BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu

advertisement
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Pelaksanaan
Lokasi penelitian dilaksanakan di sekitar kawasan PLTD Telaga Kota
Gorontalo dan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat. Waktu penelitian
dilaksanakan pada 10 April – 20 Mei Tahun 2012.
3.2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan adalah penelitian survay analitik dengan pendekatan
Cross Sectional study mengenai pengaruh intensitas kebisingan dan lama tinggal
terhadap tingkat pendengaran pada masyarakat sekitar kawasan Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Telaga Kota Gorontalo.
3.3. Variabel Penelitian
Variabel Terikat (dependent variable) yaitu variabel yang berubah akibat
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah derajat gangguan
pendengaran.
Variabel bebas (independent variable) yaitu variabel yang bila berubah akan
mengakibatkan perubahan variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah intensitas kebisingan dan lama tinggal.
3.4. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1.
Derajat gangguan pendengaran akibat bising /noice induced hearing loss
(NIHL) menggambarkan kehilangan pendengaran di salah satu atau kedua
telinga/terjadinya penurunan fungsi pendengaran.
Kriteria Objektif :
29
a. Kriteria pendengaran tidak normal/terjadi gangguan : >25 dB
b. Kriteria pendengaran normal/tidak terjadi gangguan : ≤ 25 dB
Untuk derajat gangguan pendengaran disesuaikan dengan standar
International Standard Organization (ISO) (Dilihat pada tabel 2.1.). Derajat
gangguan pendengaran masyarakat yang terpapar bising dapat di ukur dengan
alat audiometer.
2.
Intensitas kebisingan adalah tingkat kebisingan yang terukur di lingkungan
sekitar kawasan PLTD Telaga yang berasal dari suara mesin.
Kriteria Objektif :
a. Intensitas bising melebihi NAB : > 55 dB(A)
b. Intensitas bising sesuai dengan NAB ≤ 55 dB(A).
Nilai ambang batas yang digunakan disesuaikan dengan SK Menteri
Negara Lingkungan Hidup nomor KEP.48/MENLH/11/1996). Metode
pengumpulan data menggunakan pengukuran secara langsung dengan
menggunakan Sound Level Meter.
3.
Lama Tinggal adalah lamanya orang bermukim/tinggal di wilayah sekitar
PLTD Telaga yang terpapar bising, dihitung sejak orang tersebut mulai
tinggal dengan keadaan bising sampai pada waktu dilakukan penelitian ini.
Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner.
3.5. Populasi dan Sampel
3.5.1. Populasi
Adapun Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh masyarakat yang
tinggal di sekitar kawasan PLTD Telaga Kota Gorontalo berjumlah 216 orang.
30
3.5.2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu
Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu
pertimbangan/kriteria tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri (Sugiyono, 2009 :
85). Dari kriteria inklusi didapatkan 34 responden yang terdistribusi pada kawasan
yang terkena dampak kebisingan yang menjadi wilayah pengambilan sampel.
Adapun kriteria tersebut:
1. Responden adalah masyarakat yang bersedia dijadikan sampel pada
penelitian ini, yang tinggal di sekitar PLTD Telaga dan berada di rumah
minimal 12 jam per hari.
2. Umur responden 20-45 Tahun.
3. Tidak menderita penyakit infeksi telinga.
4. Tidak mempunyai hobi mendengarkan musik keras.
3.6. Teknik Pengumpulan Data
3.6.1. Sumber Data Penelitian
Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan untuk keperluan penelitian. Data-data yang dibutuhkan :
1. Data Primer
Data primer didapatkan langsung dari :
a. Hasil wawancara dengan menggunakan alat bantu kuisioner.
b. Pengukuran intensitas kebisingan di sekitar kawasan PLTD Telaga Kota
Gorontalo.
31
c. Pengukuran derajat gangguan pendengaran masyarakat yang menjadi
sampel pada penelitian ini.
2.
Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap dari
data primer yang ada relevansinya dengan keperluan penelitian ini, misalnya data
yang diperoleh dari kelurahan setempat mengenai jumlah penduduk yang tinggal
di sekitar kawasan PLTD Telaga, dan Laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup PLTD Telaga Gorontalo.
3.6.2. Instrumen Penelitian
1.
Alat Tulis
Adalah alat yang digunakan untuk mencatat, melaporkan hasil penelitian.
Alat tersebut adalah pulpen, kertas, pensil dan komputer.
2. Kuesioner
Adalah
alat
yang
digunakan
untuk
mewawancarai,
dalam
rangka
mengumpulkan data penelitian.
3. Sound Level Meter
Adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran, guna mengetahui
tingkat kebisingan di lingkungan sekitar kawasan PLTD Telaga.
4.
Audiometer
Adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran, guna mengetahui
derajat gangguan pendengaran masyarakat sekitar kawasan PLTD Telaga yang
menjadi sampel pada penelitian ini.
32
3.6.3. Pengumpulan data
Langkah-langkah dan cara mengumpulan data yang dilakukan dalam proses
penelitian yaitu :
1. Tahap Persiapan dan Pengumpulan data sekunder.
a.
Melakukan survey awal dan menetapkan lokasi penelitian dalam hal ini
adalah titik (tempat) pengukuran intensitas kebisingan.
b.
Pengambilan data sekunder sebagai data awal yang dibutuhkan dalam
penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan.
Pengambilan data primer dilakukan dengan cara pemeriksaan langsung.
Pengambilan data primer pelaksanaannya dilakukan di masing-masing tempat
yang telah ditentukan, dengan masyarakat yang tinggal di lingkungan bising
sekitar kawasan PLTD Telaga yang ditunjuk sebagai sampel.
Adapun proses meliputi:
a.
Melakukan wawancara dengan menggunakan alat bantu kuisioner.
b.
Pengukuran intensitas kebisingan di lingkungan sekitar kawasan PLTD
Telaga dengan menggunakan alat Sound Level Meter. Pengukuran sebagai
berikut :
Sebelum mengukur langkah persiapan yang dilakukan :
1) Pasang baterai pada tempatnya
2) Tekan tombol power
3) Cek garis tanda pada monitor untuk mengetahui baterai dalam keadaan
baik atau tidak
33
4) Melakukan kalibrasi sebelum alat sound level meter digunakan untuk
mengukur kebisingan, agar menghasilkan data yang valid.
Langkah-langkah pengukuran :
1) Mengukur kebisingan dengan cara alat diletakkan setinggi 1,2 m dari
alas lantai atau tanah pada suatu titik yang ditetapkan.
2) Angka yang terlihat pada layar atau display dicatat setiap 5 detik dan
pengukuran dilakukan selama 10 menit untuk setiap titik.
3) Setelah selesai alat di matikan dengan menekan tombol ”OFF”.
4) Data hasil pengukuran dimasukkan dalam rumus Leq
Ket :
Leq
= Intensitas Kebisingan Sinambung Setara dengan waktu
sampling tiap 5 detik
Lpi
= Tingkat bising ke-n yang terbaca pada layar
(Hariyanto, 2008)
Waktu pengukuran dilakukan selama aktifitas 24 jam (LSM) dencan
cara pada siang hari tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 10 jam (LS)
pada selang waktu 06.00-22. 00 dan aktifitas malam hari selama 8 jam
(LM) pada selang 22.00-06.00. Setiap pengukuran harus dapat mewakili
selang waktu tertentu dengan menetapkan paling sedikit 4 waktu
pengukuran pada siang hari dan pada malam hari paling sedikit 3 waktu
pengukuran.
34
Dimana standar pengukuran kebisingan berdasarkan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup dalam (SK Menteri Negara Lingkungan Hidup
nomor KEP.48/MENLH/11/1996) tentang baku tingkat kebisingan.
c. Pengukuran derajat gangguan pendengaran masyarakat yang menjadi
sampel pada penelitian dengan menggunakan alat Audiometer. Pengukuran
sebagai berikut :
1) Sebelum pemeriksaan, responden harus terbebas dari paparan
bising selama beberapa saat agar di dapatkan gambaran audiogram
yang dapat dipercaya.
2) Pengenalan nada pada responden, responden diminta menekan
tombol bila mendengar nada.
3) Pemeriksaan
pendengaran
dilaksanakan
berturut-turut
dari
frekuensi terkecil 125 Hz – 8000 Hz. Frekuensi 1000 Hz di
dahulukan karena paling mudah menentukan nilai ambangnya.
4) Pada tiap frekuensi diberikan intensitas mulai dari bunyi 30-40 dB,
kemudian dinaikkan secara bertahap dan diturunkan lagi hingga
batas dimana responden terakhir masih bisa mendengar nada yang
diberikan.
5) Pemeriksaan dilakukan pada telinga kanan selanjutnya telinga kiri.
6) Pada hasil/output pembacaan audiometri akan tercatat nilai ambang
dengar responden.
7) Mencatat hasil pemeriksaan pada lembar data.
35
3.7. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secara univariat, dan
bivariat.
1.
Analisis Univariat
Merupakan penyajian data secara deskriptif yang hanya mempersoalkan
satu variabel yang dalam penyajian berbentuk tabel distribusi frekuensi dan
analisa presentase. Kelompok variabel intensitas kebisingan, lama tinggal dan
derajat gangguan pendengaran.
2.
Analsis Bivariat
Digunakan untuk mengetahui kemaknaan hubungan/pengaruh variabel
bebas (intensitas kebisingan dan lama tinggal) dan variabel terikat (derajat
gangguan pendengaran). Uji statistik yang digunakan untuk membantu analisis
adalah uji Fisher’s Exact Test dan analisis korelasi pearson.
Untuk mengetahui terdapatnya pengaruh antara intensitas kebisingan
dengan derajat gangguan pendengaran digunakan rumus Fisher’s Exact Test.
Dikatakan terdapat pengaruh yang bermakna secara statistik jika diperoleh nilai
p< 0,05.
p
(a  b)! (c  d) !(a  c) ! (b  d)!
N! a! b! c!d!
Keterangan :
a, b, c, d
= Frekuensi sel a, b, c, d
N
= Besar Sampel
(Sugiyono, 2004 : 143)
36
Sedangkan untuk mengetahui terdapatnya pengaruh antara lama tinggal
dengan derajat gangguan pendengaran digunakan rumus analisis korelasi pearson.
Dikatakan terdapat pengaruh jika r hitung > r tabel dengan α = 0,05
rxy 
N  X i Yi  (  X i )(  Y i )
N


X i2  ( X i ) 2 N  Yi 2  ( Y i ) 2
Keterangan :
r
= Nilai Koefisien Korelasi
X
i
X
i
Yi = Jumlah Total Variabel X dikalikan variabel Y
= Jumlah Total variabel X
Y
= Jumlah Total Variabel Y
N
= banyak sampel
i
(Sudjana, 2005: 369)
Interpretasi terhadap besarnya koefisien korelasi sebagai berikut :
1. Antara 0,80 - 1,00 = sangat tinggi
2. Antara 0,60 – 0,80 = tinggi
3. Antara 0,40 – 0,60 = cukup
4. Antara 0,20 – 0,40 = rendah
5. Antara 0,00 – 0,20 = sangat rendah
(Notoatmodjo, 2007 : 73)

Download