kejadian risiko kehamilan berdasarkan tingkat pengetahuan ibu

advertisement
KEJADIAN RISIKO KEHAMILAN BERDASARKAN TINGKAT PENGETAHUAN
IBU HAMIL TRIMESTER III
Septiana*, Ely Tjahjani*
*Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya
Email : [email protected]
Pendahuluan: Kehamilan risiko tinggi/komplikasi adalah kehamilan yang berisiko lebih besar dari
biasanya (baik ibu maupun bayinya), akan terjadinya kesakitan/kematian sebelum maupun sesudah
persalinan. Kehamilan risiko tinggi di Puskesmas Jagir Surabaya mengalami fluktuasi tahun 20112012 terjadi peningkatan sebesar 5,21%,tahun 2012-2013 terjadi peningkatan ibu hamil risiko tinggi
sebesar 3,12%. Tahun 2013 angka kehamilan risiko tinggi sebesar 42,86% melebihi angka toleransi
yang ditetapkan (20%). Tujuan penelitian untuk mengetahui “Kejadian Risiko Kehamilan
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III. Metode: Metode penelitian menggunakan
deskriptif jenis sampel Non Probabillity Sampling,tehnik sampeljenuh. Populasi seluruh ibu hamil
trimester III yang berkunjung di Puskesmas Jagir Surabaya. Periode April 2014 sebesar 38 orang,
besar sampel diperoleh 38 orang. Instrument menggunakan kuesioner. Hasil: Hasil penelitian dibuat
tabel frekuensi dan tabulasi silang. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu
tentang risiko kehamilan mayoritas terjadi pada tingkat pengetahuan kurang 16 orang (42,10%),
kejadian risiko kehamilan mayoritas risikotinggi 16 orang (42,10%). Hasil tabulasi silang disimpulkan
bahwa mayoritas ibuhamil dengan pengetahuan kurang mengalami risiko tinggi (68,75%),
dibandingkan dengan yang berpengetahuan baik tidak berisiko/risiko rendah (60 %). Diskusi:
Pengetahuan ibu tentang kehamilan risiko tinggi mayoritas ibu hamil yang berpengetahuan kurang.
Informasi penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan usia reproduksi sehat, persiapan
pranikah dan program KB.
Kata kunci : Pengetahuan, Risiko Kehamilan Trimester III
pada tahun 2009,menjadi 101,4 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2010, menurun lagi
menjadi 104,3 per100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2011,walaupun demikian penurunan
tersebut masih jauh dari target nasional, karena
pada tahun 2012 AKI diharapkan menjadi 118
per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan menurut
Millenium Development Goals (MDG’s)
diharapkan AKI di Indonesia turun ¾ dari118
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup
padatahun 2015 (Profil Kesehatan Propinsi Jawa
Timur, 2012).
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012, rata-rata angka
kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per
100ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini
jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang
mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Dalam hal ini, fakta melonjaknya kematian ini
tentu sangat Memalukan pemerintahan yang
sebelumnya bertekat akan menurunkan AKI
hingga 108 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015 sesuai dengan target MDG’s(Depkes
RI, 2013).
Berdasarkan catatan medik yang diperoleh dari
Puskesmas Jagir Surabaya, didapatkan jumlah
PENDAHULUAN
Kehamilan adalah suatu proses dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
kehamilan normal adalah 40 minggu atau 9 bulan
7 hari dihitung dari haid pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu
triwulan 1 ( usiakehamilan 1-12 minggu),
triwulan kedua (usia kehamilan 13-28 minggu),
triwulan ketiga (usia kehamilan 28-40 minggu)
(Prawirohardjo,S.,2010).
Risiko kehamilan adalah setiap faktor yang
berhubungan dengan meningkatnya kesakitan
dan kematian maternal. Komplikasi dapat ringan
atau berat yang menyebabkan terjadinya
kematian, kesakitan, kecacatan pada ibu dan atau
bayi.
Angka Kematian Ibu (AKI) menurut WHO tahun
2012 adalah 113 per 100.000 kelahiran hidup,
diperoleh dari berbagai survei yang dilakukan
secara khusus dengan dilaksanakannya Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan SDKI,
maka cakupan wilayah penelitian AKI menjadi
lebih luas disbanding survei sebelumnya. Untuk
melihat kecenderungan AKI di Indonesia secara
Konsisten digunakan data hasil SKRT. AKI telah
menurun dari90,7 per 100.000 kelahiran hidup
39
ibu hamil trimester III yang mengalami Risiko
tinggi dalam kehamilan berdasarkan Skor Poedji
Rohjati dalam 3 tahun terakhir yaitu dari tahun
2011, 2012 dan 2013 dapat disimpulkan bahwa
angka kejadian ibu hamil trimester III dengan
kehamilan risiko tinggi berdasarkan Skor Poedji
Rochjati di Puskesmas Jagir Surabaya jumlah ibu
hamil risiko tinggi pada tahun 2011-2012 terjadi
peningkatan sebesar 5,21% dan tahun 2012-2013
terjadi peningkatan ibu hamil risiko tinggi
sebesar 3,12%. Pada tahun 2013 angka
kehamilan risiko tinggi sebesar 42,86% melebihi
angka toleransi 20% yang ditetapkan Dinas
Kesehatan Kota Surabaya.
Faktor-faktor yang memengaruhi kehamilan
risiko tinggi, antara lain : (1) karakteristik ibu
meliputi umur, paritas, kondisi fisik ibu (status
gizi dan tinggi badan ibu hamil). Umur ibu ≤ 16
tahun rahim dan panggul ibu sering kali belum
tumbuh mencapai ukuran dewasa akibatnya
diragukan keselamatan dan kesehatan janin
dalam kandungan. Selain itu mental ibu belum
cukup dewasa sehingga diragukan ketrampilan
perawatan diri dan bayinya. Umur ibu ≥ 35 tahun
usia tersebut terjadi perubahan-perubahan pada
jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak
lentur lagi, cenderung mengalami risiko dalam
kehamilan dan persalinannya. Pada ibu yang
sering melahirkan anak (grandemultipara),
kemungkinan kondisi kesehatan selama hamil
terganggu, kekendoran dinding rahim/perut
gantung yang akan menyebabkan kelainan letak.
Faktor fisik dimana kondisi fisik ibu sebelum
hamil telah berisiko, misalnya : ibu yang TB ≤
145 cm, kemungkinan panggul sempit dan janin
tidak dapat lahir secara normal. Ibu yang kurang
gizi
dalam
masa
kehamilannya
akan
memperburuk keadaan ibu dan menghambat
pertumbuhan janin. (2) penyakit-penyakit kronis
sebelum ibu hamil atau yang menyertai
kehamilanmisalnya : TBC, HIV/AIDS dan
penyakit jantung. Faktor predisposisi yang
memengaruhi kehamilan risiko tinggi antara lain
: pengetahuan, faktor sosial ekonomi juga dapat
berpengaruh pada gizi ibu hamil yaitu tentang
biaya dalam perawatan kehamilan dan persalinan
(Rochjati, P., 2011).
Faktor Predisposisi terjadinya kehamilan
risiko
yaitu
pengetahuan.
Kurangnya
pengetahuan/terbatasnya pengetahuan ibu, suami
dan keluarga tentang kehamilan risiko tinggi dan
bahaya yang akan dialami, juga akan
meningkatkan kejadian kehamilan risiko tinggi,
perilaku dan sosial ekonomi juga berpengaruh
pada ibu dengan risiko dalam kehamilan (Depkes
RI,2002).
Dampak dari pengetahuan ibu yang cukup
atau kurang maka ibu akan kurang memerhatikan
kesehatannya.
Ibu
hamil
yang
tidak
memerhatikannya
kesehatannya
jarang
memeriksakan kehamilannya secara teratur ke
petugas kesehatan sehingga petugas kesehatan
tidak dapat mendeteksi dini adanya risiko tinggi,
sedangkan ibu yang berpengetahuan baik akan
memerhatikan
kesehatannya,
dengan
memeriksakan kehamilan secara teratur ke
petugas kesehatan sehingga petugas kesehatan
mendeteksi dini adanya risiko tinggi dan dapat
segera dicegah (Wiryawan, P., 2011).
Dari masalah yang telah diuraikan di atas
maka solusi yang dapat ditetapkan untuk
mengatasi masalah tersebut adalah dengan
memberikan penyuluhan kepada ibu hamil
melalui posyandu, atau tiap kali ibu
memeriksakan kehamilannya. Agar ibu lebih
mengerti dan menambah pengetahuan akan
tanda-tanda bahaya kehamilan risiko tinggi.
Selain itu, upaya yang dapat dilakukan ibu hamil
dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang
dapat dilakukan melalui dokter kandungan atau
bidan dengan melakukan pemeriksaan sebulan
sekali hingga usia kehamilan 6 bulan, sebulan
dua kali hingga usia kehamilan 7-8 bulan,
seminggu sekali ketika usia kehamilan
menginjak 9 bulan dan paling utama bagi ibu
hamil atau keluarga mau memeriksakan
kehamilannya dari trimester I, II, sampai dengan
trimester III. Terutama pada trimester I (satu)
supaya ibu hamil.
Berdasarkan survei pendahuluan untuk
mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang
kehamilan resiko tinggi yang dilakukan pada
tanggal 24 April 2014 di Puskesmas Jagir
Surabaya, dari 10 periksa hamil didapatkan 4
orang (40 %) berpengetahuan baik dan 6 orang
(60%) berpengatahuan kurang tentang kehamilan
resiko.
Berdasarkan
4
ibu
yang
berpengetahuannya baik tidak ada ibu hamil
dengan kehamilan resiko dan dari 6 orang yang
berpengetahuan kurang tinggi dan 2 ibu tidak
risiko tinggi.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini akan digambarkan
kejadian risiko kehamilan berdasarkan tingkat
pengetahuan ibu hamil trimester III di BKIA
Puskesmas Jagir Surabaya Periode April 2014.
Tempat dilaksanakan penelitian adalah di
40
Puskesmas Jagir Surabaya.Dengan populasi
seluruh ibu hamil trimester III yang berkunjung
di Puskesmas Jagir Surabaya periode April 2014
sebesar 38 orang, dan seluruhnya diteliti yaitu
sebesar 38 orang ibu hamil trimester III yang
berkunjung. Variable penelitian ini adalah
pengetahuan, dan kejadian risiko kehamilan.
Instrument penelitian adalah kuesioner, dan buku
register Skor Poedji Rochjati.
mayoritas risiko tinggi (68,75 %), dibandingkan
dengan ibu hamil berpengetahuan baik yang
risiko rendah (60 %).
HASIL PENELITIAN
Kejadian Resiko Kehamilan
Tabel. 1 Frekuensi Kejadian Risiko Kehamilan di
Puskesmas Jagir Surabaya Periode April 2014
Kejadian Risiko dalam
Kehamilan
Risiko rendah
Risiko tinggi
Risiko sangat tinggi
Jumlah
Jumlah
%
14
16
8
38
36,85
42,10
21,05
100
Berdasarkan Tabel. 1 dapat disimpulkan bahwa
mayoritas ibu mengalami risiko dalam
Kehamilan di Puskesmas Jagir Surabaya Periode
April 2014 adalah risiko tinggi (42,10 %).
Pengetahun tentang risiko kehamilan
Tabel. .2 Frekuensi Pengetahuan tentang Risiko
Kehamilan di Puskesmas Jagir Surabaya Periode
April 2014
Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
Jumlah
10
12
16
38
%
26,32
31,58
42,10
100
Berdasarkan Tabel. .2 dapat disimpulkan bahwa
mayoritas pengetahuan ibu hamil tentang risiko
kehamilan adalah berpengetahuan kurang (42, 10
%)
Tabulasi Silang Gambaran Kejadian Risiko
Kehamilan Berdasarkan Pengetahuan
Tabel. 3 Tabulasi Silang antara Kejadian Risiko
Kehamilan dengan Pengetahuan Ibu Hamil
Trimester III di Puskesmas Jagir Surabaya
Periode April 2014.
Pengetah
uan
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
Kejadian Risiko dalam
Kehamilan
RR
RT
RST
∑ % ∑
%
∑ %
6 60 2
20
2 20
6 50 3
25
3 25
2 12, 1 68,7 3 18,
5
1
5
75
1
1
8
4
6
Jumlah
∑
10
12
16
%
100
100
100
38
100
Berdasarkan Tabel. 3 dapat disimpulkan bahwa
mayoritas ibu hamil pengetahuan kurang
41
PEMBAHASAN
Pengetahuan adalah hasil “tahu” yang terjadi
setelah seseorang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni :
indera penglihatan, pendengaran, penciuman rasa
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
(overt behaviour) (Notoatmodjo, S., 2010).
Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang
dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun
janin pada saat kehamilan yang dihadapi
(Manuaba, I.B.G., 2012). Risiko kehamilan
adalah setiap faktor yang berhubungan dengan
meningkatnya kesakitan dan kematian maternal.
Komplikasi dapat ringan atau berat yang
menyebabkan terjadinya kematian, kesakitan,
kecacatan pada ibu dan atau bayi.
Mayoritas ibu hamil mengalami risiko tinggi
sebesar 42,10 %. Hal ini terdapat masalah kerena
melebihi angka toleransi kejadian risiko tinggi
sebesar 20%. Namun hal ini juga menunjukan
tidak semua ibu hamil mengalami risiko tinggi.
Namun dengan adanya kehamilan risiko tinggi
yang dialami oleh ibu dapat berdampak buruk
bagi ibu maupaun janin.
Mayoritas pengetahuan ibu hamil tentang
risiko kehamilan adalah berpengetahuan kurang
sebesar 42, 10 %. Dari data ini dapat diketahui
bahwa ibu hamil dengan pengetahuan baik
mayoritas tidak berisiko tinggi/risiko rendah dan
ibu hamil dengan pengetahuan kurang mayoritas
risiko tinggi. Hal ini sesuai dengan teori
pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi
setelah seseorang melakukan pengindraan
terhadap suatu objok tertentu. Pengindraan
terjadi melalui panca indrera manusia yaitu
indera pengelihatan, pendengaran, penciuman,
raba dan rasa (Notoatmojo, S., 2003).
Pengetahuan yang didapatkan mendasari
seseorang dalam mengatasi masalah yang
dihadapi. Pengetahuan sendiri bisa didapat dari
media masa, elektronik, buku petunjuk, petugas
kesehatan dan kerabat dekat sehingga
memungkinkan seseorang untuk mendapatkan
pengetahuan yang lebih luas. Dengan adanya
pengetahuan dapat merubah perilaku yaitu
dengan pengetahuan yang diperoleh kemudian
diaplikasikannya pada suatu situasi dalam bentuk
tindakan (Notoatmodjo, S., 2010).
Ibu hamil dengan pengetahuan kurang
mayoritas risiko tinggi (68,75%) dibandingkan
ibu hamil yang berpengetahuan baik yang tidak
berisiko / risiko rendah (60%). Jika dihubungkan
dengan kejadian risiko kehamilan maka
pengetahuan tentang risiko kehamilan dapat
dipengaruhi oleh pengetahuan.
Penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan risiko
tinggi dapat dipengaruhi oleh pengetahuan. Oleh
karena itu perlu kerjasama antara petugas
kesehatan dengan pasien untuk mengetahui
kehamilan risiko tinggi sedini mungkin.
Pencegahan kehamilan risiko tinggi dapat
dilakukan memberikan penyuluhan-penyuluhan
pada waktu periksa kehamilan dan kelas ibu
hamil,
tentang
usia
reproduksi
sehat,
memberikan penyuluhan tentang persiapan
pranikah, memberikan penyuluhan pada ibu
hamil tentang pentingnya mengikuti program KB
guna menjarangkan serta menunda kehamilan,
serta memberikan penyuluhan pada ibu KB yang
bisa dipakai pada saat seorang ibu telah
melahirka yaitu KB yang tidak mengganggu
pengeluaran ASI misalnya KB non hormonal,
KB suntik 3 bulan, MAL, memberikan
penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan,
rasa tidak nyaman yang sering timbul pada
kemilan trimester III, dan tanda-tanda persalinan,
memberikan penyuluhan pada ibu yang menikah
muda/belum menikah (umur ≤ 16 tahun). Rahim
dan panggul ibu seringkali belum tumbuh
mencapai ukuran dewasa. Akibatnya diragukan
keselamatan dan kesehatan janin dalam
kandungan. Selain itu mental ibu belum cukup
dewasa sehingga diragukan keterampilan
perawatan diri dan bayinya, memberikan
penyuluhan pada ibu hamil tentang pentingnya
periksa rutin minimal 4 x selama hamil guna
mengetahui dan mencegah dini kehamilan
melakukan kunjungan rumah pada ibu hamil
risiko tinggi yang tidak mau kontrol atau tidak
mau memeriksakan kehamilan guna untuk
mencegah terjadinya kehamilan risiko tinggi,
serta memberi penyuluhan pada ibu hamil
khususnya risiko tinggi. Upaya lain yang dapat
dilakukan adalah melakukan kunjungan rumah
pada ibu hamil risiko tinggi yang tidak mau
kontrol atau tidak mau memeriksakan kehamilan
guna untuk mencegah terjadinya kehamilan
risiko tinggi, serta memberi penyuluhan pada ibu
hamil khususnya risiko tinggi untuk makan
makanan bergisi dengan menu seimbang.
Makanan dengan gizi seimbang dapat diperoleh
dari karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat
tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun,
serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur.
Kebutuhan nutrien akan meningkat selama hamil
namun tidak semua kebutuhan nutrien meningkat
secara proporsional. Hal yang perlu diperhatikan
ibu hamil dalam mengatur makanan selama
hamil.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dapat
disimpulkan bahwa Kejadian Risiko Kehamilan
di Puskesmas Jagir Surabaya Periode April 2014
mayoritas ibu hamil risiko tinggi (42, 10 %),
Pengetahuan ibu hamil tentang risiko kehamila
Puskesmas Jagir Surabaya Periode April 2014
mayoritas berpengetahuan kurang (42, 10 %)
serta pengetahun ibu hamil di Puskesmas Jagir
Surabaya periode April 2014 mayoritas ibu hamil
dengan
pengetahuan
kurang,
mayoritas
mengalami risiko tinggi (68,75%) dibandingkan
dengan ibu hamil berpengetahuan baik yang
tidak berisiko / risiko rendah (60%)
Saran
Bagi peneliti diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman nyata dalam
melakukan penelitian khususnya dalam hal mutu
pelayanan oleh tenaga kesehatan khususnya
bidan,bagi profesi tenaga kesehatan diharapkan
hasil penelitian dapat memotivasi tenaga
kesehatan khususnya bidan untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan, bagi institusi
pendidikan Akademi Kebidanan Griya Husada
Surabaya penelitian ini dapat digunakan sebagai
tambahan referensi tentang penilaian mutu
pelayanan khususnya pengetahuan kehamilan
risiko tinggi, bagi Puskesmas Jagir Surabaya
penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan
pelayanan
kesehatan
khususnya
dalam
meningkatkan pengetahuan pasien (ibu) yang
mendapat pelayanan, bagi Ibu Meningkatkan
pengetahuan ibu tentang kehamilan risiko tinggi
sedini mungkin.
KEPUSTAKAAN
Arikunto, S., 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik.Jakarta.Renika cipta.
Bobak, L.J. 2005. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Jakarta. EGC
Budijanto, D., 2005. Metodologi Penelitian.
42
Pusat
Penelitian
dan
Pengabdian
Masyarakat Poltekes Surabaya.
Depkes RI, 2012. Profil Kesehatan Jawa Timur.
Depkes. Jawa Timur
Ghufron, A. 2013. Ancaman Target Mdgs:
Angka Kematian Melonjak Drastis.
Kompas –online 27 September. Tersedia di :
http://www.
kalyana
mitra.
Or.
Id/2013/09/ancaman-target-mdg-angkakematian-ibu-melonjak-drastis/
(diakses
tanggal 16 April 2014)
Hidayat, A.A.A., 2007. Metodologi Kebidanan
dan Teknik Analisa Data. Jakarta. Salemba
Medika.
Manuaba, I.B.G., 2008.Buku Ajar Potologi
Obsteri. Jakarta. EGC
Mansjoer, A., 2009. Kapita Selekta Kedokteran
Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius.
Notoatmodjo, S., 2007. Promosi kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Jakarta. Rineka Cipta.
Nursalam, 2011. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta. Salemba Medika
Pantikawati, I., 2010. Asuhan kebidanan 1
(Kehamilan). Yogyakarta. Nuha Medika.
Prawirohardjo. S., 2011. Ilmu Kebidanan.
Jakarta. YBP. SP.
Rochjati, P., 2010. Skrining Ante Natal Care
pada Ibu Hamil. Surabaya. Airlangga
University Press.
Sulistyawati, A., 2009. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta.
Salemba Medika.
Sugiono.
2010.
Metodologi
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung. Alfabeta www.infoibu.com.
Anda Termasuk Ibu Hamil dengan
Kehamilan Risiko Tinggi. (diakses tanggal
15 April 2014)
43
Download