Perbandingan Motivasi dan Perilaku Menonton

advertisement
BAB V
ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON
Motivasi menonton menurut McQuail ada empat jenis, yaitu motivasi
informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan.
Kurt Lewin
dalam Azwar (1998) merumuskan suatu
model perilaku yang
mengatakan bahwa perilaku adalah fungsi karakteristik individu dan lingkungan.
Karakteritisk individu meliputi berbagai variabel seperti motivasi, nilai-nilai, sifat
kepribadian, dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain. Penelitian kali ini
ingin melihat hubungan motivasi dengan perilaku menonton televisi publik.
Motivasi yang dilihat pada penelitian kali ini adalah motivasi
mendapatkan informasi, motivasi mendapatkan hiburan, motivasi akan identitas
pribadi, motivasi akan integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi akan identitas
kolektif. Perilaku yang dilihat pada penelitian kali ini adalah durasi menonton,
frekuensi menonton, dan pilihan program. Masing-masing motivasi dipengaruhi
oleh berbagai macam media tidak hanya televisi saja, melainkan internet, koran,
radio, dan majalah . Responden dapat dengan bebas memilih media yang dapat
memenuhi dari setiap motivasi.
5.1
Hubungan Motivasi dengan Durasi Menonton
Motivasi yang merupakan dorongan atau alasan seseorang untuk
melakukan sesuatu dapat mempengaruhi perilaku. Motivasi menonton, yaitu
mendapatkan informasi, mendapatkan hiburan, motivasi akan identitas pribadi,
motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dan motivasi identitas kolektif dapat
mempengaruhi perilaku menonton yang mencakup durasi menonton, yaitu
70
lamanya seseorang menonton televisi, frekuensi menonton yang merupakan
seberapa seringnya seseorang menonton televisi dan pilihan program.
Durasi menonton adalah lamanya waktu yang dihabiskan penonton untuk
menonton televisi. Durasi menonton responden dibagi menjadi dua yaitu untuk
responden penonton TVRI dan responden penonton televisi swasta. Hasil
persentase responden berdasarkan durasi menonton dapat dilihat pada Tabel 3.
Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa durasi menonton penonton TVRI lebih
besar dibandingkan penonton televisi swasta yaitu 60 % untuk penonton TVRI
dengan durasi menonton tinggi dan 40 % untuk responden penonton televisi
swasta yang memiliki durasi menonton yang tinggi. Kategori durasi menonton
tinggi adalah responden dengan lama menonton 14, 5 jam sampai 41, 5 jam dalam
seminggu, sedangkan untuk kategori rendah adalah responden dengan lama
menonton kurang dari 14 jam dalam seminggu. Sebagian besar dari responden
penonton TVRI adalah karyawan yang memiliki jam kerja sampai sore hari
sehingga dapat menyaksikan TVRI Jawa Barat dan Banten yang mulai tayang
pada pukul 15.00, sedangkan untuk penonton televisi swasta sebagian besar
responden adalah mahasiswa
yang sibuk dengan tugas dan kegiatan kampus
sehingga waktu menonton mereka rendah.
Tabel 3. Persentase Penonton Berdasarkan Durasi Menonton Televisi
Durasi Menonton
Penonton
TVRI (%)
Swasta (%)
Tinggi
60
40
Rendah
40
60
100 (25 orang)
100 (25 orang)
Total
71
Uji hubungan antara motivasi menonton dengan durasi menonton
dilakukan dengan tabulasi silang dan crosstabs-Chi Square. Hasil pengolahan
data berdasarkan Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar dari α (0,05) maka Ho
diterima, dan jika Approx. Sig. lebih kecil dari α (0,05) berarti Ho ditolak.
5.1.1 Hubungan Motivasi Mendapatkan Informasi dengan Durasi
Menonton
Motivasi mendapatkan informasi pada penelitian ini diidentifikasi
berdasarkan alasan penonton untuk menonton televisi adalah ingin memperoleh
informasi terbaru, ingin mencari tahu mengenai peristiwa nasional dan
internasional, dan ingin memenuhi rasa ingin tahu. Motivasi mendapatkan
informasi dapat mempengaruhi lamanya penonton dalam menonton televisi, untuk
melihat hubungannya maka dilakukan uji hubungan dengan menggunakan
tabulasi silang dan analisis Crosstabs –Chi Square. Pengambilan keputusan
berdasarkan nilai Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar dari α (0,05) maka Ho
diterima, yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel-variabel
yang diuji. Sebelum melihat hubungan motivasi dengan durasi menonton, pada
Tabel 4 disajikan persentase motivasi mendapatkan informasi menonton.
Tabel 4 menggambarkan persentase motivasi mendapatkan informasi
dalam menggunakan televisi baik untuk penonton TVRI maupun televisi swasta.
Motivasi informasi timbul karena keinginan penonton untuk mengetahui
mengenai berita terbaru baik nasional maupun internasional dan untuk memenuhi
rasa ingin tahu responden mengenai berbagai hal.
72
Tabel 4. Persentase Jumlah Penonton Menurut Motivasi Mendapatkan
Informasi pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta
Penonton
Motivasi Mendapatkan
Informasi
TVRI (%)
Swasta (%)
Tinggi
96
64
Rendah
4
36
100 (25 orang)
100 (25 orang)
Total
Pada Tabel 4 terlihat perbedaan mencolok penonton TVRI dengan televisi
swasta dalam memenuhi kebutuhan akan informasi melalui menonton televisi.
Hampir semua penonton TVRI menunjukkan bahwa motivasi untuk mendapatkan
informasi mereka tinggi, hanya 4% yang menyatakan bahwa motivasi
mendapatkan informasi mereka rendah. Sebaliknya, pada penonton televisi swasta
memang motivasi mendapatkan informasinya termasuk tinggi, akan tetapi
proporsinya tidak setinggi pada penonton TVRI. Motivasi mendapatkan informasi
pada penonton televisi swasta bukan merupakan alasan utama mereka untuk
menonton televisi, karena itu juga proporsi tinggi dan rendahnya motivasi tidak
signifikan seperti pada penonton TVRI.
Tabel 5. Persentase Hubungan Motivasi Mendapatkan Informasi dengan
Durasi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta
Motivasi
Mendapatkan
Informasi
Durasi Menonton
Tinggi
Tinggi
(%)
62,50
TVRI
Rendah
(%)
37,50
Rendah
0
100
Total
(%)
100
(24 orang)
Tinggi
(%)
37,50
Swasta
Rendah
(%)
62,50
100
(1 orang)
44,40
55,50
Total
(%)
100
(16 orang)
100
(9 orang)
73
Tabel 5 memperlihatkan hubungan motivasi mendapatkan informasi
dengan durasi menonton, dalam tabel tersebut dibagi menjadi dua kategori yaitu
penonton TVRI dan penonton televisi swasta. Hubungan antara motivasi dengan
durasi menonton antara penonton TVRI dengan televisi swasta memiliki
perbedaan yang dapat dilihat melalui persentase pada Tabel 5. Penonton TVRI
yang memiliki motivasi mendapatkan informasi tinggi ternyata juga memiliki
durasi menonton yang tinggi. Sedangkan penonton televisi swasta yang memiliki
motivasi mendapatkan informasi tinggi ternyata memiliki durasi menonton yang
rendah.
Perbedaan yang terlihat dapat dikarenakan, memang penonton TVRI yang
memiliki motivasi mendapatkan informasi tinggi juga menggunakan waktu
menonton dalam seminggu yang tinggi juga untuk menonton tayangan yang dapat
memenuhi motivasi mendapatkan informasi, misalnya tayangan berita. Sedangkan
penonton televisi swasta yang memiliki motivasi mendapatkan informasi tinggi
bisa saja menggunakan waktu menontonnya dalam seminggu tidak hanya untuk
menonton program yang dapat memenuhi kebutuhan akan informasi. Hal ini bisa
dikarenakan karena memang penonton TVRI lebih memilih untuk menonton
TVRI karena tayangannya yang banyak berisi tayangan informatif dan edukatif
yang dibutuhkan oleh penonton dan sulit didapat dari televisi swasta. Sehingga
mereka menggunakan waktu menonton mereka untuk menonton tayangan yang
dapat memenuhi kebutuhan akan informasi. Sedangkan pada televisi swasta,
mereka cenderung memilih tayangan yang sedang marak disiarkan yang minim
akan pesan informatif dan edukasi. Hal tersebut juga didukung oleh televisi
swasta yang terus menyajikan tayangan yang diinginkan penonton, sehingga dapat
74
meraup keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan apa yang
sebenarnya dibutuhkan oleh penonton.
Hasil uji Crosstabs-Chi Square menunjukkan bahwa nilai Approx. Sig
untuk hubungan antara motivasi mendapatkan informasi dengan durasi menonton
untuk responden TVRI adalah 0,211. Approx. Sig lebih besar dari α (0.05) maka
Ho diterima dan berarti bahwa tidak ada hubungan antara motivasi mendapatkan
informasi dengan durasi menonton pada responden TVRI. Jika dilihat dari hasil
uji Crosstabs-Chi Square memang terlihat tidak ada hubungan, hal ini dapat
disebabkan oleh berbagai macam faktor. Durasi menonton merupakan lama waktu
yang digunakan untuk menonton televisi dalam satu minggu, oleh karena itu,
responden yang memiliki motivasi mendapatkan informasi tinggi belum tentu
mencurahkan sebagian besar waktunya untuk menonton televisi dalam satu
minggu. Faktor yang mempengaruhinya antara lain responden yang bekerja,
hampir setengah hari digunakan untuk bekerja sehingga menonton televisi
dilakukan pada waktu sebelum kerja atau sesudah kerja. Faktor lain yang
mempengaruhi adalah bisa saja durasi waktu yang digunakan untuk menonton
untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Selain itu, televisi bukanlah satu-satunya
media yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendapatkan informasi. Tabel
6 memperlihatkan berbagai jenis media yang digunakan untuk memenuhi motivasi
mendapatkan informasi.
75
Tabel 6. Persentase Pilihan Media dalam Memenuhi Motivasi Mendapatkan
Informasi Penonton TVRI
Pilihan Media
Jumlah Penonton
Persentase
Audio visual
7
28.0
Audio visual, audio, cetak
1
4.0
Audio visual, cetak, internet
1
4.0
Audio visual, internet
3
12.0
Cetak, audio visual
13
52.0
25
100.0
Total
Tabel 6 memperlihatkan bahwa tidak hanya media audio visual, yaitu
televisi yang menjadi satu-satunya alternatif responden mendapatkan informasi.
Internet dan media cetak (koran dan majalah) menjadi alternatif lain dalam
memenuhi motivasi mendapatkan informasi. Hal ini tentunya mempengaruhi
durasi menonton responden, karena waktu luang yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan informasi melalui televisi juga terbagi untuk mendapatkan informasi
melalui media lain yaitu internet dan koran.
Hasil uji Crosstabs-Chi Square pada responden televisi swasta
menunjukkan nilai Approx. Sig adalah 0, 734 dan berarti Ho diterima. Sama
halnya dengan responden TVRI pada responden televisi swasta motivasi
mendapatkan informasi tidak memiliki hubungan yang nyata dengan durasi
menonton. Kedua hasil uji statistik menunjukkan hasil yang sama, bahwa tidak
ada hubungan nyata antara motivasi mendapatkan informasi dengan durasi
menonton televisi.
76
5.1.2 Hubungan Motivasi Mendapatkan Hiburan dengan Durasi Menonton
Motivasi mendapatkan hiburan seringkali menjadi alasan utama seseorang
menonton televisi baik televisi swasta maupun televisi publik. Motivasi
mendapatkan hiburan pada penelitian kali ini diidentifikasi beradasarkan
keinginan seseorang untuk mendapatkan hiburan, mengisi waktu luang, bersantai,
dan melepas lelah dari kegiatan sehari-hari. Hubungan antara motivasi
mendapatkan hiburan dengan durasi menonton dapat dilihat pada Tabel 8.
Sebelum itu, pada Tabel 7 akan digambarkan persentase motivasi mendapatkan
hiburan pada penonton TVRI dan televisi swasta. Motivasi untuk mendapatkan
hiburan dengan menonton televisi timbul karena responden ingin menghabiskan
waktu luang, bersantai, dan melepas lelah dari rutinitas sehari-hari. Motif untuk
mendapatkan hiburan menurut Mc Quail (1987) adalah :
a) Melepaskan diri atau terpisah dari masalah
b) Bersantai
c) Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis
d) Mengisi waktu
e) Penyaluran emosi
Tabel 7. Persentase Jumlah Penonton Menurut Motivasi Mendapatkan
Hiburan pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta
Motivasi Mendapatkan
Hiburan
Penonton
TVRI (%)
Swasta (%)
Tinggi
96
76
Rendah
4
24
100 (25 orang)
100 (25 orang)
Total
77
Motivasi mendapatkan hiburan baik pada penonton televisi swasta maupun
TVRI sama-sama tinggi. Perbedaannya adalah pada program hiburan yang
ditonton oleh penonton masing-masing kategori televisi. Penonton TVRI
cenderung melihat program hiburan yang ditayangkan oelh TVRI khususnya
TVRI Jawa Barat dan Banten adalah program hiburan kesenian yang masih kental
akan seni budaya, seperti drama wayang-wayang Sunda, lagu-lagu Sunda, dan
berkaitan dengan seni budaya Sunda. Tayangan hiburan lain seperti drama dan
musik memang ada, akan tetapi porsinya lebih sedikit dan kurang diminati.
Sedangkan tayangan hiburan yang ditonton oleh penonton televisi swasta adalah
tayangan yang sifatnya menghibur tanpa ada pesan informatif. Kebanyakan
tayangan yang disiarkan oleh televisi swasta adalah acara musik, sinetron, dan
infotainment gossip.
Tabel 8.
Persentase Hubungan Motivasi Mendapatkan Hiburan dengan
Durasi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta
Motivasi
Mendapatkan
Hiburan
Durasi Menonton
Tinggi
Tinggi
(%)
62,50
TVRI
Rendah
(%)
37,50
Rendah
0
100
Total
(%)
100
(24 orang)
Tinggi
(%)
36,80
Swasta
Rendah
(%)
63,20
100
(1 orang)
50
50
Total
(%)
100
(19 orang)
100
(6 orang)
Dilihat dari Tabel 8 menunjukkan bahwa baik responden TVRI maupun
responden televisi swasta menyatakan bahwa motivasi mendapatkan hiburan
mereka adalah tinggi. Jika dilihat hubungannya dengan durasi menonton terdapat
perbedaan antara penonton TVRI dan penonton televisi swasta. Penonton TVRI
memiliki motivasi mendapatakan hiburan yang tinggi dengan durasi menonton
78
yang tinggi. Berbeda dengan penonton televisi swasta, mereka memang memiliki
motivasi mendapatkan hiburan tinggi akan tetapi dengan durasi menonton yang
rendah. Hal ini dapat disebabkan karena penonton televisi swasta yang memiliki
motivasi mendapatkan hiburan tinggi tidak menghabiskan waktunya untuk
memenuhi kebutuhan mendapatkan hiburan dengan hanya menonton televisi.
Seiring berkembangnya zaman, banyak media yang lebih praktis yang dapat
digunakan untuk mengisi waktu luang seperti internet. Berbeda dengan penonton
TVRI yang memiliki motivasi mendapatkan hiburan tinggi tetap memiliki waktu
untuk menonton program yang dapat memenuhi kebutuhan mendapatkan hiburan.
Tayangan hiburan yang ditayangkan oleh TVRI yang masih kental dengan seni
budaya sulit didapatkan dari media lain, sehingga penonton menggunakan
waktunya untuk menonton televisi.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan uji Crosstabs- Chi Square
menunjukkan bahwa untuk penonton TVRI nilai Approx. Sig. adalah 0,211. Hal
ini berarti bahwa Approx. Sig lebih besar dari α maka Ho diterima. Ho diterima
berarti tidak ada hubungan antara variabel motivasi mendapatkan hiburan dengan
durasi menonton. Begitu juga hasil uji Crosstabs- Chi Square pada responden
televisi swasta, nilai Approx. Sig adalah 0,556 yang berarti Ho diterima. Jadi,
tidak ada hubungan antara motivasi mendapatkan hiburan dengan durasi
menonton televisi pada responden televisi swasta. Tidak ada hubungan antara
motivasi mendapatkan hiburan dengan durasi menonton bisa disebabkan oleh
berbagai faktor seperti responden yang masih berstatus mahasiswa sebagian besar
dari mereka meluangkan waktunya untuk kegiatan kampus dan mengerjakan
tugas. Selain itu, ada beberapa dari responden mahasiswa berasal dari luar daerah
79
dan di tempat kostan mereka tidak ada televisi sehingga waktu untuk menonton
terbatas. Faktor lain yang mempengaruhi kecilnya hubungan antara motivasi
mendapatkan hiburan dengan durasi menonton adalah karena berkembangnya
teknologi media, responden lebih memilih menggunakan internet untuk
mendapatkan hiburan dengan membuka situs pertemanan, atau bermain game
online. Tabel 9 akan memperlihatkan pemilihan media untuk memenuhi
kebutuhan akan hiburan.
Tabel 9. Persentase Piilihan Media dalam
Mendapatkan Hiburan Penonton TVRI
Pilihan Media
Memenuhi
Motivasi
Jumlah Penonton
Persentase
Audio visual
19
76.0
Audio visual,audio
3
12.0
Audio visual,audio,cetak
2
8.0
Audio visual,internet
1
4.0
25
100.0
Total
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa media audio visual, yaitu televisi
sebagai media utama dan terbanyak dipilih oleh responden untuk mendapatkan
hiburan. Media audio visual akan tetapi bukan satu-satunya media yang digunakan
untuk memenuhi motivasi mendapatkan hiburan. Media lain seperti audio (radio),
cetak (koran dan majalah), serta internet juga dapat digunakan sebagai alternatif
lain dalam memenuhi kebutuhan akan hiburan. Sehingga durasi menonton untuk
memenuhi motivasi mendapatkan hiburan waktunya terbagi dengan penggunaan
media lain untuk memenuhi motivasi tersebut. Jadi semakin tinggi motivasi
80
mendapatkan hiburan belum tentu durasi menontonnya tinggi, karena ada
penggunaan durasi (waktu) untuk menggunakan media lainnya.
5.1.3 Hubungan Motivasi akan Identitas Pribadi dengan Durasi Menonton
Motivasi akan identitas pribadi diidentifikasi berdasarkan keinginan
responden untuk membandingkan perilakunya dengan perilaku tokoh panutan,
dapat mengenal diri sendiri melalui media massa, ingin mengetahui tren gaya
hidup dan mengetahui perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Tabel 11
memperlihatkan hubungan motivasi akan identitas pribadi dengan durasi
menonton. Motif identitas pribadi menjadi salah satu motivasi dalam penggunaan
media massa. Mc Quail (1987) menjabarkan bahwa motif yang termasuk dalam
motivasi identitas pribadi adalah
menentukan penunjang nilai-nilai pribadi,
menentukan model perilaku, mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain (dalam
media), dan meningkatkan sebuah pemahaman tentang diri sendiri. Tabel 10
menjabarkan jumlah penonton menurut motivasi identitas pribadi pada penonton
TVRI dan penonton televisi swasta.
Tabel 10. Persentase Jumlah Penonton Menurut Motivasi Identitas Pribadi
pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta
Motivasi akan Identitas
Pribadi
Penonton
TVRI (%)
Swasta (%)
Tinggi
68
44
Rendah
32
56
100 (25 orang)
100 (25 orang)
Total
81
Perbedaan motivasi akan identitas pribadi pada penonton TVRI dan
televisi swasta terlihat jelas dari persentase yang menunjukkan bahwa motivasi
akan identitas pribadi penonton TVRI tinggi sedangkan penonton televisi swasta
rendah. Rendahnya motivasi akan identitas pribadi pada penonton televisi swasta
bisa jadi disebabkan oleh mereka tidak merasa bahwa motivasi akan identitas diri
ini penting dan dapat dipenuhi melalui televisi. Identitas diri yang biasanya
mereka cari dari media seperti gaya hidup, tren fashion lebih dapat mereka
dapatkan melalui media yang lain seperti majalah. Sedangkan penonton TVRI
merasa bahwa televisi masih dapat memenuhi kebutuhan akan identitas pribadi
seperti menayangkan tokoh-tokoh daerah yang dapat menjadi panutan dan dapat
dicontoh dalam kehidupan sehari-hari.
Tabel 11. Persentase Hubungan Motivasi akan Identitas Pribadi dengan
Durasi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta
Motivasi
akan
Identitas
Pribadi
Durasi Menonton
Tinggi
Tinggi
(%)
52,90
TVRI
Rendah
(%)
47,10
Rendah
75
25
Total
(%)
100
(17 orang)
Tinggi
(%)
36,40
100
(8 orang)
42,90
Swasta
Rendah
(%)
63,60
57,10
Total
(%)
100
(11 orang)
100
( 14 orang)
Tabel 11 menyajikan hubungan motivasi akan identitas pribadi dengan
durasi menonton pada penonton TVRI dan televisi swasta. Perbedaan jelas
terlihat, karena motivasi akan identitas pribadi penonton TVRI tinggi sedangkan
pada penonton televisi swasta adalah rendah. hal itu pula terjadi pada durasi
menonton, pada penonton TVRI didominasi oleh motivasi akan identitas pribadi
tinggi dengan durasi menonton tinggi. Sedangkan pada penonton televisi swasta
82
motivasi akan identitas pribadi rendah dengan durasi menonton rendah yang lebih
dominan. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh program tayangan televisi swasta yang
tidak dapat memenuhi kebutuhan akan identitas pribadi, seperti tokoh panutan
yang dapat dicontoh oleh penonton, nilai-nilai kepribadian yang baik seperti apa,
sehingga penonton merasa menonton televisi tidak dapat memenuhi akan
kebutuhan tersebut. Durasi menonton penonton televisi swasta juga rendah seiring
dengan motivasi akan identitas pribadi yang rendah.
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan model uji Crosstabs-Chi
Square didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara motivasi akan identitas
pribadi dengan durasi menonton pada responden TVRI. Pernyataan tersebut
didasarkan hasil nilai Approx. Sig. lebih dari α yaitu 0,294. Hasil Approx sig. yang
lebih dari α menunjukkan bahwa Ho diterima yang berarti bahwa tidak ada
hubungan antara motivasi akan identitas pribadi dengan durasi menonton pada
responden TVRI. Hasil yang menunjukkan tidak ada hubungan antara motivasi
akan identitas pribadi dengan durasi menonton dapat disebabkan oleh pilihan
media yang digunakan. Beberapa responden lebih memilih menggunakan majalah
atau internet untuk mengetahui tren terbaru baik untuk fashion, dekorasi, dan lainlain. Dapat juga disebabkan waktu responden untuk menonton televisi terbatas
karena separuh waktu mereka digunakan untuk bekerja ataupun untuk kuliah.
Hasil uji Crosstabs- Chi Square untuk responden televisi swasta juga
menunjukkan hal yang sama, nilai Approx. Sig adalah 0,742 yang berarti bahwa
Ho diterima. Jadi, tidak ada hubungan antara motivasi akan identitas pribadi
dengan durasi menonton pada responden televisi swasta karena nilai Approx. Sig
lebih dari α (0,05). Tabel 12 memperlihatkan pemilihan media untuk memenuhi
83
motivasi akan identitas pribadi yang menjadi salah satu faktor yang
memepengaruhi hasil uji statistik.
Tabel 12. Persentase Pilihan Media dalam Memenuhi Motivasi akan
Identitas Pribadi pada Penonton TVRI
Pilihan Media
Jumlah Penonton
Persentase
Audio visual
7
28.0
Audio visual,cetak
16
64.0
Audio visual,cetak,audio
2
8.0
25
100.0
Total
Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa media audio visual dan cetak
merupakan pilihan media terbanyak yang digunakan oleh responden untuk
memenuhi motivasi akan identitas pribadi. Media audio visual yaitu televisi, dan
cetak yang terdiri dari koran dan majalah dipilih responden untuk memenuhi
motivasi akan identitas pribadi. Hasil uji statistik yang menunjukkan tidak ada
hubungan dapat disebabkan oleh faktor pemilihan media tersebut. Durasi
menonton yang merupakan waktu yang digunakan untuk menonton televisi
terbagi oleh penggunaan media lain seperti media cetak maupun audio (radio)
sebagai alternatif lain selain televisi untuk memenuhi motivasi akan identitas
pribadi. Oleh karena itu, hasil uji statistik yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara motivasi akan identitas pribadi pada responden TVRI dengan durasi
menonton bukan berarti benar-benar tidak ada hubungan, akan tetapi hubungan
yang terjadi rendah. Hal tersebut dapat disebabkan oleh responden TVRI yang
menggunakan media cetak selain audio visual.
84
5.1.4 Hubungan Motivasi akan Integrasi dan Interaksi Sosial dengan
Durasi Menonton
Salah satu motivasi dalam menggunakan media adalah motivasi akan
integrasi dan interaksi sosial. Motivasi ini berhubungan dengan perilaku seseorang
terhadap lingkungan sosialnya baik dengan manusia lain atau lingkungannya.
Motivasi akan integrasi dan interaksi sosial responden diidentifikasi berdasarkan
pernyataan bahwa responden ingin mengetahui mengenai kehidupan orang lain di
sekitar lingkungan, mengetahui topik yang sedang ramai menjadi pembicaraan
teman-temannya, dan keinginan untuk meningkatkan kepedulian terhadap
lingkungan sekitar. Sub bab ini akan membahas mengenai hubungan motivasi
akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton pada responden TVRI
dan responden televisi swasta. Tabel 14 menunjukkan hubungan motivasi akan
integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton.
Tabel 13 mendeskripsikan mengenai jumlah penonton menurut motivasi
akan integrasi dan interaksi sosial pada responden penonton TVRI dan televisi
swasta. Mc Quail (1987) memaparkan mengenai motivasi menggunakan media,
salah satunya adalah motivasi akan integrasi dan interaksi sosial. Motivasi akan
integrasi dan interaksi sosial berhubungan dengan motif seseorang menggunakan
media karena faktor lingkungan dan pergaulan. Menurut Mc Quail (1987) motifmotif akan integrasi dan interaksi sosial adalah:
a) Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial
b) Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa
memiliki
c) Menentukan bahan percakapan dan interaksi sosial
85
Tabel 13. Persentase Jumlah Penonton Menurut Motivasi akan Integrasi
dan Interaksi Sosial pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta
Motivasi akan Integrasi
dan Interaksi Sosial
Penonton
TVRI (%)
Swasta (%)
Tinggi
88
64
Rendah
12
36
100 (25 orang)
100 (25 orang)
Total
Persentase motivasi akan integrasi dan interaksi sosial pada penonton
TVRI dan televisi swasta menunjukkan bahwa motivasi mereka tinggi. Jika dilihat
dari persentase, penonton TVRI memiliki persentase yang lebih tinggi
dibandingkan dengan televisi swasta. Akan tetapi, pada motivasi akan integrasi
dan interaksi sosial tidak terlihat perbedaan yang mencolok antara penonton
televisi swasta dan TVRI. Kebutuhan akan berinteraksi dan bersosialisasi dengan
orang lain dirasa penting bagi kedua kategori penonton sehingga memiliki
motivasi yang tinggi. Masing-masing televisi,baik TVRI maupun televisi swasta
dapat memenuhi kebutuhan penontonnya akan kehidupan sosial mereka melalui
tayangan televisi baik yang bersifat informatif, edukatif, maupun hiburan.
Tabel 14. Persentase Hubungan Motivasi akan Integrasi dan Interaksi
Sosial dengan Durasi Menonton pada Penonton TVRI dan
Televisi Swasta
Motivasi
akan
Integrasi dan
Interaksi
Sosial
Durasi Menonton
Tinggi
(%)
TVRI
Rendah
(%)
Tinggi
63,60
Rendah
33,30
Total
(%)
Tinggi
(%)
Swasta
Rendah
(%)
36,40
100
(22 orang)
37,50
62,50
100
(16 orang)
66,60
100
(3 orang)
44,40
55,50
100
(9 orang)
Total
(%)
86
Sesuai dengan Tabel 14 dapat dilihat hubungan antara motivasi akan
integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton televisi baik TVRI maupun
televisi swasta. Pada responden TVRI motivasi akan integrasi dan interaksi sosial
yang tinggi dengan durasi menonton yang tinggi lebih dominan ,sedangkan pada
responden televisi swasta yang lebih dominan adalah motivasi akan integrasi dan
interaski sosial yang tinggi dengan durasi menonton yang rendah. Rendahnya
durasi menonton pada penonton televisi swasta dapat disebabkan oleh waktu yang
mereka gunakan untuk menonton televisi lebih sedikit dibandingkan penonton
TVRI. Penonton televisi swasta tidak hanya menggunakan waktunya untuk
menonton televisi dengan program yang dapat memenuhi kebutuhan akan
integrasi dan interaksi sosial saja, masih banyak program lain yang dapat mereka
tonton. Sebab lain juga bisa diakarenakan mereka menggunakan media lain untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
Hasil uji Crosstabs – Chi Square untuk penonton TVRI menunjukkan
bahwa nilai Approx sig adalah 0, 315. Nilai Approx sig yang lebih besar dari α
(0,05) menyatakan bahwa Ho diterima, dan hal ini berarti tidak ada hubungan
antara motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton pada
responden TVRI. Terdapat faktor yang mempengaruhi hasil uji Crosstabs – Chi
Square yang menyatakan tidak ada hubungan, salah satunya adalah motivasi akan
itegrasi dan interaksi sosial tinggi belum tentu didukung oleh durasi menonton
yang tinggi dan sebaliknya. Hal tersebut dapat disebabkan oleh responden tidak
memiliki waktu yang banyak untuk menonton televisi untuk memenuhi motivasi
tersebut begitu pula responden yang meluangkan waktu untuk menonton televisi
tidak hanya karena motivasi akan integrasi dan interaksi sosial tapi bisa saja
87
dikarenakan alasan yang lain. Begitu juga pilihan media yang digunakan dapat
mempengaruhi durasi menonton pada responden yang ditunjukkan pada Tabel 15.
Persentase Pilihan Media dalam Memenuhi Motivasi akan
Integrasi dan Interaksi Sosial Penonton TVRI
Tabel 15.
Pilihan Media
Jumlah Penonton
Persentase
Audio visual
11
44.0
Audio visual,audio
2
8.0
Audio visual,cetak
10
40.0
Audio,cetak
1
4.0
Tidak menggunakan media
1
4.0
25
100.0
Total
Tabel 15 memperlihatkan bahwa selain media audio visual atau televisi
yang paling banyak digunakan oleh responden untuk memenuhi motivasi akan
integrasi dan interaksi sosial yaitu sebesar 44 %, media audio visual dan media
cetak menempati urutan kedua, yaitu sebesar 40 %. Hal ini berarti bahwa tidak
hanya televisi yang digunakan untuk memenuhi motivasi akan integrasi dan
interaksi sosial responden TVRI. Media cetak yang terdiri dari majalah dan koran
juga banyak dipilih sebagai alternatif media lain yang digunakan untuk memenuhi
motivasi tersebut. Alternatif media lain ini mempengaruhi hubungan antara
motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton karena durasi
(waktu) yang seharusnya digunakan untuk memenuhi motivasi akan integrasi dan
interaksi sosial melalui televisi digunakan untuk menggunakan media lain seperti
media cetak, yaitu koran dan majalah,audio yaitu radio, dan internet.
88
Berdasarkan hasil uji Crosstabs-Chi Square pada penonton televisi swasta
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi akan integrasi dan
interaksi sosial dengan durasi menonton. Sesuai dengan nilai Approx sig yang
lebih besar dari α (0,05) yaitu sebesar 0,734. Kedua responden baik TVRI maupun
televisi swasta menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi akan
integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton.
5.1.5 Hubungan Motivasi akan Identitas Kolektif dengan Durasi Menonton
Motivasi akan identitas kolektif sedikit berbeda dengan motivasi
sebelumnya karena motivasi ini terlihat jelas pada penonton televisi publik dalam
hal ini TVRI. Maka pada penelitian kali ini akan melihat hubungan motivasi akan
identitas kolektif dengan durasi menonton baik pada responden TVRI maupun
televisi swasta. Identitas kolektif yang dimaksud identitas kolektif adalah
pemaknaan bersama yang terdapat di dalam suatu kelompok yang berasal dari
ketertarikan yang sama akan suatu hal dan solidaritas yang dibangun bersama
(Larana dkk, 1994). Konteks identitas kolektif dalam penelitian mengenai televisi
publik ini berarti terdapat ketertarikan dan kesamaan kebutuhan dalam penonton
televisi publik atau TVRI Jawa Barat dan Banten yaitu ingin melestarikan
kebudayaan lokal serta mempertahankan wadah aspirasi masyarakat lokal.
Motivasi akan identitas kolektif diidentifikasi berdasarkan keinginan responden
mencari informasi mengenai Budaya Sunda, mengetahui mengenai tokoh
masyarakat sekitar, menimbulkan rasa nasionalisme, dan mengetahui informasi
mengenai kebijakan pemerintah daerah.
89
Motivasi identitas kolektif didasari akan pandangan Verta Taylor dan
Nancy Whittier dalam Larana dkk (1994) bahwa identitas kolektif adalah
pemaknaan bersama yang terdapat di dalam suatu kelompok yang berasal dari
ketertarikan yang sama akan suatu hal dan solidaritas yang dibangun bersama.
Konteks identitas kolektif dalam penelitian mengenai televisi publik ini berarti
terdapat ketertarikan dan kesamaan kebutuhan dalam penonton televisi publik atau
TVRI Jawa Barat dan Banten yaitu ingin melestarikan kebudayaan lokal serta
mempertahankan wadah aspirasi masyarakat lokal.
Tabel 16. Persentase Jumlah Penonton Menurut Motivasi akan Identitas
Kolektif pada Responden Penonton TVRI dan Televisi Swasta
Motivasi akan Identitas
Kolektif
Penonton
TVRI (%)
Swasta (%)
Tinggi
100
44
Rendah
0
56
100 (25 orang)
100 (25 orang)
Total
Tabel 16 menggambarkan persentase motivasi akan identitas kolektif pada
penonton televisi swasta dan TVRI. Penonton TVRI 100 % menyatakan bahwa
motivasi akan identitas kolektif mereka tinggi. Sesuai dengan tujuan TVRI Jawa
Barat dan Banten yang mengedepankan sisi informatif, edukasi, dan budaya
khususnya budaya lokal. Dengan adanya TVRI, penonton dapat memenuhi
kebutuhan akan identitas kolektif mereka yang tertarik dengan seni budaya lokal
khususnya Sunda yang jarang diperlihatkan di stasiun televisi yang lain. Berbeda
dengan penonton televisi swasta yang menunjukkan bahwa motivasi akan
identitas kolektif mereka rendah. Penonton televisi swasta tidak terlalu peduli,
90
atau perhatian akan identitas kolektif mereka, ditambah televisi swasta merupakan
televisi nasional yang tidak menonjolkan identitas kolektif mereka. Hampir semua
tayangan antara satu stasiun televisi swasta satu dengan yang lain sama, meerka
menayangkan program yang sedang diinginkan oleh masyarakat tidak peduli apa
dampak dari tayangan tersebut yang penting mendatangkan banyak keuntungan.
Tabel 17. Persentase Hubungan Motivasi akan Identitas Kolektif dengan
Durasi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta
Motivasi
akan
Identitas
Kolektif
Durasi Menonton
Tinggi
Tinggi
(%)
60
TVRI
Rendah
(%)
40
Rendah
0
0
Total
(%)
100
(25 orang)
Tinggi
(%)
18,20
Swasta
Rendah
(%)
81,80
100
(0 orang)
57,1
42,90
Total
(%)
100
(11 orang)
100
(14 orang)
Tabel 17 memperlihatkan hubungan antara motivasi akan identitas kolektif
dengan durasi menonton, dapat dilihat jelas bahwa responden TVRI memiliki
motivasi akan identitas kolektif yang tinggi. Sebesar 100 % penonton TVRI
menyatakan bahwa motivasi akan identitas kolektif mereka tinggi baik dengan
durasi menonton tinggi ataupun rendah. sebaliknya, penonton televisi swasta
menunjukkan bahwa motivasi akan identitas kolektif mereka rendah dengan
durasi menonton yang juga rendah. Durasi menonton memiliki hubungan dengan
motivasi identitas kolektif , maka jika motivasi akan identitas kolektif penonton
swasta rendah maka durasi menonton pun juga rendah.
Hasil uji statistik Crosstabs –Chi Square tidak dapat dilakukan untuk
hubungan motivasi akan identitas kolektif dengan durasi menonton penonton
TVRI. Hal ini karena hasil tabulasi silang menunjukkan hasil yang konstan dan
91
hanya pada satu variabel sehingga tidak dapat dilakukan uji statistik. Sedangkan
untuk hasil uji statistik responden televisi swasta, Approx sig menunjukkan angka
0,048 yang berarti Ho ditolak. Jadi ada hubungan antara motivasi akan identitas
kolektif dengan durasi menonton. Dapat dilihat pada tabael bahwa identitas
kolektif pada responden televisi swasta adalah
rendah dan responden lebih
memilih menggunakan media massa lain. Dapat disimpulkan bahwa motivasi
akan identitas kolektif penonton televisi swasta rendah dan durasi menontonnya
pun juga rendah karena mereka tidak begitu peduli akan kebijakan daerah,
maupun budaya khususnya budaya Sunda. Responden juga lebih memilih media
lain jika ingin mengetahui mengenai budaya Sunda, itu pun bukan karena mereka
loyal dengan budaya tapi karena alasan lain seperti tugas.
5.2
Hubungan Motivasi Menonton dengan Frekuensi Menonton
Motivasi yang merupakan dorongan atau alasan seseorang untuk
melakukan sesuatu dapat mempengaruhi perilaku. Motivasi menonton, yaitu
mendapatkan informasi, mendapatkan hiburan, motivasi akan identitas pribadi,
motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dan motivasi identitas kolektif dapat
mempengaruhi perilaku menonton yang mencakup durasi menonton, yaitu
lamanya seseorang menonton televisi, frekuensi menonton yang merupakan
seberapa seringnya seseorang menonton televisi dan pilihan program.
Frekuensi menonton televisi adalah seberapa sering responden menonton
televisi dalam seminggu. Dilihat pada Tabel 20, frekuensi menonton televisi baik
responden penonton TVRI maupun responden penonton televisi swasta cukup
rendah. Sebanyak 60 % dari masing-masing kategori responden menyatakan
92
bahwa frekuensi menonton mereka rendah, yaitu kurang dari 28 kali dalam
seminggu. Perhitungan frekuensi berdasarkan pada setiap program tayangan dan
berdurasi 30 menit. Jadi, kategori tinggi adalah mereka yang memiliki frekuensi
menonton 28 sampai 83 kali dalam seminggu. Frekuensi menonton yang rendah
dapat diakibatkan karena penonton tidak selalu memiliki jadwal menonton atau
pola menonton yang sama. Umumnya, responden menonton televisi ketika
memiliki waktu senggang dan ingin untuk menonton televisi.
Tabel 18.
Persentase Jumlah Penonton Berdasarkan Frekuensi
Menonton
Frekuensi Menonton
Responden
TVRI (%)
Swasta (%)
Tinggi
40
40
Rendah
60
60
100 (25 orang)
100 (25 orang)
Total
Uji hubungan antara motivasi menonton dengan frekuensi menonton
dilakukan dengan crosstabs-Chi Square. Hasil pengolahan data berdasarkan
Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar dari α (0,05) maka Ho diterima, dan
jika Approx. Sig. lebih kecil dari α (0,05) berarti Ho ditolak.
5.2.1 Hubungan Motivasi Mendapatkan Informasi dengan Frekuensi
Menonton
Motivasi mendapatkan informasi adalah alasan penonton menonton
televisi atau menggunakan media lain adalah untuk mendapatkan informasi, pada
penelitian ini diidentifikasi berdasarkan alasan responden untuk menonton televisi
adalah responden ingin memperoleh informasi terbaru, ingin mencari tahu
mengenai peristiwa nasional dan internasional, dan ingin memenuhi rasa ingin
93
tahu. Motivasi mendapatkan informasi dapat mempengaruhi seringnya responden
dalam menonton televisi dalam seminggu, untuk melihat hubungannya maka
dilakukan uji hubungan dengan menggunakan tabulasi silang dan analisis
Crosstabs –Chi Square.
Tabel 19.
Persentase Hubungan Motivasi Mendapatkan Informasi
dengan Frekuensi Menonton pada Penonton TVRI dan
Televisi Swasta
Motivasi
Mendapatkan
Informasi
Frekuensi Menonton
Tinggi
Tinggi
(%)
43,70
TVRI
Rendah
(%)
56,30
Rendah
33,30
66,70
Tabel
19
memperlihatkan
Total
(%)
100
(16 orang)
Tinggi
(%)
37,50
Swasta
Rendah
(%)
62,50
100
(9 orang)
44,40
55,60
persentase
hubungan
antara
Total
(%)
100
(16 orang)
100
(9 orang)
motivasi
mendapatkan informasi dengan frekuensi menonton. Penonton TVRI memiliki
motivasi mendapatkan informasi tinggi dengan frekuensi menonton yang rendah
lebih dominan, hal yang sama juga terjadi dengan penonton televisi swasta yang
menunjukkan bahwa motivasi mendapatkan informasi tinggi dengan fekuensi
menonton rendah yang lebih dominan. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh
penonton TVRI masih menunjukkan motivasi dan perilaku yang sejalan,
sedangkan penonton televisi swasta memiliki motivasi mendapatkan informasi
yang rendah dan sejalan dengan frekuensi menonton yang rendah pula.
94
Berdasarkan hasil uji statistik Crosstabs-Chi Square , hasil Approx sig.
dari hubungan antara motivasi mendapatkan informasi dengan frekuensi
menonton televisi pada responden TVRI adalah 0,610. Nilai Approx Sig yang
lebih besar dari α (0,05) maka Ho diterima dan berarti tidak ada hubungan antara
motivasi mendapatkan informasi dengan frekuensi menonton penonton TVRI.
Nilai Approx sig. untuk uji statistik untuk responden televisi swasta adala 0, 734
maka Ho diterima. Hasil uji statistik Crosstabs-Chi Square yang menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara motivasi mendapatkan hiburan dengan frekuensi
menonton dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Frekuensi menonton memiliki
arti berapa kali responden menonton televisi dalam satu minggu, maka tidak ada
hubungan dapat dikarenakan responden tidak begitu sering menonton dalam satu
minggu. Penonton yang bekerja tentu waktunya tersita untuk bekerja sehingga
frekuensi menonton rendah dan ketika mereka menonton bukan karena alasan
mendapatkan informasi tapi karena alasan yang lain. Selain itu dapat dikarenakan
pemilihan media yang digunakan selain televisi seperti Koran atau internet..
5.2.2 Hubungan Motivasi Mendapatkan Hiburan dengan Frekuensi
Menonton
Motivasi mendapatkan hiburan seringkali menjadi alasan utama seseorang
menonton televisi baik televisi swasta maupun televisi publik. Motivasi
mendapatkan hiburan pada penelitian kali ini diidentifikasi beradasarkan
keinginan seseorang untuk mendapatkan hiburan, mengisi waktu luang, bersantai,
dan melepas lelah dari kegiatan sehari-hari. Hubungan antara motivasi
mendapatkan hiburan dengan frekuensi menonton dapat dilihat pada Tabel 20
95
Tabel 20. Persentase Hubungan Motivasi Mendapatkan Hiburan dengan
Frekuensi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta
Motivasi
Mendapatkan
Hiburan
Frekuensi Menonton
Tinggi
Tinggi
(%)
47,40
TVRI
Rendah
(%)
52,60
Rendah
16,70
83,30
Total
(%)
100
( 19 orang)
Tinggi
(%)
36,80
Swasta
Rendah
(%)
63,20
100
(6 orang)
50
50
Total
(%)
100
(19 orang)
100
(6 orang)
Berdasarkan Tabel 20 dapat dilihat bahwa penonton TVRI memiliki
motivasi mendapatkan hiburan tinggi dengan frekuensi menonton yang rendah.
Penonton televisi swasta juga menunjukkan bahwa
motivasi mendapatkan
hiburan tinggi dengan frekuensi menonton yang rendah. Penonton TVRI maupun
penonton televisi swasta memang memiliki motivasi mendapatkan hiburan yang
tinggi akan tetapi, mereka tidak menghabiskan waktu dalam seminggu untuk
menonton televisi saja. Frekuensi menonton yang rendah dapat dikarenakan
penonton televisi swasta lebih memilih untuk menggunakan media lain untuk
memenuhi kebutuhannya seperti internet. Sedangkan penonton TVRI tetap setia
menonton TVRI untuk mendapatkan hiburan yang juga kental dengan seni budaya
khususnya budaya Sunda, oleh karena itu frekuensi menonton mereka pun juga
tinggi.
Hasil uji statistik menggunakan Crosstabs-Chi Square memperlihatkan
bahwa nilai Approx Sig adalah 0, 181 maka Ho diterima. Hasil uji statistik pada
penonton televisi swasta dengan Crosstabs-Chi Square menunjukkan bahwa nilai
Approx sig. adalah 0, 556 dan berarti Ho diterima. Jika Ho diterima berarti tidak
ada hubungan antara variabel motivasi mendapatkan hiburan dengan frekuensi
96
menonton penonton TVRI maupuan penonton televisi swasta . Tidak ada
hubungan dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti kendala waktu luang bagi
responden yang bekerja maupun yang kuliah. Selain itu, responden yang memiliki
motivasi mendapatkan hiburan tinggi belum tentu frekuensi menontonnya tinggi
karena waktu luang yang ada bisa saja digunakan responden untuk menonton
acara yang lain, dapat juga motivasi hiburan yang tinggi mendorong responden
untuk menggunakan media lain seperti internet atau majalah.
5.2.3 Hubungan Motivasi akan Identitas Pribadi dengan Frekuensi
Menonton
Motivasi akan identitas pribadi pada penelitian kali ini dikategorikan
menjadi dua yaitu mempengaruhi dan tidak mempengaruhi. Mempengaruhi berarti
motivasi akan identitas pribadi mendorong responden untuk menonton televisi,
sedangkan tidak mempengaruhi berarti motivasi akan identitas pribadi tidak
mendorong responden untuk menonton televisi aka tetapi menggunakan media
lainnya seperti radio, Koran, majalah, dan internet. Motivasi akan identitas pribadi
diidentifikasi
berdasarkan
keinginan
responden
untuk
membandingkan
perilakunya dengan perilaku tokoh panutan, dapat mengenal diri sendiri melalui
media massa, ingin mengetahui tren gaya hidup dan mengetahui perilaku yang
baik dalam kehidupan sehari-hari. Tabel 21 memperlihatkan hubungan motivasi
akan identitas pribadi dengan frekuensi menonton.
97
Tabel 21.
Motivasi
akan
Identitas
Pribadi
Persentase Hubungan Motivasi akan Identitas Pribadi dengan
Frekuensi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi
Swasta
Frekuensi Menonton
Tinggi
Tinggi
(%)
46,40
TVRI
Rendah
(%)
63,60
Rendah
42,90
57,10
Total
(%)
100
(11 orang)
Tinggi
(%)
36,36
Swasta
Rendah
(%)
63,64
100
(14 orang)
42,90
57,10
Total
(%)
100
(11 orang)
100
(14 orang)
Penonton TVRI memiliki motivasi akan identitas pribadi yang rendah
dengan frekuensi menonton yang rendah lebih dominan, begitu juga pada
penonton televisi swasta menunjukkan bahwa
lebih dominan penonton yang
memeiliki motivasi akan identitas pribadi rendah dengan frekuensi menonton
yang rendah juga. Hasil uji statistik menggunakan Crosstabs-Chi Square untuk
penonton TVRI menunjukkan bahwa nilai Approx Sig adalah 0,742, karena nilai
tersebut lebih besar dari α maka Ho diterima. Hasil uji statistik pada penonton
televisi swasta dengan Crosstabs-Chi Square menunjukkan bahwa nilai Approx
sig. adalah 0, 556 dan berarti Ho diterima. Jika Ho diterima maka tidak ada
hubungan antara variabel motivasi akan identitas pribadi dengan frekuensi
menonton. Motivasi akan identitas pribadi menyangkut dengan nilai-nilai diri dan
model perilaku diri sendiri, tidak ada hubungan antara motivasi akan identitas
pribadi dengan frekuensi menonton dapat disebabkan oleh responden lebih
memilih media lain untuk
melihat tren terbaru. Hal tersebut juga dapat
disebabkan oleh frekuensi menonton televisi rendah karena alasan waktu atau
responden lebih memilih untuk menonton tayangan yang lain.
98
5.2.4 Hubungan Motivasi akan Integrasi dan Interaksi sosial dengan
Frekuensi Menonton
Salah satu motivasi dalam menggunakan media adalah motivasi akan
integrasi dan interaksi sosial. Motivasi ini berhubungan dengan perilaku seseorang
terhadap lingkungan sosialnya baik dengan manusia lain atau lingkungannya.
Motivasi akan integrasi dan interaksi sosial responden diidentifikasi berdasarkan
pernyataan bahwa responden ingin mengetahui mengenai kehidupan orang lain di
sekitar lingkungan, mengetahui topik yang sedang ramai menjadi pembicaraan
teman-temannya, dan keinginan untuk meningkatkan kepedulian terhadap
lingkungan sekitar. Sub bab ini akan membahas mengenai hubungan motivasi
akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton pada responden TVRI
dan responden televisi swasta. Tabel 22 menunjukkan hubungan motivasi akan
integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton.
Tabel 22. Persentase Hubungan Motivasi akan Integrasi dan Interaksi
Sosial dengan Frekuensi Menonton pada Penonton TVRI dan
Televisi Swasta
Motivasi
akan
Integrasi dan
Interaksi
Sosial
Tinggi
(%)
TVRI
Rendah
(%)
Tinggi
43,70
Rendah
33,30
Tabel
Frekuensi Menonton
Swasta
Rendah
(%)
Total
(%)
Tinggi
(%)
Total
(%)
56,30
100
(16 orang)
37,50
62,50
100
(16 orang)
66,70
100
(9 orang)
44,40
55,60
100
(9 orang)
22 memperlihatkan penonton TVRI memiliki motivasi akan
integrasi dan interaksi tinggi dengan frekuensi menonton rendah yang lebih
dominan, begitu pula pada penonton televisi swasta terlihat bahwa motivasi akan
integrasi dan interaksi sosial tinggi dengan frekuensi menonton yang rendah.
99
Hasil uji statistik menggunakan Crosstabs – Chi S quare pada responden
TVRI menujukkan bahwa nilai Approx Sig adalah 0,610. Nilai Approx Sig lebih
besar dari α maka Ho diterima dan berarti tidak ada hubungan antara motivasi
akan integrasi dan interaksi sosial dengan frekuensi menonton. Hasil uji statistik
yang menunjukkan tidak ada hubungan antara motivasi akan integrasi dan
interaksi sosial dengan frekuensi menonton dapat disebabkan responden yang
memiliki motivasi akan integrasi dan interaksi sosial tinggi tidak mempunyai
waktu menonton yang banyak untuk memenuhi motivasi tersebut. Hal tersebut
juga menyebabkan frekuensi menonton rendah, yang berarti dalam seminggu
responden tidak sering menonton untuk memenuhi motivasi akan integrasi dan
interaksi sosial. Nilai Approx sig untuk responden televisi swasta pada uji
Crosstabs – Chi Square menujukkan angka 0,734 maka Ho diterima dan berarti
tidak ada hubungan antara motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dengan
frekuensi menonton.
5.2.5 Hubungan Motivasi akan Identitas Kolektif dengan Frekuensi
Menonton
Motivasi akan identitas kolektif
sedikit berbeda dengan motivasi
sebelumnya karena motivasi ini terlihat jelas pada penonton televisi publik dalam
hal ini TVRI. Maka pada penelitian kali ini akan melihat hubungan motivasi akan
identitas kolektif dengan durasi menonton baik pada responden TVRI maupun
televisi swasta. Identitas kolektif yang dimaksud identitas kolektif adalah
pemaknaan bersama yang terdapat di dalam suatu kelompok yang berasal dari
ketertarikan yang sama akan suatu hal dan solidaritas yang dibangun bersama
(Larana dkk,1994). Konteks identitas kolektif dalam penelitian mengenai televisi
100
publik ini berarti terdapat ketertarikan dan kesamaan kebutuhan dalam penonton
televisi publik atau TVRI Jawa Barat dan Banten yaitu ingin melestarikan
kebudayaan lokal serta mempertahankan wadah aspirasi masyarakat lokal.
Motivasi akan identitas kolektif diidentifikasi berdasarkan keinginan responden
mencari informasi mengenai Budaya Sunda, mengetahui mengenai tokoh
masyarakat sekitar, menimbulkan rasa nasionalisme, dan mengetahui informasi
mengenai kebijakan Pemerintah Daerah. Tabel 23 memperlihatkan hubungan
antara motivasi akan identitas kolektif dengan frekuensi menonton.
Tabel 23. Persentase Hubungan Motivasi akan Identitas Kolektif dengan
Frekuensi Menonton pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta
Motivasi
akan
Identitas
Kolektif
Frekuensi Menonton
Tinggi
Tinggi
(%)
45,50
TVRI
Rendah
(%)
34,50
Rendah
28,60
71,40
Berdasarkan
Total
(%)
100
(11 orang)
Tinggi
(%)
18,20
Swasta
Rendah
(%)
81,80
100
(14 orang)
44,40
55,60
Total
(%)
100
(11 orang)
100
(14 orang)
Tabel 23 dapat dilihat bahwa penonton TVRI memiliki
motivasi akan identita skolektif rendah dengan frekuensi menonton yang rendah
lebih dominan. Sebaliknya, pada penonton televisi swasta, terlihat bahwa motivasi
identitas kolektif tinggi dengan frekuensi menonton yang rendah. Hasil uji
statistik Crosstabs-Chi Square menunjukkan bahwa nilai Approx Sig untuk
responden TVRI adalah 0,188. Nilai Approx Sig yang lebih besar dari α (0,05)
memiliki arti bahwa Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan antara motivasi akan identitas kolektif dengan frekuensi menonton
101
TVRI. Hal tersebut dapat disebabkan responden yang memiliki motivasi akan
identitas kolektif tinggi tidak mempunyai waktu banyak sehingga frekuensi
menonton rendah, dapat juga disebabkan ketika mempunyai waktu luang
responden lebih memilih untuk menonton acara yang lain. Hasil uji statistik pada
responden televisi swasta menggunakan Crosstabs – Chi Square menunjukkan
bahwa nilai Approx sig adalah 0,048 dan berarti Ho ditolak. Jadi ada hubungan
antara motivasi akan identitas kolektif dengan frekuensi menonton televisi pada
responden televisi swasta. Hal ini berarti bahwa identitas kolektif responden
televisi swasta rendah dan frekuensi menonton televisi juga rendah dapat dilihat
pada Tabel 24. Motivasi akan identitas kolektif pada responden televisi swasta
rendah disebabkan oleh responden tidak terlalu memperhatikan mengenai budaya
lokal (Sunda) dan pada televisi swasta juga jarang menayangkan tayangan yang
bersifat lokal sehingga frekuensi menonton pun rendah karena tidak ada program
yang ditonton.
5.3
Hubungan Motivasi Menonton dengan Pilihan Program
Motivasi yang merupakan dorongan atau alasan seseorang untuk
melakukan sesuatu dapat mempengaruhi perilaku. Motivasi menonton, yaitu
mendapatkan informasi, mendapatkan hiburan, motivasi akan identitas pribadi,
motivasi akan integrasi dan interaksi sosial dan motivasi identitas kolektif dapat
mempengaruhi perilaku menonton yang mencakup durasi menonton, yaitu
lamanya seseorang menonton televisi, frekuensi menonton yang merupakan
seberapa seringnya seseorang menonton televisi dan pilihan program.
102
Perilaku menonton yang ketiga adalah pilihan program, pilihan program
merupakan program yang dipilih oleh penonton ketika menonton televisi. Pilihan
program dibagi menjadi dua kategori yaitu non berita dan berita. Non berita
adalah program yang bersifat hiburan, drama, dan reality show sedangkan berita
adalah program yang bersifat informatif dan edukatif seperti berita, dokumenter,
kebudayaan, dan pendidikan.
Tabel 24. Persentase Jumlah Penonton Berdasarkan Pemilihan Program
Pemilihan Program
Penonton
TVRI (%)
Swasta (%)
Non Berita
40
60
Berita
60
40
100 (25 orang)
100 (25 orang)
Total
Perbedaan minat pilihan program responden TVRI dan televisi swasta
terlihat jelas pada Tabel 5, responden TVRI memiliki minat pada program berita
yang informatif dan edukatif yaitu sebesar 60 % . Responden televisi swasta
berminat pada program non berita yang bersifat menghibur yaitu sebesar 60 %
dari total responden. Penonton TVRI menonton tayangan yang dikategorikan
berita bukan berarti hanya menonton program berita hard news saja. Jenis acara
kebudayaan dan mengenai pengetahuan kebijakan Pemerintahan Daerah juga
termasuk dalam kategori program berita.
Uji hubungan antara motivasi menonton dengan perilaku menonton
dilakukan dengan tabulasi silang dan crosstabs-Chi Square. Hasil pengolahan
data berdasarkan Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar dari α (0,05) maka Ho
diterima, dan jika Approx. Sig. lebih kecil dari α (0,05) berarti Ho ditolak.
103
5.3.1 Hubungan Motivasi Mendapatkan Informasi dengan Pilihan Program
Motivasi mendapatkan informasi adalah alasan respopnden menonton
televisi atau menggunakan media lain adalah untuk mendapatkan informasi, pada
penelitian ini diidentifikasi berdasarkan alasan responden untuk menonton televisi
adalah responden ingin memperoleh informasi terbaru, ingin mencari tahu
mengenai peristiwa nasional dan internasional, dan ingin memenuhi rasa ingin
tahu. Motivasi mendapatkan informasi dapat mempengaruhi responden dalam
memilih program, untuk melihat hubungannya maka dilakukan uji hubungan
dengan menggunakan tabulasi silang dan analisis Crosstabs –Chi Square.
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih
besar dari α (0,05) maka Ho diterima, yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan
antara variabel-variabel yang diuji.
Tabel 25. Persentase Hubungan Motivasi Mendapatkan Informasi dengan
Pilihan Program pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta
Motivasi
Mendapatkan
Informasi
Pilihan Program
Tinggi
56,30
TVRI
Non
Berita
(%)
43,70
Rendah
33,30
66,70
Berita
(%)
Total
(%)
Berita
(%)
100
(16 orang)
37,50
Swasta
Non
Berita
(%)
42,50
100
(9 orang)
44,40
55,60
Total
(%)
100
( 16 orang)
100
(9 orang)
Tabel 25 memperlihatkan hubungan antara motivasi mendapatkan
informasi dengan pilihan program. Dapat dilihat bahwa penonton TVRI
menunjukkan bahwa motivasi mendapatkan informasi mereka tinggi dan memilih
104
program berita lebih dominan. Sedangkan pada responden televisi swasta
memiliki motivasi mendapatkan informasi tinggi dengan pilihan program non
berita. Hasil uji statistik memperlihatkan hasil bahwa nilai Approx sig. untuk
responden TVRI adalah 0,045 dan berarti Ho ditolak. Jika Ho ditolak maka ada
hubungan antara variabel motivasi mendapatkan informasi dengan pilihan
program. Hasil uji statistik pada responden televisi swasta juga memperlihatkan
bahwa nilai Approx sig. adalah 0,038 dan berarti bahwa Ho ditolak. Dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel motivasi mendapatkan
informasi dengan pilihan program pada responden televisi swasta. Hubungan yang
terjadi adalah bahwa motivasi mendapatkan informasi mempengaruhi penonton
untuk menonton televisi dan memilih program berita. Hal ini berarti bahwa
semakin tinggi motivasi mendapatkan informasi maka penonton akan memilih
program berita.
5.3.2 Hubungan Motivasi Mendapatkan Hiburan dengan Pilihan Program
Motivasi mendapatkan hiburan seringkali menjadi alasan utama seseorang
menonton televisi baik televisi swasta maupun televisi publik. Motivasi
mendapatkan hiburan pada penelitian kali ini diidentifikasi beradasarkan
keinginan seseorang untuk mendapatkan hiburan, mengisi waktu luang, bersantai,
dan melepas lelah dari kegiatan sehari-hari. Hubungan antara motivasi
mendapatkan hiburan dengan pilihan program dapat dilihat pada Tabel 26.
105
Tabel 26. Persentase Hubungan Motivasi Mendapatkan Hiburan dengan
Pilihan Program pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta
Motivasi
Mendapatkan
Hiburan
Pilihan Program
Tinggi
56,30
TVRI
Non
Berita
(%)
43,70
Rendah
66,70
33,30
Berita
(%)
Total
(%)
Berita
(%)
100
(19 orang)
37,50
100
(6 orang)
50
Swasta
Non
Berita
(%)
42,50
50
Total
(%)
100
(19 orang)
100
(6 orang)
Penonton TVRI memiliki motivasi mendapatkan hiburan tinggi, dengan
pilihan program berita, sedangkan pada penonton televisi swasta lebih dominan
motivasi mendapatkan hiburan tinggi denagn pilihan program non berita. Motivasi
untuk mendapatkan hiburan tinggi, maka biasanya program yang dipilih adalah
program non berita seperti musik, drama, dan variety show. Akan tetapi terlihat
sedikit perbedaan pada penonton televisi swasta yang tetap memiliki program
berita lebih tinggi dibandingkan program non berita. Hal ini bisa terjadi
dikarenakan penonton TVRI tetap merasa kebutuhan hiburannya terpenuhi dengan
menonton program berita. Program berita yang disiarkan oleh TVRI tidak hanya
bersifat hard news tapi juga bisa berupa dokumenter seni dan budaya yang juga
dapat memenuhi kebutuhan akan hiburan pada penonton TVRI.
Hasil uji statistik pada responden TVRI dengan menggunakan Crosstabs –
Cho Square menunjukkan bahwa nilai Approx sig. adalah 0,032. Nilai Approx sig
yang lebih kecil dari α (0,05) menyatakan bahwa Ho ditolak sehingga ada
hubungan antara motivasi mendapatkan hiburan dengan pilihan program pada
responden TVRI. Hasil uji statistik pada responden televisi swasta menunjukkan
106
bahwa nilai Approx sig. adalah 0,040 dan berarti Ho ditolak sehingga ada
hubungan antara motivasi mendapatkan hiburan dengan pilihan program. Adanya
hubungan berarti jika motivasi mendapatkan hiburan tinggi maka pilihan program
yang dipilih adalah program non berita.
5.3.3 Hubungan Motivasi akan Identitas Pribadi dengan Pilihan Program
Motivasi akan identitas pribadi pada penelitian kali ini dikategorikan
menjadi dua yaitu mempengaruhi dan tidak mempengaruhi. Mempengaruhi berarti
motivasi akan identitas pribadi mendorong responden untuk menonton televisi,
sedangkan tidak mempengaruhi berarti motivasi akan identitas pribadi tidak
mendorong responden untuk menonton televisi aka tetapi menggunakan media
lainnya seperti radio, Koran, majalah, dan internet. Motivasi akan identitas pribadi
diidentifikasi
berdasarkan
keinginan
responden
untuk
membandingkan
perilakunya dengan perilaku tokoh panutan, dapat mengenal diri sendiri melalui
media massa, ingin mengetahui tren gaya hidup dan mengetahui perilaku yang
baik dalam kehidupan sehari-hari. Tabel 27 memperlihatkan hubungan motivasi
akan identitas pribadi dengan pilihan program.
Tabel 27.
Motivasi
Akan
Identitas
Pribadi
Persentase Hubungan Motivasi akan Identitas Pribadi dengan
Pilihan Program pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta
Pilihan Program
Tinggi
45,50
TVRI
Non
Berita
(%)
54,50
Rendah
71,40
28,60
Berita
(%)
Total
(%)
Berita
(%)
100
(11 orang)
27,30
100
(14 orang)
50
Swasta
Non
Berita
(%)
72,70
50
Total
(%)
100
(11 orang)
100
(14 orang)
107
Penonton TVRI memiliki motivasi akan identitas pribadi tinggi dengan
pilihan program non berita lebih dominan dibandingkan yang memilih program
non berita. Penonton televisi swasta juga menunjukkan hasil yang sama, bahwa
motivasi akan identitas pribadi tinggi dengan pilihan program non berita. Pilihan
program non berita lebih dominan karena dirasa dapat memenuhi kebutuhan akan
identitas pribadi sepeti acara talk show, variety show, gaya hidup dan musik.
Program tersebut dapat memberikan suatu konsep diri bagi penontonya baik untuk
menjadi panutan ataupun sekedar ingin mencari identitas diri yang cocok dengan
mereka.
Hasil uji statistik pada responden TVRI menggunakan Crosstabs – Chi
Square menunjukkan bahwa nilai Approx sig adalah 0,188. Nilai tersebut lebih
besar dari α (0,05) sehingga Ho diterima dan berarti tidak ada hubungan antara
motivasi akan identitas pribadi dengan pilihan program. Hasil uji statistik untuk
responden televisi swasta menggunakan Crosstabs – Chi Square menunjukkan
nilai Approx sig adalah 0,250 maka Ho diterima dan berarti tidak ada hubungan
antara motivasi akan identitas pribadi dengan pilihan program. Tidak ada
hubungan antara motivasi akan identitas pribadi dengan pilihan program
dikarenakan responden memiliki alternatif lain untuk memenuhi motivasi tersebut
yaitu dengan menggunakan media lain seperti majalah.
5.3.4 Hubungan Motivasi akan Integrasi dan Interaksi Sosial dengan
Pilihan Program
Salah satu motivasi dalam menggunakan media adalah motivasi akan
integrasi dan interaksi sosial. Motivasi ini berhubungan dengan perilaku seseorang
108
terhadap lingkungan sosialnya baik dengan manusia lain atau lingkungannya.
Motivasi akan integrasi dan interaksi sosial responden diidentifikasi berdasarkan
pernyataan bahwa responden ingin mengetahui mengenai kehidupan orang lain di
sekitar lingkungan, mengetahui topik yang sedang ramai menjadi pembicaraan
teman-temannya, dan keinginan untuk meningkatkan kepedulian terhadap
lingkungan sekitar. Sub bab ini akan membahas mengenai hubungan motivasi
akan integrasi dan interaksi sosial dengan durasi menonton pada responden TVRI
dan responden televisi swasta. Tabel 28 menunjukkan hubungan motivasi akan
integrasi dan interaksi sosial dengan pilihan program.
Tabel 28.
Persentase Hubungan Motivasi akan Integrasi dan Interaksi
Sosial dengan Pilihan Program pada Penonton TVRI dan
Televisi Swasta
Motivasi
Akan
Integrasi dan
Interaksi
Sosial
Pilihan Program
Berita
(%)
Tinggi
43,70
TVRI
Non
Berita
(%)
56,30
Rendah
88,90
11,10
Total
(%)
Berita
(%)
100
(16 orang)
25
100
(9 orang)
66,70
Swasta
Non
Berita
(%)
75
33,30
Total
(%)
100
(16 orang)
100
(9 orang)
Dapat dilihat pada Tabel 28 bahwa pada penonton TVRI lebih dominan
kepada yang memiliki motivasi akan integrasi dan interaksi tinggi dengan pilihan
program non berita dan hal yang sama juga dapat dilihat pada penonton televisi
swasta. Hasil uji statistik dengan Crosstabs – Chi Square pada responden TVRI
menunjukkan bahwa nilai Approx sig. adalah 0,027. Nilai Approx sig lebih dari α
berarti Ho ditolak sehingga ada hubungan antara motivasi akan integrasi dan
interaksi sosial dengan pilihan program. Hasil uji statistik pada responden televisi
109
swasta menjukkan bahaw anilai Approx sig.
adalah 0,041. Analis ujinya
menyatakan bahwa Ho ditolak sehingga ada hubungan antara variabel motivasi
akan integrasi dan interaksi sosial dengan pilihan program. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa semakin tinggi motivasi akan integrasi dan interaksi sosial
maka responden akan memilih program berita.
5.3.5 Hubungan Motivasi akan Identitas Kolektif dengan Pilihan Program
Motivasi akan identitas kolektif
sedikit berbeda dengan motivasi
sebelumnya karena motivasi ini terlihat jelas pada penonton televisi publik dalam
hal ini TVRI. Maka pada penelitian kali ini akan melihat hubungan motivasi akan
identitas kolektif dengan durasi menonton baik pada responden TVRI maupun
televisi swasta. Identitas kolektif yang dimaksud identitas kolektif adalah
pemaknaan bersama yang terdapat di dalam suatu kelompok yang berasal dari
ketertarikan yang sama akan suatu hal dan solidaritas yang dibangun bersama
(Larana dkk,1994). Konteks identitas kolektif dalam penelitian mengenai televisi
publik ini berarti terdapat ketertarikan dan kesamaan kebutuhan dalam penonton
televisi publik atau TVRI Jawa Barat dan Banten yaitu ingin melestarikan
kebudayaan lokal serta mempertahankan wadah aspirasi masyarakat lokal.
Motivasi akan identitas kolektif diidentifikasi berdasarkan keinginan responden
mencari informasi mengenai Budaya Sunda, mengetahui mengenai tokoh
masyarakat sekitar, menimbulkan rasa nasionalisme, dan mengetahui informasi
mengenai kebijakan Pemerintah Daerah. Tabel 29 memperlihatkan hubungan
antara motivasi akan identitas kolektif dengan pilihan program.
110
Tabel 29.
Motivasi
Akan
Identitas
Kolektif
Persentase Motivasi akan Identitas Kolektif dengan Pilihan
Program pada Penonton TVRI dan Televisi Swasta
Pilihan Program
Tinggi
72,70
TVRI
Non
Berita
(%)
27,30
Rendah
50
50
Berita
(%)
Total
(%)
Berita
(%)
100
(11 orang)
54,50
Swasta
Non
Berita
(%)
45,50
100
(14 orang)
28,60
71,40
Total
(%)
100
(11 orang)
100
(14 orang)
Tabel 29 menggambarkan bahwa penonton TVRI memiliki motivasi akan
identitas kolektif tinggi dengan pilihan program berita, sedangkan pada penonton
televisi swasta terlihat bahwa yang lebih dominan adalah motivasi akan identitas
kolektif rendah dengan pilihan program non berita. Hasil
menggunakan Crosstabs – Chi Square
uji
statistik
pada responden TVRI menunjukkan
bahwa nilai Approx sig. adalah 0,025. Nilai tersebut lebih besar dari α sehingga
Ho ditolak dan berarti ada hubungan antara motivasi akan identitas kolektif
dengan pilihan program. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi
motivasi akan identitas kolektif maka responden akan memilih program berita
yang terdiri dari hard news, pendidikan, soft news, dokumenter dan kebudayaan.
Hasil uji statistik untuk responden televisi swasta menunjukkan bahwa nilai
Approx sig adalah 0,188 maka Ho diterima dan berarti tidak ada hubungan antara
motivasi akan identitas kolektif dengan pilihan program.
111
5.4
Resume Analisis Hasil Penelitian Hubungan Motivasi Menonton
dengan Perilaku Menonton
Berdasarkan hasil penelitian maka, dapat diambil kesimpulan bahwa ada
perbedaan pada perilaku dan motivasi menonton berdasarkan tipe penonton.
Tabel 30 akan menggambarkan perbedaan yang ada berdasarkan tipe penonton.
Tabel 30. Tabel Perbedaan Motivasi dan Perilaku Menonton Berdasarkan
Tipe Penonton
Variabel
Tipe Penonton
Durasi Menonton
√
Frekuensi Menonton
-
Pilihan Program
√
Motivasi mendapatkan informasi
-
Motivasi mendapatkan hiburan
-
Motivasi akan identitas pribadi
√
Motivasi akan integrasi dan interaksi
sosial
-
Motivasi akan identitas kolektif
√
Keterangan:
√
ada perbedaan
Tidak ada perbedaan
Tabel 30 merupakan resume dari hasil tabel frekuensi motivasi menonton
dan perilaku menonton berdasarkan tipe penonton. Dapat dilihat bahwa terdapat
perbedaan pada durasi menonton, motivasi akan identitas pribadi, motivasi akan
identitas kolektif, dan pilihan program. Perbedaan ini dapat dilihat kembali pada
Tabel 3,10, 18, dan 24. Perbedaan pada durasi menonton terlihat bahwa penonton
TVRI lebih lama meluangkan waktunya untuk menonton televisi karena memang
kebutuhan akan mendapatkan informasi dan kebutuhan akan identitas kolektifnya
terutama pada seni kebudayaan Sunda. Sedangkan pada penonton televisi
112
swasta,waktu untuk menonton hanya digunakan untuk mengisi waktu luang
setelah menghabiskan waktu untuk kegiatan rutin seperti bekerja atau kuliah.
Penonton televisi swasta menggunakan waktu menonton untuk mencari hiburan
setelah melakukan aktivitas sehari-hari.
Motivasi identitas pribadi pada penonton TVRI masih dapat dipenuhi
melalui menonton televisi, seperti mencontoh tokoh panutan, dan mengenai gaya
hidup mereka. Sedangkan pada penonton televisi swasta, mereka lebih dapat
memenuhi motivasi akan identitas pribadi seperti gaya hidup dan fashion lebih
didapat dari media lain seperti internet dan majalah. Perbedaan lain yang terlihat
adalah pada motivasi akan identitas kolektif. Perbedaan ini terjadi karena
penonton TVRI memang memiliki identitas kolektif, yang dalam hal ini kesamaan
akan kebutuhan kolektif mereka yaitu kebudayaan Sunda. Penonton TVRI masih
membutuhkan TVRI untuk memenuhi kebutuhan identias kolektif ini, khususnya
untuk dapat menonton tayangan kebudayan Sunda yang ditayangkan di TVRI.
Perbedaan pada pemilihan program dapat dilihat bahwa penonton TVRI
cenderung memilih program berita, sedangkan penonton televisi swasta lebih
memilih program non berita.
Setelah menganalisis hubungan motivasi menonton dengan perilaku
menonton, maka dapat ditarik kesimpulan hasil uji statistik yang dapat dilihat
pada Tabel 31. Tabel 31 memperlihatkan hasil uji statistik hubungan motivasi
dengan durasi menonton.
113
Tabel 31.
Resume Hasil Analisi Hubungan Motivasi dengan Durasi
Menonton
Analisis Hubungan
Motivasi dengan Durasi
Menonton
TVRI
Televisi Swasta
Approx
Sig
Keterangan
Approx
Sig
Keterangan
Hubungan
motivasi
mendapatkan informasi
dengan durasi menonton
0,211
Ho diterima
0,734
Ho diterima
Hubungan
motivasi
mendapatkan
hiburan
dengan durasi menonton
0,211
Ho diterima
0,556
Ho diterima
Hubungan motivasi akan
identitas pribadi dengan
durasi menonton
0,294
Ho diterima
0,742
Ho diterima
Hubungan motivasi akan
integrasi dan interaksi
sosial dengan durasi
menonton
0,315
Ho diterima
0,734
Ho diterima
Hubungan motivasi akan
identitas kolektif
-
-
0,048
Ho ditolak
Tabel 31 merupakan ringkasan analisis hubungan motivasi menonton
dengan durasi menononton, termasuk di dalamnya motivasi mendapatkan
informasi, mendapatkan hiburan, motivasi akan identitas pribadi, motivasi akan
integrasi dan interaksi sosial serta motivasi akan identitas kolektif. Hasil uji
crosstabs-chi square pada semua hubungan motivasi dengan durasi menononton
kecuali pada motivasi akan identitas kolektif menunjukkan hasil yang sama, yaitu
Ho diterima dan berarti tidak ada hubungan antara motivasi dengan durasi
menonton. Hasil tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain waktu
yang digunakan tidak hanya untuk menonton televisi untuk memenuhi motivasi
tertentu akan tetapi bisa saja digunakan menonton untuk kebutuhan yang lain.
Selain itu, faktor pekerjaan juga mempengaruhi durasi menonton, karena hampir
114
sebagian waktu dalam sehari digunakan untuk bekerja dan sisanya digunakan untuk
kegiatan lain termasuk menonton televisi. Faktor yang terakhir adalah pilihan
media, pilihan media yang digunakan untuk memenuhi suatu motivasi tidak hanya
media audio visual atau televisi. Terdapat alternatif media lain yang dapat
digunakan, antara lain media cetak atau koran dan majalah, media audio atau radio,
dan internet. Sehingga durasi atau waktu yang digunakan untuk memenuhi motivasi
melalui televisi terbagi dengan alternatif pilihan media yang lain. Hasil uji statistik
mengenai hubungan motivasi akan identitas kolektif dengan durasi menonton pada
penonton TVRI tidak dapat diukur karena hasilnya yang konstan jadi tidak ada
perbandingan, sedangkan untuk penonton televisi swasta menunjukkan hasil yang
positif.
Tabel 32. Resume Analisis Hubungan Motivasi dengan Frekuensi
Menonton
Analisis Hubungan Motivasi
dengan Frekuensi Menonton
TVRI
Televisi Swasta
Approx
Sig
Keterangan
Approx
Sig
Keterangan
Hubungan
motivasi
mendapatkan
informasi
dengan frekuensi menonton
0,610
Ho diterima
0,734
Ho diterima
Hubungan
motivasi
mendapatkan hiburan dengan
frekuensi menonton
0,181
Ho diterima
0,556
Ho diterima
Hubungan motivasi akan
identitas pribadi dengan
frekuensi menonton
0,742
Ho diterima
0,742
Ho diterima
Hubungan motivasi akan
integrasi dan interaksi sosial
dengan frekuensi menonton
0,610
Ho diterima
0,734
Ho diterima
Hubungan motivasi akan
identitas kolektif dengan
frekuensi menonton
0,188
Ho diterima
0,048
Ho ditolak
115
Tabel 32 menunjukkan ringkasan analisis hubungan motivasi dengan
frekuensi menonton. Semua hubugan motivasi dengan frekuensi menonton
menunjukkan hasil yang negatif, yang berarti tidak ada hubungan antara motivasi
dengan frekuensi menonton kecuali pada hubungan motivasi akan identitas kolektif
dengan frekuensi menonton pada penonton televisi swasta.
Hasil yang
menunjukkan tidak ada hubungan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah karena frekuensi menonton yang tidak terus menerus. Waktu yang
ada tidak hanya digunakan untuk menonton televisi akan tetapi untuk kegiatan yang
lain.
Tabel 33. Resume Analisis Hubungan Motivasi dengan Pilihan Program
Analisis
Motivasi
Program
Hubungan
dengan Pilihan
TVRI
Approx
Sig
Keterangan
Televisi Swasta
Approx
Sig
Keterangan
Hubungan
motivasi
mendapatkan
informasi
dengan pilihan program
0,045
Ho ditolak
0,038
Ho ditolak
Hubungan
motivasi
mendapatkan
hiburan
dengan pilihan program
0,032
Ho ditolak
0,040
Ho ditolak
Hubungan motivasi akan
identitas pribadi dengan
pilihan program
0,188
Ho diterima
0,250
Ho diterima
Hubungan motivasi akan
integrasi dan interaksi sosial
dengan pilihan program
0,027
Ho ditolak
0,041
Ho ditolak
Hubungan motivasi akan
identitas kolektif dengan
pilihan program
0,025
Ho ditolak
0,188
Ho diterima
Tabel 33 menunjukkan analisis hubungan motivasi dengan pilihan
program pada responden. Hasil uji crosstabs-chi square menujukkan hasil yang
116
positif di hampir semua hubugan motivasi dengan pilihan program kecuali pada
hubungan motivasi akan identitas pribadi, dan motivasi akan identitas kolektif pada
responden televisi swasta. Hasil yang positi menujukkan bahwa pilihan program
yang dipilih akan sesuai oleh motivasi. Misalnya saja responden yang memiliki
motivasi mendapatkan informasi tinggi akan memilih program berita. Hasil yang
negatif pada motivasi akan identitas pribadi dipengaruhi oleh pemilihan media,
karena untuk memenuhi kebutuhan akan identitas pribadi lebih dapat dipenuhi
melalui media cetak yaitu majalah dan koran.
Download