UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN

advertisement
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE IMAGE STREAMING (Pengaliran Bayangan)
Oleh
Nurul Hasanah
ABTRACT
Method of Image Streaming (jetting shadow), an activity to let the shadows come
and appear before the eyes of your mind. But do not consciously decide the content of these
images. And while you view the images, describe aloud to an external focus (tape recorder or
listener) the content of these images in detail (Wenger, 2011: 308).
Image Streaming (drainage shadow) connects directly powers the verbal conscious mental
powers are much richer, smoother, and more thorough. These resources more quickly and
easily into private property and those who are rich and insightful eventually become part of
an ongoing conscious perception. Drainage of the shadow caused some parts of the brain and
mind work together more closely. This integration build balance, strengthen the weak points
and to quickly increase the strength of intellectual child.
Abstrak
Metode Image Streaming (pengaliran bayangan), merupakan kegiatan membiarkan
bayangan-bayangan hadir dan muncul di hadapan mata fikiran Anda. Tetapi tidak
memutuskan secara sadar isi bayangan-bayangan tersebut. Dan sementara Anda melihat
bayangan-bayangan itu, deskripsikan dengan lantang kepada fokus eksternal (alat perekam
atau pendengar) isi bayangan-bayangan tersebut dengan detail (Wenger, 2011 : 308).
Image Streaming (pengaliran bayangan) menghubungkan secara langsung daya-daya
verbal sadar dengan daya-daya mental yang jauh lebih kaya, lebih halus, dan lebih
menyeluruh. Sumber-sumber ini semakin cepat dan mudah menjadi milik pribadi dan
mereka-mereka yang kaya dan berwawasan lama-kelamaan menjadi bagian dari persepsi
sadar yang sedang berlangsung. Pengaliran bayangan menyebabkan beberapa bagian otak dan
pikiran bekerja sama lebih erat. Intergrasi ini membangun keseimbangan, memperkuat titiktitik lemah dan dengan cepat meningkatkan kekuatan intelektual anak.
A.
Pendahuluan
Pada zaman sekarang, keterampilan berbahasa mempunyai kedudukan yang sangat
penting. Tanpa berbahasa, seseorang tidak dapat berkomunikasi dengan baik secara lisan
maupun tulisan dalam mengungkapkna ide tau gagasan kepada orang lain. Keterampilan
berbahasa ini, mencakup empat aspek yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Kedudukan menulis berada pada tingkat paling akhir karena menulis merupakan tingkat yang
rendah diantara keempat aspek bahasa tersebut.
1
Keterampilan menulis, perlu dimiliki oleh setiap orang untuk mengembangkan bakat
pribadi seseorang melalui sebuah tulisan. Berlatih menulis merupakan modal utama untuk
menggali potensi dalam mengungkapkan ide tau gagasan. Oleh sebab itu, keterampilan
menulis merupakan keterampilan berbahasa yang harus diutamakan karena, tanpa menulis
apalah arti ilmu pengetahuan yang kita miliki, kalau tidak bisa kita tuangkan ke dalam sebuah
tulisan.
Dalam penelitian ini, keterampilan menulis menjadi penting karena, seseorang dituntut
untuk bisa menuangkan ide, pikiran dan perasaannya kepada orang lain atau kepada dirinya
sendiri. Kerugian yang terjadi jika proses menulis tidak ditingkatkan, maka hambatanhambatan yang ada dalam tulisan akan terus berkembang dan sulit untuk diatasi karena tidak
adanya proses usaha dan latihan.
Selain itu, keterampilan menulis merupakan keterampilan yang cukup sulit. Peranan
guru sebagai pengajar harus mementingkan metode pengajaran yang praktis dan efisien.
Seorang murid atau siswa akan jenuh jika pembelajaran menulis hanya bisa diterapkan dalam
satu metode, tanpa metode yang baik, peran guru dalam pembelajaran menulis kurang bisa
membangkitkan gairah dan kemauan siswa dalam belajar menulis. Selain semangat, modal
menulis adalah kemauan. Apabila siswa tidak memiliki kemauan maka guru tidak bisa
memaksa kehendaknya sendiri, kemudian ada juga motivasi atau dorongan baik motivasi dari
luar maupun dari dalam.
Sebagai salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa, keterampilan menulis tidak
hanya melibatkan unsur kebahasaan, tetapi juga unsur di luar bahasa. Kreativitas dan
wawasan yang dimiliki penulis ikut berpengaruh terhadap hasil tulisan. Bobbi DePorter dan
Mike Hernacki (2000:179) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas seluruh otak yang
menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika). Menurut Bobbi
dan Mike, belahan otak kanan merupakan tempat munculnya gagasan baru, imajinasi, gairah,
emosi, semangat, spontanitas, warna, dan kegembiraan. Sedangkan di belahan otak kiri
terdapat pengetahuan formal terkait kegiatan menulis itu sendiri seperti, teknik menulis,
perencanaan, outline, tata bahasa, penyuntingan, penulisan kembali, penelitian, dan tata
bahasa. Hal ini membawa pemahaman bahwa tulisan tidak hanya menyangkut bahasa yang
dikuasai penulis tetapi unsur-unsur lainpun dapat terungkapkan melalui tulisan. Konteks
akhirnya, tulisan merupakan sebuah produk atau cerminan dari apa yang dipikirkan, dikuasai,
dan apa yang ingin diutarakan penulisnya. Oleh karena itu, sebagian orang beranggapan
bahwa menulis adalah keterampilan yang paling sulit dikuasai dibanding dengan aspek
2
keterampilan bahasa yang lainnya. Sugiran (2008:54) menyatakan kesulitan yang sering
dialami siswa dalam menulis adalah (1) menemukan gagasan yang ingin disampaikan atau
ditulis, (2) mengorganisasikan gagasan dengan kata-kata, (3) memilih kata-kata yang tepat
untuk mengungkapkan gagasan yang telah dipilih, (4) memulai mengungkapkan gagasan, dan
(5) mengakhiri atau menutup tulisan.
Berdasarkan pengamatan penulis, siswa masih menganggap bahwa kegiatan menulis
masih dianggap sebagai kegiatan yang menyulitkan, membosankan, menguras waktu dan
pikiran, menuntut perhatian lebih, dan harus dilakukan dengan subgguh-sungguh. Hal
tersebut tampak dari sebagian siswa yang masih merasa kesulitan mencari ide dalam menulis
sehingga tidak jarang siswa merasa enggan ketika ditugaskan untuk menulis karangan.
Pada zaman sekarang ini, pembelajaran menulis masih rendah karena, kurangnya
kreativitas dari guru, selain itu dari segi metode pembelajaran yang digunakan pun, kurang
begitu sempurna sehingga kurang merangsang siswa dalam menuliskan sebuah tulisan. Kalau
dipaparkan hambatan-hambatan yang terjadi, atau faktor yang menyebabkan proses menulis
kurang berkembang di Indonesia itu karena, dipengaruhi oleh beberapa hambatan
diantaranya, siswa tidak mempunyai bakat untuk menulis, siswa jarang berlatih menulis, guru
kurang terampil dalam mengajarkan menulis, serta wawasan yang minim pun menjadi salah
satu faktor keberhasilan dalam proses melaksanakan latihan menulis, baik itu wawasan dari
siswa atau pun guru itu sendiri.
Ada beberapa alasan mengapa keterampilan menulis harus dimiliki oleh setiap orang,
pertama, keterampilan menulis merupakan budaya produktif karena, ketika kita sedang
menulis maka didalam diri kita terjadi proses produksi kemudian dilanjutkan lagi dengan
adanya kemampuan berfikir kritis dan analitis. Kedua, dengan berkurangnya budaya tulis,
terjadi rendahnya terbitan (buku, Koran, majalah dan tabloid) yang beredar di Indonesia.
Ketiga, menulis merupakan salah satu langkah menuju keabadian yakni karya tulis berbeda
dengan manusia. Keempat, menulis berarti menata pikiran kita. Kelima, menulis bisa
menyebarkan informasi kepada orang lain.
Selama peneliti melaksanakan PPLT di SMA Negeri I Pantai Cermin, keterampilan
menulis cukup digemari oleh siswa walaupun, ada beberapa siswa yang kurang berantusias
dalam keterampilan menulis. Tetapi, itu bukanlah kendala yang besar selama masih ada
komunikasi atau kerja sama antara guru dan siswa. Bagi pelajar, pokok bahasan menulis
cerpen merupakan salah satu kompetensi yang diharapkan dari kelas X MAS PAB seperti
3
yang tertulis dalam KTSP adalah “siswa mampu mengungkapkan pengalaman diri sendiri
dan orang lain ke dalam cerpen”.
Apabila kita melihat kedudukan atau perkembangan bahasa tulis sekarang ini, maka
keterampilan menulis mempunyai posisi yang sangat amat penting dibandingkan dengan
keterampilan berbahasa yang lain. Saat ini banyak pihak yang menilai pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah-sekolah belum mencapai hasil yang memuaskan seperti dari segi
keterampilan menulis. Disini, posisi guru bahasa Indonesia dapat membantu para siswa
untuk meningkatkan hasil belajar menulis cerpen maka, kualitas pembelajaran perlu
ditingkatkan. Dan, salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar dengan
mengembangkan kegiatan belajar secara bervariasi. Upaya yang harus dilakukan adalah
mengembangkan metode pembelajaran dalam mengajar, menyusun program pembelajaran
sesuai dengan metode pembelajaran yang dipilih, kemudian menerapkannya.
Dalam meningkatkan keterampilan menulis, perlu adanya suatu metode pembelajaran.
Salah satu metode pembelajaran yang diharapkan, yang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam menulis cerpen adalah metode Image Streaming (pengaliran bayangan). Atau
lebih jelasnya imej atau bayangan siswa adalah cara memperdayakan kemampuan imaji,
mengolah objek tertentu, hasilnya dideskripsikan dengan bantuan persepsi-persepsi tak sadar.
Pentingnya melakukan metode ini karena, metode ini lebih mendominasi pada unsur
bayangan yang didapatkan oleh siswa. Dan guru tidak membatasi siswa untuk mendapatkan
bayangannya, dalam artian siswa diberikan kebebasan untuk mendapatkan bayangan apapun
yang siswa dapatkan. Dengan kata lain, metode pengaliran bayangan itu sendiri adalah suatu
metode untuk mempecepat dan meningkatkan pembelajaran (Wenger, 2011:333).
Perlu Adanya Keterampilan
Menurut Depdiknas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2005:1180)
dikatakan, “keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas”.
Vagustin (dalam http://aksay.multiplay.com/jornal/item/20), menyatakan bahwa
“keterampilan merupakan kecakapan melaksanakan, mengelolah dan menciptakan dengan
dasar kinerja psychomotoric-skill”. Selanjutnya Kamisa (1997:357) mengatakan bahwa,
4
“keterampilan” adalah kesanggupan atau kekuatan, kekayaan yang menghendaki kecerdasan
serta perhatian yang lebih tinggi.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan (skill) adalah
kesanggupan, kekuatan untuk mengoprasikan suatu pekerjaan secara mudah dan cermat yang
membutuhkan kemampuan dasar dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang untuk
melakukan sesuatu pada bidang tertentu.
Keterampilan Menulis
Menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan berbahasa. Menulis
bukanlah hal yang sulit, tetapi tidak juga dikatakan mudah. Menulis dikatakan bukan hal
yang sulit bila menulis hanya diartikan sebagai aktivitas mengungkapkan gagasan melalui
lambang-lambang grafis tanpa memperhatikan unsur penulisan dan unsur di luar penulisan
seperti pembaca. Sementara itu, sebagian besar orang berpendapat bahwa menulis bukan hal
mudah sebab diperlukan banyak bekal bagi seseorang untuk keterampilan menulis.
Menulis adalah proses kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan
kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada dirinya sendiri dalam bentuk tulisan
(Nurjanah, 2005:8). Maksud pernyataan diatas adalah menulis merupakan pengungkapan
perasaan yang mendalam yang ditujukan kepada orang lain sebagai pengungkapan
ekspresinya.
Menulis bukan sekedar menggambarkan huruf-huruf akan tetapi ada pesan yang
dibawa penulis penggambaran huruf-huruf tersebut yakni karangan-karangan sebagai
ekspresi, pikiran, gagasan,pendapat, pengalaman yang disusun secara sistematis dan logis
(Dewi, 2005:11). Maksud pernyataan diatas adalah menulis bukan hanya menuntut anggota
badan saja yang bekerja, tetapi menuntut juga pemahaman untuk mengartikan pesan-pesan
yang ada dalam sebuah tulisan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa menulis adalah sebuah proses yang
kompleks yang mana di dalam prosesnya dapat dikembangkan dengan menggunakan
kemampuan berpikir dinamis, kemampuan analitis, dan kemampuan membedakan berbagai
hal secara akurat dan valid. Menulis bukan hanya sebuah cara untuk mendemonstrasikan hal
yang telah diketahui, lebih dari itu menulis adalah cara untuk memahami hal yang telah
diketahui tersebut. Selanjutnya, menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
5
seluruh proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis
memerlukan keterampilan karena diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan.
Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada tiga hal yang ada
dalam aktivitas menulis, yaitu adanya ide atau gagasan yang melandasi seseorang untuk
menulis, adanya media berupa bahan tulis, dan adanya tujuan menjadikan pembaca
memahami pesan atau informasi yang disampaikan oleh penulis. Dengan perkataan lain,
melalui tulisan tersebut segala pesan ataupun maksud dari penulis akan dapat dipahami oleh
pembaca.
Di dalam kegiatan menulis tentu ada kegiatan yang hendak dicapai. Tujuan menulis
yang paling utama adalah untuk menginformasikan sesuatu kepada pembaca. Selain tujuan ,
menulis juga memiliki fungsi utama. Berkaitan dengan fungsi menulis, Tarigan (1994:22)
menyatakan sebagai berikut, Pada dasarnya tulisan berfungsi sebagai komunikasi tidak
langsung, memudahkan kita berpikir secara kritis serta menjelaskan pikiran-pikiran tersebut,
merasakan dan menikmati pikiran-pikiran tersebut, merasakan dan menikmati hubunganhubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan masalah yang dihadapi,
dan menyusun untaian pengalaman. Maka fungsi utama menulis adalah sebagai alat
komunikasi tidak langsung. Pada prinsipnya, tujuan menulis adalah menyampaikan pesan
berupa pikiran atau perasaan kepada pembaca. Dengan cara membaca tulisan, pembaca dapat
memahami pesan yang ingin disampaikan oleh penulisnya. Sedangkan tujuan menulis ada
tujuan persuasif dan tujuan informatif. Tujuan persuasif, penulis bermaksud mempengaruhi
pembaca agar pembaca meyakini kebenaran gagasan yang disampaikan penulis. Sedangkan
tujuan informatif, penulis bertujuan menyampaikan informasi berupa pengalaman dan ilmu
pengetahuan kepada pembaca agar pembaca memahami dan mengetahui informasi tersebut.
Keterampilan Menulis Cerpen
Sebenarnya tidak ada rumusan yang baku mengenai apa itu cerpen. Para pakar
dan kalangan sastrawan memiliki rumusan yang tidak sama mengenai pengertian cerpen. HB.
Jassin, sang Paus Sastra Indonesia mengatakan bahwa yang disebut cerita pendek harus
memiliki bagian perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian. Sedangkan Kosasih (2003:222)
mengatakan bahwa, “cerita pendek (cerpen) adalah cerita yang menurut wujud fisiknya
berbentuk pendek”. Ukuran panjang pendeknya suatu cerita cukup relatif. Namun, pada
umumnya cerita pendek merupakan cerita yang habis dibaca sekitar sepuluh menitatau
setengah jam. Jumlah katanya sekitar 500-5000 kata. Karena itu, cerita pendek sering
6
diungkapkan dengan cerita yang dapat dibaca dalam sekali duduk. Oleh karena itu, cerita
pendek pada umumnya bertema sederhana. Jumlah tokohnya terbatas jalan ceritanya
sederhana dan latarnya meliputi ruang lingkup yang terbatas.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah
merupakan kisahan yang berisikan cerita padat, singkat yang panjangnya kira-kira 50010.000 kata yang pada umumnya mengisahkan masalah yang sederhana.
Unsur-unsur Cerpen
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang berada dalam struktur karya sastra. Hal ini
sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh (Nurgiyantoro, 2002:25) bahwa unsur intrinsik
adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri yang menyebabkan karya sastra
itu hadir. Unsur-unsur intrinsik tersebut adalah tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang,
amanat dan gaya bahasa.
Jadi, untuk dapat menghasilkan sebuah karya cerpen sastra yang baik khususnya
cerpen, seseorang harus memperhatikan unsur intrisnsik yang terkandung didalam sebuah
cerpen. Adapun unsur-unsur intrinsic cerpen adalah sebagai berikut :
a. Tema
Tema (Theme), menurut Stanton dan Kenny Nurgiyantotro (1995:67) adalah makna
yang terkandung oleh sebuah cerita. Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang
sebuah karya sastra dan yang terkandung didalam teks sebagai struktur semantik dan yang
menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan. Tema adalah landasan dasar
atau gagasan-gagasan umum suatu cerita. Tema akan mewarnai cerita dari awal sampai akhir.
Melalui tema cerita pengarang ingin memecahkan masalah cerita kepada pembaca.
(Nurgiyantoro, 2002:24).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tema adalah ide suatu
cerita yang menjadi landasan pengarang dalam menciptakan karya fiksi yang kemudian
diperluas dengan ide-ide penjelas.
7
b. Alur/Plot
Setiap cerita memiliki sebuah alur atau plot yang didasarkan pada kesinambungankesinambungan peristiwa dalam sebuah cerita. Dalam cerita itu ada hubungan sebab akibat.
Ada bagian yang mengawali cerita itu, ada bagian yang merupakan perkembangan lebih
lanjut dari situasi awal dan ada bagian yang mengakhiri dari cerita tersebut. Alurlah yang
menandai kapan sebuah cerita dimulai dan kapan berakhir. Alur ditandai oleh puncak atau
klimaks dari perbuatan dramatis tentang laju cerita. (Keraf, 2001:143).
Berdasarkan uraina diatas, maka dapat disimpulkan bahwa alur adalah suatu jalinan
cerita, rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat sehingga membentuk
sebuah cerita.
c. Latar/Setting
Latar merupakan tempat, waktu maupun situasi tertentu yang melatar belakangi
peristiwa-peristiwa dalam cerita, baik latar yang bersifat fisikal (berhubungan dengan
temapat) maupun latar yang bersifat psikologis (berupa lingkungan atau benda-benda yang
ada dalam lingkungan tertentu yang mampu menuansakan suatu makna cerita serta mengajak
emosi pembaca).
Latar selalu memilki hubungan dengan unsur-unsur lain dalam rangka membangun
totalitas makna serta adanya kesatuan dari seluruh isi yang dipaparkan pengarang. Latar
selalu memiliki hubungan dengan penokohan, suasana cerita, alur, maupun dalam rangka
mengwujudkan suatu cerita, dengan pemahaman peristiwa, dengan alur cerita itu sendiri.
Latar atau setting disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian
tempat, hubungan waktu, dan lingkungan social tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan.
Nurgiyantoro (1995:227) membedakan latar kedalam tiga unsur pokok yaitu tempat, waktu
dan social.
d. Penokohan (karakter)
Kosasih (2003:228) mengatakan bahwa penokohan adalah cara pengarang
menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.sedangkan Abrams
(Nurgiyantoro, 1995:165) mengatakan bahwa tokoh cerita (character) adalah orang-orang
yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan
8
memiliki kualitas moral dan kecendrungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan
dan apa yang dilakukan dalam tindakan.
e. Sudut Pandang (Point of View)
Sudut pandang atau point of view adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita.
Posisi pengarang ini terdiri dari :
1. Pengarang terlibat (auther participant) : pengarang ikut ambil bagian dalam cerita
sebagai tokoh utama atau orang lain, mengisahkan tentang dirinya. Dalam cerita ini
pengarang menggunakan kata ganti orang pertama aku atau saya.
2. Pengarang sebagai pengamat (auther of observant) : posisi pengarang sebagai
pengamat yang mengisahkan pengamatannya sebagai tokoh samping. Pengarang
berada diluar, dan menggunakan kata ganti orang ketiga yaitu dia atau ia didalam
ceritanya.
3. Pengarang serba tahu (auther emniscient) : pengarang berada diluar cerita
(impersonal) tetapi serba tahu apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh tokoh cerita.
Dalam kisahan cerita pengarang memakai nama-nama orang dan dia (orang ketiga).
f. Amanat
karya sastra selain berfungsi sebagai hiburan bagi pembacanya, juga berfungsi
sebagai sarana pendidikan. Dengan kata lain, pengarang selain ingin menghibur pembaca
(penikmat) juga ingin mengajari pembaca. Ajaran yang ingin disampaikan pengarang itu
dinamakan amanat. Jadi amanat adalah unsur pendidikan, terutama pendidikan moral, yang
ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca lewat karya sastra yang ditulisnya. Unsur
pendidikan ini tentu saja tidak disampaikan secara langsung. Pembaca karya sastra baru dapat
mengetahui unsur pendidikannya setelah membaca seluruhnya.
Dengan kata lain, amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang
kepada pembaca baik secara tersirat maupun secara tersurat melalui cerita tersebut.
9
Metode Image Streaming (pengaliran bayangan)
Metode adalah cara yang teratur, yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dihendaki; cara yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan, suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (KBBI,
2005:740). Metode pengaliran bayangan (Image Streaming) adalah cara memberdayakan
kemampuan imaji mengolah objek tertentu, hasilnya dideskripsikan dengan bantuan persepsipersepsi tidak sadar (Wenger, 2011:306) Objek yang dideskripsikan mengenai suatu bentuk
cerita, yang dikemas dalam pembelajaran menulis cerpen, sehingga siswa dapat bebas
membayangkan apapun, selama bayangan tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang telah
ditentukan dalam metode Image Streaming (pengaliran bayangan).
Metode Image Streaming (pengaliran bayangan), merupakan kegiatan membiarkan
bayangan-bayangan hadir dan muncul di hadapan mata fikiran Anda. Tetapi tidak
memutuskan secara sadar isi bayangan-bayangan tersebut. Dan sementara Anda melihat
bayangan-bayangan itu, deskripsikan dengan lantang kepada fokus eksternal (alat perekam
atau pendengar) isi bayangan-bayangan tersebut dengan detail (Wenger, 2011 : 308).
Image Streaming (pengaliran bayangan) menghubungkan secara langsung daya-daya
verbal sadar dengan daya-daya mental yang jauh lebih kaya, lebih halus, dan lebih
menyeluruh. Sumber-sumber ini semakin cepat dan mudah menjadi milik pribadi dan
mereka-mereka yang kaya dan berwawasan lama-kelamaan menjadi bagian dari persepsi
sadar yang sedang berlangsung. Pengaliran bayangan menyebabkan beberapa bagian otak dan
pikiran bekerja sama lebih erat. Intergrasi ini membangun keseimbangan, memperkuat titiktitik lemah dan dengan cepat meningkatkan kekuatan intelektual anak.
Sokrates dan Einstein mengatakan bahwa, metode image streaming (pengaliran
bayangan) dapat dijadikan alat bantu dalam meningkatkan pembelajaran khususnya, dalam
pembelajaran menulis. Karena, pengaliran bayangan dapat menempatkan daya-daya
pemahaman labih “nyambung” (kontak) dengan wilayah sadar atau kesadaran seseorang.
Ketika kontak itu semakin banyak dilatih, sumber-sumber pemahaman semakin mudah
tersedia untuk dipakai secara sadar (Wenger, 2011:333).
Manfaat Metode Image Streaming (Pengaliran bayangan)
Metode Image Streaming (pengaliran bayangan) membantu hal-hal dimana pemikiran
visual menjadi kuncinya. Metode pengaliran bayangan ini menarik bayangan dan kesan dari
suatu luas sumber-sumber didalam otak dan mengekspresikan secara eksternal dengan cara
mendeskripsikannya. Pengaliran bayangan melibatkan serta melatih area-area otak yang
10
terpisah. Lobus temporal kiri (verbal) melakukan pendeskripsian dengan kata-kata, dan pusat
mayoritas kesadaran langsung kita. Bagian-bagian yang terbesar luas otak bawah-sadar dan
tak-sadar kita membangkitkan pemahaman-pemahaman kita dan menyimpan banyak sekali
data tidak sadar kita.
Metode Image Streaming (pengaliran bayangan) akan membantu meningkatkan
pembelajaran, bahkan tanpa teknik-teknik lainnya dalam setiap metode pengajaran. Akibat
dari mempraktikkan pengaliran bayangan adalah meningkatkan daya-daya pemahaman lebih
”nyambung” dengan wilayah sadar atau kesadaran seseorang. Metode pengaliran bayangan
dapat memperbaiki fungsi otak, meningkatkan kemampuan umum pembelajar untuk belajar
dan menarik manfaat dari apa yang dipelajari.
Dalam Beyond Teaching and learning, Wenger (2011:330-333) menjelaskan manfaat
dan kegunaan dari metode Image Streaming :
1. Dapat mempertajam seluruh keterampilan berfikir visual
dan membantu
menggambarkan visualisasi. Dengan kata lain metode pengaliran bayangan ini dapat
meningkatkan kemampuan otak
2. Dalam meningkatkan kemampuan otak, metode ini menarik bayangan dan kesan dari
suatu rentang yang luas didalam otak dan mengekspresikan secara eksternal dengan
cara mendeskripsikannya
3. Dapat memperluas area otak agar dapat ”on-line” (nyambung) dengan kesadaran.
Pengaliran bayangan melibatkan serta melatih area-area otak yang terpisah. Lobus
temporal kiri (verba) melakukan pendeskripsian dengan kata-kata, dan pusat
mayoritas kesadaran langsung kita. masih banyak wilayah otak lainnya yang
dilibatkan untuk pemahaman menjadi bayangan-bayangan visual yang menjelaskan
pemahaman atau hubungan data itu. Termasuk lobus temporal kanan, yang bertugas
khusus ”merasakan” segala sesuatu serta mengapresiasikan keindahan.
11
Kelebihan dan Kelemahan Metode Image Streaming (pengaliran bayangan)
Kelebihan dari metode Image Streaming (pengaliran bayangan) adalah memperbaiki
fungsi otak, meningkatkan kemampuan umum pembelajar untuk belajar dan menarik
manfaat dari apa yang mereka pelajari, mempertajam seluruh keterampilan berfikir visual,
memperoleh peningkatan IQ, membantu mengarahkan visualisasi dan untuk mempertajam
apresiasi terhadap isu yang dibicarakan. Metode image streaming memiliki beberapa
kelebihan:
1. Membantu setiap prosedur untuk menemukan solusi yang kreatif
2. Mengembangkan dengan cepat dan luar biasa kemampuan pengamatan bebas,
objektivitas dan karakter pribadi dan
3. Menghasilkan ilham yang segera dan dapat dipercaya.
Kelemahan
dari
metode
Image
Streaming
(pengaliran
bayangan)
adalah
menggambarkan yang dilakukan melalui pengaliran bayangan tidak seakurat yang dilakukan
oleh pelaku yang biasa menggambarkan sesuatu dengan memutuskan terlebih dahulu objek
yang dikajinya. Selain itu, metode ini juga tidak mudah dilakukan oleh sembarang orang
karena metode ini membutuhkan pengaliran imaji yang bisa secara cepat dilakukan oleh
orang-orang yang biasa berlatih memperaktikkannya secara konsisten. Walaupun demikian,
orang-orang yang tidak biasa berlatih pun dapat melakukannya. Apabila hasil yang
diinginkan kurang tercapai, hal itu dapat dikarenakan metode ini dianggap wajar karena
metode ini diperaktikan hanya satu kali. Terkait hal ini siswa diharapkan dapat berlatih untuk
memperaktikkannya, sehingga dapat dicapai hasil yang maksimal dan memuaskan.
Wenger (2011:326) mengatakan bahwa keunggulan metode Image Streaming yakni
(a) untuk mengejar ketertinggalan Anda dalam membaca, sekalipun Anda telah belajar
mengalirkan bayangan dan cukup banyak memperaktikkannya agar memperoleh bayangan
dengan cepat, (b) memotong dua pertiga waktu yang diperlukan untuk membaca bahanbahan tugas, karangan-karangan ilmiah, bab-bab teks berat, (c) dan waktu yang sama, Anda
meningkatkan nilai intelektual atau pemahaman Anda setidaknya tiga kali lipat dari
kebenaran bacaan tersebut.
12
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Menulis adalah sebuah proses yang kompleks yang mana di dalam prosesnya dapat
dikembangkan dengan menggunakan kemampuan berpikir dinamis, kemampuan
analitis, dan kemampuan membedakan berbagai hal secara akurat dan valid.
2. Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang
dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah.
3. Bahwa ada tiga hal yang ada dalam aktivitas menulis, yaitu adanya ide atau gagasan
yang melandasi seseorang untuk menulis, adanya media berupa bahan tulis, dan
adanya tujuan menjadikan pembaca memahami pesan atau informasi yang
disampaikan oleh penulis.
4. Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung.
5. Tujuan menulis ada dua yakni, tujuan persuasif dan tujuan informatif.
6. Image Streaming (pengaliran bayangan), merupakan kegiatan membiarkan bayanganbayangan hadir dan muncul di hadapan mata fikiran Anda. Tetapi tidak memutuskan
secara sadar isi bayangan-bayangan tersebut.
7. Image Streaming (pengaliran bayangan) menghubungkan secara langsung daya-daya
verbal sadar dengan daya-daya mental yang jauh lebih kaya, lebih halus, dan lebih
menyeluruh.
8. Metode Image Streaming (pengaliran bayangan) membantu hal-hal dimana pemikiran
visual menjadi kuncinya. Metode pengaliran bayangan ini menarik bayangan dan
kesan dari suatu luas sumber-sumber didalam otak dan mengekspresikan secara
eksternal dengan cara mendeskripsikannya.
9. Dapat mempertajam seluruh keterampilan berfikir visual
dan membantu
menggambarkan visualisasi. Dengan kata lain metode pengaliran bayangan ini dapat
meningkatkan kemampuan otak.
13
10. Dalam meningkatkan kemampuan otak, metode ini menarik bayangan dan kesan dari
suatu rentang yang luas didalam otak dan mengekspresikan secara eksternal dengan
cara mendeskripsikannya.
Saran
1. Metode Image Streaming merupakan metode yang dapat membantu meningkatkan
keterampilan menulis cerpen dengan membiarkan bayangan-bayangan masa lalu
muncul dihadapan mata pikiran kita lalu kita tuangkan kedalam sebuah tulisan.
2. Guna tercapainya pembelajaran keterampilan menulis karangan seorang guru bahasa
seharusnya lebih aktif dan kreatif dalam mengemas model-model pembelajaran baik
dari segi pendekatan, metode, teknik, maupun medianya. Hal tersebut diharapkan
dapat meningkatkan kualitas dan kreativitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Langkah-langkah keterampilan menulis cerpen dengan menggunakan metode Image
Streaming dapat memicu siswa untuk lebih kreatif dalam keterampilan menulis.
Selain itu, siswa juga dapat mengorganisasikan gagasannya serta menggunakan ejaan
yang tepat.
Daftar Pustaka
Atmowiloto, Arswendo. 2002. Mengarang Itu Gampang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Akhadiah, Sabarti. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga
Gie, The Liang.2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi
Marihimin, Ismail. 2009. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya
Kosasih. 2001. Kompetensi Ketatabahasaan. Bandung: Yrama Widya
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis. Yogyakarta: Erlangga.
Kusumaningrat, Hikmat. 2009. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: Rosda
Tarigan, Henry Guntur. 2005. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa
14
Taringan, Guntur, 1990. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Wenger, Win. 2004. Beyound Teaching and Learning. Memadukan Quantum Teaching dan
Learning. (terjemahan). Bandung: Nuansa
15
Download