Komunikasi Pemasaran dan Citra Perusahaan (Studi Deskriptif

advertisement
BAB II
KERANGKA KONSEP DAN TEORI
Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang
mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang
membantu kita memahami sebuah fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa
suatu teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan
dan menyediakan suatu cetak baru untuk melakukan beberapa tindakan
selanjutnya.
2.1. Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah salah satu aktivitas pemasaran yang sangat
penting dan memberikan pengaruh besar terhadap tingkat awareness dan
knowledge dari konsumen atas suatu produk atau merek, yang berujung pada
tindakan pembelian. Hasil akhir dari komunikasi pemasaran yang baik dan efektif
adalah meningkatnya brand image (citra merek) serta meningkatnya penjualan
produk perusahaan.
Secara sederhana komunikasi pemasaran dapat diartikan sebagai “ sebuah
proses dari pengelolaan customer relationships yang menggerakkan brand value.”
Bauran komunikasi pemasaran,
menurut
Kotller
(2005:249)
merupakan
penggabungan dari lima model komunikasi dalam pemasaran sebagai berikut :
Iklan : Setiap bentuk presentasi yang bukan dilakukan orang dan promosi
gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan
9
Promosi Penjualan : Berbagai jenis insentif jangka pendek untuk
mendorong orang mencoba atau membeli produk atau jasa.
Hubungan masyarakat atau public relations dan pemberitaan : Berbagai
program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra
perusahaan atau masing-masing produknya
Penjualan pribadi : Interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon
pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi,
menjawab
pertanyaan, dan memperoleh pemesanan.
Pemasaran langsung dan interaktif : Penggunaan surat, telepon, faxcimile,
e-mail, atau internet untuk berkomunikasi langsung atau meminta
tanggapan atau berdialog dengan pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
Bauran komunikasi pemasaran ini selalu dikaitkan dengan penyampaian
sejumlah pesan dan penggunaan visual yang tepat sebagai syarat utama
keberhasilan dari sebuah program promosi. Tahapan-tahapan komunikasi dan
strategi pesan disusun berdasarkan pencapaian kesadaran atas keberadaan sebuah
produk atau jasa (awareness), menumbuhkan sebuah keinginan untuk memiliki
atau mendapatkan produk (interest), sampai dengan mempertahankan loyalitas
pelanggan. Dalam kajian komunikasi tahapan tersebut dikenal dengan rumusan
AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, and Action ). Tujuan komunikasi
secara umum adalah untuk mencapai sejumlah perubahan seperti, perubahan
pengetahuan (knowledge change ), perubahan sikap ( attitude change ), perubahan
perilaku (behaviour change) dan perubahan masyarakat (social change).
10
Menurut Nickles (dalam Dharmmesta, 1990 : 56), komunikasi
pemasaran merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan
penjual yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan di bidang
pemasaran, serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara
menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik. Definisi ini menyatakan
bahwa komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara
pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran.
2.2. Strategi Komunikasi Pemasaran dan Marketing Public Relation
2.2.1. Strategi
Pemahaman terhadap pelanggan yang dilakukan perusahaan pada saat ini
dirasakan belum maksimal. Dengan konsep pemasaran, perusahaan memperoleh
keunggulan bersaing (Competitive Advantage) dengan tawaran yang memuaskan
kebutuhan konsumen sasaran lebih baik dibanding tawaran pesaing. Mereka
mungkin menyampaikan nilai pelanggan lebih besar dengan menawarkan harga
yang lebih murah untuk produk dan jasa serupa, atau dengan menyediakan lebih
banyak manfaat yang sesuai dengan penetapan harga yang lebih tinggi. Jadi,
strategi pemasaran bukan hanya memperhatikan konsumen sasaran melainkan
juga strategi pesaing.
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya,
konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukan dengan
adanya perbedaan konsep mengenai straregi selama beberapa tahun terakhir.
Pengertian strategi yang dikemukakan Chandler yang dialih bahasakan oleh
Freddy Rangkuti adalah sebagai berikut “Strategi merupakan alat untuk mencapai
11
tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak
lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya” (2001; 13). Sedangkan menurut
Michael E. Porter adalah :“Strategi merupakan alat yang sangat penting untuk
mencapai keunggulan bersaing” (1994;3). Philip Kotler mengemukakan tentang
pengertian strategi yaitu “Suatu rencana permainan untuk mencapai sasaran yang
dinginkan dari suatu unit bisnis” (2000;91). Jadi kesimpulan dari pengertian
strategi adalah suatu rumusan perencanaan dari suatu perusahaan untuk mencapai
misi dan tujuan perusahaan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki
untuk keuntungan perusahaan tersebut.
2.2.2. Strategi Komunikasi Pemasaran
Strategi pemasaran memiliki tujuan untuk mengetahui segmentasi pasar,
kebutuhan maupun keinginan dari konsumen memiliki kesamaan sekaligus
perbedaan di antara segmentasi-seegmentasi tersebut. Keragaman tersebut akan
menciptakan peluang daripada ancaman bagi sebuah proses pemasaran.
Strategi pada dasarnya merupakan perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai suatu tujuan. Demikianlah pula strategi
komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication
planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk
mencapai suatu tujuan (Effendy, 1993: 309).
Strategi tidak hanya memiliki fungsi sebagai gambaran pemetaan yang
hanya menunjukkan arah saja, tetapi juga harus menunjukkan bagaimana rencana
operasionalnya yang akan dilakukan, hal ini berarti bahwa pendekatan (approach)
akan bisa berbeda setiap saat bergantung dari situasi dan kondisi. Brennan (dalam
12
Effendy, 1993: 309), menjelaskan sebuah formula sebagai landasan bagi strategi
komunikasi yaitu tanggapan yang diperoleh dari sejumlah komunikan.
Supaya mencapai tujuan pemasaran misalnya dalam rangka memunculkan
citra baik perusahaan, pelekatan merek dan perusahaan pada konsumennya serta
dalam rangka meningkatkan penjualan diperlukan komunikasi. Tujuan dari
komunikasi yaitu mengubah sikap, opini atau pandangan, dan perilaku (to change
the attitude, opinion and behavior), sehingga akan timbul pada komunikan efek
kognitif, efek afektif dan efek konatif atau behavioral. Dalam rangka
melaksanakan kegiatan strategi pemasaran, perusahaan salah satunya adalah
dengan menggunakan fungsi hubungan masyarakat atau sering juga disebut
dengan marketing public relations.
2.2.3. Marketing Public Relations
Assumpta Maria (2002:12) menjelaskan definisi kerja PR yang resmi dari
IPRA adalah sebagai berikut : Public Relations merupakan fungsi manajemen
yang khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara
organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan dan
kerja sama, melibatkan manajemen dalam permasalahan dan persoalan, membantu
manajemen memberikan penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan
opini publik, menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk
melayani kepentingan umum, dan menggunakan penelitian serta teknik
komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.
Definisi kerja IPRA menunjukan bahwa PR adalah fungsi manajemen,
menegaskan bahwa komunikasi dalam kegiatan PR itu sangat penting.
13
Komunikasi yang dimaksud ialah komunikasi dua arah dari organisasi ke
publiknya, dari publik ke organisasi secara timbal balik, dengan memperhatikan
opini publik sebagai efeknya, baik yang terdapat pada publik internal maupun
publik eksternal. Komunikasi yang sehat dan etis didasarkan atas penelitian yang
seksama. Assumpta Maria (2002:13).
Tugas Marketing Public Relations
Lima pokok tugas Public Relations menurut Assumpta Maria (2002:39)
sehari-hari sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi
secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik, supaya publik
mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan,
tujuan, serta kegiatan yang dilakukan. Semua itu disesuaikan dengan
kebutuhan, keinginan dan harapan publik internal atau eksternal dan
memperhatikan, mengolah, mengintegrasikan pengaruh lingkungan yang
masuk demi perbaikan dan perkembangan organisasi.
2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum
atau masyarakat.
3. Memperbaiki citra organisasi. Bagi PR, menyadari citra yang baik tidak
hanya terletak pada bentuk gedung, presentasi, publikasi, dan seterusnya,
tetapi terletak pada (1) bagaimana organisasi bisa mencerminkan organisasi
yang dipercayai, memiliki kekuatan, mengadakan perkembangan secara
berkesinambungan yang selalu terbuka untuk dikontrol, dievaluasi. (2).
14
Dapat dikatakan bahwa citra tersebut merupakan gambaran komponen yang
kompleks.
4. Tanggung jawab sosial. PR merupakan instrumen untuk bertanggung jawab
terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung jawab tersebut.
Terutama kelompok publik sendiri, publik internal, dan pers. Suatu
organisasi mempunyai kewajiban adanya usaha untuk pelayanan sosial yang
harus menjadi tanggung jawab, “pintu terbuka”.
5. Komunikasi. PR mempunyai bentuk komunikasi yang khusus, komunikasi
timbal balik, maka, pengetahuan komunikasi menjadi modalnya. Dalam
fungsinya, komunikasi itu sentral. Perlu juga untuk dimiliki adalah
pengetahuan manajemen dan kepemimpinan, struktur organisasi. Manajemen
tidak dapat berjalan sebagaimana seharusnya tanpa adanya PR. Manajemen
sangat berperan dalam kehidupan manusia sehari-hari, apalagi dalam
kehidupan masyarakat modern seperti sekarang ini. Dalam prakteknya,
Marketing PR memiliki dua fungsi utama yaitu Brand Image dan Corporate
Social Responsibility.
Menurut Cutlip, Scott M & Center Allen H (Prentice–Hall), Inc. 1994:139)
bahwa upaya pemecahan persoalan program kerja dan kegiatan riset dalam public
relations (PR) dikenal melalui „Proses (4) Empat Tahapan Utama,‟ sebagai
landasan pedoman melaksanakan penelitian untuk merancang program kerja PR
selanjutnya, dan langkah-langkahnya dijabarkan sebagai berikut :
15
1. Research and Listening (Riset dan Memperhatikan)
Dalam tahapan ini melalui riset untuk menemukan fakta (fact finding) di
lapangan atau suatu hal yang berkaitan dari opini, sikap dan reaksi publik
dengan
kebijaksanaan
pihak
organisasi/perusahaan
bersangkutan.
Kemudian melakukan pengevaluasian (penilaian) dari fakta, data dan
informasi yang diperoleh tersebut sebagai acuan pedoman untuk
menentukan keputusan diambil berikutnya. Pada tahap ini biasanya, pihak
PRO (Pejabat Humas) harus memiliki kemampuan „mendengar dan
menemukan‟ fakta lapangan yang ada di dalam masyarakat (publik) dan
berkaitan langsung dengan kepentingan organisasi/perusahaan atau
sebaliknya.
2. Planning and Decision (Perencanaan dan Pengambilan Keputusan)
Pada tahap ini, pihak PR bersangkutan merancang suatu perencanaan dan
upaya pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijaksanaan dan
menetapkan program kerja organisasi/perusahaan yang sejalan dengan
kepentingan pihak lainnya (publik) sebagai khalayak sasaran yang
memiliki sikap, opini dan ide-ide dan reaksi tertentu terhadap
kebijaksanaan (keputusan) yang telah ditetapkan oleh pihak organisasi.
3. Communication and Action (Komunikasi dan Pelaksanaan)
Tahapan ini, adalah bagaimana PR mampu menjelaskan dan sekaligus
mendramatisirkan informasi mengenai „pelaksanaan‟ yang akan dilakukan,
sehingga menimbulkan pesan-pesan yang efektif untuk mempengaruhi
16
opini publik atau pihak lain yang dianggap penting, berpotensi dalam
upaya memberikan dukungan penuh.
4. Evaluating (Penilaian)
Pada langkah ini, pihak public relations mengadakan penilaian (evaluasi)
terhadap hasil-hasil dari riset dan hingga perencanaan program kerja
(aktivitas PR), serta efektivitas dari proses manajemen dan bentuk atau
model komunikasi yang dipergunakan. Setiap tahapan-tahapan dari empat
langkah proses PR tersebut diatas, adalah sama pentingnya dengan
efektivitas dalam riset PR yang berkaitan dengan strategi program kerja
public relations. Jadi keempat langkah proses kerja PR tersebut harus
berjalan „seirama dan harmonis‟ antara tahapan-tahapan satu sama lainnya
(Wheel Spining Programming Model).
Dalam rangka menyebarluaskan sekaligus mendekatkan merek dan
perusahaan kepada konsumen serta untuk meningkatkan penjualan produk, maka
diperlukan adanya publisitas. Publisitas merupakan hasil-hasil (bisa bersifat
positif maupun negatif) dari suatu yang dipublikasikan atau disebarluaskan
(Jefkins, 1996: 369). Untuk menunjang adanya publisitas tersebut sebagai suatu
bagian dari strategi komunikasi pemasaran, maka perusahaan menggunakan
fungsi kehumasan dalam satu bagian dari organisasi perusahaan yang biasa
disebut dengan Marketing Public Relations.
Marketing Public Relations adalah bagian dari kegiatan pemasaran,
penanggung jawab tertinggi adalah manajer pemasaran, dan tujuan dari kegiatan
Marketing Public Relations adalah mendukung tujuan dari bidang pemasaran.
17
Peranan Marketing Public Relations bukanlah pada selling ( penjualan ) seperti
dalam kegiatan periklanan, namun lebih pada pemberian informasi, pendidikan,
dan upaya peningkatan pengertian lewat penambahan pengetahuan mengenai
suatu produk barang atau jasa dari suatu perusahaan, agar produk barang atau jasa
atau perusahaan tersebut juga akan lebih kuat dampaknya dan lebih lama diingat
oleh konsumen.
Berdasarkan pertimbangan pelekatan hubungan perusahaan dengan
masyarakat lingkungan sebagai konsumen, maka Marketing Public Relations
melaksanakan
fungsi
tanggung
jawab
perusahaan
terhadap
lingkungan
kemasyarakatan, hal ini biasa disebut dengan Corporate Social Responsibility
yang merupakan suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan
(sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab mereka
terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Contoh bentuk
tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian
beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas
umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan
berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar
perusahaan tersebut berada. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan
strategi
perusahaan
yang
mengakomodasi
kebutuhan
dan
kepentingan
stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan substainability atau
kelangsungan perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar
18
profitability atau keuntungan bisnis saja. Beberapa di antara kegiatan tersebut
misalnya :
a. Keterlibatan Komunitas
Penting bagi perusahaan untuk terjun dan terlibat langsung dengan
aktivitas sosial dan komunitas agar perusahaan dapat menjalin hubungan
dengan masyarakat serta mendapat simpati dari publik.
b. Sponsor untuk tujuan tertentu
Kegiatan sponsorship atau bentuk dukungan material dari perusahaan juga
perlu dilakukan khususnya pada kegiatan-kegiatan.
c. Batuan untuk kepentingan pihak minoritas
Adanya kepedulian perusahaan bagi kalangan fakir dan orang miskin dapat
menciptakan respect dari masyarakat dan dapat menaikkan citra positif
dari pelanggan terhadap perusahaan.
d. Program sekolah
Program kepedulian pada pendidikan dapat diwujudkan dengan pemberian
beasiswa pendidikan. Program magang kerja, ikatan kontrak kerja maupun
bentuk kerjasama lainnya dengan lembaga pendidikan.
2.3. Potitioning dan Pencitraan
2.3.1. Potitioning
Positioning merupakan suatu tindakan dari sebuah perusahaan untuk
merancang produk sehingga dapat menciptakan kesan tertentu di benak
konsumen, sehingga dengan demikian konsumen memahami dan menghargai apa
yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya. Jika posisi
19
perusahaan itu sendiri dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan itu harus
menyeleksi dan kemudian mencari perbedaan lebih lanjut melalui perbedaanperbedaan tersendiri.
Menurut Kartajaya (2005:57) positioning adalah “The strategy for leading
your consumer credibly”. Positioning adalah menyangkut bagaimana perusahaan
membangun kepercayaan, keyakinan, dan trust kepada pelanggan.
Menurut Kotler (2000:265), terdapat beberapa cara penentuan posisi di
benak konsumen, antara lain :
1. Penentuan posisi menurut atribut
2. Penentuan posisi menurut manfaat
3. Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan.
4. Penentuan posisi menurut pemakai
5. Penentuan posisi menurut pesaing
6. Penentuan posisi menurut kategori produk
2.3.2. Pencitraan
Citra merupakan cerminan suatu organisasi atau perusahaan di mata publik
atau masyarakat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Rosady Ruslan bahwa “Citra
merupakan tujuan utama dari suatu lembaga, instansi atau perusahaan.” (Ruslan,
2003: 68).
Dalam hal ini citra yang harus diperoleh adalah citra lembaga, tentunya
citra lembaga yang bersifat positif. Dimana citra lembaga menurut Soemirat &
Ardianto mengutip pendapat daripada Frank Jeffkins merupakan “Citra yang
berkaitan dengan sosok organisasi atau perusahaan sebagai tujuan utamanya, yaitu
20
bagaimana menciptakan citra lembaga yang positif, dan juga agar lebih dikenal
serta dapat diterima oleh publik atau masyarakat.” (Soemirat dan Ardianto, 2002:
117).
Citra adalah salah satu aset terpenting dari organisasi atau perusahaan.
Citra yang baik merupakan perangkat yang kuat bukan hanya untuk menarik
konsumen untuk memilih produk atau jasa perusahaan, melainkan juga
memperbaiki dan kepuasan konsumen terhadap perusahaan. Citra yang baik dapat
mendukung aktivitas dari suatu organisasi.
Menurut Dowling dalam bukunya Creating Corporate: Reputation,
Identity, Image and Performance “Citra organisasi atau perusahaan mempunyai
dua komponen utama, yaitu komponen logikal dan komponen emosional.”
(Dowling, 2002: 20-21). Komponen logikal, berhubungan dengan karakteristikkarakteristik yang dapat dirasakan, yang dapat dengan mudah diukur. Sedangkan
komponen emosional diasosiasikan dengan dimensi psikologis yang ditunjukkan
oleh perasaan dan sikap terhadap organisasi. Kedua komponen tersebut secara
simultan mempengaruhi pemikiran seseorang untuk menilai citra suatu organisasi
atau perusahaan. Sehingga citra organisasi atau perusahaan merupakan akumulasi
dari nilai-nilai kepercayaan yang diberikan oleh seseorang yang mengalami suatu
proses cepat atau lambat untuk membentuk opini publik yang lebih abstrak.
2.4. Sumber Daya Manusia
Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi
atau unsur tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik,tetapi
juga non-fisik (intangible). Sumber daya ada yang dapat berubah, baik menjadi
21
semakin besar maupun hilang,dan ada pula sumber daya yang kekal (selalu tetap).
Selain itu, dikenal pula istilah sumber daya yang dapat diperbaharui dan atau
sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui. Sebagai contoh sumberdaya yang
dapat diperbaharui diantaranya tumbuhan dan hewan. Dalam hal ini sumber daya
yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi dan gas, batubara, dan jenis
tambang lain yang masuk ke dalam sejenis sumber daya alam. Sumber daya
manusia (biasa disingkat menjadi SDM) merupakan potensi yang terkandung
dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang
adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh
potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan
dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
2.5. Stakeholder
Stakeholder adalah kelompok atau individu yang dukungannya diperlukan
demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup organisasi. Clarkson membagi
stakeholder menjadi dua: stakeholder primer dan stakeholder sekunder.
Stakeholder primer adalah „pihak di mana tanpa partisipasinya yang berkelanjutan
organisasi tidak dapat bertahan.‟ Contohnya adalah pemegang saham, investor,
pekerja, pelanggan, dan pemasok. Menurut Clarkson, suatu perusahaan atau
organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem stakeholder primer yang
merupakan
rangkaian
kompleks
hubungan
antara
kelompok-kelompok
kepentingan yang mempunyai hak, tujuan, harapan, dan tanggung jawab yang
berbeda. Stakeholder sekunder didefinisikan sebagai „pihak yang mempengaruhi
atau dipengaruhi oleh perusahaan, tapi mereka tidak terlibat dalam transaksi
22
dengan perusahaan dan tidak begitu penting untuk kelangsungan hidup
perusahaan.‟ Contohnya adalah media dan berbagai kelompok kepentingan
tertentu. Perusahaan tidak bergantung pada kelompok ini untuk kelangsungan
hidupnya, tapi mereka bisa mempengaruhi kinerja perusahaan dengan
mengganggu kelancaran bisnis perusahaan. Clarkson (dalam artikel tahun 1994)
juga telah memberikan definisi yang bahkan lebih sempit lagi di mana stakeholder
didefinisikan sebagai suatu kelompok atau individu yang menanggung suatu jenis
risiko baik karena mereka telah melakukan investasi (material ataupun manusia)
di perusahaan tersebut („stakeholder sukarela‟), ataupun karena mereka
menghadapi risiko akibat kegiatan perusahaan tersebut („stakeholder nonsukarela‟). Karena itu, stakeholder adalah pihak yang akan dipengaruhi secara
langsung oleh keputusan dan strategi perusahaan.
23
2.6. Kerangka Berfikir
House Of Hendrik
EXTERNAL
Stake
holder
INTERNAL
MARKETING PUBLIC
RELATIONS
SDM
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN
(strategi periklanan, strategi komunikasi MPR,
strategi MPR dalam menjalin relasi)
C
CITRA
PERUSAHAAN
Tabel 2.1
kerangka berfikir
House of Hendrik sebagai sebuah perusahaan event organizer yang juga bergerak
di bidang weeding organizer memiliki satu divisi yang membidangi strategi
komunikasi pemasaran yaitu Marketing Public Relation. Divisi ini menjalin
hubungan dengan pihak-pihak eksternal ( kolom A) yang terdiri dari para klien
serta masyarakat lingkungan House Of Hendik melalui kegiatan-kegiatan promosi
dan corporate social responsibility (CSR) dan juga internal (kolom B ) yaitu
peningkatan mutu dan kualitas Sumber daya manusia (SDM) yang terlibat di
perusahaan House Of Hendrik dalam menjalankan strategi komunikasi pemasaran
(kolom C) dengan tujuan pembentukan citra perusahaan.
24
Download