pengaruh integrated marketing communications

advertisement
PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI TERHADAP
PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT MELAKUKAN
NEGOSIASI DI KELAS XI PEMASARAN SMKN 1 MAGETAN
Moh. Rifki Aditia
Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya
ABSTRAK
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang selalu menjadi topik utama dalam bidang
pendidikan. Asumsi tersebut berkembang dengan pertimbangan bahwa prestasi belajar merupakan
indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa. Prestasi belajar
merupakan suatu penilaian dari hasil pendidikan, umumnya dirumuskan pada suatu evaluasi atau
biasanya yang disebut sebagai rapor. Maksud penilaian hasil-hasil pendidikan itu ialah untuk
mengetahui sejauh manakah kemajuan kemampuan individu siswa tersebut. Dan penelitian ini
memiliki tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kemampuan komunikasi siswa
terhadap prestasi belajar mata diklat melakukan negosiasi di kelas XI Pemasaran SMK Negeri 1
Magetan.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui besarnya pengaruh kemampuan komunikasi siswa terhadap prestasi belajar. Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu variabel bebas dan vaiabel terikat. Dalam
penelitian ini, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut: observasi, dokumentasi, angket.
Dari hasil analisis regresi linier sederhana diperoleh nilai Uji t regresi sederhana lebih
besar dari t tabel , maka kemampuan komunikasi efektif berpengaruh signfikan terhadap prestasi
belajar mata diklat melakukan negosiasi.
Kata Kunci : kemampuan komunikasi, prestasi belajar
ABSTRACT
Scholastic achievement is a problem that has always been an important topic in the field
of education. The assumptions have been developed on the basis of learning outcomes is an
indicator of the quality and quantity of knowledge that has been dominated by students. Scholastic
achievement is an assessment of educational outcomes, are generally formulated an evaluation or
commonly known as a report card. The purpose of education evaluation of the results is to
determine the degree to which the progress of the capacity of each student. And this study aims to
determine whether the influence of communication skills training to learn from the achievements
of the class XI negotiated SMK Negeri a Magetan marketing.
This study includes a quantitative descriptive study. The research was conducted to
determine the magnitude of the effect of communication skills learning outcomes. In this study
there are two variables used the independent variable and tied vaiabel. In this study, researchers
conducted a study using data collection methods include: observation, documentation,
questionnaires.
From the results of the simple linear regression analysis of t test values obtained by a
simple regression, is greater than t tables, then the effective communication abilities significantly
exposed impact on learning achievement eye negotiate training.
Keywords: communication skills, school performance
.
1
langsung prestasi yang dicapai dapat
menjadi prediksi bagi keberhasilan
individu dimasa depan sehingga
terbentuklah sumber daya manusia
yang berkualitas. Hasil dari tindakan
mengadakan
penilaian
itu
lalu
dinyatakan dalam suatu pendekatan
yang
perumusannya
bermacam-macam.
Hasil belajar yang optimal
banyak dipengaruhi oleh berbagai
komponen belajar mengajar, menurut
Muhibbin (2003:43) faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa
adalah faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu aspek
fisiologi (yang bersifat jasmaniah) dan
aspek
psikologi
(yang bersifat
rohaniah), sedangkan faktor eksternal
adalah lingkungan dan pertemanan.
Hal ini dapat menentukan tinggi
rendahnya prestasi belajar seorang
siswa.
Diantara faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa,
kemampuan berkomunikasi siswa
mempunyai peranan penting bagi
mereka. Prestasi belajar akademik
dapat dioptimalkan jika dibangun
dengan komunikasi yang baik.
komunikasi yang baik diperlukan
kemampuan
komunikasi
seperti
menulis,
membaca,
berbicara,
mendengarkan,
dan
berpikir
(kemampuan bernalar), karena dalam
kehidupannya,
manusia
selalu
melakukan
kegiatan
komunikasi
sebagai
bukti
kesadaran
akan
keberadaannya, yaitu mengadakan aksi
dan ber-reaksi atas stimuli yang datang
padanya.
Pratikto
(1982:11)
mengatakan selagi ia masih hidup,
manusia selalu melakukan berbagai
kebutuhannya, dalam hal ini kegiatan
komunikasi adalah yang paling banyak
dilakukan.
Kemampuan komunikasi turut
berperan dalam menentukan siswa
untuk membuatnya menjadi tahu dan
mendapatkan pengetahuan sebagai
PENDAHULUAN
Setiap warga negara berhak
mendapat
pendidikan
layak
sebagaimana
tercantum
dalam
Undang-Undang Dasar 1945, dan
diatur melalui Peraturan Pemerintah,
sedangkan
pelaksanaan
program
pendidikan dilakukan dalam suatu
sistem yang disebut Sistem Pendidikan
Nasional.
Dalam
rangka
peningkatan
sumber daya manusia, pendidikan
merupakan suatu upaya yang tepat dan
efektif, maka kualitas pendidikan terus
diupayakan, misalnya perbaikan sarana
dan
prasarana
pendidikan,
pembaharuan kurikulum, pelatihan
guru dan sebagainya agar siswa
memperoleh prestasi belajar yang baik.
Prestasi belajar merupakan suatu
masalah yang selalu menjadi topik
utama dalam bidang pendidikan.
Asumsi tersebut berkembang dengan
pertimbangan bahwa prestasi belajar
merupakan indikator kualitas dan
kuantitas pengetahuan yang telah
dikuasai oleh siswa. Prestasi belajar
merupakan suatu penilaian dari hasil
pendidikan, umumnya dirumuskan
pada suatu evaluasi atau biasanya yang
disebut sebagai rapor. Maksud
penilaian hasil-hasil pendidikan itu
ialah untuk mengetahui sejauh
manakah
kemajuan
kemampuan
individu siswa tersebut.
Berbagai penilaian dalam proses
belajar tersebut diberikan melalui kuis,
tugas, Ulangan harian, UTS, dan UAS
dari materi diklat yang diberikan, hasil
siswa tersebut dinamakan indeks
prestasi. Indeks prestasi merupakan
rumusan terakhir yang diberikan oleh
guru mengenai kemajuan atau hasil
belajar. Dengan belajar setiap individu
akan memperoleh pemahaman ilmu
pengetahuan, yang diharapkan dapat
membentuk kecakapan, keterampilan,
sifat, pengertian, harga diri, minat,
watak dan penyesuaian diri bagi setiap
individu tersebut. Secara tidak
1
sumber ilmu baik di lingkungan
sekolah maupun lingkungan luar
sekolah
mereka.
Dengan
berkomunikasi siswa mendapatkan
hubungan timbal balik dari interaksi
yang dilakukan dengan individu lain.
Salah satu masalah kemampuan
komunikasi
siswa
SMK(Sekolah
Menengah Kejuruan) dalam kehidupan
sehari-harinya
adalah
perbedaan
penggunaan
bahasa
dalam
lingkungannya, serta belum adanya
sikap membiasakan pada diri siswa
untuk menggunakan bahasa yang
efektif
sehingga
mendukung
kemampuan
berkomunikasinya.
Bahasa dianggap sebagai alat yang
paling
sempurna
dan
mampu
membawakan pikiran dan perasaan
baik mengenai hal-hal yang bersifat
konkrit maupun yang bersifat abstrak
(Effendi, 1985:5). Sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, manusia dituntut untuk
mempunyai kemampuan berbahasa
yang baik. Seseorang yang mempunyai
kemampuan berbahasa yang memadai
akan lebih mudah menyerap dan
menyampaikan informasi baik secara
lisan maupun tulisan.
Kemampuan
berkomunikasi
siswa dalam kegiatan sehari-hari di
lingkungan sekolah rendah karena
sebagian besar siswa kurang antusias
ketika sedang berkomunikasi dengan
individu lain. Siswa lebih bersifat
pasif, enggan, takut atau malu
mengemukakan pendapatnya. Tidak
jarang siswa merasa kurang mampu
dalam berkomunikasi sebab melakukan
komunikasi dianggap sulit, dan
menakutkan. Hal ini menyebabkan
siswa menjadi takut atau phobia
terhadap komunikasi secara langsung.
Ketakutan yang muncul dari dalam diri
siswa tidak hanya di sebabkan oleh
siswa itu sendiri. Tetapi juga di dukung
oleh
ketidak
mampuan
guru
menciptakan situasi kondusif untuk
dapat menciptakan keharmonisan
dalam suasana tersebut.
Dalam
mengembangkan
komunikasi, siswa bisa sukses dalam
pekerjaan, pendidikan, usaha dan
dalam
hubungan
sosial
sangat
tergantung pada bagaimana siswa
mengelola konflik yang bisa muncul
sebagai akibat langsung dari buruknya
komunikasi.
Maka
termasuk
keterampilan
komunikasi
adalah
kemampuan
mengelola
masalah
dengan negosiasi. Negosiasi adalah
kemampuan
membangun
kesepakatan dan saling percaya dengan
menempatkan semua pihak pada
kedudukan sederajat. Masalah dalam
komunikasi bisa saja terjadi dalam
kehidupan sehari-hari siswa karena
pengaruh dari orang lain yang
mempersepsi buruk pemikiran dan
tindakan siswa (Devi, 2008:67).
Kemampuan
siswa
mengkomunikasikan pesan kepada
orang lain dapat meminimalisir
masalah tersebut, bahkan bisa dirubah
atau berubah menjadi simpatik.
Kemampuan
berkomunikasi
merupakan faktor penting dari sebuah
kegiatan negosiasi, salah satu mata
diklat yang diberikan di kelas XI
jurusan pemasaran sebagai mata diklat
kejuruan yang menuntut para siswa
untuk
memiliki
kemampuan
komunikasi
adalah
melakukan
negosiasi. Hal ini dikarenakan pada
mata diklat melakukan negosiasi salah
satu kompetensi dasar yang harus
dicapai oleh siswa adalah melakukan
proses tawar-menawar dengan calon
pelanggan.
Kemampuan komunikasi sangat
diperlukan untuk mata diklat kejuruan
terutama mata diklat negosiasi, yang
dalam kegiatan negosiasi juga terdapat
unsur-unsur utama yang ada dalam
komunikasi yaitu sumber (source),
pesan (message), saluran (channel),
penerima (receiver), serta umpan balik
(feed back). Proses komunikasi yang
terjadi dalam kegiatan negosiasi
2
bersifat dua arah, dua pihak yang
melakukan komunikasi sama-sama
mempunyai hak untuk bicara dan
didengarkan.
Komunikasi
dan
negosiasi
mempunyai tujuan komunikasi yang
ingin dicapainya, sehingga siswa yang
memiliki kemampuan komunikasi
dengan baik akan memiliki kemudahan
dalam mempelajari mata diklat
melakukan negosiasi di sekolahnya,
seperti halnya kemampuan komunikasi
yang harus dimiliki siswa di SMK
Negeri 1 Magetan, merupakan
satu-satunya SMK di Magetan yang
sudah
SBI
(Sekolah
Bertaraf
Internasional). Oleh karenanya SMK
Negeri 1 Magetan merupakan salah
satu sekolah favorit yang ada di
Magetan.
untuk menimbulkan kesenangan.
3.Mempengaruhi Sikap
Bisa dikatakan bahwa komunikasi
yang kita jalin kebanyakan adalah
untuk saling mempengaruhi satu sama
lain. Komunikasi membahasakannya
dengan, komunikasi persuasive.
4. Hubungan Sosial yang Baik
Sebagai makhluk sosial yang tak
pernah
bisa
sendiri
dalam
kehidupannya, manusia mempunyai
daftar kebutuhan sosial yang akan
menumbuhkan dan mempertahankan
hubungan.
5. Tindakan
Efektivitas yang terjalin selama
komunikasi berlangsung karena untuk
menimbulkan tindakan, kita harus
berhasil terlebih dahulu menanamkan
pengertian, membentuk dan mengubah
sikap atau menumbuhkan hubungan
yang baik. proses komunikasi, tetapi
juga factor-faktor yang mempengaruhi
perilaku.
Komunikasi
Menurut Effendy (2003 : 8) Hakikat
komunikasi adalah proses pernyataan
antar manusia. Komunikasi juga dapat
diartikan
sebagai bentuk interaksi
manusia yang saling berpengaruh
mempengaruhi satu
sama lain,
sengaja atau tidak sengaja. Cangara
(2002 : 20) mengartikan bahwa
komunikasi tidak terbatas pada bentuk
komunikasi
menggunakan bhasa
verbal, tetapi juga ekspresi muka,
lukisan, seni, dan teknologi.
Komunikasi Efektif
Komunikasi yang efektif, menurut
Stewart L Tubbs dan Sylvia Moss
(1974:9-13), paling tidak menimbulkan
lima hal ; pengertian, kesenangan,
pengaruh pada sikap, hubungan yang
makin baik, dan tindakan.
1. Pengertian
Pengertian artinya penerimaan yang
cermat dari sisi stimuli seperti yang
dimaksud oleh komunikator.
2. Kesenangan
Komunikasi yang lazim disebut
komunikasi
fatis
(phatic
communication) yang dimaksudkan
Komunikasi
Antarpribadi
(
Interpersonal )
Komunikasi antar pribadi adalah
proses penyampaian panduan pikiran
dan perasaan seseorang kepada
seorang lainnya agar mengetahui,
mengerti, atau melakukan kegiatan
tertentu (Efendy, 1986:60). Menurut
Joseph De Vito (1976), "komunikasi
antar pribadi merupakan pengiriman
pesan-pesan dari seseorang dan
diterima oleh orang lain, atau juga
sekelompok orang dengan efek dan
umpan balik yang langsung".
Teori AIDDA
Teori AIDDA merupakan suatu poses
psikologi pada diri komunikan.
Berdasarkan formula AIDDA ini,
komunikasi
persuasive
didahului
dengan
upaya
membangkitkan
perhatian. Upaya ini tidak hanya
dilakukan dalam gaya bicara dengan
kata-kata yang merangsang tetapi juga
dengan
penampilan
(appearance)
ketika
menghadapai
komunikan.
3
Apabila
ditinjau
dari
segi
psikologisnya,
maka
komponen
perubahan yang terjadi pada teori
AIDDA juga bisa ditinjau dari
komponen perubahan sikap yang
terjadi pada diri manusia akibat terpaan
pesan (Rakhmat, 1986:52) yaitu:
dan menyetujui apa dan bagaimana
tindakan yang akan dilakukan di masa
mendatang. Selain itu, dalam
melakukan negosiasi seseorang dituntut
untuk menentukan dengan
sungguh-sungguh tata bahasa dan
pemilihan kata yang akan dipakai agar
dalam berkomunikasi dapat memahami
maksud yang diinginkan dengan baik.
Tujuan mata diklat melakukan
negosiasi sendiri adalah membantu
siswa dalam menguasai pengetahuan
tentang perilaku konsumen, segmen
pasar yang dihadapi, target pasar, dan
bagaimana mengidentifikasi keberatan
calon pelanggan. Semua keahlian
tersebut harus didukung dengan
kemampuan berkomunikasi siswa, agar
tidak terjadi kesalahan dalam
mengartikan pesan sehingga terjadi
kesepakatan anatara penjual dan
pembeli.
a. Cognitive: Pesan yangdisampaikan
ditujukan pada pikiran komunikan. Hal
ini dilakukan agar komunikan tahu dan
paham akan pesan yang disampaikan.
Hal ini sama dengan Attention dalam
Teori AIDDA.
b. Afektif: Pada tahap ini tujuan
komunikator tidak hanya supaya
komunikan tergerak hatinya hingga
timbul perasaan tertentu seperti minat
yang muncul akibat adanya perhatian.
c. Behavioral: Dampak yang timbul
adalah berupa tindakan atau kegiatan.
Hal ini sudah bisa mulai dilihat pada
proses pengambuilan keputusan.
Hubungan Komunikasi
Pestasi
Belajar
Mata
Melakukan Negosiasi
Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran
yang lazimnya ditunjukkan dengan
nilai tes atau angka nilai yang
diberikan guru (Tu`u, 2004:75).
Prestasi belajar juga merupakan suatu
bukti keberhasilan belajar atau
kemampuan seseorang siswa dalam
melakukan kegiatan belajarnya sesuai
dengan bobot yang dicapainya (Winkel,
1996:162).
Mata Diklat Melakukan Negosiasi
dengan
Diklat
Komunikasi dan pendidikan
merupakan unsur terpenting karena
komunikasi menentukan keberhasilan
pendidikan. Orang sering berkata
tinggi rendahnya suatu pencapaian
unsur pendidikan dipengaruhi oleh
faktor
komunikasi
khususnya
komunikasi
pendidikan
(Yusuf,1990:13) dan pencapaiaan
komunikasi pendidikan dirasionalkan
melalui komunikasi interpersonal.
Komunikasi
yang
efektif,
menurut Stewart L Tubbs dan Sylvia
Moss (1974:9-13), paling tidak
menimbulkan lima hal ; pengertian,
kesenangan, pengaruh pada sikap,
hubungan yang makin baik, dan
tindakan. Hal ini diperlukan siswa
untuk memmpelajari mata diklat
kejuruan
terutama
mata
diklat
negosiasi, yang dalam kegiatan
negosiasi juga terdapat unsur-unsur
utama yang ada dalam komunikasi
Mata Diklat Melakukan
Negosiasi adalah mata Diklat yang
mengajarkan siswa untuk mempelajari
dan memahami tentang keterampilan
berkomunikasi dengan orang lain
sehingga mencapai kesepakatakan.
Sedangkan Phil Baguley (dalam Devi
2008: 53), menjelaskan tentang definisi
negosiasi yaitu suatu cara untuk
menetapkan keputusan yang dapat
disepakati dan diterima oleh dua pihak
4
yaitu
sumber
(source),
pesan
(message), saluran (channel), penerima
(receiver), serta umpan balik (feed
back).
Proses komunikasi yang terjadi
dalam kegiatan negosiasi bersifat dua
arah, dimana dua pihak yang
melakukan komunikasi sama-sama
mempunyai hak untuk bicara dan
didengarkan, hal ini juga menjadi satu
tanda bahwa komunikasi berjalan
efektif yaitu dengan timbulnya
pengertian antara sumber dan penerima
pesan. dengan demikian dalam
berkomunikasi kita dapat memahami
apa yang dirasakan oleh lawan bicara
kita.prinsip ini perlu dikembangkan
dalam proses negosiasi agar para pihak
yang bernegosiasi dapat saling
memahami pandangan, masalah dan
tuntutan dari kedua belah pihak,
sehingga dapat terjadi kesepakatan
antara kedua belah pihak yang
bernegosiasi.
Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi
subjek penelitian adalah siswa kelas
XI program keahlian Pemasaran
SMK Negeri 1 Magetan.
2. Objek penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi
objek penelitian adalah Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1
Magetan.
Sumber data dan data penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data kuantitatif dan
kualitatif.
a. Data primer
Data primer adalah data yang
diperoleh dari hasil kuisioner yang
dibagikan ke siswa kelas XI
program
Keahlian
Pemasaran.
Dimana data yang diperoleh
meliputi data-data yang terkait
dengan kemampuan komunikasi
efektif siswa terhadap prestasi
belajar siswa.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data
pendukung bagi penelitian yang
dilakukan dimana data sekunder
diperoleh dari sekolah yang telah
diolah,yang melipti faktor-faktor
internal
dan
eksternal
yang
digunakan sebagai pedoman untuk
dapat
melihat
bagaimana
kemampuan komunikasi siswa.
Instrumen Penelitian
Penelitian Terdahulu
1. Hubungan
komunikasi
interpersonal antara mahasiswa dan
dosen dengan prestasi akademik
mahasisawa fakultas psikologi
Universitas Gunadarma
2. Pengaruh Komunikasi Orang Tua
Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pada Mtsn Model Makassar (Suatu
Studi Komunikasi Pendidikan)
Rancangan Penelitian
Penelitian
ini
termasuk
penelitian
deskriptif
kuantitatif.
Menurut Penelitian deskriptif adalah
suatu bentuk penelitian yang ditujukan
untuk
mendeskripsikan
fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena alamiah maupun fenomena
buatan manusia. Fenomena tersebut
bisa
berupa
bentuk,
aktivitas,
karakteristik, perubahan, hubungan,
kesamaan dan perbedaan antara
fenomena yang satu dengan fenomena
lainnya (Sukmadinata, 2006:72).
Instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupan
sosial yang diamati (Sugiyono,
2006:119). Untuk memperoleh data
dalam penelitian ini, maka instrumen
penelitian yang digunakan adalah
angket untuk mengetahui pengaruh
kemampuan
komunikasi
siswa
terhadap
prestasi
belajar
mata
pelajaran Melakukan Negosiasi pada
5
siswa kelas XI program keahlian
Pemasaran SMK Negeri I Magetan.
indikator dan indikator tersebut
digunakan
untuk
menyusun
pernyataan.
Karena alternatif jawaban yang
disediakan ada lima, maka penulis
memberikan skor satu hingga lima
untuk tiap-tiap pernyataan. Dengan
Skala Likert ini responden diminta
untuk memberikan tanggapan terhadap
setiap pernyataan dengan memilih
salah satu dari lima alternatif jawaban
yang tersedia.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan
penelitian
dengan
menggunakan metode pengumpulan
data sebagai berikut:
a. Observasi (pengamatan)
Observasi adalah cara pengumpulan
data dengan cara melakukan
pencatatan secara cermat dan
sistematis fenomena-fenomena di
lapangan. Tujuan dari observasi ini
adalah untuk memperoleh informasi
yang
lengkap
mengenai
permasalahan dalam kemampuan
komunikasi siswa pada siswa kelas
XI program keahlian Pemasaran
SMK Negeri I Magetan.
b. Dokumentasi
Dalam penelitian ini peneliti
mengumpulkan data-data yang
diperlukan untuk menunjang hasil
penelitian. Data yang diperoleh
melalui metode dokumentasi ini
adalah dokumen-dokumen sekolah.
Adapun dokumen-dokumen sekolah
tersebut adalah profil sekolah serta
nilai UTS dan UAS mata pelajaran
Melakukan Negosiasi.
c. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada
responden (Sugiyono, 2008:142).
Penyusunan
pertanyaan
atau
pernyataan
dalam
angket
berdasarkan indikator variabel.
Dalam penelitian ini, skala pengukuran
data jawaban angket menggunakan
Skala Likert. Skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial tertentu
(Sugiyono, 2006: 107). Variabel yang
akan diukur dijabarkan menjadi sub
variabel kemudian dijabarkan menjadi
Angket tersebut perlu melalui
uji validitas dan uji reliabilitas. Kedua
uji
tersebut
berguna
untuk
menunjukkan bahwa instrumen yang
digunakkan valid dan reliabel. Valid
berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang
hendak diukur. Sedangkan uji reliabel
berarti instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek
yang sama, akan menghasilkan data
yang sama (Sugiyono, 2007:348).
Berikut rumus uji validitas dan uji
reliabilitas:
Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan rumus
Product Moment angka dasar yaitu:
Keterangan:
rxy
= koifisien korelasi X
dan Y
X
= skor per butir
Y
= skor total angket
masing-masing
responden
N = jumlah responden
X2 = jumlah kuadrat nilai X
Y2 = jumlah kuadrat nilai Y
Adapun kriteria dalam uji validitas
adalah sebagai berikut:
Jumlah responden (N) adalah 116
siswa
dan
menggunakan
taraf
signifikansi 5%, dengan melihat tabel r
diperoleh rtabel sebesar 0,195 (Sugiyono,
2006: 369).
6
Jika r hitung ≥ r tabel, maka pernyataan
angket valid
Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan
angket tidak valid
Uji validitas dilakukan dengan bantuan
SPSS 17.
setiap variabel. Dalam penelitian ini,
analisis
deskriptif
persentase
digunakan untuk mengetahui tingkat
persentase
jawaban
dari
masing-masing responden kemudain
mengelompokkan ke dalam kategori
tertentu. Menurut Ali (1994: 184)
langkah-langkah yang ditempuh dalam
penggunaan
analisis
deskriptif
persentase adalah sebagai berikut:
a. Membuat tabel distribusi
angket.
b. Menentukan skor tanggapan
responden dengan ketentuan
skor yang telah ditetapkan.
c. Menjumlah skor tanggapan
yang diperoleh dari tiap-tiap
responden.
d. Memasukkan skor tersebut ke
dalam rumus sebagai berikut:
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan
rumus formula Alpha Cronbach yaitu:
Keterangan:
rII = reliabilitas instrumen
k
= banyaknya pernyataan
dalam angket
= varians butir
= varians total
Adapun kriteria dalam uji
reliabilitas menurut Priyatno (2009:
172) adalah sebagai berikut:
a. Jika alpha < 0,6 maka reliabel
(kurang baik)
b. Jika alpha 0,7 maka reliabel
(dapat diterima)
c. Jika alpha > 0,8 maka reliabel
(baik)
d. Uji
reliabilitas
dilakukan
dengan bantuan SPSS 17.
Keterangan
% = deskkriptif persentase
n
= jumlah skor yang
diperoleh responden
N = jumlah skor ideal, yang
diperoleh dari banyaknya
pernyataan
dikalikan skor ideal yaitu 5
e. Hasil
yang
diperoleh
dikonsultasikan dengan tabel
kategori yang disusun melalui
perhitungan sebagai berikut:
1) Menentukan persentase
tertinggi
= skor tertinggi/skor
tertinggi x 100%
= 5/5 x 100%
= 100%
2) Menetukan
persentase
terendah
f. Membuat tabel interval dan
kategorinya
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif,
analisis data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden
atau sumber data lain terkumpul.
Berikut teknik yang digunakan peneliti
dalam menganalisis data:
Analisis Deskriptif Persentase
Analisis deskriptif persentase
digunakan
untuk
memberikan
gambaran mengenai hasil penelitian
secara kategorikal. Sebelum dilakukan
analisis deskriptif persentase, terlebih
dulu dilakukan penskoran terhadap
masing-masing pernyataan angket pada
Tabel 3.2
Interval Kelas dan Katergorinya
Interval
7
Kategori
84 %
100 %
68 %
84 %
52 %
68 %
36 %
52 %
20 %
36 %
< % ≤ Sangat Tinggi
Uji Hipotesis
< % ≤ Tinggi
Uji t
< % ≤ Sedang
Uji
t
digunakan
untuk
membuktian
hipotesis
pengaruh
variabel bebas secara parsial terhadap
variabel terikat. Prosedur uji t adalah
sebagai berikut:
< % ≤ Rendah
< % ≤ Sangat Rendah
Menentukan rumusan hipotesis:
Ho =
Secara parsial tidak
ada
pengaruh
yang
signifikan
antara
kemampuan komunikasi
siswa (X)
terhadap
prestasi belajar (Y).
Ha = Secara
parsial
ada
pengaruh yang signifikan
antara
kemampuan
komunikasi siswa (X)
terhadap prestasi belajar
(Y).
a. Taraf kesalahan yang digunakan
(α) = 5% dengan berdasarkan
pada derajat kebebasan (dk)
pembilang = k dan derajat
kebebasan (dk) penyebut =
(n-k-1)
b. Membandingkan thitung dengan
ttable
c. Mengambil kesimpulan:
1) Apabila thitung > ttabel, maka
Ho ditolak dan Ha diterima,
berarti
secara
parsial
kemampuan
komunikasi
siswa
berpengaruh
terhadap prestasi belajar.
2) Apabila thitung < ttable atau
nilai t yang dihasilkan pada
tingkat
signifikansi
dibawah 0,05 (5%), berarti
pada pengujian ini tidak
mampu
atau
gagal
menerima Ha sehingga Ho
di terima.
Uji t dilakukan dengan dengan SPSS
17.
Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana
berguna untuk menganalisis hubungan
linear satu variabel independen dengan
satu variael dependen (Priyatno, 2009:
137). Berikut rincian perhitungan yang
akan dibahas dalam analisis regresi
sederhana:
Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien
Determinasi (R Square)
Koifisien korelasi (R) adalah
korelasi antara dua atau lebih variabel
independen
terhadap
variabel
dependen. Nilai R berkisar antara 0
sampai 1. Jika nilai mendekati 0 maka
hubungan antara variabel independen
terhadap variabel dependen sangat
lemah. Jika nilai mendekati 1 maka
hubungan antara variabel independen
terhadap variabel dependen sangat kuat
(Priyatno, 2009: 144). Koifisien
korelasi (R) dilakukan dengan bantuan
SPSS 17. Berikut tabel nilai koifisien
korelasi:
Koefisien Korelasi (R)
Koifisien
determinasi
(R
Square) adalah R kuadrat dimana
hasilnya diubah ke bentuk persen
artinya persentase sumbangan pegaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen (Priyatno, 2009: 144).
Koefisien determinasi (R Square)
dilakukan dengan bantuan SPSS 17.
Gambaran Umum SMK Negeri 1
8
praktik di lapangan diberi nama PKL
(Praktek Kerja Lapangan) yang
kemudian diubah menjadi PSG
(Pendidikan Sistem Ganda). Pada
Tahun 1998 sekolah mengalami
perubahan nama lagi menjadi SMK
(Sekolah Menengah Kejuruan) yaitu
SMK Negeri 1 Magetan. Perubahan
nama
tersebut
sesuai
dengan
perkembangan zaman dan diarahkan
menjadi sekolah kejuruan dengan
kepala sekolah Bapak Soebari Hardja
Saputra. Ada penambahan program
keahlian yang dikelompokan menjadi 2
yaitu bidang Bisnis dan Manajemen:
Administrasi Perkantoran, Akuntansi
dan Pemasaran; dan bidang Pariwisata:
Unit Perjalanan Wisata dan Akomodasi
Perhotelan. Pada Tahun Pelajaran
2008/2009 ada penambahan program
keahlian di bidang Teknologi Informasi
dan Komunikasi yaitu program
keahlian Multimedia.
Identitas SMK Negeri 1 Magetan
a. Nama : SMK Negeri 1 Magetan
b. Status : Negeri
c. Alamat : Jalan Kartini Nomor 6
d. Kelurahan
: Magetan
e. Kecamatan
: Magetan
f. Kabupaten
: Magetan
g. Provinsi
: Jawa Timur
h. Kode Pos
: 63314
i. Telepon/Fax.
: (0351) 895094
j. Email
:
[email protected]
k. Website
:
www.smkn1-magetan.sch.id
l. Waktu Penyelenggaraan : Pagi
Magetan
SMK Negeri 1 Magetan berdiri
pada tahun 1952, bukan sebagai SMK
ataupun SMEA melainkan SGB
(Sekolah Guru Bawah) yang berlokasi
di SDN Komplek dan merupakan
sekolah keguruan. Karena sekolah ini
berkembang pesat, maka dibagi
menjadi dua yaitu SGB 1 yang masuk
pagi dan SGB 2 yang masuk sore.
Kepala sekolahnya adalah Bapak
Soeparni Notohadi Wasono (kepala
sekolah sementara). Pada tahun 1954
SGB pindah ke wilayah pusat kota,
tepatnya di Jalan Kartini Nomor 6
Magetan sampai sekarang. Pada tahun
1959
sesuai
dengan
program
pemerintah, ada perubahan nama dari
SGB menjadi SGA (Sekolah Guru Atas)
sekaligus pengukuhan Bapak Soeparni
Notohadi Wasono sebagai kepala
sekolah.
Pada tahun 1977 ada perubahan
nama lagi dari SGA menjadi SPG
(Sekolah Pendidikan Guru), yang
menjabat kepala sekolah adalah Bapak
Wachid,
B.A.
Pada
masa
kepemimpinannya, beliau mengadakan
SPG Sore yang diberi nama SPG
Swarnas 1 (Swadarma Nasional).
Tahun 1989 kepemimpinan dijabat oleh
Bapak Paidi, B.A., setelah itu ada
keputusan dari pusat bahwa SPG/SGO
seluruh Indonesia ditutup dalam rangka
meningkatkan mutu guru. Kemudian
dari SPG dialihkan menjadi SMEA
(Sekolah Menengah Ekonomi Atas).
Sebetulnya
ada
pilihan
untuk
dialihfungsikan sebagai STM karena
pada saat itu STM Negeri di Magetan
belum ada. Namun karena tingginya
biaya praktik, maka SPG/SGO tetap
menjadi SMEA, dimana keputusan
tersebut
berdasarkan
SK
No.
0342/V/1989 tanggal 5 Juni 1989.
Pada tahun awal berdirinya SMEA,
ada 2 jurusan yang yaitu Akuntansi dan
Pemasaran
disusul
jurusan
Administrasi
Perkantoran.
Untuk
Visi, Misi dan Motto SMK Negeri 1
Magetan
a. Visi
Mewujudkan SMK Negeri 1
Magetan
menjadi
sekolah
bertaraf internasional,
yang
berkarakter budaya
bangsa,
berjiwa wirausaha, ekonomi
kreatif.
b. Misi
9
1) Unit Perjalanan Wisata
2) Akomodasi Perhotelan
c. Bidang Teknologi Informasi
dan Komunikasi
1) Multimedia
1) Melaksanakan
pembelajaran
yang
berwawasan
keunggulan
dengan melibatkan semua
komponen sekolah dan stake
holder yang terkait.
Gambaran
Umum
Keahlian Pemasaran
2) Meningkatkan sarana dan
prasarana serta sistem yang
menunjang
pengembangan
sumber daya manusia yang
optimal.
Program Keahlian Pemasaran
di SMK Negeri 1 Magetan selalu
menjadi
prioritas
dengan
program-program
kegiatan
yang
menarik,
menyenangkan,
kreatif,
inovatif dan penuh tantangan. Program
keahlian Pemasaran menawarkan
sejumlah kompetensi di dalam proses
belajar
antara
lain
kompetensi
komunikasi bisnis, kompetensi menata
produk,
melakukan
negosiasi,
melakukan
konfirmasi
keputusan
pelanggan, menemukan peluang baru
dari pelanggan, serta berbagai macam
kompetensi yang berkaitan dengan
pekerjaan
seorang
tenaga
penjual/pemasar
yang
lain.
Keseluruhan kompetensi diarahkan
untuk
mewujudkan
visi
dan
misi program keahlian Pemasaran yang
profesional dan mandiri serta mampu
berkompetisi di tingkat Nasional
maupun Internasional. Selain itu pihak
sekolah
juga
mendukung
kegiatan-keiatan
siswa
di
luar
pembelajaran yang berkaitan dengan
kemampuan berkomunikasi siswa,
seperti lomba membaca puisi, pidato,
dll. Yang diadakan pihak sekolah
secara rutin tiap semester.
Selain kegiatan pembelajaran rutin,
program keahlian Pemasaran juga
melaksanakan program kegiatan lain
yang berkaitan langsung dengan dunia
usaha dan dunia Industri serta
masyarakat luas. Misalnya pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan dari Matahari
Dept. Store, Praktek Kerja Industri
(Prakerin)
di
instansi-instansi
pemerintah maupun swasta, kunjungan
industri berupa kegiatan Table Manner
3) Menerapkan
sistem
manajemen
mutu
ISO
9001:2008
untuk
semua
komponen sekolah dalam
meningkatkan
kualitas
layanan.
4) Meningkatkan hubungan
kerjasama antara sekolah
dengan dunia usaha / dunia
industri dan masyarakat.
5) Meningkatkan
kemampuan intelektual dan
mutu lulusan yang berorientasi
pada pencapaian kompetensi
berstandar
nasional
dan
internasional.
6) Mengembangkan
pendidikan
budaya
dan
karakter
bangsa
serta
berwawasan lingkungan
c. Motto
Kreatif,
inovatif,
maju
bersama.
Program Keahlian di SMK Negeri 1
Magetan
a. Bidang
Bisnis
Manajemen
1) Administrasi
Perkantoran
2) Akuntansi
3) Pemasaran
b. Bidang Pariwisata
Program
dan
10
di Hotel Sahid Raya Solo serta ke
perusahaan-perusahaan besar seperti
Matahari Dept. store, Sri Ratu Mall dan
lain-lain. Dengan kegiatan Prakerin
yang dilakukan oleh pihak sekolah
yang bekerjasama dengan pihak
instansi-instansi terkait, diharapkan
para siswa mampu untuk melatih dan
mengembangkan ilmu yang diperoleh
dari pembelajaran di kelas sehingga
jurusan pemasaran mampu untuk
menciptakan lulusan yang di inginkan
oleh dunia kerja.
Untuk menguji kemampuan
siswanya,
program
keahlian
Pemasaran juga melaksanakan uji
profesi
bekerjasama
dengan
Pertokoan lokal yang berada di
Magetan bagi siswa kelas XI. Siswa
yang berhasil mengikuti uji profesi
mendapatkan sertifikat lulus dan
sertifikat tersebut dapat digunakan
untuk
melengkapi
berkas
administrasi
jika
melamar
pekerjaan.
a. Normatif
1) Pendidikan Agama
2) Pendidikan
Kewarganegaraan
3) Bahasa Indonesia
4) Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan
5) Seni Budaya
b. Adaptif
1) Bahasa Inggris
2) Matematika
3) IPA
4) IPS
5) KKPI
6) Kewirausahaan
c. Produktif
1) Dasar
Kompetensi
Kejuruan
a) Mengaplikasikan
Ketrampilan Dasar
Komunikasi
b) Menerapkan
Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan
Lingkungan Hidup
(K3LH)
2) Kompetensi Kejuruan
a) Bekerjasama dengan
kolega
dan
pelanggan
b) Bekerja di lingkungan
sosial yang berbeda
c) Penanganan konflik
d) Melakukan negosiasi
e) Melakukan
konfirmasi
keputusan
pelanggan
f) Melakukan
proses
administrasi
pelanggan
g) Menata produk
h) Mempersiapkan dan
mengoperasikan
peralatan transaksi
d. Muatan lokal
1) Bahasa Arab
2) Bahasa Jepang
3) Bahasa Jawa
e. Pengembangan Diri
Visi dan Misi Program Keahlian
Pemasaran
a. Visi
Mewujudkan tenaga
kerja
Penjualan
yang
professional dan mandiri
serta
mampu
berkomunikasi di tingkat
nasional
maupun
internasional.
b. Misi
1) Melaksanakan
pembelajaran di bidang
Penjualan sesuai dengan
tuntutan dunia kerja.
2) Menghasilkan tamatan
yang
berkepribadian
unggul dan terampil di
bidang Penjualan.
Kurikulum
Pemasaran
Program
Keahlian
11
1) BP / BK
1
Kema
0,908
0,8 Reliabe
mpuan
l
Komun
ikasi
Hasil uji reliabilitas angket
dengan SPSS 17 adalah 0,908. Karena
hasil tersebut lebih dari 0,8 dapat
disimpulkan bahwa angket tersebut
reliabel dengan kategori baik.
Penyajian Data
Untuk memperoleh data,
peneliti
menyebarkan
angket
kemampuan komunikasi efektif
kepada responden, yaitu siswa
kelas XI program keahlian
Pemasaran sebanyak 115 siswa.
Dari angket tersebut diperoleh data
sebagai berikut:
Deskripsi Karakteristik Responden
Karakteristik
responden
merupakan gambaran tentang keadaan
responden.
Adapun
karakteristik
tentang responden dalam penelitian ini
di klasifikasikan berdasarkan jenis
kelamin, umur dan transportasi ke
sokolah. Berikut ini dibahas mengenai
karakteristik
dari
masing-masing
klasifikasi:
a. Karakteristik
Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
Pengujian Instrumen
Berdasarkan jawaban dari
responden terhadap angket kemampuan
komunikasi efektif, diperoleh hasil
yang valid dan reliabel. Hasil tersebut
diketahui setelah angket kemampuan
komunikasi efektif diuji validitas dan
reliabilitas. Berikut ini hasil uji
validitas dan reliabilitas angket
kemampuan komunikasi efektif:
a. Uji Validitas
Dalam penelitian ini,
jumlah
responden
(N)
adalah 115 siswa dan
menggunakan
taraf
signifikansi 5%, maka
dengan melihat tabel r
(Sugiyono,
2007:373)
diperoleh rtabel sebesar 0,182.
Setiap pernyataan dalam
angket dinyatakan valid
apabila rhitung ≥ rtabel. Adapun
hasil uji validitas angket
dengan SPSS 17 adalah
sebagai berikut:
Hasil Uji Validitas
Berdasarkan hasil uji validitas angket
dengan SPSS 17 maka seluruh
pernyataan dalam angket dinyatakan
valid karena rhitung > rtabel.
b. Uji Reliabilitas
Tabel 4.3
Responden
Berdasarkan
Kelamin
Jenis kelamin
Kelas
L
P
XI PMs 1 1
38
XI PMs 2 2
36
XI PMs 3 0
38
Jumlah
3
112
Persentase 2,6%
97,4%
Jenis
Jumlah
39
38
38
115
100%
Analisis Data
Deskripsi Tingkat
komunikasi efektif
Kemampuan
Setelah peneliti menyebarkan
angket dan dijawab oleh responden,
peneliti memberikan skor pada
masing-masing responden. Kemudian
skor tersebut diolah dengan teknik
analisis deskriptif persentase.
Tabel 4.1
Hasil Uji Reliabilitas
Variab Cronb α
No
Kesim
el
ach’s
Kri
mor
pulan
α
tis
Deskripsi Hasil Penilaian Angket
Tabel di atas menunjukkan skor
setiap responden berbeda dengan
12
responden
lainnya.
Hal
itu
menunjukkan bahwa kemampuan
komunikasi efektif setiap responden
berbeda dengan responden lainnya.
Untuk mengetahui tingkat kemampuan
komunikasi
efektif
responden,
dilakukan penggolongan ke dalam
kategori yang telah ditentukan. Hasil
penggolongan tersebut adalah sebagai
berikut:
Persamaan regresi
untuk
regresi linear sederhana adalah
Y=a+bX. Hasil pada tabel di atas
apabila dimasukkan dalam persamaan
regresi tersebut adalah Y=22,932 +
0,676X yang berarti:
a. Nilai konstanta (a) adalah
22,932
artinya
jika
kemampuan
komunikasi
efektif 0 maka prestasi
belajar bernilai positif
sebesar 0,676.
b. Nilai koifisien regresi
variabel
kemampuan
komunikasi efektif (b)
bernilai
0,676
dapat
diartikan bahwa setiap
peningkatan kemampuan
komunikasi efektif sebesar
1, maka prestasi belajar
akan naik sebesar 0,676.
Tanda
(+)
positif
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang searah
antara
kemampuan
komunikasi efektif dengan
prestasi belajar.
c. Koefisien Korelasi (R)
Deskripsi Tingkat Prestasi Belajar
Prestasi belajar mata diklat melakukan
negosiasi pada siswa kelas XI program
keahlian pemasaran diperoleh dari nilai
praktik setelah satu kompetensi dasar
selesai. KKM seluruh mata pelajaran
adalah 80, termasuk untuk mata diklat
melakukan negosiasi. Siswa dianggap
tuntas apabila nilai siswa mencapai KKM,
dan dianggap belum tuntas apabila nilai
siswa belum mencapai KKM. Berikut ini
adalah rincian nilai tersebut:.
Analisis Regreasi Linear Sedehana
Analisis ini digunakan untuk
mengetahui pengaruh kemampuan
komunikasi efektif terhadap prestasi
belajar. Dengan bantuan SPSS 17, analisis
ini menunjukkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.30
Tabel 4.29
Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana
Hasil Analisis Regresi Linear
Sederhana
Model Summary
Coefficientsa
Unstandar
dized
Coefficien
ts
Model
B
Standar
dized
Coeffici
ents
Std.
Erro
r
Beta
1 (Consta 22.9 2.84
nt)
32 6
T
Std.
Err
or
Adj of
R uste the
M
Sq d R Esti
od
uar Squ mat
el R e are e
Si
g.
8.05 .0
7
00
1
Change Statistics
R
Sq
uar
Sig
e
. F
Ch F d d Ch
ang Cha f f ang
e nge 1 2 e
.8 .71 .716 3.99 .71 288 1 1 .00
48 9
455 9 .81
1 0
a
6
3
a. Predictors: (Constant), Kemampuan
Komunikasi
Kemam .676 .040 .848
16.9 .0
puan
95 00
Komuni
kasi
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
13
Berdasarkan
tabel
diatas,
diketahui R sebesar 0,848 berarti
korelasi
kemampuan
komunikasi
terhadap prestasi belajar mata diklat
melakukan negosiasi sebesar 0,848.
Dapat
disimpulkan
korelasi
menunjukkan hubungan yang sangat
kuat.
d. Koefisien
Determinasi
(R
Square)
Coefficientsa
Unstandar
dized
Coefficien
ts
Model
Kemampuan Komunikasi
Penerimaan yang cermat dari sisi
stimuli seperti yang dimaksud oleh
komunikator. Kegagalan menerima isi
pesan secara cermat disebut kegagalan
komunikasi
primer
(primary
breakdown
in
communication).
Komunikasi yang efektif, menurut
Stewart L Tubbs dan Sylvia Moss
(1974:9-13), paling tidak menimbulkan
lima hal ; pengertian, kesenangan,
pengaruh pada sikap, hubungan yang
makin baik, dan tindakan.
Dalam
penelitian
ini,
kemampuan komunikasi tersebut
dijabarkan
melalui
pernyataan-pernyataan
angket
Coefficientsa
Standar
dized
Coeffici
ents
1 (Consta 22.9 2.84
nt)
32 6
Kemam .676 .040 .848
puan
Komuni
kasi
8.05 .0
7
00
Pembahasan
Tabel 3.31
Hasil Uji t
B
Si
g.
Dalam penelitian diketahui bahwa ttabel
sebesar 1.65857, sedangkan berdasarkan
tabel hasil uji t menggunakan program
SPSS 17 diperoleh thitung sebesar 16,995
dengan taraf signifikansi 0,000. Karena
thitung > ttabel (16,995 > 1,65857 dengan
taraf signifikansi < 0,05) maka H0 ditolak
dan Ha diterima sehngga dapat
disimpulkan
bahwa
kemampuan
komunikasi efektif berpengaruh signfikan
terhadap prestasi belajar mata diklat
melakukan negosiasi.
Uji t digunakan untuk membuktian
hipotesis pengaruh kemampuan
komunikasi secara parsial terhadap prestasi
belajar mata diklat melakukan negosiasi.
Dengan bantuan SPSS 17 menunjukkan
hasil sebagai berikut:
Model
T
Kemam .676 .040 .848
16.9 .0
puan
95 00
Komuni
kasi
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Uji Hipotesis
Uji t
Std.
Erro
r
Beta
Std.
Erro
r
Beta
1 (Consta 22.9 2.84
nt)
32 6
Berdasarkan tabel diatas,
diketahui R Square sebesar 0,719
dan diubah menjadi persen sebesar
71,9% berarti persentase
sumbangan pengaruh kemampuan
komunikasi terhadap prestasi
belajar mata diklat melakukan
negosiasi sebesar 71,9%,
sedangkan sisanya sebesar 28,1%
dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak dimasukkan dalam penelitian
ini.
Unstandar
dized
Coefficien
ts
B
Standar
dized
Coeffici
ents
T
Si
g.
8.05 .0
7
00
16.9 .0
95 00
14
untuk
mengetahui
tingkat
kemampuan komunikasi siswa
kelas XI program keahlian
pemasaran di SMK Negeri 1
Magetan yang berjumlah 115 siswa.
Hasil analisis derkriptif persentase
menyebutkan bahwa 45% siswa
memiliki
tingkat
kemampuan
komunikasi sedang dan 43% siswa
memiliki kemampuan komunikasi
tinggi, dan 12% siswa memiliki
kemampuan komunikasi sangat
tinggi. Dua tingkat kemampuan
komunikasi tersebut merupakan
tingkat kemampuan komunikasi
yang tertinggi pada siswa. Berikut
pembahasannya:
a.
b.
c.
d.
e.
Pengertian
Hasil jawaban siswa
pada angket menunjukkan
bahwa prestasi adalah hal
utama yang harus dicapai dan
untuk mencapai prestasi
tersebut siswa Perlu
pemahaman mengenai
psikologi pesan dan psikologi
komunikator untuk mencapai
prestasi dalam belajar.
Kesenangan
Hasil jawaban siswa
pada angket menunjukkan
bahwa tidak semua
komunikasi ditujukan untuk
menyampaikan informasi,
tetapi siswa diberikan
pemahaman tentang
komunikasi interpersonal
yang dimaksudkan untuk
menimbulkan kesenangan
siswa, sehingga siswa
berusaha berkomunikasi
secara efektif selain yang
diterapkan di sekolah .
Pengaruh pada sikap
Hasil jawaban siswa
pada angket menunjukkan
bahwa siswa yakin dapat
mempengaruhi(komunikasi
efektif) dengan
teman-temannya. Berkaitan
dengan mata pelajaran
melakukan Negosiasi, siswa
yakin mata pelajaran tersebut
berguna ketika siswa bekerja
dan melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Hubungan yang makin baik
Hasil jawaban siswa
pada angket menunjukkan
bahwa sebagai makhluk sosial
yang tak pernah bisa sendiri
dalam kehidupannya. Jadi
orientasi siswa adalah
menjalin hubungan yang baik
dengan lingkungan sekitar.
Tindakan
Hasil jawaban siswa
pada angket menunjukkan
bahwa pemberian contoh
nyata atau contoh dalam
kehidupan sehari-hari dan
komunikasi dengan pribadi
(satu arah) tidak terlalu
memberikan kontribusi
prestasi bagi siswa. Yang
lebih penting bagi siswa
adalah praktik langsung
ketika guru selesai mengajar
dan ketika mengajar. Dalam
proses belajar mata pelajaran
Melakukan Negosisasi guru
memang sudah menggunakan
power point, sehingga perlu
dipertahannkan agar siswa
tetap termotivasi untuk
melakukan komunikasi secara
baik.
Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan
seseorang siswa dalam melakukan kegiatan
belajarnya sesuai dengan bobot yang
dicapainya (Winkel, 1996: 162). Dalam
penelitian ini, peneliti mengambil nilai
mata diklat melakukan negosiasi. Nilai
tersebut diperoleh setelah siswa
menyelesaiakan dua kompetensi dasar
proses belajar yang ditempuh siswa dalam
semester genap tahun ajaran 2012 – 2013
yaitu pada bulan Januari, Februari, Maret,
April, Mei dan Juni.
KKM untuk mata diklat melakukan
negosiasi adalah 80 sedangkan nilai hasil
mata diklat melakukan negosiasi tersebut
menunjukkan bahwa 85,2% siswa di
bawah KKM (belum tuntas) dari 115 siswa.
15
Dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa
belum tuntas.
Perbandingan Antara Nilai, dan Skor
Angket
Berdasarkan hasil penelitian,
mayoritas pertama tingkat kemampuan
komunikasi siswa adalah sedang dan yang
kedua adalah tinggi. Sedangkan prestasi
belajar siswa rendah. Hasil analisis data
menunjukkan Y=22,932 + 0,676X yang
artinya kemampuan komunikasi efektif
berbanding searah dengan prestasi belajar
dan thitung > ttabel (16,995 > 1,65857) yang
artinya kemampuan komunikasi efektif
berpengaruh signifikan terhadap prestasi
belajar
Pengaruh Kemampuan komunikasi
efektif Terhadap Prestasi Belajar
Komunikasi dan pendidikan
merupakan unsur terpenting karena
komunikasi menentukan keberhasilan
pendidikan. Orang sering berkata tinggi
rendahnya suatu pencapaian unsur
pendidikan dipengaruhi oleh faktor
komunikasi khususnya komunikasi
pendidikan (Yusuf,1990:13) dan
pencapaiaan komunikasi pendidikan
dirasionalkan melalui komunikasi
interpersonal.
Dalam kegiatan belajar komunikasi
dapat dikatakan mempunyai peranan yang
sangat penting, karena di dalam kegiatan
belajar-mengajar tersebut terjadi transfer /
pemindahan ilmu dari pihak penyampai
pesan (Communican) hal ini adalah guru
kepada penerima pesan (communicate)
yaitu siswa, sehingga apabila kemampuan
berkomunikasi siswa tersebut rendah maka
dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak
berjalan dengan lancar maka kelangsungan
ke arah prestasi belajar tidak sepenuhnya
dioptimalkan sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar tidak dapat
tercapai.
Dalam menjalankan tugasnya
sehari-hari, seringkali guru harus
berhadapan dengan siswa yang prestasi
akademisnya tidak sesuai dengan harapan
guru. Bila hal ini terjadi, pengajar
cenderung untuk mengatakan pemahaman
di kelas belum mampu untuk daplikasikan
oleh para siswa. Tetapi mungkin saja siswa
terpacu untuk berprestasi di sekolah,
Apabila komunikan mengerti isi pesan atau
pikiran komunikator, maka komunikasi
terjadi. Sebaliknya bilamana komunikan
tidak mengerti, maka komunikasi pun tidak
terjadi (Effendy, 2003 : 32). Berdasarkan
teori komunikasi dari Stewart L Tubbs dan
Sylvia Moss , yaitu paling tidak
komunikasi efektif menimbulkan lima hal ;
pengertian, kesenangan, pengaruh pada
sikap, hubungan yang makin baik, dan
tindakan.
Simpulan
Beberapa hal yang dapat diambil
kesimpulan
berdasarkan
hasil
penelitian adalah:
Berdasarkan perhitungan R Square
dengan menggunakan program SPSS
17 di didapatkan R Square sebesar
0,719 dan diubah menjadi persen
sebesar 71,9% berarti persentase
sumbangan pengaruh kemampuan
komunikasi terhadap prestasi belajar
mata diklat melakukan negosiasi
sebesar 71,9%, sedangkan sisanya
sebesar 28,1% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam penelitian ini. Simpulan dari
pengujian R Square adalah ada
pengaruh kemampuan komunikasi
siwa terhadap prestasi belajar mata
diklat Melakukan Negosiasi di kelas
XI program keahlian Pemasaran SMK
Negeri I Magetan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
Dengan melihat keadaan siswa
yang
mempunyai
kemampuan
komunikasi pasif , disarankan bagi
sekolah untuk mengadakan kegiatan
seperti lomba pidato, lomba baca puisi,
lomba aksi drama
yang dapat
menambah dan melatih kemampuan
berkomunikasi siswa.
16
Dengan melihat keadaan siswa
yang masih kurang menguasai
penggunaan bahasa yang efektif dalam
berkomunikasi, disarankan bagi guru
untuk membentuk kelompok belajar
dengan teman sebaya yang pandai. Hal
ini berfungsi sebagai wadah bagi siswa
dapat berdiskusi dengan temannya
yang pandai, sehingga para siswa
mampu untuk melatih kemampuan
berbahasa dalam berkomunikasi.
Dengan melihat keadaan siswa
yang pasif dalam berkomunikasi,
disarankan
bagi
guru
untuk
merangsang
siswa
agar
selalu
berkomunikasi dalam hal bertanya atau
berpendapat sehingga terjadi umpan
balik ketika proses belajar. Atau guru
bertanya
kepada
siswa
untuk
mengetahui tingkat
DAFTAR PUSTAKA
_______, 1998. Metode Penelitian
Komunikasi. PT. Remaja Rosda Karya.
Bandung.
Sardiman A.M. 2010. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali
Pers. Jakarta.
Sendjaja, S.Dj. 1993. Pengantar
Komunikasi. Universitas Terbuka.
Jakarta.
_______, 1994. Teori Komunikasi.
Universitas Terbuka. Jakarta.
Slameto.
2010.
Belajar
dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
Rineka Cipta. Jakarta.
Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2001.
Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Sinar Baru Algensindo. Bandung.
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar. Remaja
Rosdakarya. Bandung
Sugiyono, Prof, Dr. 2007. Statistika
untuk Penelitian. Bandung :
CV Alfabeta
Sugiyono, Prof, Dr. 2006. Metode
Penelitian Bisnis. Bandung :
CV Alfabeta
Tubbs, S.L. Moss. S. 1996. Human
Communication: Konteks komunikasi.
(Penerjemah; Dr. Deddy Mulyana dan
Gembirasari). PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
_______,
2000.
Human
Communication:
Prinsip-prinsip
Dasar Komunikasi.
(Penerjemah; Dr. Deddy Mulyana dan
Gembirasari). PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
http:// Bsn.go.id. diakses 12 Februari
2012
http://Microsoft
Word
Negosiasi.doc.htm diakses 22 Februari
2012
http://PENGANTAR KOMUNIKASI
Sri Wahyu Widyaningsih.htm diakses
22 Februari 2012
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik (Edisi Revisi VI).
Jakarta : PT. Rineka Cipta
Cangara, Hafied. 2000. Pengantar
Ilmu Komunikasi. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Ghozali, Imam. 2009, Aplikasi Analisis
Multivariate
dengan
Program SPSS, Cetakan ke
IV, Semarang: UNDIP
Mulyana, D. 1999. Nuansa-nuansa
Komunikasi. PT. Remaja Rosda Karya.
Bandung.
_______, 2000. Ilmu Komunikasi
Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosda
Karya. Bandung.
Priyanto, D. (2008). Mandiri Belajar
SPSS. Jakarta : Medikom
Puspitasari, Devi. (2008). Penjualan.
Jakarta
:
Dirjen
Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional
Rakhmat,
J.
1991.
Psikologi
Komunikasi. PT. Remaja Rosda Karya.
Bandung.
17
Download