PERTEMUAN PENGURUS GEBU MINANG DENGAN PEMERKASA

advertisement
PERTEMUAN PENGURUS
GEBU MINANG DENGAN PEMERKASA DIM
Pengurus Gebu Minang atau Gebu Minang sebagai organisasi masyarakat Minang
terbesar di Nusantara mengambil inisiatif untuk mengadakan pertemuaan atau dengar
pendapat pemerkasa DIM yang dilaksanakan pada :
Dilaksanakan pada : Tgl 24 Oktober 2015 mulai Jam 13.30 Wib – 17.30 Wib
Tempat
: di Jalan Sriwijaya IV no. 3 Kebayoran Baru Jakakarta Selatan,
di kediaman Ketua Umum Gebu Minang Bapak HR.E Jamin
Dt.Tanmaliputi
Rapat dipimpin oleh : Bapak Yulianto Syahyu SH, Sekjen Gebu Minang
Yang dihadiri oleh
: Lebih/kurang 20 orang
Rapat dibuka oleh ketua Umum Gebu Minang, beliau menjelaskan tujuan mengadakan
pertemuan ini adalah untuk mendengarkan langsung dari sumbernya tentang Ide-ide
atau alasan pembentukan DIM, hal ini dilakukan agar tidak tidak terjadi kesimpang
suaran diluar.
Selanjutnya pimpinan rapat mempersilahkan kepada Bapak Mochtar Naim untuk
menyampaiakan presentasinya apa sebenarnya yang menjadi dasar untuk membentuk
DIM. Gebu Minang sebagai organisasi kemansayarakatan terbesar di Nusantara tentu
berkewajiban untuk menampung ide-ide dari masyarakat jika memang baik tentu
harus di pertimbangkan.
Mochtar Naim
Dalam pemaparan beliau menyampaikan sebagai berikut :
1) DIM berangkat dari kenyataan, bahwa sejak PRRI, provinsi Sumatera Barat
menurun terus dinyatakan sebagai Provin ke 3 dari bawah, maka DIM yang akan
mendongkrak menjadi provinsi terbaik di Nusantara
2) Undang Undang dasar 45 pasal 18 A ayat 1, 18B ayat 1 & 2
3) 17 ( tujuh belas) keistimewaan, setidak-tidaknya 5 dari 17 seperti :
Yang pertama, adalah Minnagkabau adalah matrilineal
Yang kedua,, Sitem harta pusako tinggi
Kemudian yang ke Tiga diteruskan oleh Bapak Armadi Harbi, Landasan
hukum/Yuridis yalah PDRI, Presiden Assat, Sekolah Polisi Wanita Pertama di
Bukittingi, dan tidak ada tambahannya untuk yang ke Empat dan ke Lima.
Dan sebelumnya beliau menjelaskan bahwa beliau telah mengadakan sosialisasi
kemana-mana termasuk kepada pera penjabat yang berasal Minangkabau.
Selanjutnya pimpinan sidang menanyakan beliau, apakah masih ada yang akan
disampaikan atau apa ada yang akan menambahkan apa yang telah disampaikan
oleh pak Mochtar Naim? Mereka menjawab sudah cukup, kemudian dilanjutkan
kepada tanggapan dari para peserta rapat.
Tanggapat-tanggapan:
1. Azmi Dt.Bagindo
Sebenarnya ambo telah mengikuti wacana DIM ini sejak dari awal dan ambo pun
telah memberikan tanggapan dan beberapa pertanyaan, tentang hal tersebut kepada
ba[ak Mochtar Naim, tetapi tidak pernah ada jawaban dari Bapak Mochtar Naim.
Mako sekarang ambo sangat berterima kasih kepada Ketum Gebu Minang yang
telah memperkasai pertemuan ini, mudah-mudahan ada manfaat.
Setelah mendengar dan mengikuti pemaparan yang baru sajo di sampaikan oleh
Bapak Mochtar Naim, tentang wacana DIM, ambo berpendapat ampir-ampir sampai
pada berkesimpulan bahwa 17 alasan tersebut sangatlah lemah, tidaklah jika itu
yang akan di jadikan alasan untuk membentuk DIM, selanjutnyo ambo ingin
Menyampaikan 2 pertanyaan :
1. Minangkabau sebagai Wilayah Adat dan budaya, yang Wilayahnya jauh lebih
luas dari pada Wilayah Sumatera Barat. Masyarakatnya telah tersusun menurut
susunan Adat yang disebut adat nan sabatang panjang, seperti Sistem Matrilinial,
Sistem Sako Pusako, Budi sebagai Roh Adat, Pepatah Petitih sebagai ayat-ayat
adat, dan Filsafat Adat Basandi Syara’ Syara' basandi kitbullah (ABS-SBK) yang
mana seluruh masyarakatnya ber agama Islam dan jika tidak Islam maka
bukanlah dia orang, tetapi adalah orang Sumatera Barat.
2. Kemudian provinsi Sumatera Barat adalah wilayah administrative pemerintahan
yang disitu hidup masyarakatnya, terdiri dari bermacam-macam agama, adat dan
budaya.
Kedua wilayah yang besar ini yang mempunayai perbedaan yang sangat jelas,
yang satu hitam putih ( semua penduduknya ber agama Islam) dan yang satu lagi
abu-abu, penduduknya terdiri dari bermacam-macam agama, adat dan budaya,
kaduanya itu akan disatukan dalam propinsi yang bernama DIM, pertanyaannya
adalah:
1) Jika ingin disatukan kedua wilayah ini, bagaimana dengan wilayah Minangkabau
yang jauh lebih luas dari wilayah Sumatera Barat, apakak semua wilayah
Minangkabau itu akan di jadikan DIM, atau bagaimana, mohon penjelasan
Bapak?
2) Pada saat sekarang, apabila ada orang Minang yang keluar dari Islam masuk ke
agama lain, kita berani mengatkan bahwa dia tidak lagi orang Minang, tetapi dia
adalah orang Sumatera Barat. Jika nanti sudak menjadi provinsi DIM, apa yang
harus kita katakana atau lakukan, di karenakan di provinsi itu adalah abu-abu atau
semua agama boleh di situ, mohon penjelasan Bapak?
2.Azmy Dt.Tumanggung
Beliau menyampaikan, boleh saja ada Ide, tetapi sebenarnya masalah intern kita
yang perlu terlebih dahulu kita selesaikan, intern kita kedalam sangat banyak
persoalan harus kita benahi atau kita selesai, kok malah sekarang mau melebur
Minangkabau menjadi provinsi Sumatera Barat, apa sebenarnya yang di inginkan
?
3. Mishar Dt.Mangkuto Sapuluah
Beliau seorang Dt. yang bersal dari Balai Gurah Ampek Angkek Bukittinggi, dan
kebetulan Ketua KAN di nagari dan ketua LKAAM di kecamatan, dan beliau baru
saja terpilih menjadi Ketua Kerapatan Niniak mamak Minangkabau.
Beliau menyampaikan, bahwa 17 ( belas ) alasan dibentuknya DIM yang
disampiakan oleh Bapak Mochtar Naim, sangatlah lemah sekali seakan-akan
alasan yang di cari-cari, maka beliau mempertanyakan apa sebenarnya yang di
inginkan oleh bapak Mochtar Naim?
Tidak ada DIM juga, Minangkabau sudah istimewa sejak dari dulu. yaitu Istimewa
dengan Sistem matrilinialnya, Sistem Sako Pusako, dan filsafat Adat Basandi
Syarak, sayarak basandi kitabullah (ABS-SBK) semua orang Minang itu pasti
Islam, jika tidak Islam, dia hanyalah orang Sumatera Barat. Kenapa harus Minang
yang di acak-acak, jika ingin istimewa, kenapa tidak provinsi Sumatera Barat saja
yang di jadikan daerah Istimewa?
4. St.Muhamad Saukati
Beliau menyampaikan, bahwa Minangkabau sudak Istimewa sejak dulu, dalam
sebuah buku yang pernah dia baca bahwa pada tahun 1825, dijelaskan Belanda
saja tidak berani mengutak atik atuaran adat Minagkabau. Jika ingin istimewa,
kenapa keistimewaan Minagkabau itu tidak di jadikan menjadi keistimewaan
provinsi Sumatera Barat, tanpa harus mengutak-atik wilayah inangkabau?
Jawaban Bapak Mochtar Naim
1. Bahwa DIM tidak akan mengambil wilayah Minangkabau yang luas itu, yang malah
sampai ke Pilipin, Malaisia, Madagaskas dan lain-lain, untuk DIM kita membatasi
hanya wilayah Sumatera Barat saja.
2. Tentang orong Non muslim di DIM seperti Mantawai, dan orang minang yang
berpindah agama, kita tidak akan personalkan malah mereka harus dan akan
lindungi mereka. Di nagara Islam juga banyak orang yang bukan Muslim, seperti
di Malaisia, dan di Negara-negara Islam lainnya.
Tanggapan Azmi Dt.Bagindo Atas Jawaban Bapak Mochtar Naim
1.
Jika hanya wilayah Sumatera Barat saja yang akan menjadi Daerah Istimewa
Minangkabau (DIM) berarti banyak Wilayah Minangkabau yang akan hilang dan
lenyap, yang akhirnya tinggal nama yang bernama DIM, dan nama tersebut akan
2.
di salekkan kedalam perovinsi Sumatera Barat yang ada sekarang, yang kemudian
akan bernama DIM. Mungkin Bapak lebih mengetahui, bahwa jangankan
melenyapkan Wilayah Minangkabau, yang akirnya tinggal nama, dan kemudian
nama itu diselipkan kedalam proviinsi Sumatera Barat yang bernama DIM.
Manjua manggadai harato pusako tinggi sajo, lai indak buliah apolai melenyapkan
Minangkabau, jika tetap dilakukan bisa kanai kutuak biso kawi, kateh indak
bapucuak, kabawah indak baurek, di tangah-tangah di giriak kiumbang,
bagaimana bertanggung jawaban kita atau Bapak kepada pendahulu atau pendiri
Minangkabau dan kepada generasi selanjutnya?
Dengan adanya DIM, Minangkabau menjadi lenyap, berobah menjadi abu-abu
sehingga kembali bacampua atah jo barek, sagalo kebeh harus di ungkai, sagalo
pasak harus di bukak, pamatang harus di ratokan. Pertanyaan ambo alun pak
Mochtar jawab, masalahnya adalah; pada saat kini kita masih bisa mangatokan
bahwa orang Minangkabau itu semuanya Bergama Islam, dan jika tidak Bergama
Islam maka dia bukanlah orang Minang, tetapi orang Sumatera Barat.
Pertanyaanya, bagai mana nanti jika sudah menjadi DIM, apa yang harus kita
katakan kepada mereka atau orang nan muslim dan orang Minang yang berpindah
agama ,?
Jawaban Bapak Mochtar Naim atas tanggapan Azmi Dt.Bagindo
1. Bahwa tujuan DIM adalah untuk menjadikan atauran ada Minangkabau yang
selama ini berbentuk non formal menjadi formal yang diatur oleh Undang-undang
NKRI
2. Masalah pertnyaan yang kedua, di jawab kita serahkan saja kepada yang
melaksanakan DIM nanti, kita tidak perlu memikirkan hal tersebut sekarang, yang
kita DIM dulu.
Tanggapan kedua Azmi Dt.bagindo
1. Sebenarnya tidaklah perlu adat Miangkabau di formalkan dan diatur oleh UU,
sebenarnya kemawan dari pemerintah daerah yang sangat di perlukan, kalau kita
cermati sebenarnya UU telah memberikan peluang yaitu UU no. 32 th 2004 dan
Perda no. 2 tahun 2007 sebagai pengganti perda no.9 tentang pemerintahan
nagari, pada ketentuan Umum Pasal 1 ayat 7 dan 8 . disebutkan : Ayat 7, Nagari
adalah kumpulan masyarakat hukum adat yang memiliki batas-batas wilayah
tetentu, dan berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan filosofi Adat basandi Syarak, Syarak Bansandi Kitabullah
dan atau berdasarkan asal-usul dan adat istiadat dalam wilayah peropinsi
Sumatera Barat. Dan pada ayat 8 disebutkan pula : Pemerintahan nagari adalah
penyelenggara urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintahan nagari
dan Badan Pemusyawarahan Nagari berdasarkan asal usul di wilayah propinsi
Sumatera Barat yang berada dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Repoblik Indonesia Jika hal tersebut yang akan dilakukan, kan tidak perlu dengan
mengarbankan atau melenyapkan Wilayah Minangkabau.
2. Jika demikian, berarti konsep yang bapak buat tidak lengkap, kenapa kita herus
mengejar sesuatu yang tidak jelas, sedangkan yang sudah jelas ada, ini berarti.
Dikaja asok bagabun, api barai di tinggakan.
Nan di kaja alun tantu dapek, tapi nan dikandung malah baciciran
Hal ini tidak lagi di jawab oleh beliau, beliau gantung sampai DIM terbentuk dan
akan di jawab oleh yang akan menjalankan DIM nanti.
Jawaban Bapak Mochtar Naim terhada pertanyaan Azmy Dt.Tumanggung
Beliau mengatakan bahwa, itulah tujuannya di bentuk DIM, yang akan
menyelesaikan semua persoalan Minangakabau, karena pada saat ini ABS-SBK
hanya tinggal di ucapan saja
Jawaban Bapak Mochtar Naim terhadap pertanyaan
angku Mishar
Dt.Mangkuto Sapuluah
1. Beliau menjelaskan bahwa mereka ingin menegakan kembali Minagkabau, niniak
mamak beserta perangkat adatnya tidak berpungsi, kemanakan tidak lagi
menghoranti mamak, bahsa minang tidak lagi di pakai sekarang pakai bahasa
Indomi.
2. Keistimwaan itulah yang akan di jadikan alasan untuk mengajukan DIM, dan beliau
tetap bersikukuh bahwa yang akan di istimewakan itu adalah Minangkabau bukan
Sumatera Barat.
Dan pada akir penutupan ketua Gebu Minang Bapak RH Jamin Dt.Tanmaliputi,
menyampaikan bahwa telah ada kemajuan tentang Istimewa, tetapi yang di
istimewakan adalah Sumatera Barat, bukan IMangkabau. Beliau mengharapakn
semoga Bapak Mochtar Naim dapek mempertimbangakan dan menerima yang di
Istimewakan Sumatera Barat, bukan Minangkabau. Hal tersebut langsung di jawab
oleh bapak Mochtar Naim, bahwa beliau tidak akan berobah, kemudian ketua
Gebu Minang mengatakan sambia berkelakar piker-pikirlah dululah, di jawab lagi
oleh Bapak Mochtar Naim, saya tidak akan berobah, hal tersebut langsung pula di
jawab oleh ketua Gebu Minang, kalau begitu saja juga tidak akan berobah.
Maka pada akirnya, rapat di tutu oleh ketua Gebu Minang, sepakat untuk tidak
sepakat,
Di Catat dan di tulis Oleh
Azmi Dt.Bagindo
Download