DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama : Prof. Dr. I Ketut

advertisement
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama
NIP
Pangkat
Jabatan
Tempat/Tgl Lahir
Alamat Rumah
: Prof. Dr. I Ketut Sudiana, drs., M.Si
: 1955 0705 1980 031 005
: Pembina (Gol. IV/a)
: Guru Besar Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran UNAIR
: Pekutatan (Jembrana-Bali), 5 Juli 1955
: Perum Urban Mansion No. 41 F-H
Jl. Jojoran I Surabaya
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
Formal:
1968 : Sekolah Dasar Negeri Pekutatan (Jembrana-Bali)
1971 : SMP Negeri Penyaringan (Jembrana-Bali)
1974 : Sekolah Lanjut Umum Atas Bersubsidi Denpasar
1979 : (S0) Analis Medis UNAIR
1989 : (S1) Biologi UWK
1996 : (S2) Imunologi UNAIR
1999 : (S3) Ilmu Kedokteran UNAIR
Pendidikan Tambahan:
1. 1982 : Cytology Training Course, Royal Australian Colledge of
Obstetricianns & Gynaecologists
2. 1988 : Kursus/Individual Training pembuatan sediaan,
pemeliharaan dan operasional mikroskop elektron,
FK. UNAIR
3. 1992 : Individual Training Course in Methode of Operation and
Maintenance of Instrument, Fakulty of Medicine,
Kobe University
4. 1995 : Has Attended and Successfully Completed A Ttraining
Session in PCR AFLP, Kerjasama Fakultas Kedokteran
UNAIR dengan Analytical Genetic Testing centre,Inc.
Denver, Colorado, USA.
RIWAYAT PEKERJAAN
1. Asisten Muda di Akademi Analis Medis UNAIR
( 01 Maret 1980 - 01 Okt 1986)
2. Asisten Madya Fakultas Non Gelar Kesehatan UNAIR
( 01 Okt 1986 - 02 April 2007)
3. Lektor Kepala di Departemen Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran UNAIR ( 02 April 2007 - 01 Sep 2014)
4. Guru Besar di Departemen Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran UNAIR (01 Sep 2014 )
Ringkasan Orasi Ilmiah
PENGEMBANGAN KEMOTERAPI NUTRISI KOMBINASI (KNK) SEBAGAI
KANDIDAT TERAPI KANKER DI MASA MENDATANG
Angka kejadian kanker semakin tahun semakin meningkat. Penyakit kanker
merupakan suatu penyakit yang bersifat terminal (terminal diseases), dikatakan demikian
karena terapinya sangat sulit sehingga angka kematiannya sangat tinggi. Banyak teori yang
menjelaskan tentang proses terjadinya penyakit keganasan/kanker, pada mulanya dikenal dengan
teori clonal mutation. Teori ini menjelaskan bahwa terjadinya kanker karena adanya paparan
mutagen eksogenus, seperti bahan kimia termasuk benzophyrene, nitrosamine yang banyak
ditemukan pada bahan asap, oncovirus, dan radiasi. Selanjutnya berkembang teori terjadinya
kanker melalui cancer mesenchymal stem cells (CMSC), teori ini menjelaskan bahwa setiap
individu memiliki CMSC, namun dalam perjalanannya CMSC ini tidak selalu bermanifes menjadi
kanker, karena perkembangan CMSC menjadi kanker sangat tergantung pada sistem homeostasis
tubuh. Selain kedua teori tersebut juga berkembang teori yang mengaitkan antara disfungsi
mitokondria dengan terjadinya penyakit keganasan/kanker.
Sampai saat ini untuk mengatasi kanker telah dikembangkan berbagai metode terapi,
antara lain pembedahan, pemberian radioterapi, kemoterapi, imunoterapi sampai pada
genterapi, namun dari metode tersebut belum memberikan hasil yang memuaskan, karena
selain merusak sel kanker juga merusak sel normal, sehingga memberikan efek samping
yang merugikan bagi penderita. Berdasarkan hal tersebut, perlu dipikirkan pengembangan
metode terapi kanker yang efektif dan spesifik yaitu metode terapi yang kerjanya hanya
merusak sel kanker dan tidak merusak sel normal, sehingga tidak menimbulkan efek
samping pada penderita. Salah satunya adalah metode terapi yang disebut sebagai
”kemoterapi nutrisi kombinasi (KNK)”. Metode terapi ini dikembangkan karena
mempunyai suatu keunggulan, yaitu hanya membunuh sel kanker dan tidak membunuh sel
normal malah melindungi sel normal, sehingga tidak membahayakan bagi penderita. Konsep dari
terapi ini adalah ”menghambat sintesis DNA dan memanfaatkan enzim spesifik yang dimiliki
oleh sel normal dalam upaya untuk memilih nutrisi yang diberikan sebagai bahan dasar
sintesis DNA” Salah satu contoh yang dapat dikembangkan melalui metoda KNK ini adalah
dengan mengkombinasikan dari beberapa bahan kimia, antara lain kombinasi hypoksantin,
amethopterin, aminopterin, dan tymidin (HA2T). Prinsip kerja dari HA2T ini adalah amethopterin
dan aminopterin memiliki dua fungsi yaitu: 1) berperan untuk menghambat aktivitas methyil
tetrahydrofolate (CH3-THF) pada proses sintesis timin (T) pada DNA, yaitu kerjanya menghambat
pembentukan thymidilate mono phosphate (TMP) dari uridilate mono phosphate (UMP), di mana
TMP ini merupankan bahan dasar dari pembentukan timin. Oleh karena itu bila TMP dihambat,
maka timin pada DNA tidak terbentuk, sehingga sel mengalami kematian. 2) amethopterin dan
aminopterin juga menghambat aktivitas dari formyl tetrahydrofolate (Fo-THF) pada proses sintesis
guanin (G) pada DNA. Hambatan ini mengakibatkan tidak terjadi pembentukan inosinat
monophosphat (IMP), dari 5-phosphoribosyl pyrophospsate, di mana IMP ini merupakan bahan
dasar dari pembentukan guanylate mono phosphat(GMP), GMP merupakan dasar dari
pembentukan guanin. Oleh karena itu bila pembentukan IMP dihambat, maka guanin pada DNA
tidak terbentuk, sehingga sel mengalami kematian. Berdasarkan konsep tersebut, maka pemberian
amethopterin dan aminopterin selain membunuh sel kanker sel normalpun ikut mengalami
kematian, oleh karena itu perlu dipikirkan apa yang kita upayakan, agar sel normal tidak
mengalami kematian.
Secara teoritias, sintesis DNA selain asam folat, hypoksantin dan tymidin adalah merupakan
bahan dasar yang dapat digunakan oleh sel untuk sintesis DNA, di mana hypoksantin dapat
dirubah
menjadi
guanin
oleh
sel,
bila
sel
tersebut
memiliki
enzim
hypoxanthine
phosphoribosyltransferase (HGPRT), demikian juga halnya tymidin dapat dirubah menjadi timin
oleh sel bila sel tersebut memiliki ensim thimidine kinase (TK). Kedua ensim ini (HGPRT dan TK)
hanya dimiliki oleh sel normal dan tidak dimiliki oleh sel ganas. Oleh karena itu bila pemberian
amethopterin dan aminopterin dikombinasikan dengan hypoksantin dan tymidin, maka sel normal
walaupun asam folatnya dihambat pada proses sintesis DNA, sel normal akan mampu
menggunakan hypoksantin sebagai bahan dasar pembentukan guanin (G) melalui aktivitas ensim
HGPRT, dan juga mampu menggunakan tymidin sebagai bahan dasar pembentukan timin (T)
melalui aktivitas ensim TK. Oleh karena sel ganas (sel kanker) tidak memiliki ensim HGPRT dan
TK, maka sel ganas tidak bisa menggunakan hypoksantin sebagai bahan dasar pembentukan
guanin, dan juga tidak bisa menggunakan tymidin sebagai bahan dasar pembentukan timin,
sehingga sel ganas mengalami kematian sedangkan sel normal tidak. Berdasarkan pemikiran
tersebut
maka
amethopterin dan aminopterin saya kelompokkan sebagai bahan kemoterapi,
sedangkan hypoksantin dan tymidin saya kelompokkan sebagai bahan nutrisi, sehingga kombinasi
dari kedua kelompak bahan kimia ini saya sebut sebagai kemoterapi nutrisi kombinasi (KNK).
Oleh karena KNK ini memiliki target kerja yang spesifik yaitu hanya membunuh sel kanker dan
tidak membunuh sel normal, malah melindungi sel normal dari serangan kemoterapi, maka metode
KNK merupakan kandidat penting pada pengemabangan terapi kanker di masa mendatang.
Download