Debu Vulkanik Dan Gangguan Kesehatan

advertisement
Debu Vulkanik Dan Gangguan Kesehatan
Written by
Wednesday, 15 September 2010 06:53
Umumnya gejala yang timbul seolah-olah ada benda asing di mata, mata terasa nyeri,
gatal atau merah, mata terasa lengket, kornea mata lecet atau terdapat goresan, mata
terasa seperti terbakar dan sensitif terhadap cahaya
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Sumatera Utara telah meletus hari Sabtu, 28 Agustus
2010. Tidak seperti letusan gunung berapi yang pernah terjadi di beberapa daerah di Indonesia,
yang hanya terjadi sekali, tetapi Sinabung mengeluarkan isinya berupa debu vulkanik dengan
menimbulkan ledakan dan gempa lokal berulang kali.
Umumnya gejala yang timbul seolah-olah ada benda asing di mata, mata terasa
nyeri, gatal atau merah, mata terasa lengket, kornea mata lecet atau terdapat goresan,
mata terasa seperti terbakar dan sensitif terhadap cahaya
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Sumatera Utara telah meletus hari Sabtu, 28 Agustus
2010. Tidak seperti letusan gunung berapi yang pernah terjadi di beberapa daerah di Indonesia,
yang hanya terjadi sekali, tetapi Sinabung mengeluarkan isinya berupa debu vulkanik dengan
menimbulkan ledakan dan gempa lokal berulang kali.
Gunung api yang meletus akan mengeluarkan berbagai jenis debu serta gas dari dalam perut
1/5
Debu Vulkanik Dan Gangguan Kesehatan
Written by
Wednesday, 15 September 2010 06:53
bumi. Gas dan debu ini tidak hanya berbahaya bagi jalur transportasi, tapi juga kesehatan
masyarakat yang tinggal di sekitar gunung meletus tersebut. Untuk mengantisipasi dampak
letusan, masyarakat yang masih bertahan di permukiman segera mengungsi ke tempat-tempat
yang diprediksi aman dari debu.
.
Bahaya debu vulkanik
Debu yang keluar dari gunung yang meletus bisa merusakkan bangunan rumah warga di
sekitarnya. Gumpalan debu yang menimpa atap-atap rumah ini bisa membahayakan
orang-orang yang berada di dalamnya seperti mengalami cedera bahkan kematian.
Bila diameter butiran debu-debu yang bertebaran di udara ukurannya sangat kecil (kurang dari
10 mikron), bisa terhirup oleh manusia dan masuk ke dalam saluran nafas dan paru, dapat
menimbulkan gangguan pernafasan.
Debu yang dikeluarkan oleh gunung meletus ini biasanya mengandung mineral kwarsa,
kristobalit atau tridimit. Mineral ini adalah kristal silika bebas yang diketahui dapat
menyebabkan silicosis (kerusakan saluran nafas kecil di paru sehingga terjadi gangguan
pertukaran gas di alveolus paru). Penyakit ini biasanya ditemukan pada pekerja tambang yang
terpapar silika bebas dalam jangka panjang.
Beberapa jenis gas yang timbul akiat gunung meletus adalah uap air (H2O), diikuti oleh karbon
dioksida (CO2) dan belerang dioksida (SO2). Selain itu, ditemukan juga jenis gas-gas lain
dalam jumlah kecil seperti hidrogen sulfida (H2S). hidrogen (H2), karbon monoksida (CO),
hidrogen klorida (HCl), hidrogen fluorida (HF) dan helium (He). Gas-gas ini pada konsentrasi
tertentu bisa menyebabkan sakit kepala, pusing, diare, bronkhitis (radang saluran nafas) atau
bronchopneumonia (radang jaringan paru), iritasi selaput lendir saluran pernapasan, iritasi kulit
serta bisa juga mempengaruhi gigi dan tulang (untuk paparan HF).
Gejala akut
2/5
Debu Vulkanik Dan Gangguan Kesehatan
Written by
Wednesday, 15 September 2010 06:53
Orang-orang yang terpapar oleh debu vulkanik ini biasanya mengalami keluhan pada mata,
hidung, kulit dan gejala sakit pada tenggorokannya. Gangguam kesehatan ini bisa akibat
paparan jangka pendek (beberapa hari) atau pun jangka panjang (beberapa minggu sampai
beberapa bulan).
Potensi gangguan pernafasan yang mungkin timbul dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
konsentrasi partikel di udara, ukuran partikel tersebut dalam debu, frekuensi dan lamanya
paparan, kondisi meteorologi, kondisi kesehatan dari setiap warga, ada atau tidaknya gas-gas
vulkanik yang bercampur dengan abu serta penggunaan alat perlindungan pernafasan.
Gejala pernapasan akut yang sering dilaporkan oleh masyarakat setelah gunung mengeluarkan
abu atau debu adalah iritasi selaput lendir dengan keluhan pilek dan beringus, iritasi dan sakit
tenggorokan (kadang disertai batuk kering), batuk dahak, mengi, sesak napas, iritasi pada jalur
pernapasan dan juga napas menjadi tidak nyaman.
Debu vulkanik dengan berbagai ukuran ini dapat juga mengiritasi selaput lendir mata, sehingga
mengganggu penglihatan dan dapat terjadi infeksi sekunder pada mata. Gangguan ini akan
lebih mudah timbul pada orang yang menggunakan lensa kontak.
Umumnya gejala yang timbul adalah merasa seolah-olah ada benda asing di mata, mata terasa
nyeri, gatal atau merah, mata terasa lengket, kornea mata lecet atau terdapat goresan, adanya
peradangan pada kantung conjuctival yang mengelilingi bola mata sehingga mata menjadi
merah, terasa seperti terbakar dan sensitif terhadap cahaya.
Iritasi kulit merupakan kondisi yang jarang dilaporkan, biasanya masyarakat mengalami
gatal-gatal, kulit memerah dan iritasi akibat debu yang ada di udara dan menempel di kulit.
Kondisi ini bisa juga diakibatkan oleh perubahan kualitas air yang sudah tercemar debu
vulkanik.
Upaya antisipasi
3/5
Debu Vulkanik Dan Gangguan Kesehatan
Written by
Wednesday, 15 September 2010 06:53
Masyarakat di sekitar gunung berapi sebaiknya segera mengungsi untuk menghindari dampak
yang lebih berbahaya lagi, tapi jika masih ingin bertahan sebaiknya gunakan selalu masker
wajah untuk mengurangi paparan partikel debu.
Bagi orang yang mengidap penyakit paru kronik, seperti bronkhitis kronik, emfisema dan asma,
sebaiknya segera mengambil tindakan pencegahan khusus untuk menghindari kondisi yang
lebih parah yang dapat menyebabkan additional cardio-pulmonary stress (stres jantung-paru
paru berlebih).
Karena
itu untuk mencegah efek kesehatan yang lebih parah, masyarakat bisa melakukan beberapa
hal berikut ini, seperti:
1.Gunakanlah pakaian pelindung dan juga masker debu, alat perlindungan ini sebaiknya mudah
diakses oleh masyarakat khususnya selama kondisi darurat.
2.Jika tidak ditemukan masker, warga bisa menggunakan sapu tangan, kain atau baju untuk
melindungi diri dari debu atau gas.
3. Seseorang yang memiliki bronkhitis, emfisema dan asma disarankan untuk tetap tinggal di
rumah atau mengungsi ke daerah lain untuk menghindari paparan debu.
4.Jika ingin keluar rumah, sebaiknya gunakan masker, pakaian pelindung dan juga kacamata
untuk menghindari iritasi.
5.Usahakan untuk meminimalkan paparan debu yang berada di dalam rumah.
6. Untuk anak-anak dan bayi sebaiknya dijauhkan dari paparan debu karena anak dan bayi
sangat rentan dibanding orang dewasa. sebaiknya disediakan masker khusus untuk anak-anak,
serta tidak membiarkan anak bermain di luar untuk meminimalkan paparan. ***** ( Dr dr Umar
Zein
: Penul
is adalah pemerhati masalah kesehatan )
4/5
Debu Vulkanik Dan Gangguan Kesehatan
Written by
Wednesday, 15 September 2010 06:53
5/5
Download