Cash and Carry dampak Perubahan Iklim

advertisement
Hasil Nyata dampak Perubahan Iklim
arga Jakarta dibuat bingung dengan fenomena alam yang terjadi
beberapa hari belakangan ini. Di tengah – tengah perkiraan musim kemarau
dengan tingkat suhu melebihi rata – rata, tiba – tiba masyarakat Jakarta
dikagetkan dengan hujan deras yang menyirami hampir seluruh wilayah ibukota.
Fenomena serupa juga hampir terjadi di seluruh belahan bumi ini dengan
dampak yang diberikan secara langsung dan nyata. Hal ini mengingatkan
kembali kepada fenomena alam yang terjadi sebagai akibat pemanasan global
yang salah satu indikasi nya terdapat suatu perubahan iklim yang drastis dan
semakin tidak mudahnya untuk menerka cuaca yang terjadi. Fenomena
perubahan iklim belakangan ini secara tidak langsung semakin memperkuat
keyakinan berbagai pihak bahwa dampak dari perubahan iklim bukan hanya
sebatas retorika dan hanya hasil buaian dari para ilmuwan, melainkan lebih
kepada sebagai suatu hasil akumulasi dari perbuatan manusia itu sendiri yang
tidak memperhatikan keberlanjutan ekologi. Permasalah perubahan iklim telah
mendapatkan sorotan dari masyarakat dunia ketika mulai ditemukan fenomena
mulai mencairnya beberapa gunung es abadi yang terdapat di kutub mulai
mencair lebih dari setengah bagiannya.
Sebagai isu global yang menghantui terus menerus terhadap eksistensi
masyarakat dunia, beberapa perjanjian pada level internasional pun mulai
bermunculan untuk menyikapi dampak dari perubahan iklim yang semakin
mengancam keberlanjutan kehidupan umat manusia dan mahluk hidup di jagat
raya. Peraturan yang pada awalnya hanya sebatas soft law mulai dirasakan
kurang sehingga harus adanya aturan yang lebih bersifat imperatif untuk
menunjang dalam tahap pelaksanaan. Perjanjian yang paling akhir muncul
adalah Protokol Kyoto yang bertujuan untuk menurunkan nilai karbon di udara
pada tahun 2008. Perjanjian tersebut telah menjadi isu global yang terus bergulir
walaupun tanpa persetujuan negara adi kuasa sekalipun, hal ini menunjukan
komitmen internasional untuk concern terhadap dampak perubahan iklim yang
tidak mengenal siapa yang berkuasa dan siapa yang dikuasai, bahkan
masyarakat dunia menganggap dampak dari pemanasan global jauh lebih
berbahaya dari terorisme.Indonesia pun tidak terlepas dari perhatian masyarakat
dunia ketika kabut asap dari kebakaran hutan di Indonesia telah menempatkan
Indonesia sebagai negara ketiga terbesar di dunia penyumbang karbon yang
turut menyempurnakan efek dari perubahan iklim.
Salah satu kendala yang ditemui di lapangan dalam rangka mengurangi
pemanasan global dan dampak perubahan iklim lainnya adalah hasil atau akibat
yang cenderung tidak dirasakan secara langsung oleh para stakeholder
ekosistem bumi. Jauh sebelum isu pemanasan global mencuat, Ilmuwan
Lingkungan Emil Salim telah menyatakan bahwa biaya dalam rangka
menciptakan kehidupan lingkungan yang sehat harus menjadi salah satu
komponen dalam penentuan pendapatan per kapita suatu negara, terlebih
Indonesia sebagai negara kepulauan seharusnya lebih berkepentingan untuk
menjaga eksistensi bangsa ini. Namun, pada situasi tersebut banyak para pihak
yang meragukan seberapa besarnya pengaruh ekologi terhadap maju
mundurnya suatu kehidupan bernegara.Hal ini tak pelak membuat banyak pihak
merasa bahwa isu perubahan iklim hanya sebagai penghambat ekonomi dan
cenderung hanya buaian – buaian dari para ilmuwan. Diawali dengan mulai
mencairnya gunung es abadi yang mengakibatkan beberapa pulau kecil mulai
hilang, suhu bumi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, badai besar di
beberapa negara yang menyebabkan pasangnya air laut hingga 3 meter,
bolongnya lapisan ozon yang hampir seluas benua Amerika hingga gagal panen
nya beberapa daerah akibat kekeringan semakin menunjukan bahwa perubahan
iklim sebagai akibat tingkah laku manusia, sudah mulai dibayar tunai oleh alam.
Bahkan munculnya fenomena penyakit flu burung dan demam berdarah pun tak
lepas sebagai akibat yang tak terpisahkan dari dampak perubahan iklim, dengan
kondisi demikian manusia sebagai titik sentral dalam ekosistem dunia
seharusnya segera melaksanakan pembangunan yang lebih berwawasan
lingkungan, karena dampak dari perubahan iklim seperti yang dikatakan oleh
Alm.Prof Koesnadi hanya akan terjadi sebagai resultante dari tindak tanduk
manusia.
Melihat fenomena – fenomena yang terjadi yang menunjukan semakin
nyatanya dampak dari perubahan iklim, kirannya pertemuan UNFCC yang akan
diselenggarakan di Bali Desember mendatang dapat menjadi suatu milestone
untuk segera menaruh perhatian secara holistik dan integralistik terhadap
permasalahan perubahan iklim, sehingga pembangunan secara keseluruhan
tidak lagi harus dipandang parsial dalam rangka memenuhi kebutuhan saat ini,
tetapi lebih pada upaya untuk memberikan kesempatan yang sama terhadap
anak cucu untuk mengolah bumi ini untuk kepentingan di masa yang akan
datang.
BIODATA PENULIS
Nama
: Deni Bram, S.H.
Alamat
: Kp Melayu Kecil 1 No 31 Tebet, Jakarta Selatan
Pekerjaan
: Pengajar Mata Kuliah Hukum Lingkungan, Fakultas
Hukum Universitas Pancasila
Pendidikan
: Mahasiswa Program Pascasarjana Fakultas Hukum
Universitas Pancasila
Telepon
: 0817869631
E mail
: [email protected]
Download