebab kematian yang menakutkan. Sampai pada saat Robert Koch
menemukan penyebab tuberkulosis, penyakit ini masih termasuk penyakit yang
mematikan. Istilah saat itu untuk penyakit yang mematikan ini adalah
“consumption”. Tuberkulosis di Amerika Serikat pada tahun 1915. Saat itu, masih
dianut paham bahwa penularan tuberkulosis adalah melalui kebiasaan meludah di
sembarang tempat dan ditularkan melalui debu dan lalat. Hingga tahun 1960,
paham ini masih dianut di Indonesia.
Di negara maju seperti Eropa Barat dan Amerika Utara, angka kesakitan maupun
angka kematian tuberkulosis paru pernah menurun secara tajam. Di Amerika
Utara, saat awal orang Eropa berbondong-bondong bermigrasi ke sana, kematian
akibat tuberkulosis pada tahun 1.800 sebesar 650 per 100.000 penduduk, tahun
1860 turun menjadi 400 per 100.000 penduduk, di tahun 1900 menjadi 210 per
100.000 penduduk, pada tahun 1920 turun lagi menjadi 100 per 100.000
penduduk dan pada tahun 1969 turun secara drastis menjadi 4 per 100.000
penduduk per tahun.
Angka kematian karena tuberkulosis di Amerika serikat pada tahun 1976 telah
turun menjadi 1,4 per 100.000 penduduk. Penurunan angka kesakitan maupun
angka kematian ini diyakini disebabkan oleh :


Membaiknya keadaan sosioekonomik
Infeksi pertama yang terjadinya pada usia muda
Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis masih meningkat saat ini meskipun banyak yang masih menyakini
bahwa ini merupakan masalah pada waktu lampau. Meskipun paling sering
terlihat sebagai penyakit paru. Tuberkulosis dapat mengenai selain paru (16%)
dan mempengaruhi organ dan jaringan lain. Insiden lebih tinggi pada laki-laki,
bukan kulit putih dan lahir di negara asing.
Selain itu, orang pada risiko paling tinggi termasuk yang dapat terpajan pada
basilus pada waktu lalu dan yang tidak mampu atau mempunyai kekebalan
rendah karena kondisi kronis, seperti AIDS, kanker, usia lanjut, malnutrisi dsb.
Kebanyakan pasien diobati sebagai pasien rawat jalan, tetapi dapat dirawat di
rumah sakit selama evaluasi, diagnostik/ awal pengobatan, reaksi merugikan dari
obat atau penyakit atau ketidakmampuan berat.
Diagnosis Penyakit Tuberkulosis
Diagnosis dari penyakit tuberkulosis paru-paru dilakukan jika penyakit TBC
biasanya akan menimbulkan suatu gejala atau tanda klinis yang terbagi menjadi
dua yakni adalah gejala respiratorik dan gejala sistematik. Gejala respiratorik
misalnya adalah gejala seperti batuk, batuk darah, sesak nafas, nyeri pada dada.
Sedangkan gejala sistemik adalah demam, keringat dimalam hari, anoreksia, dan
berat badan menurun atau mengalami malaise.
Gejala respiratorik terjadi dengan sangat bervariasi misalnya adalah tidak adanya
suatu gejala sampai gejala yang muncul mulai cukup berat. Namun semua ini
tergantung dari luasnya lesi. Terkadang pasien yang sudah terdiagnosis pada saat
melakukan pemeriksaan. Jika bronkus masih belum terlibat dalam proses penyakit
TB ini, maka kemungkinan pasien tidak akan mengalami gejala batuk.
Gejala batuk yang pertama kali muncul diakibatkan karena adanya suatu iritasi
pada bronkus, dan selanjutnya batuk ini dibutuhkan dalam hal pembuangan
dahak untuk keluar.
Pada perkembangan awal penyakit tbc, biasanya sangat susah sekali dalam
menemukan adanya suatu kelainan yang terjadi dalam pemeriksaan fisik. Kelainan
yang biasanya banyak dijumpai semuanya tergantung dari jenis organ yang
mengalami infeksi. Kelainan yang terjadi pada paru biasanya terletak pada daerah
lobus superior yang paling utama terjadi pada daerah apeks dan juga di segmen
posterior. Dan dalam suatu pemeriksaan fisik yang dilakukan, maka akan dijumpai
beberapa gejala seperti suara napas bronkial, amforik, suara napas yang mulai
melemah, ronki yang basah, serta adanya suatu tanda-tanda pada penarikan
paru, diafragma dan juga mediastinum.
Untuk pemeriksaan yang dilakukan pada mereka yang diduga menderita penyakit
Tuberkulosis paru, maka akan dilakukan 3 pemeriksaan spesimen dahak dalam
jangka waktu selama 2 hari dilakukan di pagi hari sewaktu (SPS). Dan berdasarkan
dari suatu panduan pada program TB nasional, diagnosis yang ditegakkan pada
penyak tuberkulosis paru orang dewasa dengan dilihatnya adanya suatu kuman
TB atau BTA. Sedangkan dalam pemeriksaan lain misalnya seperti foto thorax,
biasanya biakan dan juga uji dari kepekaan yang bisa digunakan sebagai salah satu
penunjang dari diagnosis yang sesuai dan juga cocok dengan indikasi dan tidak
dibenarkan dalam hal mendiagnosis tuberkulosis jika diagnosis yang dibuat hanya
berdasarkan dari pemeriksaan foto thorax saja.
Pemeriksaan penunjang dari penyakit tbc paru adalah dengan pemeriksaan
bakteriologis. Pemeriksaan bakteriologis ini dilakukan untuk membantu
menemukan kuman penyebab tbc yang mempunyai suatu arti yang sangat
penting untuk bisa mendiagnosis penyakit. Bahan yang digunakan dalam
pemeriksaan bakteriologis adalah dari dahak, cairan pleura, bilasan pada bronkus,
liquor cerebrospinal, bilasan pada lambung, kurasan dari bronkoalveolar, urin,
feeces, dan juga melakukan jaringan pada biopsi.
Penyebab TBC
Penyebab penyakit tuberkulosis yaitu diakibatkan karena adanya infeksi dari
kuman atau bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosis dan
umumnya menyerang paru-paru, selain menyebabkan tb, penyebab
tersebut akan menyerang organ tubuh lainnya sseperti kelenjar getah
bening, usus , ginjal, kandungan, tulang atau bahkan dapat menyerang otak.
Penyakit tb ini adalah salah satu penyakit yang mudah menular, media
penularannya seperti melalui cairan di dalam saluran nafasyang keluar pada
saat penderita batuk atau bersin kemudian akan terhirup oleh orang lain
yang kebetulan ada disekitar penderita tb tersebut.
Namun sebelum anda melakukan tindakan pengobatan medis sebaiknya
anda melakukan pengobatan herbal tuberkulosis yang dapat anda buat
sendiri tanpa mengeluarkan dana lebih. Namun ada beberapa cara yang
mungkin dapat membantu anda untuk mencegah, sebagai berikut :
1.
Mengurangi kontak langsung dengan penderita penyakit TBC aktif.
2.
Menjaga pola hidup yang baik, dengan mengkonsumsi makanan
bergizi, lingkungan yang sehat serta rutin berolahraga.
3.
Pembersihan Vaksin BCG, yang merupakan vaksin ini diberikan secara
rutin pada semua balita.
4.
Perlu anda ingat bahwa penderita yang sudah terkena TBC dan
diobati, akan kembali mengalami penyakit yang sama apabila tidak
melakukan pencegahannya dan menjaga kesehatan tubunya.
Pengobatan TBC
Putus pengobatan bukan tanpa risiko. Kuman yang luar biasa penyebab
tuberkulosis ini akan bangun lagi dan menjadi lebih ganas. Sering kali penderita
tuberkulosis yang putus obat, datang kembali dengan gejala yang lebih berat
beberapa bulan kemudian. Bahkan sampai tidak lagi dapat diatasi dengan
pengobatan standar karena kuman menjadi kebal.
Penderita tuberkulosis tentunya tidak bisa berhenti dalam pengobatan
ini. Pengobatan tuberkulosis akan dihentikan bila gejala dan penyebab mulai
menghilang
dan
tidak
menunjukkan
kemunculan
kembali, tentunya atas ijin dan
tetap dalam pengawasan dokter.
Namun semua itu tergantung dari
pola hidup penderita dan
menjauhi penderita TBC lainnya.
Bila seperti ini, pengobatan akan
menjadi sangat sulit. Pasien
harus disuntik setiap hari selama
2 bulan. Itupun tidak menjamin
kesembuhan, karena paru-paru
atau organ lain sudah terlanjur
rusak dan tidak dapat diperbaiki
lagi. Pengobatan yang seharusnya hanya 6 bulan, dapat menjadi jauh lebih
panjang sampai 1-2 tahun.
Dengan demikian, keberhasilan pengobatan sangat bergantung pada kepatuhan
penderita dalam minum obat tbc. Kehadiran pengawas dalam minum obat (PMO),
apalagi orang yang dekat atau dihormati oleh penderita, selain mengingatkan
untuk minum obat juga memberi semangat untuk sembuh. Selain rutin meminum
obat, pasien juga hendaknya memperhatikan asupan makanan yang disantapnya,
agar bergizi baik dan tinggi protein. Ini akan turut mendukung proses
penyembuhan agar lebih sempurna.
Penularan Tuberkulosis
Penularan tuberkulosis terjadi lewat dari seorang penderita positif TBC dan
kemudian ditentukan juga berdasarkan dari jumlahnya kuman yang ada di dalam
paru-paru si penderita, biasanya penyebaran kuman yang terjadi di udara lewat
dari dahak bisa berbentuk droplet. Penderita penyakit TBC paru yang
mengandung banyak jumlah kuman akan bisa terlihat dari mikroskop dalam suatu
pemeriksaan dahak yang dilakukan adalah hal yang sangat menular. Pada
penderita penyakit TBC paru-paru, dengan hasil BTA yang positif biasanya akan
mengeluarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet yang biasanya bentuknya
sangat kecil disaat sedang batuk atau juga saat sedang bersin. Droplet yang
jumlahnya sangat kecil ini kemudian akan mengering dengan lebih cepat dan bisa
berubah menjadi droplet yang mengandung kandungan kuman tuberkulosis.
Biasanya hal ini bisa dbertahan di udara paling tidak selama beberapa jam.
Droplet yang banyak mengandung kuman kemudian akan masuk terhirup oleh
orang lain. Dan jika kuman ini sudah masuk dan menetap tinggal di dalam paru
orang yang menghirupnya, maka kuman akan mulai membelah dirinya dan akan
terjadi suatu infeksi dari satu orang ke orang yang lainnya.
Diagnosis penyakit tuberkulosis ini ditegakkan berdasarkan jika adanya
suatu gejala tbc atau keluhan, pemeriksaan pada biakan, pemeriksaan secara
mikroskopis, radiologik, dan juga pemeriksaan tuberkulin tes. Dan melakukan
pemeriksaan biakan biasanya hasil yang akan didapatkan menjadi lebih baik,
namun waktu dari pemeriksaan ini biasanya akan membutuhkan waktu yang lebih
lama. Sehingga untuk saat ini pemeriksaan dahak dengan menggunakan
mikroskopis lebih banyak dilakukan karena melihat dari sensitivitas dan juga
spesivitasnya yang tinggi dan disamping itu juga sangat tinggi dan disamping itu
juga jumlah biayanya yang sanga rendah. Untuk seorang penderita yang
dinyatakan menderita penyakit tbc biasanya akan mengalami sakit paru menulaar
seperti gejala batuk berdahak selama 3 kali. Dan kuman ini baru akan terlihat
menggunakan mikroskopis jika jumlah dari kuman paling sedikit adalah paling
tidak sekitar 5000 batang dalam waktu 1 ml dahak. Dan dalam pemeriksaan ini
maka dahak yang sangat baik adalah dahak yang mukopurulen yang warnanya
hijau agak kekuningan dan jumlahya juga harus sekitar 3-5 ml dalam tiap
pengambilannya.
Download