PELATIHAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG)

advertisement
PANDUAN INSTRUKTUR
Decentralized Basic Education 2
DAFTAR ISI
A. Pengantar
B. Tujuan Pelatihan
C. Hasil yang Diharapkan
D. Alat dan Bahan Untuk Semua Sesi
E. Jadwal Pelatihan KKG 1
G. Rencana Sesi
` Sesi 1.1. Strategi Pembelajaran Sains
Sesi 1.2. Sumber Belajar Sains Sederhana
Sesi 1.3. Silabus dan RPP Sains
1
2
2
3
3
4
5
5
4
Lampiran-lampiran
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
1
Decentralized Basic Education 2
A. Pengantar
Guru merupakan faktor sangat penting dalam proses pendidikan. Sebaik apapun
sebuah kurikulum yang dikembangkan dan sarana yang disediakan, namun pada
akhirnya gurulah yang melaksanakannya dalam proses pembelajaran. Oleh karena
itu banyak ahli menyebutkan bahwa guru merupakan faktor kunci dalam
peningkatan mutu pendidikan.
Dalam memikul perannya sebagai agen pembaharuan, maka guru terus dituntut
untuk mengembangkan kemampuannya baik kemampuan akademik, maupun
kemampuan profesionalnya. Dalam kemampuan akademik guru senantiasa harus
mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi serta perkambangan terbaru dari
bidang studi yang ditekuninya. Sementara itu dalam bidang pengembangan
profesinya, guru dituntut terus menerus melakukan inovasi pembelajaran sehingga
model-model pembelajaran ataupun strategi pembelajaran yang diterapkannya
kepada peserta didik berlangsung dalam kondisi pembelajaran aktif, kreatif, efektif
dan menyenangkan. Dengan meningkatnya kemampuan guru pada dua bidang ini,
maka diharapkan akan meningkatkan kualitas lulusan yang dihasilkannya.
Salah satu cara yang dilaksanakan untuk pengembangan kualitas kemampuan
akademik dan kemampuan profesional keguruan, terutama pada bidang sains
adalah mengadakan pelatihan terbimbing yaitu suatu kegiatan yang dilakukan
dengan melatih guru-guru untuk mengajarkan materi pokok sains di SD berbasis
pakem, kemudian mengerjakan tugas mandiri, selanjutnya mengembangkan hasil
pelatihan yang diterima dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan
mendapatkan pendampingan dari instruktur atau fasilitator.
Dengan model kegiatan pelatihan seperti ini maka keberhasilan belajar siswa dan
keberhasilan pengembangan diri guru dapat diukur dengan membandingkan jumlah
aktivitas pembelajaran yang dilakukan sebelum pelatihan dengan sesudah
pelatihan. Sekaligus melakukan evaluasi diri terhadap kemampuan akademik dan
kemampuan profesi yang dimiliki oleh masing-masing guru sebelum dan sesudah
pelatihan.
Tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan kemampuan akademik dan
kemampuan profesi guru-guru sains di SD binaan Program DBE-2 USAID. Dengan
meningkatnya kemampuan guru, maka diharapkan akan memberikan dampak
langsung pada peningkatan kualitas hasil belajar siswa si sekolah-sekolah binaan
DBE-2 USAID.
B. Tujuan Pelatihan
1. Dengan adanya Pelatihan sains ini, peserta pelatihan memiliki kemampuan :
 Mengenal berbagai metoda pembelajaran sains
 Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sains
 Menginventarisasi berbagai sumber pembelajaran sains di SD
 Menggunakan KIT IPA dalam pembelajaran sains.
 Melakukan eskperimen dalam pembelajaran sains
 Menyusun Lembar Kerja siswa dalam pembelajaran Sains
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
2
Decentralized Basic Education 2

Mengembangkan instrumen pengamatan sains untuk dapat dikerjakan oleh
siswa di sekolah
2. Dengan adanya Pelatihan Strategi Pembelajaran Sains, peserta pelatihan
memiliki kemampuan :
 Melakukan kegiatan pembelajaran sains yang merangsang kreativitas
belajar anak tentang materi sains
 Menyusun skenario pembelajaran harian tentang sains yang menyenangkan
bagi anak (kuantum learning) dikaitkan dengan belajar kontekstual dan
pakem.
 Mampu mengembangkan lembaran kerja siswa berbasis sains
 Mengembangkan model belajar guru cilik tentang sains (siswa mengajarkan
satu materi pokok kecil kepada teman-temannya).
3. Dengan adanya Pelatihan Keterampilan Proses Sains, peserta pelatihan
memiliki kemampuan :
 Melakukan kegiatan keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains
 Menyusun rencana pembelajaran mengacu keterampilan proses sains
 Mampu mengembangkan pembelajaran sains berbasis keterampilan proses
sains
 Mengembangkan instrumen pelaksanaan keterampilan proses sains untuk
dapat dikerjakan oleh siswa di sekolah.
C. Hasil Yang Diharapkan
1. Tersedianya seri-seri modul yang telah diujicobakan tentang model-model
pembelajaran sains di sekolah dasar.
2. Tersedianya satu perangkat kegiatan pelatihan untuk peningkatan kualitas
pembelajaran sains di sekolah-dasar guna meningkatkan keterampilan guru
dalam hal pembelajaran, pembuatan alat-alat bantu belajar sains,
pengembangan sumber belajar sains, penggunaan materi-materi non cetakan
yang sederhana dalam pembelajaran sains.
3. Dihasilkannya guru-guru sains yang mampu mengembangkan pembelajaran
sains berbasis pakem, sehingga
dengan
pengembangan model-model
pembelajaran yang diterapkan tersebut akan berakibat pada peningkatan
kualitas lulusan sekolah dasar di sekolah-sekolah binaan DBE-2.
4. Dalam jangka panjang guru-guru binaan DBE-2 akan menularkan kemampuan
akademik dan kemampuan profesinya tersebut kepada guru-guru lainnya di
sekitar lokasi binaan DBE-2.
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
3
Decentralized Basic Education 2
D. Topik Yang Dimasukkan Dalam Sertifikat
Daftar Topik






Demonstrasi Strategi Pembelajaran Sains SD
Membuat Sumber Belajar Sains Sederhana
Penyusunan Silabus dan RPP Sains
Penggunaan KIT IPA SD
Demonstrasi sains Interaktif (Pembelajaran Terpadu Sains)
Penilaian Sains
Jumlah Jam = 30 jam (10 jam tatap muka + 20 jam tugas mandiri)
Daftar Sesi






Strategi Pembelajaran Sains
Sumber Belajar Sains Sederhana
Silabus dan RPP Sains
Praktek Penggunaan KIT IPA
Sains Interaktif
Penilaian Sains
10 jam
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
4
Decentralized Basic Education 2
E. Alat dan Bahan Untuk Semua Sesi
 White-board dan spidol
 Journals (1/peserta)
 Kertas Flipchart
 Photocopying
 Selotip, gunting, cutter,
 Spidol
kertas catatan berwarna,
double folio
 File Folders (1/peserta)
Kondisi pelatihan berlangsung dalam keadaan
 Jumlah tempat duduk tersedia lebih dari jumlah peserta
 Ada dinding untuk menempel kertas flipchart
 Tersedia meja panjang & besar untuk meletakkan peralatan dan bahan kegiatan
 Kursi dapat diatur sesuai keperluan tiap sesi
Tujuan Kegiatan Pelatihan Tahap : I
 Strategi Pembelajaran Sains
 Sumber Belajar Sains Sederhana
 Silabus dan RPP Sains
Waktu
Sesi
1.5 jam
1.5 jam
15 menit
2 jam
1.1.
1.2.
1.3.
Judul Sesi
Strategi Pembelajaran sains
Sumber Belajar Sains Sederhana
Rehat
Silabus dan RPP Sains
Belajar Mandiri
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
5
Decentralized Basic Education 2
G. Rencana Sesi
Sesi : 1.1. Strategi Pembelajaran Sains
Sesi : 1.1.
Hasil yang
Diharapkan
Metode
Mengajar
Setting Kelas
Alat dan Bahan
Materi/Sumber
Pendahuluan
Kegiatan Inti
Penutup
Evaluasi
Waktu : 1,5 jam
Topik : Demonstrasi Strategi Pembelajaran Sains
Peserta pelatihan akan
 Melakukan kegiatan pembelajaran sains yang merangsang kreativitas
belajar anak tentang materi sains
 Menyusun skenario pembelajaran harian tentang sains yang
menyenangkan bagi anak dikaitkan dengan belajar kontekstual
(CTL).
 Mengembangkan model belajar tentang sains
Tanya jawab, Diskusi, Curah Pendapat
Kelompok Kecil (6 kelompok)
Sound System, Microphone, KIT IPA
Lembar Kerja, Bahan Bacaan 1.1
5 menit Fasilitator mengemukakan maksud strategi pembelajaran
sains dan memanggil tiap perwakilan kelompok untuk maju
mengambil bahan ke depan
20 menit Tiap kelompok mendemonstrasikan kegiatan pada tiap
kelompok sesuai petunjuk prosedur masing-masing:
Kel. 1: Listrik
Kel. 2. Energi
Kel. 3. Air
Kel. 4. Gaya dan Pesawat Sederhana
Kel. 5. Bentuk dan Ukuran Benda
Kel. 6. Bunyi
25 menit Peserta dalam kelompok menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dari percobaan yang dilakukan.
20 menit Tiap kelompok membacakan hasil diskusi dan
memajangkannya pada dinding kerja.
5 menit Fasilitator mengakhiri sesion
5 menit Fasilitator mereview tujuan sesi dan menanyakan para
peserta untuk memastikan apakah tujuan sesi tercapai
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
6
Decentralized Basic Education 2
Lampiran : Bacaan Untuk Sesi : 1.1.
SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS
Alam ini penuh dengan keragaman, tetapi juga penuh dengan tatanan. Sains menawarkan
cara-cara untuk kita agar dapat memahami kejadian-kejadian di alam dan agar kita dapat
hidup di dalam alam ini. Sains adalah suatu bentuk penyelidikan yang terorganisir untuk
mencari pola atau keteraturan dalam alam. Mahluk Biotik (Hewan, tumbuhan, manusia,
mikrobiologi) berinteraksi dengan mahluk abiotik (tanah, air, udara, suhu, angin,
kelembapan, cahaya matahari,
batu) untuk melangsungkan kehidupan dan
mempertahankan kelestariannya.
Sains sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai proses. Produk sains
adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip, serta teori-teori. Prosedur yang
diperlukan oleh ilmuan untuk mempelajari alam ini adalah prosedur empirik dan analisis.
Dalam prosedur empirik ilmuan mengumpulkan informasi, mengorganisasikan informasi
untuk seslanjutnya dianalisa. Proses empirik dalam sains mencakup observasi
(pengamatan), klasifikasi dan pengukuran. Sedangkan dalam prosedur analitik ilmuan
menginterpretasikan penemuan mereka dengan mempergunakan proses-proses seperti
hipotesa, eksperimentasi terkontrol, menarik kesimpulan, dan mempredikasi. Untuk
menjalankan suatu penelitian tentang alam diperlukan pengetahuan terpadu tentang proses
dan materi dalam topik yang akan diselidiki.
Perlu diketahui bahwa sains tidak hanya merupakan kumpulan-kumpulan pengetahuan atau
kumpulan fakta-fakta. sains tidak hanya merupakan kumpulan-kumpulan pengetahuan
tentang benda-benda atau mahkluk-mahkluk, tetapi sains juga merupakan cara kerja, cara
berfikir dan cara memecahkan masalah.
Memang pada prakteknya apa yang dikenal sebagai sains tidak dapat dipisahkan dari
metode-metode penelitian. Memahami sains lebih dari hanya mengetahui dari fakta-fakta
dalam sains. Memahami sains berarti juga memahami proses sains, yaitu memahami
bagaimana mengumpulkan fakta-fakta dan memahami bagaimana menghubungkan faktafakta untuk menginterpretasikannya. Para ilmuan mempergunakan berbagai prosedur
empirik dan prosedur analitik dalam usaha mereka untuk memahami alam semesta ini.
Prosedur-prosedur tersebut disebut proses ilmiah atau proses sains. Keterampilan proses
sains atau keterampilan sains disebut juga keterampilan belajar seumur hidup, sebab
keterampilan-keterampilan ini dapat juga dipakai untuk kehidupan sehari-hari dan untuk
bidang studi yang lain.
Sains untuk anak-anak SD harus dimodifikasi agar anak-anak dapat mempelajarinya. Ideide dan konsep-konsep harus disederhanakan agar sesuai dengan kemampuan anak untuk
memahaminya.
Kata “Sains” merupakan terjemahan dari kata-kata bahasa Inggris “Natural Science” secara
singkat disebut “Science”. Natural artinya adalah alamiah, berhubungan dengan kata alam
atau bersangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) atau science itu secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang
alam ini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Untuk
selanjutnya kita akan menggunakan kata sains sebagai suatu istilah.
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
7
Decentralized Basic Education 2
Webster’s : New Lollegiate Dictionary (1981) menyatakan natural science knowledge
concerned with the physical word and phenomena”, yang artinya sains adalah pengetahuan
tentang alam dan gejala-gejalanya. Sedangkan Purnell’s : Concise Dictionary of Science
(1983) tercantum definisi “Science the broad field of human knowledge, acquired by
systematic obsevation and experiment, and explained by means of rules, law, principles,
theories, and hypotheses”. Artinya sains adalah pengetahuan manusia yang luas yang
didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan
bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesa-hipotesa.
Ada pula yang mendefinisikan demikian “sains adalah apa yang dilakukan oleh pada ahli
sains ”
Sains sebagai disiplin ilmu disebut juga sebagai produk sains . Ini merupakan kumpulan
hasil kegiatan empirik dan kegiatan analitik yang dilakukan oleh para ilmuan selama
berabad-abad. Bentuk sains sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsipprinsip, dan teori-teori sains. Jika ditelaah lebih lanjut maka fakta-fakta merupakan hasil
dari kegiatan empirik dalam sains sedangkan konep-konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori
dalam sains merupakan hasil dari kegiatan analitik.
Yang disebut fakta dalam sains adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang
benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah
dikonfirmasikan secara obyektif. Contoh-contoh fakta : Atom hydrogen mempunyai satu
electron : Merkuri adalah planet terdekat dari matahari : ular termasuk golongan reptilia :
air membeku pada suhu 0o C.
Konsep sains adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta sains. Konsep merupakan
penghubung antara fakta-fakta yang ada hubungannya. Berikut ini adalah contoh-contoh
konsep sains : semua zat tersusun atas partikel-partikel, benda-benda hidu dipengaruhi oleh
lingkungan; materi akan berubah tingkat wujudnya bila menyerap atau melepas energi.
Prinsip sains adalah generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep sains .
Contohnya : udara yang dipanaskan memuai, adalah prinsip yang menghubungkan konsepkonsep udara panas dan pemuain. Prinsip ini menyatakan jia udara dipanaskan maka akan
memuai. Prinsip sains bersifat analitik sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik
dari beberapa contoh. Menurut para ilmuan prinsip merupakan deskripsi yang paling tepat
tentang objek atau kejadian. Prinsip dapat berubah bila observasi baru dilakukan, sebab
prinsip bersifat tentatif.
Hukum-hukum alam adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima merkipun juga bersifat
tentatif tetapi karena mengalami pengujian-pengujian yang lebih keras daripada prinsip,
maka hukum alam bersifat lebih kekal, hukum kekekalan energi misalnya: berkata bahwa
dalam satu interaksi tidak ada energi yang diciptakan maupun yang dimusnahkan, tetapi
hanya berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Dalam tahun 1905, lama sudah hukum
kekekalan energi dirumuskan, Enstein menunjukkan bahwa energi dapat diciptakan dari
materi dibawah kondisi khusus. Penemuan ini dinyatakan dalam persamaan Enstein yang
terkenal : E = mc2. Hal ini menyebabkan Hukum Kekekalan Energi harus diperluas. Teori
ilmiah merupakan model atau gambaran yang dibuat oleh ilmuan untuk menjelaskan gejala
alam. Seperti halnya prinsip dan hukum alam, teoripun berubah jika ada bukti-bukti baru
yang berlawanan dengan teori tersebut. Contoh : model atom yang seperti susunan tata
surya dengan electron berputar pada orbitnya disekitar intinya tumbang dan digantikan
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
8
Decentralized Basic Education 2
oleh teori quantum yang menggambarkan electron seperti awan bermuatan negatif
melingkupi inti atom. Contoh : teori geosentris alam semesta yang menonjol lima ratus
tahun yang lalu sekarang hanya menjadi bagian dari sejarah dan tidak berlaku lagi.
Teori ilmiah membantu kita untuk memahami, memprediksi dan kadang-kadang
mengendalikan berbagai gejala-gejala alam. Contoh : teori meteorologi membantu para
ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana awan terbentuk. Teori meteorologi ini
membantu kita untuk menentukan data yang bagaimana yang harus dikumpulkan untuk
memprediksikan kapan dan dimana badai yang kuat akan terjadi. Teori meteorologi juga
sudah membantu para ilmuan untuk membuat hujan buatan. Mungkin dimasa mendatang
akan ada teori yang lebih tinggi/maju yang memungkinkan kita untuk mengendalikan
tornado dan badai yang destruktif.
Definisi-definisi yang dikemukan terdahulu merupakan usaha untuk menjelaskan sains
secara singkat apa sebenarnya sains itu. Penjelasan singkat dengan satu atau dua kalimat
tentu tidak lengkap. Sebab sains tidak hanya merupakan kumpulan-kumpulan pengetahuan
atau kumpulan fakta-fakta. Sains tidak hanya merupakan kumpulan-kumpulan
pengetahuan tentang benda-benda atau mahkluk-mahkluk, tetapi sains juga merupakan
cara kerja, cara berfikir dan cara memecahkan masalah.
Memang pada prakteknya apa yang dikenal sebagai sains tidak dapat dipisahkan dari
metode-metode penelitian. Memahami sains lebih dari hanya mengetahui dari fakta-fakta
dalam sains. Memahami sains berarti juga memahami proses sains, yaitu memahami
bagaimana mengumpulkan fakta-fakta dan memahami bagaimana menghubungkan faktafakta untuk menginterpretasikannya. Para ilmuan mempergunakan berbagai prosedur
empirik dan prosedur analitik dalam usaha mereka untuk memahami alam semesta ini.
Prosedur-prosedur tersebut disebut proses ilmiah atau proses sains. Keterampilan proses
sains atau keterampilan sains disebut juga keterampilan belajar seumur hidup, sebab
keterampilan-keterampilan ini dapat juga dipakai untuk kehidupan sehari-hari dan untuk
bidang studi yang lain.
Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuan,
diantaranya adalah : mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel.
Merumuskan hipotesis, membuat grafik dan tabel data, membuat definisi operasional, dan
melakukan eksperimen.
Pengertian mengamati di dalam sains adalah proses mengumpulkan informasi
mempergunakan semua alat pengindera atau mempergunakan instrument untuk membantu
alat pengindera. Mengamati adalah proses empirik di dalam sains. Bahkan dapat dikatakan
bahwa sains dimulai dari pengamatan terhadap alam.
Penarikan kesimpulan (inferensi) adalah kesimpulan setelah melakukan observasi dan
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Jadi inferensi mencakup tiga
komponen yaitu: observasi yang merupakan pernyataan-pernyataan yang diperbuat
mempergunakan alat pengindera dan alat bantu pengindera, pengetahuan sebelumnya atau
pengetahuan yang diorganisasikan secara mental dalam struktur kognitif atau disebut juga
skemata, dan kesimpulan. Inferensi akan semakin teliti (akurat) jika lingkup pengetahuan
yang dimiliki cukup luas. Contoh mengenai hal ini adalah : bagian luar dari gelas yang
berisi bongkahan air es basah. Dari manakah datangnya air pada bagian luar gelas itu ?.
Anak-anak mungkin akan membuat inferensi bahwa kebasahan itu disebabkan air dalam
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
9
Decentralized Basic Education 2
gelas merembes atau meresap keluar. Inferensi-inferensi dalam sains perlu diperiksa
kembali jika dengan percobaan-percobaan atau penyelidikan. Yang perlu diperkirakan oleh
guru adalah percobaan apakah yang tepat untuk membantu anak-anak dalam membuat
inferensi yang akurat.
Keterampilan proses sains berikutnya adalah melakukan penelitian atau penyelidikan
kemudian menginterpretasikan hasil penelitian dan mengkomunikasiannya kepada
masyarakat. Terlaksananya penelitian adalah proses yang rumit, terdidi dari beberapa
langkah yang tidak sederhana. Di antaranya yang penting adalah bekerja dengan variabel.
Ada tiga macam varibel dalam suatu penelitian yaitu varibel bebas, variabel tergantung,
dan variabel terkontrol (terkendali); variabel bebas adalah variabel yang dengan sengaja
dimanipulasikan oleh si peneliti, variabel tergantung adalah variabel yang berubah-ubah
dalam penelitian sebagai akibat dari perubahan-perubahan variabel bebas, sedang varibel
terkontrol adalah variabel yang sengaja dibuat konstan dalam penelitian agar tidak
mengacaukan penelitian.
Merumuskan hipotesa adalah menyusun suatu pernyataan berdasarkan atas alasan atau
pengetahuan, yang merupakan jawaban sementara untuk masalah. Hipotesa ini bersifat
tentatif dan dapat juga diuji apakah hipotesa dapat diterima atau ditolak.
Menginterpretasikan data adalah menganalisa data yang diperoleh dan menyusunnya
dengan cara menentukan pola keterhubungan pada data secara keseluruhan. Membuat
pengukuran-pengukuran adalah membuat observasi-observasi kuantitatif dengan jalan
membandingkan dengan alat-alat ukur standart. Memprediksi adalah membuat ramalan
akan kejadian atau kondisi yang diharapkan dalam bagian selanjutnya diuraikan secara
rinci mengenai keterampilan proses sains.
Defenisi sains : Sains ialah apa yang dilakukan para ahli sains, kedengarannya sangat
sederhana. Tetapi kalau kita telaah benar-benar dan kita pikirkan dalam-dalam, akan
ternyata bahwa banyak kebenaran yang terkandung didalamnya. Sains ialah apa yang
dilakukan ilmuan. Apakah yang dilakukan oleh ilmuan itu?. Pertama-tama seorang ilmuan
selalu menaruh perhatian terhadap peristiwa-peristiwa alam ... ia mengamati peristiwa
alamiah itu. Ia salalu ingin mengetahui Apa, Bagaimana, dan Mengapa tentang peristiwaperistiwa itu. Dengan kata-kata lain, peristiwa-peristiwa alamiah itu menjadi masalah
baginya. Ia ingin mencari jawaban terhadap masalah. “Apa”. “Bagaimana”, dan
“Mengapa”. Tentu ia tidak dapat mencari jawaban untuk semua masalah yang dihadapinya.
Ia memilih salah satu dari sekian banyak peristiwa-peristiwa yang diamatinya. Ia
membatasi masalah yang dihadapinya atau fakta-fakta mengenai masalah yang sedang
anda hadapi. Data ialah hal yang telah diketahui. Setelah data terkumpul, maka anda mulai
memikirkan suatu jawaban sementara atau dugaan mengenai masalah itu, berdasarkan data
terkumpul. Jawaban sementara atau dugaan itu mungkin demikian : kaca mata itu mungkin
sekali tertinggal di D, atau mungkin E, dan seterusya. Jawaban sementara atau dugaan
semacam itu disebabkan “hipotesa” dalam istilah ilmiah. Hipotesis anda mungkin sekali :
kaca mata itu mungkin tertinggal di D, atau di E.... dan seterusnya. Sesungguhnya dalam
hal ini anda telah mengemukakan lebih dari satu hepotesa, yaitu : (1) kaca mata mungkin
tertinggal di D, (2) kaca mata mungkin di E, dan seterusnya. Apa langkah anda selanjutnya
? Anda mungkin berkunjung ke D untuk menguji apakah dugaan anda itu benar. Pada
hakekatnya anda mengadakan suatu eksperimen untuk menguji hipotesa anda yang
oertama itu. Bila ternyata hipotesa anda yang pertama itu salah, tentulah anda pergi ke E.
Anda menguji hipotesa anda kedua,kalau hipotesa yang kedua juga tidak benar, maka anda
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
10
Decentralized Basic Education 2
menguji hipotesa yang ke tiga, demikian seterusnya. Hanya satu hipotesa dalam waktu
yang bersamaan. Akhirnya anda berhasil memecahkan masalah itu, misalnya dengan
mengemukakan kaca mata itu di E. Anda mengambil kesimpulan bahwa kaca mata itu
tertingal di E. Mengapa tertinggal di E, mungkin anda bertanya selanjutnya. Timbul
masalah baru. Anda mungkin mencoba menjelaskan sebab-sebab kaca mata itu sampai
tertinggal di E. Mungkin penjelasan anda itu demikian : pada waktu pergi, hari telah sangat
siang. Saya ingin cepat-cepat sampai di rumah. Karena tergesa-gesa, saya lupa mengambil
kaca mata yang saya letakkan di meja teman saya itu. Demikian barangkali penjelasan
anda mengenai masalah mengapa kaca mata anda itu tertinggal di E. Penjelasan tentang
sebab-sebab suatu peristiwa dalam istilah ilmiahnya disebut : “TEORI”.
Inilah suatu contoh sederhana “Metode Ilmiah” yang sering kita lakukan secara naluriah,
didasarkan atas akal sehat kita. Metoda ilmiah dalam Ilmu Pengetahaun Alam juga
demikian. Pemecahan masalah diusahakan secara teratur, secara logis. Tetapi usaha itu
tidak selalu berhasil. Maka dicoba cara lain. Jalan yang di tempuh tidak selalu lurus. Sering
berbelok-belok. Satu masalah sering tidak dapat dipecahakn oleh seorang saja, tetapi lebih
dari satu orang. Sering masalah itu dikemukakan dan sebagaian ditangani oleh satu
generasi, kemudian diteruskan oleh generasi berikutnya, demikian seterusnya. Hal ini
dapat terjadi karena ilmuwan-ilmuwan itu tidak merahasiakan hasil yang telah dicapainya.
Ia umumnya menyebarkan hasil-hasil dalam bentuk penerbitan-penerbitan. Dengan cara
demikian maka ilmuan lain atau generasi berikutnya dapat meneruskan usahanya untuk
mengungkapkan rahasia alam yang mungkin nantinya besar manfaatnya bagi kehidupan
bagi manusia pada umumnya.
Untuk meningkatkan kemampuan profesional guru maka diperlukan penguasaan
profesional pada 10 kompetensi dasar yang menunjukkan tingkatan keterampilan mengajar
guru, meliputi:
1. Materi ajar (Sains, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia, dll).
2. Menguasai program belajar mengajar
3. Mengelola kelas
4. Menggunakan media sumber
5. Menguasai landasan-landasan kependidikan
6. Mengelola interaksi belajar mengajar
7. Menilai prestasi belajar siswa
8. Mengenal dan menyelenggarakan administrasui sekolah
9. Mengenal fungsi dan layanan BP
10. Memahami prinsip-prinsip penelitian dan menafsirkan hasil penelitian untuk
keperluan pengajaran.
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
11
Decentralized Basic Education 2
Sesi : 1.2. Sumber Belajar Sains Sederhana
Sesi : 1.2.
Hasil yang
Diharapkan
Waktu : 1.5 Jam
Topik : Pembuatan Sumber Belajar Sains Sederhana
Peserta pelatihan akan
 Menentukan judul-judul pengamatan berkaitan dengan kondisi
lingkungan sekolah
 Mampu mengembangkan judul-judul penelitian di atas menjadi LKS
Tanya jawab, Diskusi, Curah Pendapat
Metode
Mengajar
Setting Kelas
Alat dan Bahan
Materi/Sumber
Pendahuluan
Kelompok Kecil (6 kelompok)
Sound System, Microphone,
Lembar Kerja
5 menit Fasilitator mengarahkan peserta untuk mengisi form isian
tentang : Hal-hal yang dapat diamati di sekitar sekolah
15 menit Fasilitator mengarahkan peserta untuk merobah point di
atas menjadi satu judul pengamatan atau praktikum siswa
tentang sains.
20 menit Fasilitator membimbing peserta untuk membuat satu LKS
dari satu judul praktikum yang telah disusun bersamasama.
20 menit Fasilitator menugaskan peserta pelatihan untuk menysun
LKS praktikum dari salah satu judul yang disusun
bersama-sama.
20 menit Fasilitator menunjuk salah satu peserta untuk melakukan
presentasi hasil pekerjaan
5 menit Fasilitator menutup kegiatan pelatihan sesi 1.2
5 menit Fasilitator mereview tujuan sesi dan menanyakan para
peserta untuk memastikan apakah tujuan sesi tercapai
Kegiatan Inti
Penutup
Evaluasi
Lampiran : Untuk Kegiatan Sesi : 1.2.
Tabel 1. Contoh-Contoh Judul Praktikum Sains
No
Judul Kegiatan Sains Siswa SD Berbasis Lingkungan Sekolah
01. Pengamatan bentuk-bentuk daun tumbuhan yang ada di sekitar sekolah
02. Pengamatan jenis-jenis serangga yang ada di sekitar sekolah
03. Pengamatan jumlah kaki pada beberapa jenis serangga yang ditemukan di
sekitar sekolah
04. Pengamatan bentuk-bentuk
mulut pada serangga yang ada di sekitar
sekolah
05. Pengamatan dan pencandraan jenis-jenis capung yang ada di sekitar
sekolah
06.
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
12
Decentralized Basic Education 2
Contoh LKS : 1
1.Judul Kegiatan
: Pengamatan Jumlah kaki dan sayap pada beberapa jenis
serangga di sekitar sekolah
2. Tujuan Kegiatan
: 1. Siswa dapat mengenal jenis-jenis serangga
2. Siswa dapat mengetahui jumlah kaki pada serangga
3. Dengan kegiatan ini siswa menjadi lebih tertarik
untuk mempelajari sains
3. Alat dan Bahan
: Jaring serangga, toples tempat serangga, loupe, pinset
Kertas HVS, mistar, Lembar data isian, capung, semut
Lebah, kupu-kupu, belalang, kecoa.
:
1). Sediakan bahan-bahan yang akan diamati yang dida
patkan dari halaman sekitar sekolah
2). Letakkan bahan tersebut di atas kertas HVS yang putih
agar mudah diamati.
3) Hitunglah jumlah kaki pada masing-masing hewan. Jika
kurang jelas gunakan pinset dan loupe.
4) Catat hasil perhitungan jumlah kaki dalam tabel
pengamatan
5) Amati apakah hewan tersebut memiliki sayap
4. Prosedur Kerja
5. Hasil Pengamatan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama Serangga
Capung
Semut
Lebah
Kupu-kupu
Belalang
Kecoa
Jumlah kaki
Sayap ada atau tidak
6. Kesimpulan
 Jumlah kaki pada serangga berkisar antara .... pasang hingga .... pasang
 Dilihat dari kondisi sayapnya maka serangga dapat dibagi menjadi (1)
Serangga ............................. (Apterigota)
(2) Serangga ........................
(Pterigota).
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
13
Decentralized Basic Education 2
Contoh LKS : 2
1. Judul Kegiatan
: Pengamatan kandungan vitamin C pada beberapa
jenis buah-buahan.
2. Tujuan Kegiatan : 1. Siswa dapat mengenal buah-buahan yang mengandung vitamin C
2. Siswa dapat melakukan pengujian kandungan vitamin C pada buah-buahan
3. Dengan kegiatan ini siswa menjadi lebih termotiva
si untuk mempelajari sains
3. Alat dan Bahan
:
Gelas kimia, pengaduk, air putih, betadine, vitaci
min, jeruk nipis, jeruk manis, asam cuka.
4. Prosedur Kerja :
1. Persiapkan bahan dan alat untuk melakukan test urine : gelas kimia 200
ml, akuades, betadine, vitamin C atau Vitacimin, jeruk nipis, jeruk
manis, sari buah jambu biji, asam cuka.
2. Ke dalam gelas kimia masukkan air sebanyak 100 ml, kemudian tetesi
dengan betadine sebanyak 10 tetes. Campur hingga warna merata.
3. Kemudian masukkan ke dalamnya vitamin C dan aduk.
4. Amati perubahan yang terjadi ....................
5. Ulangi hal di atas (langkah 1 dan 3) tetapi zat yang akan diuji diganti
dengan jeruk nipis, jeruk manis, dan asam cuka. Amati perubahan yang
terjadi
8. Hasil Pengamatan
No
Bahan yang diuji
1.
2.
3.
4.
Vitacimin
Jeruk Nipis
Jeruk Manis
Asam Cuka
Vitamin C
Ada / tidak ada
Perubahan Warna
Cepat / Lambat
6. Kesimpulan
 Jika larutan betadine dalam air dicampur dengan sari buah-buahan
menghasilkan perubahan warna dari ............................. menjadi
...................... maka
dinyatakan bahwa buah-buhanan tersebut
mengandung ..............
 Nama lain dari vitamin C adalah ....................................
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
14
Decentralized Basic Education 2
Contoh LKS : 3
1. Judul Kegiatan
: Pengamatan ciri-ciri tubuh pada manusia
2. Tujuan Kegiatan
: Siswa dapat mengenal ciri-ciri tubuh manusia dari :
1) Bentuk rambut
2) Bentuk muka
3) Bentuk telinga
4) Kondisi tubuh (gemuk/kurus)
5) Bentuk hidung
6) Warna kulit
3. Alat dan Bahan
: Tubuh manusia (teman) untuk dapat diamati, tabel isian
4. Prosedur Kerja
:
1). Persiapkan tabel isian untuk mengisi lembaran yang
didisi setelah dilakukan pengamatan.
2). Amatilah
1) Bentuk rambut
2) Bentuk muka
3) Bentuk telinga
4) Kondisi tubuh (gemuk/kurus)
3) Catat hasil pengamatan yang kamu lakukan dalam
tabel isian
4) Tentukan bentuk tubuh yang mana yang paling
dominan di sekolah tersebut.
5. Hasil Pengamatan
No
1.
Pengamatan
Bentuk rambut
Pembagian
Jumlah Siswa
1. Lurus
2. Ikal
3. Keriting
2.
Bentuk muka
1. Bulat
2. Oval
3. Segitiga
3.
Bentuk telinga
UNIT1.
4Menggantung
2. Rata
BACAAN MANDIRI
3. Melekat
==========================================================
4. Caplang
Waktu
:
120
Menit sekali
4.
Kondisi tubuh
1. Gemuk
2. Gemuk
3. Kurus
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
15
Decentralized Basic Education 2
Sesi: 1.3 Silabus dan RPP Sains
Sesi:1.3
Hasil Yang
Diharapkan
Metode
Mengajar
Seting Kelas
Materi
Sumber
Pendahuluan
Prosedur
Penutup
Waktu: Topik: Penyusunan Silabus dan RPP Sains
2 Jam
Peserta :
 Memahami mekanisme penyusunan silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran sains di SD
 Mampu membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
sains di SD
 Mampu menganalisis silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran sains di SD
Tanya jawab, diskusi, curah pendapat
Kelompok kecil (lima kelompok)
BSNP, Standard Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Power Point
Spidol, kartu warna, Lembar Kerja, Format Silabus dan RPP
5 menit  Fasilitator menyampaikan tujuan kegiatan
5 menit  Fasilitator membagikan materi dalam amplop kepada
tiap kelompok (3 kelompok kelas rendah dan 3
kelompok kelas tinggi)
10 menit  Peserta kelompok menempelkan lembar kerja pada
dinding kerja masing-masing dan mendiskusikan hasil
kerja sesama anggota kelompok.
10 menit  Instruktur membahas hasil kerja tiap kelompok secara
bergantian untuk melihat kebenaran dari tiap kelompok.
5 menit  Tiap peserta kembali ke kelompok masing-masing dan
menuliskan satu indikator untuk mengukur kompetensi
dasar, pada metaplan
15 menit  Tiap peserta menempelkan tiap strategi pada dinding
kerja pada kolom indikator. Seluruh peserta
mendiskusikan indikator yang ada dan menetapkan
indikator yang benar dan terbaik. Pilih satu indikator
untuk didiskusikan selanjutnya.
15 menit  Peserta di tiap kelompok diminta untuk menuliskan satu
kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan
indikator yang telah dipilih, pada metaplan. Peserta
diminta menempelkan hasil kerjanya pada dinding kerja
pada kolom kegiatan pembelajaran.
 Peserta kelompok mendiskusikan hasil kerja masing15 menit
masing dan menyempurnakannya.
 Peserta kelompok menuliskan waktu, penilaian, dan
sumber belajar pada dinding kerja masing-masing dan
menyempurnakannya.
5 menit
 Peserta kelompok diminta memindahkan hasil kerja
pada dinding kerja pada lembar kerja yang telah
disediakan.
20 menit
 Peserta kelompok diminta menuliskan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada dinding kerja
masing-masing.
10 menit  Fasilitator dan Peseta menyimpulkan hasil diskusi
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
16
Decentralized Basic Education 2
Evaluasi
5 menit  Fasilitator mereviu tujuan-tujuan sesi dan menanyakan
apakah ada tujuan yang belum tercapai .
 Fasilitator meminta peserta untuk mengemukakan pikiran
kedalam buku jurnal
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
17
Decentralized Basic Education 2
Lembar Kerja 1.3a
SILABUS
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standard Kompetensi
:
:
:
:
Kompetensi Dasar :
MATERI POKOK
KEGIATAN
PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
INDIKATOR
PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
18
Desentralized Basic Education 2
Lembar Kerja 1.3b
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan
Standard Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Kelas/Semester
Alokasi Waktu
:
:
:
:
:
:
:
: .... x .... menit (..... Pertemuan)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
B. MATERI PEMBELAJARAN
C. METODA PEBELAJARAN
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN ......
KEGIATAN MEMBUKA PEMBELAJARAN
................................
................................
KEGIATAN MENYAJIKAN PEMBELAJARAN
................................
...............................
KEGIATAN MENUTUP PELAJARAN
E. SUMBER BELAJAR
F. PENILAIAN
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
19
Desentralized Basic Education 2
Lembar Kerja 1.3c (untuk kelas rendah) untuk 3 kelompok
Kelas III, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Energi dan
Perubahannya
4. Memahami berbagai
cara gerak benda,
hubungannya dengan
energi dan sumber
energi
4.1 Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak
benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran
4.2 Mendeskripsikan hasil pengamatan tentang
pengaruh energi panas, gerak, getaran dalam
kehidupan sehari-hari
4.3 Mengidentifikasi sumber energi dan
kegunaannya
5. Menerapkan konsep
energi gerak
5.1 Membuat kincir angin untuk menunjukkan bentuk
energi angin dapat diubah menjadi energi gerak
5.2 Menerapkan cara menghemat energi dalam
kehidupan sehari-hari
Bumi dan Alam
Semesta
6. Memahami
kenampakan
permukaan bumi,
cuaca dan
pengaruhnya bagi
manusia, serta
hubungannya dengan
cara manusia
memelihara dan
melestarikan alam
6.1 Mendeskripsikan kenampakan permukaan
bumi di lingkungan sekitar
6.2 Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan
cuaca
6.3 Mendeskripsikan pengaruh cuaca bagi kegiatan
manusia
6.4 Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara
dan melestarikan alam di lingkungan sekitar
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
20
Desentralized Basic Education 2
Lembar Kerja 1.3d (untuk kelas tinggi) untuk 3 kelompok
Kelas VI, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Energi dan
Perubahannya
7. Mempraktikkan pola
penggunaan dan
perpindahan energi
7.1 Melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan
antara gaya dan gerak (model jungkat jungkit,
katapel/model traktor sederhana energi pegas)
7.2 Menyajikan informasi tentang perpindahan dan
perubahan energi listrik
8. Memahami
pentingnya
penghematan energi
8.1 Mengidentifikasi kegunaan energi listrik dan
berpartisipasi dalam penghematannya dalam
kehidupan sehari-hari
8.2 Membuat suatu karya/model yang menggunakan
energi listrik (bel listrik/alarm/model lampu lalu
lintas/ kapal terbang/mobil-mobilan/model
penerangan rumah)
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
21
Desentralized Basic Education 2
Dinding Kerja Sesi 1.3a
Per Kelompok (Silabus)
SILABUS
Nama Sekolah
:
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standard Kompetensi :
Kompetensi Dasar
MATERI
:
:
:
KEGIATAN
BELAJAR
INDIKATOR
PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
BELAJAR
SUMBER
BELAJAR
WAKTU
BELAJAR
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
22
Desentralized Basic Education 2
Dinding kerja 1.3b
per kelompok (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan
Standard Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Kelas/Semester
Alokasi Waktu
:
:
:
:
:
:
: .... x .... menit (..... Pertemuan)
TUJUAN
PEMBELAJARAN
METODA
PEMBELAJARAN
PERTEMUAN
KEGIATAN
MENYAJIKAN
PELAJARAN
SUMBER
BELAJAR
MATERI
PEMBELAJARAN
LANGKAHLANGKAH
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
TI
KEGIATAN
MEMBUKA
PELAJARAN
KEGIATAN
MENUTUP
PELAJARAN
PENILAIAN
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
23
Desentralized Basic Education 2
Bahan Bacaan sesi 1.3
Gaya Belajar
“Gaya belajar merupakan cara dimana setiap pembelajar mulai berkonsentrasi,
memproses, dan menyimpan informasi yang baru dan sulit.” (Dr. Rita Dunn)
Model gaya belajar Dunn dan Dunn menggabungkan beberapa dasar pemikiran.
 Setiap orang memiliki kekuatan, tetapi orang yang berbeda memiliki kekuatan
yang berbeda pula.
 Setiap orang suka belajar dengan cara yang berbeda.
 Kalau ada anak berada dilingkungan yang sesuai dengan ciri dan karakternya, dia
akan memperoleh prestasi yang lebih tinggi, sementara itu untuk scor aptitude test
nilai yang lebih tinggi diperoleh di matched dibanding dengan missmatched.

Guru dapat menggunakan berbagai gaya belajar sebagai pertimbangan dalam pengajaran.

Banyak siswa dapat belajar dengan baik dengan memanfaatkan kekuatan gaya
belajar mereka
Gaya belajar sebenarnya merupakan sekedar pendekatan ataupun cara belajar yang
berbeda. Ada beberapa gaya belajar dan meskipun tidak ada kesepakatan atas satu
kelompok gaya belajar, gaya belajar berikut ini biasa ditemukan:
PEMBELAJAR TIPE VISUAL belajar dengan melihat...
.
Pembelajar tipe ini perlu melihat bahasa tubuh dan ekspresi wajah guru agar dapat benarbenar memahami isi pelajaran. Mereka biasanya senang duduk di bangku barisan depan
agar terhindar dari sesuatu yang mengganggu penglihatan mereka (misalkan kepala siswa
lainnya). Mereka mungkin berpikir dalam bentuk gambar dan cara terbaik untuk belajar
adalah dengan melihat tampilan seperti diagram, buku teks yang bergambar, transparansi
OHP, video, flipcharts dan materi yang dibagikan (hand-outs). Selama kuliah ataupun
diskusi kelas, pembelajar tipe ini biasanya mencatat hal-hal detil untuk dapat menyerap
informasi.
Siswa yang memiliki kekuatan/kecenderungan dalam melihat ini mengharapkan guru
melakukan demonstrasi. Mereka sering menggunakan daftar untuk mengikuti sesuatu
ataupun untuk merangkaikan pikiran. Mereka terkadang mengenali kata dengan
melihatnya. Mereka ingat wajah tetapi lupa nama. Mereka seringkali memiliki imajinasi
yang berkembang dengan baik. Mereka mudah teralihkan dengan adanya gerakan ataupun
tindakan dalam kelas. Mereka cenderung mengabaikan bunyi-bunyi.
Pembelajar tipe visual:
 Memberi respon terhadap penggunaan bahan-bahan visual sebagai gambar, bagan,
peta, grafik dan lain sebagainya.
 Ingin mendapatkan pandangan yang jelas ke guru sehingga dapat melihat bahasa
tubuh dan ekspresi wajah guru.
 Mencatat ataupun mengharapkan guru membagikan bahan (handouts)
 Mengilustrasikan dalam bentuk gambar sebelum ide tersebut ditulis.
 Suka menulis cerita dan menghiasinya dengan gambar
 Memberikan respon yang baik terhadap penggunaan multi media (misalkan
komputer, video, film)
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
24
Desentralized Basic Education 2
 Menyukai belajar di tempat yang tenang, jauh dari gangguan yang sifatnya lisan.
 Membaca buku-buku bergambar
 Memvisualisasikan informasi dalam bentuk gambar agar mudah diingat
PEMBELAJAR TIPE AUDITORY belajar dengan mendengar...
Mereka dapat belajar dengan baik melalui kuliah lisan, diskusi, membicarakan sesuatu dan
mendengar apa yang dikatakan orang lain. Pembelajar tipe ini menafsirkan makna dari
ucapan melalui nada suara, tinggi nada, kecepatan bicara dan perbedaan-perbedaan kecil
lainnya. Informasi tertulis tidak begitu bermakna kecuali kalau sudah diperdengarkan.
Pembelajar tipe ini sering mendapatkan manfaat dari membaca teks dengan keras serta
penggunaan tape recorder.
Siswa yang memiliki kekuatan ataupun kecenderungan untuk mendengar ini
mengharapkan guru memberikan instruksi lisan. Mereka merasakan kemudahan dalam
belajar apabila mereka mendengar sesuatu. Mereka biasanya ingat nama tetapi lupa wajah.
Mereka seringkali menemukan solusi ataupun pemecahan masalah dengan cara
membicarakannya. Mereka mudah teralihkan perhatiannya dengan adanya bunyi-bunyian
dan seringkali perlu bekerja di tempat yang sunyi. Siswa tipe ini dapat belajar dengan baik
apabila menggunakan buku-buku yang telah direkam.
Pembelajar tipe auditory:
 Berpartisipasi dalam diskusi/debat dalam kelas
 Suka berbicara dan melakukan presentasi
 Suka membaca teks dengan keras-keras
 Menciptakan lagu-lagu pendek untuk membantu daya ingat
 Menciptakan baris-baris pendek (syair) untuk membantu daya ingat
 Suka mendiskusikan ide-ide secara lisan
 Menggunakan analogi lisan dan juga cerita untuk menunjukkan maksud mereka
PEMBELAJAR TIPE KINESTHETIC/TACTILE belajar dengan gerakan,
melakukannya, dan menyentuh ...
Pembelajar tipe kinesthetic/tactile dapat belajar dengan baik melalui pendekatan langsung
secara praktek, melakukan kegiatan fisik dunia disekitarnya. Sulit bagi mereka untuk
duduk berlama-lama dan mereka dapat teralihkan perhatiannya karena timbulnya
kebutuhan akan aktivitas gerak dan eksplorasi.
Siswa yang memiliki kekuatan/kecenderungan kinesthetic dapat belajar dengan baik
apabila mereka terlibat ataupun aktif. Mereka terkadang memiliki tingkat energi yang
tinggi. Mereka berpikir and belajar dengan baik apabila bergerak. Mereka terkadang
kehilangan banyak informasi pada saat mendengarkan kuliah dan memiliki masalah dalam
berkonsentrasi apabila diminta untuk duduk dan membaca. Siswa tipe ini lebih suka untuk
melakukan sesuatu dibandingkan dengan harus memperhatikan atau menyimak.
Siswa yang memiliki kekuatan ataupun kecenderungan pada gaya tactile akan tampil
maksimal apabila mereka mencatat apakah selama perkuliahan berlangsung ataukah pada
saat mereka membaca sesuatu yang baru atau sulit. Mereka seringkali membuat gambar
ataupun coretan-coretan untuk membantu mengingat sesuatu. Pembelajar dengan tipe ini
akan melakukan proyek aplikasi/praktek, demonstrasi dan laboratorium dengan baik.
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
25
Desentralized Basic Education 2
Pembelajar tipe kinesthetic/tactile:
 Perlu sering melakukan istirahat apabila sedang belajar
 Berkeliling untuk mempelajari hal-hal baru (misalkan melakukan permainan untuk
belajar huruf dan angka)
 Lebih suka belajar dengan posisi berdiri
 Menyukai kelas ataupun tempat kerja yang ‘hidup’, misalkan dihiasi dengan poster.
 Membaca secara cepat terlebih dahulu (skimming) untuk mendapatkan gambaran
mengenai isi sebuah teks sebelum membacanya kembali secara lebih seksama.
Pikirkan hal ini : Kebanyakan siswa yang memiliki resiko dalam belajar adalah dari tipe
tactile/kinesthetic yaitu pembelajar yang memiliki ketrampilan visual dan auditory yang
rendah. Menurut anda apakah ada kaitan antara pengajaran konvensional dengan tingkat
prestasi yang rendah dari pembelajar tipe kinesthetic/tactile?
Sebuah catatan untuk desain ruang
Salah satu perlakuan awal yang dapat dilakukan oleh guru kelas untuk dapat melayani
gaya belajar tersendiri dari siswa adalah dengan mengubah desain ruang kelas. Banyak
kelas yang didesain secara formal, semua siswa menghadap ke depan, …dalam barisan
….dalam tempat duduk. Bagi siswa yang lebih suka gaya informal, hal ini dapat menjadi
hambatan untuk belajar. Penawaran akan pilihan tata letak kursi dalam kelompok,
berpasangan, bentuk huruf U dan sebagainya seringkali dapat melayani gaya belajar siswa
dan meningkatkan keberhasilan siswa.
Rahasia dalam merancang lingkungan belajar yang efektif tanpa biaya adalah dengan
memanfaatkan apa yang sudah dimiliki dengan cara yang berbeda. Meja belajar, kursi,
meja, rak buku, lemari berkas dan perabot lainnya dapat digunakan untuk mendapatkan
keuntungan maksimal dari ketersediaan ruang dan juga gaya belajar tersendiri dari siswa.
Mulai secara perlahan, bersikap luwes dan dapat menerima ide-ide dan pendekatan baru,
buat rencana secara hati-hati dan terus menerus mengevaluasi bagaimana perubahan dalam
desain ruang kelas memenuhi tujuan anda dan kebutuhan siswa anda.
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
26
Desentralized Basic Education 2
Multiple Intelligences
Multiple Intelligences mengacu pada sebuah teori kecerdasan yang dikembangkan
pertengahan tahun 1980an oleh Howard Gardner, seorang profesor dalam bidang
pendidikan pada Universitas Harvard. Setiap orang memiliki kesemua kecerdasan ini
dengan proporsi yang berbeda-beda.
Gardner pada awalnya menemukan tujuh macam kecerdasan:
 Lisan/linguistik
 Logika/matematika
 Musik/irama
 Visual/ruang
 Jasmani/gerak
 Hubungan antar manusia
 Hubungan dengan diri sendiri
Guru yang menggunakan teori multiple intelligences akan berusaha keras untuk
menyajikan pelajaran dengan berbagai macam cara, seperti menggunakan bahasa,
angka-angka, obyek fisik yang ada di sekeliling, bunyi, badan dan juga ketrampilan
sosial.1
Multiple Intelligences menjelaskan:
VERBAL/LINGUISTIC INTELLIGENCE – kemampuan untuk menggunakan katakata atau bahasa. Pembelajar seperti ini memiliki kemampuan auditory yang sudah
berkembang dengan baik dan biasanya merupakan pembicara yang baik. Mereka berpikir
dengan kata-kata dan bukan dengan gambar.
Ketrampilan Mereka termasuk: Menyimak, berbicara, menulis, bercerita, menjelaskan,
mengajar, menggunakan humor, memahami struktur kalimat dan makna kata, mengingat
informasi, menyakinkan seserorang tentang sudut pandang mereka, menganalisa bahasa dari
segi penggunaannya.
Pilihan karir yang memungkinkan:
Pujangga, wartawan, penulis, guru, ahli hukum, politikus dan penerjemah.
LOGICAL/MATHEMATICAL INTELLIGENCE – kemampuan untuk menggunakan
alasan, logika dan angka-angka. Pembelajar tipe ini berpikir secara konseptual dalam pola
logika dan angka-angka, membuat kaitan antara potongan-potongan informasi. Selalu ingin
tahu tentang dunia di sekeliling mereka, pembelajar seperti ini banyak bertanya dan senang
melakukan eksperimen.
Ketrampilan mereka adalah: memecahkan masalah, mengklasifikasikan sesuatu dan
mengelompokkan informasi, bekerja dengan konsep abstrak untuk mengetahui hubungan
yang ada antara satu dan lainnya, berhubungan dengan serangkaian alasan untuk membuat
analisa yang logis, melakukan eksperimen terkontrol, mempertanyakan kejadian-kejadian
alam, mengerjakan penghitungan matematika yang rumit, serta bekerja dengan bentukbentuk geometris.
Kemungkinan pilihan karir:
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
27
Desentralized Basic Education 2
Ilmuwan, insinyur, pembuat program komputer, peneliti, akuntan dan ahli matematika.
MUSICAL/RHYTHMIC INTELLIGENCE – kemampuan untuk menghasilkan dan
menghargai musik .
Pembelajar yang memiliki kecenderungan musik ini berpikir dalam bunyi-bunyi, irama dan
pola-pola. Mereka dengan segera menanggapi musik, apakah mengapresiasi atau mengkritik
apa yang mereka dengar.
Banyak diantara pembelajar tipe ini sensitif terhadap bunyi-bunyi di lingkungan sekitarnya
(misalkan bunyi jangkrik, bel, atau air menetes dari kran)
Kemampuan mereka termasuk: Bernyanyi, bersiul, bermain alat musik, mengenali pola
nada, membuat komposisi musik, mengingat melodi, memahami struktur dan ritme musik.
Jalur karir yang mungkin:
Musisi, disc jockey, penyanyi, komposer
VISUAL/SPATIAL INTELLIGENCE – kemampuan untuk memperhatikan apa yang
terlihat.
Pembelajar seperti ini cenderung berpikir dalam gambar dan perlu menciptakan bayangan
mental yang jelas untuk menyimpan informasi. Mereka suka melihat peta, bagan, gambar,
video dan film.
Ketrampilan mereka adalah: mengkaitkan potongan-potongan gambar, membaca, menulis,
memahami tabel dan grafik, menentukan arah, membuat sketsa, melukis, menciptakan
metafora visual dan analogi (mungkin dengan tampilan gambar), memanipulasi bayangan,
memperbaiki sesuatu, merancang barang yang praktis, dan menafsirkan gambar.
Pilihan karir yang memungkinkan :
Navigator, pemahat, seniman (visual), penemu, arsitek, desainer interior, mekanik, insinyur.
BODILY/KINESTHETIC INTELLIGENCE – kemampuan untuk mengatur gerak
tubuh dan menangani benda-benda dengan ahli.
Pembelajar seperti ini mengekspresikan dirinya melalui gerakan. Mereka memiliki
kemampuan alami dalam hal keseimbangan serta koordinasi mata dan tangan (misalkan :
menyeimbangkan palang-palang). Dengan berinteraksi dengan ruang di sekitar mereka,
mereka mampu mengingat dan memproses informasi.
Ketrampilan mereka termasuk: menari, koordinasi fisik, olah raga, eksperimen praktis,
menggunakan bahasa tubuh, kerajinan tangan, akting, berpantomim, menggunakan tangan
untuk menciptakan emosi ke seluruh tubuh.
Pilihan karir yang memungkinkan :
Atlit, guru olahraga, penari, pemain film, petugas pemadan kebakaran, pekerja seni
INTERPERSONAL INTELLIGENCE – kemampuan untuk mengaitkan serta
memahami orang lain.
Pembelajar seperti ini berusaha untuk melihat segala sesuatunya dari sudut pandang orang
lain, agar supaya ia bisa memahami bagaimana mereka berpikir dan merasakan. Mereka
terkadang memiliki kemampuan yang sulit untuk dijelaskan misalkan kemampuan untuk
merasakan perasaan, maksud, dan motivasi. Mereka merupakan sesorang yang mampu
mengorganisir dengan baik, meskipun terkadang mereka menggunakan manipulasi. Pada
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
28
Desentralized Basic Education 2
umumnya mereka berusaha untuk mempertahankan kedamaian dalam setting kelompok dan
mendorong pertanian. Mereka menggunakan bahasa baik verbal (misalkan berbicara)
maupun non-verbal (misalnya kontak mata, bahasa tubuh) untuk membuka kesempatan
komunikasi dengan yang lain.
Ketrampilan mereka adalah: melihat segala sesuatunya dari perspektif lain, menyimak,
menggunakan empati, memahami perasaan orang lain, memberikan bimbingan, bekerja
sama dengan kelompok, memperhatikan perasaan orang-orang, motivasi dan maksud,
berkomunikas baik secara verbal maupun non-verbal, membangun kepercayaan, mengatasi
konflik secara damai, mengembangkan hubungan positif dengan orang lain.
Pilihan karir yang memungkinkan::
Penasehat, penjual, politikus, pebisnis
INTRAPERSONAL INTELLIGENCE – kemampuan untuk melakukan penilaian
refleksi atas diri sendiri dan menyadari keadaan dalam diri seseorang. Pembelajar seperti ini
berusaha untuk memahami perasaan dalam diri mereka, mimpi, hubungan dengan lainnya,
dan kekuatannya dan kelemahannya.
Ketrampilan mereka adalah: mengenali kekuatan dan kelemahan diri mereka sendiri,
merefleksikan dan menganalisa diri mereka sendiri, kesadaran atas perasaan dalam mereka,
keinginan dan mimpi, mengevaluasi pola pikir, memberikan penjelasan bagi diri mereka
sendiri serta memahami peran mereka dalam kaitannya dengan yang lain.
Pilihan karir yang memungkinkan :
Peneliti, penemu teori, filsuf
Pikirkan hal ini: carilah kira-kira guru berada dimana. Menurut anda apakah ada
hubungan antar gaya belajar mereka dengan metode pengajaran konvensional yang
mendominasi?
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
29
Desentralized Basic Education 2
Portofolio
Portofolio mencerminkan jumlah dan jenis-jenis serta kualitas kerja peserta didik dan
berfungsi sebagai penilaian jangka panjang. Portofolio berisi jumlah hasil karya
peserta didik (misal tugas-tugas/handout, draft kasar, hasil kerajinan tangan, fotofoto, catatan) tergantung pada tujuan dari portofolio. Peserta didik dan guru dapat
secara bersama mengidentifikasi karya-karya yang cocok untuk dimasukkan dalam
portofolio. Portofolio, dapat diterapkan pada jenjang apa saja, dapat digunakan
untuk:




Menilai pertumbuhan dan kemajuan peserta didik
Melibatkan peserta didik dalam menilai karya mereka sendiri
Memamerkan kemajuan peserta didik kepada orang tua
Menilai keunggulan dan kelemahan pengajaran dari waktu ke waktu
Jenis Portofolio
Portofolio
Pameran
Portofolio
Pertumbuhan
Portofolio Proses
Uraian
Portofolio pameran mirip dengan portofolio seniman dalam
memamerkan hasil harya mereka. Portofolio pameran
mencakup:
 Daftar isi
 Tujuan-tujuan pembelajaran
 Penjelasan singkat bagaimana hasil harya-hasil harya
dikumpulkan menjadi satu
 Penjelasan singkat kenapa hasil karya tersebut terpilih
Portofolio pertumbuhan perlu berisikan bagian atau contoh
dari karya peserta didik yang menunjukkan pertumbuhan
dalam keterampilan tertentu dari waktu ke waktu. Portofolio
pertumbuhan mencakup:
 Daftar isi
 Kesimpulan bagaimana bagian-bagian yang
dipamerkan tersebut dapat menjelaskan pertumbuhan.
 Penjelasan singkat menggambarkan kekuatan dan
kelemahan dari setiap bagian
Portofolio proses memamerkan hasil karya termasuk
mengkatalog (membuat daftar katalog) dari hasil karya peserta
didik dari awal pengerjaan sampai selesai. Hasil yang
dipamerkan bisa tentang tugas proyek jangka panjang sampai
tugas menulis karangan. Portofolio proses mencakup:
 Draft
 Data mentah
 Penyempurnaan
 Hasil akhir
 Penjelasan singkat tentang makna dari setiap karya
sebagai bagian proses keseluruhan.
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
30
Desentralized Basic Education 2
Prosedur Pembuatan Rencana Pembelajaran
Guru yang efektif selalu membuat rencana pembelajarannya secara hati-hati dan
sistematis sehingga dapat menggunakan waktu pengajarannya secara secara
produktif.
Salah satu peran utama yang Anda laksanakan sebagai guru adalah perencana dan
pelaksana pengajaran. Guru-guru, pada jenjang apa saja, membuat rencana yang
membantu mengarahkan dan menyajikan pelajaran mereka sehari-hari. Rencana
pelajaran berbeda-beda dalam gaya dan kerinciannya. Sebagian guru lebih suka
membuat
rencana yang akan diajarkan dengan rinci; sebagian lagi hanya
mengandalkan catatan-catatan ringkas di atas kertas corat-coret atau di belakang
amplop yang sudah lusuh. Dalam hal format, semua guru perlu membuat keputusankeputusan bijaksana dan bermutu berkaitan dengan strategi dan metode yang mereka
akan gunakan untuk membantu peserta didik mereka maju ke arah pencapaian
tujuan-tujuan belajar.
Guru-guru perlu mengetahui tujuan-tujuan umum dan tujuan-tujuan khusus
pendidikan yang tercantum dalam kurikulum, perlu mengurutkan tujuan-tujuan
tersebut atau untuk menguasai ilmu dan keterampilan dari ilmu tertentu. Guru yang
efektif juga perlu mengembangkan sebuah rencana untuk memberikan arah kepada
pencapaian tujuan-tujuan khusus yang dipilih. Semakin terencana dengan baik,
semakin efektif pengajarannya, dan begitu juga pelajarannya. Menuliskan rencana
pelajaran adalah bagian penting agar pelajaran terorganisir.
Tiga tahap dalam penulisan rencana pelajaran adalah:
Tahap 1: Persiapan Pra-Pembelajaran
1. Tujuan-tujuan Umum
2. Materi
3. Tingkat Kemampuan Siswa (pada saat pelajaran diberikan)
Tahap 2: Pembuatan Rencana Pembelajaran dan Pelaksanaan
1. Judul Unit/Pokok Bahasan
2. Tujuan Umum/kompetensi
3. Tujuan Khusus/indikator
4. Materi
5. kegiatan pembelajaran
6. Prosedur Penilaian
7. Bahan-bahan yang diperlukan
Tahap 3: Kegiatan-kegiatan Setelah Pembelajaran
1. Evaluasi pembelajaran dan perbaikan
Pembuatan rencana pembelajaran memerlukan keputusan bijak, tidak hanya sekedar
”apa yang akan saya ajarkan hari ini”. Banyak kegiatan mendahului proses
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
31
Desentralized Basic Education 2
perencanaan dan pelaksanaan rencana pembelajaran. Begitu juga, pekerjaan
pembuatan rencana pembelajaran yang sistematis belumlah selesai sebelum guru
selesai menilai baik perolehan peserta didik dari hasil yang diharapkan maupun
efektivitas dari pembelajaran tersebut dalam membimbing peserta didik menuju hasil
ini.
Satu kata akhir. Bahkan guru-guru yang mengembangkan rencana-rencana
pembelajaran yang sangat terstruktur dan rinci, jarang mereka yang mengikutinya
dengan ketat. Terlalu ketat akan kaku dan kekakuan seperti itu akan lebih
menghalangi dibanding memudahkan proses belajar mengajar. Unsur-unsur rencana
pembelajaranAnda sebaiknya dianggap sebagai prinsip-prinsip pengarah saja, yang
digunakan sebagai alat bantu saja, tapi bukanlah kisi-kisi, untuk membuat
pengajaran sistematis. Persiapan yang baik haruslah memungkinkan penyajian yang
tidak kaku. Selama interaksi di kelas, guru perlu melakukan penyesuaianpenyesuaian ke setiap rencana pembelajaran dan penyajian dalam kelas.
Jenis-Jenis Pengelompokkan
Jenis Kelompok
Keuntungan
Kelemahan
Kelompok
Kemampuan
Beragam
(Murid-murid
dikelompokkan
sedemikian rupa
sehingga terdapat
kemampuan beragam
dalam mata pelajaran
tertentu dalam setiap
kelompok).
1. Murid-murid bisa saling
belajar satu sama lain dan
tidak tergantung pada guru
2. Kecenderungan tidak
memberikan sebutan
negatif pada murid
3. Murid yang lebih pintar
dapat menolong yang
kurang pintar.
1. Murid yang lebih
pintar bisa tertahan
kemajuannya.
2. Murid yang lemah
mungkin hanya
menyalin dari yang
lebih pandai.
3. Murid yang lebih
pintar mungkin tidak
termotivasi bila tugas
yang diberikan
kurang menantang.
4. Murid yang lemah
tidak termotovasi bila
tugas yang diberikan
terlalu sulit.
1. Murid-murid bisa bekerja
Kelompok
dengan kecepatan sendiri.
Kemampuan Sama
(Murid-murid
2. Membantu memberi tugas
dikelompokkan sesuai
yang lebih menantang
dengan kemampuan
murid pintar. Dengan
mereka dalam mata
pengelompokkan begini
pelajaran tertentu,
memungkinkan guru
misalnya
bekerja lebih dekat dengan
Matematika).
murid-murid yang butuh
1. Bisa membuat kelas
terpecah dan
mengurangi
kekompakkan.
2. Jumlah murid dalam
setiap kelompok bisa
berbeda-beda.
3. Dalam hal tertentu
guru memerlukan
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
32
Desentralized Basic Education 2
bantuan tambahan.
3. Memungkinkan guru
waktu persiapan yang
lebih panjang.
mengatur tugas-tugas
sesuai dengan perbedaan
kemmapuan yang ada.
Kelompok
Pertemanan
(Murid-murid boleh
memilih kelompok
berdasarkan
pertemanan).
Kelompok Minat
(Murid-murid duduk
bersama dengan
teman-teman seminat
dan mengerjakan
topik tertentu).
Kelompok Acak
(guru-guru secara
bebas mencampurkan
anak-anak ke dalam
kelompok sehingga
murid-murid bekerja
selalu dalam
kelompok yang
berbeda.
1. Anak-anak biasanya
bekerja sama dengan
lancar dalam kelompok
yang sesama teman.
2. Sesama teman, anak-anak
menjadi lebih suka
bertukar pikiran/berdiskusi
dan lebih percaya diri
dalam menyatakan
pendapat.
Pengelompokkan ini bisa
mengurangi konflik sesama
anak bila terdapat perbedaan
yang luas di antara anak-anak
yang sekelas.
1. Setelah periode waktu
tertentu, persahabatan
akan menjadi semakin
luas.
2. Murid-murid akan belajar
hidup dengan berbagai
sifat sifat orang –
sebagaimana mereka
perlukan ketika mereka
berada di luar sekolah
nanti.
Jenis Kelompok
Kelompok Mudah
(pengelompokkan
berdasarkan
kemudahan. Misal,
barisan anak-anak
yang duduk
berdekatan diminta
membalikkan badan,
langsung berhadapan
dan mengelompok).
Keuntungan
1.
2.
Cara ini bermanfaat
dalam kelas dengan ruang
terbatas.
Cara ini bermanfaat bila
kerja kelompok
diperlukan sebentar dan
pengaturan ruangan kelas
tidaklah mengganggu.
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
1. Anak-anak tidak
lazim bekerja dengan
banyak orang yang
berbeda.
2. Kemungkinan
sebagian anak-anak
bisa terisolasi/tanpa
teman dalam kelas.
Tidak semua kegiatan
dapat masuk kedalam
kelompok minat
Anak-anak ada yang
enggan bekerja sama
dengan anak-anak yang
tidak atau belum mereka
kenal.
Kelemahan
Anak-anak tidak
mendapat kesempatan
bekerja dan berinteraksi
dengan berbagai anak
dalam kelas.
33
Desentralized Basic Education 2
Kelompok
Campuran Jenis
Kelamin
(Semua
pengelompokkan di
atas bisa dibuat
menjadi campuran
anak laki-laki dan
anak perempuan)
Cara ini mencerminkan
kenyatan dunia luar yaitu
campuran laki-laki dan
perempuan.
Cara ini bisa mengurangi
atau menurunkan
partisipasi anak
perempuan ataupun lakilaki. (Sebagian riset
menemukan bahwa anakanak perempuan kurang
berpartisipasi bila
dikelompokkan kedalam
kelompok yang
didominasi anak lakilaki).
Kelompok Jenis
Kelamin Sama
(kelompok-kelompok
kemampuan sama,
kemampuan campur,
persahabatan, dan
minat juga dapat
dibagi menjadi
kelompok laki-laki
saja dan kelompok
perempuan saja).
1. Anak-anak bisa merasa
lebih bebas mendiskusikan
topik-topik tertentu.
2. Dalam situasi tertentu,
anak-anak perempuan bisa
lebih berprestasi.
Cara ini tidak
mewujudkan kenyatan
dunia luar yaitu campuran
laki-laki dan perempuan.
Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1)
34
Download