Etiket Pergaulan 1 - Universitas Mercu Buana

advertisement
MATA KULIAH ETIK UMB
ETIKET
PERGAULAN
Fakultas
Program Studi
Ekonomi dan Bisnis
Manajemen
On Line
09
Kode MK
Disusun Oleh
90004
Panti Rahayu, SH, MH
Abstract
Etiket Pergaulan adalah cara seseorang berhubungan dengan orang lainnya dalam rangka
menjalankan fungsinya sebagai makhluk sosial. Etiket Pergaulan memberikan kemudahan
bagi seseorang untuk memasuki lingkungan sosialnya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi
Memiliki kemampuan untuk bergaul ditengah-tengah komunitasnya sesuai dengan keadaan
dan kemampuannya sehingga dapat diterima dengan baik di lungkungan sosialnya.
Etiket Pergaulan 1
A.
PENGERTIAN PERGAULAN
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat <49>:13)
Kalau kita bicara tentang pergaulan, maka yang umumnya kita pikirkan adalah hubungan
persahabatan yang ada antara seseorang dengan orang lain. Kita jarang mengasosiasikan
pergaulan dengan hubungan kerja. Dengan kata lain, kita umumnya memberikan pengertian
yang berbeda kepada “lingkungan-kerja” dan “lingkungan-pergaulan”.
Bagi mereka yang masih sekolah, kita pun seakan-akan membedakan antara lingkungan
sekolah dengan lingkungan pergaulan. Semua ini menunjukkan bahwa orang lebih
mengartikan "pergaulan" sebagai sesuatu yang lebih dekat dengan "bermain" daripada
dengan sesuatu yang serius seperti "bekerja" atau "bersekolah".
Sesungguhnya, pergaulan tidak dapat begitu saja dipisahkan dari pekerjaan maupun
sekolah. Tidak jarang seseorang memilih teman bergaul yang juga sekaligus merupakan
teman sekolah atau teman kerja. Tetapi, walaupun demikian, umumnya dapat dipahami
bahwa bergaul tidaklah sama dengan bekerja atau bersekolah. Nyatalah bahwa orang
membutuhkan pergaulan sebagai kegiatan ekstra di luar kegiatan-kegiatan yang bersifat
serius.
Kebutuhan manusia akan pergaulan, sebenarnya telah muncul sejak manusia masih sangat
muda. Pada masa kecil, seorang anak bergaul dengan orang tuanya, dengan saudarasaudarnya, dan dengan teman-teman permainannya. Kadang-kadang ia juga bergaul
dengan pembantu rumah tangganya, atau dengan siapa saja yang "dekat" dengannya.
Dalam pergaulan ini, ia belajar tentang banyak hal. Ia belajar tentang hal-hal yang boleh ia
lakukan dan tidak boleh ia lakukan. Ia juga belajar tentang hal-hal yang diharapkan orang
lain dari padanya. Semua ini menunjukkan bahwa salah satu hal yang diberikan oleh
pergaulan adalah: pelajaran tentang hidup bersama orang lain.
Pelajaran tentang cara hidup bersama orang lain ini terus berlangsung ketika anak
2014
2
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mengganti lingkungan pergaulan. Dari lingkungan rumah ke lingkungan di luar rumah. Ketika
ia mulai bersekolah, ia bergaul dengan lebih banyak orang. Pada jam-jam istirahat di
sekolah, ia bergaul dengan teman-teman sekolahnya. Dan ada kemungkinan bahwa ia akan
memilih satu atau beberapa teman sekolahnya sebagai “teman-khusus”, teman dekat, atau
sahabat karib. Pada mulanya, teman-khusus ini adalah teman yang sejenis. Dengan temankhusus ini―yang tidak selalu harus merupakan teman sekolah―ia belajar lebih banyak hal
lagi. Sejalan dengan perkembangan usianya, ia mungkin memiliki beberapa hal yang hanya
bisa ia bicarakan dengan teman-khusus ini. Ia mungkin punya rahasia-rahasia yang hanya
bisa ia ungkapkan kepada teman-khusus-nya, karena merasa kurang layak untuk ia
ceritakan kepad orang tua atau saudara-saudaranya.
Dengan makin bertambahnya usia seorang anak, makin banyak kebutuhan-kebutuhannya.
Ia mulai memiliki kebutuhan untuk menyayangi orang lain dan merasakan kasih sayang
orang lain. Ia pun tergerak untuk mencari teman khusus yang lebih istimewa lagi. Ia mulai
mencari pacar. Ia mulai mengembangkan pergaulan khusus dengan pacarnya ini. Seperti
pada tiap bentuk pergaulan, pergaulan dengan pacar ini pun mengajarkan sesuatu kepada
dirinya. Ia belajar hal-hal yang diharapkan oleh seorang kekasih, ia belajar tentang rasa
cemburu, belajar tentang konflik antara kepentingan pacar dengan kepentingan pribadi dan
belajar tentang macam-macam hal yang lain.
Kalau kemudian suatu waktu seseorang memutuskan untuk menikah, ia pun memasuki
suatu lingkungan pergaulan yang lebih khusus lagi, yaitu lingkungan pergaulan suami-istri,
dengan sejumlah pelajaran-pelajaran barunya. Sebagian besar dari pelajaran ini, akan
sangat sulit dipahami apabila seseorang belum pernah mengikuti pelajaran dalam masa
pacaran. Dan pelajaran semasa pacaran pun banyak yang sulit dipahami jika sebelumnya
seseorang tidak lebih dahulu "menamatkan" pelajarannya dalam lingkungan pergaulan yang
lebih dini. Hal-hal ini sebetulnya menjelaskan mengapa orang-orang yang kurang pergaulan,
sering kali juga mengalami kesulitan dalam pacaran dan dalam hubungan perkawinannya.
Jadi, jika seorang ingin sukses dalam pergaulan pada tingkat tertentu, haruslah ia lebih
dahulu sukses dalam pergaulan di tingkat yang lebih awal. Dalam hal ini, lingkungan
pergaulan suami-istri, dapatlah disamakan dengan pendidikan di tingkat Fakultas,
sementara pergaulan semasa kanak-kanak dapat dianggap sebagai Sekolah Dasarnya.
Pergaulan adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bergaul
dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang sangat mendasar, bahkan bisa dikatakan
wajib bagi setiap manusia yang “masih hidup” di dunia ini. Sungguh menjadi sesuatu yang
2014
3
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
aneh atau bahkan sangat langka, jika ada orang yang mampu hidup sendiri. Karena
memang begitulah fitrah manusia. Manusia membutuhkan kehadiran orang lain dalam
kehidupannya.
Tidak ada mahluk yang sama seratus persen di dunia ini. Semuanya diciptakan Allah
berbeda-beda. Meski ada persamaan, tapi tetap semuanya berbeda. Begitu halnya dengan
manusia. Lima milyar lebih manusia di dunia ini memiliki ciri, sifat, karakter, dan bentuk
khas. Karena perbedaan itulah, maka sangat wajar ketika nantinya dalam bergaul sesama
manusia akan terjadi banyak perbedaan sifat, karakter, maupun tingkah laku. Allah
mencipatakan kita dengan segala perbedaannya sebagai wujud keagungan dan kekuasaanNya.
Maka dari itu, janganlah perbedaan menjadi penghalang kita untuk bergaul atau
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kita. Anggaplah itu merupakan hal yang wajar,
sehingga kita dapat menyikapi perbedaan tersebut dengan sikap yang wajar dan adil.
Karena bisa jadi sesuatu yang tadinya kecil, tetapi karena salah menyikapi, akan menjadi
hal yang besar. Itulah perbedaan. Tak ada yang dapat membedakan kita dengan orang lain,
kecuali karena ketakwaannya kepada Allah SWT (QS. Al_Hujurat <49>:13)
Perbedaan bangsa, suku, bahasa, adat, dan kebiasaan menjadi satu paket ketika Allah
menciptakan manusia, sehingga manusia dapat saling mengenal satu sama lainnya. Sekali
lagi tak ada yang dapat membedakan kecuali ketakwaannya.
B.
ETIKET DALAM PERGAULAN
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat
internasional di perlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia
bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal
dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.
Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang
terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya
serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan
yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang
mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita.
Pengertian etiket dan etika sering dicampuradukkan, padahal kedua istilah tersebut terdapat
arti yang berbeda, walaupun ada persamaannya. Istilah etika sebagaimana dijelaskan
2014
4
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sebelumnya adalah berkaitan dengan moral (mores), sedangkan kata etiket adalah berkaitan
dengan nilai sopan santun, tata karma dalam pergaulan formal. Persamaannya adalah
mengenai perilaku manusia secara normatif yang etis. Artinya memberikan pedoman atau
norma-norma tertentu yaitu bagaimana seharusnya seseorang itu melakukan perbuatan dan
tidak melakukan sesuatu perbuatan. Istilah etiket berasal dari Etiquette (Perancis) yang berarti
dari awal suatu kartu undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja di Perancis
mengadakan pertemuan resmi, pesta dan resepsi untuk kalangan para elite kerajaan atau
bangsawan.
Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau disepakati berbagai peraturan atau tata
krama yang harus dipatuhi, seperti cara berpakaian (tata busana), cara duduk, cara
bersalaman, cara berbicara, dan cara bertamu dengan sikap serta perilaku yang penuh sopan
santun dalam pergaulan formal atau resmi. Definisi etiket, menurut para pakar ada beberapa
pengertian, yaitu merupakan kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar
manusia yang beradab.
Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh
masyarakat tertentu dan menjadi norma serta panutan dalam bertingkah lake sebagai anggota
masyarakat yang baik dan menyenangkan. Menurut K. Bertens, dalam buku berjudul Etika,
1994. yaitu selain ada persamaannya, dan juga ada empat perbedaan antara etika dan etiket,
yaitu
secara umumnya sebagai berikut:
1.Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai pertimbangan niat
baik atau buruk sebagai akibatnya. Etiket adalah menetapkan cara, untuk melakukan
perbuatan
benar sesuai dengan yang diharapkan.
2.Etika adalah nurani (bathiniah), bagaimana harus bersikap etis dan baik
yang
sesungguhnya
timbul dari kesadaran dirinya. Etiket adalah formalitas (lahiriah), tampak dari sikap luarnya
penuh dengan sopan santun dan kebaikan.
3.Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau perbuatan baik mendapat
pujian dan yang salah harus mendapat sanksi. Etiket bersifat relatif, yaitu yang dianggap tidak
sopan dalam suatu kebudayaan daerah tertentu, tetapi belum tentu di tempat daerah lainnya.
4.Etika berlakunya, tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang hadir. Etiket
hanya
berlaku, jika ada orang lain yang hadir, dan jika tidak ada orang lain maka etiket itu tidak
berlaku.
2014
5
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia
dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang
buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang
berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia
yang baik.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi
manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari.
Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat
dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan
tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yangperlu kita pahami bersama bahwa
etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian
etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan
manusianya.
C.
MANFAAT PERGAULAN
Pergaulan memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam membentuk kepribadian,akhlak
dan tingkah laku manusia. Seseorang akan terikut-ikut sifat sahabat-sahabatnya melalui
pengaruh spiritual yang membuatnya mengikuti tingkah laku sahabatnya.
Manusia merupakan makhluk sosial yang harus bergaul dengan orang lain dan menjadikan
sebahagian diantara mereka sebagai sahabat. Apabila ia memilih bergaul dengan orang
yang perilakunya jahat atau rusak akhlaknya maka sifat-sifatnya akan terpengaruh kepada
sifat tersebut tanpa disadarinya dan memungkinkan ia terjerumus ke dalam jalan hidup
mereka.
Akan tetapi,jika dia memilih untuk bergaul dengan ahli iman,takwa, istiqamah dan makrifat
kepada Allah,niscaya pada secara kebiasaannya dia akan melakukan jalan hidup yang
sama .Dia akan dapat belajar dari mereka akhlak yang lurus,iman yang kukuh,sifat –sifat
luhur dan makrifat kepada Allah. Dan ia akan terbebas dari perkara-perkara yang membawa
dirinya kepada kemungkaran.
Oleh sebab itu akhlak seseorang dapat diketahui dengan mengetahui siapa sahabat yang
paling rapat dengannya.Seorang penyair sufi mengatakan,
Jika engkau berada dalam satu kaum,maka bergaulah dengan orang-orang yang
terbaik.Janganlah bergaul dengan orang-orang yang tercela.Sehingga engkau terjerumus
kedalam kehinaan.Janganlah bertanya tentang sahabatnya sebab,setiap orang akan
mengikuti sahabatnya.
Di atas, telah disebutkan bahwa fungsi utama pergaulan adalah sarana belajar tentang
kehidupan bersama. Melalui pergaulan orang belajar bagaimana cara hidup bersama orang
lain. Kalau pergaulan dianggap sebagai tempat belajar, tentulah harus ada yang menjadi
2014
6
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
gurunya. Ketika masih sangat kecil, dengan sendirinya orang dewasalah yang menjadi
gurunya. Tetapi ketika seseorang menanjak remaja, dan pergaulan itu terjadi antara orangorang yang seusia, siapakah gurunya?
Guru dalam suatu pergaulan adalah semua pengalaman yang terjadi di dalam pergaulan itu.
Dan pengalaman yang akan terjadi, sangat tergantung pada semua pihak yang terlibat
dalam pergaulan itu. Bila seorang anak kecil tidak pernah nakal, ia tidak akan belajar
mengenai akibat dari kenakalannya. Kalau ia tidak pernah merengek, ia pun tidak akan
merasakan dari rengekannya. Untuk mempelajari sesuatu melalui pengalaman, seseorang
harus aktif mencoba melakukan sesuatu dan kemudian mempelajari akibat-akibat yang
ditimbulkan
oleh
perbuatannya.
Karena guru adalah pengalaman, dan pengalaman akan tergantung pada inisiatif pelajaran,
maka pelajaranlah yang bertanggung jawab terhadap hasil belajar. Ini berarti bahwa untuk
bisa memetik sebanyak mungkin pelajaran, seseorang harus berani berinisiatif, atau dengan
kata lain berani mengambil resiko. Dalam pacaran, seseorang harus berani mengambil
resiko untuk mengatakan, "Aku CINTA kamu". Tanpa pernah berani mengatakan hal ini, ia
tidak akan pernah tahu akibat yang akan ditimbulkan oleh kata-kata bertuah ini. Seseorang
yang sudah berulang kali mengucapkan kata-kata ini biasanya menjadi sangat ahli. Ia akan
tahu kapan saat yang tepat untuk mengatakannya, ia tahu bagaimana cara mengatakannya,
dan ia juga tahu apa yang harus ia lakukan terhadap macam-macam kemungkinan
jawabannya. Ia juga belajar untuk menafsirkan berbagai reaksi yang tidak langsung dari
inisiatifnya ini, misalnya: Apa artinya kalau si calon pacar diam saja, apa artinya kalau si
kekasih mengatakan, "Beri saya waktu untuk berpikir," dan apa pula artinya kalau jawaban
yang diterima adalah, "Kita sebaiknya berteman aja deh," dan lain-lain.
Singkatnya, untuk memetik pelajaran, seseorang harus berani mengambil resiko. Ada
kalanya akibat yang ditimbulkan menyakitkan hati, tapi bagaimanapun juga resiko itu harus
dijalani. Bayangkanlah saat-saat pertama seorang anak akan melangkahkah kaki. Ia takut,
karena ia belum pernah. Kemudian ketika ia mencoba, ia jatuh. Sakit. Rasa sakit ini
membuat ia ragu untuk mencoba kedua kalinya, tapi ia tahu bahwa kalau ia tidak mencoba,
ia tidak pernah akan berhasil. Kita pun harus berbuat begitu. Mungkin pengalaman pacaran
pertama sangat menyakitkan sehingga kita tidak berani mencoba untuk kedua kalinya. Tapi
kalau kita mau mengambil resiko, barang kali kita kemudian―seperti anak yang lalu jadi
pandai berjalan―akan menjadi ahli.
D. HAMBATAN DALAM BERGAUL
Dari sekian masalah yang harus kita hadapi dalam hidup ini, kesulitan dalam bergaul adalah
salah satunya. Bagi yang kebetulan sedang menghadapi masalah ini, mungkin ada dua hal
yang perlu diingat:
2014
7
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pertama, pergaulan itu erat kaitannya dengan kemampuan. Kemampuan di sini artinya
bukan hasil bawaan dari lahir tetapi merupakan kapabilitas yang diraih dari usaha dalam
mengembangkan diri (developmental process). Jadi, apapun kepribadian anda, pada
dasarnya anda punya kesempatan yang sama untuk bergaul seperti juga orang lain yang
punya model kepribadian lain.
Sah-sah saja kita menyimpulkan, misalanya saja: saya orangnya termasuk Melankolis yang
introvert, pemikir dan pesimis. Dia kan orangnya termasuk Sanguinis yang ekstrovert, suka
ngomong dan optimis. Saya orangnya termasuk Phlegmatis yang introvert, pengamat dan
pesimis. Dia kan orangnya termasuk Koleris yang ekstrovert pelaku dan optimis. Dan
lainnya.
Tetapi ada satu hal yang perlu diingat bahwa dunia ini tidak peduli dengan apakah kita
termasuk orang berkepribadian ini dan itu. Dunia ini hanya tahu satu hal: kalau kita
mengalami kesusahan bergaul, hidup kita juga mengalami kesusahan yang tidak kita
inginkan. Titik. Ini adalah sebuah dalil mengapa kita perlu mengembangkan potensi yang
mendukung perbaikan kemampuan kita dalam bergaul, terlepas apapun model kepribadian
kita.
Sejumlah istilah ilmiah yang bisa kita temukan dalam buku-buku kepribadian itu mestinya
kita gunakan untuk melihat sisi plus-minus agar kita bisa mengembangkan diri sejati kita
(bukan jadi seperti orang lain). Sebab, apapun model kepribadian kita pasti ada sisi plus
yang perlu kita kembangkan untuk memperbaiki hidup dan pasti pula ada sisi minus yang
perlu kita kontrol agar tidak sampai merugikan atau membahayakan.
Kedua, pergaulan itu tidak identik dengan banyak ngomong atau sedikit ngomong, tidak
identik dengan apakah anda seorang pendiam atau tidak pendiam. Prinsip yang berlaku
dalam pergaulan adalah bagaimana kita berkomunikasi dengan orang lain (to build) dan
bagaimana kita menjaga hubungan itu (to maintain). Karenanya, jangan heran bila
menjumpai ada orang yang banyak ngomong tetapi pergaulannya sempit dan jangan heran
pula bila melihat ada orang yang sedikit ngomong tetapi pergaulannya luas.
Kalau melihat acuan Pendidikan Ketrampilan Hidup (Life Skill Education) yang dipakai PBB
(Unesco), akan kita temukan empat pilar utama yang harus dilatih untuk memperbaiki
ketrampilan hidup (terlepas apapun latar belakang pendidikan formal dan apapun model
kepribadian anda). Keempat pilar utama itu adalah:
§
Belajar untuk mengetahui )learning to know). Semua orang perlu meningkatkan
kemampuannya di sini, yaitu: kemampuan berpikir kritis, berpikir dalam menyelesaikan
masalah, mengambil keputusan, memahami konsekuensi tindakan, dan seterusnya.
§
Belajar untuk menjadi (learning to be): meningkatkan kemampuan personal seperti
bagaimana menangani stress, bagaimana meningkatkan kepercayaan diri, kesadaran diri,
dan seterusnya
2014
8
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
§
Belajar untuk hidup bersama (learning to live together): kemampuan sosial seperti
komunikasi, negoisasi, kerjasama tim, bergaul, dan seterusnya
§
Belajar untuk melakukan (learning to do): kemampuan manual / praktek atau keahlian
kerja teknis sesuai dengan bidang kita masing-masing
Sekali lagi perlu kita yakinkan pada diri sendiri bahwa bergaul adalah bagian penting dari
ketrampilan hidup. Kita semua sudah tahu bahwa di dunia ini pasti tidak ada buku atau
perpustakaan yang bisa mengungkap manfaat pergaulan karena saking banyaknya manfaat
itu.
Hambatan yang menyulitkan
Ada beberapa hal yang menghambat usaha kita untuk mengatasi kesulitan dalam bergaul,
antara lain:
1.
Arogansi tersembunyi
Ini biasanya sangat halus bahkan kita sendiri kurang menyadarinya. Namun demikian ada
bentuk-bentuk riil yang bisa mewakili, misalnya kita menolak untuk bertanya kepada orang
lain lebih dulu dengan alasan “untuk apa”, menolak berjabat tangan lebih dulu, dan
seterusnya. Meski ini adalah hak kita, tetapi kalau yang kita inginkan adalah menjalin
pergaulan, maka kita perlu menggantinya dengan yang lebih friendly.
Selain arogansi tersembunyi ini, ada juga yang bisa kita sebut dengan istilah “terlalu pasif”.
Kita memang tidak memiliki alasan “untuk apa” yang bernada mengangkat diri kita di atas
orang lain, tetapi kita terlalu pasif, misalnya menunggu ditanya lebih dulu, menunggu diajak
berjabat tangan lebih dulu, menunggu disapa lebih dulu, menunggu diajak senyum lebih
dulu, dan seterusnya. Dua hal ini bisa mengganggu pergaulan.
2.
Terlalu memikirkan diri sendiri
Ini bisa mengganggu kelancaraan saat sedang berbicara / berdialog dengan orang lain.
Ketika sedang berbicara dengan orang lain, jangan memikirkan bagaimana sepatu anda,
bagaimana rambut anda, bagaimana cara duduk anda, bagaimana seluler anda, dan
seterusnya. Atau juga jangan mengembangkan asumsi seperti misalnya: bagaimana orang
lain menilai kostum saya, dan sejumlah “bagaimana” yang lain. Ini kerap bisa membuat
konsentrasi anda bukan pada pembicaraan, tetapi kepada diri sendiri. Kalau Anda sedikitsedikit melihat ke diri sendiri, mungkin anda akan kehilangan momen untuk menghangatkan
suasana. Jadi, fokuskan pada bagaimana menciptakan suasana supaya bisa menjadi hidup,
bukan memikirkan diri sendiri.
3.
Terlalu banyak menilai orang lain (jugdmental)
Menilai itu tahapan berikutnya. Untuk membuka pintu pergaulan, nomor duakan itu. Atau
juga, simpan dulu di batin anda. Terlalu cepat menghakimi orang lain bisa mengganggu
kelancaran usaha dalam membuka pergaulan. Yang lebih dibutuhkan di sini adalah
2014
9
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kemampuan memunculkan asumsi bahwa semua orang itu punya sisi positif dan juga punya
sisi negatif. Asumsi ini akan banyak membantu dalam melancarkan urusan pergaulan. Ada
sebuah pepatah yang mengingatkan kita begini: “Kalau Anda menginginkan orang yang
sempurna seperti yang Anda inginkan, sebaiknya Anda hidup seorang diri dengan mengunci
kamar”
4.
Terpenjara oleh pemahaman sempit dan mempersempit
Sadar atau tidak, seringkali kita menciptakan pemahaman yang mempersempit hidup kita
sendiri. Ini biasanya terkait dengan urusan agama, suku, ras, almamater, status sosial,
status pendidikan, dan lain-lain. Meski jarang kita ucapkan tetapi dalam prakteknya kerap
kita jalankan. Kita merasa agak kurang sreg bergaul dengan lain agama, lain suku, lain
almamater, lain status, dan seterusnya.
Memang ini hak kita juga tetapi bila dikaitkan dengan upaya mengatasi kesulitan pergaulan,
ya hendaknya ini perlu kita pikirkan ulang. Jangan-jangan hanya karena kita punya
pemahaman yang sempit lalu hidup kita menjadi sempit. Dunia ini sebetulnya tidak
mempersempit kita. Tetapi karena kita punya pemahaman yang sempit tentang dunia,
akhirnya dunia kita menjadi sempit.
5.
Masalah kejiwaan yang umum
Ada sejumlah masalah kejiwaan umum yang juga kerap menghambat pergaulan, seperti
misalnya kurang pede, malu tanpa alasan yang jelas, minder, takut, cepat ngambek, sering
terjadi konflik dengan orang lain, dan lain-lain. Ada banyak tip yang bisa kita baca dari
berbagai sumber untuk mengatasi masalah ini. Namun begitu, ada satu kata kunci yang
tidak bisa ditinggalkan, yaitu: menghilangkannya dengan cara mempraktikkan (learning by
doing), belajar memperbaiki diri dari praktik yang kita lakukan.
Keberanian Anda dalam bergaul akan membaik apabila Anda terus mempraktikkan
pergaulan. Kepercayaan diri Anda akan tumbuh membaik bukan karena Anda banyak tahu
tentang tip pergaulan tetapi karena Anda banyak latihan bergaul (practicing). Tip, strategi
atau pengetahuan itu dibutuhkan pada saat Anda sedang mempraktikkan, bukan sedang
memikirkan.
Hal lain yang tak kalah pentingnya untuk diingat juga adalah mencampuradukkan antara
pergaulan dengan kepentingan lain, katakanlah di sini misalnya kepentingan bisnis. Untuk
orang tertentu pada keadaan tertentu dengan konteks tertentu dan pada level keakraban
tertentu, terkadang bisa menganggu kalau kita bergaul tetapi tujuan kita adalah ingin
memasarkan produk.
Ini memang tidak mutlak dan terkadang lebih banyak terkait dengan persoalan cara dan
level keakraban. Berdasarkan omongan orang yang sering saya dengar, orang agak merasa
terganggu dengan model pergaulan yang keakrabannya belum begitu mendalam tetapi
sudah bicara menawarkan produk dengan cara yang agresif. Jika Anda harus
2014
10
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
melakukannya juga, tempuhlah cara yang paling asertif (sopan, tidak bernada “memaksa”,
didukung dengan alasan yang kuat).
E.
SOLUSI HAMBATAN DALAM BERGAUL
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah kesulitan bergaul ini,
antara lain:
1.
Melatih kepedulian
Kepedulian itu bentuknya bermacam-macam dari mulai yang paling ringan bisa kita lakukan
sampai ke yang paling berat. Ini misalnya adalah showing interest (menunjukkan
ketertarikan) pada kehidupan orang lain, bisa diajak berbicara tentang apa yang penting
menurut orang lain, memberikan alasan pada orang lain bahwa Anda tidak berada di pulau
yang berbeda dengan mereka, dan seterusnya. Di sini berarti Anda perlu meningkatkan
wawasan yang terkait dengan beberapa topik utama di lingkungan Anda.
Meskipun showing interest itu gratis tetapi kalau untuk kepentingan mengatasi masalah
kesulitan bergaul, biasanya berperan sangat penting. Untuk selanjutnya, bentuk kepedulian
ini bisa Anda tingkatkan, misalnya melibatkan diri pada aktivitas bersama dengan orang lain,
memainkan peranan yang bermanfaat bagi orang lain, memberi bantuan pada orang lain
yang membutuhkan anda, dan seterusnya. Intinya, jangan sampai kita menyalahkan model
kepribadian yang kita miliki seiring dengan serangkaian kesulitan bergaul yang kita alami
sementara kita sendiri jarang menunjukkan ketertarikan pada topik atau hal yang menarik
buat orang lain. Kita merasa hidup di pulau yang jauh dengan orang lain.
2.
Fokuskan pada pengembangan dialog dan suasana
Seperti yang sudah kita bahas di muka, terlalu memikirkan diri sendiri dan terlalu membuat
penilaian atas orang lain pada saat pembicaraan berlangsung, ini bisa mengganggu
suasana. Karena itu, fokuskan pada suasana, topik pembicaraan, dan kehangatan dialog.
Bagaimana caranya? Di antaranya adalah: a) mengajukan pertanyaan yang bisa kita pelajari
dengan menggunakan kaidah 5W+1H (what, where, who, why, when, dan how), b)
mendengarkan dan mengungkapkan, c) memunculkan humor atau guyonan yang
mendukung dan sesuai kebutuhan.
3.
Menghormati “privacy” orang lain
Ada beberapa hal tentang orang lain yang membuatnya akan lebih suka kalau kita ketahui,
tetapi juga ada beberapa hal tentang orang lain yang akan membuatnya tidak nyaman kalau
kita ketahui. Hal-hal tentang orang lain yang membuatnya tidak nyaman kalau kita ketahui
inilah yang saya maksudkan dengan privacy. Biasanya yang kedua ini adalah masalahmasalah yang sangat pribadi.
Setiap orang itu biasanya memiliki tiga wilayah kehidupan. Pertama adalah wilayah publik
(diketahui secara umum, misalnya tinggal di mana, sekolah di mana, dst), kedua, wilayah
privat (diketahui hanya oleh orang yang dekat, pacarnya siapa, musuhnya siapa, dst), dan
2014
11
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ketiga adalah wilayah pribadi (tidak ingin diketahui oleh siapapun kecuali dirinya atau suamiistrinya). Untuk kepentingan kelancaran bergaul, akan lebih OK kalau kita memfokuskan diri
untuk mengetahui hal-hal yang memang orang lain merasa nyaman untuk diketahui (wilayah
publik) dan melupakan apa saja yang membuat orang lain merasa tidak nyaman bila
diketahui (wilayah pribadi)
4.
Lihat orang lain yang lebih berhasil
Pergaulan itu erat kaitannya dengan seni (the art) atau permainan, (playing the game)
tentang bagaimana menjalin hubungan dengan orang lain. Karena seni, maka gayanya
berbeda-beda dan ini tidak terkait dengan apakah anda orang yang tipenya banyak
ngomong atau sedikit ngomong. Dan, dalam seni permainan, biasanya ada dua hal yang
mendasar, yaitu: a) bagaimana anda mengontrol emosi, b) bagaimana anda mengimbangi
emosi orang lain.
Dua hal ini memang agak sulit kalau dijelaskan dengan kata-kata. Akan lebih cepat bisa
anda pahami dengan melihat bagaimana orang lain yang secara prestasi di atas Anda
menjaga hubungan. Mereka yang telah berhasil menjaga hubungan sampai bertahun-tahun,
umumnya sudah memiliki kematangan emosi yang lebih bagus. Ini bukan berarti mereka
tidak pernah konflik, gap, berbeda pendapat dan lain-lain, tetapi karena mereka sudah tahu
bagaimana bermain-main dengan emosi. Karena itu, ada hal-hal yang ditanggapi dengan
diam, dengan bicara, dengan ketawa, dengan biasa-biasa, dengan humor, dan lain-lain.
Kalau Anda kesulitan mencari contoh, lihatlah bagaiman orang tua kita yang telah bertahuntahun mempertahankan hubungan dalam membina keluarga. Secara umum bisa kita lihat
bahwa kecanggihannya dalam memainkan emosi terletak pada kemampuannya untuk tidak
“meng-ekstrim-kan” sesuatu yang berpotensi akan mengacaukan keadaan atau hubungan.
Untuk mencapai kemampuan ini memang perlu latihan dan ini tidak terkait langsung dengan
umur tetapi terkait dengan pengalaman hidup (life experiencing).
5.
Tingkatkan prestasi Anda
Ini adalah kunci untuk mengatasi masalah-masalah kejiwaan umum itu. Semakin banyak
hal-hal positif yang bisa Anda realisasikan dari diri Anda, maka semakin baguslah Anda
merasakan diri anda. Bagaimana kita merasakan diri kita akan terkait dengan bagaimana
kita berhadapan dengan orang lain. Karena itu, menurut teori kesehatan mental, orang yang
sedang depresi (punya perasaan negatif terhadap diri sendiri, orang lain, keadaan atau
Tuhan) tidak bisa membangun hubungan dengan orang lain secara positif dan konstruktif.
F.
MENGGUNAKAN ETIKET DALAM KEHIDUPAN
Etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur
hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan.
2014
12
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam kehidupan sehari-hari kita harus selalu memperhatikan etiket dalam melakukan suatu
tindakan. Misalkan dalam berkomunikasi dengan seseorang, kita harus memperhatikan etika
komunikasi yang baik.
Berikut di bawah ini adalah beberapa etika dan etiket dalam berkomunikasi antar manusia
dalam kehidupan sehari-hari :
1.
Jujur tidak berbohong
2.
Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
3.
Lapang dada dalam berkomunikasi
4.
Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
5.
Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6.
Tidak mudah emosi / emosional
7.
Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8.
Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9.
Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
10. Bertingkah laku yang baik
Contoh Teknik Komunikasi Yang Baik
1.
Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan lingkungan
2.
Gunakan bahawa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara
3.
Menatap mata lawan bicara dengan lembut
4.
Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum
5.
Gunakan gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar
6.
Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara
7.
Memakai pakaian yang rapi, menutup aurat dan sesuai sikon
8.
Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara
9.
Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi
10. Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan karakteristik
lawan bicara.
11. Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara yang baik.
12. Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang berlaku seperti
berjabat tangan, merunduk, hormat, ces, cipika cipiki (cium pipi kanan - cium pipi kiri)
13. Dan lain sebagainya.
2014
13
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ETIKET PERGAULAN 2
1.
Pergaulan
Sebagai makhluk sosial, salah satu kebutuhan manusia yang terbesar adalah
berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain, untuk memahami dan dipahami. Jika
kita tidak dimengerti, keinginan kita tidak diperhatikan, biasanya kita akan merasa sedih.
Diperhatikan dan dipenuhinya keinginan kita merupakan suatu kesenangan (rasa senang).
Kesenangan itu adalah perasaan yang kita rasakan atas olah pikiran kita, dan sering
munculnya karena kita bergaul dengan banyak orang.
Apa sih pergaulan itu? Pergaulan berasal dari kata dasar gaul. Dari kata dasar
tersebut muncullah istilah anak gaul, warung gaul, bahasa gaul, dan seterusnya. Istilah ini
begitu populer dan umum diketahui setiap orang. Apa arti kata gaul itu?
Kebanyakan orang mengartikan kata gaul dengan kegiatan berteman dan melakukan
hal-hal yang menyenangkan bersama-sama (Srijanti, dkk, 2006). Tempat melakukan
kegiatan gaul tersebut biasanya adalah tempat-tempat yang santai, yang memberikan
kenyamanan bagi pengunjungnya. Jatuhlah pilihan tempat-tempat café dan mall, sebagai
lokasi gaul. Itulah juga salah satu alasan mengapa semakin banyak saja jumlah café dan
mall belakangan ini.
Siapa yang perlu bergaul? Tua muda, pria wanita, dengan berbagai latar belakang
perlu dan ingin bergaul. Namun, remaja dan orang muda adalah kelompok yang paling
banyak melakukan (awal) pergaulan.
Bergaul dengan orang lain, apakah itu kawan, kerabat, sahabat, ataupun orangorang yang baru kita kenal, bisa berarti banyak hal. Pergaulan diperlukan agar jejaring
(networking) kita luas. Semakin luas jejaring yang kita ciptakan, semakin terbuka
kesempatan masa depan terbentang di hadapan kita. Jika kesempatan masa depan
terbentang, jalan kesuksesanpun terbuka.
Hal terpenting dalam bergaulan adalah mencoba untuk memahami orang lain dan
bersimpati dengan masalah-masalah mereka. Menurut Lakukanubtfire (2010), bergaul
dengan orang lain yang bahagia dan seimbang biasanya lebih mudah; bergaul dengan
orang yang sulit, yang mungkin tampak menarik dan dinamis, merupakan suatu tantangan.
Kita perlu menerima tantangan jika ingin merasa berhasil. Hubungan yang harmonis
memerlukan kemauan yang baik dan ketekunan. Ada banyak hal yang dapat kita lakukan
2014
14
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
jika sungguh-sungguh mencara keselarasan dan siap bergaul untuk menjalin hubungan
baik.
Memperhatikan pendapat Lakukanubtfire di atas, maka dalam pergaulan dibutuhkan
keterampilan dalam menghadapi berbagai karakter orang dengan berbagai latar belakang.
Semakin luas pergaulan kita, semakin luas jejaring kita hamparkan. Semakin luas jejaring
yang kita miliki, semakin banyuak kesempatan terbukan di hadapan. Dan pada akhirnya,
semakin besar kesuksesan dapat kita raih. Oleh karena itu, bagi mereka yang belum banyak
bergaul mulailah lakukan kontak dengan orang lain. Bagi yang telah biasa bergaul, terus
kembangkan pergaulan yang telah ada. Terus ciptakan kontak-kontak baru.
2.
Manfaat Bergaul
Dengan luasnya jejaring karena pergaulan yang luas, kita akan banyak mendapat
keuntungan, selain manfaat profesional. Sebagai mahasiswa, jika kita mempunyai banyak
teman, kita akan memiliki banyak narasumber untuk berdiskusi, atau sumber jika perlu
meminjam catatan, buku, atau keperluan perkuliahan lainnya. Dengan banyak teman, kita
mudah membentuk panitia kegiatan kampus. Kita akan mudah mendapatkan nomor kontak
pembicara, sponsor, perusahaan catering, dan berbagai keperluan kepanitiaan lainnya.
Semakin banyak teman bergaul, semakin mudah kita menjalani hidup. Tidak
terkecuali mungkin dalam menemukan teman hidup!
3.
Memulai Pergaulan
Untuk memulai pergaulan, ada banyak cara. Saat ini banyak sekali media sosialita
yang bisa kita manfaatkan. Facebook, twitter, dan berbagai piranti teknologi informasi
lainnya dapat menghubungkan kita dengan banyak orang. Membuka pergaulan kita.
Berkat media-media tersebut, semakin mudah kita terhubung dengan teman atau
orang-orang baru maupun orang lama yang sudah lama tak bertemu. Melalui media tersebut
kegiatan pertemuan, reuni, dapat lebih mudah diselenggarakan.
Kita pun bisa membuat daftar nama teman-teman lama, misalnya teman ketika kita
di tingkat Taman Kanak-Kanak, atau Sekolah Dasar? Tandai berapa banyak yang masih
bisa dihubungi hingga saat ini.
4.
Pengertian Etiket
Intisari bergaul adalah kegiatan berteman dan melakukan hal-hal yang
menyenangkan bersama-sama sehingga tercipta hubungan yang baik. Bagaimana bisa
senang bersama-sama dan tercipta hubungan yang baik, jika masing-masing pihak
menggunakan tatacara bergaul yang berbeda?
Ada tata cara bergaul standar, yang dijadikan referensi umum, yaitu etiket. Etiket
bergaul dari bahasa Perancis yang artinya aturan sopan santun dan tata cara pergaulan
2014
15
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang baik antar manusia (Uno, 2005). Biasanya orang yang mengerti, menghayati, dan
menerapkan etiket akan lebih berhasil dalam pergaulan dan pekerjaannya.
Apa beda etiket dan etika? Etika diambil dari bahasa Latin ectic, yang berarti falsafah
moral dan pedoman cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama.
Sedangkan etiket adalah perangkat operasional, yang didasari etika. Sementara dalam
bahasa Yunan, etika adalah ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan, atau adat
kebiasaan dimana etika berhubungan erat denga konsep individu atau kelompok sebagai
alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan (anonymous,
2008). Selanjutnya etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang
mengatur hubungan antar kelompok manusia yang berada dalam pergaulan.
Etika dan etiket adalah hal penting dalam meningkatkan dan mengembangkan diri
agar menjadi manusia yang andal. Etika dan etiket menjadi dasar utama yang bisa membuat
orang memiliki kualitas diri yang prima, yang mengantarkan kesuksesan di berbagai segi
kehidupan: kuliah, bekerja, bahkan berbangsa dan bernegara.
Telah diketahui secara luas bahwa peran kecerdasan intelektual (Intellegent
Quotient) pada kesuksesan seseorang maksimum sebanyak 20 persen. Bagian ini biasa
dikenal sebagai hardskill. Porsi terbesar kesuksesan, yaitu minimal 80 persen, ditentukan
oleh softskill-nya atau etikanya. Etika bersifat universal, sedangkat etiket dipengaruhi
budaya dan adat-istiadat.
5.
Etiket dalam Berkomunikasi
Agar dalam berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari dicapai
komunikasi yang efektif, beberapa hal berikut merupakan etiket yang perlu menjadi
perhatian. Berikut ini etiket dalam berkomunikasi mengikuti uraian Uno (2005).
1.
Basa-basi
Ketika bertemu orang baru atau teman lama namun telah cukup lama tidak saling bertemu,
ada baiknya lakukan basa-basi sebagai pembuka. Basa basi diperlukan untuk
mengantarkan kedua pihak yang berkomunikasi agar tune in di situasi yang sama.
Resep berbasa-basi:
·
bicarakan apa yang diminati lawan bicara
·
cukup dimulai dengan sapaan hai, halo, selamat pagi.. plus senyum
·
lihat situasi dan kondisinya, jika lawan bicara terganggu dengan kehadiran kita, sudahi
basa basi.
2.
Berkenalan
Dalam rangka memperluas jejaring, kita perlu memperbanyak teman. Hubungan
pertemanan atau persahabatan dimulai dengan perkenalan. Pertemuan pertama akan
melahirkan kesan tertentu dan menjadi patokan utama penilaian orang terhadap kita. Kesan
2014
16
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pertama sukar untuk diulangi dan bisa melekat selama-lamanya, oleh karena itu berhatihatilah. Berikut tip-tip berkenalan:
·
Ucapkan nama dengan jelas
·
Lakukan kontak mata
·
Jabat tangan dengan erat
·
Kenalkan pria kepada wanita
·
Wanita diperkenalkan kepada pria bila pria tersebut orangtua, guru, atau atasan
·
Perkenalkan orang yang lebih tua/memiliki jabatan lebih tinggi kepada yang lebih muda
3.
Membuat Janji
Kegiatan yang begitu banyak, terutama pada orang-orang di kota besar, membuat kita perlu
membuat janji terlebih dahulu jika ingin bertemu orang lain agar pertemuan bisa terjadi dan
berlangsung dalam suasana yang nyaman. Berikut tip-tip membuat janji:
·
Jika janji dengan teman, sahabat, atau orang yang sudah dekat, janji bisa dibuat via
telepon, sms, atau email
·
Janji via fax atau bentuk tertulis jika melalui sekretari
·
Pastikan permintaan bertemu, diterima
·
Sampaikan permintaan bertemu di jam kerja
·
Jelas waktu dan tempat pertemuannya.
4.
Menerima/menyampaikan Pesan
Pesan dalam berkomunikasi di era digital ini dapat disampaikan melalui berbagai media,
misalnya melalui komunikasi lisan (telepon), tulisan (sms, bbm, email).
Berikut tip-tip menerima/menyampaikan pesan:
·
Segera jawab pesan yang diterima (terutama pesan dari orang yang kita kenal)
·
Gunakan bahasa yang singkat, namun jelas
·
Pesan melalui telepon dari nomor yang tidak dikenal, boleh tidak dijawab (mungkin dari
salesman yang menjual produk/jasa yang tidak kita minati). Jika penelepon memang ingin
berbicara dengan kita, biarkan penelepon memperkenalkan diri terlebih dahulu (misalnya
melalui sms).
6.
Etiket sebagai Mahasiswa
Mahasiswa dalam menjalani “karir”nya sebagai mahasiswa, perlu memahami etiket
sebagai mahasiswa. Etiket ini menjadi aturan yang mengatur hubungan mahasiswa dalam
kelompok manusia yang berada dalam pergaulan yang beradab.
1.
Etiket di Kampus
a.
Dengan sesama teman
- hargai mereka, seperti anda menghargai diri sendiri (agar mereka juga
menhargai anda)
2014
17
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
- saling sapa ketika bertemu
- saling membantu ketika diperlukan
b.
Dengan Karyawan/Dosen
Lakukan:
- panggil mereka dengan sebutan Bapak, Ibu
- sapa ketika bertemu (cukup dengan kata sapaan)
Hindari:
- menyebut diri “aku”
- mengirim pesan tertulis dengan bahasa “alay”
c.
Lingkungan Kampus
- Jaga kebersihan, kerapihan, dan keindahan kampus
- gunakan pakaian (termasuk alas kaki) rapi ala mahasiswa
2.
Etiket di Tempat Umum
Berikut ini adalah beberapa tips bagaimana sebaiknya kita berlaku ketika berada di tempat
umum:
a.
Sikap duduk
Sikap duduk mempengaruhi penilaian orang lain terhadap kita, juga berpengaruh terhadap
kesehatan diri sendiri.
Lakukan:
·
Duduk tegak, miring atau segaris dengan kedua kaki merapat
·
Letakkan tas di samping kiri kursi atau di belakang sandaran kursi
b.
Menggunakan ponsel
Ponsel sudah merupakan “benda wajib” yang selalu bersama kita. Berikut hal-hal yang perlu
diketahui agar berponsel mengasyikkan dan tidak mengundang masalah.
Lakukan:
·
Terapkan sopan santun sepertin menggunakan telapon biasa
·
Gunakan seperlunya, untuk hal-hal penting saja
·
Gunakan sms bila pembicaraan tidak indin didengar orang lain, atau untuk
memperkenalkan siapa anda sebelum menelepon
·
Menyingkir dari ruangan bila ada panggilan ketika berada pada acara formal
Hindari:
·
Mengobrol atau bergosip, apalagi dengan suara keras
·
Menghidupkan ponsel pada acara formal
·
Pinjam ponsel orang lain
c.
Berdiri dan berjalan
Cara berdiri dan berjalan kita berpengaruh pada kesehatan dan menunjang keberhasilan
kita dalam berkomunikasi dengan orang lain.
2014
18
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Lakukan:
·
Berdiri dengan posisi tegak
·
Tarik bahu agar tidak menutup
·
Kembangkan dada dan bagian perut tertari ke dalam
·
Atur posisi kaki yang nyaman untuk menopang tubuh (untuk wanita: kaki merapat, tumit
rapat, kedua telapak kaki sebelah depat terbuka, membentuk segitiga, pria: usahakan lebar
kedua kaki tidak melebihi bahu)
·
Ayunkan kaki dengan wajar, tidak terlalu lebar atau terlalu sempit
·
Arahkan pandangan mata ke depan
Hindari:
·
Berjalan cepat ketika bersama orang lain
·
Menyeret langkah atau berjingkat-jingkat
·
Bolak-balik menunduk
d.
Berpeluk cium saat berjabat tangan
Peluk cium saat berjabat tangan pertanda kedekatan hubungan. Namun tidak semua orang
terbiasa dengan hal itu.
Lakukan:
·
Sebelum melakukan, perhatikan bahasa tubuhnya, jika canggung jangan lakukan peluk
cium
·
Inisiatif peluk cium lebih baik dari yang lebih tua/senior
Hindari:
·
Langsung menghapus noda lipstik yang ditinggalkan (seandainya ada)
·
Menunjukkan air muka bingung, panika ketika dipelukcium
e.
·
Bersikap di depan umum
Berjalan di trotoar
- berjalan di sisi kiri
- kalau mau mendahului orang di depan, bergerak dari sisi
kanannya
- pria berjalan di sisi yang melindungi wanita
·
Saat menyeberang, pria membuka jalan/melindungi wanita
·
Saat naik turun tangga
- pria naik lebih dulu atau sejajar dengan wanita
- pria turun di belakang atau sejajar dengan wanita
·
Menggunakan lift
- tunggu di samping, beri jalan bagi yang akan keluar
- saat masuk maupun keluar lift, wanita terlebih dulu
- bergerak merapat ke dinding atau ke belakang saat memasuki
2014
19
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
lift
- bila anda berdiri dekat tombol, tanya tujuan penumpang lain dan
bantu tekan tombol lantai yang mereka tuju
- mendekat ke pintu jika hampir sampai lantai yang dituju
·
Berkendaraan di jalan raya
- jangan buang sampah sembarangan
- patuhi rambu lalu lintas
- berhenti di belakang lampu lalu lintas saat menyala merah
7.
Etiket seorang Sarjana
Setelah kita menyelesaikan studi, tentunya kita akan menjadi seorang profesional.
Entah menjadi pengusaha atau pegawai. Mengikuti uraian Uno (2005), berikut ini adalah
etiket di dunia kerja, lebih khusus ketika kita menjadi pengawa.
1.
Melamar Pekerjaan
Lakukan:
·
Promosikan diri dengan jujur
·
Paparkan kemampuan dan prestasi anda
·
Cantumkan dalam CV: data pribadi, pendidikan formal dan non-formal,
pengalaman berorganisasi dan hobi
·
Bentuk surat lamaran dan CV yang menarik perhatian
Hindari:
·
Salah ketik/eja, nama orang/alamat
·
Berbohong atas data/informasi yang disampaikan
2.
·
Menghadapi Wawancara
Datang sebelum waktu yang ditentukan, agar bisa menenangkan diri, merapikan
penampilan, dan melakukan persiapan lainnya
·
Pastikan anda rapi, bersih, dan segar
·
Berpakaian dan memakai asesori yang simpel
·
Masuk ruangan dengan tenang dan wajar. Sikap wajar adalah kunci sukses
memenangkan hati pewawancara
·
Tersenyum dengan ramah dan sopan
·
Ucapkan salam dan jangan duduk sebelum dipersilakan
·
Tunjukkan rasa percaya diri melalui bahasa tubuh (kontak mata, ekspresi, gerakan
tangan, posisi duduk tegak, cara berjalan)
·
Bertanya, jika ada pertanyaan yang anda tidak mengerti agar jawaban yang anda berikan
tepat
2014
20
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
·
Selesai wawancara ucapkan terima kasih dan katakan bahwa anda menunggu jawaban
mereka
3.
Menjadi Karyawan Baru
·
Ikuti peraturan dan kebiasaan yang berlaku
·
Bekerja dengan sungguh-sungguh
·
Sesuaikan penampilan dengan keadaan sekitar
·
Jalin pertemanan
4.
Membina Hubungan dengan Rekan Kerja
·
Junjung tatakrama
·
Berteman dengan banyak orang, pria maupun wanita
·
Sampaikan pandangan atau kritik terhadap pekerjaan rekan anda secara obyektif
·
Boleh memberi nasehat atas curahan teman, tapi anda tidak harus memecahkan
masalahnya
·
Hormati beda pendapat
Daftar Pustaka
1. Artiningrum, Primi, Ir, M.Arch dkk, 2013, Etika dan Perilaku Profesional Sarjana, Graha
Ilmu, Jakarta.
2. Jesisca, blogger.
2014
21
Kewarganegaraan
PANTI RAHAYU, SH, MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download