FISIOLOGI FUNGSI ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI

advertisement
FISIOLOGI
FUNGSI ORGAN
REPRODUKSI LAKI-LAKI
Dr. Akmarawita Kadir., M.Kes., AIFO
1
ISI
I. 
Fungsi Komponen Sistem
Reproduksi Pria
II.  Spermatogenesis
III.  Aktivitas Seksual Pria
IV.  Pengaturan Fungsi Seksual Pria
2
3
I. Fungsi Komponen Reproduksi Pria
TESTIS
Menghasilkan sperma
Mengeluarkan testosteron
EPIDIDIMIS & DUKTUS DEFERENS
Tempat keluar sperma dari testis
Tempat pematangan motilitas fetilitas sperma
Memekatkan dan menyimpan sperma
VESIKULA SEMINALIS
Menghasilkan fruktosa untuk makanan sperma
Mengeluarkan prostaglandin yang merangsang saluran untuk membantu menyalurkan sperma
Menghasilkan cairan semen
KELENJAR PROSTAT
Mengeluarkan cairan basa / alkalis yang menertralkan sekresi vagina yang asam
Memicu pembekuan semen untuk menjaga sperma tetap dalam vagina pada saat penis
dikeluarkan
KELENJAR BULBOURETHRA
Mengeluarkan mukus untuk pelumasan
4
Tubulus Semineferus
-  Panjang 250 cm
-  Ada 2 jenis sel : sel
germinativum (tahapan
pembentukan sperma)
dan sel sertoli
(menunjang
spermatogenesis)
5
II. SPERMATOGENESIS
•  “adalah urutan kejadian dalam tubulus
seminiferous kearah pembentukan sperma”
•  Terjadinya sejak usia 14 thn, berlangsung
sepanjang hidup pria.
•  Ada 3 Phase : 1. Proliferasi Mitotik, 2. Meiosis,
3. Pengemasan.
•  Spermatogenesis memerlukan waktu 64 hari,
dari spermatogenia menjadi sperma matang
•  Setiap hari ratusan juta sperma mencapai
kematangan.
6
7
8
Proliferasi Mitotik
-  Spermatogonium yang
terletak di lapisan luar
tubulus secara terus
menerus membelah
secara mitosis à 2
Spermatogonia
-  à 46 kromosom yang
identik dengan sel
induk
-  Salah satu sel anak
tetap berada di tepi
luar tubulus (tidak
berdiferensiasi) untuk
mempertahankan sel
geminativum,
sementara sel anak
yang lain bergerak
kerarah lumen
mengalami tahapan
membentuk sperma à
yg akan dikeluarkan
dari lumen
-  1 spermatogonia à
membelah secara
mitosis 2 kali untuk
menghasilkan 4
Spermatid Primer (46
kromosom ganda)
9
Meiosis
-  Meosis I : Setiap
spermotosit primer
(46 kromosom
ganda) membentuk
2 spermatosit
sekunder (masingmasing 23
kromosom ganda)
-  Meosis II :
Spermatosit
sekunder
membelah menjadi
spermatid (masingmasing 23
kromosom tunggal
-  Setelah ini tidak
lagi ada
pembelahan, setiap
spermatid
mengalami
modifikasi menjadi
sebuah
spermatozoa
10
Pengemasan
(remondeling
spermatid)
-  Merupakan
pembentukan sperma
yang dapat bergerak
dan bersifat sangat
spesifik.
-  Spermatozoa ada 4
bagian : 1. Kepala, 2.
Akrosom, 3. Bagian
tengah (badan), 4.
Ekor.
-  Kepala terdiri dari
nukleus, yg
mengandung informasi
genetik sperma
-  Akrosom : suatu
vesikel berisi enzim
yang berguna sebagai
bor untuk menembus
ovum
-  Bagian tengah
mengandung
mitochondria untuk
menghasilkan energi
untuk bergerak
-  Ekor untuk mobilitas
sperma yg berbentuk
seperti pecut.
11
12
Anatomi Spermatozoa
A.  Foto mikrograf fase
kontras spermatozoa
manusia
B. Reproduksi skematik
spermatozoa tampak
frontal
C. Potongan
longitudinal bagian
kepala spermatozoa
tampak samping
13
Fungsi Sel Sertoli
1.  Memberi makanan sperma
2.  Menghancurkan sel-sel geminativum cacat
yang gagal menyelesaikan semua tahapan
spermatogenesis
3.  Mengeluarkan cairan untuk mengaliri sperma
dari tubulus seminiferus ke epididimis
4.  Mensekresi Androgen binding protein à
testosteron yang berikatan dengan protein à
mempertahankan kadar testosteron didalam
lumen tetap tinggi à mempertahankan
produksi sperma.
14
III. AKTIVITAS SEKSUAL PRIA
•  Penyatuan gamet ♂ dan ♀ memerlukan penyaluran
semen ke dalam vagina wanita, melalui prilaku seksual =
hubungan kelamin – koitus – kopulasi
•  Prilaku / aktivitas seksual pria ditandai oleh ereksi dan
ejakulasi
•  Ereksi = pengerasan penis yang dalam keadaan normal
lemas, guna memungkinkan masuk kedalam vagina ß
pembengkakan jaringan erektil penis oleh darah akibat
vasodilatasi arteriole penis
•  Ejakulasi = penyemprotan kuat, dan eksplusif semen ke
dalam urethra dan keluar dari penis à 2 fase : 1) emisi,
2) ekspulsi
15
Siklus Respons Seksual
1. 
2. 
3. 
4. 
Fase eksitasi : ereksi + vasokongesti testis
(pembengkakan oleh terkumpulnya darah) dan
peningkatan keinginan berhubungan kelamin
Fase datar : peningkatan respon-respon keinginan
berhubungan kelamin, mis : denyut jantung, tekanan
darah, kecepatan bernapas, ketegangan otot.
Fase orgasme : ejakulasi serta respon puncak pada
kenikmatan seksual, secara menyeluruh dirasakan
sebagai kenikmatan fisik yang intensif.
Fase resolusi : yang mengembalikan genetalia dan
sistem-sistem tubuh ke keadaan seperti semula
(sebelum terangsang)
16
EREKSI
•  Selain fenomena fisiologis diatas juga mencakup
faktor emosi, psikologis dan sosial.
•  Refleks ereksi adalah suatu refles spinal yg
dipacu oleh stimulasi mekanoreseptormekanoreseptor yang sangat peka di glans
penis.
•  Rangsangan taktil pada glans secara refleks
memicu peningkatan aktivitas parasimpatis dan
penurunan aktivitas simpatis ke arteriol-arteriol
di penis à vasodilatasi à ereksi
17
18
•  Stimulasi parasimpais dan inhibisi simpatis yang
terjadi secara bersamaan à vasodilatasi terjadi
lebih cepat dan lebih kuat à ereksi penuh bisa
dicapai hanya dalam waktu 5 – 10 detik.
•  Pada saat bersamaan impuls parasimpatis
meningkatkan sekresi mukus dari kelenjar
bulbourethra dan urethra à sebagai persiapan
untuk koitus.
•  Refleks Spinal dasar dapat difasilitasi atau
dihambat oleh pusat-pusat yang lebih tinggi di
otak melalui jalur desendens yang juga berakhir
di saraf-saraf otonom yang mepersarafi arteriole
penis.
19
STIMULASI MEKANORESEPTOR
DI GLANS PENIS
PARASIMPATIS KE
KEL.BULBOURETRHA &
KEL.URETHRA
PARASIMPATIS KE
ARTERIOL PENIS
SIMPATIS KE
ARTERIOL PENIS
MUKUS
DILATASI
ARTERIOL PENIS
PELUMASAN
EREKSI
VENA TERTEKAN
20
•  Bila ada kegagalan ereksi, walaupun
stimulasi adekuat = (impotensi) dapat
terjadi akibat :
–  Inhibisi refleks oleh pusat-pusat yang lebih
tinggi di otak
–  Psikologis, mis : cemas
–  Keterbatasan fisik : kerusakan saraf, obatobatan yang mengganggu fungsi otonom,
masalah aliran darah melalui penis.
21
EJAKULASI
•  Seperti ereksi, ejakulasi dilakukan oleh refleks spinal
•  Jika tingkat perangsangan menguat sampai ke puncak à ejakulasi
•  Respons ejakulasi berlangsung 2 fase : emisi dan ekspulsi
EMISI
à Impuls simpatis à kontraksi otot-otot polos di prostat, duktusduktus reproduksi, dan vesikula seminalis à cairan prostat, sperma,
vesikula seminalis (semen) mengalir kedalam urethra.
•  Selama fase Emisi Spingter di leher kandung kemih tertutup rapat
untuk mencegah semen masuk ke kandung kemih dan mencegah
urine keluar bersama ejakulat.
EKSPULSI
à  Pengisian Urethra oleh semen à memicu impuls ke otot rangka di
pangkal penis à kontraksi otot-otot rangka pangkal penis (interval
0,8 detik) à meningkatkan tekanan di pangkal penis à memaksa
pengeluaran semen di urethra.
à  Bersamaan dengan itu terjadi ORGASME.
22
ORGASME
•  Terjadi bersamaan dengan fase Ekspulsi
•  Ditandai dengan bernapas dalam, kecepatan
denyut jantung yang dapat mencapai 180x/
menit, kontraksi otot rangka secara umum,
memuncaknya emosi.
•  Respon panggul dan respon sistemik disertai
dengan kenikmatan dan perasaan lega dan
kepuasan merupakan pengalaman yang dikenal
dengan ORGASME
23
RESOLUSI
•  Selama Fase ini setelah orgasme
•  Impuls Vasokostriktor simpatis memperlambat
aliran masuk ke darah ke dalam penis sehingga
ereksi lenyap.
•  Diikuti oleh relaksasi yang dalam à perasaan
lelah.
•  Setelah ini terjadi periode refrakter yang
lamanya tergantung individual, sehingga laki-laki
tidak dapat mengalami orgasme multipel, seperti
halnya pada wanita.
24
EJAKULAT / SEMEN
•  Volume Ejakulat tergantung pada lama waktu sebelum
ejakulasi.
•  Volume rata-rata : 3 cc (2,5 – 6) cc
•  Ejakulat manusia = 300 – 400 juta sperma (120 juta/ml)
•  Kualitas dan kuantitas sperma menentukan fertilitas.
•  ♂ infertil = konsentrasi sperma < 20 juta/ml semen.
•  Walaupun cuma 1 sperma yang fertilisasi -à perlu
banyak sperma (menghasilkan enzim-2 akrosom) untuk
meluluhkan sawar yang melindungi ovum, sampai ada 1
sperma pemenang yang menembus sitoplasma ovum.
•  Kualitas sperma juga diperhitungkan, kelainan sperma
yang abnormal menurunkan fertilitas à infertil
25
26
27
IV. PENGATURAN FUNGSI
REPRODUKSI PRIA
•  Testis dikontrol oleh 2 hormon : LH dan FSH
•  LH bekerja pada sel leydig untuk mengatur
fungsi testosteron pada pria hormon ini disebut =
ICSH à Testosteron berperan untuk metosis
dan meiosis sel-sel germinativum.
•  FSH bekerja pada tubulus seminiferus, terutama
di sel sertoli, untuk meningkatkan
spermatogenesis (fase remondeling spermatid)
•  Sekresi LH dan FSH dari Hipofisis Anterior
dirangsang oleh hormon dari hipotalamus = Gn
RH
28
Hipotalamus
GnRH
Hipofisis Anterior
FSH
LH
Testis
Sel
Sertoli
Sel
Leydig
Spermatogenesis
Inhibin
Testosteron
29
Terima Kasih
30
Download