pentingnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam

advertisement
Assesment dan strategi
meningkatkan Pribadi yang
Kompetitif dalam proses Bimbingan
dan Konseling
Yudi Suharsono
REVOLUSI MENTAL
MASALAH POKOK.
Merosotnya wibawa negara
Lemahnya sendi perekonomian bangsa
Intoleransi dan krisis kepribadian bangsa
MENGAPA PERLU REVOLUSI
1. Pasca Reformasi 1998 - Bangsa Indonesia terbelenggu
“Transisi Berkepanjangan”
2. Reformasi 1998 memberi harapan baru; lebih demoratis,
sejahtera, berkeadilan dan bermartabat
3. Selama 16 tahun pasca reformasi masyarakat mengalami
“KERESAHAN DAN KEMARAHAN” setelah masyarakat
menikmati peningkatan ekonomi serta kebebasan dan
hak-haknya
MASALAHNYA?
Menurut (Joko Widodo, 2014) Reformasi 1998:
Berhasil melakukan perombakan institusional atau kelembagaan, namun
belum menghasilkan perubahan pada manusianya.
a. Korupsi,
b. Intoleransi perbedaan
c. Kerakusan
d. Ingin menang sendiri
e. Penggunakan kekerasan dalam memecahkan masalah,
f. Pelecehan hukum
g. Sifat oportunis
REVOLUSI MENTAL
“UPAYA MENGEMBALIKAN KARAKTER BANGSA SESUAI ASLINYA”
KARAKTER ASLI BANGSA
1. Santun
2. Berbudi Pekerti
3. Ramah
4. Bergotong Royong
HILANGNYA KARAKTER
1. Korupsi
2. Kolusi
3. Nepotisme
4. Etos kerja buruk
5. Birokrasi buruk
6. Ketidakdisiplinan
PENDIDIKAN
Perkembangan Daya Saing Indonesia
FAKTA NEGARA (KAYA & MISKIN)
1.
UMUR NEGARA,
(kategori miskin)
Zealand (kurang 150 th) Maju, dan penduduk tidak miskin
India, Mesir 2000 th
Singapura, Kanada, Australia, New
2.
SUMBERDAYA ALAM,
Jepang (80%
pegunungan) raksasa ekonomi, pengimpor bahan baku, sebagai pengekspor barang jadi.
Swiss (11% daratan yang bisa ditanami) tidak punya perkebunan coklat sebagai pembuat coklat terbaik di
dunia sekaligus salah satu pengolah susu terbaik (nestle)
3.
KECERDASAN MASYARAKATNYA, tidak berbeda secara signifikan
4.
RAS – WARNA KULIT, imigran yang dinyatakan malas di negara asal ternyata menjadi sumberdaya yang
sangat baik dan produktif
APAKAH KITA MISKIN/BODOH?
Kita bukan miskin!
1. Punya sumberdaya alam melimpah
2. Alam sangat bersahabat dengan kita
Kita menjadi miskin/bodoh
karena,
Kita kurang kemauan untuk mematuhi
dan mengajarkan prinsip dasar kehidupan
APA PEMBEDANYA?
Hal Penting!
Sikap dan perilaku
masyarakat yang yang telah
dibentuk sepanjang tahun
melalui kebudayaan dan
pendidikan
1.
Ki Hajar Dewantara :
Agar manusia
dapat hidup
(tidak sekedar)
perlu memiliki
kecakapan
dasar
kehidupan.
Pengetahuan (knowledge)
2. Ketrampilan (skill) yang dapat
dipelajari dengan otak
3. Sikap (attitude ) yang arif,
rendah hati dan manusiawi
(memahami dan menghargai
orang lain)
Latar belakang
Permen Dikbud No 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis,
dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor
atau guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi
perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai kemandirian
dalam kehidupannya.
Pada Abad ke-21
Peserta didik:
1. Dihadapkan pada situasi kehidupan yang kompleks,
2. Dihadapkan pada situasi penuh peluang dan tantangan
serta ketidakmenentuan.
3. Memerlukan berbagai kompetensi hidup untuk
berkembang secara efektif, produktif, dan bermartabat
serta bermaslahat bagi diri sendiri dan lingkungannya.
Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling
a. Pemahaman diri dan lingkungan;
b. Fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan;
c. Penyesuaian diri dengan diri sendiri dan
lingkungan;
d. Penyaluran pilihan pendidikan, pekerjaan, dan
karir;
e. Pencegahan timbulnya masalah;
Lanjutan…..
f. Perbaikan dan penyembuhan;
g. Pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang kondusif untuk
perkembangan diri Konseli;
h. Pengembangan potensi optimal;
i. Advokasi diri terhadap perlakuan diskriminatif;
j. Membangun adaptasi pendidik dan tenaga kependidikan
terhadap program dan aktivitas pendidikan sesuai dengan latar
belakang pendidikan, bakat, minat, kemampuan, kecepatan
belajar, dan kebutuhan Konseli.
Peran assesment dalam pendidikan
Kognitif
PERKEMBANGAN
Motorik
Perilaku Adaptasi
RUANG
LINGKUP
Membaca
AKADEMIK
Berhitung
Menulis
Pemahaman tentang assesment
A. McLounghlin & Lewis (1986)
1. Proses yang sistematis
2. Pengumpulan data
3. Berfungsi untuk melihat kemampuan, kesulitan yang dihadapi
individu
4. Sebagai dasar dalam menentukan apa yang sesungguhnya
dibutuhkan.
5. Dipergunakan menyusun program pembelajaran yang sesuai
kebutuhan individu.
Pemahaman tentang assesment
B. Mangungsong (1995)
1. Proses yang dilakukan secara sistematis
2. Mengumpulkan informasi, data-data
3. Membantu individu mengambil keputusan yang
berkaitan dengan masalah pendidikan.
KEGIATAN ASESMEN
Proses sistematis yang bersifat komprehensip,
Menemukan informasi (data/fakta/evidence) untuk mengetahui gejala dan
intensitasnya, kendala-kendala yang dialami, serta kelemahan dan kekuatan
anak,
Adanya pembanding informasi tersebut dengan suatu parameter/ukuran
Melibatkan “asesor” (melibatkan tim) yang mengumpulkan informasi,
Menyusun suatu program pembelajaran yang dibutuhkan individu.
TUJUAN ASESMEN
1. Memperoleh data yang relevan, obyektif, akurat, dan
komprehensif tentang kondisi individu
2. Mengetahui profil anak secara utuh terutama permasalahan
dan hambatan belajar yang dihadapi, potensi yang dimiliki,
kebutuhankebutuhan khususnya, serta daya dukungan
lingkungan yang dibutuhkan
3. Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka
memenuhi kebutuhan-kebutuhan khususnya serta untuk
memonitor kemajuannya (Sunardi & Sunaryo,2006)
FUNGSI ASESMEN
1. Alat/bahan untuk melihat kemampuan dan kesulitan
yang dihadapi individu
2. Bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya
dibutuhkan dalam pembelajaran individu
3. Strategi menemukan dan menetapkan posisi atas masalah
yang dihadapi dan memahami kebutuhan individu dalam
belajar
4. Menyusun, mengembangkan program pembelajaran yang
bersifat yang sesuai dengan kebutuhan.
Strategi asesmen
Observasi
Wawancara
Assesment
Tes
Inventori
Riwayat Hidup
Teknik wawancara BEI
1. Behavioral Event Interview (BEI) Teknik Interview yang terstruktur,
terarah dan terpola berbasis behavior.
2. Behavioral Event Interview (BEI) adalah struktur pertanyaan yang
digunakan untuk mengumpulkan berbagai informasi tentang masa
lalu. Karena perilaku masa lalu adalah sebagai predictor perilaku yang
akan dia kerjakan.
Wawancara
Mengungkap 4 Hal (STAR):
1. Situation  Bagaimana kemampuan individu dalam
menghadapi suatu situasi?
2. Task  Bagaimana individu dapat menjelaskan suatu
tugas secara spesifik dan rinci?
3. Action  Bagaimana respon/tindakan individu terhadap
situasi/tugas yang dihadapi?
4. Result Bagaimana individu menjelaskan hasil yang
dicapai? dan apakah individu dapat mengambil pelajaran
dari kejadian tersebut?
Tingkat asesmen dan Jenis Data
TINGKAT ASESMEN
1. Somatis
2. Fisik
3. Demografis
4. Overt behavior
5. Kognitif
6. Emosi/afeksi
7. Lingkungan
JENIS DATA
Golongan darah, pola respon somatis terhadap stres, fungsi hati, karakteristik genetis,
riwayat penyakit, dsb
Berat/tinggi badan, jenis kelamin, warna kulit, bentuk tubuh, tipe rambut, dsb
Nama, umur, tempat/tanggal lahir, alamat, nomor telepon, pekerjaan, pendidikan,
penghasilan, status perkawinan, jumlah anak, dsb
Kecepatan membaca, koordinasi mata-tangan, kemampuan conversation, ketrampilan
bekerja, kebiasaan merokok, dsb
Respon terhadap tes intelegensi, daya pikir, respon terhadap tes persepsi, dsb
Perasaan, respon terhadap tes kepribadian, emosi saat bercerita, dsb
Lokasi dan karakteristik tempat tinggal, deskripsi kehidupan pernikahan, karakteristik
pekerjaan, perilaku anggota keluarga dan teman, nilai-nilai budaya dan tradisi, kondisi
sosial ekonomi, lokasi geografis, dsb
Assesment dan profesi bimbingan konseling
1. Sesuai tujuan assesmen menemukan data yang relevan, obyektif,
akurat, dan komprehensif tentang kondisi individu
2. Guru bimbingan konseling dalam memulai aktifitasnya mengacu
pada data/temuan objektif
3. Assesment memiliki peran sentral dalam profesi bimbingan
konseling
4. Setiap guru bimbingan konseling harus selalu mengembangkan
kemampuan dalam melakukan assesment
Orientasi masalah
Identifikasi masalah
Pemecahan
masalah
Memilih alternatif
Pembuatan keputusan alternatif
Model Pemecahan Masalah
D ' zurilla dan Goldfried
(1971)
Verifikasi
Penggunaan Asesmen dalam bimbingan dan
konseling
Pemilihan instrumen yang tepat akan menentukan
keberhasilan dalam pencapaian tujuan asesmen. Beberapa
pertimbangan dalam penggunaan instrumen dalam asesmen:
1. Instrumen yang dipakai haruslah yang sahih dan
terandalkan.
2. Istrumen harus seusai peruntukannya
3. Instrumen harus mendukung daam pemerolehan
informasi yang relevan dengan tujuan yang lebih luas dan
mendalam dalam rangka mensejahterakan klien
Assesment sebagai strategi pengembangan
pribadi guru dan siswa
1. Berkembangnya masalah menuntut strategi assesmen
guru bimbingan konseling untuk meningkatkan
kemampuannya
2. Peningkatan kemampuan akan memperbaiki kinerja
secara efektif dan efisien
3. Perbaikan akan memberikan dampak pada akurasi data
yang diperoleh
4. Akurasi data yang didapatkan akan membantu individu
untuk memperoleh program yang tepat
APA YANG KITA PERBUAT BUKAN HANYA BERIMBAS
PADA DIRI PRIBADI, TETAPI PADA GENERASI
PENERUS BANGSA
Terima kasih
KESUKSESAN
MILIK SEMUA
ORANG
TIDAK SEMUA
ORANG MAU
MENCAPAINYA .
Download