Komitmen Indonesia pada ICPD dan MDG`s

advertisement
Komitmen Indonesia pada ICPD
dan MDG’s
SAPARINAH SADLI
(YKP)
Indonesia menandatangani PAO ICPD dlm
tahun 1994:
Konsensus POA (Cairo Plan of
Action):
Kesepakatan bersama (global)
tentang interaksi isu
kependudukan, pembangunan dan
hak asasi manusia
Merupakan blueprint untuk 20
tahun
Argumentasi:
Agar laju penduduk stabil, maka memenuhi
kebutuhan keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi perempuan harus dilakukan tanpa
paksaan (coercion)
atau kontrol ketat.
Persyaratan: kualitas layanan KB dan Kespro
menjadi penting
Arti Layanan KB Berkualitas
 Layanan KB diberikan dengan mengakui bahwa
setiap orang mempunyai hak akan informasi yg
jelas, jujur dan lengkap sehingga dapat memilih
secara benar bagaimana, kapan dan caranya
menentukan pilihan yg sesuai kondisi dan
keinginannya.
 Mengakui bhw perempuan dan generasi muda
memegang peran sentral dan menyadari serta
mengakui hak dan kebutuhan khas kesehatan .
reproduksi dan peran penting mereka dalam proses
pembangunan
Landasan formal meningkatkan status
kesehatan perempuan
• UU no7/84 (CEDAW) fs. 12:
Negara wajib melakukan langkah-tindakan
tepat untuk menghapus diskriminasi thdp
perempuan di bidang pemeliharaan kesehatan
dan untuk menjamin diperolehnya layanan
kesehatan termasuk pelayanan yg
berhubungan dgn keluarga berencana , atas
dasar persamaan antara pria dan wanita.
Dengan menyepakati POA Cairo Indonesia
berkomitmen:
• Tentang pentingnya afirmasi norma-norma
HAM, mencapai Pemberdayaan Perempuan
dan Partisipasi Laki-laki dalam meningkatkan
kesehatan perempuan , termasuk Keluarga
Berencana
• Bahwa memenuhi hak kesehatan reproduksi
(perempuan) mempunyai peran penting
dalam isu kependudukan.
Indonesia juga menandatangani MDG’s
(2000)
MDG’s memperkuat POA.
Tiga tujuan MDG’s secara langsung terkait pada
kesehatan perempuan:
• Meningkatkan kesehatan ibu (menurunkan AKI
Nasional);
• Menurunkan angka kematian bayi
• Mencapai kesetaraan gender
Meningkatkan Kespro = Memenuhi hak
kesehatan maternal dan neonatal =
Mengakui adanya interaksi kompleks dari
kemiskinan, tidak meratanya akses pada
pelayanan kesehatan yg tersedia, masih
adanya ‘ignorance’ pd perempuan ttg
pentingnya memeriksakan kehamilan, masih
dianutnya nilai-nilai budaya yang tidak
mendukung terpenuhinya hak kesehatan
reproduksi perempuan
Hasil penelitian Dep Kes-WHO (2008)
Ada 10 isu kunci yg masih menjadi tantangan untuk dpt
memenuhi hak kesehatan maternal-neonatal, a.l.
• Layanan kesehatan belum dapat diakses oleh setiap
perempuan;
• Partisipasi laki-laki dlm keluarga berencana rendah;
• Angka Kematian Ibu dan Bayi Tinggi
• Pengaruh negatif tradisi sunat perempuan pd KesPro
perempuan
• Perempuan dgn HIV-AIDS meningkat , lahirnya bayi
tertular HIV
.
ICPD + 15 :
Tantangan bagi Indonesia
memenuhi komitmen
POA-ICPD dan Target MDG’s
• Perubahan UU Kesehatan No. 23 setelah 8 tahun belum
disyahkan
• Hingga sekarang layanan aborsi aman dengan
persyaratan legal, medis dan non-medis belum
disepakati.
Pencapaian Target MDG’s belum jelas dalam hal-hal:
• Meningkatkan kesetaraan gender
• Menurunkan AKI sesuai target MDG’s
• Menurunkan AKB sesuai target MDG’s
• Agar setiap anak menyelesaikan pendidikan
menengahnya pada akhir tahun 2015 (sesuai wajib
belajar 9 tahun)
• Menghentikan penyebaran virus HIV
Terima Kasih
Download